Anda di halaman 1dari 51

ULUHIYYAH

A. Pengertian Ilah

Kata "Ilah" itu berasal dari bahasa Arab ‫ج الهة‬-‫االه‬-‫ اله‬yang artinya Tuhan yang disembah.Begitu
pula dalam Kamus Besar Bahasa lndonesia "Ilah" aritinya sembahan atau yang disembah. Al-Ilah
artinya al-Ma'luh, yaitu sesuatu yang disembah dengar penuh kecintaan serta pengagungan.1

B. AIlah yang Berhak Disembah


Allah berfirman,

‫إِنَّ َما إِلَهُ ُك ُم هَّللا ُ الَّ ِذي ال إِلَهَ إِال هُ َو َو ِس َع ُك َّل َش ْي ٍء ِع ْل ًما‬

“Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya
meliputi segala sesuatu.” Q.S. Thaha [20]: 98.

Tafsir
Setelah menyampaikan keputusan dari membakar patung anak lembu itu, Nabi Mus as.
Menemui umatnya dan menyampaikan sekali lagi kepada mereka bahwa ,Sesungguhnya Tuhan
kamu semua bahkanTuhan seru sekalian alam hanyalah Allah, Yang Maha Esa yang tidak ada
Tuhan pencipta dan pengatur alam raya serta yang berhak disembah selain Dia. Pengetahuannya
meliputi segala sesuatu baik yang lampau maupun kini dan masa datang, besar maupun kecil.
Ayat diatas hanya menyifati Allah dengan dua sifat utama, yaitu sifat ke Esaan dan keluasan
pengetahuan. Dengan sefat keesaan, tersingkirlah segala sesuatu yang diduga merupakan
sekutunya dalam dzat, sifat dan perbuatannya serta kewajaran beribadah, termasuk anak lembu,
dan dengan menekankan keesaan itu tercakup pula kewajaran-Nya menyandang segala sifat-sifat
terpuji. Sedang dengan penekanan ilmu-Nya, diharapkansemua mukallaf akan selalu awas dan
tekun melakukan apa yang telah di kehendaki-Nya.2

C. Bukti Ke-Esaan Allah

Allah berfirman,

‫ص]فُونَ ال ي ُْس]أ َ ُل َع َّما يَ ْف َع] ُل‬ ِ َ‫ش َع َّما ي‬ِ ْ‫ض هُ ْم يُ ْن ِشرُونَ لَوْ َكانَ فِي ِه َما آلِهَةٌ إِال هَّللا ُ لَفَ َس َدتَا فَ ُس ْب َحانَ هَّللا ِ َربِّ ْال َعر‬
ِ ْ‫أَ ِم اتَّخَ ُذوا آلِهَةً ِمنَ األر‬
‫ق فَهُ ْم‬ َّ ]‫َوهُ ْم ي ُْس]أَلُونَ أَ ِم اتَّخَ] ُذوا ِم ْن دُونِ] ِه آلِهَ]ةً قُ]]لْ هَ]اتُوا بُرْ هَ]انَ ُك ْم هَ] َذا ِذ ْك] ُر َم ْن َم ِع َي َو ِذ ْك] ُر َم ْن قَ ْبلِي بَ]لْ أ ْكثَ] ُرهُ ْم ال يَ ْعلَ ُم]ونَ ال َح‬
ْ َ
َ‫ْرضُون‬ ِ ‫ُمع‬

Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang
mati)? Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan.Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan
ditanyai.Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah: "Unjukkanlah

1
Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Syoroh Aqidoh Ahlu SunnohWol Jomaah, (Jakarta: Pustaka lmam Syafi'l 2014) h.
152.
2
M. Quraisy Syihab. Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2002) h. 362.
hujjahmu! (Al Qur 'an) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, dan
peringatan bagi orang-orang yang sebelumku . Sebenarnya kebanyakan mereka tiada
mengetahui yang hak, karena itu mereka berpaling. Q.S al-Anbiya :21-24.

Munasabah
Kelompok ayat-ayal yang ialu berbicara tcntang kenabian, serta keniscayaan hari
kemudian. Yang kesemuaanya berkaitan dengan uraian awal surah ini, yakni yang berbicara
tentang kelengahan manusia menghadapi hari perhitungan serta penolakan mereka terhadap
kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad Saw antara lain dengan alasan bahwa beliau adalah
manusia biasa. Kelompok ayat-ayat ini berbicara tentang bukti keesaan Allah dan Kuasanya,
sekaligus mendukung kandungan uraian-uraian yang lalu.3
Uraian serta keteranga yang dikandung oleh ayat-ayat sebelum ini pada hakikatnya teiah
cukupl jelas dan mampu menggugah hati dan pikiran siapa pun, namun demikian, kaum musyrik
tetap enggan dan terus mempersekutukan Allah dan menyembah berhala-berhala. Dari sini
mereka dikecam oleh ayat diatas dengan menyatakan apakah mereka telah mengetahui bahwa
segala sesuatu tunduk dan patut kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, sehingga merekapun
tunduk, ataukah hal tersebut mereka belum ketahui atau apakah mereka mengambil dan
meyembah tuhan-tuhan dari bumi berupa berhala-berhala-berhala dan kaum musyrik itu percaya
bahwa sembahan-sembahan itu yang dapat menghidupkan siapa yang telah mati? Sungguh
bodoh mereka Sekiranya wuiud pada keduanya yakni yang dilangit dan dibumi tuhan-tuhan
mereka tetapkan system dan mengatur tata kerjanya selain Allah, tentulah keduanya yakni langit
dan bumi iu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah pemilih dan pengatur 'Arsy. Maha Suci
Dia dari segala apa yang mereka sifatkan kepada-Nya, seperti bahwa Allah memiliki sekutu,
anak dan lain-lain yang mengesankan aib atau kekurarangan. Dia tidak wajar ditanya yakni
diminta pertanggungjawaban, dikritik atau dikecam oleh siapa pun tentang apa yag dia' perbuat,
karena Dia Maha Kuasa, Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana dan merekalah yakni makhluk
mukallaf dan atau bersama tuhan-tuhan yang mereka sernbah yang akan ditanyai kelak di hari
kemudian tentang apa yang mereka telah lakukan.4
Pertanyaan ayat 21 diatas "Apakah mereka mengambil Tuhan-tuhan dari bumi, yang
dapat menghidupkan?" sungguh pada tempatnya, walau kaum musyrik yang ditanyai itu semula
tidak pemah mengakui bahwa berhala-berhala itu dapat menghidupkan. Pertanyaan itu sungguh
tepat, karena siapapun yang dipertuhankan pasti diyakini memiliki kemampuan menyangkut
segala hal yang mungkin terjadi. Kehidupan dalam pentas bumi adalah suatu kenyataan, dan
setelah kematian pun itu bukan hal yang mustahil. Sehingga siapa pun yang dipertuhankan tentu
wajar bila diyakini mampu melakukannya. Karena itu mereka ditanyai tentang hal tersebut, Jika
mereka menjawab, "Apa yang kami sembah tidak mampu merghidupkan," maka jawaban itu
menjadi bukti bahwa yang mereka sembah tidak wajar dipertuhan dan disembah. Kata min al-
ardhi (dari bumi) mengandung ejekan kepada kaum musynik itu yang mempertuhan berhala-
berhala yang terbuat dari bahan-bahan yang terdapat di bumi, seperti batu, kayu dan lain-lain.5

Ayat 22 diatas merupakan salah satu argumentasi menyangkut keesaan Allah Swt.
Penjelasannya lebih kurang sebagai berikut. Tuhan diyakini oleh setiap yang mempercayai
wujud-Nya, adalah Maha Kuasa, yang tidak terbatas dan tidak dapat terbendung kehendak dan

3
M. Quraisy Syihab. Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2002) h. 433.
4
M. Quraisy Syihab. Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2002) h. 434.
5
M. Quraisy Syihab. Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2002) h. 435.
kekuasaan-Nya. Seandainya ada dua Tuhan, katakanlah Tuhan A dan Tuhan B, yang wujud dan
mengatur alam raya ini, maka hanya tiga kemungkinan yang dapat muncul dalam benak manusia
rnsnyangkut pengaturan alam raya, Yang pertama, bahwa keduanya sepakat membagi
kekuasaan, misalnya yang ini kuasa pada waktu tertentu atau bagian tertentu dan yang itu pada
waktu dan bagian yang lain. Jika ini terjadi, maka itu menunjukan bahwa keduanya tidak dapat
diterima oleh benak manusia sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa. Kemungkinan kedua, adalah
kedua tuhan itu berselisih dan lidak sepakat dalam pengaturan alam raya. Masing-masing ingin
memaksakan kehendaknya. Jika kemungkian ini terjadi, maka boleh jadi masing-masing tuhan
berasil mewujudkan apa yang dikehendaki-Nya. Kemungkinan ini seperti bunyi ayat diatas,
pastilah mengakibatkan kehancuran alam raya. Karena tuhan yang mengarahkan alam kesini dan
tuhan B mengarahkannya kesana. Kemungkinan kedua ini ditolak oeh nalar karena kenyataan
membuktikan betapa konsisren yang harmonis alam raya ini. Jika demikian, tidak ada
kemungkinan lain kecuali wujud Tuhan Yang Maha Esa, karena kalaupn ada dua tuhan yang
ingin memaksakan kehendaknya, tetapi itu tidak akan berhasil karena dibendung oleh Tuhan
Yang Maha Kuasa, dan dengan demikian siapa yang terkalahkan itu, pada hakikatnya bukan
tuhan. Firman-Nya: Dia tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, dan merekalah yang akan
ditanyai, mengisyaratkan kepemilihan, Kuasa, serta ilmu Allah Yang Maha Mutlak, sekaligus
mengisyaratkan kedudukan manusia sebagai makhluk bertanggung jawab. Allah Maha Pemilik
mutiak lagi Maha Kuasa, serta segala perbuatan-Nya sesuai dengan hikmah dan kemaslahatan,
karena itu apapun yang dilakukan-Nya tidak perlu dipertanggung jawabkan, tidak juga wajar
dikecam atau dikritik berbeda dengan manusia. Bukankiah jika Anda memiliki katakanlah
sebuah cangkir, Anda tidak bebas melempar atau memecahkannya, karena jika itu anda lakukan
maka paling sedikit pertanyaan yang mengandung permintaan pertanggung jawaban akan
ditujukan pada anda, bahkan boleh jadi kecaman akan terlontar pada anda. lni karena
kepemilikan manusia terhadap sesuatu bukanlah kepemilikan mutlak.
Disamping itu, manusia diciptakan Allah sebagai makhluk bertanggung jawab. Ini
berbeda dengan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, Dia adalah Pemilik Mutlak, Dia tidak dikecam
atas apapun yang dilakukan-Nya, apalagi pertimbangan pikiran manusia tidak dapat menjadi
ukuran yang pasti terhadap perbuatan-perbuatan-Nya. Isi hati dan motif pelaku mempunyai
peranan yang besar dalam menerima atau menolak, mengkritik atau memuji satu kebijaksanaan
atau tindakan.
Allah Maha Mengatahui, tidak ada sesuatu yang bersumber dari-Nya buruk. Memang boleh jadi
itu terlihat buruk oleh mata manusia yang pengetahuannya terbatas, tetatpi hakikatnya tidak
demikian. Karena itu Allah tidak wajar dimintai pertanggung jawaban, juga dikritik, Sebaliknya
Allah mengetahui isi hati manusia dan motif-motifnya, mengetahui rincian amal-amal mereka,
dan sebelum itu Dia telah mentapkan bahwa manusia adalah makhluk bertanggung jawab, dan
karena itu manusia sangat wajar untuk dimintai pertanggung jawaban.6
Ayat 24 “Apakah mereka mengambil Tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah: "Ajukanlah bukti
kebenaran kepadamu!Ini adalah peringatan bagi siapa yang bersamaku, dan peringatan bagi
siapa yang sebelum aku." Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengelahui yang hak, maka
mereka berpaling.”
Setelah bukti-bukti yang demikian jelas terpaparkan oleh ayat-ayat yang lalu, kini ayat diatas
melanjutkan kecamannya terhadap kaum musyrik, dengan menuntut dari mereka bukti dan
argumentasi dari kepercay'aan mereka. Ayat ini bagaikan menyatakan: apakah mereka itu telah
insaf dan meninggalkan kepercayan sesat mereka atau apakah mereka bersikeras untuk tetap
6
M. Quraisy Syihab. Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2002) h. 436.
mengambil tuhan-tuhan selain-Nya baik makhluk yang ada di bumi maupun yang dilangit?
Katakanlah wahai Nabi Muhammad: "Ajukanlah bukti kebenaran kamu menyangkut
kepercayaan kamu itu, baik bukti berdasar logika maupun berdasar kitab suci, maka ia tidak
wajar dianut. Ini yakni wahyu Ilahi yaitu al-Qur'an yang membuktikan keesaan Allah adalah
peringatan bagiku dan bagi siapa yang bersamaku yakni kaum beriman, dan sebelumnya ada juga
wahyu Ilahi antara lain Taurat Injil yang merupakan peringatan bagi siapa yang sebelum aku.
Dalam wahyu-wahyu Ilahi itu tidak ada sedikit keterangan pun yang membenarkan kepercayaan
kalian. Semua mengajarkan Tauhid, maka dari mana sumber kepercayaan kalian sama sekali
tidak memiliki sedikit dasar pun. Tidak rnenurut logika tidak juga menurut kitab suci.7

Selanjutnya ayat ini berkomentar: jika demikian hal mereka, maka sebenarnya
kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak disebabkan oleh keenggangan mereka
mempelajari dan merenungkannya, maka karena itu pula mereka berpaling.
Penggunaan kata (Hadza) pada ayat di atas mengesankan kejelasan apa yang difunjuk serta
kedekatannya ke naluri dan fitnah manusia. Dia sedemikian jelas, sehingga tidak ada jalan untuk
mengkritik dan mencari kelemahannya dan dia sedemikian dekat ke jati diri manusia, sehingga
tuntunannya mudah dilaksanakan sekaligus sangat bermanfaat buat nereka. Kata (ahsaruhum)
kebanyakan mereka mengisyaratkan bahwa sebagian kecil dari mereka telah mengetahui
kebenaran tetapi mengingkarinya, atau sebagian kecil dari mereka berpotensi untuk beriman dan
menerima kebenaran, sehingga akan menerimanya bila mendengar lebih banyak penjelasan.8

D. Larangan Menyekutukan Allah

Allah berfirman,

‫ك لَظُ ْل ٌم َع ِظي ٌم‬ َّ َ‫َوإِ ْذ قَا َل لُ ْق َمانُ ال ْبنِ ِه َوهُ َو يَ ِعظُهُ يَا بُن‬
َ ْ‫ي ال تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ إِ َّن ال ِّشر‬

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S Lukman: 13)

Tafsir
Q.S. Luqman ayat 13 melukiskan hikmah Luqman kepada anaknya. Disini Nabi
Muhammad Saw. atau siapa saja diperintahkan untuk merenungkan dan mengingat serta
mengingatkan orang lain ketika Luqman menasehati anaknya: "Wahai anakku sayang Jangan
menyekutukan Allah swt. dengan sesuatu pun, dan sedikit sekutu pun, lahir.maupun batin jeias
maupun yang tersembunyi. Menyekutukan Allah Swt' adalah kczaliman yang sangat besar.9

7
M. Quraisy Syihab. Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2002) h. 437.
8
M. Quraisy Syihab. Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2002) h. 437.
9
Syaikh Muhammad Nawawi, Tafsir Nawawi,hal. 173.
RUBUBIYAH

A. Pengertian

Muhanmmad Ismail Ibrahim dalarn buku Mu’jam al-Alfazh wa al-A'lam al-Qur’aniyah


menyebutkan bahwa terdapat beberapa arti kata rabb ( ِّ‫)رب‬,
َ diantaranya rabb al-walad [‫]ربُّ الول ِد‬
َ
ِ"memelihara anak dengar, memberi makan dan mengasuhnya", rabb asy-syai [‫الش ]ىء‬ َّ ُّ‫]رب‬
“mengumpulkan anak dan nemilikinya" serta rabb al-am [‫]ربُّ األمر‬ َ “memperbaikinya”. Adapun
arrab [ ُّ‫ ]الرَّب‬adalah Tuhan dan merupakan salah satu nama dari Allah yang jamaknya arbab.10
M.Quraish Shihab menyebutkan bahwa kata rabb seakar dengan kata tarbiyah, yaitu
mengarahkan sesuatu tahap demi tahap menuju kesempurnaan kejadian dan fungsinya. Sarana
pendidikan dan pemeliharaan Allah terhadap manusia disiapkan-Nya jauh sebelum manusia
wujud dibumi ini. Tidak ada satupun kebutuhan makhluk dalam rangka mencapai tujuan hidup
yang tidak diisediakan Al1ah, karena Dia adalah pendidik dan pemelihara seluruh alam.11
Ibnu Manzhur dalam kamus lisan al-arabi mengatakan kata rabb ialah Allah Swt. Dialah
Penguasa segala ciptaan dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak boleh diucapkan arrab untuk
selain Allah kecuali dengan diidhofahkan akan tetapi ada pendapat yang mengatakan arrab
menggunakan alif lam untuk selain Allah, ha1 itu pernah diucapkan pada masa jahiliah unluk
seorang raja.12

B. Pengakuan manusia terhadap Rububiyah

           
              
  
Artinya: dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah
aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi".
(kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (Q.S. Al-
A’raf : 172).

Tafsir
Pada ayat ini Allah menjelaskan kepada umat manusia mengenai keesaan-Nya melalui
bukti-bukti yang terdapat di alam raya, setelah sebelumnya dijelaskan melalui perantaraan para
rasul dan kitab-kitab suci-Nya. Allah berfirman, "Ingatkanlah manusia, wahai Nabi, saat
Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi-sulbi(1) anak-anak Adam, keturunannya yang melahirkan
generasi-generasi selanjutnya. Kemudian Dia memberi mereka bukti-bukti ketuhanan melalui
10
Muhhammad Ismail Ibrahim, Mu’jam al-Fazh wa al-A’lam al-Qur’aniyah (Kairo: Dar al-Fikr al-‘Araby, 1968), h.
191.
11
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Jilid 1, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), h. 29-30.
12
Muhammad bin Mukrim bin AIi Abu al-fadl Jarraluddin Ibnu manzhur, Kamus Lisan al-Arabi,jilid 1, (Beirut :
Dar al-Shodir), h. 399.
alam raya ciptaan-Nya, sehingga-dengan adanya bukti-bukti itu secara fitrah akal dan hati nurani
mereka mengetahui dan mengakui kemahaesaan Tuhan. Karena begitu banyak dan jelasnya
bukti-bukti keesaan Tuhan di alam raya ini, seakan-akan mereka dihadapi oleh satu pertanyaan
yang tak dapat dibppantah, 'Bukankah Aku Tuhan kalian?' Mereka menjawab, 'Betul, Engkau
adalah Tuhan yang diri kami sendiri mempersaksikan-Mu.
Demikian, pengetahuan mereka akan bukti-bukti tersebut menjadi suatu bentuk
penegasan dan, dalam waktu yang sama, pengakuan akan kemahaesaan Tuhan. Hal itu kami
lakukan agar di hari kiamat nanti mereka tak lagi beralasan dengan mengatakan, 'Sesungguhnya
kami tidak tahu apa-apa mengenai ke-Esaan Tuhan ini.

C. Wujud al-Rububiyah dalam Alquran

Penjelasan Alquran tentang Tuhan kepada umat Nabi Muhammad Saw dimulai dengan
pengenalan tentang perbuatan dan sifat-Nya. Hal ini tampak dalam rangkaian wahyu-wahyu
pertama turun, seperli terlihat pada surah al-Alaq, Allah berfirman,

َ ُّ‫ق ا ْق َر ْأ َو َرب‬
‫ك األ ْك َر ُم الَّ ِذي عَلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم عَلَّ َم اإل ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬ ٍ َ‫ق اإل ْن َسانَ ِم ْن َعل‬ َ ِّ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َرب‬
َ َ‫ك الَّ ِذي خَ ل‬
َ َ‫ق َخل‬

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(Q.S. al-Alaq : 1-5)

Dalam ayat ini, al-Qur’an mnunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan kata rabbuka
(tuhan) pemelihara (wahai Muhammad). Hal ini untuk menggaris bawahi wujud Tuhan Yang
Maha Esa yang dapat dibuktikan melalui ciptaan dan perbuatan. Setelah ayat pertama turun,
maka silih berganti ayat turun mengarahkan manusia untuk mengenal Tuhan dengan beberapa
anjuran antara lain untuk:
: l) rnernperhatikan Keteraturan dan ketelitian alam raya dan fenomenanya, 2) mengamati
manusia sejak lahir hingga mencapai kesempurnaan perkernbangan jiwanya, dan 3) mempelajari
sejarah dengan segala damprk baik dan buruknya.13
Dalam mernbangun rnasyarakat Arab, yang waktu itu dikenal scbagai zaman jahiliyah,
Rasulullah Muhammad Saw. telah berhasil membangun masyarakat dengan rmenggunakan
konscp pernbelajaran. Hal ini sesuai dcngan surah al-Alaq : 1 sebagaimana tersebut di atas,
yang merupakan surah pefiama kali diturunkan kepada Rasulullah Muhammad Saw. yang
menyebutkan, "lqra bismi rabbikal tadzi khalaq.. ". Surah tersebutr nempunyai makna perintah
"iqra’",yang artinya "bacalah", dilanjutkan dengan "bismi rabbi" (dengan nama Tuharunu), suatu
kalimat yang mengandung konsep pembelajaran yang tidak terpisahkan dengan Rabb (Tuhan)-
nya.14
Alquran mengisyaratkan bahuwa kehadiran Tuhan ada dalam diri setiap insan, dan bahwa
hal tersebut merupakan fitrah manusia sejak asal kejadiannya, Allah berfirman,

ِ َّ‫ك الدِّينُ ْالقَيِّ ُم َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن‬


َ‫اس ال يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫يل لِ َخ ْل‬
َ ِ‫ق هَّللا ِ َذل‬ ْ ِ‫فَأَقِ ْم َوجْ هَكَ لِلدِّي ِن َحنِيفًا ف‬
َ َّ‫ط َرةَ هَّللا ِ الَّتِي فَطَ َر الن‬
َ ‫اس َعلَ ْيهَا ال تَ ْب ِد‬

13
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Jilid 1, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), h. 23-24.
14
M. Quraish Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi al-Asmau al-Husna dalam perspektif al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,
2006), h.xxix.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S al-Rum: 30)

Allah juga berfirman,

‫ْت بِ َربِّ ُك ْم قَ]]الُوا بَلَى َش] ِه ْدنَا أَ ْن تَقُولُ]]وا يَ]]وْ َم ْالقِيَا َم] ِة إِنَّا ُكنَّا‬
ُ ‫ُور ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُ ْم َوأَ ْشهَ َدهُ ْم َعلَى أَ ْنفُ ِس ِه ْم أَلَس‬ َ ُّ‫َوإِ ْذ أَخَ َذ َرب‬
ِ ‫ك ِم ْن بَنِي آ َد َم ِم ْن ظُه‬
َ‫ع َْن هَ َذا غَافِلِين‬

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Q.S. al-A’raf:
172).
MALAIKAT

A. Pengertian

Secara bahasa kata malaikat merupakan jamak dari kata bahasa arab (‫ )مالك‬yang berarti
kekuatan. Jadi, malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan-ketentuan
perintah Allah.15 Secara Istilah Malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan Allah dari cahaya
yang diberi bentuk oleh Allah dengan beraneka macam bentuk dan memiliki sayap dari masing-
masing malikat ada yang memiliki dua, tiga dan empat hingga tak terhitung jumlahnya dan ia
diciptakan sebagai utusan dan perantara Allah kepada makhluk-Nya. Pemahaman seperti ini
dapat dilihat pada pemulaan Q.S al-Fathir:1,

‫ق َما يَ َشا ُء إِ َّن هَّللا َ َعلَى‬ َ ُ‫اع ِل ْال َمالئِ َك ِة ُرسُال أُولِي أَجْ نِ َح ٍة َم ْثنَى َوث‬
ِ ‫الث َو ُربَا َع يَ ِزي ُد فِي ْال َخ ْل‬ ِ ْ‫ت َواألر‬
ِ ‫ض َج‬ ِ ‫اط ِر ال َّس َما َوا‬ِ َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ ف‬
‫ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬

”Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-
utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada
yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Fathir: 1).16

Menurut istilah malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah SWT. yang diciptakan
untuk taat dan beribadah kepada-Nya. serta menunalkan rugas-tugas yang dibebankan kepada
mereka.17 Hal ini sebagaimana yang dijlaskan Allah dalam firman-Nya,

َ‫ض َو َم ْن ِع ْن َدهُ ال يَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبَا َدتِ ِه َوال يَ ْستَحْ ِسرُونَ يُ َسبِّحُونَ اللَّ ْي َل َوالنَّهَا َر ال يَ ْفتُرُون‬
ِ ْ‫ت َواألر‬ َ ‫َولَهُ َم ْن فِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬

“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-
Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa
letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Q.S. al-Anbiya: 19-20)

Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu (akhir surah saba') Allah menerangkan tentang kehancuran
orang-orang kafir dan azab yatg sangat pedih, serta ditolaknya keinginan mereka untuk beriman
setelah datangnya nabi. pada ayat berikut ini, Allah menyuruh orang mukmin agar bersukur
terhadap nikmat yang telah diberikan dan memuji Al1ah pencipta alam semesta' serta pencipta
malaikat yang bertugas menyampaikan perintah A11ah kepada rasul-Nya

Tafsir
Pada ayat ini,Allah menerangkan bahwa puji dan syukur hanyalah bagi-Nya yang telah
menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya dengan ciptaan yang amat
indah dan ajaib, ciptaan yang belum ada sebelumnya, dan telah diatuniya dengan tertib dan
lengkap serta sempuma. Dia juga yang telah menugaskan malaikat menyampaikan wahyu kepada

15
Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), h. 123.
16
Faizah Ali Sybromalisi, Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h. 95.
17
Syahirul Alim al-Adib, Terjemah Kitab Tauhid, Cetakan ke VIII, (Jakarta: Ummul Qura, 2008), h.183.
para nabi-Nya, untuk menyampaikan berbagai macam urusan. Malalaikat itu adalah sejenis
makhluk yang mempunyai sayap yang beraneka ragam, ada yang dua, tiga, atau empat bahkan
ada yang lebih dan itu. Malaikat bertugas untuk menyampaikan segala penntah dan larangan
Allah kepada para nabi-Nya. A11ah berkuasa menambah sayap pala malaikat lebih banyak lagi
menurut kehendaknya sesuai dengan keperluan tidak ada kekuatan yang dapat mengahalanginya,
karena itu Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Di dalam suatu hadis diterangkan bahwa:
“Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw melihat malaikat jibril pada malam isra' dalam bentuk
as1innya, dia rnempunyai enam ratus sayap. antara dua sayapnya seperti sepanjang mata
memandrng ketimur dan barat. (Riwayat Muslim dari Mas’ud).18

َ‫َوقَالُوا اتَّ َخ َذ الرَّحْ َمنُ َولَدًا ُس ْب َحانَهُ بَلْ ِعبَا ٌد ُم ْك َر ُمونَ ال يَ ْسبِقُونَهُ بِ ْالقَوْ ِل َوهُ ْم بِأ َ ْم ِر ِه يَ ْع َملُون‬

“Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak",
Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan,
mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-
perintahNya.” (Q. S. Al-Anbiya: 26-27).

Munasabah Al-Anbiya'
Ayat-ayat yang lalu rnenerangkan tentang kebinasaan kaum kafir akibat kekafiran mereka
dan pengakuan mereka atas kezaliman yang mereka lakukan, maka dalam ayat ini Allah
menjelaskan tujuan penciptaan alam, yaitu langit dan bumi serta apa yang ada diataranya.
Disamping itu Al1ah menerangkan, bahwa dialah yang memegang kekuasaan mutlaq atasa
semua ciptaan-Nya itu, dan hamba-hamba-Nya yang disebut malaikat senantiasa patuh dan
beribadah kepada-Nya.

Tafsir
Dalam ayat yang ke 19 ini Al1ah rnengingatkan kembali tentang kekuasaan-Nya
menciptakan, menguasai, mengatur, mengelola, menghidupkan, mernatikan, memberikan pahala
dan menimpakan azab kepada makhluk-Nya, tidak ada selain Allah yang mempunyai kewenang
dan hak untuk campur tangan dalam masalah tersebut, demikian pula kekuasaan-Nya terhadap
makhluk-makhluk yang berada disisi-Nya, yaitu para malaikat muqarabin, yang diberinya
kedudukan yang mulia, patuh dan taat serta beribadah kepada-Nya tanpa henti-hentinya, dan
tidak merasa lelah atau letih dalam mengabdi kepada-Nya. Ayat ke 20 Allah menjelaskan
bagaimana caranya para malaikat itu beribadah kepada-Nya, yaitu dengan senantiasa bertasbih
siang dan malam denga tidak putus-putusnya.19

B. Keyakian Manusia terhadap Malaikat Sebelum Islam

Kaum musyrikin menyatakan bahwa para malaikat adalah anak perempuan Allah, Allah
sendiri vang membantah pertanyaan tersebut dalam firman-Nya bahrwa mereka sama sekali
iidak memiliki pengetahuan tentang ha1 ini:

َ‫َو َج َعلُوا ْال َمالئِ َكةَ الَّ ِذينَ هُ ْم ِعبَا ُد الرَّحْ َم ِن إِنَاثًا أَ َش ِهدُوا َخ ْلقَهُ ْم َستُ ْكتَبُ َشهَا َدتُهُ ْم َويُسْأَلُون‬

18
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid VIII, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 134.
19
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid VIII (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 241.
“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang
Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan
malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai
pertanggung-jawaban.”(az-Zukhruf : 19).20

Asbabun Nuzul
Pada suatu ketika ada sekelompok orang munafik berkata : "Sesungguhnya Allah
mempunyai besan bangsa Jin dan beranak-cucu malaikat". Sehubungan dengan itu maka
turunlah ayat 19 sebagai ketegasan bahwa ucapan mereka itu tidak benar.21

Munasabah dengan ayat sebelumnya


Pada ayat-ayat yang lalu diterangkang bahwa orang musyrik itu mengakui ketuhanan
Allah dan dialah yang menciptakan langit dan bumi, maka dalam ayat-ayat berikut ini A11ah swt
menerangkan bahwa A11ah yang menciptakan langit dan bumi, maka dalam ayat-ayat berikut ini
Allah swt menerangkan bahwa mereka menyatakan hal-hal yang bertentangan dengan pengakuan
meteka sendiri. Mereka mengakui bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, tetapi
merekapun menyifatkan Allah dengan sifat-sifat makhluk yang sama sekali tidak layak ditujukan
kepada Al1ah sebagai pencipta alam semesta. mereka itu nrenganggap bahwa malaikat adalah
anak perempuan Allah, sedangkan anak laki-laki khusus untuk mereka.

Tafsir
Ayat 19 ini ditutup dengan satu ancaman kepada orang-orang musyrik bahwa apa yang
mereka katakan mengenai malaikat, semua itu akan dicatat dan akan dirnintai pertanggung
jawaban mereka di akhirat kelak. Satu lagi diperlihatkan perbuatan sesat dan orang musyrik.
Mereka berkata denga nada mengelek. "Sekira Allah yang Maha Pemurah menghendaki, niscaya
kami tidak menyembah malaikat itu." Seakan-akan mereka nenyernbah malaikat karena
kehendak Allah.22

َ‫أَ ْم خَ لَ ْقنَا ْال َمالئِ َكةَ ِإنَاثًا َوهُ ْم َشا ِه ُدونَ أَال إِنَّهُ ْم ِم ْن إِ ْف ِك ِه ْم لَيَقُولُونَ َولَ َد هَّللا ُ َوإِنَّهُ ْم لَ َكا ِذبُون‬

" Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka. Ketahuilah
bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan. "Allah
beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.” (Ash-Shaffat: 1 50-
152).23

Munasabah
Dalam kisa-kisah yang lalu dijelaskan bagaimana nabi-nabi terdahulu, Nuh, Ibrahirn,
Musa, Ilyas, dan Yunus, ditentang oleh kaum mereka. Mereka diajak untuk menyembah Tuhan
yang sebenarnya yaitu AI1ah, mereka membangkang. Karena tak mungkin lagi diharapkan,
mereka dimusnahkan oleh Allah, kecuali umat nabi Yunus yang diterima iman mereka
menjelang datangnya azab atau bencana. Ha1 yang sama dialami Nabi Muhammad Saw dan
umatnya. Pada ayat berikut ini, kaum kafir mekkah diminta agar mereka mengambil pelajaran
20
Syahirul Alim al-Adib, Terjemah Kitab Tauhid, Cetakan ke VIII, (Jakarta: Ummul Qura, 2008), h.184.
21
A. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 736.
22
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid VIII, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 326.
23
Syahirul Alim al-Adib, Terjemah Kitab Tauhid, Cetakan ke VIII, (Jakarta: Ummul Qura, 2008), h.184-185
dari peristiwa-peristiwa itu. Jika menginginkan Allah bisa saja memusnahkan mereka seperti
umat terdahulu itu. Oleh karena itu, mereka hendaknya beriman kepada Allah denga sebenar-
benamya dan tidak berpandangan keliru mengenai Allah dan Para malaikat-Nya.

Tafsir
Anak perempuan yang mereka maksud sebagai anak Al1ah adalah malaikat. Lalu Allah
memperkeras bantahan-Nya dengan mempertanyakan lebih lanjut apakah mereka menyaksikan
ketika Allah menciptakan atau melahirkan malaikat sebagai anak perempuan-Nya. Mereka tidak
Punya bukti apa-apa tentang hal itu, begitu juga bukti lain yaitu wahyu. Dengan demikian
pandangan mereka itu salah, dan merupakan ucapan yang tidak dapat dipertanggiing jarwabkan
karena dosanya amat besar.24

C. Mengimani Malaikat

Mengirnani malaikat termasuk rukun iman kedua. Artinya ialah meyakini bahwa AIIah
Ta'ala rnemiliki malaikat yang benar-bnar ada, diciptakan dari cahaya, tidak menduhakai
perintah-perintah-Nya dan senantiasa melaksanakan apa pun yang diperintahkan kepada mereka.
Firman Allah dahlam surah A1-Baqarah [2]: 285

ُ ‫آ َمنَ ال َّرسُو ُل بِ َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْي ِه ِم ْن َربِّ ِه َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ ُك ٌّل آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو َمالئِ َكتِ ِ]ه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه ال نُفَ ِّر‬
‫ق بَ ْينَ أَ َح ٍد ِم ْن ُر ُسلِ ِه َوقَالُوا َس ِم ْعنَا‬
‫صي ُر‬ ِ ‫ك ْال َم‬
َ ‫َوأَطَ ْعنَا ُغ ْف َرانَكَ َربَّنَا َوإِلَ ْي‬

”Rasul telah beriman kepada Al Qur 'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami
dengar dan kami ta 'at." (Mereka berdo'a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali." (A1-Baqarah: 285).25

Asbabun Nuzul
Surat al Baqoroh ayat 285 memiliki keterkaitan dengan ayat 284 pada asbabun nuzulnya
ayat 284 menjelaskan bahwa para sahabat Nabi merasa keberatan untuk melaksanakan perintah
yang terdapat didalamnya. Kemudian mereka datang kepada Nabi atas keberatannya. lalu Nabi
menyuruh mereka untuk mengucapkan sami'na wa ato'na ghufronaka Rabbana wa ilaikal
mashir. Setelah bacaan ini diajarkan kepada meraka dan sudah menjadi kebiasaan maka turunlah
ayat 285.26

Munasabah
Pada akhir ayat yang lalu diterangkan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
yang dilakukan manusia dalam bermuamalah. Ayat ini menjelaskan bahwa Al1ah pemilik alam
semesta, mengetahui segala apa yang ada didalamnya, baik yang tampak atau yang tidak tarnpak.
Karena hanya Allah saja yang merniliki dan mengetahui segala sesuatu, maka dia pula yang

24
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid VIII, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 326.
25
Syahirul Alim al-Adib, Terjemah Kitab Tauhid, Cetakan ke VIII, (Jakarta: Ummul Qura, 2008), h.184-185.
26
A. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 130.
menentukan, mengarnpuni, mengazab, menguasai dan memberi kepulusan dengan adil terhadap
segala hal yang dimiliki-Nya.

Tafsir
Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah, dia berkata, tatkala A11ah
menurunkan ayat 284 kepada Rasulullah Saw, maka sahabat merasa bebannya bertambah berat,
lalu mereka datang menghadap Rasulullah saw dan berkata, kami telah dibebani dengan
pekerjaan-pekerjaan yang sanggup kami kerjakan, yaitu solat, puasa, jihad, sedekah, dan kini
telah turun pula ayat ini, yang karni tidak sanggup melaksanakamya, maka rasulullah Saw
bersabda, apakah kamu hendak mengatakan. kami dengar dan kami durhaka, katakanlah kami
dengar dan kami taat. dan kami mohon ampunan-Mu ya Tuhan kami, dan hamya kepada
Engkaulah kami kembali. Tatkala Rasulullah membacakan ayat ini kepada mereka lidah mereka
mengikutinya. Lalu turun ayat berikutnya, ayat 285 al-Baqarah. Abu Hurairah berkata "tatkala
para sahabat telah mengerjakan yang sedemikian Allah menhilangkan kekhawatiran mereka
terhadap ayat itu dan dia menurunkan ayat berikutnva:
‫ال يُ َكلِّفُ هَّللا ُ نَ ْفسًا إِال ُو ْس َعهَا‬
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(a1-Baqarah : 286).27

4. Hubungan Malaikat Dengan Manusia

Al1ah menugasi para malaikat untuk mengurus seluruh urusan makhluk. Termasuk
urusan manusia. Oleh karena itu, malaikat memiliki hubungan yang sangat erat dengan manusia
sejak ia masih berupa nuthfah, sperrna. Menurut Ibnu Qayyim dalam kitabnya Ighatsatul Lahfan,
yang dikutip oleh Shalih Fauzan bin A1- Fauzan, ia berkata bahwa Ma1aikat diserahi urusan
penciptaan manusia dan prosesnya tahap demi tahap. Membentuknya, menjaganya di tiga
kegelapan, menulis rezekinya, amalnya, ajalnya, nasibnya, bahagia atau sengsara, serta
mengawasinya diseluruh kondisi. Menghitung ucapan dan perbuatannya, mengawasi hidupnya,
mencabut nyawanya ketika mati dan menyerahkannya kepada pencipta-Nya. Mereka ditugasi
untuk mengurusi azab dan nikmatnya di alam barzah dan setelah dibangkitkan. Membuat
peralatan nikmat dan azab. Meneguhkan hati hamba yang beriman dengan izin Allah,
mengajarkan yang bermanfaat untuk mereka dan berperang membelanya. Merekalah wali-wali
Allah di dunia dan di akhirat. Menjanjikan kebaikan (kepada hamba) serta mengjaknya untuk
meraihnya. Melarang (hamba) berbuat jahat serta memperingatkamya darinya.28

5. Sifat-Sifat Malaikat

Diciptakan dari Cahaya


Di dalam al-Qur'an tidak dijelaskan secara eksplisit mengenai penciptaan malaikat,
namun dalam hadis nabi dijelaskan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Hadis ini adalah
hadis Ahad yang diririwatkan oleh Muslim dari Siti Aisyah r.a dari Rasu1u11ah.

27
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid I, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 442.
28
Syahirul Alim al-Adib, Terjemah Kitab Tauhid, Cetakan ke VIII, (Jakarta: Ummul Qura, 2008), h.192-193.
"Hadis diriwayatkan dari Rafi' dan Abd bin Hurnaid (berkata) dari Aisyah r.a (berkata),
Rasulullah bersabda "Malaikat diciptakan dari cahaya, diciptakamya jin dari percikan api, dan
diciptakannya adam sebagaimana yang telah dijelaskan kepadamu.”29

Tidak Berjenis Kelamin

َ‫َات َولَهُ ُم ْالبَنُونَ أَ ْم َخلَ ْقنَا ْال َمالئِ َكةَ إِنَاثًا َوهُ ْم َشا ِه ُدونَ أَال إِنَّهُ ْم ِم ْن إِ ْف ِك ِه ْم لَيَقُولُون‬
ُ ‫ك ْالبَن‬
َ ِّ‫فَا ْستَ ْفتِ ِه ْم أَلِ َرب‬

“Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah): "Apakah untuk
Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau apakah Kami
menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)? Ketahuilah
bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan.” (Q.S. as-
Shaffaat : 149-152).30

Munasabah
Dalam kisah-kisah yang lalu dijelaskan bagaimana nabi-nabi terclahulu, Nuh. Ibrahim,
Musa, Ilyas dan Yunus, ditentang oleh kaum mereka. Mereka diajak untuk menyernbah Tuhan
.vang sebenamva yaitu Allah, mereka membangkang. karena tak mungkin lagi diharapkan.
mereka dimusnahkan oleh Allah, kecuali umat nabi Yunus yang diterima iman mereka
menjelang datangnya azab atau bencana. Hal yang sama dialami Nabi Muhammad Saw dan
umatnya. Pada ayat berikut ini, kaum kafir mekah diminta agar mereka mengambil pelajaran dari
peristiwa-peristiwa itu. Jika menginginkan, Allah bisa saja memusnahkan mereka seperli umat
terdahulu itu.
Oleh karena itu, merka hendaknya beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan tidak
berpandangan keliru mengenai Allah dan Para malaikatnya.

Tafsir
Ayat 149 A1lah meminta Nabl Muhammad agar menanyakan kpada kaum kafir Mekah
tentang kepercayaan mereka bahwa Allah punya anak, dan anaknya itu perempuan padahal anak
perempuan itu dalam pandangan mereka rendah, yang mulia dalam pandangan mereka adalah
anak laki-1aki. karena anak laki-laki itu mampu berperang dan membela mereka serta
mengharumkan nama keluarga. karena itu mereka mengambii anak laki-laki sedangkan anak
perempuan mereka nisbahkan kepada Al1ah. Dengan demikian, mereka berdasarkan pandangan
yang keliru dan mau menang sendiri. Pembagian menurut pandangan mereka itu menjadi tidak
adil. Pemberian anak
perempuan, yang mereka pandang rendah, kepada A11ah dan anak laki-laki untuk mereka,
berarti mereka merendahkan Al1ah. pertanyaan yang dimintaa Allah untuk diajukan Nabi
Muhammad kepada kaum kafir mekkah itu sekaligus mengandung arti bahwa pandangan mereka
itu salah. Dalam pandangan Allah itu tidak ada perbedaan laki-1aki dan perempuan. yang
membedakan manusia hanyalah taqwa.
Ayat 150 anak perempuan yang mereka maksud sebagai anak Allah adalah malaikat.
Lalu Allah memperkeras bantahannya denga mempertanyakan lebih lanjut apakah mereka
menyaksikan ketika Allah menciptakan atau rnelahirkan Malaikat sebagai anak perempuamya.
Mereka tidak punya bukti apa-apa tentang hal itu, begitu juga bukti lain yaitu wahyu. Dengan

29
Faizah Ali Sybromalisi, Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h.101.
30
Faizah Ali Sybromalisi, Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h.103
demikian pandangan rnereka itu salah, dan merepakan ucapan yang tidak dapat
diperlanggungjawabkan karena dosanya amat besar.
Ayat 151-153 selanjutnya A11ah mengecara lebih keras lagi ucapan atau pandangan mereka
bahwa Allah punya anak itu. Allah menegaskan bahwa pandangan merak hanyalah suatu
kebohongan besar yang direkayasa. Karena rekayasa seperti itu maka Allah mencap mereka
sebagai pembohong pembohong besar. Untuk merrpertegas kecaman terhadap kebohongan
mereka itu, A1lah bertanya apakah ia memilih anak perempuan daripada anak laki-laki?
Maksudnya anak perempuan rendah dalam pandangan mereka, dan anak lak-laki mulia 1a1u
apakah Allah akan rnemilih anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki? bila demikian
keadaannya, berarti Allah bodoh dan mereka pintar. Pandangan itulah yang dikecam Allah,
karena Allah tidak mungkin beranak dan tidak meemerlukan anak, dan tidak boleh dilecetkan
dengan pandangan seperti itu, bahwa untuk Allah cukup anak perempuan sedangkan untuk
mereka anak laki-laki. Mereka harus memepertanggungjawabkan dosa besar, karena pandangan
yang keliru itu dan dosa orang-orang yang mengikutinya.31

Memiliki Sayap

‫ق َما يَ َشا ُء إِ َّن هَّللا َ َعلَى‬ َ ُ‫اع ِل ْال َمالئِ َك ِة ُرسُال أُولِي أَجْ نِ َح ٍة َم ْثنَى َوث‬
ِ ‫الث َو ُربَا َع يَ ِزي ُد فِي ْال َخ ْل‬ ِ ْ‫ت َواألر‬
ِ ‫ض َج‬ ِ ‫اط ِر ال َّس َما َوا‬ِ َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ ف‬
‫ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬

“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-
utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada
yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S. Al-fathir : 1)

Banyak ulama berbeda pendapat dalam hal penafsiran "sayap" disini ada yaang
mengatakan bahwa sayap diisini adalah symbol dari kekuatan malaikat, ada juga yang
berpendapat secara tekstual sayap disini diartikan dengan sayap-sayap malaikat yang tidak sama
seperli sayap-sayap burung.32

Se1alu Beribadah Kepada Allah


Padaa dasarnya diciptakannya malaikat oleh Allah SWT, sama halnya dengan manusia
dan jin yaitu untuk beribadah kepada Allah. Akan tetapi urgensi tersebut jelas berbeda dengan
manusia dan jin. Jika para malaikat beribadah dengan menjalankan perintah Tuhan secara terus-
menerus dan tidak ada unsur pembangkangan. Maka manusia dan jin bisa jadi melakukan
kesalahan dalam beribadah. Jika malaikat adalah para utusan Tuhan, sebenanrya mausia juga
para wakil Tuhan yang mengurus bumi yaitu dengan di muliakannya nama manusia dengan
istilah khalifah pada surat al-Baqarah diatas. Dalam al-Quran istilah ibadahnya para malaikat
sering menggunakan istilah tasbih dan hampir semua istilah tersebut dalam al-Quran diposisikan
sebagai ibadahnya para malaikat.

َ َ‫يُ َسبِّحُونَ اللَّ ْي َل َوالنَّه‬


َ‫ار ال يَ ْفتُرُون‬

31
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid VIII, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 326.
32
Faizah Ali Sybromalisi, Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h.105.
“Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Q.S. al-Anbiya: 20)

َ‫يل ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬ ِّ ‫ض َي بَ ْينَهُ ْم بِ ْال َح‬
َ ِ‫ق َوق‬ ِ ْ‫َوت ََرى ْال َمالئِ َكةَ َحافِّينَ ِم ْن َحوْ ِل ْال َعر‬
ِ ُ‫ش يُ َسبِّحُونَ بِ َح ْم ِد َربِّ ِه ْم َوق‬

“Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling 'Arsy


bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan
adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

َ‫ار َوهُ ْم ال يَسْأ َ ُمون‬


ِ َ‫ك يُ َسبِّحُونَ لَهُ بِاللَّ ْي ِل َوالنَّه‬
َ ِّ‫فَإ ِ ِن ا ْستَ ْكبَرُوا فَالَّ ِذينَ ِع ْن َد َرب‬

“Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih
kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.” (Q.S Fushillat:38)

Para malaikat bertasbih siang dan malam, ini mengindikasikan bahhwa bertasbihnya
malaikat merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan perintah Allah tanpa
adanya sedikt pembangkangan. Namun ulama berbeda penafsiran tentang bertasbihnya malaikat
sebagai ibadah, apakah bertasbih dengan maksud mensucikan Allah dari hal-hal lain, ataukah
bertasbih dengan bentuk lain yang tidak mungkin sama dengan bertasbihnya manusia.

Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan perkataan dan perbuatan vang pailing baik
dilakukan oleh seseorang, yaitu perkataan dan perbuatan yang mengajak manusia memeluk
islam, beramal soleh, dan berserah diri kepadanya. Pada ayat-ayat berikut ini dikemukakan
bukti-bukti yang terdapat pada kejadian malam, siang, matahari, bulan dan proses bumi yang
tandus kemudian menjadi subur setelah disiram air hujan. Hal ini juga menjadi bukti bahwa
A1lah berkuasa mematikan dan menghidupkan kembali.

Tafisir
Ayat 38 Allah memperingatkan Nabi Muhammad bahwa jika orang-orang musyrik yang
menyembah bintang-bintang itu bersikap angkuh dan tidak mengindah seruannya, biarkan saja
mereka dengan kesesatan yang mereka lakukan itu. Allah tidak memerlukan mereka sedikitpun.
Allah melanjutkan perintahnya bahwa para makhluk yang berada disisinya lebih baik dari orang-
orang rnusyrik itu, tidak ada yang bersifat angkuh dan menyombongkan diri kepadanya. Mereka
senantiasa bertasbih, solat siang dan malam, dan sedikitpun mereka tidak pernah merasa jemu.33

D. Fungsi dan Tugas Malaikat

Secara fungsional maiaikat sebagai utusan Allah (the messengers of Allah) sedikitnya
mempunyai dua kategori.
Pertama, malaikat sebagai utusan Allah yang bertugas sebagai penyampai ha1-ha1
yang berkaitan dengan masalah keagamaan diantaranya terdapat dalam (Q.S. Fathir:1).

‫ق َما يَ َشا ُء إِ َّن هَّللا َ َعلَى‬ َ ُ‫اع ِل ْال َمالئِ َك ِة ُرسُال أُولِي أَجْ نِ َح ٍة َم ْثنَى َوث‬
ِ ‫الث َو ُربَا َع يَ ِزي ُد فِي ْال َخ ْل‬ ِ ْ‫ت َواألر‬
ِ ‫ض َج‬ ِ ‫اط ِر ال َّس َما َوا‬ِ َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ ف‬
‫ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬

33
Faizah Ali Sybromalisi, Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h.108-110.
”Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-
utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada
yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
“Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Q.S. al-Mu’min : 15

ِ َّ‫ش ي ُْلقِي الرُّ و َح ِم ْن أَ ْم ِر ِه َعلَى َم ْن يَ َشا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِه لِيُ ْن ِذ َر يَوْ َم الت‬


‫الق‬ ِ ْ‫ت ُذو ْال َعر‬
ِ ‫َرفِي ُع ال َّد َر َجا‬

“(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai 'Arsy, Yang mengutus Jibril
dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-
Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat).”

Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu A1lah menerangkan bahwa orang-orang mukmin di akhirat akan
memperoleh berbagai fasilitas dan kemudahan, diantaranya akan memperoleh doa dan
pemohonan ampunan dari para malaikat. Pada ayat berikut ini, Allah menerangkan bahwa orang-
orang kafir pada hari kiamat mengakui dosa-dosa mereka, dan meminta agar dikembalikan ke
dunia agar berbuat baik. Kemudian A11ah menerangkan kesempurnaan kekuasaan dan
kebijaksanaannya, pemberian rizki kepada makhluknya, dan sesungguhnya dia tidak
memerlukan sesuatu yang lain daripadanya. Juga dijelaskan bahwa dia menurunkan wahyu
kepada hambanya yang dikehendaki untuk memberi peringatan dengan azab nanti di hari kiamat.

Tafsir
Ayat 15 ini Allah menyebutkan tiga kemulyaan dan keagungannva, sesudahnya
menyebutkan pada ayat sebelumnya tanda-tanda kebesaran dan kesaannya.
a. Maha tinggi derajatnya. A11ah jauh lebih tinggi dan lebih agung dari segala yang ada, sebab
segala sesuatu selain Allah berhajat kepadanya dan tidak sebaliknya, Dia itu azali dan abadi,
tidak mempunyai permulaan dan tidak mempunyai akhir, ia mengetahui segala sesualu sebagai
mana yang dijelaskan dalam Al-Quran.
b. Mempunyai 'Arasy. Allah mempunyai 'Arasy dan Dia mengaturnya Dialah yang menguasai
alam benda dan yang bukan benda.
c. Menurunkan wahyu. Allah menurunkan wahyu berisi perintah, baik berupa suruhan atau pun
larangan kepada yang dikehendakinya dan menyampaikan hukumnya kepada yang
dikehendakinya. Hal seperti itu dinyatakan pada ayat lain sebagaimana firman-Nya A11ah
menurunkan wahyu untuk memperingatkan manusia tentang adanya hari kiamat, yaitu ketika
menyembah dengan yang disembah bertemu. membereskan segala sesuatunya segala sangkut
pautnya yang belum selesai didunia.34

Kedua, malaikat sebagai utusan Allah yang bertugas untuk mengatur tatanan hukum alam yang
meliputi susunan alam raya. Ada beberapa tugas dan fungsi malaikat yang telah diterangkan oleh
al-Qur'an beserta nama-nama petugasnya.

1. Malaikat Jibril

34
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid VIII, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 625.
Jibril adalah malaikat yang bertugas menyampaikan pengetahuan wahyu kepada para nabi/ rasul
dan menyampaikan kepada orang-orang mu'min pilihan yang berupa pengetahuan, hidayah dan
kabar gembira. Hal ini sebagaimana dalam al-Qur'an surat al-Baqarah : 97.

َ‫ص ِّدقًا لِ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوهُدًى َوبُ ْش َرى لِ ْل ُم ْؤ ِمنِين‬


َ ‫ك بِإ ِ ْذ ِن هَّللا ِ ُم‬
َ ِ‫قُلْ َم ْن َكانَ َع ُد ½]ًًّوا لِ ِجب ِْري َل فَإِنَّهُ نَ َّزلَهُ َعلَى قَ ْلب‬

Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al
Qur 'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya
dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. A1-
Baqarah : 97).35

Asbabun Nuzul
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang permusuhan orang-orang Yahudi pada
Jibril, dapat diikuti sebuah riwayat yang mengisahkan sebab turunnya ayat ini, yaitu sebagai
berikut: bahwasanya salah seorang cendikiawan mereka bemama Abdullah bin Sariya bertanya
kepda nabi Muhamad SAW tentang rnalaikat yang membawa wahyu, kemudian Nabi
Muhammad Saw bersabda, Malaikat itu adalah Jibnl kemudian Ibnu Sariya itu berkata, ia musuh
orang-orang Yahudi, karena ia telah mengancam orang-orang Yahudi dengan ancaman
menghancurkan Baitul Maqdis, kemudian apa yang telah diancamkan itu telah terjadi. Adapula
riwayat lain yang menerangkan bahwa Umar Bin Khattab Masuk ke madarasah-madrasah
mereka, kemudian Umar menyebutkan Jibril. Merekapun berkata, ia adalah musuh kami. Ia telah
memberitahukan kepada Muharrmad tentang rahasia kami. Ia betul-betul membuat malapetaka
dan kehancuran, sedang melaikat Mikail adalah malaikat yang mendatangkan rahmat, yang
menurunkan hujan dan menimbulkan kemakmuran.

Munasabah
Dalarn ayat-ayat yang lalu telah disebutkan beberapa alasan yang dikemukakan orang-
orang yahudi mengapa mereka tidak benman kepada Muhammada Saw. Kemudian Allah
mernbatalkan tuduhan mereka dengan mengemukakan dalil yang kuat. Dalam ayat ini Allah
menyebutkan alasan lain yang lebih kuat daripada ,alasan-alasan yang dikemukakan mereka.
Alasan mereka ialah bahwa Jibril yang membawa wahyu kepada nabi Muhammad Saw adalah
musuh mereka. Itulah sebabnya mereka tidak maupercayai sedikitpun kepada wahyu yang
dibawanya. Sesudah itu A11ah menjelaskan sebab-sebab mengapa mereka mengingkari dan
memusuhi Muhammad Saw. yaitu karena sebagian besar mereka mengingkari isi kitab taurat
yang didalamnya terdapat kabar gembira tentang kedatangan Muhammad saw.

Tafsir
pada ayat 97 Allah menjelaskan tentang penolakan alasan-alasan Yang dikemukakan
orang Yahudi dengan menluruh Nabi Muhammad Saw, menyampaikan kepada orang-orang
Yahudi, bahwa barang siapa yang mernusihi Jibril berarti ia telah memusuhi wahyu Allah,
karena tugasnya antara lain menurunkan al-Qur'an kepada nabi Muhammad SAW, barang siapa
yang memusuhi wahyu Allah, berarti ia telah mendustakan Taurat dan kitab Allah yang lainnya.
Alasan yang dikemukakan orang Yahudi adalah alasan yang timbul dan kelemahan dan

35
Faizah Ali Sybromalisi, Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h.111-113.
kerusakan iman. Hal ini menunjukan bahwa permusuhan orang-orang Yahudi terhadp Jibril
tidaklah pantas dijadikan alasan untuk tidak mempercayai kitab yang diturunkan Allah.36

2. Malaikat Mika'il
Mikai'l namanya disebutkan dalam a1-Qur'an sebanyak satu kali yaitu bergandengan
dengan narna Jibril:

َ‫يل َو ِمي َكا َل فَإ ِ َّن هَّللا َ َعد ٌُّو لِ ْل َكافِ ِرين‬
َ ‫َم ْن َكانَ َع ُد ½ًّ]ًوا هَّلِل ِ َو َمالئِ َكتِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ِجب ِْر‬
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan
Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.”(Q.S. a1-
Baqarah: 98).

Mika'il adalah salah satu malaikat yang bertugas mengatur dan menguasai tetesan air
hujan dan sesuatu yang disebabkan dari tetesan air tersebut seperti tumbuh-tumbuhan, binatang,
manusia, dan ekosistem lain. Sedang dalam kitab Talmud, Mikail adalah malaikat yang mengatur
seluruh air memang benar bahwa dari air tersebut muncul sebuah kehidupan dan dari kehidupan
tersebut maka Mikaillah sebagai malaikat yang mengatur rizkinya.

3. Malaikat Maut (Izrail)

َ‫ضى أَ َج ٌل ُم َس ½]ًمًّى ثُ َّم ِإلَ ْي ِه َمرْ ِج ُع ُك ْم ثُ َّم يُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون‬ ِ َ‫َوهُ َو الَّ ِذي يَت ََوفَّا ُك ْم بِاللَّي ِْل َويَ ْعلَ ُم َما َج َرحْ تُ ْم بِالنَّه‬
َ ‫ار ثُ َّم يَ ْب َعثُ ُك ْم فِي ِه لِيُ ْق‬
‫هَّللا‬ َ ُ ُ ُ َّ ْ َ
‫ق ِعبَا ِد ِه َويُرْ ِس ُل َعلَ ْي ُك ْم َحفَظَةً َحتَّى إِذا َجا َء أ َح َدك ُم ال َموْ ت تَ َوفتهُ ُر ُسلنَا َوهُ ْم ال يُفَ ِّرطونَ ث َّم ُر ُّدوا إِلى ِ َموْ الهُ ُم‬
ْ ُ ُ َ َ ْ‫َوهُ َو ْالقَا ِه ُر فَو‬
َ‫ع ْال َحا ِسبِين‬
ُ ‫ق أَال لَهُ ْال ُح ْك ُم َوهُ َو أَس َْر‬ ِّ ‫ْال َح‬

“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu
kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk
disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu
Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.Dan Dialah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat
penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia
diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajibannya..Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka
yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. Dan Dialah
Pembuat Perhitungan yang paling cepat”.(Q.S. al-An’am : 60-62).

Telah diterangkan bahwa Allah mengutus malaikat maut kepada manusia sedang ia selalu
mengikutinya dan ajal manusia dalam tangguhannya, maka ketika datang perintah Allah unruk
menentukan masa rersebut. maka tidak ada waktu sedikitpun untuk menghindar. Menurut ar-
Razi diakatakan bahwa kematian tidak akan berhasil kecuali karena pekerjaan malaikat maut.
Kematian yang dialami semua makhruk, pada hakikatnya dapat berlangsung karena.kekuasaan
Allah semata, laru dalam realisasinya urusan kematian diberikan kepada malaikat Izra'il sebagai
pelaksana pencabut nyawa. Ia adalah kepala malaikat dalam urusan tersebut, artinya bahwa
izra’il memiliki pembanft dalam pencabutan nyawa. (ar-Razi, jilid 17: 1 8).37

36
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid I, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 158.
37
Faizah Ali Sybromalisi, Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h.113-114
Munasabah
Q.S. aI-An'am ayat 60 menerangkan tentang ke-gaib-an yang dialami oleh manusia ada
dua hal. yakni tidur dan kematian. Dalam hal ini, tidur serupa dengan mati. Ayat tersebut diatas
menjelaskan bahwa Dialah (Allah) yang membuat manusia tidur dimalam hari dan membangun
kannya disiang hari. pada saat kita tidur, Allah rnenahan ruh kita secara sempurna sehingga kita
tidak sadar dan tidak dapat meiakukan aktivitas apapun sampai kita terbangun.

Q.S. al-An'am ayat 61-62 menerangkan bahwa setelah malaikar mencatat semua apa yang
manusia lakukan selama hidupnya, kemudian tiba ajalnya maka Allah akan mencabut nyawa
seseorang melalui perantara malaikat izra’il.

Sedangkan dalam surat az-Zumar juga dijelaskan bahwa Allah menahan jiwa (orang) yang telah
ditetapkan kematiannya, dan melepaskamya sampai tiba waktu yang telah ditentukan
(kematiannya).
Adapun munasabah antara QS. Al-An'am ayat 60-62 dengan surat az-Zumar 139: 42) adalah
bahwa keduanya menjelaskan tentang pencabutan nyawa manusia oleh A11ah melalui perantara
malaikat lzra' il.38

4. Malaikat Israfil
Dalam istilah lain disebut sebagai malaikat yang bertugas meniup sangkakala atau
malaikat peniup sangkakkala (as -Shur). Israfil adalah malaikat yang bertugas meniup
sangkakala (as-Shur), Dalam al-Qur'an disebutkan pada banyak surat yang menerangkan fungsi
malaikat ini. Al-Qur'an hampir tidak menyebutkan nama Israfi1 secara eksplisit. Ia disebutkan
dengan memakai istilah lain yaitu sang penup sangkakala, sedang istilah sangkakala sendiri
dalam al- Qur'an disebutkan sebanyak sebelas kali yaitu pada QS. Thaha :102, QS. Az-Zumar :
68, QS. Al-An'am : 73, QS. A1-Kahfi : 99, QS. Al-Mu'minun : 101, QS. An-Naml : 87, QS. Qaf
: 20, QS. Al-Haqqah : 13, QS. Al-Mudatsir : 8. QS.Al-Nabab: 18 dan QS. Abasa : 33.

Menurut ar-Razi bahwa kelak malaikat Israfil menjelang datangnnya hari kiamat tiba
akan meniupkan sangkakala sebanyak tiga kali (ar-Razi, jilid 14: 19). Yang pertama tiupan
alfaza' atau tiupan yang mengejutkan sebagaimana dalam ayat.

َ‫ض إِال َم ْن َشا َء هَّللا ُ َو ُكلٌّ أَتَوْ هُ دَا ِخ ِرين‬ ِ ُّ‫َويَوْ َم يُ ْنفَ ُخ فِي الص‬
ِ ‫ور فَفَ ِز َع َم ْن فِي ال َّس َما َوا‬
ِ ْ‫ت َو َم ْن فِي األر‬

“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan
segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang
menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (QS. An-Naml :87).
Kedua adalah as-Sha'iq (tiupan yang mematikan) adalah satu kondisi kematian setelah ditiupkan
sangkakala untuk yang kedua kali, yaitu terdapat dalam ayat

َ‫ض إِال َم ْن َشا َء هَّللا ُ ثُ َّم نُفِ َخ فِي ِه أُ ْخ َرى فَإ ِ َذا هُ ْم قِيَا ٌم يَ ْنظُرُون‬
ِ ْ‫ت َو َم ْن فِي األر‬ َ ‫ق َم ْن فِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ َ ‫ص ِع‬ ِ ُّ‫َونُفِ َخ فِي الص‬
َ َ‫ور ف‬

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar :68).
38
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid I, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 158
Ketiga adalah tiupan yang membangkitkan. Al-Qur'an menyebutkan dalam ayat:

ِ ُّ‫ْض َونُفِ َخ فِي الص‬


‫ور فَ َج َم ْعنَاهُ ْم َج ْمعًا‬ َ ‫َوت ََر ْكنَا بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم يَوْ َمئِ ٍذ يَ ُمو ُج فِي بَع‬

Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup
lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (a1-Kahfi :99).39

Sebagian ulama berpendapat ada dua tiupan sangkakala. Dan sebagian yang lain, ada tiga
tiupan sangkakala. Adapun penjelasan tentang dua tiupan sangkakala. Q.S. al-Naml ayat 87
menerangkan bahwa tiupan sangkakala yang pertama mematikan semua makhluk yang
bernyaawa. Kemudian tiupan sangkakala yang kedua adalah dibangkitkanaya semua manusia
dari kematiannya. Adapun Munasabah antara surat an-naml ayat 87 dan az-zumar ayat 68 adalah:
Bahwa kedua ayat ini menerangkan tentang peniupan sangkakala oleh malaikat Israfil.40
Asbabun Nuzul
Pada suatu waktu orang-orang Quraisy mengajukan pertanyaan kepada Rasulullah perihal
seorang lelaki yang mengadakan pengembaraan di bumi. Sehubungan dangan itu, maka Allah
menurunkan ayat-ayat diatas. Demikan Ibnu Jarir menerangkan sebagaimana ditegaskan pada
Asbabun Nuzul di permulaan surat ini.41

5. Malaikat Penjaga
Malaikat penjaga disebut juga al-mu'aqibat. Mereka bertugas menjaga manusia di siang
dan di malam, disaat manusia diam dan bergerak dan di segala kondisi manusia, mereka menjaga
manusia dari depan maupun belakang, dari musuh-musuh manusia, dari binatang buas, serta dari
gangguan jin dan setan. Adanya malaikat penjaga, bukan saja diterima dikalangan islam, tetapi
semua agama mempercayai adanya malaikat penjaga.
Dalam udoktrin Kristen misalnya patung yesus menggendong anak adalah sebagai simbol
adanya permeliharaan Allah terhadap anak-anak kecil yang tidak berdaya. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam firmannya,

‫ات ِم ْن بَي ِْن يَ َد ْي ِه َو ِم ْن َخ ْلفِ ِه يَحْ فَظُونَهُ ِم ْن أَ ْم ِر هَّللا ِ إِ َّن هَّللا َ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َم]]ا بِأ َ ْنفُ ِس] ِه ْم َوإِ َذا أَ َرا َد هَّللا ُ بِقَ]]وْ ٍم ُس]و ًءا‬
ٌ َ‫لَهُ ُم َعقِّب‬
ٍ ‫فَال َم َر َّد لَهُ َو َما لَهُ ْم ِم ْن دُونِ ِه ِم ْن َو‬
‫ال‬

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [767]. Sesungguhnya Allah tidak
merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak
ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS.
Ar-Ra'ad : 11).

Asbabun Nuzul
Pada suatu waktu Rasulullah mengutus seorang sahabat untuk menemui pembesar kaum
Jahiliah. Tujuamya adaiah dakwah Islamiyah. Pembesar itu berkata: "Apakah Tuhanmu yang
39
Faizah Ali Sybromalisi, Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h.115-117.
40
M. Quraish Shihab, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, cetakan ke I, Jilid 4 (Jakarta: Penerbit Lentera Hati,
2001), hal. 129-131.
41
Faizah Ali Sybromalisi, Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h.118-119.
kamu ajak aku menyembah, itu terbuat dan besi, tembaga, perak, atau emas?" utusan Rasulullah
itu pulang, melaporkan apa yang telah dialami kepada Rasulullah. Kemudian diutus kembali
hingga ia harus datang dan pergi sampai tiga ka1i. Pada kali yang ketiga, Allah mengutus petir
untuk menyambar pembesar itu, dan tamatlah riwayatnya. Ia mati terbakar. sehubungan dengan
itu, maka Allah menurunkan ayat ke- 8 sampai 13 yang menerangkan betapa kerasnya siksaan
Aliah, baik di dunia maupun di akhirat.42
Dalam ayat tersebut terdapat [ [‫ت‬ ِ ‫ ال ُم َعقِّبا‬yang merupakan benfuk jamak dari
kata [‫]ال ُم َعقِّبة‬kata tersebut diambil dari kata[‫ب‬ َ ِ‫ ] َعق‬yang berarti tumit. Maksudnya ialah yang
mengikuti meletakkan tumitnya di tempat tumit yang diikutinya. Dalam arti mengikuti secara
sungguh-sungguh. Kata [ َ‫( ]يَحْ فَظ]]ون‬memeliharanya) dapat dipahami dalam arti mengawasi
manusia dalam gerak langkahnya baik dalam keadaan sembunnyi atau terang-terangan.

Dalam surah ath-Thanq [86: 4] "setiap jiwa pasti ada pemeliharanya" yakni bahwa A11ah
menjaga setiap jiwa baik siang maupun malam. Bahkan dalam malam yang gelap, Allah
memelihara manusia melalui bintang-bintang yang darinya manusia dapat mengetahui arah
Dengan demikran, QS. Ar-Ra'ad ayat l1 memiliki keterkaitan (munasabah) dengan QS. Ath-
Thariq ayat 4 yang sama-sama menjelaskan tentang pemeliharaan manusia.43

6. Malaikat Raqib dan Atid


Keduanya adalah malaikat yang menjaga manusia dan mencatat segala amal
perbuatannya selama hidup di dunia. Catatan malaikat ini merupakan bukti yang otentik bagi
setiap orang kelak di akhirat yaitu pengadilan tuhan yang Maha Adil dan bijaksana. Sebagaimana
maiaikat-malaikat lain, Raqib dan Atid memiliki pembantu-pembrniu malaikat lain, sebagaimana
dalam al-Qur'an:

‫َما يَ ْلفِظُ ِم ْن قَوْ ٍل إِال لَ َد ْي ِه َرقِيبٌ َعتِي ٌد‬

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir.” (QS. Qaf : 18).

Allah menerangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedua malaikat ini ialah bahwa
tidak ada satu ucapanpun yang diucapkan seseorang tanpa ada di sampingnya seorang malaikat
(Raqib dan Atid), yang mengawasi dan selalu hadir untuk mencatat amal-amalnya yang
berpahala dan amal-amalnya yang menyebabkan dosa.

7. Malaikat Malik
Malik adalah malaikat penjaga neraka. Dalarn banyak periwayatan diterangkan bahwa ia
memiliki banyak pembantu untuk menyiksa orang-orang yang ada didalamnya. Dalam Q.S. az-
Zuhruf ayat 77 diterangkan:

َ‫ال إِنَّ ُك ْم َما ِكثُون‬ ِ ‫ك لِيَ ْق‬


َ َ‫ض َعلَ ْينَا َربُّكَ ق‬ ُ ِ‫َونَادَوْ ا يَا َمال‬

42
M. Quraish Shihab, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, cetakan ke I, Jilid 10, (Jakarta: Penerbit Lentera
Hati, 2002), hal. 284-285.
43
. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h, 572.
“Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu
akan tetap tinggal (di neraka ini).”

Dalam tafsir al-Mizan, Thabathaba'i memberikan penafsiran bahwa MaIik adalah salah satu
malaikat pelayan neraka yang selalu menyiksa ahli neraka. Lebih lanjut diterangkan dalam ayat
diaras bahwa Malik dimintai oleh ahli neraka untuk menyampaikan agar Allah mematikan
mereka saja, 1alu kemudian Mlalik menjawab (Kamu akan tetap tinggal di neraka ini).

8. Malaikat Ridwan
Dalam banyak relerensi dikatakan bahwa Ridwan adalah malaikat yang beftugas menjaga
surga dan memiliki beberapa pembantu untuk mengurus surga. seperti halnya yang ditemukan
dalam QS. Az-Zumar : 73.

َ َ‫ت أَ ْب َوابُهَا َوق‬


َ‫ال لَهُ ْم خَ زَ نَتُهَا َسال ٌم َعلَ ْي ُك ْم ِط ْبتُ ْم فَا ْد ُخلُوهَا خَ الِ ِدين‬ ْ ‫ق الَّ ِذينَ اتَّقَوْ ا َربَّهُ ْم ِإلَى ْال َجنَّ ِة ُز َمرًا َحتَّى إِ َذا َجا ُءوهَا َوفُتِ َح‬
َ ‫َو ِسي‬

“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-
rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah
terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan)
atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.”
(Q.S. az-Zumar : 73).

"Khazin" adalah penjaga atau pelayan ahli surga, dalam hal ini "Khazin" mengisyaratkan kepada
malaikat penjaga surga yaitu malaikat Ridwan dan para pembantu-pembantunya yang
digambarkan oleh ar-Razi bahwa mereka menyambut ahli surga tiga pemyataan yaitu pertama
"salamun 'alaikum" ucapan salam kepada ahli surga. Hal ini disebabkan karena ahli surga pada
hari itu semuanya gembira atas keselamatan dari setiap kesukaran. Kedua "thibtum" disebut
demikian karena ahli surga semuanya bersih dari kotomya perbuatan maksiat serta suci dan
setiap dosa. Ketiga "fadkhuluha khalidun" menunjukkan bahwa kondisi ahli surga ketika akan
dimasukan
kedalam surga mereka bersih dan suci.

9. Malaikat Pencabut Nyawa

ِ ْ‫ك ْال َمو‬


َ‫ت الَّ ِذي ُو ِّك َل بِ ُك ْم ثُ َّم إِلَى َربِّ ُك ْم تُرْ َجعُون‬ ُ َ‫قُلْ يَتَ َوفَّا ُك ْم َمل‬

“Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu,
kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS' As-Sajdah : 11).44

Munasabah.
Pada ayat yang ialu diterangkan bahwa Allah mengutus Muhamad Saw sebagai nabi dan
rasul untuk menyampaikan peringatan kepada manusia dan untuk membuktikan bahwa yang
berhak disembah itu hanyalah Tuhan yang Maha Esa yang menciptakan langit dan bumi dan
semua yang ada didalamnya. Paa yat berikutnya diterangkan adanya buktibukti kebangkitan dan
sikap-sikap orang kafir yang tertunduk lesu, menyesal perbuatan di dunia, dan mengetahui
tempat kembalinya di Neraka.
44
Faizah Ali Sybromalisi, Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h. 119-120.
Tafsir
Ayat ini menerangkan tentang pertanyaan orang-orang musyrik kepada Rasulullah Saw
yang men-unjukan keingkaran dan kesombongan mereka. Mereka berakata apakah daging dan
tulang belulang kami yang telah hancur menjadi tanah, mungkinkah kami dihidupkan kembali
seperti semula?
Dari pertanyaan di atastergambar bahwa menurut merekamustahil manusia dapat hidup
kembalisetelah mati dan tubuhnya hancur menjadi tanah. Orang-orang musyrik itu bukan hanya
mengingkari kekuasaan Allah tetapi juga mengingkari adanya hari kebangkitan, yaitu dimana
semua manusia dihadapkan di mahkamah illahiah.45

E. Hikmah Mengetahui Sifat Malaikat

Sikap orang yang mengimani malaikat akan keberadaannya meskipun ia makhluk ghaib
yang tak tersentuh indra manusia tugas dan fungsinya itu akan menjadikannya suatu dorongan
tersendiri dalam konteks keihidupannya dan dalam semua tindakannya. Karena ia mengetahui
bahwa malaikat selalu melindunginya dan selalu menjaganya dalam kondisi apapun.

45
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid I, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010). 159..
TAURAT DAN INJIL

Pembahasan

A. Pengertian Kitab dan Shuhuf

Al-Kutub adalah bentuk jamak dari kata “Kitab” yang berarti sesuatu yang ditulis.
Namun, yang dimaksud disini adalah wahyu Allah yang sampaikan kepada pada rasul untuk
diajarkan kepada manusia sebagai pedoman hidupnya. Wahyu itu dicatat dalam lembaran-
lebaran, ada yang mencatatnya di kulit binatang, batu, pelepah kurma. Lembaran-lembaran itu
kemudian disatukan menjadi buku besar dan disusun secara sistematis sesuai petunjuk rasul
sendiri. Kumpulan lembaran-lembaran yang sudah berwujud buku itu lazimnya disebut sebagai
kitab. Adapun yang dimaksud suhuf adalah lembaran-lembaran yang berisi kumpulan wahyu
Allah Swt. Yang diberikan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Dengan
demikian, juga kita bandingkan dengan kitab, suhuf relatif lebih sedikit dari pada kitab. Beberapa
suhuf dikumpulkan sehingga menjadio sebuah kitab.
Kitab yang diturunkan Allah Swt ada empat. Keempat kitab Allah Swt itu adalah Taurat,
zabur, injil dan Al-Quran. Kitab-kitab itu memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya
ialah semua kitab itu menganjurkan keesaan Allah Swt. Sehingga agama-agama sebelum islam
lahir dikenal dengan sebutan agama tauhid, yakni agama yang mengajarkan tentang keesaan
Allah Swt. Perbedaannya terletak pada sifatnya. Kitab-kitab sebelum al-Qu’an bersifat local dan
ajaran-ajarannya sederhana, sedangkan Al-Qur’an bersifat universal dan abadi sepanjang masa
serta lebih luas ajarannya.

Jadi, persamaan keduanya adalah sama-sama merupakan wahyu dari Allah. Adapun
perbedaannya:46
1. Isi kitab lebih lengkap daripada shuhuf,
2. Kitab wajib disampaikan kepada manusia, sedangkan shuhuf tidak,
3. Kitab dibukukan, sedangkan shuhuf tidak. Dalam Al-Qur’an, kata “kitab” disebut tidak kurang
dari 198 kali, sedangkan kata shuhuf hanya 6 kali.

B. Macam-macam Kitab Allah 

Menurut bahasa, kata kitab memiliki dua pengertian, pertama berarti perintah. Kedua
berarti tulisan di atas kertas. Yang dimaksud kitab Allah adalah wahyu yang diturunkan kepada
para nabi dan rasul berisi pedoman hidup bagi umatnya dan telah dibukukan. Kitab-kitab Allah
yang wajib kita imani ada empat,47 yaitu :

46
Anwar Rosihin, Akidah Akhlak, Bandung: CV Pustaka Setia. H. 128.
47
Anwar Rosihin, Akidah Akhlak, (Bandung: CV Pustaka Setia). h. 130
1. Kitab taurat, diturunkan kepada Nabi Musa As sebagai pedoman dan petunjuk bagi Bani Israil.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt :

‫يل أَاَّل تَتَّ ِخ ُذوا ِم ْن دُونِي َو ِكياًل‬


َ ِ‫َاب َو َج َع ْلنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِ ْس َرائ‬
َ ‫َوآتَ ْينَا ُمو َسى ْال ِكت‬

  “Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu  petunjuk
bagi Bani Israel (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,” (QS. Al 
-  Israa‟: 2)
 
2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud As untuk disampaikan dan dijadikan sebagai
pedoman hidup bagi umat Yahudi. Firman Allah :

‫َوآتَ ْينَا دَا ُو َد زَ بُورًا‬

Artinya : “.... dan Kami berikan Zabur kepada Nabi Daud” (QS Al  -Israa‟ : 55)
 
3.  Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa As sebagai petunjuk dan tuntunan bagi Bani Israil.
Allah berfirman :

َ ‫ص ِّدقًا لِ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه ِمنَ التَّوْ َرا ِة َوآتَ ْينَاهُ اإْل ِ ْن ِجي َل فِي ِه هُدًى َونُو ٌر َو ُم‬
َ‫ص ِّدقًا لِ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه ِمن‬ ِ َ‫َوقَفَّ ْينَا َعلَى آث‬
َ ‫ار ِه ْم بِ ِعي َسى ا ْب ِن َمرْ يَ َم ُم‬
ْ ً
َ‫التَّوْ َرا ِة َوهُدًى َو َموْ ِعظة لِل ُمتقِين‬
َّ َ

Artinya : “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra  Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya
Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan
kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat.  Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk
orang-orang yang bertakwa.” (Qs.  Al-Maidah : 46)

4. Kitab Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, untuk dijadikan  petunjuk dan
pedoman bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bangsa Arab. Allah  berfirman :

ْ َ‫إِنَّا أ‬
َ‫نزلنَاهُ قُرْ آنًا ع ََربِيًّا لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون‬

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.” (Qs. Yusuf : 2)

Al-Qur‟an sebagai kitab suci terakhir isinya meliputi seluruh kitab-kitab terdahulu dan
melengkapi aturan-aturan yang belum ada. Pada dasarnya kitab-kitab Allah itu mengandung
ajaran-ajaran yang sama, yaitu tentang tauhid atau mengesakan Allah.

C. Iman kepada Kitab-kitab Allah


Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT., berarti kita wajib beri’tikad atau mempunyai
keyakinan bahwa Allah SWT, mempunyai beberapa kitab yang diturunkan kaepada para Nabi-
Nya.
ٓ
‫ي أَن]]زَ َل ِمن قَ ۡب] ۚ ُل َو َمن يَ ۡكفُ] ۡ]ر بِٱهَّلل ِ َو َم ٰلَئِ َكتِ ِهۦ َو ُكتُبِ ِهۦ‬ ِ َ‫ب ٱلَّ ِذي نَ َّز َل َعلَ ٰى َر ُس]ولِ ِهۦ َو ۡٱل ِك ٰت‬
ٓ ‫ب ٱلَّ ِذ‬ ْ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ْا َءا ِمن‬
ِ َ‫وا بِٱهَّلل ِ َو َرسُولِ ِهۦ َو ۡٱل ِك ٰت‬
١٣٦ ]‫ضلَاَۢل بَ ِعي ًدا‬ ٰ َ ‫ض َّل‬ َ ‫َو ُر ُسلِ ِهۦ َو ۡٱليَ ۡو ِم ٱأۡل ٓ ِخ ِر فَقَ ۡد‬

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (Q.S. An-Nisa’
[4] :136).48

Tafsir
Allah Swt. memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mengamalkan
semua syariat iman dan cabang-cabangnya, rukun-rukunnya serta semua penyanggahnya. Tetapi
hal ini bukan termasuk ke dalam pengertian perintah yang menganjurkan untuk merealisasikan
hal tersebut, melainkan termasuk ke dalam Bab "Menyempurnakan Hal yang Telah Sempurna,
Mengukuhkannya, dan Melestarikannya".49

Perihalnya sama dengan apa yang diucapkan oleh seorang mukmin dalam setiap salatnya, yaitu
bacaan firman-Nya:
‫ا ْه ِدنَا الصِّ راطَ ْال ُم ْستَقِي َم‬
Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (Al-Fatihah: 6)

Dengan kata lain, terangilah kami ke jalan yang lurus, dan tambahkanlah kepada kami hidayah
serta mantapkanlah kami di jalan yang lurus. Allah Swt. memerintahkan kepada mereka untuk
beriman kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, seperti pengertian yang terkandung di dalam ayat
lain, yaitu firman-Nya:

‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوآ ِمنُوا بِ َرسُولِ ِه‬

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya.
(Al-Hadid: 28)

Adapun firman Allah Swt.: 


ِ ‫{ َو ْال ِكتَا‬
}‫ب الَّ ِذي نز َل َعلَى َرسُولِ ِه‬

dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya. (An-Nisa: 136)

Makna yang dimaksud ialah semua jenis kitab yang terdahulu. Sedangkan mengenai kitab
Al-Qur'an, hal ini diungkapkan dengan memakai lafaz nazzala, karena Al-Qur'an diturunkan
secara berangsur-angsur lagi terpisah-pisah disesuaikan dengan kejadian-kejadiannya menurut
apa yang diperlukan oleh semua hamba dalam kehidupan di dunia dan kehidupan akhirat mereka.

48
Al Qur’anul Karim, Kitabul Akbar, (Jakarta: Embun Publising)2014
49
Baharun abu bakr,Tafsir Ibn Katsir juz 1 (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2000).h. 83
Adapun kitab-kitab terdahulu, maka semuanya diturunkan sekaligus. Karena itulah dalam ayat
ini disebutkan:

‫ب الَّ ِذي أَنز َل ِم ْن قَ ْب ُل‬


ِ ‫َو ْال ِكتَا‬
serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. (An-Nisa: 136)

Kemudian Allah Swt. berfirman:

َ ‫َو َم ْن يَ ْكفُرْ بِاهَّلل ِ َو َمالئِ َكتِ ِ]ه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَقَ ْد‬
َ ‫ض َّل‬
‫ضالال بَ ِعيدًا‬

Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-


Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa:
136)

Dia telah keluar dari jalan hidayah dan jauh dari jalan yang benar dengan kejauhan yang sangat.
Adapun jumlah Nabi tidak ada yang mengetahui karena Allah sendiri yang mengetahui jumlah
yang sebenarnya. Mengimani kitab-kitab-Nya merupakan rukun iman yang ketiga. Allah
menurunkan kitab-kitab tersebut agar digunakan sebagai pedoman atau pembimbing bagi seluruh
umat manusia menuju jalan hidup yang benar dan diridhai Allah SWT, yaitu kebahagiaan serta
keselamatan dunia akhirat.50

Kitab-kitab yang telah diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya yang wajib
diketahui oleh umat Islam51, adalah:

1. Kitab Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. Pada kira-kira abad ke-12 SM di daerah
Israil dan Mesir.
2. Kitab Zabur, yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s Pada kira-kira abad ke 10 SM di daerah
Israil.
3. KItab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa a.s. di daerah Yerussalam pada permulaan abad pertama.
4. Kitab Al-Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, di daerah Mekkah dan
Madinah pada abad ke- 6 M.

Selain menurunkan kitab-kitab tersebut diatas, Allah juga menurunkan shuhuf (lembaran) kepda
para Nabi terdahulu,52 yakni:
1) Nabi Adam a.s menerima 10 shuhuf.
2) Nabi Syits a.s menerima shuhuf 50 shuhuf.
3) Nabi Idris a.s menerima 30 shuhuf.
4) Nabi Ibrahim a.s menerima 10 shuhuf.
5) Nabi Musa a.s. menerima 10 shuhuf.

D. Pokok-Pokok Ajaran Kitab-Kitab Allah

50
Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, penerj: Ronny Mahmuddin, Syarah Aqidah Ash-Shahihah, (Jakarta, Pustaka
As-Sunnah, 2011). H. 22
51
Rosihin Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: CV Pustaka Setia). h. 134
52
Rosihin Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: CV Pustaka Setia). h. 132
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kitab yang diwahyukan kepada Nabi Musa pada sekitar abad ke-12 SM
di daerah Israil dan Mesir. Allah SWT, berfirman:

َ ‫ب َو َج َع ۡل ٰنَهُ ه ُٗدى لِّبَنِ ٓي إِ ۡس ٰ َٓر ِء‬


ْ ‫يل أَاَّل تَتَّ ِخ ُذ‬
٢ ‫وا ِمن دُونِي َو ِكياٗل‬ َ َ‫َو َءات َۡينَا ُمو َسى ۡٱل ِك ٰت‬

Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi
Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku. (Q.S. Al-Isra’ :
2).

Setelah Allah menyebutkan bahwa Dia telah memperjalankan hamba-Nya Nabi Muhammad Saw
di suatu malam, lalu Dia mengiringinya dengan kisah Musa yang juga sebagai hamba, rasul, dan
orang yang pernah diajak bicara langsung oleh-Nya. Dalam Al-Qur'an sering Allah menyebutkan
kisah tentang Musa dan Nabi Muhammad Saw. secara beriringan, demikian juga penuturan
tentang Taurat dan Al-Qur'an. Karena itulah setelah menyebutkan peristiwa Isra, Allah Swt.
berfirman:

َ ‫َوآتَ ْينَا ُمو َسى ْال ِكت‬


‫َاب‬
Dan Kami berikan kepada Musa kitab. (Al-Isra: 2)
Yang dimaksud adalah kitab Taurat.

‫َو َج َع ْلنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِ ْس َرائِي َل أَال تَتَّ ِخ ُذوا‬

dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), "Janganlah kalian
mengambil..." (Al-Isra: 2)

Maksudnya janganlah kalian menjadikan.


‫ِم ْن دُونِي َو ِكيال‬
"...penolong selain Aku.” (Al-Isra: 2)
Yakni pelindung, penolong, dan sembahan selain Aku. Karena sesungguhnya Allah Swt. selalu
menurunkan kepada setiap nabi yang diutus-Nya firmanNya mengatakan, "Sembahlah Allah
semata, tiada sekutu bagi-Nya." Selanjutnya Allah Swt. berfirman:

ٍ ُ‫ُذ ِّريَّةَ َم ْن َح َم ْلنَا َم َع ن‬


‫وح‬

anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. (Al-Isra: 3)

Bentuk lengkap ayat ialah, "Hai anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama
Nuh." Di dalam kalimat ayat ini terkandung makna yang mengingatkan akan nikmat dan karunia
Allah. Dengan kata lain, ayat ini seakan-akan mengatakan, "Hai keturunan orang-orang yang
Kami selamatkan dan Kami bawa bersama-sama Nuh di dalam bahtera, tirulah jejak bapak
kalian.

‫إِنَّهُ َكانَ َع ْبدًا َش ُكورًا‬

Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur. (Al-Isra: 3)


Dengan kata lain, ingatlah kalian semua akan nikmat-Ku kepada kalian, yaitu Kami telah
mengutus Nabi Muhammad Saw. kepada kalian.
Di dalam hadis dan asar dari ulama Salaf disebutkan bahwa Nabi Nuh a.s. selalu memuji kepada
Allah bila makan, minum, berpakaian, dan dalam semua perbuatannya. Karena itulah maka ia
dijuluki sebagai hamba Allah yang banyak bersyukur.
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdul Aziz, telah
menceritakan kepada kami Abu Na'im, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu
Husain, dari Abdullah ibnu Sinan, dari Sa'd ibnu Mas'ud As-Saqafi yang mengatakan,
"Sesungguhnya Nabi Nuh mendapat julukan seorang hamba yang banyak bersyukur, tiada lain
karena bila hendak makan atau minum ia selalu memuji kepada Allah.

َ َ‫ ق‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬


:‫ال‬ ِ ‫ َر‬،‫ك‬ ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬ ِ ‫ ع َْن أَن‬،‫ ع َْن َس ِعي ِد ْب ِن أَبِي بُرْ دَة‬،َ‫ َح َّدثَنَا زَ َك ِريَّا بْنُ أَبِي زَ ائِ َدة‬،َ‫ َح َّدثَنَا أَبُو أُ َسا َمة‬:ُ‫قَا َل اإْل ِ َما ُم أَحْ َمد‬
َ ‫ضى ع َِن ْال َع ْب ِد أَ ْن يَأْ ُك َل اأْل َ ْكلَةَ أَوْ يَ ْش َر‬
."‫ب ال َّشرْ بَةَ فَيَحْ َم َد هَّللا َ َعلَ ْيهَا‬ َ ْ‫ "إن هَّللا َ لَيَر‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah menceritakan
kepada kami Zakaria ibnu Abu Zaidah, dari Sa'id ibnu Abu Burdah, dari Anas ibnu Malik r.a.
yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah benar-benar
rida kepada seorang hamba manakala ia makan sesuap atau minum seteguh tidak pernah lupa
mengucapkan pujian kepada Allah atas nikmat itu.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai melalui
Jalur Abu Usamah.53
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam, bahwa Nabi Saw. selalu memuji kepada Allah
dalam semua keadaan.
Imam Bukhari dalam bab ini telah meriwayatkan hadis Abu Zar'ah, dari Abu Hurairah, dari Nabi
Saw. yang telah bersabda, "Aku adalah pemuka anak Adam kelak di hari kiamat," hingga akhir
hadis. Di dalam hadis ini disebutkan bahwa lalu mereka datang kepada Nabi Nuh dan meminta,
"Hai Nuh, sesungguhnya engkau adalah rasul yang mula-mula diutus Allah untuk penduduk
bumi, dan Allah telah memberimu nama julukan seorang hamba yang banyak bersyukur. Maka
mohonkanlah syafaat bagi kami kepada Tuhanmu," hingga akhir hadis.54

Kitab Taurat ini diturunkan dalam bahasa Ibrani, yang berarti “Syariat” Kata “Taurat”
disebutkan dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 18 kali.55 Menurut orang yahudi Taurat itu terdiri
dari lima kitab, yakni : Kitab Kejadian, Kitab Pengeluaran, Kitab Lawiyin, Kitab Bilangan, Kitab
Tasniyatul ‘Isytira’.56 Sedang kaum Nasrani menamakan seluruhnya itu sebagai Kitab Perjanjian
Lama, yang isinya adalah kitab-kitab para Nabi, sejarah para penguasa dan raja-raja Bani Israil
sebelum Isa Al Masih.57 Taurat menurut informasi Al Qur’an adalah wahyu yang diturunkan
kepada Nabi Musa a.s agar disampaikan kepada umatnya, yang berisikan tentang hukum-hukum
dan syari’at.

53
Syekh Imam Al Qurtubi, Tafsir Al Qurtubi, (IKAPI DKI Jakarta: Pustaka Azzam). h. 18
54
Baharun abu bakr,Tafsir Ibn Katsir juz 1 (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2000).h. 78
55
Rosihin Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: CV Pustaka Setia). h. 137
56
Faizah Ali Sibromalisi, 2016. Tafsir Aqidah, (Ciputat: UIN Jakarta Press). h. 140
57
Faizah Ali Sybromalisi, 2016. Tafsir Aqidah, Ciputat: UIN Jakarta Press. h. 140
Isi pokok ajarannya adalah sepuluh Firman Allah (hukum) yang diturunkan kepada Nabi
Musa as. di puncak Gunung Thurusina. Intisari dari pokok-pokok ajarannya adalah sebagai
berikut.58:
a. Keharusan mengakui keesaan Allah.
b. Larangan menyembah patung dan berhala karena Allah tidak dapat diserupakan dengan
makhluk-makhluk-Nya, baik yang ada di langit, bumi maupun air.
c. Memuliakan hari Sabtu.
d. Menghormati Ayah dan Ibu.
e. Larangan membunuh sesama manusia.
f. Larangan berbuat zina.
g. Larangan mencuri.

Itulah isi-isi pokok dari ajaran Taurat yang asli, namun kitab Taurat yang sekarang beredar di
kalangan bangsa Yahudi tidak murni lagi, dan banyak perubahan. Para ulama sepakat bahwa
tidak ada lagi kitab Taurat yang asli sebab kitab Taurat yang beredar sekarang merupakan
karangan orang Yahudi pada masa dan waktu yang berlainan. Adapun tentang diubahnya Taurat
yang asli oleh orang-orang Yahudi, Allah SWT. Berfirman:
ۢ
ِ ۚ ‫ٱس َم ۡع غ َۡي َر ُم ۡس َم ٖع َو ٰ َر ِعنَا لَيَّا بِأ َ ۡل ِسنَتِ ِهمۡ َوطَ ۡع ٗنا فِي ٱلد‬
‫ِّين‬ َ ‫اض ِع ِهۦ َويَقُولُونَ َس ِم ۡعنَا َو َع‬
ۡ ‫ص ۡينَا َو‬ ِ ‫ُوا ي َُح ِّرفُونَ ۡٱل َكلِ َم عَن َّم َو‬
ْ ‫ِّمنَ ٱلَّ ِذينَ هَاد‬
‫اٗل‬ ‫اَّل‬ ۡ ۡ ُ ‫هَّلل‬ َّ ٰ ۡ َ َّ
٤٦ ‫ٱس َم ۡع َوٱنظ ۡرنَا لَ َكانَ خ َۡي ٗرا لهُمۡ َوأق َو َم َولَ ِكن ل َعنَهُ ُم ٱ ُ بِكف ِر ِهمۡ فَاَل يُؤ ِمنُونَ إِ قَلِي‬ ُ َ َ
ۡ ‫وا َس ِم ۡعنَا َوأط ۡعنَا َو‬ ْ ُ‫َولَ ۡو أَنَّهُمۡ قَال‬

“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempat (semestinya).


Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka
mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan
(mereka mengatakan): "Raa´ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela
agama.Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan
perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah
mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat
tipis.” (Q.S. Annisa’[4]:46)59

Tafsir
‫ِمنَ الَّ ِذينَ هادُوا‬
Yaitu orang-orang Yahudi. (An-Nisa: 46)

Min dalam ayat ini menunjukkan makna keterangan jenis. Seperti pengertian min yang terdapat
di dalam firman lainnya, yaitu:
‫س ِمنَ اأْل َوْ ثا ِن‬
َ ْ‫فَاجْ تَنِبُوا ال ِّرج‬

maka jauhilah perkara yang najis yaitu berhala-berhala tersebut. (Al-Hajj: 30)

Adapun firman Allah Swt.:


ِ ‫ي َُحرِّ فُونَ ْال َكلِ َم ع َْن َم‬
‫واض ِع ِه‬
mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. (An-Nisa: 46)

58
Rosihin Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: CV Pustaka Setia). h.138
59
Al Qur’anul Karim, Kitabul Akbar, (Jakarta: Embun Publising) 2014.
Maksudnya, mereka menakwilkannya bukan dengan takwil yang sebenarnya, dan
menafsirkannya bukan dengan tafsir yang dimaksud oleh Allah Swt.; dengan sengaja mereka
melakukannya sebagai kedustaan dari mereka sendiri.
}‫ص ْينَا‬َ ‫{ َويَقُولُونَ َس ِم ْعنَا َو َع‬
Mereka mengatakan, "Kami mendengar." (An-Nisa: 46)
Yakni kami mendengar apa yang engkau katakan, hai Muhammad, dan kami tidak akan
menaatimu. Demikianlah menurut apa yang ditafsirkan oleh Mujahid dan Ibnu Zaid mengenai
makna yang dimaksud dari kalimah ini. Hal ini jelas menggambarkan kekufuran dan keingkaran
mereka yang sangat keterlaluan. Sebenarnya mereka berpaling dari Kitabullah sesudah mereka
memahaminya, padahal mereka mengetahui bahaya yang menimpa diri mereka akibat
perbuatannya, yaitu berupa dosa dan siksaan yang akan menimpa diri mereka. Ucapan mereka
yang disebutkan oleh firman-Nya:
}‫{ َوا ْس َم ْع َغ ْي َر ُم ْس َم ٍع‬
Dan ucapan mereka, "Dengarlah," semoga kamu tidak mendengar apa-apa. (An-Nisa: 46)
Artinya, dengarkanlah apa yang kami katakan, mudah-mudahan kamu tidak mendengarnya.
Demikianlah makna ayat menurut apa yang diriwayatkan oleh Ad-Dahhak dari Ibnu Abbas.
Mujahid dan Al-Hasan mengatakan bahwa makna ayat ialah: "Dengarlah, mudah-mudahan kamu
tidak mau menerimanya."
Ibnu Jarir mengatakan bahwa yang benar adalah makna yang pertama karena hal ini
menunjukkan cemoohan dan ejekan mereka. Semoga laknat Allah selalu menimpa mereka.
‫اعنَا لَيًّا بِأ َ ْل ِسنَتِ ِه ْم َوطَ ْعنًا فِي الدِّي ِن‬
ِ ‫َو َر‬

Dan (mereka mengatakan pula), "Ra'ina," dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela
agama. (An-Nisa: 46)

Ucapan mereka yang mengatakan, "Ra'ina" memberikan kesan bahwa seakan-akan mereka
mengatakan, "Perhatikanlah kami dengan pendengaranmu." Padahal sebenarnya mereka
bermaksud mencaci Nabi Saw. melalui perkataan ini yang berakar dari kata ru'unah (cacian).
Pembahasan mengenai tafsir ini telah kami kemukakan dalam tafsir firman-Nya:
ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَقُولُوا‬
‫راعنا َوقُولُوا ا ْنظُرْ نا‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian katakan (kepada Muhammad), "Ra'ina."
Tetapi katakanlah, "Unzurna." (Al-Baqarah: 104)
Karena itulah- Allah Swt. berfirman menyebutkan perihal orang-orang Yahudi yang selalu
mengeluarkan ucapan-ucapan yang bertentangan dengan sikap lahiriahnya, yaitu:
‫لَيًّا بِأ َ ْل ِسنَتِ ِه ْم َوطَ ْعنًا فِي الدِّي ِن‬

dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. (An-Nisa: 46)

Karena mereka mencaci Nabi Saw. Kemudian Allah Swt. berfirman:

‫َولَوْ أَنَّهُ ْم قَالُوا َس ِم ْعنَا َوأَطَ ْعنَا َوا ْس َم ْع َوا ْنظُرْ نَا لَ َكانَ َخ ْيرًا لَهُ ْم َوأَ ْق َو َم َولَ ِك ْن لَ َعنَهُ ُم هَّللا ُ بِ ُك ْف ِر ِه ْم فَال ي ُْؤ ِمنُونَ إِال قَلِيال‬

Sekiranya mereka mengatakan, "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan
perhatikanlah kami," tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah mengutuk
mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. (An-
Nisa: 46).
Hati mereka dijauhkan dari kebaikan dan terusir dari kebaikan, sehingga iman tidak masuk
dalam kalbu mereka barang sedikit pun yang dapat memberikan manfaat buat mereka. Mengenai
firman-Nya:
‫فَال ي ُْؤ ِمنُونَ ِإال قَلِيال‬
Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. (An-Nisa: 46)

telah disebutkan dalam pembahasan yang jauh sebelum ini. Makna yang dimaksud ialah bahwa
mereka tidaklah beriman dengan keimanan yang bermanfaat buat diri mereka.60 Juga firman-
Nya:

٧٥ َ‫يق ِّم ۡنهُمۡ يَ ۡس َمعُونَ َك ٰلَ َم ٱهَّلل ِ ثُ َّم يُ َح ِّرفُونَ ۥهُ ِم ۢن بَ ۡع ِد َما َعقَلُوهُ َوهُمۡ يَ ۡعلَ ُمون‬ ْ ُ‫أَفَت َۡط َمعُونَ أَن ي ُۡؤ ِمن‬
ٞ ‫وا لَ ُكمۡ َوقَ ۡد َكانَ فَ ِر‬
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari
mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya,
sedang mereka mengetahui? (Q.S. Al-baqarah [2]:75).61

Jadi, pada masa Nabi Musa a.s., bangsa Yahudi masih beriman dan mereka pun
mengetahuinya dan percaya bahwa akan ada Nabi yang diturunkan oleh Allah pada akhir zaman,
yaitu Nabi Muhammad SAW. Mereka mengetahui tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW,
serta tanda-tandanya dari kitab Taurat. Akan tetapi, setelah Nabi Musa wafat, mereka mengubah
isi Taurat dan banyak diantara mereka yang menjadi kafir lagi.

2. Kitab Injil
Kitab injil diturunkan Allah SWT. Kepada Nabi Isa a.s., pada permulaan abad pertama di
yerussalem. Kata injil ini berasal dari bahasa Yunani yang artinya kabar gembira, Pengajaran
Baru.62 Maksudnya berita akan datangnya utusan Allah, Muhammad SAW. Untuk seluruh alam.
Menurut kaum Nasrani, Kitab injil memuat secara ringkas perjalanan hidup Nabi Isa as. Dan
ajaran-ajarannya. Akan tetapi tidak ada sanad satu pun yang bersambung sampai ke Nabi Isa as.
Mereka berbeda pendapat mengenai sejarah penulisannya, sehingga berita atau isinya banyak
pendapat yang simpang siur.
Kitab injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang tenar dan nyata, yaitu perintah-
perintah Allah SWT. Kepada umat manusia untuk memahasucikan Allah serta melarang
menyekutukan-Nya dengan benda atau makhluk lainnya. Di samping itu, dimuat, keterangan-
keterangan bahwa di akhir zaman akan datang seorang Nabi terakhir (Nabi Muhammad).
Adapun injil yang sekarang beredar, di dunia hanyalah karangan-karangan manusia. Injil ini
dikenal dengan Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohannes. Dalam keempat Injil
tersebut banyak sekali terdapat perbedaan pendapat, dan saling bertentangan satu sama lainnya.
Menurut para ahli, Injil tersebut memuat tulisan dan catatan tentang kehidupan Nabi Isa a.s., dan
kepercayaan yang ada di dalamnya merupakan hasil pemikiran Paulus dan bukan pendapat
orang-orang Hawari (pengikut-pengikut Nabi Isa).63
Ada juga yang dinamakan Injil Barnabas karangan Barnaba. Kitab injil Barnaba
dipandang oleh ulama lebih sesuai dengan ajaran tauhid, tetapi Injil Barnabas ini tidak di
60
Baharun abu bakr,Tafsir Ibn Katsir juz 1 (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2000).h. 80
61
Al Qur’anul Karim, Kitabul Akbar, (Jakarta: Embun Publising)2014
62
Faizah Ali Sybromalisi, 2016. Tafsir Aqidah, Ciputat: UIN Jakarta Press. h. 140
63
Rosihin Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: CV Pustaka Setia). h.139
pergunakan oleh orang-orang Kristen (Nashrani).64 Oleh karena itu, Injil yang wajib diyakini
umat muslim adalah Injil yang asli yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s., bukan kitab Injil yang
beredar sekarang ini.
Adapun firman-firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan Injil ini
adalah sebagai berikut:

َ‫صد ِّٗقا لِّ َما بَ ۡينَ يَد َۡي ِه ِمن‬


َ ‫ور َو ُم‬ َ ‫َوقَفَّ ۡينَا َعلَ ٰ ٓى َءا ٰثَ ِر ِهم بِ ِعي َسى ۡٱب ِن َم ۡريَ َم ُم‬
ٞ ُ‫صد ِّٗقا لِّ َما بَ ۡينَ يَد َۡي ِه ِمنَ ٱلتَّ ۡو َر ٰى ۖ ِة َو َءات َۡي ٰنَهُ ٱإۡل ِ ن ِجي َل فِي ِه ه ُٗدى َون‬
٤٦ َ‫ٱلتَّ ۡو َر ٰى ِة َوه ُٗدى َو َم ۡو ِعظَ ٗة لِّ ۡل ُمتَّقِين‬

Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya
Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al-Maidah [5]: 46).

Juga firman-Nya:

‫ضٓا َء إِلَ ٰى يَ ۡ]و ِم ۡٱلقِ ٰيَ َم] ۚ ِة َو َس] ۡوفَ يُنَبِّئُهُ ُم‬ ْ ‫ُوا َح ٗظّا ِّم َّما ُذ ِّكر‬
َ ‫ُوا بِِۦه فَأ َ ۡغ َر ۡينَا بَ ۡينَهُ ُم ۡٱل َعدَا َوةَ َو ۡٱلبَ ۡغ‬ ْ ‫خَذنَا ِمي ٰثَقَهُمۡ فَنَس‬
ۡ َ‫ى أ‬
ٓ ٰ ‫ص َر‬
َ ٰ َ‫َو ِمنَ ٱلَّ ِذينَ قَالُ ٓو ْا إِنَّا ن‬
١٤ َ‫صنَعُون‬ ۡ َ‫وا ي‬ ْ ُ‫ٱهَّلل ُ بِ َما َكان‬

Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani",
ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari
apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka
permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada
mereka apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Al-Maidah [5]: 14).

E. Fungsi Kitab

ۡ ‫]وا فِي] ۚ ِه َو َم]]ا‬


َ‫ٱختَلَ]]ف‬ ْ ]ُ‫ٱختَلَف‬ ۡ ‫اس فِي َما‬ ِ َّ‫ق لِيَ ۡح ُك َم بَ ۡينَ ٱلن‬ َ َ‫ث ٱهَّلل ُ ٱلنَّبِ ۧ‍يِّنَ ُمبَ ِّش ِرينَ َو ُمن ِذ ِرينَ َوأَن َز َل َم َعهُ ُم ۡٱل ِك ٰت‬
ِّ ‫ب بِ ۡٱل َح‬ َ ‫َكانَ ٱلنَّاسُ أُ َّم ٗة ٰ َو ِحد َٗة فَبَ َع‬
ۡ
‫ق بِإِذنِ ِۗۦه َوٱهَّلل ُ يَ ۡه ِدي َمن يَ َش]]ٓا ُء‬ ۡ ْ ُ‫ٱختَلَف‬
ِّ ‫وا فِي ِه ِمنَ ٱل َح‬ ۡ ‫وا لِ َما‬ ْ ُ‫ت بَ ۡغ ۢيَا بَ ۡينَهُمۡۖ فَهَدَى ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬ ٰ ۡ
ُ َ‫فِي ِه إِاَّل ٱلَّ ِذينَ أُوتُوهُ ِم ۢن بَ ۡع ِد َما َجٓا َء ۡتهُ ُم ٱلبَيِّن‬
٢١٣ ‫ص ٰ َر ٖط ُّم ۡستَقِ ٍيم‬ ِ ‫إِلَ ٰى‬

“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para
nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar,
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka
Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki
antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus” Surah Al-Baqarah (2)
ayat 213 :

64
Tafsir
Dalam penjelasan ayat ini akan digaris bawahi penjelasan tentang kitab. Dalam kitabnya
imam al-Qurthubi menjelaskan bahwa firman Allah ‫ب‬ َ َ‫“ َوأَن ] َز َل َم َعهُ ُم ۡٱل ِك ٰت‬Dan Allah menurunkan
bersama mereka Kitab” lafaz ‫َاب‬ َ ‫ ال ِكت‬adalah isim jins yang berarti al-Kutub (berbagai jenis kitab).
Menurut pendapat kalangan mayoritas, lafaz ‫( لِيُحْ ِك َم‬untuk memberi keputusan) disandarkan pada
َ ]َ‫ال ِكت‬. Lafaz ‫ لِيُحْ ِك َم‬ini dinasabkan karena penyimpan lafaz lafaz ‫ أَ ْن‬yakni ‫( أِل َ ْن يَحْ ُك َم‬untuk
lafaz ‫]اب‬
memberikan keputusan). Ini adalah majaz, seperti (firman Allah), “inilah kitab (catatan) Kami
yang menuturkan terhadapmu dengan benar” (QS. Al-Jaatsiyah (45): 29). Menurut satu
pendapat, yakni agar setiap Nabi memberikan keputusan berdasarkan kitabnya. Apabila dia
memberikan keputusan berdasarkan kitabnya, maka seolah-olah kitab itulah yang menghukumi.65
Dalam bukunya Tafsir Al-Misbah, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Allah
menurunkan bersama para nabi kitab dengan benar. Perhatikanlah redaksi ini! walaupun
penggalan ayat yang lalu menunjuk diutusnya banyak nabi, namun kata “kitab” dikemukakan
dalam bentuk tunggal, bukan jamak. Ini karena prinsip-prinsip ajaran Ilahi yang dibawa oleh
nabi-nabi itu, serta yang tercantum dalam kitab-kitab yang diturunkan, pada hakikatnya sama,
sehingga seakan-akan hanya satu kitab. Semua nabi membawa ajaran tauhid, kepercayaan akan
adanya kiamat, malaikat, diutusnya para rasul yang mengajarkan shalat, puasa zakat, haji dan
menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran. Kitab tersebut diturunkan bersama
mereka agar Allah atau para nabi melalui kitab itu memberi keputusan diantara manusia tentang
perkara yang mereka perselisihkan.66 Maksudnya adalah kita mengimani bahwa Allah SWT telah
menurunkan kitab-kitab ini kepada para nabi dan rasul, untuk menjelaskan syariat-syariat agama
kepada manusia. Juga untuk mengenalkan Rabb dan hak-hak-Nya kepada mereka, serta
menerangkan jalan bagi orang-orang yang menuju kepada Allah.67

A. Kitab Taurat

ِ َ‫وا ِمن ِك ٰت‬


ِ ‫ب ٱهَّلل‬ ۡ ‫ُوا َوٱل َّر ٰبَّنِيُّونَ َوٱأۡل َ ۡحبَ]]ا ُر بِ َم]]ا‬
ْ ُ‫ٱس]تُ ۡحفِظ‬ ْ ‫وا لِلَّ ِذينَ هَ]]اد‬ ۚٞ ]ُ‫إِنَّٓا أَن َز ۡلنَا ٱلتَّ ۡو َر ٰىةَ فِيهَا هُ] ٗ]دى َون‬
ْ ‫]ور يَ ۡح ُك ُم بِهَ]]ا ٱلنَّبِيُّونَ ٱلَّ ِذينَ أَ ۡس]لَ ُم‬
ٰ ۡ َٓ ٰ ُ َ ‫هَّلل‬ ۚ ۡ ۡ
٤٤ َ‫ك هُ ُم ٱل َكفِرُون‬ َ ِ‫نزَل ٱ ُ فأوْ لئ‬ َ َّ ‫اٗل‬ ٗ ٰ ْ
َ ‫اس َوٱخ َش ۡو ِن َواَل تَشتَرُوا ٔ‍بَ]َِٔايَتِي ثَ َمنا قَلِي َو َمن لمۡ يَ ۡح ُكم بِ َمٓا أ‬ َ َّ‫وا َعلَ ۡي ِه ُشهَدَٓا ۚ َء فَاَل ت َۡخ َش ُو ْا ٱلن‬
ْ ُ‫َو َكان‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya
(yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-
nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi
saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-
Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang
tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang kafir” Surat al-Maidah (5) ayat 44:

Tafsir
Kosa kata at-taurat berasal dari bahasa Ibrani, artinya Syari’at. Menurut orang Yahudi,
Taurat itu terdiri dari lima kitab. Mereka mengatakan bahwa penulisnya adalah nabi Musa, yakni
65
Al-Qurthubi Penerj: fathurrahman dkk, Tafsir Al Qurtubi, (Jakarta: Pustaka Azzam). h. 16
66
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati jilid 2).h. 186
67
Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, penerj: Ronny Mahmuddin, Syarah Aqidah Ash-Shahihah, (Jakarta, Pustaka As-
Sunnah, 2011). H. 26
Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Lawiyin, Kitab Bilangan dan Kitab Tsaniyatul ‘Isytira’.
Sedangkan kaum Nasrani menamakan seluruhnya dengan perjanjian lama, yang isinya adalah
kitab-kitab para nabi, sejarah para penguasa dan raja-raja Bani Israil sebelum Isa al-Masih.
Orang-orang Nasrani juga menamakannya sebagai Kitab Perjanjian Baru, yang terhimpun
menjadi satu kitab yang disebut Injil (al-Maraghi, 1993: 159). Taurat menurut Informasi al-
Qur’an adalah wahyu yang diturunkan kepada nabi Musa agar disampaikan kepada umatnya,
yang berisikan tentang hukum-hukum dan syari’at.68
Adapun menurut imam al-Qurthubi kata at-taurat diambil dari asal ‫ َو َرى‬dan ‫ي‬ َ ‫ َو ِر‬yang
artinya adalah cahaya atau sinar. Kedua asal kata ini adalah bentuk bahasa yang sama yang
maknanya jika keluar apinya. Bentuk wazan kata ٌ‫ تَوْ َرىة‬ini adalah ٌ‫ ْف َعلَة‬yang semestinya menjadi
ٌ‫ تَوْ َريَة‬dimana huruf ta’nya adalah huruf tambahan, lalu huruf ya’nya diberi harakat fathah yang
sebelumnya juga berharakat fathah, maka huruf ya itu menjadi huruf alif. Atau bisa juga
berbentuk wazannya adalah ٌ‫ تَ ْف ِعلَة‬lalu harakat pada huruf ra dipindahkan dari kasrah menjadi
fathah, seperti yang terjadi pada kata ٌ‫اريَة‬
َ ‫ َج‬yang asal katanya adalah ٌ‫ َجا َراة‬dan seperti yang terjadi
pada kata ‫َاصيَة‬ٌ ِ ‫ ن‬yang asal katanya adalah ٌ‫صاة‬ َ ‫نَا‬. Kedua bentuk wazan ini disampaikan oleh al-
Farra’. Sedikit berbeda dengan apa yang disampaikan oleh al-Khalil, ia mengatakan, bentuk
wazannya adalah ٌ‫ فَوْ َعلَة‬yang semestinya menjadi ٌ‫ َووْ ِريَة‬lalu huruf wauw pertama diganti menjadi
huruf ta’, seperti yang terjadi pada kata ‫ تَوْ لَ ٌج‬yang asalnya adalah ‫ َووْ لَ ٌج‬lalu huruf ya’ juga diganti
dengan huruf alif karena ia telah berharakat dan juga karena huruf sebelumnya yang berbentuk
fathah. Aturan bentuk bahasa untuk ٌ‫ فَوْ َعلَ]]ة‬ini lebih banyak digunakan daripada ٌ‫تَ ْف َعلَ]]ة‬. Ini
sebagaimana yang disepakati oleh jumhur ulama, dalilnya adalah surat al-Anbiya (21) ayat 48
yang berbunyi:

٤٨ َ‫ضيَٓاءٗ َو ِذ ۡك ٗرا لِّ ۡل ُمتَّقِين‬


ِ ‫َولَقَ ۡد َءات َۡينَا ُمو َس ٰى َو ٰهَرُونَ ۡٱلفُ ۡرقَانَ َو‬

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan
serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa”

Salah satu kata untuk mengisyaratkan kitab Taurat yang disebutkan ayat ini adalah
penerang.

B. Kitab Injil

َ‫ص]د ِّٗقا لِّ َم]]ا بَ ۡينَ يَد َۡي] ِه ِمن‬ ٞ ]ُ‫يل فِي ِه ه ُٗدى َون‬
َ ‫]ور َو ُم‬ ِ ِ ‫صد ِّٗقا لِّ َما بَ ۡينَ يَد َۡي ِه ِمنَ ٱلتَّ ۡو َر ٰى ۖ ِة َو َءات َۡي ٰنَهُ ٱإۡل‬
َ ‫نج‬ َ ‫َوقَفَّ ۡينَا َعلَ ٰ ٓى َءاثآ ِر ِهم بِ ِعي َسى ۡٱب ِن َم ۡريَ َم ُم‬
٤٦ َ‫ٱلتَّ ۡو َر ٰى ِة َوه ُٗدى َو َم ۡو ِعظَ ٗة لِّ ۡل ُمتَّقِين‬
46. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya
Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al-Maidah [5]: 46).

Tafsir
Adapun untuk kata ‫اإلنجيل‬, bentuk wazannya adalah ‫ اِ ْف ِعيْل‬dan kata asalnya adalah ‫النّجْ ُل‬
bentuk jamak dari kata ‫ النّج ُل‬ini adalah ‫أناجيْل‬
ِ yang artinya adalah asal sesuatu, karena kitan injil
68
Faizah Ali Syibromalisi, Tafsir Aqidah, (Jakarta, UIN Jakarta Pers, 2016). h.141
adalah asal dari bermacam-macam ilmu dan hukum. Makna “asal sesuatu” ini juga digunakan
juga pada ungkapan ‫ لَعنَ هللاِ نَا ِجلَيْ] ِه‬yang maksudnya adalah kedua orang tuanya, karena kedua
orang tua adalah asal dari anak tersebut. Dan jika makna ini dilekatkan pada kitab Injil maka
maknanya adalah : Injil adalah tempat dikeluarkannya bermacam-macam ilmu dan hukum.
Termasuk makna ini juga sebutan seorang anak atau keturunan dengan panggilan ً‫نَجْ ال‬. Karena
mereka dikeluarkan dari sesuatu. Ada juga yang berpendapat bahwa asal kata ‫ أإلنجيل‬adalah ‫النجل‬
(menggunakan harakat fathah pada huruf jiim) yang artinya mata yang agak lebar.
Pengambilan kata ‫ اإلنجيل‬dari makna ‫ النجل‬adalah karena kitab Injil dapat memperluas
wawasan umatnya dan menjadi cahaya bagi mereka.
Lalu Syamir meriwayatkan makna lain, yaitu ‫ النجل‬yang artinya mengerjakan atau
membuat sesuatu. Dan ada juga yang berpendapat bahwa injil adalah seluruh kitab yang ditulis
dengan baris yang teratur.69
Al Jauhari mengatakan, Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s dapat digunakan
dalam bentuk mudzakkar ataupun mu’annats. Jika digunakan dalam bentuk mu’annats maka
maksudnya adalah Shahifah (lembaran) dan apabila digunakan dalam bentuk mudzakkar maka
maksudnya adalah kitaab (kitab suci

Kesimpulan 

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut : Iman
kepada kitab-kitab Allah SWT. Adalah mengakui, mempercayai dan meyakini bahwa Allah
SWT telah menurunkan kitab kepada para nabi dan Rasul-Nya yang berisi ajaran Allah SWT.
Untuk di sampaikan kepada umatnya masing-masing. Mengimani kitab Allah SWT, wajib
hukumnya. Mengingkari salah satu kitab Allah SWT sama saja mengingkari seluruh kitab-kitab
Allah SWT dan mengingkari para Rasul-Nya, malaikat dan mengingkari Allah SWT sendiri.

69
Syekh Imam Al Qurtubi, Tafsir Al Qurtubi, (IKAPI DKI Jakarta: Pustaka Azzam). h. 13
AL-QUR’AN

A. Pengertian

Al-Qur’an berasal dari kata mashdar yang artinya “bacaan”. 70Menurut as-Syafi’I, kata al-
Qur’an adalah nama aslidan tidak pernah diambil dari kata lain, kata tersbut khusus dipakai
untuk menjadi nama firman Allah Swt yang diturunkan Nabi Muhammad Saw, menurut al-
Farra’, al-Qur’an berasal dari kata al-qara’in jamak dari kata qarinah yang berarti kawan, sebab
ayat-ayat yang terdapat didalamnya saling membenarkan dan menjadi kawan antara yang satu
dengan yang lain.ibnu Manzur dalam karya Lisan al-Arab, menjelaskan makna al-Qur’anyang
tersusun dari huruf qaf, ra’ dan hamzah yang memiliki arti mengumpulkan beberapa kisah,
perintah, larangan, janji. Menurut al-Lihyani, kata al-Qur’an berasal dari kata kerja qaraa yang
berarti membacadengan padanan kata fu’lan, dengan arti maqru’ yang dalam bahasa Indonesia
berarti dibaca atau bacaan. Dari definisis-definisi yang telah disebutkan diatas, menurut Subhi
Shalih, dari semua pendapat diatas, hanay pendapat al-Lihyani ang dipandang paling kuat.
Sebagaimana firman Allah Swt

‫ب َم ْكنُو ٍن‬ ٌ ْ‫ٌ إِنَّهُ لَقُر‬


ٍ ‫آن َك ِريم فِي ِكتَا‬
“Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara
(Lauhul Mahfuzh).” (Q.S. al-Waqqiah: 77-78).71

Secara istilah, menurut Ali Ash-Shabuni, al-Qur’an adalah kalam Allahyang mu’jiz yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara Jibril yang disampaikan kepada kita
secara mutawatir yang dimuai dengan fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.72

B. Nama-Nama Al-Qur’an

Al-Qur’an mempunyai banayak nama dan julukan, ini menunjukkan kemuliaan al-Qur’an,
diantaranya;

1. Al-Qur’an

70

71
72
‫ت أَ َّن لَهُ ْم أَجْ رًا َكبِيرًا‬ ]َ ِ‫إِ َّن هَ َذا ْالقُرْ آنَ يَ ْه ِدي لِلَّتِي ِه َي أَ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُم ْؤ ِمن‬
ِ ‫ين الَّ ِذينَ يَ ْع َملُونَ الصَّالِ َحا‬

“Sesungguhnya Al Qur 'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu 'min yang mengerjakan amal saleh
bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Q.S. al-Isra’: 9)

2.Al-Kitab

‫ص ِّدقًا لِ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوأَ ْن َز َل التَّوْ َراةَ َواإل ْن ِجي َل‬ ِّ ‫َاب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫ك ْال ِكت‬
َ ‫نَ َّز َل َعلَ ْي‬

“Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur 'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ali Imra: 3).

Tafsir
Firman Allah “Dia menurunkan al-Kitab kepadamu dengan sebenarnya artinya tidak ada
keraguan dan kebimbbangan padanya, tapi dia diturunkan dari sisi Allah ta’ala, menurunkan
dengan ilmu-Nya serta para malaikat menyaksikan dan cukuplah Allah menjadi saksi. Firman
Allah ta’alla “membenarkan kitab yang sebelumnya”, artinya dari kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya dari langit kepada hambaAllah dan para Nabi, kitab ini
membenarkannya dengan apa-apa yang telah dikabarkan dan dirasakan pada zaman dahulu,
dan kitab ini sebagia pembenarnya karena sesuai dengan apa yangtelah dikabarkan dan
dirasakan, dari janji Allah dengan mengutus Nabi Muhammad Saw dan menurunkan al-
Qur’an kepada beliau. Firman Allah, “Dan menurunkan taurat” kepada Musabin Imran, “Dan
Injil” kepada Isa bin Maryam, “”seblumnya”, sebelum al-Qur’an ini.73

2. Ad-Dzikr

َ‫إِنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َوإِنَّا لَهُ لَ َحافِظُون‬

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur 'an, dan sesungguhnya Kami benar-
benar memeliharanya.” (Q.S. al-Hijr : 9)

3. Al-Furqan

‫ك الَّ ِذي نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ َعلَى َع ْب ِد ِه لِيَ ُكونَ لِ ْل َعالَ ِمينَ نَ ِذيرًا‬ َ َ‫تَب‬
َ ‫ار‬

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Qur 'an) kepada hamba-Nya,
agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (Q.S. al-Furqan: 1)

C. Fungsi dan Peran AL-Qur’an

Fungsi utama kehadiran al-Qur’an yaitu sebagai petunjuk untuk seluruh manusia. Allah
berfirman,

73
3.
َ‫ْب فِي ِه هُدًى لِ ْل ُمتَّقِين‬
َ ‫ك ْال ِكتَابُ ال َري‬
َ ِ‫َذل‬

. “Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
Al-Qur’an membrikan petunjuk dalam persoalan aqidah, syriah, dan akhlak.” (Q.S. al-
Baqarah : 2)
1. Petunjuk bagi potensi fithrah manusia.
fitrah manusia adalah fithrahketauhisan yang menempatkan mmanusia secara
keseluruhan sebagai makhluk yang mengakui Allah satu-satunya Tuhan, sebagaimana
firman Allah,

‫ْت بِ َربِّ ُك ْم قَالُوا بَلَى َش ِه ْدنَا أَ ْن تَقُولُوا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬


ُ ‫ُور ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُ ْم َوأَ ْشهَ َدهُ ْم َعلَى أَ ْنفُ ِس ِه ْم أَلَس‬
ِ ‫ك ِم ْن بَنِي آ َد َم ِم ْن ظُه‬ َ ُّ‫َوإِ ْذ أَخَ َذ َرب‬
َ‫إِنَّا ُكنَّا ع َْن هَ َذا غَافِلِين‬

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Q.S. al-A’raf : 172).

2. Petunjuk bagi potensi psikologis manusia


Secara psikologis tingkah laku manusia ada kecendrungan berbuat baik dan ada
kecendrungan berbuat buruk, al-Qur’an hadir untuk memberikan tuntunan hidup manusia
agar menempuh kehidupan denagn bertingkah laku yang baik dan kehidupan yang
tenang, allah berfirman,
‫ك ْال ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َما أَوْ ِكالهُ َما فَال تَقُلْ لَهُ َما أُفٍّ َوال تَ ْنهَرْ هُ َما‬
َ ‫ك أَال تَ ْعبُدُوا إِال إِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن إِحْ َسانًا إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْن َد‬
َ ُّ‫ضى َرب‬ َ َ‫َوق‬
‫َوقُلْ لَهُ َما قَوْ ال َك ِري ًما‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.”

3. Petunjuk bagi potensi biologis manusia


Manusia memiliki potensi biologis dan rasul pun di sebuah basyar karenadilihat
dari sisi biologisnya seperti makan, minum dan berkeluarga. Untuk itu al-Qur’an
memberi petunjuk agar tidak keluar dari jalur syari’at.

ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكلُوا ِم ْن طَيِّبَا‬


]َ ‫ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم َوا ْش ُكرُوا هَّلِل ِ إِ ْن ُك ْنتُ ْم إِيَّاهُ تَ ْعبُد‬
‫ُون‬
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah.” Q.S al-Baqarah: 172

4. Sebagai penawar penyakit.74

‫َونُن َِّز ُل ِمنَ ْالقُرْ آ ِن َما هُ َو ِشفَا ٌء َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ َوال يَ ِزي ُد الظَّالِ ِمينَ إِال َخ َسارًا‬

“Dan Kami turunkan dari Al Qur 'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Qur 'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian.” (Q.S al-Isra : 82)

Tafsir
Allah ta’alaberfirman mengabarkan tentang kitab-Nya yang telah diturunkan kepada
Rasul-Nya, Muhammad Saw yaitu al-Qur’an sesungguhnya kitab itu “Penawar dan rahmat bagi
orang-orang beriman” Artinya akan hilang penyakit yang ada di-dalam hatiberup penyakit ragu,
kemunafikan, syiriq, dan menyimpang sari kebenaran. Al-Qur’an dapat menyembuhkan itu
semnuanya , al-Qur’an juga sbagai rahmat karena dapat menghasilkan keimanan dan hikmah,
dan hal ini tak lain bagi orang-orang yang beriman dengannya, membenarkan dan mengikutinya.
Maka sungguh al-Qur’an akan menjadi penawar baginya. Adapun orang yang kafir dan zalim
terhadap dirinya dengan perkara ini, maka dia hanya mengingkari dan mendustakan all-Qur’an.
Penyakit dari orang zalim dan kafir itu ada dalam diri mereka sendiri bukan dari al-Qur;an. Allah
berfirman,

‫ت آيَاتُهُ أَأَ ْع َج ِم ٌّي َو َع َربِ ٌّي قُلْ هُ َو لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا هُدًى َو ِشفَا ٌء َوالَّ ِذينَ ال ي ُْؤ ِمنُونَ فِي آ َذانِ ِه ْم‬ ْ َ‫َولَوْ َج َع ْلنَاهُ قُرْ آنًا أَ ْع َج ِمًي½]ًّا لَقَالُوا لَوْ ال فُصِّ ل‬
‫َو ْق ٌر َوهُ َو َعلَ ْي ِه ْم َع ًمى أُولَئِكَ يُنَادَوْ نَ ِم ْن َم َكا ٍن بَ ِعي ٍد‬

“Dan jikalau Kami jadikan Al Qur'an itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah
mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Qur'an)
dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Qur'an itu adalah
petunjuk dan penawar bagi orang-orang mu 'min. Dan orang-orang yang tidak beriman pada
telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu
adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh.” Q.S. al-Fusshilat : 44.

D. Otentitas Al-Qur’an

Para penentang Nabi Muhammad memandang al-Qur’an sebagai perkataan tukang


tenung, Nabi Muhammad dituduh sebagai penyair, sebagaimana firman Allah,

َ‫الم بَ ِل ا ْفت ََراهُ بَلْ ه َُو َشا ِع ٌر فَ ْليَأْتِنَا بِآيَ ٍة َك َما أُرْ ِس َل األ َّولُون‬
ٍ ْ‫َاث أَح‬
ُ ‫بَلْ قَالُوا أَضْ غ‬
“Bahkan mereka berkata (pula): "(Al Qur 'an itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah
diada-adakannya, bahkan dia sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan
kepada kita suatu mu 'jizat, sebagai-mana rasul-rasul yang telah lalu di-utus.” Q.S. al-Anbiya :
5.

74
Akan tetapi Allah menyatakan di dalam al-Quran bahwa kitab suci itu berasal dari Allah bukan
karya bukan dari karya Nabu Muhammad. Allah berfirman,

ٌ ‫َولَقَ ْد نَ ْعلَ ُم أَنَّهُ ْم يَقُولُونَ إِنَّ َما يُ َعلِّ ُمهُ بَ َش ٌر لِ َسانُ الَّ ِذي ي ُْل ِح ُدونَ إِلَ ْي ِه أَ ْع َج ِم ٌّي َوهَ َذا لِ َس‬
ٌ ِ‫ان َع َربِ ٌّي ُمب‬
‫ين‬

“Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Qur 'an itu
diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka
tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam [840], sedang Al Qur 'an
adalah dalam bahasa Arab yang terang.” Q.S. an-Nahl : 103.75

RASUL DAN NABI

Iman Kepada Semua Utusan Allah

A. Pengertian Utusan Allah

Nabi berasal dari bahasa Arab yaitu yang artinya, kabar keterangan berita. 76 Oleh sebab itu
Nabi adalah orang yang membawa kabar tentang Allah dan ajaran-Nya. Kabar tentang Allah dan
ajaran-Nya. Sedangkan secara istilah. Nabi adalah seorang hamba Allah yaang secara khusus
diipilih dan diberikan wahyyu unruk dia amalkan. wahyu tersebut adalah kabar gembira yang
harus diamalkan oleh umatnya.
Lafal Nabiyun adalah fa’ilun dengan makna isim fail “nama pelaku” dan juga bermakna isim
maf’ul. Dalam konteks isim fail, maka Nabi adalah pelaku yang memberitakan tentang perkara
hai ghaib yang belau terima melalui wahyu, atau bermakna 'orang yang lebih tinggi daripada
yang lain kakrena ia telah dipilih oleh Allah Swt dan kepadanya diberikan wahyu. 77 Sedangkan
dalarn konteks rnakna isim maf’ul maknanya adalah beliau terkena beban untuk menyampaikan
hal-hal atauperkara yang gaib, atau mermakna ia menjadi lebih tinggi daripada yang lain karena
terpilih sebagai hamba yang diberi wahyu oleh Allah Swt. Adapun definisi menurut syatri’at
adalah beban berupa syari’at-Nya yang Allah letakkan kepada para nabi-Nya untuk disampaikan
kepada umat manusia.78
Pengertian nabi menurut ahli bahasa ada 2 yaitu :
1 . Ketika kata tersebut menjadi pecahan dari kata an-naba’. Maka mengandung arti peberitaan .
karena makna an-Naba’ adalah berita sebagaimana dalam firman-nya.
2. Ketika kata tersebut menjadi pecahan rlari kata an-Nubuwah yang berarti jalan yang jelas.
Maka definisinya adalah jalan yang menghantarkan jalan menuju keridaan Allah. Dari kedua
definisi diatas sesuai denngan syar’i yaitu pernberitaan dari Allah dengan apa yangdiwahyukan
kepada beliau dan rabbnya.79
Adapun kata Rasul berasal dari bahasa Arab artinnya utusan, orarng .vang diutus.80 Adapula
sumber lain yang mengatakan bahwa rasul diambil dari kata artinya pengarahan, yang berarti
orang vang membawa berita dari orang yang mengutusnya. Oleh para ulama bahasa Rasul
didefinisikan sebagai manusia yang diutus oleh Allah kepada segenap manusia dengan
75
Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1998, Cet. 1), hal.224-225
76
Kamus munawwir hal.1375
77
Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1998, Cet. 1), hal.224
78
Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1998, Cet. 1), hal.224
79
Ali Muhammad ash-Shallabi, Iman kepada Rasul ( Jakarta : Ummul Qura, 2014 ) hal. 23
80
Kamus munawwir hal.496
membawa risalah. Secara istilah, Rasul adalah hamba Allah yang dipilih dan diberi wahyu serta
diutus kepada kaum kafir untuk menyampaikan wahyu Allah tersebut.
Ar-Risalah di dalam bahasa Arab bermakna pengarahan dengan perintah tertentu. Dengan
demikian, seorang rasul brarti orang yang mengikuti berita yang diperintahkan kepadanya, atau
menjalankan apa yang diberitakan pengutusnya. Al-Dahlawi menerangkan sebab diutusnya nabi
dan rasul karena Allah mengetahu bahwa suatu masyarakat yang baik adalah terletak kepada
keppatuhan mereka kepada Allah semata.81
Dalam surah an-Naml : 35 dan al-mu’minun : 44 telah dijelaskan bahwa Allah mengutusmereka
dengan membawa risalah kepada umat mereka, serta membebankan kepada mereka agar
membaca dan menyampaikan risalah tersebut.

B. Perbedaan Nabi dan Rasul

Pertama, nabi lebih umum daripada rasul, bahwa nabi adalahseorang manusia yang diberikan
wahyuberupa syari’at, baik diperintahkan untuk menyampaikannya atau tidak. Sedangkan rasul
adalah seorang manusia yang diberi wahyu berupa syari’at yang diperintahkan untuk
disampaikan kepada manusia.
Kedua, Sebagian ulama berpendapat bahwa nabi adalah orang yang menerima wahyu dari
Allah dan juga menyampaikan apa yang diwahyukan kepadanya. Akan tetapi ia ttidak diutus
kepada kaum kafir untuk mengeluarkan mereka dari kekufuran kepada keimanan. Adapun rasul,
dia adalah orang yang diutus kepada orang kafir untuk menyeruh mereka kepada ketauhidan.
Dalam surah al-Hajjaj: 52 menunjukkan bahwa pengutusan ini bersifat umum, namun
dikhususkan kepad rasul untuk menyampaikan risalah kepada mereka yang menentang perintah
Allah dan terjerumuspada perbuatan syirik.
Ketiga, rasul adalah seorang yang menerima wahyu berupa syari’at yang baru. Sedangkan
nabi adalah orang yang diutus untuk mengukuhkan syariat sebelumnya.82

C. Sifat-silat Nabi dan Rasul

Rasull pada hakikatnya adalah manusia b biasa yang membutuhkan apa yang lazim
dibutuhkan oleh manusia, seperti makan, minum, tidur, menikah, sakit, lalai, dan menjelaskan
kesalahan yang biasa dilakukan manusia. Terkadang juga nabi dianiyaya, disiksa, bahkan mati
terbunuh, kecuali yang mendapat perlindungan dari Allah Swt terhadap Muhammad Saw

Tafsir
“Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya” mencakup harapan
mendapatkan ganjaran-Nya, dapat melihat wajah-Nya yang mulia pada Hari Kiamat, dan takut
kepada hukuman-Nya, artinya, siapa saja yang mengharapkan dapat bertemubdengan tuhannya
pada Hari Kiamat. Maka hendaknya melakukan amal shalih. jangan menyembah Tuhannya
denan diiringi sifat riya dan sum 'ah, serta jangan memalingkan hak Penciptanya kepada
seorangpun dari makhlukNya. Karena Allah berfinnan dalah surah an-Nisa : 48
"sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik".

Asbabun Nuzul
81
Ibid. Hal.24-25
82
Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1998, Cet. 1), hal.224-225.
Para ulama berselisih pendapatbmengenai penyebab turunnya surah al-Kahfi : 110
Pertama, riwayat dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa ayat tersebut turun terhadap Jundub bin
Juhair dia berkata "Wahai Rasulullah, aku melakukan karena Allah dan aku ingin sekali
bertemu (melihat) wajah Allah, hanya saja terdetik dalam benakku keinginan agar orang lain
melihat ibadahku". Rasulullah lalu bersabda "sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima
kecuali yang baik. Allah tidak mcnerirna ibadah yang didalamnya terdapat kemusyrikan. Lalu
turunlah ayat tersebut."83
Kedua, al-Qurtubi menyebutkan didalam kitab tafsirnya dan Ibnu Hajar di dalam kitab
Al-lshabah, bahwa hadis tersebut berasal dari riwayat Ibnu Kalbi dari Abu Hurairah. Bahwa
orang yang melakukan amal karena mengharapkan pertemuan dengan Allah pasti akan
melakukan amal tersebut hanya karena Allah, meski dalam hati kecilnya teretik keinginan agar
orang lain melihat perbuatannya itu. Apalagi jika ia merasa senang dapat dilihat oleh orang
lain, dengan tujuan orang lain meneladani perbuatannya tersebut. Orang-orang yang
berpegang agar kalimat Allah (agama Allah) menjadi kalimat yang paling luhur, berarti
berada dijalan Allah.
Ketiga, penullis kitab Ad-Duar al-Mansur berkata,"Ibnu al-Mundzir, Abu Hatim, lbnu
Mardawaib dan al-Baihaqi meriwayatkan dalarn kitab Syu'ab al-Iman dari lbnu Abbas
mengenai firman itu, ia berkata "Ayat tersebut turun terhadap orang-orang musyrik
mempersekutukan Allah dnegan yang Ian. Ayat ini tidak turun untuk menceritakan orang-orang
mukmin.84

"Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu clan
Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hok bagi
seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah.
bagi tiap-tiap masa ada kitab (yang tertentu)." (QS. Al-Ra’ad : 38).

Tafsir
Allah menjelaskan pada ayat ini bahwa rasul-rasul sebelum Nabi Muhanunad Saw kamu
berasal dari jenis manusia, dimana mereka rnenikah dan melahirkan anak, mereka bukan dari
jenis malaikat. Karena orang-orang kafir rnemandang asing kenabian dari jenis manusia.

Maka Allah memberitahu kalau Dia mengutus manusia yang beristri dan juga memakan
makanan, seperti dalam surat al-Furqan: 20 dan surat al-Anbiya : 8 masih banyak ayat-ayat
lain sebagaimana yang sudah disyari'atkan sebelumnya.85
Berikut ini rincian sifat-sifat rasul :
1. Fathanah (Cerdik dan Tangkas
Siapa saja yang mengemban misi risalah ilmiah atau misi pendidikan manusia dengan
pengemban tongkat kepemimpinan politik (yang semuanya merupakan misi rasul) harus
benarbenar bersedia mengemban misi tersebut, sebab kebijakan-Nya menghendaki demikian
sifat yang demikian dinamakan sifat fathanah.Al Qur’an memberikan kesaksian di dalam
banyak ayat terhadap sifat fathanah para Rasul diantaranya :

83
Riwayat Ibnu Abbas al-Qurtubi, Kitab Jami’li Ahkam al-Qur’an nomor 11/69, 70
84
As-Syaqithi, Tafsir Adhwa’ul Bayan jilid 3 ( Jakarta : Pustaka Azzam, 2007 ) hal.376-382.
85
As-Syaqithi, Tafsir Adhwa’ul Bayan jilid 3 ( Jakarta : Pustaka Azzam, 2007 ) hal. 156-157.
‫ك ِلتَ ْع َج َل بِ ِه‬ ْ ‫ال تُ َحر‬
َ َ‫ِّك بِ ِه لِ َسان‬
“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur 'an karena hendak cepat-cepat
(menguasai)nya.” Q.S. al-Qiyamah : 16.
ُ‫إِ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َعهُ َوقُرْ آنَه‬
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya.”
Q.S. al-Qiyamah : 17.
‫]و أَ ْعلَ ُم‬ َ ‫ك هُ] َو أَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
َ ]ُ‫ض] َّل ع َْن َس]بِيلِ ِه َوه‬ َ َّ‫ك بِ ْال ِح ْك َم] ِة َو ْال َموْ ِعظَ] ِة ْال َح َس]نَ ِة َو َج] ا ِد ْلهُ ْم بِ]]الَّتِي ِه َي أَحْ َس ]نُ إِ َّن َرب‬
َ ِّ‫ع إِلَى َس]بِي ِل َرب‬
ُ ‫ا ْد‬
ْ
َ‫بِال ُم ْهتَ ِدين‬
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah [845] dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.” Q.S. an-Nahl: 125.
2. Al-Ishmah (Terjaga dari Kesalahan atau Maksum)
Karena seorang Rasul ditetapkan sebagai teladan dan contoh utama bagi umatnya, dalam hal
akidah, ucapan, akhlak, dan budi pekertinya, semuanya harus tidak tercernari oleh perbuatan
maksiat walau barang sedikit pun karena Allah Swt telah mernerintahkan umat-Nya untuk
mencontoh dan mengikuti Rasul-rasul-Nya, Dengan demikian terbuktilah bahwa seorang Rasul
(setelah kenabiannya dan setelah mengemban risalah-Nya) adalah orang yang maksum (terjaga)
dari segala perbuatan maksiat. Inilah yang disebut sifat amanah pada Rasul.

ِ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم‬
‫اآلخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.” (Q.S. al-Ahzab : 21).
‫ص ِّدقًا لِ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوأَ ْن َز َل التَّوْ َراةَ َواإل ْن ِجي َل‬ ِّ ‫َاب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫ك ْال ِكت‬
َ ‫نَ َّز َل َعلَ ْي‬
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur 'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. ali-Imran: 31).

3. Ash-Shidiq (Benar)
Allah menetapkan pilihannya terhadap seseorang dengan memberinya wahyu,
menyampaikan risalah-Nya kepada manusia, dan membekalinya dengan mukjizat sebagai penguat
pembuktian akan kebenaran posisinya sebagai nabi.

‫ق َع ِن ْالهَ َوى إِ ْن هُ َو إِال َوحْ ٌي يُو َحى‬


ُ ‫َو َما يَ ْن ِط‬
“dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
َ‫ْض َو َكانَ هَّللا ُ َعلِي ًما َح ِكي ًما فَ َما ِم ْن ُك ْ]م ِم ْن أَ َح ٍد َع ْنهُ َحا ِج ِزين‬ ِ ‫س قَ ْد َجا َء ُك ُم ال َّرسُو ُل بِ ْال َح ِّق ِم ْن َربِّ ُك ْم فَآ ِمنُوا َخ ْيرًا لَ ُك ْم َوإِ ْن تَ ْكفُرُوا فَإِ َّن هَّلِل ِ َما فِي ال َّس َما َوا‬
ِ ‫ت َواألر‬ ُ ‫يَا أَيُّهَا النَّا‬
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan
(membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu.
Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena
sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali
jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami),
dari pemotongan urat nadi itu.”

Dalam firman-Nya yang lain, Allah Swt menegaskan bahwa Dia tidak mungkin membiarkan
rasul-Nya berdusta. Bahkan mengancam akan mengambil tindakan tegas dan menyiksa rasul
jika ia berdusta.

َ‫ين ثُ َّم لَقَطَ ْعنَا ِم ْنهُ ْال َوتِين‬


ِ ‫اوي ِل أل َخ ْذنَا ِم ْنهُ بِ ْاليَ ِم‬ َ ‫َولَوْ تَقَو ََّل َعلَ ْينَا بَع‬
ِ َ‫ْض األق‬

“Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya
benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.”

5. Tabligh (Menyampaikan)

Rasul adalah penyampai segala sesuatu yang diberikan Allah kepadanya, Allah
memilihnya dan mernberikan wahyu kepadanya dan memerintahkannya menyampaikan semua
syariat dan hukumnya kepada umat manusia.

َ‫اس إِ َّن هَّللا َ ال يَ ْه ِدي ْالقَوْ َم ْال َكافِ ِرين‬


ِ َّ‫ك ِمنَ الن‬ َ ‫يَا أَيُّهَا ال َّرسُو ُل بَلِّ ْغ َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْي‬
ِ ‫ك ِم ْن َربِّكَ َوإِ ْن لَ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر َسالَتَهُ َوهَّللا ُ يَ ْع‬
َ ‫ص ُم‬

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir.” (Q.S. al-Maidah : 67).

‫صدًا لِيَ ْعلَ َم أَ ْن قَ ْد أَ ْبلَ ُغوا‬ ْ ‫ك ِم ْن بَ ْي ِن يَ َد ْي ِه َو ِم ْن‬


َ ‫خَلفِ ِه َر‬ ُ ُ‫ضى ِم ْن َرسُو ٍل فَإِنَّهُ يَ ْسل‬ َ َ‫ُظ ِه ُر َعلَى َغ ْيبِ ِه أَ َحدًا إِال َم ِن ارْ ت‬ْ ‫ب فَال ي‬ ِ ‫عَالِ ُم ْال َغ ْي‬
‫صى ُك َّل َش ْي ٍء َع َددًا‬َ ْ‫ت َربِّ ِه ْم َوأَ َحاطَ ِب َما لَ َد ْي ِه ْم َوأَح‬ِ ‫ِر َساال‬

“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada
seorangpun tentang yang ghaib itu.Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka
sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di
belakangnya.Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah
menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang
ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” (Q.S al-Jin : 26-28).86

86
Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1998, Cet. 1), hal. 292-303.
D. Nama-nama Nabi dan Rasul Beserta Jumlahnya

‫ُول أَ ْن يَأْتِ َي بِآيَ ٍة إِال بِإ ِ ْذ ِن هَّللا ِ فَإ ِ َذا‬


ٍ ‫ك َو ِم ْنهُ ْم َم ْن لَ ْم نَ ْقصُصْ َعلَ ْيكَ َو َما َكانَ لِ َرس‬
َ ‫صصْ نَا َعلَ ْي‬ َ َ‫ك ِم ْنهُ ْم َم ْن ق‬َ ِ‫َولَقَ ْد أَرْ َس ْلنَا ُرسُال ِم ْن قَ ْبل‬
ْ
َ‫ك ال ُم ْب ِطلُون‬َ ِ‫ق َو َخ ِس َر هُنَال‬ِّ ‫ض َي بِ ْال َح‬
ِ ُ‫َجا َء أَ ْم ُر هَّللا ِ ق‬

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada
yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan
kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mu 'jizat, melainkan dengan seizin
Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan
ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (Q.S. al-Mu’min : 78)

Yang wajib kita imani adalah 25 nabi dan rasul, yang Allah sebutkan namanya dan kisahkan
riwayatnya dalam Al-Qur'an.Yang pertama adalah Adam a.s dan yang terakhir adalah
Nabi Mluharnmad Saw.87

Dalam sebuah hadis shahih, Nabi menyebutkan bahwa jumlah rasul dan nabi utusan
Allah adalah 124.000 orang. Hal ini diriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghiffari r.a. oleh Imam
Ahmad bin Hanbal. "Wahai Rasulullah, siapakah nabi pertama?' Rasul menjawab, Adam.
Aku bertanya, 'apakah ia seorang nabi?' beliau menjawab, benar, ia adalah nabi yang diberi
wahyu. Aku bertanya, Wahai Rasul berapakah jumlah rasul semuanya' Wahai Rasul berapakah
jumlah rasul semuanya?' Beliau menjawab, 124.000 orang dan 315 diantaranya adalah Rasul.88
D. Tugas Nabi dan Rasul
Pertama : sebagai penyampai syariat Rabbani kepada manusia.Tugas seorang Rasul
adalah bertabligh, menyampaikan risalah Ilahiyah kepada umat manusia sesuai dengan apa
yang diperinyahkan-Nya, tanpa mengurangi ataupun menambahinya sedikit pun.

َ‫اس إِ َّن هَّللا َ ال يَ ْه ِدي ْالقَوْ َم ْال َكافِ ِرين‬ َ ِّ‫يَا أَيُّهَا ال َّرسُو ُل بَلِّ ْغ َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْيكَ ِم ْن َرب‬
ِ ‫ك َوإِ ْن لَ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر َسالَتَهُ َوهَّللا ُ يَع‬
ِ َّ‫ْص ُمكَ ِمنَ الن‬

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia . Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir.” (Q.S.al-Ma 'idah: 67).

Tafsir
Imam Syafi 'I berkata, "Dalam riwayat disebutkan, Jibril datang menemui Rasulullah
saw atas perintah Allah Swt, agar beliau menyampaikan wahyu yang telah diterimanya kepada
umat manusia, menyeru mereka agar beriman pada-Nya. Tugas ini begitu berat bagi Rasulullah
Saw. Beliau khawatir umatnya mendustakan dan mencacinya.89

Asbabun Nuzul
87
Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1998, Cet. 1), hal.321-322.
88
Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1998, Cet. 1), hal.321-322.
89
Syaikh Ahmad Musthafa al-Farran, Tafsir Imam Syafi’I, (Jakarta: Penerbit Almahira, 2008), jilid.2, hal.383.
Berkata Ibnu Hibban dalam al-Mawaarid, halaman 430, "Abdullah bin Muhammad al-
Azdi mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim al-Hanzali menceritakan kepada kami,
Muarnmil bin Isma'il memberitakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada
kami, Muhammad bin 'Amr menceritakan kepada kami dari Abu Salamah dari Abu Hurairah,
ia berkata,'Rasulullah Saw apabila singgah disuatu tempat, para sahabat memandang pohon
terbesar yang mereka lihat, lalu menjadikannya untuk Nabi Saw,lalu beliau berteduh
dibawahnya dan para sahabatnya berteduh di (bawah) naungan pohon setelah itu. Disaat beliau
sedang istirahat dibawah pohon dan beliau telah menggantungkan pedangnya di pohon, tiba-tiba
datang seorang badui, lalu mengambil pedang beliau dari pohon. Kemudian ia mendekati
Nabi Saw yang sedang tidur dan membangunkannya seraya berkata, 'Wahai Muhammad,
siapakah yang akan menghalangimu dari (tebasan pedang)ku. Nabi Saw menjawab, Allah
Kemudian Allah Swt menurunkan surah al-Maidah: 67 ini.90

Kedua : Menjelaskan makna nash yang diturunkan kepada umat.


Telah menjadi kehendak Allah dan kebijaksanaan-Nya menurunkan nash/ayat-ayat yang
bersifat umum, mencakup segala segi, undang-undang hukumnya bersifat multilateral. Dengan
demikian, secara langsung atau tidak, ayat tersebut membutuhkan penjelasan dan rincian,
dan ini rnerupakan salah satu tugas seorang Rasul, yaitu menjelaskan makna nash-nash yang
diturunkankepadanya dengan perincian yang dapat dipahami.

َ‫اس َما نُ ِّز َل إِلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ‫الزب ُِر َوأَ ْن َز ْلنَا إِلَ ْي‬
ِ َّ‫ك ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن‬ ِ ‫بِ ْالبَيِّنَا‬
ُّ ‫ت َو‬

“Dengan membawa keterangan-keterangan (mu 'jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan
kepadamu Al Qur 'an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka [829] dan supaya mereka memikirkan.” (Q.S an Nahl : 44)

Ketiga : Menuntun umat kepada kebaikan dan mewanti-wanti mereka agar menghindari
keburukan.
Seorang rasul di kalangan umat adalah penuntun ke arah kebaikkan dan sekaligus
sebagai guru/pengajar.

“Tidaklah seorang nabi pun sebelumku keuali diharuskan untuk menuntun


clan menunjukkan kebaikan pada umatnya apa yang diajarkan kepada mereka
dan memperingatkan mereka akan kejahatan yang diajarkan kepada mereka.”91

90
Syaikh al-Muhaddits Muqbil bin Hadi al-Wadi’I, Shohih Asbabun Nuzun, (Depok: Meccah, 2006), hal. 167
91
Syaikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa’ul Bayan, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), jilid. 10, hal.553.
IKKHTIAR

Pengertian

Kata ikhtiar berasal dari kata Bahasa Arab ( ‫ أِحْ تِيَا ُر‬- ‫)احْ تَا ُر – يَحْ تَا ُر‬,ang berarti rnencari hasil
yang lebih baik. Sementara dalam bentuk kata kerja berarti pilihan atau memilih hal yang baik(
‫)خير‬. Adapun istilah pengertian ikhtiar yaitu usaha yang dilakukan dengan segala daya upaya dan
kemampuan untuk mencapai hasil yang terbaik. Setiap manusia merniliki keinginan dan cita-cita
untuk mendapatkan kesuksesan, tak ada manusia yang menginginkan kegagalan. Hal ini Karena
Allah menganugerahkan kehendak pada manusia. Jika kehendak tersebut ,mampu dikelola
dengan baik. manusia akan menemukan kesuksesarnya. Ketrendak dan keinginan iidak akan
pemah tercapai tarrpa ada usaha untuk meraihnya. Allah Swt telah memberikan kepada manusia
potensi berikhtiar atau berusaha dalam meraih keinginarurya. mengenai ikhtiar. Allah SWT
berfirman dalam al-Qur'an :

َ‫ض َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
ِ ْ‫ت الصَّالةُ فَا ْنتَ ِشرُوا فِي األر‬ ِ ُ‫فَإ ِ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” Q.S. al-Jumuah : 10.

Tafsir
Apabila telah ditunaikan shalat. maka bertebaranlah kalian di rnuka bumi) perintah ini
menunjukkan pengertian ibadah dan carilah rezeki (karunia Allah. dan ingatlah Allah) dengan
ingatan (sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung) yakni memperoleh keberuntungan. Pada
hari jum'at, Nabi Saw. berkhutbah akan tetapi tiba-tiba datang1ah rombongan kafilah membarwa
barang-barang dagangan, lalu dipukullah gendering menyambut kedatangannya sebagaimana
biasanya. Maka orang-orang pun berhamburan keluar dari masjid untuk menemui rombongan
itu. kecuali hanya l2 orang saja yang masih tetap bersabda Nabi Saw.92

Asbabun Nuzul
Ketika itu nabi Muhammad Saw sedang berkhutbah. Lalu rombongan unta dagang dari
syam dengan membarwa mirah yakni sejenis makanan untuk perjalanan. Pemilik unta-unta
tersebut adalah Dhihyah bin Khalilah al-Kalbi. Para rombongan keluar dari masjid dan hanya ada
12 orang yang bertahan mendengar khutbah Nabi Muhammad Saw. Salah satunnya adalah Jabir
bin Abdullah. Asy-Syaikhan telah meriwayatkan sebuah hadits melalui Jabir Abdullah yang telah
menceritakan, bahwa Nabi Saw sedang berkhutbah pada hari jum'at. tiba-tiba datanglah
92
Al-Imam Jalaluddin M. Al-Mahalliuni, Tafsir jalalain Jilid 2 ( Jakarta : Pustaka Elba, 2010), Hal. 179
rombongan pembawa dagangan yang langsung menggelarkan dagangannya rnaka orang-orang
pun menuju kepadanya sehingga tiada orang yang bersama Nabi Saw melainkan 12 orang saja
yang bersama maka Allah Swt menunrunkan Firman-Nya : "Dan apabila mereka bubar rnenuju
kepadanya dan mereka meninggalkan kamu sedang berkhutbah".93

Munasabah
ayat ini memiliki munasabah dengan ayat setelah-Nya.

َ‫ي ِللصَّال ِة ِم ْن يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا إِلَى ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي َع َذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا نُو ِد‬

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum 'at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.” Q.S al-Jumu’ah : 9.

Munasabah dengan ayat sebelum-Nya

ِ ‫َوإِ َذا َرأَوْ ا تِ َجا َرةً أَوْ لَ ْه ًوا ا ْنفَضُّ وا إِلَ ْيهَا َوتَ َر ُكوكَ قَائِ ًما قُلْ َما ِع ْن َد هَّللا ِ َخ ْي ٌر ِمنَ اللَّه ِْو َو ِمنَ التِّ َجا َر ِة َوهَّللا ُ خَ ْي ُر الر‬
َ‫َّازقِين‬

“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju
kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di
sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi
rezki.” (Q.S. al-Jumu'ah: 11 )

Tafsir
Bagi orang yang bertawakal kepada-Nya dan mencari rezeki tepat pada waktunya. Ikhtiar
berarti tidak mengenal putus asa. dan yakin bahwa rahmat Allah SWT pasti datang seteiah
berikhtiar. Allah mernerintahkan harnbanya untuk berikhtiar dan melarang hambanya berputus
asa. Sebagaimana perintah nabi Ya'kub as kepada anak-anaknya untuk terus berikhtiar dalarn
mencari berita tentang nabi Yusuf a.s dan adiknya Benyamin. Dan Allah berfirman Dalam A1-
Qur'an :

َ‫ح هَّللا ِ إِال ْالقَوْ ُم ْال َكافِرُون‬ ِ ْ‫ي ْاذهَبُوا فَتَ َح َّسسُوا ِم ْن يُوسُفَ َوأَ ِخي ِه َوال تَيْأَسُوا ِم ْن َرو‬
ِ ْ‫ح هَّللا ِ إِنَّهُ ال يَ ْيئَسُ ِم ْن َرو‬ َّ ِ‫يَا بَن‬

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir". Q.S. Yusuf : 87.

Tafsir
"Siapa tahu kamu bertemu dengan beritanya atau keduanya dan jangan berputus asa dari
rahmat, kemudahan, dan pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat allah
melainkan kaurn yang kafir yang sangat mantap kekufurannya. Adapun orang beriman, maka dia
selalu bersikap optimis dan tidak putus berusaha selama masih ada peiuang yang tersedia. Allah
93
Imam As-Suyuthi. Asbabun Nuzul : Terjemahan Bahasa Indonesia. (Yogyakarta : Gramedia, 2004)
Swt kuasa menciptakan sebab-sebab yang memudahkan pencapaian harapan. Ayat diatas
menyatakan bahwa :Sesungguhnya tidak berprrtus asa dari rahmat Allah melainkan kaurn yang
kafir". Yakni yang mantap kekufurannya . ini berarti bahwa keputusam identik dengan kekufuran
yang besar. Sesecrang yang kekufurannya belurn mencapai paringkat itu, maka dia biasanya
tidak kehilangan harapan. Sebalikrya, semakin mantap keimanan seorang semakin besar pula
harapannya bahwa keputusan hanya layak dari manusia durhaka. Karena mereka menduga
bahwa menikmati yang hilang tidak akan kembali lagi. Padahal sesungguhnla kenikmatan yang
diperoleh sebelumnya adalah anugerah Allah Swt. Allah Swt dapat menghadirkan kembali apa
yang telah lenyap, bahkan menambahnya sehingga tidak ada iempat lagi keputuan bagi yang
beriman.94Kita edalah makhluk sempuma, kita diberikan kemampuan memilih dan berusaha
tentunnya berusaha menjadi yaang lebih baik. Allah Swt berfirman,

‫إِ َّن هَّللا َ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. Q.S. ar-Ra’ad : 11

Tafsir
Baginya yakni manusia ada pengikut-pengikut yakni malaikat yang mengikutinya ''di
depannya'' di mukanya "dan di belakangnya'' di baliknya "mereka menjaganya atas perintah
Allah" yakni berdasarkan perintah-Nya. Baik dengan bangsa jin maupun lainnya. ''sesungguhrya
Allah tidak akan mengubah kedaan apa yang ada pada snatu kaum maksudnya Allah tidak akan
mencabut nikmatNya dan mereka sehingga niereka merubah apa yang ada pada diri mereka
sendiri" dari keadaan yang baik dengan perbuatan maksiat. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum yakni mendatangkan adzab kepada mereka niscaya tidak ada
yang dapat menolaknya" baik dari malaikat-malaikat yang mengikuti itu maupun lainnya dan
sekali-kali mereka tidak mempunyai yakni orang-orang yang dikehendaki buruk oleh Allah itu di
luar Allah, maksudnya selain Allah, dari kata disini bersifat zaidah (tambahan) pelindung yang
dapat melindungi mereka dari adzab-Nya.95

Asbabun Nuzul
Pada suatu waktu Rasulullah Saw. Mengutus seorang sahabat untuk menemui pembesar
kaum Jahiliah. Tujuannya adalah dakwah islamah pembesar itu berkata "apakah tuhanmu yang
kamu ajak itu terbuat dari besi, tembaga, perak atau emas? utusan Rasulullah itu pulang,
melaporkan apa yang telah dialami kepada Rasulullah Saw. Kemudian dia diutus kembali,
hingga ia harus datang dan pergi sampai 3x. pada kali yang ke tiga Allah Swt mengutus petir
untuk menyambar pembesar itu, dan tamatlah riwayatnya. Iama terbakar, sehubungan dengan
ayat itu, maka Allah Swt menurunkan ayat 8-13 yang menerangkan betapa kerasnya siksaan
Allah, baik di dunia maupun di akhirat.96

Bentuk-Bentuk Ikhtiar
Sebagai muslim, kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku ikhtiar, agar kelak dapat
meneamalkamya dalam kehidupan sehari-hrn. di antaranya sebagai berikut :
94
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Tangerang : Lentera Hati, 2016)
95
Tafsir Jalalain, jilid 2
96
A.Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul : Studi Pendalaman Al-Qur’an ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002),
Hal. 513
1.) Mau bekerja keras dalam mcncapai suatu harapan dan cita-cita.
2.) Tidak mudah menyerah dan berputus asa
3.) Selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
4.) Displin dan penuh tanggung jawab
5.) Giat bekerja dalam rangka mematuhi kebutuhan.
6.) Rajin beribadah dan belajar agar bias meraih apa yang dinginkannya.
.
Dampak Postif Berikhtiar

Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku ikhtiar di antaranya sebagai berikut :
l.) Terhindar dari sikap malas.
2.) Dapat mengambil hikmah dari setiap usaha yang dilakukannya.
3.) Memberikan contoh tauladan bagi orang lain.
.1.) Mendapat kasih saling dan ampunan dari Allah SWT.
5.) Merasa batinnya puas karena dapat menencukupi kebutuh hidupnya.
6.) Terhomrat dalam pandangan Allah dan sesama manusia karena sikapnya.

Kesimpulan

Kita sebagai manusia ketika perkara masalah ibadah kita telah selesai maka kita
diwajibkan untuk mencari rezeki sebanyak mungkin, dengan cara yang halal, dan kita harus
senantiasa memiliki rasa disiplin. menghargai waktu, dan setelah kita mendapatkan rezeki
janganlah lupa kembali untuk bersyukur dan mengingat allah karena semua rezeki yang kita
peroleh itu hanyalah dari Allah Swt.
Sunguh ikhtiar bukan hanya usaha, atau semata-mata upaya untuk menyesaikan persoalan
yang tengah membelit. Ikhtiar ialah konsep islam dalam cara berpikir dan mengatasi
permasalahan. Dalam ikhtiar terkandung yang namanya pesan taqwa yakni bagaimana kita
menuntaskan rnasalah dengan mempertimbangkan pertama-tama apa-apa yang baik menurut
Islam, dan menjadikan sebagai pilihan, apapun konsekuensinya dan meskipun itu tidak popular
atau terasa berat melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai