HIDUP ISLAMI :
Ibadah, Doa, dan MUAMALAH
PANDUAN PRAKTIS HIDUP ISLAMI:
[Ibadah, Muamalah, dan Doa-Doa]
Penulis:
Agus Miswanto, MA.
Drs. Mujahidun HN, M.Pd.
Editor:
M. Zuhron Arofi, M.Pd.I
Eko Kurniasih Pratiwi, M.SI.
Edisi pertama
Maret 2014
ISBN: 978-602-18110-3-0
Penerbit:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam (P3SI)
Universitas Muhammadiyah Magelang
KATA PENGANTAR
ْ
اله َدى َو ِديْ ِن احل َ ِّق يِلُظ ِه َر ُه ع ُ احل َ ْم ُد هلل ذَّال ْي أَ ْر َس َل َر ُس ْو هَ ُل ب
ِ ِ ِ
َ
ْ ُ ْ َ َ
ْ َ ِّْ ْ لُ ِّ َ َ ْ َ ُ ر
ُ َ
اهلل َوأش َه ُد أش َه ُد أن ال ِإ َهل ِإال شك ْون ِ ادلي ِن ك ِه ولو ك ِره الم
عَ َار ْك ىل َ الل ُه َّم َص ِّل َو َسل ْم َو أَ َّن َسيِّ َدنَا حُمَ َّم ًدا َعبْ ُد ُه َو َر ُس ْو ُل
ب
ِّ ّٰ ُه
ِ
ِْع آل َوأَ ْص َحابه َو َم ْن تَب َع ُه ْم بإ ْح َسان إ ىَل يَوم ََ ِّ َ حُ َ َّ لَى
ِ ٍ ِِ ِ ِِ ِ ِسي ِدنا مم ٍد َو ه
ْ َ ِّ
أ َّما َبع ُد ادليْ ِن
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT
atas segala limpahan rahmat, nikmat, barakah-Nya
kepada kita semua. Semoga shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan seluruh
umatnya.
Alhamdulillah, sekali lagi kami ucapkan syukur
kepada Allah atas terbitnya buku saku tuntunan
praktis ini. Dengan kemampuan yang terbatas
di P3SI, kami berusaha mengumpulkan meteri-
materi yang terserak sehingga dapat dikompilasikan
Wassalam.
Ketua
Ttd
Agus Miswanto, MA
BAB I
Tuntunan Toharah 03
ASYHADU ALLA-ILA-HA ILLALLA-HU
WA H DA HU-L A - S YA R I-K A L A HU-WA
ASYAHADU ANNA MUHAMMADAN
‘ABDUHU-WA RASU-LUH.
Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
yang Maha Esa yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan
saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah
hamba dan rasul-Nya.
Tata cara mengerjakan wudlu seperti tersebut
hendaklah dilakukan secara berurutan, serta harus
sempurna agar jangan sampai ada bagian-bagian
anggota wudlu yang tidak terkena air.
B. Tuntunan Tayamum
Tayamum adalah cara bersuci dalam keadaan
darurat karena adanya halangan untuk berwudlu
atau mandi yang disebabkan karena tidak
mendapatkan air, sakit atau berhalangan memakai air
atau dikhawatirkan terkena madlarat bila terkena air.
Adapun tata cara/kaifiyat tayamum adalah
sebagai berikut:
1. Mengikhlaskan niat kepada Allah dengan
membaca Basmalah.
2. Meletakkan kedua telapak tangan pada debu/
pasir kemudian meniupnya.
Tuntunan Toharah
BAB I
05
BAB II
TUNTUNAN SHALAT
A. CARA SHALAT
1. Berdiri tegak
Kecuali bagi yang tidak
kuasa berdiri, seperti sedang
sakit atau lumpuh, maka boleh
dengan duduk atau berbaring atau
semampunya.
a. Menghadapkan seluruh
badan dan muka/wajah ke
arah kiblat.
b. Kedua belah kaki direnggangkan dengan jarak
kira-kira satu jengkal. [HR Bukhari-Muslim]
2. Takbiratul ihram
Yaitu takbir mulai shalat;
ُ َهلل أَ ْك ر
ب ُ َ أAllahu Akbar, seraya
berniat dalam hati dengan
ikhlas menunaikan shalat
karena Allah semata, tanpa
BAB II
Tuntunan Shalat 09
WA ILAIKA. TABA-RAKTA WA TA’A-LAITA
ASTAGHFIRUKA WA ATU-BU ILAI-K.
Kuhadapkan wajahku kehadapan yang Maha
Menjadikan semua langit dan bumi, dengan
tulus hati dan menyerah diri dan aku bukanlah
golongan orang-orang musyrik. Sungguh shalatku,
ibadahku, hidup dan matiku adalah kepunyaan
Tuhan yang menguasai semua alam, yang tidak
ada sekutu dan bandingannya, maka dengan
demikian aku diperintah dan aku menjadi orang
yang mla-mula berserah diri (dari orang-orang
yang berserah diri). Ya Allah, Engkaulah raja,
yang tidak ada yang disembah selain Engkau.
Engkaulah Tuhanku dan aku inilah hamba-Mu,
aku telah berbuat aniaya terhdap diriku dan
mengakui dosaku. Maka ampunilah dosa-dosaku
semua, yang mana tidak ada yang merngampuni
dosa selain Engkau. Dan berilah petunjuk-Mu
padaku, budi perkerti yang bagus, yang mana
tidak ada yang dapat memberikan petunjuk
kepada bagusnya budi pekerti selain Engkau.
Dan jauhkanlah daripadaku kelakuan yang jahat,
yang mana tidak ada yang dapat menjauhkannya
kecuali Engkau. Aku junjung dan aku turulah
perintah Engkau; sedang semua kebaikan itu
BAB II
Tuntunan Shalat 11
ص َاطَ ِيم ر َ الص َاط ال ْ ُم ْستَق ُ اك ن َ ْستَع
َ ِّ ِا ْه ِدنَا ر. ني َ َّاك َن ْعبُ ُد َوإي
َ َّإي
ِ ِ ِ ِ
ِّ َّ َ َ ْ ْ َ َ
َ ين أن َع ْم َت َعليْه ْم غ رْي ال َمغ ُضوب َعليْه ْم َوال الضال ْ َ َ ال َّذ
.ني ِ ِ ِ ِ ِ
1. ALHAMDULILLA-HI RABBIL ‘A-LAMI-N.
2. ARRAHMA-NIRRAHI-M. 3. MA-LIKI
YAUMIDDI-N 4. IYYA-KA NA’BUDU WA
IYYA-KA NASTA‘I-N. 5. IHDINASH SHIRA-
THAL MUSTAKI-M. 6. SHIRA-THALADZI-NA
AN’AMTA ALAIHIM GHAIRIL MAGHDLU-BI
‘ALAIHIM WALADL DLA-LLI-IN.
1. Segala Puji hanya milik Allah Tuhan seru sekalian
alam. 2. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
3. Yang menjadi raja pada hari Pengadilan. 4. Hanya
kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada
Engkau kami memohon pertolongan. 5. Tunjukkanlah
kepada kami jalan yang lurus. 6. Yaitu jalan yang telah
Engkau anugerahkan kepada mereka yang Engkau
kasihi, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan
bukan jalan meraka yang sesat. [HR Bukhari-Muslim]
Sesudah itu hendaklah membaca; “ آ ِميA-mi-n”.
yang artinya: Ya Allah, kabulkanlah permohonan
kami.
Kemudian membaca salah satu ayat atau surat
BAB II
Tuntunan Shalat 13
Maha Suci, Tuhan yang Maha Agung [HR Lima
Imam]
Atau :
َ َ َ ْ ُّ َ ٌ ْ ُّ ُ ٌ ْ ُّ ُ
الر ْو ُح
ُّ ك ِة َو ِسبوح قدوس رب المالئ
SUBBU-KHUN QUDDU-SUN RABBUL
MALA-IKATI WARRU-KHI.
Maha Suci, Maha Qudus (tidak ada campuran),
Tuhan para malaikat dan ruh (jibril). [HR
Muslim, Ahmad, Abu Dawud]
5. I’tidal
a. Tegak berdiri seraya
mengangkat dua tangan
seperti waktu takbiratul-
ihram, sekaligus membaca :
ََ َ ُ َ ْ م
ح َد ُه
ِ اهلل لِمن س ِمع
SAMI’ALLA-HU LIMAN HAMIDAH
Semoga Allah berkenan memperhatikan orang
yang memujinya.
b. Bila kedua tangan telah kembali lurus seperti
sedia kala, maka dilanjutkan dengan membaca
tahmid (pujian) i’tidal:
6. Sujud
a. Dari I’tidal ke sujud
membaca takbir intiqal.
b. Meletakkan kedua lutut
dan jari-jari kaki yang
dilipatkan keluar di atas
lantai dan di hadapkan ke
Kiblat.
c. Meletakkan kedua telapak
tangan ke tempat sujud yang
BAB II
Tuntunan Shalat 15
disusul oleh dahi dan hidung yang dilekatkan ke
tempat bersujud. [HR Imam Lima]
d. Membaca tasbih (memuji kesucian Allah)
dalam sujud, dengan membaca :
ْ ّٰ َ ّٰ َ َ
ُسبْ َحانك الل ُه َّم َر َّبنَا َو حِبَ ْم ِد َك ألل ُه َّم إغ ِف ْرل
SUBHA-NAKA ALLA-HUMMA RABBANA-
WABIHAMDIKA ALLA-HUMMAGHFIRLI.
Maha suci Engkau Ya Allah Tuhan kami, dan
dengan memuji-Mu Ya Allah, aku memohon
ampunan-Mu.
Atau :
َُ ْ َ َ َ يِّ َ ْ َ لْى
×۳ ب االع سبحان ر
SUBHA-NA RABBIYAL A'LA. (3 KALI)
Maha Suci, Tuhan yang Maha Agung.
Atau :
َ َ َ ْ ُّ َ ٌ ْ ُّ ُ ٌ ْ ُّ ُ
الر ْو ُح
ُّ ك ِة َو ِسبوح قدوس رب المالئ
SUBBU-KHUN QUDDU-SUN RABBUL
MALA-IKATI WARRU-KHI.
Maha Suci, Maha Qudus (tidak ada campuran),
Tuhan para malaikat dan ruh (jibril).
BAB II
Tuntunan Shalat 17
melakukan semua ketentuan sebagaimana di atas,
maka berarti ia telah melakukan satu rakaat
9. Berdiri ke rakaat berikutnya
Cara berpindah ke rakaat kedua:
a. Mengangkat kepala seraya bertakbir intiqal,
untuk berdiri ke rakaat kedua.
b. Dari sujud kedua ke sikap berdiri, terlebih
dahulu harus duduk iftirasy barang sebentar,
dan ketika akan berdiri hendaknya menekankan
kedua telapak tangan pada lantai untuk
bertumpu.
c. Dan untuk rakaat yang berikutnya dilaksanakan
sebagaimana mengerjakan rakaat yang pertama.
d. Rakaat kedua dan selanjutnya tidak diawali
dengan do’a iftitah serta tidak membaca
ta’awudz. Apabila mengerjakan shalat fardlu
yang lebih dari dua rakaat seperti Maghrib,
isya’, dhuhur dan ashar, maka pada rakaat yang
ketiga dan keempat sesudah fatihah tidak perlu
membaca ayat al-Qur’an.
10. Duduk Tasyahud Awal
Shalat fardlu yang lebih
dari dua rakaat, maka pada
akhir rakaat kedua sebelum
BAB II
Tuntunan Shalat 21
sementara tidak ada yang dapat mengampuni
segala dosa kecuali engkau, untuk itu ampunilah
aku dengan penuh ampunan dari-Mu, dan
kasihanilah aku. Sesungguhnya engkau adalah
maha pengampun lagi maha penyayang.
BAB II
Tuntunan Shalat 23
ُ ُ َا ُ َ َْ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ م
.هلل َو َب َركته
ِ السالم عليكم َورحة ا
b. Kemudian berpaling ke kiri seraya membaca
salam seperti tersebut dia atas.
B. CARA SHALAT JENAZAH
Shalat Jenazah cukup dilakukan dengan berdiri
tegak dengan 4 (empat) kali takbir dan mengangkat
kedua tangan. Berdasarkan sabda Rasulullah saw :
َ َ َ ََ ىَّ لَى َّ َع ْن َجابر ا َ َّن
.اش فك رَّ َب ا ْر َب ًعا
ِانل َج ى
َّ ع َِّانل ي
ب ص م صل ٍِ
)(رواه ابلخارى ومسلم
Dari Jabir bahwasanya Nabi Muhammad saw,
menunaikan shalat jenazah atas raja Najasyi dengan
takbir 4 (empat) kali. (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada saat shalat, bagi jenazah laki-laki, imam
shalat di posisi samping kepala mayat, dan bagi
jenazah perempuan Imam di posisi pinggang mayat.
Takbir I
Membaca Surat Al-Fatihah dan shalawat atas
Nabi Muhammad saw.
َّ الر مْحن
َّ هلل َّ َ
ْ َّ الشيْ َطان ُُْ َ
.الر ِح ِيم ِ ِ الر ِجي ِم ِمْسِب ا ِ هلل ِمن
ِ أعوذ بِا
24 PANDUAN PRAKTIS HIDUP ISLAMI :
Ibadah, Doa, dan Muamalah
ِّ ْ َ َ َّ َْ ِّ ْ َ َ َ َّ م ُ ْ ْلح
ين
ِ مال ِ ِك يومِ ادل.الرح ِن الر ِحيم. هلل رب العال ِمني ِ ِ ا َمد
ص َاط َ ِيم رَ الص َاط ال ْ ُم ْستَق ُ اك ن َ ْستَع
َ ِّ ِا ْه ِدنَا ر. ني َ َّاك َن ْعبُ ُد َوإيَ َّإي.
ِ ِ ِ ِ
َ. الضالِّني
َّ َ َ ْ ْ َ َ ُ ْ َ ْ ْذَّ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ ر َ
وب علي ِهم وال ِ الين أنعمت علي ِهم غ ِي المغض ِ
A’U-DZU-BILLA-HI MINASY SYAITHA-
NIRRAJI-M, BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHI-M.
1. ALHAMDULILLA-HI RABBIL ‘A-LAMI-N. 2.
ARRAHMA-NIRRAHI-M. 3. MA-LIKI YAUMIDDI-N
4. IYYA-KA NA’BUDU WA IYYA-KA NASTA‘I-N. 5.
IHDINASH SHIRA-THAL MUSTAKI-M. 6. SHIRA-
THALADZI-NA AN’AMTA ALAIHIM GHAIRIL
MAGHDLU-BI ‘ALAIHIM WALADL DLA-LLI-IN.
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang
terkutuk.. Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. 1. Segala Puji hanya
milik Allah Tuhan seru sekalian alam. 2. Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. 3. Yang menjadi raja
pada hari Pengadilan. 4. Hanya kepada Engkau kami
menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon
pertolongan. 5. Tunjukkanlah kepada kami jalan yang
lurus. 6. Yaitu jalan yang telah Engkau anugerahkan
kepada mereka yang Engkau kasihi, bukan jalan mereka
yang Engkau murkai dan bukan jalan meraka yang sesat.
BAB II
Tuntunan Shalat 25
ََّ لَى َ َ ُلَىَ َ ح َ ُِّ لَىَ ح ّٰ َ
ك َما َصليْ َت ع ِابْ َرا ِهيْ َم.الل ُه َّم َصل ع م َّم ٍد َوع ا ِل م َّم ٍد
ْ َ َ َ َ َّ َ َُ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ لَىَ حُ َ َّ َ َ ح
ارك َت ع كما ب.ارك ع مم ٍد وا ِل مم ٍد ِ وب.وا ِل ِابرا ِهيم
ٌ ٌ ْ َْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َّ م
َج َ
.ميْد
ِ حيد ِ ِانك.ِابرا ِهيم وا ِل ِابرا ِهيم
ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA MUHAMMAD
WA ‘ALA ALI MUHAMMAD, KAMA SHALAITA
‘ALA IBRAHIM WA ALI IBRAHIM, WA BARIK
‘ALA MUHAMMAD WA ALI MUHAMMAD
KAMA BARAKTA ‘ALA IBRAHIM WA ALI
IBRAHIM, INNAKA HAMIDUM-MAJID.
Ya Allah karunaikanlah shawalat kepada Muhammad,
dan keluarga Muhammad, sebagaimana engakau
karuniakan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga
ibrahim. Ya Allah berkahilah Muhammad dan
keluarga Muhammad, sebagaimana engkau berkahi
Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya engkau
adalah maha terpuji lagi maha Mulia.
Takbir II
Membaca do’a bagi si mayat:
َْ ُ َ ْ ُ َ ْ ُ ه ُ َم َْ ه ّٰ َ
الل ُه َّم اغ ِف ْر ُل َو ْارحْه َو اَع ِف ِه َواعف عنه َواك ِر ْم ن ُز ُل َو َو ِّس ْع
BAB II
Tuntunan Shalat 27
pasangan yang lebih baik. Lindungilah dia dari siksa
kubur dan azab api neraka.(HR Muslim)
Takbir III
Membaca do’a untuk orang yang hidup:
َ َ ْ ُ َ َ َ َ ْرْ َ َ ر َ َ ْ ّٰ َ
الل ُه َّم اغ ِف ْر لحِ َيِّنا َو َميِّتِنا َو َص ِغ ِينا َوك ِب ِينا َوذك ِرنا َوانثانا
َ ْ ْ ََ ْ ْ ُ َّ َ َ ْ لَى ّٰ َ َ ََ َ ا
ِ الل ُه َّم َم ْن احيَيتَه ِمنا فاح ِي ِه ع ا ِالسالم.َوشا ِه ِدنا َوغئِ ِبنا
َ ْ َ ْ ْ ََ َ ْ َ َ َّ ْ َ ُ َّ َ َ َ َّ ُ لَى
(رواه امحد.) ِان (ا ِال ْسالم ِ ومن توفيته ِمنا فتوفه ع ا ِاليم
)واصحاب السنن
ALLAHUMAGHFIR LIHAYYINA WA
MAYYITINA WA SHAGIRINA WA KABIRINA WA
ZAKARINA WA UNTSA-NA, WA SYAHIDINA
WA GHAIBINA. ALLAHUMA MAN AHYATAHU
MINNA FAAHYIHI ‘ALAL ISLAM, WA MAN
TAWAFAITAHU MINNA FATAWAFFAHU ‘ALAL
IMAN (ISLAM).
Ya Allah, ampunilah pada saat hidup dan kematian
kami, pada saat kecil dan dewasa kami, pada saat ada
dan tiadanya kami. Ya Allah, barangsiapa yang engkau
hidupkan diantara kami, hidupkanlah di atas jalan
BAB II
Tuntunan Shalat 29
Takbir IV
Salam.
ُ ُ َا ُ َ َْ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ م
.هلل َو َب َركته
ِ السالم عليكم َورحة ا
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAH
WABARAKATUH
CATATAN:
1. Bahwa dalam pelaksanaan shalat jenazah, doa
pada masing-masing takbir di atas, bukanlah
ketentuan baku. Ada cara lain yang berbeda
dalam menempatkan masing-masing doa
tersebut.
C. SHALAT MALAM, TARAWIH, TAHAJUD
Shalat shalat lail adalah shalat malam (tahajud,
qiyamullail) dan khusus pada bulan Ramadlan
disebut dengan shalat tarawih atau qiyamurramadlan.
Ia dinamakan juga dengan shalat witir karena shalat
malam ini akan berangkai dan akan berakhir dengan
shalat witir, yaitu shalat yang rakaatnya gasal.
ُ ول اهلل َص ىَّل ُ َُ َ َ َ َ َُْ ُ َ َ َََُْ َ ْ َ
اهلل ِ عن أ يِب هريرة ر يِض اهلل عنه قال قال رس
َ َ َ َ َ ْ َ َ ِّ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ
ُان َش ْه ُر اهلل ال ْ ُم َح َّرم
ِ علي ِه وسلم أفضل الصيامِ بعد رمض
30 PANDUAN PRAKTIS HIDUP ISLAMI :
Ibadah, Doa, dan Muamalah
َّ ُ ََ َ ْ َ ُ َّلاَ َ ْ َ ْ َ َ لا
يض ِة َص ة الليْ ِل وأفضل الص ِة بعد الف ِر
Seutama-atamanya puasa sesudah puasa Ramadlan
ialah puasa sunnah pada bulan Muharram, dan
seutama-utamanya shalat sesudah shalat fardlu, ialah
shalat sunnah diwaktu malam (tahajud/Tarawih).
[HR Muslim, Tirmizi,Abu Dawud, Ahmad]
3. Waktu
Waktu untuk melaksanakan shalat lail (tahajud/
tarawih) antara waktu sesudah shalat Isya sampai
menjelang subuh. Namun diantara waktu tersebut,
maka tengah malam yang terakhir adalah waktu
yang paling utama.
ُ ُ َ َ ََ ْ اَ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ ا
ُ ول اهلل َص ىَّل
اهلل ِ عن عئِشة ر يِض اهلل عنها قالت كن رس
َ َ َْ َ ْ َ َ َّ َ ُ َ يِّ َ َينْ َ ْ َ ىَ ْ َ ْ ْ َ َ ر
علي ِه وسلم يصل ما ب ال ِعشا ِء إِل الفج ِر إِحدى عشة
ْلُ ِّ ْ ين ِّ ً ْ
َرك َعة ي ُ َسل ُم يِف ك َرك َعتَ ِ َو ُيوتِ ُر بِ َوا ِح َد ٍة
BAB II
Tuntunan Shalat 33
Rasulullah saw mengerjakan shalat (tahajud) pada
waktu antara selesai shalat Isya’ yaitu orang yang
menyebutnya al-Atamah, sampai fajar sebanyak
sebelas rakaat. [HR Darimi, Nasai, Abu Dawud, Ibn
Majah, Ahmad]
Dalam riwayat lain, al-Aswad berkata: Aku
bertanya kepada Aisyah ra bagaimana shalat nabi
saw pada waktu malam? Beliau menjawab: adalah
nabi saw tidur pada waktu awal malam dan bangun
pada akhir malam kemudian shalat. [HR Bukhari,
Muslim, Nasai,Ibn Majah, Ahmad]
4. Surat yang dibaca saat Witir
Pada shalat witir hendaklah dibaca surat al-A’la
pada rakaat pertama surat al-Kafirun pada rakaat
kedua, dan surat Ikhlas pada rakaat ketiga.
َ َ
ْ ََع ْن َعبْ ِد الْ َعزيز بْن ُج َريْج قَ َال َسألنْ َا اَعئ ِ َش َة بأ ِّي ي
ش ٍء ِ ٍ ِ ِ
ُ َ ْ َ َ َاَ َ ُ ُ َ ُ ُ ِ َ ىَّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ْ ا
هلل صل اهلل علي ِه وسلم قالت كن يقرأ ِ كن يوتِر رسول ا
َع َوف اثلَّانيَة ب ُق ْل يَا َأ ُّيها َلأْ ُ ىَ َ ِّ ْ َ َ ِّ َ لأْ َ لْى
يِف ا ول بِسب ِح اسم ربك ا
ِ ِ ِ ِي
ْْ اَ ُ َ َ َّ َ ُ ْ ُ َ ُ َ َ ٌ َ ْ ُ َ ِّ َ َين
ِ الكفِرون و يِف اثلالثِ ِة بِقل هو اهلل أحد والمعوذت
Tata Pelaksanaannya:
1. Dilaksanakan berjamaah atau munfarid
Shalat gerhana dapat dikerjakan secara
munfarid, tetapi yang lebih utama dikerjakan secar
berjamaah.
ُ ع َع ْهد َر ََ ْ اَ َ َ َ َّ َّ ْ َ َ َ َ ْ لَى
هلل َصل ِ ول ا
ِ س ِ عن عئِشة أن الشمس خسفت
ْ َ ٌ ُ ََّلا َ َ َّ َ ُ
اهلل َعليْ ِه َو َسل َم فبَ َعث ُمنَا ِديًا الص ة َجا ِم َعة فاجتَ َم ُعوا
BAB II
Tuntunan Shalat 37
َ َ َ َ َ ْ َ َ َْ ْ َ َين َ َ َ َ َ ْ َ ََّ َ َ َّ َ َ َ رَّ َ َ َ ى
ات
ٍ ات يِف ركعت ِ وأربع سجد ٍ وتقدم فكب وصل أربع ركع
Maka beliau mengutus seorang penyeru yang
menyerukan: Asshalatu jami’ah, berkumpullah untuk
shalat. [HR Muslim, Nasai, Abu Dawud, Ahmad]
BAB II
Tuntunan Shalat 39
Sesungguhnya nabi saw berkhutbah ketika gerhana
matahari, dan beliau berkata: ”Amma ba’du”. [HR
Ahmad]
E. SHALAT IDUL FITRI/ADHA
هلل َصل
ِ با ِّ َال َة الْ ِف ْطر َم َع ن
َ َ ُ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ
ع ِن اب ِن عب ٍاس قال ش ِهدت ص
ِي ِ
ِّ ُّ ُل َ َ ْ
َ كر َو ُع َم َر َوعث َمان فك ُه ْم يُ َصل
ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ
يها ٍ اهلل علي ِه وسلم وأ يِب ب
َْ َ خ
…قبْل ال ُ ْطبَ ِة
BAB II
Tuntunan Shalat 43
Hari raya Fithri maupun Adha tidak pernah ada
orang yang mengumandangkan adzan.”(HR. Bukhari,
Muslim).
هلل َصل ِ با ِّ ََعن ابْن َع َّب ٍاس قَ َال َش ِه ْد ُت َصلاَ َة الْ ِف ْطر َم َع ن
ِي ِ ِ ِ
َ َ ْ ُ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ
َان فَ لُكُّ ُه ْم يُ َصلِّيها اهلل علي ِه وسلم وأ يِب بك ٍر وعمر وعثم
َْ َ خ
قبْل ال ُ ْطبَ ِة
BAB II
Tuntunan Shalat 47
12. Wanita Haid Dan Nifas Dianjurkan Hadir Di
Tempat Shalat
ْ َ ْ ََ ُ َ َ ْ خ ُ َ َ َ َ َ َُ ح
ع ْن م َّم ٍد قال قال ْت أ ُّم َع ِط َّية أ ِم ْرنا أن ن ُر َج فنُخ ِر َج
ْ َ َ َ ُ ُ ْخ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َّ ْلح
قال ْاب ُن َع ْو ٍن أ ِو ال َع َواتِ َق. ور ِ ات الد ِ ا ُيض والعواتِق وذو
نيَ اع َة ال ْ ُم ْسلم َ ج َ َ فَأَ َّما الحْ ُ َّي ُض فَيَ ْش َه ْد َن م، ال ُ ُدور
ْخ
ات ََ
ِِ ِ ِ ذو
ُ َّ ْ َْ ز َ ْ َ
َو َيع ِتل َن ُم َصاله ْم، َودع َوت ُه ْم
Hadits Ummi ‘Athiyah yang mengatakan bahwa
Rasulullah SAW memerintahkan kami agar membawa
keluar para wanita pada hari raya Fithri dan Adha
yakni semua gadis dan yang sedang haid serta
gadis-gadis pingitan. Berkata Ibnu ‘Aun adapun
wanita-wanita yang sedang haid maka hendaknya
mereka mengasingkan diri dari shalat agar mereka
menyaksikan kebajikan dan seruan orang Islam.
(Riwayat Jama’ah lafadz Muslim).
1. Pengertian Ramadhan
Ramadhan jamaknya (plural) adalah
ramadhanat atau armidha’ yang maknanya sangat
terik, atau panas. Secara filosofis, Ramadhan,
mengandung makna bahwa bulan tersebut adalah
bulan ujian untuk bersabar baik dari segi fisik
maupun batin, sehingga seorang mukmin bisa
membakar segala kesalahan dan dosa yang ia milik
ketika ia berhasil melalui ujian puasa tersebut.
Nama-nama lain yang digunakan untuk
menyebut ramadhan, yaitu: (1) Syahrullah, artinya
bulan Allah; (2) Syahrul alai, yaitu bulan yang penuh
nikmat dan limpahan karunia; (3) Syahrul qur’an,
yaitu bulan diturunkanya permulaan al-Qur’an; (4)
Syahrun najah, bulan pelepasan dari azab neraka;
(5) Syahrul jud, yaitu bulan memberikan keihsanan
kepada sesama manusia dan melimpahkan bantuan
kepada fakir miskin atau bulan bermurah tangan;
BAB III
Tuntunan Menyambut Ramadhan 49
(6) Syahrul Muwasah, yaitu bulan memberikan
pertolongan kepada yang berhajat; (7) Syahrut
Tilawah, yaitu bulan membacakan al-Qur’an atau
bulan menekunkan diri untuk memahami makna
al-Qur’an; (8) Syahrush shabri, yaitu bulan melatih
diri bersabar atas penderitaan dengan ridha hati; (9)
Syahrush shiyam, yaitu bulan melaksanakan ibadah
puasa, ibadah yang Allah sandarkan untuk diri-Nya
sendiri; (10) Syahrur rahmah, yaitu bulan Allah
melimpahkan rahmat-Nya kepada hamba-Nya;
(11) Syahrul ‘Id, yaitu bulan yang dirayakan hari
berbukanya.
2. Cara Mengetahui dan Menyambut Ramadhan
Cara mengetahui masuknya bulan ramadhan
dengan (1) Melihat hilal (HR Bukhari dan
Muslim); (2) Kesaksian orang yang adil (HR Ibn
Hibban, ad-Daruquthni, al-baihaqi dan al-Hakim);
(3) Menggenapkan bulan sya’ban sampai 30 hari
apabila cuaca berawan (HR Bukhari dan Muslim);
(4) Perhitungan hisab (QS Yunus: 5; HR Syaikhan,
an-Nasa’i, dan Ibn Majah)
Rasulullah SAW ketika menyambut kedatangan
ramadhan dengan (1) Mengadakan ceramah
diakhir bulan sya’ban untuk menyambut ramadhan;
(2) Mengucapkan tahniah atas kedatangan bulan
BAB III
Tuntunan Menyambut Ramadhan 55
BAB IV
TUNTUNAN JENAZAH
BAB IV
Tuntunan Jenazah 59
airnya dengan kapur barus dan daun bidara.
9) Lalu kita cukur kumisnya, dan kita potong
kukunya jika panjang-panjang. Jika wanita,
maka kita mengelabang rambutnya menjadi
tiga kali dan kita letakkan pada bagian belakang
kepalanya. Kemudian kita handuki.
10) Jika jenazah yang kita mandikan adalah
seseorang yang sedang ihram, maka kita
memandikannya tanpa minyak wangi dan
tanpa harum-haruman. Tubuhnya dibersihkan
dengan sabun dan daun bidara jika perlu saja.
Dan kepalanya tetap dibiarkan terbuka.
11) Anak yang gugur (lahir dalam keadaan mati)
jika sudah berumur empat bulan, juga orang-
orang yang sulit dimandikan seperti yang mati
terbakar dan yang hancur lebur, maka ia hanya
ditayammumi. Sedang orang yang memandikan,
ia wajib menutupi bagian tubuhnya yang buruk.
12) Disyariatkan mandi, setelah memandikan
jenazah
ْ َّ َ َ ْ َ ُ َ َ ََ ْ َ َّ َ َ ِّ ً َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ م
من غسل ميتا فليغت ِسل َومن حله فليت َوضأ
Barangsiapa memandikan orang mati, maka
hendaklah ia mandi. Sedangkan siapapun yang
menggotongnya maka hendaknya ia berwudhu.
C. CARA MENGKAFANI
1) Untuk kain kafan, kita mengutamakan
membelinya terlebih dahulu dari harta
pribadinya, sebelum kita gunakan untuk
melunasi hutang dan tanggungannya yang lain.
Jika si mayit tidak memiliki harta, maka kita
mengambil uang untuk membeli kain kafan itu
dari orang yang wajib menafkahinya, yaitu pada
saat tak ada seorangpun yang berderma untuk
membelikan kain kafan buat si mayit.
2) Jenazah seorang lelaki, dikafani dengan tiga
lembar kain putih dari katun atau semisalnya.
Lalu sebagian kain itu dibentangkan atas
sebagian yang lain. Dan sebelumnya kain-kain
itu sudah disemprot dengan air, kemudian
diasapi dengan semisal kayu gaharu. Bagian
paling atas sendiri, kita taruh kain yang terbaik.
Lalu kita menebar harum-haruman diantara
kain yang atas ini, dan memberi parfum pada
setiap lembar kain-kain tersebut.
3) Setelah itu si mayit diletakkan di atasnya,
kita mengambil sedikit harum-haruman lalu
BAB IV
Tuntunan Jenazah 61
ditaruh pada kapas dan diletakkan diantara
kedua pantatnya. Kemudian kita mengikatnya
dari atas dengan kain yang terbelah ujungnya,
seperti bentuk celana dalam, yang bisa mengikat
erat antara dua pantat dan kandung kemihnya.
4) Kemudian harum-haruman yang masih tersisa
kita letakkan pada setiap lobang yang ada pada
wajah dan anggota-anggota wudhunya. Jika kita
mengharumi seluruh tubuhnya, maka itu lebih
baik.
5) Setelah itu kain paling atas, yang ada di sebelah
kanan mayit, ditutupkan pada bagian kirinya.
Dan kain yang disebelah kiri ditutupkan pada
bagian kanannya. Kemudian seperti itu pula
kita lakukan pada kain kedua dan ketiga. Dan
kita menjadikan kain yang banyak lebihnya
ada di bagian kepala. Lalu bagian tengah setiap
kain itu kita ikat. Ikatan itu baru dibuka kembali
saat jenazah dimasukkan dalam kuburan. Kita
juga dibolehkan, jika mengkafani jenazah lelaki
dengan baju, sarung dan selembar kain.
6) Adapun yang disunnahkan pada jenazah
seorang wanita, ia harus dikafani dalam lima
kain. Sarung untuk menutupi aurat, kerudung
untuk menutup kepala, baju gamis yang
BAB IV
Tuntunan Jenazah 63
َْ ىَ خ َ ً َ َجْ َ َ َ َ ْ ا َْ ر
از ِة ف ِإن كن ْت َصالحِ َة ق َّربْتُ ُموها إِل ال َ رْ ِي س ُعوا بِالن
ِ أ
ُْ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ ًّ ََ ْ اَ َ ْ َ رْ َ َ َ اَ َ ر
وإِن كنت غي ذلِك كن شا تضعونه عن ِرقابِكم
رواه مسلم
Bersegaralah kalian ketika membawa jenazah.
Apabila dia orang shalih, maka kalian akan
segera mendekatkannya kepada kebaikan. Dan
apabila bukan orang shalih, maka kalian segera
meletakkan kejelekan dari punggung-punggung
kalian. [HR Muslim].
3) Dianjurkan untuk mengangkat jenazah dari
seluruh sudut keranda dengan sifat tarbi’, yakni
mengangkat dari empat sudut keranda. [HR
Ibnu Majah].
4) Mengiringi dan mengangkat jenazah adalah
khusus bagi kaum lelaki. Tidak boleh bagi wanita
untuk mengiringi jenazah, karena hadits Ummu
Athiyah menyatakan: Kami dilarang untuk
mengiringi jenazah, akan tetapi tidak ditekankan
kepada kami. [HR Bukhari].
5) Diperbolehkan berjalan di belakang jenazah
atau di depannya. Sedangkan orang yang naik
kendaraan berjalan di belakang jenazah.
BAB IV
Tuntunan Jenazah 69
ْ َ ُْ ََُ ً َ ُ َ ْ َ
ِمن ع َّزى مصابا فله ِمثل أج ِره
"Barangsiapa menghibur seseorang yang tertimpa
musibah, maka ia mendapat pahala seperti orang
yang tertimpa musibah itu." [HR. At-Tirmidzi, no.
993]
2) Ucapan Takziyah:
َ ْ َ َ
ْ َإ َّن لهلِ ِ َما أ َخ َذ َو هَ ُل َما أ ْع َطى َو لُ ُّك ي
ش ٍء ِعن َد ُه بِأ َج ٍل ِ
ْ َ ْ َ ُْ َ ىًّ َ ْ َ ْ ْ َ لت
رواه ابلخاري-- مسم فلتص رِب و حت ِسب
Sesungguhnya milik Allah, segala yang diambilnya
dan milikNya, segala yang diberkan, dan segala
sesuatu disisiNya dengan ketentuan yang sudah
ditetapkan waktunya. Maka, hendaknya engkau
sabar dan ihtisab. [HR Bukhari].
3) Disyariatkan membuatkan makanan diberikan
kepada Sahibul Musibah. Rasulullah berkata
kepada istri-istri beliau, saat meninggalnya
Ja’far:
ُ ْ ُ ََ ْ َ َ ً َْ َْ
ِا ْصنَ ُع ْوا ِأله ِل َجعف َر َط َعاما فقد أتاه ْم َما يُش ِغل ُه ْم
Buatlah makanan buat keluarga Ja`far, karena
mereka mendapat musibah yang menyibukkan
BAB IV
Tuntunan Jenazah 71
Karena Rasulullah SAW menangis ketika
Ibrahim, putra Beliau meninggal dunia. [HR
Bukhari dan Muslim]
7) Para ulama telah sepakat haramnya niyahah,
yaitu dengan menyebut-nyebut kebaikan mayit
dengan mengeraskan suaranya. Karena dalam
hal ini terdapat perbuatan jahiliyah, serta tidak
menerima terhadap taqdir dan ketentuan Allah.
8) Tidak diperbolehkan mencela orang yang sudah
meninggal dunia.
َّ َ َى ْ َ ْ َ َّ َ َ ْ َ ْلأ َ َلا
ت ُس ُّبوا ا م َوات فإِن ُه ْم قد أف َض ْوا إِل َما قد ُموا رواه
ابلخاري
Janganlah kalian mencela orang yang sudah mati,
karena mereka mendapatkan dari apa yang telah
mereka kerjakan. [HR Bukhari].
9) Tidak boleh bagi wanita untuk ihdad
(berkabung) lebih dari tiga hari, kecuali apabila
ditinggal mati suaminya; maka dia ihdad selama
empat bulan sepuluh hari. Kecuali apabila dia
hamil, maka selesai masa ihdadnya ketika dia
melahirkan kandungannya.
A. Hikmah Sakit
1. Ujian dan cobaan
Sikap seorang muslim tatkala menghadapi
berbagai ujian dan cobaan adalah senantiasa
berusaha sabar, ikhlas, mengharapkan pahala dari
Allah SWT, terus-menerus memohon pertolongan
Allah SWT sehingga tidak marah dan murka
terhadap taqdir yang menimpa dirinya, tidak pula
putus asa dari rahmat-Nya. Allah berfirman: Dialah
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS
Al-Mulk: 2). Dan dalam firman yang lain: Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan. (QS Al-Anbiya`: 35)
BAB V:
Tuntunan Saat Sakit dan Menjenguk Orang Sakit 75
2. Penghapus dosa
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu
Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:
َ َ َ َ َ َ يب ال ْ ُم ْس
لم ِم ْن ن َص ٍب َوال َو َص ٍب َوال ه ٍ ّم َوال ُح ْز ٍن ُ َما يُص
ِ
ُ ك َّف َر
َاهلل بها َ َّ َ ُ َ ُ َ ْ َّ ََّ َ َ ً َ َ َ ّ َ ى
ِ وال أذى وال غ ٍم حت الشوك ِة يشاكها إِال
َ
ِم ْن خ َطايَ ُاه
Tidaklah menimpa seorang Muslim kelelahan, sakit,
kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai
pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan
menghapus dengannya dosa-dosanya. (Muttafaqun
alaih)
BAB V:
Tuntunan Saat Sakit dan Menjenguk Orang Sakit 77
kecuali dalam keadaan dia berbaik sangka kepada
Allah swt. (HR. Muslim).
4) Menuliskan wasiyat
Disyariatkan segera menulis wasiat dengan
BAB V:
Tuntunan Saat Sakit dan Menjenguk Orang Sakit 83
C. Adab berkunjung Orang Sakit
Mengunjungi orang sakit sangat dianjurkan
dalam Islam. Dalam suatu riwayat Rasulullah SAW
bersabda: Apabila seorang laki-laki berkunjung
kepada saudaranya yang Muslim, maka seakan-
akan dia berjalan di kebun Surga hingga duduk.
Apabila sudah duduk, maka dituruni rahmat dengan
deras. Apabila berkunjung di pagi hari, maka tujuh
puluh ribu malaikat akan mendoakannya, agar
mendapat rahmat hingga sore. Apabila berkunjung
di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat akan
mendoakannya agar diberi rahmat hingga pagi.[HR.
At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad]. Sementara adab
islam ketika berkunjung adalah:
1. Menanyakan keadaannya dan Menghiburnya
Tanyakanlah keadaan si sakit entah itu secara
langsung kepada penderita atau melalui keluarganya.
Jangan lupa memberi pesan atau nasehat agar sabar
menjalani ujian sakit tersebut. Tapi jangan lupa pula
ingatkan agar si sakit itu tetap beribadah terutama
dalam hal shalat.
Doa Kedua:
َ ْ َْ ْ ْ ْ َ َُ ْ َ
.اهلل ال َع ِظيْ َم َر َّب ال َع ْر ِش ال َع ِظيْ ِم أن يَش ِفيَك أسأل
)7x(
Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan
BAB V:
Tuntunan Saat Sakit dan Menjenguk Orang Sakit 85
yang menguasai arasy yang agung, agar menyembuhkan
penyakitmu. [HR Tirmizi dan Abu Dawud]
Doa Ketiga:
Dari Aisyah RA berkata: “Nabi SAW biasa
membacakan doa perlindungan kepada sebagian
mereka (sahabatnya), beliau mengusap orang
tersebut dengan tangan kanan beliau lalu beliau
membacakan doa:
َ َ َْ ْ َ
َّ
ال ِشف َاء ِإل، َواش ِف أن َت الش يِاف،انلَ ِاسّ اس َر َّب َ أ ْذ ِهب
َ ابل
ِ
َ َُ َ َ ُ َ
ِشف ًاء ال يغا ِد ُر َسق ًما،ِشفاؤ َك
Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia dan
berilah kesembuhan, sesungguhnya Engkau adalah
Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan
kecuali dengan kesembuhan dari-Mu, (berilah)
kesembuhan total yang tidak menyisakan penyakit.
(HR.Bukhari dan Muslim)
Doa Keempat:
Dari Abdurrahman bin Saib keponakan
Maimunah Al-Hilaliyah RA bahwasanya Maimunah
bertanya kepadanya, “Wahai anak saudaraku,
maukah apabila aku bacakan kepadamu doa
,)x3( هلل
ِ ِمْسِب ا
BAB V:
Tuntunan Saat Sakit dan Menjenguk Orang Sakit 87
kemudian bacalah:
ُ َ ّ ََ ُ ْ َ ْ ر ُ َُ
)7x( ش َما أ ِج ُد َوأ َحا ِذ ُر ِ أعوذ بِ ِع َّز ِة ا
ِ هلل وقدرتِ ِه ِمن
"A'UDZU BI'IZZATILLAHI WA QUDRATIHI
MIN SYARRI MAA AJIDU WA UHAADLIRU."
7X
Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan
kekuasaan-Nya, dari kejelekan yang aku rasakan dan
yang aku khawatirkan. (HR. Muslim)
Doa kedua:
Membacakan surat Al-Falaq, An-Nas, Al-
Fatihah atau doa-doa perlindungan lainnya dan
mengusapkannya ke anggota badan yang sakit
ْ َ َ ََّ ا َ ُ ََّ ْ اَ َ َ َ َّ َّ َّ َ ى
اهلل َعليْ ِه َو َسل َم كن ِإذا اشتَك أن انل يِب صل:عن عئِشة
ُْ ُ َّ ْ َ َ ُ ُ ْ َّ َ ُْ ْ َ ََ ْ َ ُ لَى
فل َّما اشتَد َو َج ُعه كن ُت، َو َينفث،ات ِ يقرأ ع نف ِس ِه بِالمع ِوذ
َ َُْ َْ َ ُ َْ
َر َج َاء بَ َرك ِت َها،ِ َوأم َس ُح عنه بِيَ ِده،أق َرأ َعليْ ِه
Dari Aisyah ra berkata: Jika Nabi SAW sedang sakit,
maka beliau membacakan untuk dirinya sendiri al-
mu’awwidzat (surat-surat Al-Qur’an dan doa-doa
perlindungan) lalu meniupkannya pada diri beliau
BAB V:
Tuntunan Saat Sakit dan Menjenguk Orang Sakit 91
BAB VI
TUNTUNAN KHUTBAH JUM'AT
A. WALIMAH
1. Hukum Walimah
Dianjurkan bagi yang menikah, orang tua
dan walinya agar menyelenggarakan walīmah atau
resepsi pernikahan. Dasarnya adalah hadits Anas
bin Malik RA, bahwa Rosululloh SAW melihat
bercak kuning pada pakaian ‘Abdur Rahman bin
‘Auf RA. Maka Rosululloh SAW bertanya: “Apa itu?”.
‘Abdur Rahman RA menjawab: “Wahai Rosululloh,
sesungguhnya aku baru saja menikahi seorang
wanita dengan mahar satu keping emas. Maka
Rosululloh SAW bersabda:
َ َ َ َ َ ُ ََ َ
أ ْول ِ ْم َول ْو بِشا ٍة،اهلل لك بارك
“Semoga Alloh memberkahimu. Adakanlah walimah
walau hanya dengan menyembelih seekor kambing!”
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
BAB VII
Tuntunan Walimatun Nikah (Walaimatul ‘Arusy) 97
Adapun tentang hukum walimah, jumhur
ulama berpendapat hukumnya adalah sunnah.
Ibnu Qudamah berkata: Tidak ada perbedaan
pendapat di antara ahli ilmu bahwa hukum pesta
perkawinan adalah sunnah dan disyariatkan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: Adapun
walīmah al-‘urs, maka hukumnya adalah sunnah.
Kemudian ia menambahkan: dianjurkan untuk
menyelenggarakannya (walimah) berdasarkan
kesepakatan ulama’, bahkan di antara mereka ada
pula yang mewajibkannya.
2. Adab Penyelenggaraan Walimah
Agar walimah pernikahan memiliki nilai ibadah
dan mendapatkan pahala di sisi Alloh SWT serta
terselenggara dengan baik, maka ada beberapa rambu
yang harus diperhatikan oleh para penyelenggara
walimah tersebut, baik kedua mempelai pengantin,
orang tuanya maupun panitia pembantunya, yaitu:
a) Meluruskan Niat dan Mengikuti Sunnah
Diniatkan dengan ikhlash untuk
mendapatkan pahala di sisi Alloh SAW, bukan
karena kepentingan lainnya. Diselenggarakan
sesuai dengan Sunnah dan tuntunan Rosululloh
SAW serta dilandasi kecintaan kepada tuntunan
BAB VII
Tuntunan Walimatun Nikah (Walaimatul ‘Arusy) 101
wali-mah, yang diundang padanya orang-orang
kaya saja dan tidak diundang para fakir miskin.
Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan,
maka ia telah mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya.
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
BAB VII
Tuntunan Walimatun Nikah (Walaimatul ‘Arusy) 103
3. Menghadiri Walimah dan Adabnya
Menghadiri undangan walimah merupakan
suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Diriwayatkan
dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, Rosululloh SAW
bersabda:
َْ َُ ى َ ُ َ
ع أ َح ُدك ْم إِل َو يِل َم ِة ُع ْر ٍس فليُ ِج ْب
َ ِإذا د ي
ِ
Jika salah seorang dari kalian diundang ke resepsi
pernikahan, maka hendaklah ia datang memenuhinya.
(HR. Muslim)
Bahkan sekalipun orang yang diundang
itu berpuasa, maka tetap dianjurkan untuk
menghadiri undangan walimah walaupun dia tidak
menyantap hidangan yang disediakan. Bahkan
ia pun diperbolehkan untuk memakannya dan
membatalkan puasanya. Dari Abu Hurairah RA, ia
berkata bahwa Rosululloh SAW bersabda:
ْ ِّ ْ َ َ ََ ْ ا َْ ُ َ ُ َ
َوإِن، ف ِإن كن َصائِ ًما فليُ َصل،ع أ َح ُدك ْم فليُ ِج ْب َ ِإذا د ي
ِ
ْاَك َن ُم ْفط ًرا فَلْيَ ْط َعم
ِ
“Jika salah seorang dari kalian diundang, maka
hendaklah ia menghadirinya. Jika ia sedang puasa,
maka hendaklah ia berdoa untuk tuan rumah, jika
BAB VII
Tuntunan Walimatun Nikah (Walaimatul ‘Arusy) 105
b) Mendoakan Pihak yang Mengundang pada
Acara Walimah
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Busr RA,
ia berkata: Rosululloh SAW datang bertamu
ke rumah ayahku, dan aku menghidangkan
kepada beliau makanan dan kurma yang
segar, maka beliau menyantapnya. Kemudian
di-hidangkan kepada beliau kurma lain dan
beliau memakannya. Beliau mengeluarkan
biji kurma di antara dua jari beliau, dengan
merapatkan jari telunjuk dan jari tengah.
Kemudian dihidangkan kepada beliau
minuman dan beliau meminumnya, kemudian
beliau memberikannya kepada orang yang ada
di kanannya. Ayahku berkata (pada saat itu ia
memegang tali kekang kendaraan Rosululloh):
“Berdoalah kepada Alloh untuk kami”.
Rosululloh SAW berdoa:
َم َ ْ ْ َ ْ َ َّ ُ ّٰ
َو ْارحْ ُه ْم، َواغ ِف ْر ل ُه ْم،ارك ل ُه ْم يِف َما َر َزقتَ ُه ْم
ِ اللهم ب
Ya Alloh berkahilah mereka pada rezeki yang telah
Engkau berikan pada mereka dan ampunilah
mereka serta rahmatilah mereka.” (HR. Muslim)
BAB VII
Tuntunan Walimatun Nikah (Walaimatul ‘Arusy) 107
Barangsiapa yang memiliki sesuatu, hendaklah ia
datang membawanya.
Maka dibentangkanlah sebuah hamparan,
di antara para sahabat ada yang membawa
keju, ada yang membawa kurma dan ada pula
yang membawa minyak samin, lalu mereka
menikmatinya, itulah walimah Rosululloh
SAW. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
e) Tidak makan minum dalam keadaan Berdiri
f) Tidak menyia-nyiakan makanan dan Minuman
yang sudah diambil (membuangnya)
Menyia-nyiakan makanan yang sudah
diambil adalah termasuk sifat tabzir yang
dilarang oleh agama. Oleh karena itu, untuk
menghindari prilaku tabzir, maka dalam
mengambil hidangan harus selektif dan
menghindari sikap berlebih-lebihan (israf),
karena sikap tersebut juga dilarang oleh agama.
[QS al-A’raf: 31]
2. Do’a saat menikah
ْ ْ ْ ُْ َ َ ْ َ ْ ْ خ ْ َْ
َّر ِّب أد ِخل يِن ُمدخل ِصد ٍق َوأخ ِرج يِن م َر َج ِصد ٍق َواج َعل
َّ ً ْ َ َّيّ لد
ِل ِمن ُ نك ُسل َطانا ن ِص ًريا
Ya Tuhan-ku, masukkanlah dengan cara yang baik dan
keluarkanlah (pula) aku dengan cara keluar yang baik
dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan
yang menolong. [QS.Al Isra’(17): 80]
1) Mengazankan (mendoakan)
Diazankan di telinga kanan dan diiqamatkan di
telinga kiri bayi. Nabi SAW bersabda: barangsiapa
yang dianugerahkan seorang bayi, lalu dia
mengumandangkan azan di telinga kanannya
dan iqamat di telinga kirinya, maka bayi itu akan
dijauhkan dari Ummu Syibyan.1 [HR Baihaqi]
2) Hendaklah ditahnikkan bayi itu.
Abu Musa RA berkata: “Saya dikurniai seorang
anak laki-laki. Lalu saya membawanya kepada Nabi
SAW. Baginda SAW memberinya nama Ibrahim dan
mentahniknya dengan kurma.” [HR al-Bukhari dan
Muslim].
1 jin perempuan/yang menakutkan anak/ angin yang menyebabkan
sakit
BAB VIII
Tuntunan Menyambut Kelahiran Anak 113
ُ ْ ُ ْخ
التَان َوا ِال ْس ِتح َداد ْ ْ ٌ ْ َْ ْ ُ مَ ْ ٌ َ م
ِ – ال ِفط َرة خس – أ ْو خس ِم َن ال ِفط َر ِة
َّ ُّ َ َ ْ ََُْ َ َْ ُ ََْ
اربِ الش ص ق و ط ِ ب اإل
ِ ف ار ونت
ِ وتق ِليم األظف
Fitrah itu ada lima perkara: khitan, mencukur bulu
kemaluan, menggunting kuku, mencabut bulu ketiak,
dan mencukur kumis.(H.R Muslim).
BAB VIII
Tuntunan Menyambut Kelahiran Anak 119
BAB IX
TUNTUNAN MELEPAS DAN
MENYAMBUT JAMA’AH HAJI
لع َم ِل َما َ ْ اتل ْق َوى َوم َن اَ لب َو َ ْ اللّٰ ُه َّم انَا ن َ ْسئَلُ َك َه َذا ا
ِ ِر ِ
ُ َ َ ْ ُ َ ً ْ ُ ّْٰ ُ َّ ْ َ ْ َ َ ُ َ ً َ ر َحُ ُ َ َ ْ ى
اللهم اجعل حجه حجا مبورا وعمرته,تب وترض ِ
ُ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ً ْ َ ً ْ ُ
عم َرة مقبُ ْوال َو َسعيَه َسعيًا مشك ْو ًرا َوذنبَه ذنبًا مغف ْو ًرا
َ َ ً َ َ ُ َ َ َ َ ًَ َ َ َ ُ َ َ ً ُ َ َ ا
َر َبنَا,ارة ل ْن تبُ ْو َر و ِزيارته ِزيارة مبارك و جِتارته جِت
َ َ َ ُ
لع ِليْ ُم َوت ْب َعليْنَا ِانك َ ْ السميْ ُع اَ َ َْ َ َ َ ْ َ َ َ
ِ تقبل ِمنا ِانك انت
الر ِحيْ ُم
َ اب َ اَنْ َت
ُ اتل َو
Ya Allah sesungguhnya kami memhon kepada-
Mu kebajikan dan takwa, dan dari segala amal
yang mana engkau sengan dan ridha. Ya Allah
BAB IX
Tuntunan Melepas dan Menyambut Jama’ah Haji 127
haji), maka bersalamlah dan berjabat tanganlah
dengannya dan suruhlah dia berdoa memohon
keampunan untuk dirimu sebelum dia masuk ke
rumahnya, maka sesungguhnya dia itu telah mendapat
keampunan Allah Taala (doanya dikabulkan).” Doa
yang dibacakan seperti berikut: Allahumagfir lilhajji
Walimanistagfaralahulhaj (Ya Allah berikanlah
keampunan kepada orang yang mengerjakan haji
dan kepada mereka yang dimohonkan ampun oleh
orang yang haji). (Riwayat Ahmad)
2. Mengucapkan selamat dan Mendoakan
kebaikan
Ada riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu Sunni
dan At-Thabrani dari Ibnu Umar RA berkata: seorang
pemuda datang kepada Nabi SAW dan berkata:
sesungguhnya aku berhaji, lalu Nabi SAW berjalan
bersamanya, dan berkata: “wahai pemuda, semoga
Allah membekalimu dengan ketakwaan, dan
menuntunmu kepada kebaikan, dan mencukupimu
dari kesedihan”, maka tatkala pemuda tersebut
pulang dia mengucapkan salam kepada Nabi SAW,
maka beliau berkata: wahai Pemuda!
َ َ ََ َ َ َ ََ ْ ََ َ ََْ َ َ َ َ َ َ َ ُ ََ ََ
عليْك نفقتَك تقبل اهلل حجك وغفر ذنبك وأخلف
BAB IX
Tuntunan Melepas dan Menyambut Jama’ah Haji 129
BAB X
TUNTUNAN BEPERGIAN DAN
PERJALANAN (SAFAR)
A. ADAB-ADAB SAFAR
ان ط
َّ َ ُ َ َ َ ْ َ
َ ْالشي ن م
ِ ة ل ج عالو ، هلل ا َ اتل َأ يِّن ِم
ن َّ
ِ ِ
Tidak tergesa-gesa/ketenangan datangnya dari Allâh,
sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan.[HR
Baihaqi]
BAB X
Tuntunan Bepergian dan Perjalanan (Safar) 137
B. IBADAH SHALAT DAN PUASA SAAT
SAFAR
BAB X
Tuntunan Bepergian dan Perjalanan (Safar) 139
Dan apabila kamu berpergian di muka bumi,
maka tidaklah mengapa kamu meng-Qashar
shalatmu, jika kamu takut diserang orang-orang
kafir.Sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh
yang nyata bagimu.” [QS an-Nisa’: 101]
Ibnu ‘Umar berkata: “Aku pernah menemani
Rasulullah dalam perjalanannya dan beliau tidak
pernah mengerjakan shalat lebih dari dua rakaat
(bagi setiap shalat). Demikian juga dengan Abu
Bakar, ‘Umar, dan ‘Usman RA. [HR Muslim].
Dan dalam riwayat lain, dari Ibnu ‘Abbas RA,
dia menyatakan: “Allah telah mewajibkan shalat
melalui lisan Nabi Kalian ketika tidak dalam
perjalanan (musafir) adalah empat rakaat dan
ketika dalam perjalanan dua rakaat, serta ketika
menghadapi rasa takut adalah satu rakaat.” [HR
Muslim]
5. Menjadi Imam dan makmum saat safar
Apabila mengimami shalat wajib 4 raka’at
(zhuhur, ashr, ‘isya) (baik makmumnya mukim
atau safar) tetap mengqasharkan shalat. Apabila
diimami shalat wajib 4 raka’at (zhuhur, ashr,
‘isya) oleh mukim, tetap menyempurnakan
shalatnya. Ibnu ‘Abbas RA (ketika bermusafir),
1 Ibn al-Qayyim, Zaadul Ma’aad fii Hadyi Khairil ‘Ibaad, Jilid I:315)
BAB X
Tuntunan Bepergian dan Perjalanan (Safar) 141
8. Boleh untuk tidak berpuasa, bahkan
dianjukan untuk tidak puasa bagi yang
kepayahan, tapi dianjurkan puasa bagi yang
mampu.
َ ّ ٌ َّ َ َ َُ َّ ً َ ْ لَى
ٰ َف َمن اَك َن ِمنكم م ِريضا أو
ٍع َسف ٍر ف ِعدة ِم ْن أيَّام
َ ْ ُ َ َ ٌ َ ْ ُ َ ُ ُ َ َّع ذ َُ َ َ َ لَى
ۖ ف َمن ني ٍ الين ي ِطيقونه فِدية طعام ِمس ِك
ِ ۚ و أخر
ُ َّ َ َّه
َ ُ ُ َ َ ُ ٌ َْ َ َّ َ َ رْ ً َ ُ َ َ ر
ۖ ِإن وموا خ رْ ٌي لك ْم ۚ وأن تص تطوع خيا فهو خي ل
َ ََْ ُ
كنتُ ْم تعل ُمون
Maka barangsiapa diantara kamu ada yang
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak
hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang
lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan
seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan
hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang
lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui. [QS al-Baqarah:
184]
BAB X
Tuntunan Bepergian dan Perjalanan (Safar) 143
kalian, amanat yang kalian emban, dan akhir
penutup amal kalian.” [HR. Ahmad, at-Tirmidziy]
5. Doa bepergian
ْ َّ َ ََِّ َ َ َ َ ر َ ُ َ َ َّ
َو ِم َن، اتلق َوى امهلل إِنا ن ْسألك يِف سف ِرنا هذا الب و
BAB X
Tuntunan Bepergian dan Perjalanan (Safar) 149
11. Hendaklah mengucapkan “basmalah” jika
mengalami gangguan dalam perjalanan
Dari Abul Malih dari seseorang, dia
berkata, “Aku pernah diboncengi Nabi SAW,
lalu tunggangan yang kami naiki tergelincir.
Kemudian aku pun mengatakan, “Celakalah
syaithan”. Namun Nabi SAW menyanggah
ucapanku tadi:
َ َ َ َ ْ ُ َ َ َّ َ ُ َّ َ َُْ َ
ال تقل ت ِع َس الشيْ َطان ف ِإنك ِإذا قل َت ذلِك ت َعاظ َم
ُْ َ َ َّ ُ َ ُ َ َ ْ َ َْ ىَّ َ ُ َ ْ َ ب
ك ْن قل ِ الي ِت ويقول بِقو ىِت ول حت يكون ِمثل
َ ْ َ ُ َ ََّ َّ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ى
هلل ف ِإنك إِذا قلت ذلِك تصاغر حت يكون ِمثل ِ ِمْسِب ا
اب َ ُّ
ِ اذلب
Janganlah engkau ucapkan ‘celakalah syaithan’,
karena jika engkau mengucapkan demikian,
setan akan semakin besar seperti rumah. Lalu
setan pun dengan sombongnya mengatakan, ‘Itu
semua terjadi karena kekuatanku’.Akan tetapi,
yang tepat ucapkanlah “Bismillah”.Jika engkau
mengatakan seperti ini, setan akan semakin kecil
sampai-sampai dia akan seperti lalat.”[HR. Abu
Daud]
BAB XI
Tuntunan Doa Sehari-Hari 153
7. Doa Mengenakan Pakaian
َْ رْ َ ر َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ّْٰ َ َ لح
الل ُه َّم لك ا َم ُد أن َت ك َس ْوت ِني ِه أسألك ِم ْن خ ِيهِ َوخ ِي َما
َه ُ ُ َ َ ُ َُ َ ه
ِّ َوذ ب َك ِم ْن ر
ِّ َش ِه َو ر
ش َما ُص ِن َع ُل ِ ص ِنع ل وأع
Ya Allah, segala puji bagi-Mu, engkau telah
mengkaruniai pakaian ini kepadaku. Aku memohon
kepada-Mu kebaikan dari pakaian ini dan kebaikan
dari tujuan pakaian ini dibuat. Aku berlindung kepada-
Mu dari keburukan pakaian ini dan keburukan dari
tujuan pakaian ini dibuat. (HR. Abu dawud)
8. Doa Masuk WC
ْخ ْخ َ ُ َ ِّّٰ ى
الل ُه َّم إِن أ ُعوذ بِك ِم َن الُبُ ِث َوالَبَائِ ِث
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu
dari syetan laki-laki dan syetan perempuan. (Hr.
Bukhari)
9. Doa Keluar WC
َ َ ُْ
غف َرانك
Ya Allah, ampunilah diriku. (HR. Abu Dawud)
BAB XI
Tuntunan Doa Sehari-Hari 155
13. Doa Keluar Masjid
َ ْ َ َ ُ َ َ ِّّٰ ى
الل ُه َّم ِإن أ ْسألك ِم ْن فض ِلك
Ya Allah, Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu
dari segala keutamaan-Mu. (HR Muslim)
BAB XI
Tuntunan Doa Sehari-Hari 157
DAFTAR PUSTAKA