Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh . . .


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad
SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Qurban Dan Aqiqah” , yang
disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. walaupun makalah ini kurang sempurna dan
memerlukan perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari para pembaca yang membangun untuk perbaikan makalah berikutnya.
Wassalamu’alaikumkum warahmatullahi Wabarakatuh . . .

                                                                                                                        Panyabungan, Maret 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Ruang Lingkup ............................................................................................. 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Ketentuan Ajaran Islam Tentang Qurban dan Hikmahnya .......................... 2
1. Pengertian ............................................................................................... 2
2. Hukum Qurban ....................................................................................... 3
3. Waktu Penyembelihan Qurban .............................................................. 4
4. Syarat Orang Yang Berqurban ............................................................... 5
5. Macam-Macam Binatang Yang Boleh Dijadikan Qurban...................... 6
6. Kesunahan dalam Menyembelih Qurban ............................................... 7
7. Cara Membagi Daging Qurban .............................................................. 8
8. Hikmah Qurban ...................................................................................... 9
B. Ketentuan Ajaran Islam Tentang Aqiqah dan Hikmahnya .......................... 10
1. Pengertian ............................................................................................... 10
2. Hukum Aqiqah ....................................................................................... 10
3. Waktu dan Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah ............................................ 11
4. Jenis dan Syarat Hewan Aqiqah ............................................................. 11
5. Manfaat Aqiqah Dalam Kehidupan Sehari-hari ..................................... 12
6. Hikmah Aqiqah ...................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

                                                                                                                         

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibadah Qurban adalah ibadah yang di perintah kan oleh Allah SWT karena berqurban adalah
salah satu bentuk pernyataan rasa sukur kita atas nikmat yang telah di berikan. Jadi, bagi orang
yangt mampu, maka di wajibkan untuk berqurban .
Disamping itu ibadah qurban merupakan ungkapan rasa persaudaraan antara saudara kita yang
mampu dengan saudara kita yang mampu secara ekonomi, untuk saling berbagi rezeki.
Menumbuhkan sifat untuk saling berkorban untuk orang lain. Saling tolong menolong untuk
mempererat tali persatuan antara umat manusia, khususnya umat islam.
Ibadah qurban hanya di batasi 4 hari  yaitu pada hari Raya Idul Adha pada tanggal 10 dzulhijjah
dan Hari Tasyrik yaitu tanggal 11, 12 , dan 13 dzulhijjah. Daripada itu ibadah qurban juga
mempunyai banyak sekali hikmah diantaranya dapat merajut jalinan kebahagiaan kepada fakir dan
miskin, dengan membagikan daging qurban, menyadarkan manusia bahwa hidup ini penuh
pengorbanan, Memupuk solidaritas terhadap sesama manusia dan masih banyak lagi.
Ibadah aqiqah adalah penyembelihan hewan pada hari ke 7, dan 14. Aqiqah juga dapat di
laksanakan pada saat anak itu dewasa. Menyembelih hewan aqiqah hukumnya sunnah muakkad.
Pada jaman Nabi Muhammad SAW, yang pertama kali di akikah kan adalah 2 orang saudara
kembarnya yaitu Hasan dan Husein, yang tidak lain adalah cucu dari Nabi Muhammad SAW.
Ibadah aqiqah mengandung banyak sekali hikmah dan manfaat, diantaranya adalah merupakan
ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kehadiran seorang anak, dapat menumbuhkan jalinan
kasih dan sikap hormat anak kepada orang tuanya.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan makalah ini adalah tentang penyembelihan hewan aqiqah dan
qurban

C. Tujuan
1. Untuk

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ketentuan Ajaran Islam Tentang Qurban Dan Hikmahnya


1. Pengertian
   Qurban bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu “al-udhiyah” diambil dari kata “adh-ha”
yang bermakna: permulaan siang setelah terbitnya matahari dan dhuha yang selama ini sering
kita gunakan untuk sebuah nama sholat, yaitu sholat dhuha di saat terbitnya matahari hingga
menjadi putih cemerlang.
Adapun al-udhiyah/qurban menurut syariat adalah sesuatu yang disembelih dari binatang
ternak yang berupa unta, sapi dan kambing untuk mendekatkan diri kepada Allah yang
disembelih pada hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik. Hari Tasyrik adalah hari ke 11, 12, dan
13 Dzulhijah.
                                                                                                        
‫ِإنَّا َأ ْعطَ ْينَاكَ ا ْل َك ْوثَ َر‬  )2( ‫ص ِّل لِ َربِّ َك َوا ْن َح ْر‬
َ َ‫ف‬  )3( ‫ِإنَّ شَانَِئكَ ه َُو اَأْل ْبتَ ُر‬
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah
shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu
dialah yang terputus” (QS. Al Kautsar: 1-3).
Qurban merupakan salah satu ibadah yang asal muasalnya dari kisah Nabi Ibrahim ‘alayhis
salam dan Nabi Isma’il ‘alayhis salam, hal ini diabadikan oleh Allah Subahanhu wa Ta’alaa
didalam Al-Qur’an:

 ُ ‫هَّللا‬ ‫شَاء‬ ‫ِإن‬ ‫ست َِج ُدنِي‬ ِ َ‫َأب‬ ‫يَا‬ ‫قَا َل‬ ‫تَ َرى‬ ‫ َما َذا‬ ‫فَانظُ ْر‬  َ‫َأ ْذبَ ُحك‬ ‫َأنِّي‬ ‫ا ْل َمنَ ِام‬ ‫ ِفي‬ ‫َأ َرى‬ ‫ِإنِّي‬ ‫بُنَ َّي‬ ‫ َيا‬ ‫قَا َل‬ ‫س ْع َي‬
َ  ‫تُْؤ َم ُر‬ ‫ َما‬ ‫ا ْف َع ْل‬ ‫ت‬ َّ ‫ال‬ ُ‫ َم َعه‬ ‫ َبلَ َغ‬ ‫فَلَ َّما‬
‫ا ْلبَاَل‬ ‫لَ ُه َو‬ ‫ َه َذا‬  َّ‫ِإن‬ . َ‫سنِين‬
ِ ‫ا ْل ُم ْح‬ ‫نَ ْج ِزي‬ ‫ َك َذلِ َك‬ ‫ِإنَّا‬ ‫الرْؤ يَا‬ َ  ‫قَ ْد‬ .‫ِإ ْب َرا ِهي ُم‬ ‫يَا‬  ْ‫َأن‬ ُ‫ َونَا َد ْينَاه‬ .‫لِ ْل َجبِي ِن‬ ُ‫ َوتَلَّه‬ ‫سلَ َما‬
ُّ   َ‫ص َّد ْقت‬ ْ ‫َأ‬ ‫فَلَ َّما‬ . َ‫صابِ ِرين‬ َّ ‫ال‬  َ‫ِمن‬
‫يم‬
ٍ ‫ َع ِظ‬ ‫ح‬ ٍ ‫بِ ِذ ْب‬ ُ‫ َوفَ َد ْينَاه‬ . ُ‫ا ْل ُمبِين‬ ‫ء‬

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku,
5.kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami
panggillah dia: "Hai Ibrahim,. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar”. (QS. Ash-Shaaffat 37 : 102-107)

2
2. Hukum Qurban
Hukum menyembelih qurban menurut madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama adalah
sunnah yang sangat diharap dan dikukuhkan. Ibadah Qurban adalah termasuk syiar agama dan
yang memupuk makna kasih sayang dan peduli kepada sesama yang harus digalakkan.
Dan sunnah disini ada 2 macam :
a. Sunnah ‘Ainiyah, yaitu : Sunnah yang dilakukan oleh setiap orang yang mampu.
b. Sunnah Kifayah, yaitu : Disunnahkan dilakukan oleh sebuah keLuarga dengan
menyembelih 1 ekor atau 2 ekor untuk semua keluarga yang ada di dalam rumah.

Hukum Qurban menurut Imam Abu Hanifah adalah wajib bagi yang mampu. Perintah
qurban datang pada tahun ke-2 (dua) Hijriyah. Adapun qurban bagi Nabi Muhammad SAW
adalah wajib, dan ini adalah hukum khusus bagi beliau.
Imam An-Nawawi rahimahullah didalam Al Majmu syarah Al-Muhadzdzab
mengatakan: “Telah kami tuturkan bahwa madzhab kami (syafi’iyah) menyatakan sunnah
muakkad bagi orang yang kaya (makmur) namun tidak wajib, seperti inilah juga pendapat
Aktsarul Ulama (kebanyakan ulama), diantara mereka Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar
bin Khaththab, Bilal, Abu Mas’ud al-Badri, Sa’id bin al-Musayyab, ‘Atha’, Aqlamah, al-
Aswad, Malik, Ahmad, Abu Yusuf, Ishaq, Abu Tsaur, al-Muzanni, Daud adl-Dhohiri dan Ibnul
Mandzur. Sedangkan Rabi’iah, al-Laits bin Sa’ad, Abu Hanifah dan al-Auza’i berpendapat
wajib bagi orang kaya kecuali orang yang haji di Mina. Muhammad al-Hasan (ulama Hanafi)
berpendapat wajib bagi muqim (penduduk tetap) di semua wilayah namun yang masyhur dari
Abu Hanifah adalah wajib bagi muqim serta mencapai nishob”.
Terkait dasar pensyariatan Qurban, menurut ulama adalah Al-Qur’an, As-Sunnah dan
Ijma’ul ummah. Diantaranya adalah surah Al Kautsar ayat 2:
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
Maksud shalat dalam ayat tersebut adalah shalat ‘Ied (hari raya) dan sembelihlah (hewan)
sembelihan. Diantaranya lagi, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

َ ‫ َو َو‬ ‫ َو َكب ََّر‬ ‫ َو َس َّمى‬ ‫بِيَ ِد ِه‬ ‫ َذبَ َحهُ َما‬ ‫َأقَرْ نَ ْي ِن‬ ‫َأ ْملَ َحي ِْن‬ ‫بِ َك ْب َش ْي ِن‬ - ‫ َو َسلَّ َم‬ ‫ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫صلَّى‬
ِ  ‫ َعلَى‬ ُ‫ ِرجْ لَه‬ ‫ض َع‬
 ‫صفَا ِح ِه َما‬ َ  - ‫النَّبِ ُّي‬ ‫ضحَّى‬
َ

“Nabi shallallahu ‘alayhi wa Sallam berqurban dengan dua kambing kibasy berwarna putih
lagi panjang tanduknya, beliau menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri yang mulia
seraya membaca basmalah, bertakbir dan meletakkan kaki beliau yang berkah diatas leher
keduanya”.

Kapan qurban menjadi wajib dalam madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama?

Qurban akan menjadi wajib dengan 2 hal :


1. Dengan bernadzar, seperti : Seseorang berkata : “Aku wajibkan atasku qurban tahun ini.”
Atau “Aku bernadzar qurban tahun ini.” Maka saat itu qurban menjadi wajib bagi orang
tersebut.

3
2. Dengan menentukan, maksudnya : Jika seseorang mempunyai seekor kambing lalu berkata :
“Kambing ini aku pastikan menjadi qurban.” Maka saat itu qurban dengan kambing tersebut
adalah wajib.
Dalam hal ini sangat berbeda dengan ungkapan seseorang : “Aku mau berkorban dengan
kambing ini.“ Maka dengan ungkapan ini tidak akan menjadi wajib karena dia belum
memastikan dan menentukan. Dan sangat berbeda dengan kalimat yang sebelumnya, yaitu “Aku
jadikan kambing ini kambing qurban.”

3. Waktu Menyembelih Qurban

       Adapun waktu yang di perbolehkan melaksanakan penyembelihan qurban hanya di


batasi 4 hari, yaitu pada hari Raya Idul Adha yang bertepatan pada tanggal 10 Dzulhijja dan
Hari Tasyrik yaitu tanggal 11, 12, dan 13 dzulhijjah .
Waktu menyembelih qurban itu di perkirakan di mulai dari : selesai solat idul adha . Bagi
yang tidak melakukan solat hari Raya Idul Adha , ia harus memperkirakan dengan perkiraan
tersebut atau menunggu selesai nya solat idul Adha dan khutbahnya dari masjid yang ada di
daerah tersebut atau sekkitarnya . Dan waktu berakhirnya berqurban saat terbenamnya matahari
di hari tasyrik 13 dzulhijjah.
Sebaik baik waktu menyembelih hewan qurban adalah setelah solat idul Adha dan khutbah
di hari idul adha .
           Sabda Rasulullah SAW :
َ‫اب ُسنَّةَ ْال ُم ْسلِ ِمين‬
َ ‫ص‬َ ‫صاَل ِة فَقَ ْد تَ َّم نُ ُس ُكهُ َوَأ‬
َّ ‫صاَل ِة فَِإنَّ َما َذبَ َح لِنَ ْف ِس ِه َو َم ْن َذبَ َح بَ ْع َد ال‬
َّ ‫َم ْن َذبَ َح قَ ْب َل ال‬

Artinya :“Barangsiapa menyembelih qurban sebelum sholat Idul Adh-ha (10 Zulhijjah)
maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa menyembelih
qurban sesudah sholat Idul Adh-ha dan dua khutbahnya, maka sesungguhnya ia telah
menyempurnakan ibadahnya (berqurban) dan telah sesuai dengan sunnah (ketentuan) Islam.”
(HR. Bukhari)

4
Adalah sejak terbitnya matahari pada Yaumun Nahr (10 Dzulhijjah, penj) ) dan telah
berlalu terbitnya dengan kadar shalat dua raka’at serta dua khutbah yang ringan, atau setelah
masuk waktu shalat ‘Dluha dengan kadar shalat dua raka’at beserta khutbahnya yang sedang
(ringan). Hal ini berdasarkan riwayat dari Al Barra’ bin ‘Asib radliyallahu ‘anh, ia berkata :

َّ ‫ال‬ ‫بَ ْع َد‬ ‫النَّحْ ِر‬ ‫يَوْ َم‬ ‫ َو َسلَّ َم‬ ‫ َعلَ ْي ِه‬ ُ‫هللا‬ ‫صلَّى‬


َ َ‫فَق‬ ،‫صالَ ِة‬
:‫ال‬ َ  ِ ‫هَّللا‬ ‫ َرسُو ُل‬ ‫خَ طَبَنَا‬
‫لَحْ ٍم‬ ُ‫ َشاة‬  َ‫فَتِ ْلك‬ ،‫صالَ ِة‬
َّ ‫ال‬ ‫قَ ْب َل‬  َ‫نَ َسك‬ ‫ َو َم ْن‬ ،َ‫النُّسُك‬ ‫اب‬
َ ‫ص‬َ ‫َأ‬ ‫فَقَ ْد‬ ،‫نُ ْس َكنَا‬ ‫ك‬ َ  ‫صلَّى‬
َ ‫ َونَ َس‬ ،‫صالَتَنَا‬ َ  ‫« َم ْن‬

“Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam berkhutbah kepada kami pada yaumun Nahr (hari
raya qurban) setelah shaalt, beliau bersabda : “barangsiapa yang shalat seumpama kami
shalat dan menyembelih seumpama kami menyembelih (yaitu setelah shalat), maka sungguh ia
telah benar, dan barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat maka itu daging kambing
biasa (bukan qurban)”. (HR. Al Bukhari)

Catatan penting :
Jika seseorang menyembelih sebelum waktunya, atau sudah kelewat waktunya, misalnya :
menyembelih di malam hari raya raya idul adha atau menyembelih setelah terbenamnya matahari
tanggal 13 hari tasryik maka semblihan itu tidak menjadi qurban dan menjadi sedekah biasa. Maka
hendaknya bagi panitia qurban untuk memperhatikan masalah ini
                                                                       
4. Syarat Orang Yang Berqurban
Syarat orang yang berkurban adalah :
1.  Seorang muslim atau muslimah
2.  Usia baligh
Baligh ada 3 tanda , yaitu :
a.  Keluar air mani (Bagi anak laki laki da perempuan) pada usia 9 tahun
b.  Keluar Darah haid pada usia 9 tahun (bagi anak perempuan) . Jika tidak keluar mani dan
tidak haid , maka di tunggu hingga umur 15 tahun .
c.  Dan jika sudah genap 15 tahun , maka ia telah baligh dengan usia , yaitu usia 15 tahun. Dan
jika ada anak belum baligh , maka ia tidak diminta untuk qurban, akan tetapi sunnah bagi
walinya untuk qurban atas nama anak tersebut.
3. Berakal
Maka orang gila tidak diminta untuk melakukan qurban, akan tetapi sunnah bagi walinya
untuk berqurban atas nama orang gila tersebut.
4.  Mampu
Mampu disini adalah punya kelebihan dari makanan pokok, pakaian dan tempat tinggal
untuk dirinya di hari raya idul adha dan hari tasyrik .

5
5.  Orang yang bermukim.
Musafir tidaklah wajib untuk berqurban.  Syarat ini dikenakan bagi yang menyatakan
bahwa berqurban itu wajib. Karena qurban tidak diambil dari seluruh harta atau dilakukan
setiap saat, namun dilakukan dengan hewan tertentu dan waktu tertentu. Sedangkan musafir
tidak berada di setiap tempat dan tidak berada pada pelaksanaan qurban. Seandainya kita
mewajibkan pada musafir, maka ia harus membawa hewan qurbannya saat ia bersafar. Dan
tentu ini adalah suatu kesulitan atau bisa jadi pula ia harus meninggalkan safar sehingga
jadilah ada dampak jelek untuk dirinya.

Namun bagi yang tidak mengatakan wajib, tidak berlaku syarat ini. Karena kalau
disyaratkan, maka itu jadi beban. Artinya, boleh saja qurban dilakukan oleh seorang musafir
semisal ketika berhaji dia meninggalkan negerinya, namun pun ia ikut menunaikan udhiyah
atau qurban. Bahkan ada hadist yang mendukung hal ini,

‫ قَ ْب َل َأ ْن تَ ْد ُخ َل َم َّكةَ َو ْه َى تَ ْب ِكى‬، َ‫ت بِ َس ِرف‬ْ ‫ض‬َ ‫ى – صلى هللا عليه وسلم – َد َخ َل َعلَ ْيهَا َو َحا‬ َّ ِ‫ع َْن عَاِئ َشةَ – رضى هللا عنها – َأ َّن النَّب‬
.»‫ت‬ ِ ‫ضى ْال َحاجُّ َغي َْر َأ ْن الَ تَطُوفِى بِ ْالبَ ْي‬ ِ ‫ضى َما يَ ْق‬ ِ ‫ قَا َل « ِإ َّن هَ َذا َأ ْم ٌر َكتَبَهُ هَّللا ُ َعلَى بَنَا‬. ‫ت نَ َع ْم‬
ِ ‫ فَا ْق‬، ‫ت آ َد َم‬ ِ ‫ك َأنَفِ ْس‬
ْ َ‫ قَال‬. » ‫ت‬ ِ َ‫ال « َما ل‬
َ َ‫فَق‬
‫اج ِه بِ ْالبَقَ ِر‬
ِ ‫ضحَّى َرسُو ُل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – ع َْن َأ ْز َو‬ َ ‫ت َما هَ َذا قَالُوا‬ ُ ِ‫فَلَ َّما ُكنَّا بِ ِمنًى ُأت‬
ُ ‫ فَقُ ْل‬، ‫يت بِلَحْ ِم بَقَ ٍر‬
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
menemuinya dan ia dalam keadaan haid di Sarif sebelum ia memasuki Makkah dan ia dalam
keadaan menangis. Lalu beliau berkata pada ‘Aisyah, “Ada apa engkau, apakah engkau sedang
haid?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Beliau bersabda, “Ini adalah sesuatu yang telah ditetapkan
oleh Allah pada wanita. Lakukanlah seperti yang dilakukan orang yang berhaji selain
melakukan thowaf di Baitul Haram.” Ketika kami sedang di Mina, aku pernah diberi daging
sapi. Lalu aku berkata, “Apa ini?” Mereka (para sahabat) berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berqurban untuk istri-istrinya dengan sapi.”

5. Macam Macam Binatang Yang Boleh Di Jadikan Qurban


1. Unta , di perkirakan umurnya 5-6 tahun
2. Sapi atau kerbau , di perkirakan umurnya 2 tahun keatas
3. Kambing atau domba dengan berbagai macam macam jenisnya , di perkirakan umurnya 1-2
tahun
]34 :‫ ِمنْ بَ ِهي َم ِة اَأْل ْن َع ِام} [الحج‬ ‫َولِ ُك ِّل ُأ َّم ٍة َج َع ْلنَا َم ْن َس ًكا لِيَ ْذ ُكرُوا ا ْس َم هَّللا ِ َعلَى َما َر َزقَهُ ْم‬
dan bagi tiap-tiap umat telah Aku syariatkan Mansak, supaya mereka menyebut nama Allah
terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka (Al-Hajj; 34)
Oleh karena itu, yang sah menjadi hewan kurban hanyalah unta, sapi, kambing dan domba.
Kerbau, banteng, kijang, jerapah, ayam, kelinci, merpati dan semua hewan yang tidak termasuk
keempat macam ini tidak sah dijadikan sebagai hewan kurban. Hewan peranakan hasil
persilangan silang antara hewan yang sah dijadikan berkurban dengan hewan yang tidak sah
dijadikan berkurban juga tidak boleh dijadikan hewan kurban, karena persilangan tersebut

6
membuat keturunannya tidak tercakup dalam definisi asal hewan induknya sebagaimana
keturunan hasil persilangan antara  kuda dengan keledai disebut Bighal, dan tidak disebut kuda
atau disebut keledai.
)263 /17( ‫صحيح البخاري‬
‫ص ِرفَ فَقَا َم‬ َ ‫صاَل تَنَا َوا ْستَ ْقبَ َل قِ ْبلَتَنَا فَاَل يَ ْذبَحْ َحتَّى يَ ْن‬
َ ‫صلَّى‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َذاتَ يَوْ ٍم فَقَا َل َم ْن‬
َ ِ ‫صلَّى َرسُو ُل هَّللا‬ َ  ‫ع َْن ْالبَ َرا ِء قَا َل‬
‫اَل‬ ‫ت فَقَا َل ه َُو َش ْي ٌء َعج َّْلتَهُ قَا َل فَِإ َّن ِع ْن ِدي َج َذ َعةً ِه َي خَ ْي ٌر ِم ْن ُم ِسنَّتَ ْي ِن ْآذبَ ُحهَا قَا َل نَ َع ْم ثُ َّم‬
ُ ‫ال يَا َرسُو َل هَّللا ِ فَ َع ْل‬ ٍ َ‫َأبُو بُرْ َدةَ بْنُ نِي‬
َ َ‫ار فَق‬
‫ت َْج ِزي عَنْ َأ َح ٍد بَ ْع َد َك‬
                                                                       
“Dari Al Bara` dia berkata; “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengerjakan shalat, setelah itu beliau bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat seperti shalat
kami, dan menghadap kiblat kami, hendaknya tidak menyembelih binatang kurban sehingga
selesai mengerjakan shalat.” Lalu Abu Burdah bin Niyar berdiri dan berkata; “Wahai
Rasulullah, padahal aku telah melakukannya.
” Beliau bersabda: “Itu adalah ibadah yang kamu kerjakan dengan tergesa-gesa.” Abu
Burdah berkata; “Sesungguhnya aku masih memiki Jadza’ah dan dia lebih baik daripada dua
Musinnah, apakah aku juga harus menyembelihnya untuk berkurban? Beliau bersabda: “Ya,
namun hal itu tidak sah untuk orang lain setelahmu.” (H.R.Bukhari)”
Sifat Sifat Binatang Yang Tidak Boleh DiJadikan Qurban
1. Bermata sebelah / buta
2. Pincang yang sangat
3. Yang amat kurus, karena penyakit.
4. Berpenyakit yang parah
‫ "َأ ْربَ ٌع اَل ت َُجو ُز فِي‬- :‫فَقَا َل‬ - ‫صلى هللا عليه وسلم‬ - ِ ‫سو ُل هَّللَا‬ ُ ‫قَا َم ِفينَا َر‬ :‫ض َي هَّللَا ُ َع ْن ُه َما قَا َل‬
ِ ‫ب َر‬
ٍ ‫بن عَا ِز‬ ِ ‫َو َع ِن اَ ْلبَ َرا ِء‬
‫يرةُ اَلَّتِي اَل تُ ْنقِي‬
َ ‫س‬ ُ ‫يضةُ اَ ْلبَيِّنُ َم َر‬
ِ ‫ َوا ْل َع ْر َجا ُء اَ ْلبَيِّنُ ظَ ْل ُعهَ َوا ْل َك‬ ,‫ض َها‬ َ ‫ َوا ْل َم ِر‬ ,‫اَ ْل َع ْو َرا ُء اَ ْلبَيِّنُ َع َو ُرهَا‬ :‫ض َحايَا‬
َّ ‫"اَل‬
ُّ ‫ص َّح َحهُ اَلت ِّْر ِم ِذ‬
( ‫ َوابْنُ ِحبَّان‬ ,‫ي‬ َ ‫ َر َواهُ اَ ْل َخ ْم‬ )
َ ‫ َو‬ .‫سة‬

Dari Al Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, "Ada empat cacat yang tidak
dibolehkan pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan
tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-
sampai seolah tidak berdaging dan bersum-sum.”  ( Dikeluarkan oleh yang lima (empat penulis
kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad). Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban )

6. Kesunahan dalam menyembelih qurban


 Dalam keadaan bersuci
 Menghadap qiblat
 Kesunnahan lain saat menyembelih qurban, hendaknya : Mulai awal bulan Dzulhijah
tanggal 1 hingga saat menyembelih qurban agar tidak memotong / mencabut rambut atau
kukunya, seperti yang disabdakan Nabi SAW :

7
‫ش ْع ِر ِه َوَأ ْظفَا ِر ِه‬ َ ُ‫ِإ َذا َرَأ ْيتُ ْم ِهالَ َل ِذى ا ْل ِح َّج ِة َوَأ َرا َد َأ َح ُد ُك ْم َأنْ ي‬
ِ ‫ض ِّح َى فَ ْليُ ْم‬
َ ْ‫سكْ عَن‬
(‫)رواه مسلم‬
“Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih qurban,
maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.” (H.R. Muslim)
 Jika bisa, menyembelih sendiri bagi yang mampu.
 Mempertajam kembali pisaunya
 Mempercepat cara penyembelihan
 Membaca Bismillah dan Takbir (seperti yang telah disebutkan) sebelum membaca doa.
 Di depan warga, agar semakin banyak yang mendo’akannya.
 Untuk qurban yang sunnah (bukan nadzar) disunnahkan bagi yang nadzar untuk mengambil
bagian dari daging qurban biarpun hanya sedikit.

7. Cara membagi daging qurban


Pemilik hewan kurban berhak mendapatkannya dan memakannya. Hal ini berdasarkan
perintah dari Allah Ta’ala sendiri:
ْ ‫فَ ُكلُوا ِم ْنهَا َوَأ‬
َ ‫ط ِع ُموا ْالبَاِئ‬
                                                                                                                    ‫س‬
َ ِ‫ْالفَق‬
‫ير‬
“.. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al Hajj (22): 28)
Ayat ini menunjukkan bahwa pemilik hewan kurban berhak memakannya, lalu dibagikan untuk
orang sengsara dan faqir, mereka adalah pihak yang lebih utama untuk mendapatkannya. Selain
mereka pun boleh mendapatkannya, walau bukan prioritas.
Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah memaparkan cara pembagian sebagai berikut:
‫ وله كذلك أن يهدي أو يتصدق بما‬،‫ بال تحديد‬،‫للمهدي أن يأكل من هديه الذي يباح له االكل منه أي مقدار يشاء أن يأكله‬
‫ ويتصدق بالثلث‬،‫ ويهدي الثلث‬،‫ فيأكل الثلث‬،‫يقسمه أثالثا‬ :‫وقيل‬. ‫ ويتصدق بالنصف‬،‫يأكل النصف‬ :‫وقيل‬ .‫يراه‬.
“Si pemilik hewan kurban dibolehkan makan bagian yang dibolehkan baginya sesuai
keinginannya tanpa batas. Dia pun boleh menghadiahkan atau menyedekahkan sesuka hatinya.
Ada pula yang mengatakan dia boleh memakannya setengah dan menyedekahkan setengah. Dan
dikatakan: dibagi tiga bagian, untuknya adalah sepertiga, dihadiahkan sepertiga, dan
disedekahkan sepertiga.
Jika korban wajib karena nadzar : Maka semua dari daging korban harus dibagikan
kepada fakir miskin. Dan jika orang yang berkorban atau orang yang wajib dinafkahinya ikut
makan, maka wajib baginya untuk menggantinya sesuai dengan yang dimakannya.
Adapun jika korban sunnah : Maka tidak disyaratkan sesuatu apapun dalam
pembagiannya, asalkan ada bagian uintuk orang fakir miskin, seberapaun bagian tersebut. Dan
dianjurkan untuk bisa membagi menjadi 3 bagian. 1/3 untuk keluarga, 1/3 untuk dihidangkan
tamu, 1/3 untuk dibagikan kepada fakir miskin. Dan semakin banyak yang dikeluarkan tentu
semakin besar pahalanya.

8
8. Hikmah Qurban
1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban
itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka
menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah
menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau
bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR.
Ahmad dan ibn Majah]
2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan
lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR.
Ahmad dan Ibnu Majah]
3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling baik
 amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari
mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti
hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan
bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di
manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah
menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan
gharib
4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa
“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim]
5.  Berkurban adalah ibadah yang paling utama
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika
menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala
memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan
menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]
Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban,
sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”
6.  Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka
menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka,
maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya.

9
Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an
Surat Al Hajj : 34]
7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim,
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang
nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash
Shaffat : 102 – 107]

B. Ketentuan Ajaran Islam Tentang Aqiqah Dan Hikmahnya


1. Pengertian
Aqiqah menurut Bahasa artinya memotong. Pada asalnya ialah rambut yang tumbuh
dikepala bayi ketika bayi tersebut keluar dari Rahim ibunya, karena itu rambut tersebut harus
dipotong (dicukur). Adapun menurut istilah hokum syara’ aqiqah adalah penyembelihan hewan
tertentu untuk kepentingan anak, pada saat mencukur dan pemberian nama anak itu.
Secara umum Aqiqah adalah menyembelih binatang pada hari ketujuh, keempat belas dan
kedua puluh satu dari kelahiran anak. Aqiqah di barengi dengan pemberian nama dan
pemotongan rambut anak tersebut. Menyembelih hewan aqiqah hukumnya sunnah muakad bagi
orang tua yang dianugerahi anak. Hukumnya menjadi wajib,jika aqiqah itu di niatkan sebagai
nazar.
Hadist Nabi Muhammad SAW menyebutkan:

‫ عنه يوم سابعه ويحلق ويتصدق بوزن شعره فضة أو ما يعادلها ويسمى‬¹‫كل غالم مرتهن بعقيقته تذبح‬

Artinya:”Dari samurah,sesungguhnya Rasullulah SAW telah bersabda:”Tiap-tiap anak laki-


laki tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih aqiqah itu untuknya pada hari ketujuh,dicukur
rambutnya,dan diberi nama”(HR. Ahmad dan Imam Empat)
Pada zaman Nabi Muhammad yang pertama kali diaqiqahkan adalah dua orang saudara
kembar yaitu cucu Nabi Muhammad SAW. dari perkawinan fatimah dengan ali bin abi thalib.
Yang bernama Hasan dan Husein.
2.    Hukum Aqiqah
Aqiqah hukumnya sunah muakkad yaitu sunah yang sangat dianjurkan bagi orang tua atau
orang yang mempunyai kewajiban menanggung nafkah si anak. Aqiqah dilaksanakan 1 kali
dalam seumur hidup. Apabila disaat kecil belum melaksanakan aqiqah karena belum kuasa,

10
maka aqiqah dapat dilaksanakan setelah dewasa, karena saat itu dia sudah dapat dikatakan
mampu dalam melaksanakan aqiqah.
3.  Waktu Dan Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah

Waktu pelaksanaan aqiqah sudah diatur dalam islam, jadi tidak semua waktu dapat
dilaksanakannya aqiqah. Aqiqah sebaiknya dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran
anak sekaligus memberi nama anak pada anak. Jika hari ketujuh telah berlalu, maka hendaklah
menyembelih pada hari keempat belas. Dan jika hari keempat belas terlewat juga, maka
hendaklah pada hari yang kedua puluh satu.
Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW “Aqiqah disembelih
pada hari ketujuh,keempat belas, dan kedua puluh satu”. (HR. Tirmidzi)
Adapun syarat dan tata cara pemotongan hewan yang sah sebagai aqiqah juga sama dengan
syarat hewan yang sah sebagai qurban. Jumlahnya sesuai dengan hadist Rasulullah saw. yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah adalah untuk laki-laki dua ekor, sedangkan untuk
anak perempuan satu ekor.
Tata cara pemotongan hewan aqiqah.
a. Membaca basmalah
b.  Membaca shalawat kepada Nbi Muhammd saw.,
c.  Membaca takbir
d.  Membaca doa aqiqah
e.  Hewan aqiqah dihadapkan kearah kiblat
f.  Menggunakan alat pemotong yang tajam, agar cepat mati.
4.   Jenis Dan Syarat Hewan Aqiqah
jenis hewan yang sah untuk Aqiqah adalah sebagai berikut :
1). Unta yang telah berumur 5 tahun
2). Sapi yang telah berumur 2 tahun
3). Kambing yang sudah berumur 1 tahun
4). Domba atau biri-biri yang sudah berumur satu taun atau telah lepas giginya, sesudah
berumur 6 bulan atau di sebut dhan.

11
Syaratnya :
 Hewan yang dalam keadaan baik, yaitu matanya tidak buta sebelah, tidak pincang kakinya,
tidak berpenyakit, tidak kurus, tidak terlalu tua, tidak dalam keadaan hamil atau baru
melahirkan , sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang artinya “bahwasanya Rasulullah Saw,
memerintahkan orang-orang agar menyembelih aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor kambing
yang umurnya sama, dan untuk anak perempuan seekor kambing (HR. Tirmidzi).
5.   Manfaat aqiqah dalam kehidupan sehari-hari :
Manfaat  yang di timbulkan karena adanya pelaksanaan aqiqah, di ataranya sebagai berikut :
a. Merupakan perwujudan Rasa syukur kepada Allah SWT, atas kehadiran seorang anak dan
keselamatannnya mulai dari masih dalam kandungan sampai lahir ke dunia ini.
b. Diharapkan akan menambah erat jalinan kasih saying, sikap hormat seorang anak kepada
kedua orangtua nya. Karena ia telah mengetahiu bahwa kehirannya di dunia ini di harpkan
dan di Sykuri dengan menyembelih hewan aqiqah
c.  Menyuburkan hubungan yang  baik sesame tetangga maupun saudara dengan ikut
merasakan kegembiraan atas lahirnya seorang anak dank arena merasa mendapat bagian
dari daging aqiqah tersebut.
d. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran dalam beragama, bermasyarakat, serta
menanmkan rasa persatuan, toleransi dn tolong menolong sesame anggota masyarakat.
Dengan aqiqah berarti salah satu syariat Islam telah di laksanakan .
e. Sebagai pelajaran bagi orang tua, beahwa harus bertanggung jawab dalam membesarkan
anak.
f.  Mengorganisasikan pembagian daging aqiqah
Pembagian daging aqiqah berbeda dengan pembagian dagig qurban. Pembagian daging
aqiqah di bagikan kepada fakir miskin setelah di masak terlebih dahulu

6.  Hikmah Aqiqah
1. Menghidupkan sunah Nabi Muhammad Shallallahu alahi wa sallam dalam meneladani
Nabiyyullah Ibrahim alaihissalam tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala menebus putra
Ibrahim yang tercinta Ismail alaihissalam.
2.  Dalam akikah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu
anak yang terlahir itu, dan ini sesuai dengan makna hadis, yang artinya: “Setiap anak itu
tergadai dengan akikahnya.”. Sehingga Anak yang telah ditunaikan akikahnya insya Allah
lebih terlindung dari gangguan syaithan yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah
yang dimaksud oleh Al Imam Ibunu Al Qayyim Al Jauziyah "bahwa lepasnya dia dari
syaithan tergadai oleh akikahnya".
3. Akikah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang
tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: "Dia tergadai
dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan akikahnya)".

12
4. Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa
Ta'ala dengan lahirnya sang anak.
5. Akikah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syari'at Islam &
bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada
hari kiamat.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Qurban adalah menyembelih hewan pada hari raya idul adha yakni tanggal 10 dzulhijjahdan
hari tasyrik,yakni tanggal 11,12 dan 13 dzulhijjah. Ibadah berqurban adalah tujuan kita untuk
mendekatkan diri kepada ALLAH SWT.
Apabila kita berqurban(menyembelih hewan) pada hari tasyrik yang bertepatan pada tanggal 13
dzulhijjah setelah terbenamnya matahari,maka itu tidak termasuk berqurban. Akan tetapi,hanya
sedekah biasa. Firman ALLAH SWT , yang menjelaskan tentang qurban terdapat pada surah Al-
kautsar 1-3. Bagi orang yang mampu,berqurban hukumnya wajib hewan untuk berqurban juga
hanya boleh hewan sapi,kerbau,unta,dan kambing. Kita tidak boleh berqurban selain hewan itu.
Hewan tersebut juga harus cukup umurnya,tidak boleh cacat ,harus dalam keadaan yang baik dan
sehat. Berqurban juga mengenang peristiwa monumental kepatuhan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi
Islmail a.s, yang menjalankan perintah ALLAH SWT. Salah satu manfaat berqurban yaitu
memberikan kesenangan kepada fakir dan  miskin dengan memberikan daging qurban, walaupun
tidak terlalu banyak.
Aqiqah adalah menyembelih hewan (kambing) pada hari ke tujuh,14,ataupun 21 setelah
kelahiran anak. Hukum aqiqah adalah sunah muakkad,bagi orang  tua yang telah dianugerahi
seorang anak.
Jadi, orang tua harus melakukan aqiqah, sebagai rasa syukur yang telah di anugerahi seorang
anak. Hewan (kambing) untuk anak seorang laki-laki, maka kambingnya harus 2, dan untuk anak
seorang perempuan ,maka hewan(kambing) yang harus dikeluarkan 1 .

B. Saran
Demikian makalah yang dapat pemakalah sajikan. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan pengetahuan dan manfaat bagi kita. Pemakalah membuat makalah ini untuk
pembelajaran bersama. Pemakalah mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca
menemukan kesalahan dan kekurangan, maka pemakalah menyarankan untuk mencari informasi
dan referensi yang lebih baik. Terima kasih.

Wassalammualaikum wr.wb.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Khallaf. Tt. Ilmu Ushul Fiqih. Beirut


Aidh bin Abdullah Al-Qarni. 2007. 391 Hadits Pilihan. Jakarta : Darul Haq.
Habib Syarief Muhammad Alaydrus. 2009. Agar Hidup Selalu Berkah. Bandung : PT. Mizan Pustaka.
Http://www.google.com
Muhammad Kaamal Abdul aziz.2005. Fit dengan Menu Rasulullah. Bandung : PT. Mizan Media
Utama
Sayid Sabiq. 1983. Fiqhu  Sunnah. Jilid I,II,III, cet IV. Beirut : Dar al fikr
Sulaiman Rasyid. 2004. Fiqh Islam. Bndung : Sinar baru Algensindo. Cet ke-47

15

Anda mungkin juga menyukai