i
Penyusun :
Dedi Saputra
Editor :
Dedi Saputra
Cover/Design :
Dedi Saputra
Buku Ini Disusun
Berdasarkan
Artikel :
Almanhaj.or.id
Rumaysho.Com
Muslim.or.id
Konsultasisyariah.com
2
Firanda.com
KATA PENGANTAR
1
Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan
mengampuni dosa-dosamu dan barangsiapa menaati
Allah dan rasulNya maka sungguh dia menang dengan
kemenangan yang agung.
2
Shalat memiliki keutamaan yang sangat besar di dalam
Alquran maupun As-Sunnah. Oleh karena itu, shalat
adalah sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi
seorang hamba dan sama sekali bukan sebagai beban
yang memberatkannya, bahkan shalat hakikatnya
sebuah aktivitas yang sangat menyenangkan hati
seorang hamba. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memperumpamakan shalat dengan perumpamaan yang
sangat indah, yang menunjukkan bahwa ia adalah
sebuah kebutuhan dan kegembiraan hati orang-orang
yang beriman, karena dengannya Allah menghapuskan
dosa hamba-Nya.
َ جعلت قُرَّ ة
عيْني فِي الص َََّلة
“Dijadikan sesuatu yang paling menyenangkan hatiku
ada pada saat mengerjakan shalat.”1
Shahih
3
Marilah kita menyelami lautan mutiara hakikat ibadah
shalat dan perumpamaan yang mengagumkan yang
menggambarkan keindahannya. Sehingga kita
terdorong untuk lebih mencintainya dan melakukannya
dengan sebaik-baiknya.
Penyusun
Dedi Saputra
4
5
ص ََلة َ جعلت قُ َّرة
َّ ع ْيني ِفي ال
“Dijadikan sesuatu yang paling menyenangkan hatiku ada pada
saat mengerjakan shalat.” (HR. An-Nasaa`i dan Ahmad dan selain
keduanya. Hadits Shahih)
6
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ……………………………………..14
7
5. Shalat merupakan (sumber)
kebahagiaan jiwa-jiwa kaum Mukminin
dan menjadi penyejuk sumber
ketenangan .................................... 27
8
2. Niat dan Takbiratul Ihram ............... 64
7. Ruku’ ............................................. 94
2. Menjaharkan/mengeraskan dzikir-
dzikir dalam shalat (termasuk bacaan
9
Alquran pada shalat yang
disirrkan/dipelankan bacaannya). 171
10
11. Tidak mengikuti imam .................. 175
11
menghadap ke kuburan dan di atas
kuburan. ...................................... 177
12
27. Wanita mendatangi masjid tanpa
mengenakan hijab (jilbab) syar’i. .. 180
13
PENDAHULUAN
2 HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Al Hafizh Abu
14
Dari ‘Abdullah bin ’Umar radhiyallahu ’anhuma,
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda,
Rukun Salat :
15
Duduk antara dua sujud dengan
tuma'ninah,
Duduk dan membaca tasyahud akhir,
Membaca salawat nabi pada tasyahud
akhir,
Membaca salam yang pertama,
Tertib (melakukan rukun secara
berurutan),
16
ARTI SHOLAT BAGI SEORANG
MUSLIM
17
shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa
Ramadhan’”4
ِ َصلَّى يُن
ُاج ْي َربَّه َ إِ َّن أ َ َحدَ ُك ْم إِذَا
Sesungguhnya apabila salah seorang diantara
menunaikan shalat, maka dia sedang
bermunajat (berbisik) kepad Rabbnya7
19
Pada saat membaca al-Fatihah, misalnya,
terungkap sebuah dialog penuh makna. Dalam
hadist Qudsi, Allah Azza wa Jalla berfirman :
َست َ ِقي َم ِص َرا َط الَّ ِذيْنَ أ َ ْنعَمْ ت ْ االص َرا َط ْال ُمِ َ اِ ْه ِدن:فَ ِإذَا قَا َل
: قَا َل، َضآ ِليْن َّ علَي ِْه ْم َو َلال َ ب ِ ْضو ُ غي ِْر ْال َم ْغ
َ يه ْم
ِ َعلَ
سأ َ َل
َ ِي َما ْ ِي َو ِلعَ ْبد ْ ٰهذَا ِلعَ ْبد
“Aku telah membagi ash-shalat (surat al-
Fatihah) antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua
macam, dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.
20
Jika ia mengucapkan, ‘Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang, ‘ maka Allah berfirman,
‘Hamba-Ku telah memuji-Ku.
8 HR. Muslim
21
3. Shalat merupakan taman
berbagai ibadah.
22
4. Shalat bisa membantu orang yang
melaksanakannya dalam meraih
perkara-perkara penting dan bisa
mencegahnya dari perbuatan-
perbuatan keji dan munkar.
َ يرة ِإ َّل
علَى َ صب ِْر َوالص َََّل ِة ۚ َو ِإنَّ َها لَ َك ِب
َّ ست َ ِعينُوا ِبال
ْ َوا
ِ ْال َخا
َش ِعين
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyu’,” (QS Al-Baqarah : 45)
Juga firman-Nya:
ِ ُ اتْ ُل َما أ
ِ وح َي إِلَيْكَ ِمنَ ْال ِكتَا
َب َوأَقِ ِم الص َََّلةَ ۖ إِ َّن الص َََّلة
َاء َو ْال ُم ْنك َِر
ِ ت َ ْن َه ٰى ع َِن ْالفَ ْحش
“Bacalah apa-apa yang diwahyukan kepadamu
dari al-Kitâb dan tegakkanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu bisa melarang dari
perbuatan-perbuatan keji dan munkar.” (QS Al-
‘Ankabut : 45)
23
“Shalat tidaklah bermanfaat kecuali jika shalat
tersebut membuat seseorang menjadi taat.”9
Al Hasan berkata,
25
namun di pagi hari ia mencuri. Bagaimana
seperti itu?” Beliau lantas berkata, “Shalat
tersebut akan mencegah apa yang ia
katakan.”13
Arnauth
26
5. Shalat merupakan (sumber)
kebahagiaan jiwa-jiwa kaum
Mukminin dan menjadi penyejuk
sumber ketenangan
صلَّى
َ سلَّ َم ِإذَا َح َز َبهُ أَمْ ر
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ُاّلل َ كَانَ النَّ ِبي
“Bila kedatangan masalah, Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam mengerjakan shalat.”15
27
Penyejuk mataku (penenang hatiku) ada pada
shalat16)
28
Dr. Hasan bin Ahmad bin Hasan al-Fakki
berkata, ”Tatkala shalat dijadikan sebagai
pembangkit ketenangan dan ketenteraman
(jiwa) serta sebagai terapi psikologis maka tidak
mengherankan jika sebagian dokter jiwa
menganggapnya sebagai terapi utama dalam
penyembuhan para pasien penyakit jiwa. Salah
seorang di antara mereka ada yang mengatakan
bahwa sepertinya shalat ini salah satu terapi
yang mampu mendatangkan kehangatan jiwa
manusia. Sesungguhnya shalat bisa
menjauhkan dirimu dari segala kesibukan yang
membuatmu gundah dan resah. Shalat ini pun
mampu membuatmu merasa tidak menyendiri
dalam hidup ini dan mampu membuatmu
merasakan bahwa Allah menyertaimu. Di
samping itu, ternyata shalat mampu
memberimu kekuatan dalam bekerja, yang
sebelumnya dirimu tidak mampu berbuat apa-
apa. Maka pergilah ke kamar tidurmu! Lalu
mulailah melakukan shalat untuk menghadap
Rabbmu.”18
550
29
6. Shalat adalah penyebab
dihapusnya (dosa) kesalahan dan
keburukan
س ِ َ ب أ َ َح ِد ُك ْم يَ ْغت
َ ْس ُل فِ ْي ِه ُك َّل يَوْ م َخم ِ أ َ َرأ َ ْيت ُ ْم َلوْ أ َ َّن نَ ْه ًرا ِببَا
َل يَ ْبقَى ِم ْن د ََرنِ ِه: َه ْل يَ ْبقَى ِم ْن د ََرنِ ِه ش َْيء؟ قَالُوا،َمرَّ ات
َّ ت ْال َخمْ ِس يَمْ حُو
اّللُ ِب ِه َّن ِ صلَ َوا َّ فَذَ ِلكَ َمث َ ُل ال: قَا َل.ش َْيء
ْال َخ َطايَا
Bagaimana menurut kalian apabila ada sungai
di depan pintu salah seseorang di antara kalian,
lalu ia mandi lima kali sehari di sungai tersebut,
masihkah ada kotoran yang tersisa? Para
Shahabat g menjawab, “Tidak akan ada kotoran
yang tersisa.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam melanjutkan, “Demikianlah
perumpamaan shalat yang lima waktu. Allâh
Azza wa Jalla menghapuskan (dosa-dosa)
kesalahan-kesalahan dengan sebab shalat-
shalat itu19
30
ارة ِل َما بَ ْينَه َُّنس َو ْال ُج ُمعَةُ ِإلَى ْال ُج ُمعَ ِة َكفَّ َ
ات ْال َخمْ ُ
صلَ َو ُ
ال َّ
ش ْال َكبَائِ ُر َمالَ ْم ت ُ ْغ َ
“Shalat yang lima waktu dan shalat Jum’at
sampai shalat Jum’at berikutnya sebagai
penebus atau penghapus dosa-dosa yang ada di
antaranya selama dosa-dosa besar dijauhi.”20
31
Sungguh beruntunglah orang-orang yang
beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’
dalam shalatnya, dan orang-orang yang
menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada berguna, dan orang-orang yang
menunaikan zakat, dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-
isteri mereka atau budak yang mereka miliki,
maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu
maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas. Dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya)
dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara
shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan
mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga
Firdaus. mereka kekal di dalamnya. (QS Al-
Mukminun : 1-11)
32
Panduan agar Sholat Khusyu’
33
badannya ikut khusyu’, (bahkan) semua yang
bersumber dari anggota badannya”21
34
Inilah makna ucapan salah seorang ulama salaf
ketika beliau melihat seorang laki-laki yang
bermain-main dalam shalatnya: “Seandainya
hati orang ini khusyu’ maka akan khusyu’ semua
anggota tubuhnya”24
ُ ص َو
ات لِلرَّ ْح َم ِن ْ ت األ َ َو َخ
ِ َشع
35
“Dan (pada hari kiamat) khusyu’lah
(merendahlah) semua suara kepada Yang Maha
Pemurah” (QS Thaahaa: 108)”25
36
Khusyu adalah ruh shalat; semakin tinggi tingkat
kekhusyuan seseorang, maka semakin besar
pula pahala yang akan didapat dari shalatnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
37
memusatkan pikirannya kepada Zat yang dia
sedang bermunajat kepada-Nya, yaitu Allah
Ta’ala. Kalau demikian khusyu’ adalah sifat
ruhani dalam diri manusia yang menimbulkan
ketenangan dalam hati dan anggota badan”27
(1/571)
38
menjadikan shalatnya sebagai qurratul ‘ain
(penyejuk/penghibur hati) baginya. Beliau
berkata29: “Khusyu’ dalam shalat hanyalah akan
diraih oleh orang yang hatinya tercurah
sepenuhnya kepada shalat (yang sedang
dikerjakannya), dia hanya menyibukkan diri dan
lebih mengutamakan shalat tersebut dari hal-
hal lainnya. Ketika itulah shalat akan menjadi
(sebab) kelapangan (jiwanya) dan kesejukan
(hatinya), sebagamana sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hadits
riwayat imam Ahmad dan an-Nasa-i, dari Anas
bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Allah
menjadikan qurratul ‘ain (penyejuk/penghibur
hati) bagiku pada (waktu aku melaksanakan)
shalat”30
39
Radhiallahu’anhu: “Wahai Bilal, senangkanlah
(hati) kami dengan (melaksanakan) shalat”31
40
penghimpun (semua) kebaikan adalah berdoa
(kepada Allah Ta’ala)”32
1346)
41
nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-
sifat-Nya yang maha sempurna), mengenal
keagungan-Nya, kemuliaan-Nya dan
kesempurnaan-Nya. Sehingga barangsiapa
yang lebih mengenal Allah maka dia akan lebih
khusyu’ (kepada-Nya).
42
menjadikannya tenggelam dalam kecintaan
kepada-Nya serta kerinduan untuk bertemu dan
memandang wajah-Nya.
43
اّللَ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْالعُلَ َما ُء
َّ ِإنَّ َما يَ ْخشَى
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah
diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-
orang yang berilmu (mengenal Allah Ta’ala)” (QS
Faathir : 28)
44
Ibnu al-Qayyim menjelaskan faedah shalat.
Beliau mengatakan bahwa shalat termasuk
faktor dominan dalam mendatangkan maslahat
dunia dan akhirat, serta menyingkirkan
keburukan dunia dan akhirat. Ia menghalangi
dari dosa, menolak penyakit hati, mengusir
kelukaan fisik, menerangi kalbu, mencerahkan
wajah, menyegarkan anggota tubuh dan jiwa,
dan memelihara kenikmatan, menepis siksa,
menurunkan rahmat, dan menyibak tabir
permasalahan.”36
45
daerah tersebut, berbeda dengan orang yang
pergi tanpa ada rencana ingin kembali. Seorang
yang berpisah, akan melakukan totalitas
(meninggalkan jejak baik) yang tidak dilakukan
oleh yang lainnya.
46
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menganggapkan orang yang tidak
melakukannya sebagai pencuri terjelek.
47
‘alaihi wa sallam pernah mengingatkan kepada
salah seorang shahabat yang melakukan shalat
dengan buruk :
آن ِ ِْإذَا قُمْ تَ ِإلَى الص َََّل ِة فَك َِبرْ ث ُ َّم ْاق َرأْ َما تَيَس ََّر َمعَكَ ِم ْن ْالقُر
ث ُ َّم ارْ كَعْ َحتَّى ت َ ْط َمئِ َّن َرا ِكعًا ث ُ َّم ارْ فَعْ َحتَّى ت َ ْعت َ ِد َل قَائِ ًما ث ُ َّم
اجدًا ث ُ َّم ارْ فَعْ َحتَّى ت َ ْط َمئِ َّن َجا ِلسًا ث ُ َّم َ س ُج ْد َحتَّى ت َ ْط َمئِ َّن
ِ س ْ ا
ص ََلتِكَ ُك ِل َها َ ْافعَ ْل ذَ ِلكَ فِي
Jika engkau berdiri hendak melakukan shalat,
maka bertakbirlah, kemudian bacalah ayat al-
Qur’an yang mudah bagimu. Setelah itu,
ruku’lah sampai engkau benar-benar ruku’
dengan thuma’ninah. Kemudian, bangunlah
sampai engkau tegak berdiri, setelah itu,
sujudlah sampai engkau benar-benar sujud
dengan thuma’ninah. Kemudian, bangunlah
sampai engkau benar-benar duduk dengan
thuma’ninah. Lakukanlah itu dalam shalatmu
seluruhnya !37
48
mengulanginya, sebagaimana sabda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada salah
shahabat yang melakukan shalatnya dengan
tidak benar di atas :
َ ُ ص ِل فَ ِإنَّكَ لَ ْم ت
ص ِل َ َارْ ِجعْ ف
“Kembalilah dan shalatlah ! karena
sesungguhnya engkau belum melakukan
shalat.”
49
“Sempurnakanlah ruku’ dan sujud kalian.”38
39 HR. Ahmad, no. 16297; Ibnu Majah, no. 871. Hadits ini dinilai
51
mati tidak di atas agama Islam, kita berlindung
kepada Allah dari keadaan demikian.
َّ بِث َ ََلث َونَ َهانِي ع َْن ث َ ََلث … َونَ َهانِي أ َ َم َرنِي َرسُو ُل
ِاّلل
ب َو ْالتِفَات ِ َِيك َوإِ ْقعَاء َك ِإ ْقع
ِ اء ْالك َْل ِ ع َْن نَ ْق َرة َكنَ ْق َر ِة الد
ِ َت الث َّ ْعل
ب ِ ك َْالتِفَا
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahku dengan tiga perkara dan
melarangku dari tiga perkara… melarangku dari
mematuk seperti patukan ayam jantan, duduk
iq’a seperti duduk iq’anya anjing, dan menoleh
seperti menolehnya musang”.41
ُسجُودَه ُ عهُ َو َل َ ان َرأَى َرج ًَُل َل يُ ِتم ُر ُكوِ أ َ َّن ُحذَ ْيفَةَ بْنَ ال َي َم
ُسبُه َ ص ََلتَهُ قَا َل لَهُ ُحذَ ْيفَةُ “ َما
ِ صلَّ ْيتَ قَا َل َوأ َ ْح َ فَلَمَّا قَضَى
سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َوَ ُصلَّى هللا َ سنَّ ِة ُم َحمَّد َ علَى
ُ غي ِْر َ ت َّ قَا َل لَوْ ُم
َّ ت ُم
52
غي ِْر ْال ِف ْط َر ِة الَّتِي فَ َط َر
َ علَى َّ ت ُم
َ ت َّ َو َلوْ ُم:-” –وفي رواية
َ سلَّ َم
علَ ْي َها َ علَ ْي ِه َو َ ُصلَّى هللا
َ اّللُ ُم َح َّمدًا
َّ
Bahwa Hudzaifah bin al-Yaman melihat seorang
laki-laki tidak menyempurnakan ruku’ dan
sujudnya. Ketika dia sudah menyelesaikan
shalatnya, Hudzaifah berkata kepadanya:
“Engkau belum mengerjakan shalat”. Perawi
berkata, ‘Dan aku mengira Hudzaifah berkata
kepadanya, “Jika engkau mati (padahal
shalatmu seperti ini), engkau mati tidak di atas
sunnah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam ”. Di dalam satu riwayat, “Jika engkau
mati (padahal shalatmu seperti ini), engkau
mati tidak di atas fithrah yang Allah jadikan
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di
atas fathrah tersebut”.
53
tidak menegakkan tulang punggungnya di
antara ruku’ dan sujudnya.”
س َم َع ْ َض َراط َحتَّى َل ي ُ ُان َولَه ُ ش ْي َطَّ ِي ِللص َََّل ِة أ َ ْدبَ َر ال
َ ِإذَا نُود
َ التَّأ ْ ِذينَ فَ ِإذَا قَضَى النِدَا َء أ َ ْقبَ َل َحتَّى إِذَا ث ُ ِو
ب بِالص َََّل ِة أ َ ْدبَ َر
س ِهِ يب أ َ ْق َب َل َحتَّى َي ْخ ِط َر َبيْنَ ْال َمرْ ِء َونَ ْف
َ َحتَّى ِإذَا قَضَى التَّثْ ِو
اذ ُكرْ َكذَا ِل َما لَ ْم يَ ُك ْن يَ ْذ ُك ُر َحتَّى يَ َظ َّل الرَّ ُج ُل ْ اذ ُكرْ َكذَاْ يَقُو ُل
صلَّى َ َل يَ ْد ِري َك ْم
“Apabila azan shalat dikumandangkan, maka setan
akan lari menjauh sampai buang angin sehingga ia tidak
mendengar suara azan. Setelah azan selesai
dikumandangkan, ia pun datang lagi. Kemudian apabila
iqamat dikumandangkan setan pun lari menjauh.
setelah iqamat selesai, ia datang lagi lalu membisikkan
dalam diri seseorang, “Ingatlah masalah ini! Ingatlah
masalah itu!” Padahal sebelumnya ia tidak ingat.
54
Akibatnya seseorang shalat tidak ingat lagi berapa rak’at
yang sudah dikerjakannya.”42
َّ علَ ْي ُك ْم بِال
س ِكينَ ِة َّ شوا إِلَى ال
َ َو، صَلَ ِة ُ ْاإلقَا َمةَ فَام َ إِذَا
ِ س ِم ْعت ُ ُم
صلوا َو َما فَات َ ُك ْم فَأ َ ِتموا َ َ فَ َما أ َ ْد َر ْكت ُ ْم ف، عواُ َو ْال َوقَ ِار َولَ تُس ِْر
“Jika kalian mendengar iqomah, maka
berjalanlah menuju shalat. Namun bersikap
tenang dan khusyu’lah. Gerakan imam yang
kalian dapati, ikutilah. Sedangkan yang luput
dari kalian, sempurnakanlah.”43
42 HR Muslim
55
tergesa-gesa mendatangi shalat”. Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassallam kemudian
bersabda: ”Jika kalian mendatangi shalat
hendaklah kalian (berjalan dengan) tenang.
Ikutilah raka’at yang dapat kalian ikuti dan
sempurnakanlah raka’at yang tertinggal.”44
44 HR Bukhari Muslim
56
Orang tergesa-gesa biasanya tidak bisa
mengontrol emosi dan pikirannya. Bahkan
terkadang pikiran itu kosong dan emosinya
dibiarkan mengeplong. Jika pikiran dan hati
kosong, maka itu akan menjadi tempat
kesukaan syaitan. Sehingga benarlah sabda
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam :
45 HR. Turmudzi dalam Sunan Turmudzi Bab Maa Jaa fii al-
57
terluput roka’at (bersama imam). Misalnya
ketika imam telah ruku’ sehingga sang makmum
tergesa-gesa mendatangi sholat, maka hal ini
sering dikerjakan sebagian orang dan pelakunya
tidak tercela. Bahkan Anda akan mendapati
sebagian orang berlari dengan terburu-buru
sekali. Namun (menerut beliau Rohimahullah)
hal tersebut tercela dan dilarang. Bahkan
mendatangi sholat dengan penuh ketenangan
dan tidak tergesa-gesa lebih utama walaupun
dikhawatirkan terluput roka’at bersama imam
berdasarkan keumuman hadits”.46
58
Makna Gerakan Dalam Sholat
59
ًس َم ۤا ۚ ِء فَلَنُ َو ِليَنَّكَ قِ ْبلَة َ قَ ْد نَ ٰرى تَقَل
َّ ب َو ْج ِهكَ فِى ال
ضى َها ۖ فَ َو ِل َو ْج َهكَ ش َْط َر ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام ٰ ْتَر
“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering
menengadah ke langit, maka akan Kami
palingkan engkau ke kiblat yang engkau
senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah
Masjidil Haram.” (QS Al Baqarah : 144)
60
Allah Ta’ala berfirman :
61
(sumber : google.com)
ِ س ِويَةَ الص
َّف ِم ْن ت َ َم ِام الص َََّل ِة ْ َ صفُوفَ ُك ْم فَ ِإ َّن ت
ُ سووا
َ
Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena
sesungguhnya lurusnya shaf termasuk
kesempurnaan shalat.50
50 HR Muslim
62
Dan jika kita tidak meluruskan shalat maka kita
akan diganggu oleh setan dan membuat sholat
kita tidak khusyu’
اق؛ِ َ َو َحاذُوا ِباأل ْعن، َوقَ ِاربُوا بَ ْينَ َها، صفُوفَ ُك ْم ُ ُرصوا
َّ فَ َوالَّذِي نَ ْفسِي بِيَ ِد ِه إنِي أل َ َرى ال
ش ْي َطانَ يَ ْد ُخ ُل ِم ْن َخلَ ِل
ُ َكأَنَّ َها ال َحذَف، َّف
ِ الص
“Rapatkanlah shaf-shaf kalian! Dekatkanlah di
antara shaf-shaf tersebut! Sejajarkan leher-
leher. Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-
Nya, sesungguhnya aku benar-benar melihat
setan masuk dari celah shaf, seakan-akan setan
itu anak-anak kambing”51
63
2. Niat dan Takbiratul Ihram
64
Disebut takbiratul ihram yang artinya takbir yang
mengharamkan, karena takbir ini menjadi batas
diharamkannya melakukan hal lain yang tidak
berkaitan dengan shalat. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
65
Sebab, dalam kalimat takbir “Allahu Akbar”
artinya bahwa Allah Mahaagung dan Lebih
Agung dari segala yang agung didunia ini.
66
“Maknanya adalah bahwa Allah Ta’ala lebih
besar dari segala sesuatu, dalam Dzat, nama-
nama dan sifat-sifat-Nya serta seluruh makna
yang tercakup di dalam lafadz ini”55
67
3. Membaca Doa Istiftah dan
Ta’awudz
68
َس ُمكَ َوتَعَالَى َجدكَ َو َل ِإلَه َ َس ْب َحانَكَ اللَّ ُه َّم َو ِبحَمْ ِدكَ تَب
ْ اركَ ا ُ
َ
َغي ُْرك
“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-
Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh
berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang
berhak disembah selain Engkau”56
57
69
mengamalkan doa ini dalam shalat. Selain itu
doa ini cukup singkat dan sangat tepat bagi
imam yang mengimami banyak orang yang
kondisinya lemah, semisal anak-anak dan orang
tua.
Ta’awudz
70
bahwa hukumnya sunnah adalah Syaikh
Masyhur Hasan Salman58
يم ِ ش ْي َط
ِ ان الرَّ ِج َّ اّللِ ِمنَ ال ْ فَ ِإذَا قَ َرأْتَ ْالقُرْ آنَ فَا
َّ ِست َ ِع ْذ ب
“Apabila kamu membaca Al-Qur’an, mintalah
perlindungan kepada Allah dari setan yang
terkutuk.” (QS. An-Nahl : 98)
71
dalam surat An-Nahl ayat 98 dari hukum asal
wajib menjadi sunnah (dianjurkan).
Atau :
يم ِ ش ْي َط
ِ ان الرَّ ِج َّ ِعوذُ ب
َّ اّللِ ِمنَ ال ُ َأ
“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang
terkutuk.”60
60 Shifat Shalat Nabi (hal. 89-90), karya Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ath-
Tharifi dan Shahih Fiqh Sunnah (1: 332), karya Syaikh Abu Malik
Kamal bin As-Sayyid Salim.
72
Dari Utsman bin Abil ‘Ash radhiallahu’anhu ia
berkata:
َش ْي َطانَ ق ْد َحا َل َب ْينِي وبيْن َّ إن ال َّ ،ِيا َرسو َل هللا
ِ فَقا َل َرسو ُل هللا،علَ َّي َ س َها ُ ص ََلتي َوقِ َرا َءتي يَ ْل ِب َ
، ذَاكَ شي َطان يُقَا ُل له َخ ْن َزب:اّللُ عليه وسلَّ َم َّ صلَّى َ
َ َ َواتْ ِف ْل علَى ي،باّللِ منه
َس ِارك ْ َ
َّ ستَهُ فتَعَوَّ ذ ْ س َ
َ فَ ِإذا أ ْح
َ
اّللُ عَنِي ْ َت ذلك
َّ ُفأذ َهبَه ُ فَفَعَ ْل:ث َ ََلثًا قا َل
Wahai Rasulullah, setan telah menghalangi
antara aku dan shalatku serta mengacaukan
bacaanku. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda: “itu adalah setan yang
disebut dengan Khanzab. Jika engkau
merasakan sesuatu (gangguan) maka bacalah
ta’awwudz dan meniuplah ke kiri 3x”. Utsman
mengatakan: “aku pun melakukan itu, dan Allah
pun menghilangkan was-was setan dariku”61
73
4. Membaca Al-Fatihah
‘anhu)
6464
75
Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabb seru
sekalian alam.”
76
tarbiyah yang umum itu Allah juga memberikan
kepada mereka tarbiyah yang khusus yaitu
dengan membimbing keimanan mereka dan
menyempurnakannya. Selain itu, Allah juga
menolong mereka dengan menyingkirkan
segala macam penghalang dan rintangan yang
akan menjauhkan mereka dari kebaikan dan
kebahagiaan mereka yang abadi. Allah
memberikan kepada mereka berbagai
kemudahan dan menjaga mereka dari hal-hal
yang dibenci oleh syariat.
77
Makna Ayat Kedua
78
dalam tasybih (peyerupaan). Adapun
Mu’aththilah adalah orang-orang yang menolak
nama atau sifat-sifat Allah. Mereka terlalu
mengedepankan sisi penafian sehingga
terjerumus dalam ta’thil (penolakan).
Ahlusunnah berada di tengah-tengah. Mereka
mengimani dalil-dalil yang menetapkan nama
dan sifat sekaligus mengimani dalil-dalil yang
menafikan keserupaan. Sehingga mereka
selamat dari tindakan tasybih maupun ta’thil.
Oleh sebab itu mereka menyucikan Allah tanpa
menolak nama maupun sifat. Mereka
menetapkan nama dan sifat tapi tanpa
menyerupakannya dengan makhluk. Inilah
akidah yang dipegang oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
sahabatnya serta para imam dan pengikut
mereka yang setia hingga hari ini. Inilah aqidah
yang tersimpan dalam ayat yang mulia yang
artinya, “Tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS. Asy Syuura: 11)66
79
Allah Maha Mendengar dan juga Maha Melihat.
Akan tetapi pendengaran dan penglihatan Allah
tidak sama dengan pendengaran dan
penglihatan makhluk. Meskipun namanya sama
akan tetapi hakikatnya berbeda. Karena Allah
adalah Zat Yang Maha Sempurna sedangkan
makhluk adalah sosok yang penuh dengan
kekurangan. Sebagaimana sifat makhluk itu
terbatas dan penuh kekurangan karena
disandarkan kepada diri makhluk yang diliputi
sifat kekurangan. Maka demikian pula sifat
Allah itu sempurna karena disandarkan kepada
sosok yang sempurna. Sehingga orang yang
tidak mau mengimani kandungan hakiki nama-
nama dan sifat-sifat Allah sebenarnya telah
berani melecehkan dan berbuat lancang kepada
Allah. Mereka tidak mengagungkan Allah
dengan sebagaimana semestinya. Lalu adakah
tindakan jahat yang lebih tercela daripada
tindakan menolak kandungan nama dan sifat
Allah ataupun menyerupakannya dengan
makhluk? Di dalam ayat ini Allah menamai diri-
Nya dengan Ar-Rahman dan Ar-Rahiim. Di
dalamnya terkandung sifat Rahmah (kasih
sayang). Akan tetapi kasih sayang Allah tidak
serupa persis dengan kasih sayang makhluk.
80
ِ َما ِل ِك يَوْ ِم الد
ِين
Artinya: “Yang Menguasai pada hari
pembalasan.”
81
penguasa yang dahulunya berkuasa di alam
dunia sudah turun dari jabatannya. Hanya
tinggal Allah sajalah yang berkuasa. Pada saat
itu semuanya setara, baik rakyat maupun
rajanya, budak maupun orang merdeka. Mereka
semua tunduk di bawah kemuliaan dan
kebesaran-Nya. Mereka semua menantikan
pembalasan yang akan diberikan oleh-Nya.
Mereka sangat mengharapkan pahala kebaikan
dari-Nya. Dan mereka sungguh sangat khawatir
terhadap siksa dan hukuman yang akan
dijatuhkan oleh-Nya. Oleh karena itu di dalam
ayat ini hari pembalasan itu disebutkan secara
khusus. Allah adalah penguasa hari
pembalasan. Meskipun sebenarnya Allah
jugalah penguasa atas seluruh hari yang ada.
Allah tidak hanya berkuasa atas hari kiamat
atau hari pembalasan saja.67
82
Maknanya: “Kami hanya menujukan ibadah dan
isti’anah (permintaan tolong) kepada-Mu.” Di
dalam ayat ini objek kalimat yaitu Iyyaaka
diletakkan di depan. Padahal asalnya adalah
na’buduka yang artinya Kami menyembah-Mu.
Dengan mendahulukan objek kalimat yang
seharusnya di belakang menunjukkan adanya
pembatasan dan pengkhususan. Artinya ibadah
hanya boleh ditujukan kepada Allah. Tidak boleh
menujukan ibadah kepada selain-Nya.
Sehingga makna dari ayat ini adalah, ‘Kami
menyembah-Mu dan kami tidak menyembah
selain-Mu. Kami meminta tolong kepada-Mu
dan kami tidak meminta tolong kepada selain-
Mu.
83
berkurban, bersedekah, meminta pertolongan
atau perlindungan, dan lain sebagainya. Dari
pengertian ini maka isti’anah atau meminta
pertolongan juga termasuk cakupan dari istilah
ibadah. Lalu apakah alasan atau hikmah di balik
penyebutan kata isti’anah sesudah
disebutkannya kata ibadah di dalam ayat ini?
84
kata ibadah padahal isti’anah itu juga bagian
dari ibadah maka sebabnya adalah karena
hamba begitu membutuhkan pertolongan dari
Allah ta’ala di dalam melaksanakan seluruh
ibadahnya. Seandainya dia tidak mendapatkan
pertolongan dari Allah maka keinginannya untuk
melakukan perkara-perkara yang diperintahkan
dan menjauhi hal-hal yang dilarang itu tentu
tidak akan bisa tercapai.”68
85
Yang dimaksud dengan hidayah menuju jalan
lurus yaitu hidayah supaya bisa memeluk erat-
erat agama Islam dan meninggalkan seluruh
agama yang lainnya. Adapun hidayah di atas
jalan lurus ialah hidayah untuk bisa memahami
dan mengamalkan rincian-rincian ajaran Islam.
Dengan begitu do’a ini merupakan salah satu
do’a yang paling lengkap dan merangkum
berbagai macam kebaikan dan manfaat bagi
diri seorang hamba. Oleh sebab itulah setiap
insan wajib memanjatkan do’a ini di dalam
setiap rakaat shalat yang dilakukannya. Tidak
lain dan tidak bukan karena memang hamba
begitu membutuhkan do’a ini.69
86
salih. Termasuk di dalam cakupan ungkapan
‘orang yang diberi nikmat’ ialah setiap orang
yang diberi anugerah keimanan kepada Allah
ta’ala, mengenal-Nya dengan baik, mengetahui
apa saja yang dicintai-Nya, mengerti apa saja
yang dimurkai-Nya, selain itu dia juga
mendapatkan taufik untuk melakukan hal-hal
yang dicintai tersebut dan meninggalkan hal-hal
yang membuat Allah murka. Jalan inilah yang
akan mengantarkan hamba menggapai
keridhaan Allah ta’ala. Inilah jalan Islam. Islam
yang ditegakkan di atas landasan iman, ilmu,
amal dan disertai dengan menjauhi perbuatan-
perbuatan syirik dan kemaksiatan. Sehingga
dengan ayat ini kita kembali tersadar bahwa
Islam yang kita peluk selama ini merupakan
anugerah nikmat dari Allah ta’ala. Dan untuk
bisa menjalani Islam dengan baik maka kita pun
sangat membutuhkan sosok teladan yang bisa
dijadikan panutan.70
87
Artinya: “Bukan jalannya orang-orang yang
dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang
tersesat.”
88
: قَا َل هللاُ تَعَلَى، َب ْالعَالَ ِمين
ِ ا َ ْل َحمدُ ِ َّّللِ َر: ُفَ ِإذَا قَا َل ْالعَ ْبد
،ِع ْبد
َ َح َمدَنِ ْي
َ أَثْنَى: قَا َل هللاُ تَعَالَى،اَلرَّ ْح ٰم ِن الرَّ ِحي ِْم: َوإِذَاقَا َل
علَ َّي
،ِي ْ ع ْبد
َ
َ َم َجدَنِ ْي: قَا َل، َما ِل ِك َيوْ ِم ال ِدي ِْن:َو ِإذَاقَا َل
ْ ع ْبد
،ِي
َ ٰهذَا َب ْينِ ْي َوبَيْن: قَا َل،ست َ ِعي ُْن
ْ َ ِإيَّاكَ نَ ْعبُدُ َو ِإيَّاكَ ن:فَ ِإذَاقَا َل
،َسأَلَ ِي َما ْ ِي َو ِلعَ ْبد
ْ ع ْبد
َ
َست َ ِقي َم ِص َرا َط الَّ ِذيْنَ أ َ ْنعَمْ ت ْ االص َرا َط ْال ُمِ َ اِ ْه ِدن:فَ ِإذَا قَا َل
: قَا َل، َضآ ِليْن َّ علَي ِْه ْم َو َلال َ ب ِ ْضو ُ غي ِْر ْال َم ْغ
َ يه ْم
ِ َعلَ
َسأ َل
َ ِي َما ْ ِي َو ِلعَ ْبد ٰ
ْ هذَا ِلعَ ْبد
“Aku telah membagi ash-shalat (surat al-
Fatihah) antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua
macam, dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.
89
Jika ia mengucapkan, ‘Yang menguasai hari
pembalasan, ‘ maka Allah berfirman , ‘Hamba-
Ku telah memuliakan-Ku.
ْ َف
ِ ْاق َرءُوا َما تَيَس ََّر ِمنَ ْالقُر
آن
72 HR Muslim
90
Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu)
dari al-Qur’an” (QS al-Muzammil : 20)
6. Takbiratul Intiqal
91
takbir intiqal. Intiqal artinya perpindahan,
dikatakan demikian karena takbir-takbir ini
dilakukan ketika perpindahan dari satu gerakan
wajib ke gerakan wajib yang lain. Syaikh Abdul
Aziz Ath Tharifi menjelaskan, “perpindahan
antara rukun dan antara gerakan wajib dalam
shalat tidak dilakukan kecuali dengan ucapan
takbir. Dikecualikan berdasarkan ijma, ketika
beranjak dari rukuk. Karena ketika itu
disyariatkan mengucapkan tahmid (bukan
takbir)”74
(Sumber : Google.com)
92
kemudian berdiri lagi dan seterusnya
merupakan penyesuaian sempurna dalam
pengertian berdiri tegap di hadapan Allah. Hal
ini merupakan kewajiban bagi mushalli untuk
mengagungkan Allah. Sebab Allah Mahabesar
dari segalanya yang besar, maka tidaklah
dibenarkan bagi kita untuk sibuk memikirkan
urusan di luar shalat. Dengan dernikian, kita
mengharapkan di dalam setiap shalat itu dalam
merendahkan diri untuk mengagungkan Allah
dan membesarkan-Nya. Kemudian, setiap
pemyataan ataupun perulangan antara rukun-
rukun shalat itu menggambarkan keterkaitan
dengan kesadaran penuh bagi mushalli serta
mengingatkan untuk mengembalikan hati dan
menenangkannya bahwa dia itu harus
menyesuaikan dengan apa yang diucapkan
dengan lisan bahwa Allah itu Mahabenar.
Karenanya, tidak patut menyibukkan diri di luar
urusan dengan-Nya. Seorang muslim, ketika
bersaksi atas keagungan Allah dan ke Maha
Besaran-Nya, dan lisannya menyatakan "Allahu
Akbar" secara jujur, maka runtuhlah semua
yang ia agungkan, yang ia besar-besarkan, dan
yang ia bangga banggakan di dunia ini.
Semuanya menjadi kecil dan tidak berarti jika
dibandingkan dengan keagungan Allah.
93
7. Ruku’
(Sumber : Muslim.or.id)
94
“Jika engkau hendak shalat, bertakbirlah dan
bacalah apa yang engkau mampu dari Al Qur’an,
lalu rukuk dengan tuma’ninah…”75
95
benar-benar memperhatikan kalian di balik
punggungku ketika kalian rukuk dan sujud”77
Pertama, membaca:
)ً ظيم (ثَلثا
ِ َسُبحانَ ربِ َي الع
96
“Maha suci Allah yang Maha Agung (3x)”79
Kedua, membaca:
Syamilah.
98
“Maha suci (Allah) Yang mempunyai
keperkasaan dan kerajaan (penuh) serta
kesombongan dan keagungan.”82
99
سلَّ َم إذا ركع؛ لو وضع
َ ع َل ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ُاّلل َ كان رسول هللا
قدح من ماء على ظهره؛ لم يهراق
“biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam jika rukuk, andaikan diletakkan
wadah air di atas punggungnya, tidak akan
tumpah”84
100
dengan kepala yang tidak mendongak dan tidak
mendekati pahanya”85
َ ُسه ولم ي
ص ِوبَه ولكن بين ذلك َ ص رأ ْ ُوكان إذا َركَع لم ي
ْ ش ِخ
‘Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam jika
rukuk beliau tidak meninggikan
(mendongakkan) kepada dan tidak juga
merendahkannya (terlalu membungkukkan),
namun di antara keduanya (lurus)”86
85 HR. Abu Daud no. 731, Al Albani dalam Shahih Abi Daud
101
tangannya pada lututnya dan membuka jari-
jarinya”87
َفاستقب َل القبلةَ فَكب ََّر فرف َع يدي ِه حتَّى حاذَتا أذُني ِه ث َّم أخذ
شمالَهُ بيمينِ ِه فلمَّا أرادَ أن يرْ ك َع رفعَهما مث َل/ ذ ِلكَ ث َّم
وض َع يدي ِه على ُركبتي ِه
“…lalu Nabi menghadap kiblat, lalu bertakbir
dan mengangkat kedua tangannya hingga
sejajar dengan telinga. Kemudian beliau
memegang tangan kiri dengan tangan
kanannya. Ketika beliau hendak rukuk beliau
mengangkat kedua tangannya sebagaimana
sebelumnya, kemudian meletakkan kedua
tangannya di lututnya...”88
Daud
102
إذا ركع أمكن كفيه من ركبتيه وفرج بين أصابعه
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam jika
rukuk beliau meletakkan kedua telapak
tangannya pada lututnya dan membuka jari-
jarinya”89
103
Namun hadits ini dhaif karena terdapat perawi
Ar Rabi’ bin Badr yang statusnya matrukul
hadits. Juga dengan hadits lain:
104
berisyarat karena terdapat riwayat tentang hal
ini”92
8. I’tidal
(Sumber : google.com)
105
dan sah. Nabi shallallahu’ alaihi wasallam
bersabda kepadanya:
ثم ارْ فَعْ حتى ت َ ْعت َ ِد َل قائ ًما، ثم اركَعْ حتى ت َ ْط َمئِ َّن راكعًا
“…kemudian rukuk sampai tuma’ninah dalam
rukuknya, kemudian mengangkat badannya
sampai berdiri lurus”94
106
ينظر يوم القيامة إلى َمن ل يقيم صُلبَه بين
ُ إن هللا ل
ركوعه وسجودِه
“Sesungguhnya di hari kiamat Allah tidak akan
memandang orang yang tidak meluruskan
tulang sulbinya di antara rukuk dan sujud”95
ِ إِنما ُجعل
وإِذا سجد، ف ِإذا كبر فكبِروا،اإلمام ليؤتم به
سمع هللا لمن: وإِذا قال، وإِذا رفع فارفعوا،فاسجدوا
وإِذا صلى قاعدا ً فصلوا، ربنا ولك الحمد: فقولوا،حمده
قعودا ً أجمعُون
“Sesungguhnya imam itu diangkat untuk diikuti.
Jika ia bertakbir maka bertakbirlah. Jika ia sujud
maka sujudlah. Jika ia bangun (dari rukuk atau
95 HR. Tirmidzi no. 2678, Abu Ya’la dalam Musnad-nya no. 3624,
107
sujud) maka bangunlah. Jika ia mengucapkan:
sami’allahu liman hamidah. Maka ucapkanlah:
rabbana walakal hamdu. Jika ia shalat duduk
maka shalatlah kalian sambil duduk
semuanya”96
: إذا قال اإلما ُم:إن رسو َل هللاِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّم قال َّ
َ ربَّنا لك الحمدُ؛ فإنَّه َمن وافَق: فقولوا،حمدَه ِ سم َع هللاُ ِل َمن
ِ
ُ ،قولُه قو َل المَلئك ِة
غ ِف َر له ما تقدَّ َم ِمن ذَنبِه
“Rasulullah shallallahu’ alaihi wasallam
bersabda: ‘Jika imam mengucapkan:
sami’allahu liman hamidah, maka ucapkanlah:
rabbana lakal hamdu. Barangsiapa yang
ucapannya tersebut bersesuaian dengan
ucapan Malaikat, akan diampuni dosa-dosanya
telah lalu’.”97
108
beberapa doa tambahan setelah tahmid yang
shahih dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
فلمَّا رفَع،صلي ورا َء النبي ِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّم ِ ُكنَّا يو ًما ن
قال رجل،حمدَه ِ سم َع هللاُ ِل َمن
ِ : قال،سه من الرَّ كع ِة َ رأ
فلمَّا،مبار ًكا فيه ً ربَّنا ولك الحمدُ حمدًا:ورا َءه
َ كثيرا طيِبًا
ًرأيت ِبضعَة
ُ : قال، أنا:المتكل ُم؟ قال
ِ َم ِن: قال،انصرفَ
َ
أيهم يكتبُها أو ُل،وثَلثينَ َمل ًكا يبتَدِرونها
“Kami dahulu shalat bermakmum kepada Nabi
shallallahu’ alaihi wasallam. Ketika beliau
mengangkat kepada dari rukuk, beliau
mengucapkan: sami’allahu liman hamidah.
Kemudian orang yang ada di belakang beliau
mengucapkan: robbanaa walakal hamdu,
hamdan katsiiron mubaarokan fiihi (segala puji
hanya bagiMu yaa Rabb. Pujian yang banyak,
yang baik lagi penuh keberkahan). Ketika
selesai shalat, Nabi bertanya: ‘Siapa yang
mengucapkan doa tadi?’ Lelaki tadi menjawab:
‘Saya’. Nabi bersabda: ‘Aku tadi melihat tiga
puluh lebih malaikat berebut untuk saling
109
berusaha terlebih dahulu menulis amalan
tersebut’.”98
9. Sujud
س ُجدُوا َوا ْعبُدُوا َربَّ ُك ْم ْ َياأَي َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا ارْ َكعُوا َوا
ََو ْافعَلُوا ْال َخي َْر لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِلحُون
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu,
sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan
110
perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan.” (QS. Al-Hajj: 77)
س ُجدُوا) له فيها
ْ )ارْ َكعُوا) هلل في صَلتكم (وا
“(Rukuklah) kepada Allah dalam shalat kalian
dan (sujudlah) di dalam salat kalian”100
111
Subhanallahu wa ta’ala maka bacalah,
"Subhana rabbiyal a'la." 'Mahasuci, wahai
Rabbku yang Maha tinggi'.
112
tuma’ninah. Kemudian sujud sampai
tumaninah101
ِ سنَّ ِن
واإل ْج َماع ِ ِبنَص ال ِكتَا،سجُوْ دُ فَرْ ض
ُ ب وال ْ ِِ َوال
“Sujud hukumnya wajib berdasarkan nash
Alquran, sunnahm dan ijma.”102
113
Dari Alqamah dan Al Aswad rahimahumallah:
علَىَ ص ََلتِ ِه أَنَّهُ خرَّ بَ ْعدَ ُر ُكو ِع ِه َ ع َم َر فِي ُ ِِ َح ِف ْظنَا ع َْن
ض َع ُر ْكبَت َ ْي ِه قَ ْب َل يَدَيْه َ ،ُر ْكبَت َ ْي ِه َك َما يَ ِخر البَ ِعي ُْر
َ وو
“Aku mengingat cara shalat Umar (bin Khathab)
bahwa beliau turun sujud setelah rukuk dengan
bertumpu pada lututnya sebagaimana unta
yang meringkuk. Beliau meletakkan lututnya
lebih dahulu dari tangannya”103
114
(Sumber : google.com)
115
ير َو ْليَضَعْ يَدَ ْي ِه قَ ْب َل
ُ س َجدَ أ َ َحدُ ُك ْم فََلَ يَب ُْر ْك َك َما يَب ُْر ُك ْالبَ ِع
َ ِإذَا
ُر ْكبَت َ ْي ِه
“Jika kalian sujud maka jangan turun sujud
seperti meringkuknya unta. Hendaknya ia
letakkan tangannya sebelum lutunya.”105
وأشار
َ – علَى الجبه ِة ُ س ْبعَ ِة أ َ ْع
َ ظم؛ َ علَى
َ َس ُجد ُ ْأ ُ ِمر
ْ َ ت أ َ ْن أ
َمين
ِ وأطراف القد
ِ ،كبتين
ِ والر،واليدين
ِ – بي ِده إلى أن ِفه
“Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh
anggota badan: kening (lalu beliau menunjuk
105 HR. Abu Daud no. 840, Al Baihaqi no. 2739, dishahihkan Al
116
juga pada hidungnya), kedua tangan, kedua
lutut, dan kedua kaki.”106
(Sumber : Konsultasisyariah.com)
117
Berdasarkan dalil-dalil yang ada, tata cara sujud
dapat diringkas menjadi beberapa poin berikut:
107 HR. Abu Daud no. 734, dishahihkan Al Albani dalam Shahih
118
Berdasarkan hadis dari Anas bin Malik
radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
119
النبي صلَّى هللاُ عليه وسلَّم كان إذا صلَّى فرَّ ج بين
َّ أن
يبدو بياضُ إ ْب َطيه
َ حتى،يدي ِه
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika shalat
beliau melebarkan kedua tangannya hingga
terlihat putihnya ketiak beliau.”110
الفخذين في
ِ الحديث يدل على مشروعية التفريج بين
خَلف في ذلك
َ ْ ،السجود
ول،ورف ِع البطن عنهما
“Hadis menunjukkan tentang disyariatkannya
melebarkan paha ketika sujud dan menjauhkan
perut dari paha. Tidak ada khilaf dalam masalah
ini.”111
120
ب النبي ِ صلَّى هللاُ عليه ِ أنَّه كان جالسًا مع نفَر ِمن أصحا
فقال أبو، فذ َكرْ نا صَلةَ النبي ِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّم،وسلَّم
كنت أحفَ َظكم لصَل ِة رسو ِل هللاِ صلَّى ُ أنا:ُح َميد السَّاعدي
وإذا، رأ َ ْيتُه إذا كب ََّر جعَ َل يدَ ْي ِه ِحذا َء َم ْن ِكبَ ْي ِه:هللاُ عليه وسلَّم
فإذا رفَع،ظهره َ َ ثم ه،ر َك َع أمكَنَ يدَ ْي ِه ِمن ُركبت َ ْي ِه
ص َر
فإذا س َجد وضَع،سه استوى حتَّى يعودَ كل فَقَار مكانَه َ رأ
أصابع
ِ بأطراف
ِ واستق َب َل،قابضهما ِ غير مفترش ول َ يدَ ْي ِه
َِر ْجلَ ْي ِه ال ِقبلة
121
Kedua tumit dirapatkan. Berdasarkan
hadis dari Aisyah radhiallahu’anha:
Bacaan Sujud
122
Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, beliau
berkata:
ِ َسبحان
ثم: قال،رب َي األعلى ُ :فكان يقو ُل في سُجودِه
َ رفَ َع رأ
سه
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya
mengucapkan: subhaana rabbiyal a’la.
kemudian mengangkat kepalanya (untuk
duduk).”113
أن رسو َل هللاِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّم كان يقو ُل في ركو ِعه
َّ
ُ
ِ رب المَلئك ِة والروح، سُبوح قدوس،وسُجودِه
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
biasanya ketika rukuk dan sujud mengucapkan:
‘Subbuuhun quddus rabbul malaaikati war
ruuh.”114
123
Bacaan ketiga: “Allahumma laka
sajadtu” (Ya Allah, kepada-Mu lah aku
sujud)
ُ ْ ولك أسلَم،ت
،ت ُ وبك آ َم ْن،تُ الله َّم لك س َج ْد:إذا س َجد قال
،ص َره
َ سمْ عَه وب
َ ق َّ وش،س َجد وجهي للذي َخلَقَه وصوَّ َره
س ُن الخالقي
َ تباركَ هللاُ أحَ
“Ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
sujud beliau mengucapkan: ‘Allahumma laka
sajadtu, wa bika aamantu wa laka aslamtu,
sajada wajhi lilladzi khalaqahu, wa shawwarahu,
wa syaqqa sam’ahu, wa basharahu.
Tabarakallahu ahsanul khaliqiin’ [Ya Allah,
kepada-Mu lah aku bersujud, karena-Mu juga
aku beriman, kepada-Mu juga aku berserah diri.
Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang
Membentuknya, yang Membentuk pendengaran
dan penglihatannya. Maha Suci Allah Sebaik-
baik Pencipta].”115
124
Setelah membaca dzikir sujud yang disebutkan
diatas, dianjurkan untuk memperbanyak doa
ketika sujud. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
125
Sedangkan sujud maka itu waktunya
bersungguh-sungguh untuk berdoa agar
diijabah oleh Allah”117
118 HR. Ibnu Abdil Barr dalam Al Istidzkar, 1/475, beliau lalu
126
dan aku memuji-Mu. Ya Allah, ampunilah dosa-
dosaku.”119
(Sumber : google.com)
119 HR. Bukhari (I/99) [no. 794] dan Muslim (I/350) [no. 484]
127
bertumpu pada kedua tangan. Ini
pendapat Hanafiyah dan Hanabilah.
128
mengucapkan dua kalimat syahadat (Tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
utusan-Nya). Dialah Zat yang harus kita yakini
eksistensi-Nya bahwa seorang muslim, dalam
hal ini tidak akan dapat memperoleh karunia
dari selain Dia. Oleh karena itu, si mushalli
mengharap kepada-Nya untuk memperoleh
karunia-Nya, dan nikmat-Nya yang banyak,
khususnya nikmat hidayah menuju jalan yang
lurus.
فقام في،هر َ النبي صلَّى هللاُ عليه وسلَّم صلَّى بهم الظ َّ َّ
أن
حتَّى إذا،اس معه ُ َّ فقام الن،سْ لم يج ِل،كعتين األُوليَي ِْن
ِ َّالر
،كب ََّر وهو جالس،اس تسلي َمه ُ َّ وانت َظ َر الن،َقضى الصََّلة
ثم سلَّ َم،ُسل َم ْ سجدتين ق ْب َل
ِ أن ي ِ فس َجد
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengimami
para sahabat. Beliau salat di dua rakaat
pertama tanpa duduk (tasyahud awal). Maka
orang-orang pun ikut berdiri (tidak tasyahud
awal). Sampai ketika salat hampir selesai,
orang-orang menunggu beliau salam, namun
ternyata beliau bertakbir dalam keadaan duduk,
129
lalu sujud dua kali sujud sebelum salam.
Kemudian setelah itu baru salam“121
130
jika engkau berdiri lagi (untuk rakaat ke-3) maka
semisal itu juga sampai selesai salat.”122
122 HR. Abu Daud no. 860, dihasankan Al Albani dalam Shahih
Abu Daud
131
(sumber : google.com)
123 HR. Abu Daud no. 860, dihasankan Al Albani dalam Shahih
Abu Daud
132
ونصب،فإذا جلس في الركعتين جلس على رجله اليسرى
، قدم رجله اليسرى، وإذا جلس في الركعة اآلخرة،اليمنى
وقعد على مقعدته،ونصب األخرى
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika duduk
dalam salat di dua rakaat pertama beliau duduk
di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan.
Jika beliau duduk di rakaat terakhir, beliau
mengeluarkan kaki kirinya dan menegakkan
kaki kanannya dan duduk di atas lantai.”124
shahih”
133
kiri dengan posisi telapak tangan
membentang, dan jari-jari menghadap
kiblat. Dari Abdullah bin Umar
radhiallahu’anhuma, ia berkata:
كف ِه اليُسرى على ِ وافترش رجلَهُ اليسرى ووض َع َ َث َّم قعد
األيمن على فخ ِذ ِه
ِ وركبتِ ِه اليُسرى وجع َل حدَّ مرف ِق ِه ُ فخ ِذ ِه
اثنتين من أصاب ِع ِه وحلَّقَ حلقةً ث َّم رف َع
ِ قبض
َ اليُمنى ث َّم
ُإصب َعه
134
“…kemudian beliau duduk dan
membentangkan kaki kirinya. Beliau
meletakkan tangan kiri di atas paha dan lutut
kirinya. Dan memposisikan siku kanannya di
atas paha kanannya. Kemudian beliau
menggenggam dua jarinya (kelingking dan jari
manis), dan membentuk lingkaran dengan dua
jarinya (jempol dan jari tengah) dan berisyarat
dengan jari telunjuknya.” (HR. An Nasai no. 888,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasai)
135
Ketika tasyahud, jari telunjuk tangan
kanan berisyarat ke arah kiblat dan
pandangan mata ke arah jari telunjuk
tersebut.
ببصره
ِ وأشار بأُصبُ ِعه الَّتي تلي اإلبها َم إلى ال ِقبْل ِة ورمى
إليها
“…beliau berisyarat dengan jari telunjuknya
yang ada di sebelah jempol, ke arah kiblat, dan
memandang jari tersebut.”127
136
Hanabilah berpendapat bahwa dimulai
sejak ada kata “Allah”
كان إذا قعَد في، أن رسو َل هللاِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّم
َّ
ووضَع. التشَه ِد وضَع يدَه اليُسرى على ُركبتِه اليُسرى
. َ وعقَد ثَلثةً وخمسين. يدَه اليُمنى على ُركبتِه اليُمنى
وأشار بالسباب ِة
“Jika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam duduk
untuk tasyahud, beliau meletakkan telapak
tangan kirinya di atas lutut kirinya. Dan beliau
meletakkan tangan kanannya di lutut kanannya.
Dan jarinya membentuk lima puluh tiga,
sedangkan telunjuknya berisyarat ke kiblat.”128
Disebut di sini
137
يقيم السبابة من أول الجلوس،السنة أن تشير بالسبابة
التشهد األول واألخير،في التحيات
Yang sesuai sunnah dalam berisyarat dengan
telunjuk itu, mengacungkan jari telunjuk sejak
mulai duduk tasyahud awal dan akhir”129
Bacaan pertama
ضنا على ُ ويسلم بع ِ ،ونسمي ِ ، التَّحية في الصَل ِة:كنا نقو ُل
: فقال، فسمعه رسول هللا صلَّى هللاُ عليه وسلَّم،بعض
َعلَيْكَ الس َََّل ُم،ات َّ ات َو
ُ َالط ِيب ُ صلَ َو َّ ات ِ َّّللِ َوال ُ َ الت َّ ِحي:قولوا
علَى ِعبَا ِد َ علَ ْينَا َو َ سَلَ ُم َّ اَل،ُأي َها النَّبِي َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه
ش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا ْ َ َوأ،ُش َهدُ أ َ ْن َل ِإلَهَ ِإ َّل هللا ْ َ أ، َهللاِ الصَّا ِل ِحيْن
ُع ْبدُهُ َو َرسُوْ لُه َ
“Dahulu kami membaca tahiyyat dalam salat,
menyebut nama Allah kemudian mengucapkan
salam satu sama lain. Rasulullah
129 https://binbaz.org.sa/fatwas/13521
138
Shallallahu’alaihi Wasallam pun mendengar hal
tersebut lalu beliau mengatakan: Ucapkahlah
“At tahiyyaatu lillaah was shalawaatu wat
thayyibaatu. As salaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu
warahmatullah wabarakaatuh. As salaamu
‘alainaa wa ‘ala ibaadillahis shaalihiin. Asyhadu
an laailaaha illallah, wa asy-hadu anna
muhammadan abduhu wara suuluh” (Segala
ucapan selamat, salawat, dan kebaikan hanya
milik Allah. Mudah-mudahan salawat serta
salam terlimpahkan kepadamu wahai engkau
wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkah-
Nya. Mudah-mudahan salawat dan salam
terlimpahkan pula kepada kami dan kepada
seluruh hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi
bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan
utusan-Nya).” (HR. Bukhari no. 1202, Muslim
no. 402)
Bacaan kedua
ان رسول هللا صلَّى هللاُ عليه وسلَّم يعلمنا التشهد كما
ُ َ ((اَلت َّ ِحي:يعلمنا السورة من القرآن فكان يقول
ات
139
علَيْكَ أي َها النَّ ِبيَ اَلس َََّل ُم،ات هلل َّ ات
ُ َالط ِيب ُ صلَ َوَ ال،َاتُ اركَ َال ُمب
ِعلَى ِعبَا ِد هللا َ علَينَا َو َ الس َََّل ُم،َُو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه
أن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُلَّ ُش َهد ْ َ َوأ،ش َهدُ أَن َّل ِإلَهَ ِإل هللاْ َ أ،صا ِل ِحين
َ ال
))هللا
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
mengajarkan kepada kami bacaan tasyahud
sebagaimana mengajarkan bacaan surat dalam
Alquran, beliau mengucapkan: “At tahiyaatu
mubaarokaatu sholawaatu thoyyibaatu lillah,
Assalamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa
rohmatullahi wabarokaatuh, Assalamu’alainaa
wa ‘alaa ‘ibaadillahi shoolihiin, Asyhadu allaa
ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan
rasuulullah.” (Segala ucapan selamat,
shalawat, dan kebaikan hanya milik Allah.
Mudah-mudahan shalawat dan salam
terlimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta
rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-
mudahan shalawat dan salam terlimpah pula
kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah
yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah melainkan
140
Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu
adalah hamba-Nya dan utusan-Nya)130
Bacaan ketiga
141
kami dan kepada seluruh hamba Allah yang
shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah melainkan
Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu
adalah hamba-Nya dan utusan-Nya).”131
142
salat. Dalilnya adalah hadis Ibnu Mas’ud
radhiallahu’anhu tentang bacaan tasyahud
akhir, beliau berkata:
143
Dan ulama ijma bahwa duduk tasyahud akhir
merupakan rukun salat. Imam An Nawawi
mengatakan:
144
(sumber : google.com)
145
mengeluarkan kaki kirinya dan menegakkan
kaki kanannya dan duduk di atas lantai.”134
135 HR. Abu Daud no. 730, dishahihkan Al Albani dalam Shahih
Abu Daud
146
Para ulama berbeda pendapat (khilaf)
mengenai cara duduk tasyahud akhir jika di
dalam salat hanya ada satu tasyahud. Karena
dalam hadis Abu Humaid di atas, terdapat
isyarat bahwa Nabi duduk iftirasy pada rakaat
kedua, sedangkan dalam riwayat Abu Daud
dipahami bahwa duduk tawarruk adalah duduk
tasyahud di rakaat terakhir. Padahal jika salat
hanya dua rakaat maka duduk tasyahud ketika
itu adalah tasyahud di rakaat kedua sekaligus di
rakaat terakhir.
147
lantai dalam keadaan tawarruk, kemudian
salam”
يفرش ِرجلَه
ُ َ
وكان،التحية ِ وكان يقو ُل في
كل ركعتين
وينصبُ ِرجلَه اليُمنَى،ُسرى
َ الي
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di setiap dua
rakaat beliau mengucapkan tahiyyah
148
(tasyahud). Dan beliau membentangkan kaki
kirinya dan menegakkan kaki kanannya.”136
ِوأن رسو َل هللاَّ ،أن عبدَ هللاِ بنَ مسعود أخذَ بيدِه َّ َعَلقمة
صلَّى هللاُ عليه وسلَّم أ َخذ بي ِد عب ِد هللاِ فعلَّ َمه التشهدَ في
،بات َّ
ُ ِوالطي ُ والص،َِّات هلل
،َّلوات ُ التَّحي: قُ ِل: قال،الصََّل ِة
السََّل ُم علينا،السََّل ُم عليك أيها النبي ورحمةُ هللاِ وبركاتُه
ت عنه إن شا َء ُ ح ِف ْظ: قال ُز َهير، َوعلى عبا ِد هللاِ الصَّالحين
149
أن مح َّمدًا عبدُهَّ ُ وأش َهد،ُأن ل إلهَ َّإل هللاْ ُ أش َهد:ُهللا
فقد، فإذا فعَ ْلتَ هذا:ض ْيتَ هذا أو قال َ فإذا ق: قال،ورسولُه
َأن تقعُد ِ وإن،أن تقو َم فقُ ْم
ْ َشئْت ْ َ إن شئت،ض ْيتَ صَلتَك َ ق
فاقعُ ْد
‘Abdullah bin Mas’ud menarik tangannya
Alqamah sedangkan Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam menarik tangan
Ibnu Mas’ud untuk mengajarkannya tasyahud di
dalam salat. Nabi bersabda ucapkanlah, “at
tahiyyaatu lillaah was shalawaatu wat
thayyibaat as salaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu
warahmatullah wabarakaatuh, as salaamu
‘alainaa wa ‘ala ibaadillahis shaalihiin”. Zuhair
berkata: yang aku hafal insya Allah ada
tambahan: “asy-hadu an laailaaha illallah, wa
asy-hadu anna muhammadan abduhu wara
suluh”. Nabi lalu bersabda: jika engkau sudah
selesai membaca ini, maka engkau telah
menyelesaikan salatmu. Jika engkau ingin
berdiri, silakan berdiri, atau jika engkau ingin
duduk silakan duduk.”137
150
والصواب أنَّه من قول ابن،))..شاذ بزيادة ((إذا قلت
مسعود موقوفًا عليه
“Hadits ini syadz dengan tambahan: “jika
engkau sudah selesai membaca ini, dst.” yang
benar ini adalah hadis yang mauquf, merupakan
perkataan Ibnu Mas’ud.”138
يا رسو َل: فقُ ْلنا،خرج علينا َ النبي صلَّى هللاُ عليه وسلَّم
َّ َّ
إن
:صلي عليك؟ قال ِ ُ فكيف ن،سل ُم عليك ِ ُ قد علِمْ نا كيف ن،ِهللا
َ كما صلَّ ْيت، وعلى آ ِل محمَّد،صل على محمَّد ِ الله َّم:قولوا
،بار ْك على محمَّد ِ الله َّم، إنَّك حميد مجيد،على آ ِل إبراهي َم
إنَّك حميد،بار ْكتَ على آ ِل إبراهي َم َ كما،وعلى آ ِل محمَّد
مجيد
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam keluar
bersama kami, lalu kami berkata: Wahai
Rasulullah kami sudah tahu cara salam
151
kepadamu, lalu bagaimana cara bershalawat
kepadamu? Nabi menjawab: ucapkanlah:
“Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali
Muhammad kamaa shalayta ‘ala aali Ibrahim,
innaka hamiidum majiid. Allahumma baarik ‘ala
Muhammad wa ‘ala aali Muhamamd kamaa
baarakta ‘ala aali Ibrahim, innaka hamiidum
majid” (Ya Allah semoga shalawat terlimpah
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
sebagaimana shalawat terlimpah kepada
Ibrahim dan keluarga Ibrahim,Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia.Ya Allah semoga
keberkahan terlimpah kepada Muhammad dan
keluarga Muhammad, sebagaimana engkau
berkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia)”139
152
Setelah tasyahud akhir dan sebelum salam,
dianjurkan membaca doa perlindungan dari
empat hal. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu,
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
153
12. Salam
(sumber : google.com)
: وتحليلُها،كبير
ُ َّ الت: وتحري ُمها،هور ُ ِمفتا
ُ الط:ح الصََّل ِة
التَّسلي ُم
“Pembuka shalat adalah thaharah, yang
menandai diharamkannya (semua gerakan dan
perkataan selain gerakan dan perkataan shalat)
154
shalat adalah takbir, dan yang
menghalalkannya adalah salam”141
وأج َمع العلماء الذين يُعتد بهم على أنَّه ل يجب َّإل
تسليمة واحدة
“Para ulama yang diakui pendapatnya telah
ijma’ bahwa salam dalam shalat tidak wajib
kecuali satu saja”142
141 HR. Abu Daud no. 61, At Tirmidzi no. 3, Ibnu Majah no. 275,
155
oleh Ibnu Abdil Barr, Al Qurthubi, Ath Thahawi
dan Ibnu Rajab.
بتسع ركعات ِ كان رسو ُل هللاِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّم إذا أوت َ َر
ُ فيح َمدُ هللاَ ويذ ُك ُره ويدعو ثم ين َهض،لم يقعُ ْد َّإل في الثامن ِة
عز وج َّلَّ َس فيذ ُك ُر هللا ُ فيج ِل،َُصلي التاسعةِ ثم ي،ُسل ُم ِ ول ي
ركعتين وهو ِ ُصلي
ِ ثم ي،ُسمعُنا ً
ِ ويسل ُم تسليمة ي
ِ ويدعو
بسبع ركعات ل يقعُدُ َّإل في ِ ُف أوت َ َر
َ فلمَّا كبِ َر وضع،جالس
ُسل ُم َ
ِ ثم ي،ُصلي السابعة ِ ُسل ُم ثم ي ِ ثم ين َهضُ ول ي،السادس ِة
ًُسل ُم تسليمة ِ ثم ي،ركعتين وهو جالس ِ ِ ثم ي،ًتسليمة
ُصلي
يرفَ ُع بها صوتَه حتَّى يو ِق َظنا، السََّل ُم عليكم:ًواحدة
“Pernah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
shalat witir sembilan rakaat, beliau tidak duduk
(tasyahud) kecuali pada rakaat ke delapan,
beliau memuji Allah dan berdzikir serta berdoa,
lalu bangun tanpa salam. Kemudian lanjut
rakaat ke sembilan, kemudian duduk (tasyahud)
dan berdzikir kepada Allah ‘azza wa jalla dan
berdoa kemudian salam dengan satu salam
yang diperdengarkan kepada kami. Ketika
beliau tua dan melemah, beliau shalat witir
tujuh rakaat, beliau tidak duduk (tasyahud)
kecuali pada rakaat ke enam, lalu bangun tanpa
156
salam. Kemudian lanjut rakaat ke tujuh,
kemudian salam dengan satu salam. Kemudian
beliau shalat lagi dua rakaat dalam keadaan
duduk, kemudian salam dengan satu salam,
mengucapkan: assalamu’alaikum. Beliau
mengeraskan suaranya hingga
membangunkanku.”143
An Nasai
shahih
157
radhiallahu’anhum bahwa mereka juga pernah
salam hanya sekali.
ُسل َم على
ِ ثم ي،فخذِه
ِ ض َع يدَه على ْ إنَّما يكفي أحدَكم
َ أن ي
شما ِله
ِ أخيه ِمن على يمينِه و
“Sesungguhnya cukup bagi kalian untuk
meletakkan tangannya di atas pahanya
kemudian salam kepada saudaranya ke kanan
dan kirinya”145
158
Cara Melakukan Salam
146 HR. Abu Daud no. 996, Ibnu Majah no. 914, dishahihkan Al
159
“Aku pernah melihat Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam salam ke kanan
dan ke kiri, hingga aku melihat putihnya pipi
beliau.”147
Bacaan Salam
Pertama: assalamu’alaikum
Kedua: assalamu’alaikum
warahmatullah
160
warahmatullah ke kanan dan assalamu’alaikum
warahmatullah ke kiri”148
Ketiga: assalamu’alaikum
warahmatullah ke kanan dan as
salamu’alaikum ke kiri
َّ اّللِ صلَّى
ُاّلل َّ أخ ِبرني عن صَل ِة رسو ِل: عمر َ لبن
ِ قلت ُ
– : كبير – قا َل َ َ فذ: كيف كانت ؟ قا َل
َ َّ كر الت َ عل ْي ِه وسلَّ َم
َّ ُكر السََّل ُم علي ُكم ورحمة
اّللِ عن يمينِ ِه السََّل ُم َ َيعني – وذ
يسارهِ عليكم عن
“Aku berkata kepada Ibnu Umar: kabarkan
kepadaku bagaimana cara shalat Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam. Maka Ibnu Umar
menceritakan tentang takbir, lalu beliau
menceritakan tentang salam. Beliau
menyebutkan bahwa salam Nabi adalah
An Nasai
161
assalamu’alaikum warahmatullah ke kanan dan
assalamu’alaikum ke kiri”149
جاء في نسخة عند أبي.و أما زيادة وبركاته فَل أصل له
وليست في الرواية, و يظهر أنها من بعض النساخ,داود
و إن كانت في الرواية فهي شاذة,أصَل
“Adapun tambahan wa barakatuhu maka tidak
ada asalnya. Ini ada dalam naskahnya Abu Daud
dan nampaknya tambahan ini terselipkan dari
naskah yang lain bukan dari riwayat tersebut.
Andaipun tambahan ini ada dalam riwayat
tersebut (di naskahnya Abu Daud) maka ini
tambahan yang syadz”150
An Nasai
162
penuh rasa malu. Jika shalatnya itu dilakukan hanya
dalam waktu singkat ia melengkapinya dan merasa takut
jika tidak dapat datang menghadap Allah dengan penuh
harap untuk memperoleh kemuliaan dan keutamaan.
ْ َ ( أ3x)
1. َست َ ْغ ِف ُر هللا
ار ْكتَ يَا ذَا ْال َجَلَ ِل َّ اَللَّ ُه َّم أ َ ْنتَ ال
َّ َو ِم ْنكَ ال،سَلَ ُم
َ َ تَب،سَلَ ُم
َواْ ِإل ْك َر ِام
Astagh-firullah 3x
163
Allahumma antas salaam wa minkas salaam
tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.
2.
لَهُ ْال ُم ْل ُك َولَهُ ْالحَمْ دُ َو ُه َو،ُلَ إِلَـهَ إِلَّ هللاُ َو ْحدَهُ لَ ش َِريْكَ لَه
َولَ ُمع ِْط َي، َ اَللَّ ُه َّم لَ َمانِ َع ِل َما أ َ ْع َط ْيت،علَى ُك ِل ش َْيء قَ ِدي ُْر
َ
َولَ يَ ْنفَ ُع ذَا ْال َج ِد ِم ْنكَ ْال َجد، َِل َما َمنَعْت
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul
mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in
qodiir. Allahumma laa maani’a limaa a’thoyta
164
wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u
dzal jaddi minkal jaddu.
3.
لَهُ ْال ُم ْل ُك َولَهُ ْالحَمْ دُ َو ُه َو،ُلَ ِإلَـهَ ِإلَّ هللاُ َو ْحدَهُ لَ ش َِريْكَ لَه
َّ لَ إِلَـهَ إِل،ِ لَ حَوْ َل َولَ قُوَّ ةَ إِلَّ ِباهلل.علَى ُك ِل ش َْيء قَ ِدي ُْر َ
ض ُل َولَهُ الثَّنَا ُء ْ َ لَهُ النِ ْع َمةُ َولَهُ ْالف،ُ َولَ نَ ْعبُدُ إِلَّ إِيَّاه،ُهللا
َ لَ ِإلَـهَ ِإلَّ هللاُ ُم ْخ ِل ِصيْنَ لَهُ ال ِديْنَ َولَوْ ك َِر َه ْالكَافِ ُروْ ن،س ُن
َ ْال َح
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah.
Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli
syai-in qodiir. Laa hawla wa laa quwwata illa
billah. Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa
165
iyyaah. Lahun ni’mah wa lahul fadhlu wa lahuts
tsanaaul hasan. Laa ilaha illallah mukhlishiina
lahud diin wa law karihal kaafiruun.”
4.
166
( اَهللُ أ َ ْكبَ ُر33 ×)
ُ لَهُ ْال ُم ْل ُك َولَهُ ْالحَمْ د،ُلَ إِلَـهَ إِلَّ هللاُ َو ْحدَهُ لَ ش َِريْكَ لَه
علَى ُك ِل ش َْيء قَ ِدي ُْر
َ َو ُه َو
“Subhanallah (33x)”
“Alhamdulillah (33x)”
167
masing-masing dibaca 33 kali secara
terpisah.155
7.
157 HR. Abu Daud no. 1523 dan An-Nasai no. 1337. Al Hafizh
158 HR. Ibnu Majah no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al Hafizh
169
Kesalahan-Kesalahan Ketika Shalat
170
karenanya kita lihat di antara orang-orang yang
melakukan ini ada yang mengulanginya, ada
juga yang bersusah payah mengucapkannya,
padahal hal itu tidak termasuk bagian shalat
sedikit pun.”
2. Menjaharkan/mengeraskan
dzikir-dzikir dalam shalat
(termasuk bacaan Alquran pada
shalat yang disirrkan/dipelankan
bacaannya).
171
menjaharkan dzikirnya itu, tetapi ia baca
sehingga kalaupun terdengar hanya suara
lirih/dandanah saja namun tidak dapat
dipahami oleh yang berada di sebelahnya
karena pelan) –Wallahu a’lam-.
172
shalatnya. Thuma’ninah adalah diam sejenak
setelah benar-benar ruku’, sujud, i’tidal ataupun
duduk di antara dua sujud, minimal lamanya
seukuran sekali ucapan tasbih.
173
Imam Nawawi mengatakan, “Para ulama
sepakat tentang terlarangnya shalat, sedangkan
bajunya, lengan bajunya dan sebagainya
diangkat (digulung).” Ada yang mengatakan
bahwa hikmahnya adalah karena menarik kain
dan rambut agar tidak tersentuh tanah (ketika
posisi rendah seperti sujud) adalah kebiasaan
orang-orang yang sombong, maka kita dilarang
berbuat begitu agar tidak mirip orang-orang
yang sombong. Jumhur (mayoritas) ulama
berpendapat makruh melakukan demikian bagi
orang yang shalat, baik dilakukan di dalam
shalat maupun sebelum memasuki shalat.
174
11. Tidak mengikuti imam
175
15. Memanjangkan takbir hingga
kata terakhirnya “Akbaaaar.”
176
(ini lebih parah), di kanannya
maupun di kirinya.
177
22. Tidak mau berhias kepada Allah
ketika hendak shalat.
ِ نَ َهى َرسُوْ ُل هللاr ، سب ُِع َّ اش الِ َو ْافتِ َر، ب ِ ع َْن نُ ْق َر ِة ْالغُ َرا
َوأ َ ْن ي َُوطنَ الرَّ ُج ُل ْال َمكَانَ فِي ْال َمس ِْج ِد َك َما ي َُو ِط ُن ْالبَ ِعي ُْر
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang (shalat dengan cepat) seperti
mematuknya burung gagak, (sujud dengan
menidurkan siku) seperti binatang buas dan
melarang seseorang menetapi tempat khusus
(untuk shalat) di masjid seperti halnya unta.”159
159 HR. Ahmad, Darimi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan
178
24. Shalat memakai baju yang
bergambar makhluk bernyawa.
179
muusaa.” Ini pun sama termasuk
diada-adakan.
180
telah membuka auratnya, dan terbuka auratnya
dapat menyebabkan batalnya shalat.
181
32. Shalat dengan celana atau sarung
yang isbal (kainnya menjulur
melewati mata kaki).
182
اجي َربَّهُ فَ ْليَ ْعلَ ْم
ِ َأ َ َما ِإ َّن أ َ َحدَ ُك ْم ِإذَا قَا َم فِي الص َََّل ِة َف ِإنَّهُ يُن
علَى بَعْض بِ ْال ِق َرا َء ِة َ ض ُك ْم ِ َأ َ َحدُ ُك ْم َما يُن
ُ اجي َربَّهُ َو َل يَ ْجهَرْ بَ ْع
)فِي الص َََّل ِة * (احمد
“Sesungguhnya salah seorang diantara kamu
jika berdiri dalam shalat itu sedang bermunajat
(berbisik-bisik) dengan Tuhannya. Oleh karena
itu, hendaknya ia mengetahui munajatnya itu
kepada Tuhannya, dan janganlah sebagian
kamu mengeraskan bacaan dalam shalat
kepada sebagian yang lain.” (HR. Ahmad, hadits
ini setelah kami periksa sanadnya adalah
shahih). Di hadits tersebut kita dilarang
mengganggu orang yang shalat dengan suara
keras kita, namun di zaman sekarang kita
melihat ketika ada yang sedang shalat, orang-
orang bersuara keras dengan pengeras suara
melantunkan sya’ir di antara azan dan iqamat.
Sudah tentu, hal ini lebih dilarang lagi, apalagi
yang mereka lantunkan itu terkadang
mengandung kata-kata ghuluw (memuji
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berlebihan) atau bahkan sampai mengandung
kesyirkkan, seperti dalam shalawat nariyah –
Wallahul musta’aan-.
183
DAFTAR PUSTAKA
https://muslim.or.id/25200-hakekat-
shalat.html
https://almanhaj.or.id/9578-
keutamaan-shalat.html
https://rumaysho.com/5911-shalat-
adalah-tiang-agama.html
https://almanhaj.or.id/5609-arti-
shalat-bagi-seorang-muslim.html
https://muslimah.or.id/10157-
shalat-dan-kebahagiaan-hati.html
https://muslim.or.id/5403-jagalah-
shalatmu-wahai-saudaraku.html
https://almanhaj.or.id/3782-nabi-
shallallahu-alaihi-wa-sallam-
menjadikan-shalat-untuk-mengadu-
kepada-allah.html
https://muslim.or.id/13989-meraih-
khusyu-dalam-ibadah-1.html
https://muslim.or.id/25208-ada-apa-
dengan-khusyuk.html
https://almanhaj.or.id/4093-
thumaninah.html
https://konsultasisyariah.com/21122
-cara-takbiratul-ihram-yang-benar-
dalam-shalat.html
184
https://muslim.or.id/12299-tata-
cara-takbiratul-ihram-dalam-
shalat.html
https://muslim.or.id/45151-kiat-kiat-
meraih-shalat-khusyuk-bag-1.html
https://muslim.or.id/45157-kiat-kiat-
meraih-shalat-khusyuk-bag-2.html
https://muslim.or.id/7934-macam-
%E2%80%93-macam-doa-
istiftah.html
https://muslim.or.id/25230-
mengungkap-keindahan-bertakbir-
dalam-shalat-1.html
https://muslim.or.id/45496-hukum-
membaca-doa-taawudz-ketika-
shalat.html
https://konsultasisyariah.com/5948-
shalat-khusyuk.html
https://yufidia.com/3488-
menggapai-khusyu-dalam-shalat.html
https://almanhaj.or.id/10800-
khusyu-dalam-shalat-dan-
pengaruhnya-bagi-seorang-
mukmin.html
https://muslim.or.id/67-tafsir-surat-
al-fatihah.html
https://muslim.or.id/26470-sifat-
takbir-intiqal-dalam-shalat.html
185
https://muslim.or.id/43284-fikih-
itidal-dalam-shalat.html
https://muslim.or.id/28927-tata-
cara-rukuk-dalam-shalat-1.html
https://muslim.or.id/28953-tata-
cara-rukuk-dalam-shalat-2.html
https://muslim.or.id/44588-tata-
cara-sujud-dalam-shalat.html
https://muslim.or.id/44930-tata-
cara-tasyahud-akhir-dalam-shalat.html
https://muslim.or.id/44928-tata-
cara-tasyahud-awal-dalam-shalat.html
https://rumaysho.com/1768-tidak-
perlu-terburu-buru-menuju-shalat.html
https://muslim.or.id/44785-cara-
salam-di-akhir-shalat.html
https://rumaysho.com/1997-dzikir-
setelah-shalat.html
https://yufidia.com/3074-beberapa-
kesalahan-dalam-shalat.html
186
D S
187