Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TATA CARA SHOLAT

Dosen pengampu :SAMSUL HADI ,M.Pd.

Kelompok 1
:-Fira Qotrun Nada ( 201120030)
-Julanda Mysesa (201125030)

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS


PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI FATMAWATI SOKARNO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatulahi wabarakatu,

Alhamdulilah,segala puji bagi Allah SWT yang maha ssuci dan


mencintai kesucian serta kebersihan,yang rahmat dan yang rahim kepada
seluruh mahluk nya.Shalawat serta salam semoga senantiasa kepada nabi
agung Muhammad SAW.Yang telah membawa ajaran islam bagi umatnya
menuju kesela,atan ,agama yang menjunjung tinggi kesucian dan
keidahan.
Sebagai muslim tentu kita ingin tergolong kepada golongan orang
yang disebutkan ALLAH SWT.Sebagai orang yan beriman yaitu mereka
yang khusyu’ dalam shalatnya (QS. AL. Mu’minun 23.2). Shalat yang
khusyu’ tidak mungkin diperboleh kecuali dengan niat yang sungguh-
sungguh proses pengalaman yang terus menerus ,pengetahuan yang
memadai tentang hukum-hukum syari’ah shalat dan juga pehaman tentang
gerakan shalat .
Rasullullah pernah bersabda bahwa adalah amalan yang pertama kali
dihisab pada hari kiamat .Bila shalatnya baik ,maka baik pula seluruh
amalnya .Dan bila shalatnya buruk, maka buruk pula seluruh amalnya.
Tiada gading yang tak retak begitu pula dengan pembuatan makalah
ini .
Penulis sadar akan keterbatasan serta kekurangan dalam penyusunan
makalah ini,maka kami sangat berterima kasih apabila ada
sanggahan ,kritik serta saran dari pembaca.

Bengkulu,22 september 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
LATAR BELAKANG MASALAH........................................................ 1
RUMUSAN MASLAH.......................................................................... 1
TUJUAN PENELITIAN......................................................................... 2
MANFAAT PENELITIAN..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
ARTI SHOLAT....................................................................................... 3
SYARAT SYARAT SHOLAT............................................................... 3
RUKUN SHOLAT.................................................................................. 3
YANG MEMBATALKAN SHOLAT.................................................... 3
MAKRUH SHOLT................................................................................. 4
CARA MENGGERAKAN SHOLAT..................................................... 4
PENERTIAN AZAN DAN IQOMAH........................................................... 4
AZAN .............................................................................................. 4
IQOMAH .............................................................................................. 5
SEJARAH AZAN DAN IQOMAH........................................................ 5
HUKUM ADZAN Dan IQOMAH.......................................................... 7
HAL HAL YANG DIWAJIBKAN ADZAN DAN IQOMAH............... 7
HIKMAH ADZAN DAN IQOMAH...................................................... 8
NIAT SHOLAT.............................................................................................. 8
TATA CARA SHOLAT................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Pendidikan memang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena


dengan pendidikan setiap orang bisa tahu apa yang belum ia ketahui. Namun
ilmu pengetahuan tersebut tidak hanya bisa sekedar diketahui, akan tetapi ada
bagian dari ilmu pengetahuan dan keterampilan yang harus dipraktekkan lebih
dulu baru diketahui.

Pendidikan agama pada berbagai jalur pendidikan adalah merupakanhal


yang penting karena pengajaran agama akan menghasilkan pengetahuanagama
sekaligus menjadikan pengalaman, sehingga akan terwujud diriseseorang ilmu,
amal dan taqwa, atau kata lain arah pendidikan agama adalahuntuk membina
peserta didik agar menjadi warga negara yang baik dansekaligus menjadi umat
yang taat beragama.

Proses pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan di manaproses dan


tujuan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan rencana adalahhal yang sangat
diharapkan. Untuk itu perlulah didukung sarana dan prasaranayang memadai baik
yang bersifat material dan immaterial. Hal ini takterkecuali dalam pembelajaran
materi fiqih.

Materi fiqih yang berhubungan dengan syari‟at dan praktek darisyari‟at itu
sendiri (ibadah dan muamalah) secara otomatis mengindikasikanadanya materi-
materi yang berkaitan dengan perbuatan manusia.

Azan dan iqamah merupakan seruan untuk memberitahukan kepada


masyarakat masuknya waktu shalat5, oleh karena itu azan dan iqamah merupakan
sesuatu yang penting untuk diajarkan kepada anak-anak sesuai dengan makhraj
huruf yang benar.

B. RUMUSAN MASALAH

1.Apa yang dimaksud dengan adzan ?

2.Apa yang dimaksud dengan iqomah?

3. Bagaimana kemampuan adzan dan iqamah?


C .TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui kemampuanazan dan iqamah

2. Untuk mengetahui apakah metode demokrasi .

D.MANFAAT PENELITIAN

1. Bahan masukan dan pertimbangan bagi pengajar PAI, dalam usaha


meningkatkan pembelajaran Agama Islam.
2. .Bagi peserta didik, agar peserta didik mampu azan dan iqamah dengan
baik sebelum shalat 5 waktu

Bahan informasi bagi penelitian berikutnya yang berkeinginan mengadakan


penelitian yang lebih lanjut tentang pembelajaran azan dan iqamah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ARTI SHALAT

Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk
beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.

1. S Y A R A T - S Y A R A T SHALAT.

1. Beragama Islam.
2. Sudah baiigh dan berakal.
3. Suci dari hadas.
4. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat.
5. Menutup aurat, laki-laki auratnya antara pusat dan lutut, sedang
wanita seluruh anggota badannya kecuali muka dan dua belah tapak
Jangan.
6. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing shalat.
7. Menghadap kiblat,
8. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunat.

2. RUKUN SHALAT

1. N i a T
2. Takbiratul ihram.
3. Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardlu. Boleh sambil duduk
atau berbaring bagi yang sedang sakit.
4. Membaca surat Al—Fatihah pada tiap-tiap raka'at.
5. Ruku' dengan thuma'ninah.
6. I’idal dengan thuma'ninah.
7. Sujud dua kali dengan thuma'ninah.
8. Duduk antara dua sujud dengan thuma'ninah.
9. Duduk tasyahhud akhir dengan thuma'ninah.
10. Membaca tasyahhud akhir.
11. Membaca shalawat Nabi pada tasyahhud akhir.
12. Membaca sulam yang pertama.
13. Tertib ; berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut.

3. YANG MEMBATALKAN SHALAT.

Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah satu syarat rukunnya tidak
dilaksanakan, atau ditinggalkan dengan sengaja. Dan shalat itu batal
dengan hal-hal seperti tersebut dihawahini :
1. Berhadas.
2. Terkena najis yang tidak dimaalkan.
3. Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu hurul yang
membelikan pengertian.
4. Terbuka auratnya.
5. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat.
6. Makan atau minum meskipun sedikit.
7. Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan
sekali yang bersangatan.
8. Membelakangi kiblat.
9. Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti rukun dan sujud.
10. Tertawa berbahak-bahak.
11. Mendahului imamnya dua rukun.
12- Murtad, artinya keluar dari Islam.

4. MAKRUH SHALAT.

Orang vang sedang shalat dimakruhkan :


1. Menaruh telapak tangannya di dalam lengan bajunya ketika takbiratid
ihram, ruku' dan sujud.
2. Menutup mulutmu rapat-rapat.
3. Terbuka kepalanya.
4. Bertolak pinggang.
5. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan.
6. Memejamkan mata
7. Menengadah ke langit.
8. Menahan hadas.
9. Berludah.
10. Mengerjakan shalat diatas kuburan.
11. Melakukan hal-hal yang mengurangi ke khusyu'an shalat.

B.CARA –CARA MENGERAKAN SHALAT

a. Berdiri tegak menghadap kiblat dan niat mengerjakan shalat


b. lalu menggangkat kedua belah tangan serta memabaca ‘’ALLAHU
AKBAR’’,(takbiratul ihram)
c. Setelah takbiratul ihram kedua belah tanganya disedapkan pada dada.
Kemudian membaca doa iftitah.

C.PENGERTIAN ADZAN dan IQOMAH

1. Azan

Secara etimologi azan berarti menginformasikan semata-mata atau


pemberitahuan.Sedangkan secara terminologi berarti menginformasikan
(memberitahukan) tentang waktu-waktu shalat dengan kata-kata tertentu. Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan adzan yaitu memberitahukan telah
datangnya waktu shalat dengan lafal yang telah ditentukan oleh syara‟.
Adzan, selain untuk memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba, dan
menyerukan untuk melakukan shalat berjamaah, juga pada sisi lain untuk
mensyiarkan agama Islam di muka umum.Dalam lafal adzan dan iqomah banyak
berisi pengertian yang mengandung maksud penting diantaranya dari sisi akidah,
seperti adanya Allah Yang Maha besar bersifat esa,tidak ada sekutu baginya.

menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah. Sesudah kita


bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad utusan Allah,
kita lalu diajak pula meraih kemenangan baik di dunia maupun di
akhiratmenjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah. Sesudah kita
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad utusan Allah,
kita lalu diajak pula meraih kemenangan baik di dunia maupun di akhirat. Lafal
adzan dan iqomah akhirnya ditutup dengan kalimat tauhid.

2.IQOMAH

Iqamah secara bahasa berasal dari bahasa arab aqaama –yuqiimu –


iqaamatanyang berarti mendirikan.9Adapun secara istilah berarti pemberitahuan
bahwa shalat akan segera dilaksanakan, dengan menggunakan bacaan yang telah
ditentukan.10Dari pengertian di atas dapat disimpulkan iqamah adalah
memberitahukan kepada hadirin (jamaah) supaya bersiap-siap berdiri
melaksanakan shalat, dengan lafal yang telah ditentukan oleh syara‟.

3.SEJARAH ADZAN DAN IQOMAH

Azan ini telah diperintahkan (dilakukan) sejak pada tahun pertama dari hijrah
nabi ke Madinah.11Sebagaimana disebutkan dalam hadis daripada „Abdullah bin
„Umar katanya yang bermaksud :"Semasa orang-orang Islam sampai di Madinah,
mereka berkumpul lalu memperkirakan waktu sembahyang dan tidak ada seorang
pun yang menyerukan untuk sembahyang. Pada suatu hari mereka pun
membincangkan hal itu. Berkata sebahagian mereka: "Ambillah naqus (loceng)
seperti naqus orang-orang Nasrani (Kristian)."

Berkata sebahagian yang lain pula: "(Ambillah) trompet seperti trompet oran-
orang Yahudi."

Lalu berkata „Umar: "Tidakkah kamu melantik seorang lelaki untuk menyerukan
sembahyang?"

Bersabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam: "Wahai Bilal, berdirilah dan


serulah untuk sembahyang."

(Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim)


Pada awal mula pensyari‟atan shalat, orang-orang mukmin mengerjakannya tanpa
ada satu seruan yang baku atau tetap sebagai pertanda telah masuknya waktu
shalat. Akan tetapi mereka saling mengajak dan mengingatkan sebagai tanda
waktu shalat telah tiba, lalu mereka pun berkumpul untuk menunaikannya. Hal
tersebut memang menyulitkan dan menyushkan, mungkin karena terlalu lama
menunggu antara sesama mereka, atau sebagian lain terlambat sehingga
ketinggalan shalat berjamaah. Kemudian mereka membicarakannya di hadapan
Nabi, lalu Nabi menyudahinya dengan memerintahkan Bilal untuk menyerukan
shalat. Seruan tersebut hanya sebagai pemberitahuan waktu shalat dan bukan
panggilan atau azan syar‟i saat sekarang ini, karena saat itu belum ada syariatnya.

Diriwayatkan oleh Saa‟d dalam thabaqatnya: dari Sai‟d bin Musayyab berkata, “
pada masa Nabi saw, sebelum disyari‟atkan azan , mereka menyeru dengan
seruan Nabi saw yaitu “ashalatu jami’ah” maka orang-orang pun berkumpul.

Kemudian disyariatkan azan, sementara seruan ashalatu jami’ah masih berlaku,


karena dia merupakan seruan yang sudah familiar jika mereka saling mengajak
dan mengingatkan sebagai tanda waktu shalat telah tiba, lalu mereka pun
berkumpul untuk menunaikannya. Hal tersebut memang menyulitkan dan
menyushkan, mungkin karena terlalu lama menunggu antara sesama mereka, atau
sebagian lain terlambat sehingga ketinggalan shalat berjamaah. Kemudian mereka
membicarakannya di hadapan Nabi, lalu Nabi menyudahinya dengan
memerintahkan Bilal untuk menyerukan shalat. Seruan tersebut 11
mendengarnya, mereka pun hadir. Selain itu, seruan dibacakan pada pembukaan
acara atau ketika Nabi menyuruh sesuatu. Oleh karena itu, diserulah dengan
ashalatu jami’ah. Meskipun hal tersebut bukan pada waktu-waktu shalat.

Abdullah bin Zaid bermimpi tentang azan: diriwayatkan dari abu Laila, “shalat
itu ada tiga kondisi. Kemudian Abu Laila berkata, “para sahabat mengatakan
bahwa Rasulullah bersabda, “sungguh menakjubkan shalatnya kaum muslimin.”
Dalam riwayat lain disebutkan dengan, “orang mukmin” mereka melakukannya
secara serentak, tertarik aku memperhatikan seseorang dari ketinggian mengajak
manusia untuk shalat, mereka berdiri di atas atham sambil memukul naqus guna
mengajak manusia untuk melaksanakan shalat.” Ia berkata, “kemuadian datang
seseorang dari Anshar seraya berkata, “ya Rasulullah, aku melihat besarnya
perhatianmu terhadap azan. Aku bermimpi melihat orang yang memakai baju
hijau, berdiri di mesjid kemudian mengumandangkan azan. Kemudian duduk
sesaat selanjutnya berdiri kemudian mengumandangkan kalimat serupa juga
menambah dengan qad qamatisshalah. Ibnu Mutsanna berkata, “Katakanlah, aku
dalam keadaan sadar bukan tidur, kemudian Rasulullah bersabda, (Ibnu Mutsanna
berkata), “Allah telah memperlihatkan kepadamu suatu kebaikan. (ia tidak
menyebutkan Amr). Allah telah memperllihatkan kepadamu suatu kebaikan.
Maka suruhlah Bilal untuk mengumandangkan azan. Kemudian Umar bin Khattab
berkata, Aku telah bermimpi sama seperti mimpinya Abu Mutsanna, tetapi ia
lebih dahulu menceritakannya sehingga aku pun malu menceritakannya kembali.

seruan untuk shalat.” Kemudian ia berkata, “maukah engkau aku tunjukkan yang
lebih baik dari itu?” Abdullah menjawab, “ya mau” Dia berkata,
“kumandangkanlah:
Allahhu akbar 2x
Asshadulailahaillah 2x
Asshadunamuhammadan rosullulah 2x
Hayya ala sholla 2x
Hayya alla fala 2x
Allahu akbar Allahu akbar2x
Laailahaillah

4.HUKUM ADZAN DAN IQOMAH

Adzan dan iqomah hukumnya sunnah kifayah.13 Sabda Rasulullah SAW.

Artinya: “Dari Malik bin Huwarits, sesungguhnya Nabi Saw, bersabda: Apabila
datang waktu shalat, hendaklah salah seorang kamu adzan dan hendaklah yang
tertua diantara kamu menjadi imam.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Menurut Hanafi, Syafi‟I, dan Imamiyah azan merupakan sunnah muakkad.
Adapun menurut Hambali azan adalah Fardhu kifayah di desa-desa dan kota-kota
pada setiap shalat lima waktu bagi laki-laki yang mukim bukan musafir.

Hanafi, Syafi‟I, dan Imamiyah azan merupakan sunnah muakkad. Adapun


menurut Hambali azan adalah Fardhu kifayah di desa-desa dan kota-kota pada
setiap shalat lima waktu bagi laki-laki yang mukim bukan musafir.

Adzan dan Iqomah hanya disunnahkan pada shalat fardhu (shalat lima waktu)
saja, baik shalat berjamaah maupun shalat sendirian. Sabda Rasulullah SAW.
Artinya: “Apabila engkau sedang mengurus kambing atau di tengah padang maka
adzanlah untuk menyerukan shalat dan keraskan suaramu dengan seruan itu,
karena sesungguhnya jin, manusia, dan pun yang mendengar selama suara orang
adzan itu, pada hari kiamat nanti akan menjadi saksi baginya". (HR. Bukhari)
Adapun untuk shalat-shalat sunnah seperti shalat idul fitri atau idul adha dan
sebagainya tidak disunnahkan adzan dan iqomah.Hanya bagi shalat-shalat tersebut
jika dilakukan beramajaah .

5.HAL-HAL YANG DIWAJIBKAN DALAM ADZAN DAN IQOMAH

1) Orang yang adzan dan iqomah hendaklah menghadap ke kiblat


2) Berdiri
3) Dilakukan di tempat yang tinggi.
4) Muadzin hendaklah orang keras suaranya
5.) Muadzin hendaklah suci dari hadats dan najis.
6) Berdoa sesudah adzan
7) Muadzin hendaklah suci dari hadats dan najis.
8) Berdoa sesudah adzan
7) Membaca ُ ‫ىنِمٌ ْيَب‬ ‫ ةىلََّصال ى ِْم َّوبَنال‬ketika azan subuh
6.HIKMAH ADZAN DAN IQOMAH

Adzan dilaksanakan ketika telah masuk waktu shalat, yaitu untuk


mengingatkan manusia kepada masuknya waktu shalat untuk bermunajar kepada
Allah dan untuk mengajak umat Islam shalat berjamaah dan untuk melahirkan
syi‟ar agama Islam.
Adapun iqamah dilakukan ketika akan melakukan shalat. Karena selain
mengingatkan bahwa shalat akan didirikan, juga mengingatkan orang yang shalat
akan kebesaran Allah.

7.SYARAT-SYARAT MUADZIN
1.Beragama islam
2.tamyisz dan laki –laki
Makruh bagi orang yang berhadast kecil dan besar .

D.NIAT SHALAT FARDHU

. NIAT NIAT SHALAT FARDLU.


1. Niat Shalat Dhuhur.
USHALLII FARDHADH DHUHRI ARBA'A RAKAAATIN
MUSTAOBILAL OIBLATI ADAA-AN (MAMUUMAN /
IMAAMAN) LILLAHI TA'AALA". ALLAHU AKBAR.
Artinya : -
"Saya menyengaja shalat fardlu dhuhur empat raka'at menghadap
<jiblat (ma'muman/imaman) karena Allah". Allahu Akbar,
2. Niat Shalat Ashar.
"USHALLII FARDLAL ASHRI ARBA'A RAKA'AATIN
MUSTAOBILAL OIBLATI ADAA-AN (MA'MUMAN/IMAMAN)
LILLAHI TA'AALAA". ALLAHU AKBAR.
Artinya :
"Aku menyengaja shalat fardlu 'Ashar empat raka'at menghadap
qiblat (ma'muman / imaman) karena Allah". Allahu Akbar.
3. Niat shalat Magrib.
"USHALLII FARDLAL MAGHRIBI TSALAATSA RAKA'
AATIN MUSTAOBILAL OIBLATI ADAA-AN (MA'MUUMAN/
IMAAMAN) LILLAAHI TA'AALAA". ALLAHU AKBAR.
Artinya :
"Aky menyengaja shalat fardlu maghrib tiga raka'at menghadap
qiblat (ma'muman/imaman) karena Allah". Allahu Akbar.
4. Niat Shalat 'Isya.
"USHALLII FARDLAL TSYAA-I ARBA'A RAKA'AATIN
MUTAQBILAL OIBLATI ADAA-AN ( M A ' M U U M A N . ,/
IMAAMAN) LILLAHI TA'AALA". ALLAHU AKBAR.

Artinya :
"Aku menyengaja, shalat fardlu 'Isya empat raka'at menghadap
qiblat (ma'muman/imaman) karena Allah". Allahu Akbar.
5. Niat Shalat Shubuh.
"USHALLII FARDLASH SHUB-HI RAK ATAINI MUSTAOBILAL
OIBLATI ADAA-AN (MA'MUMAN/IMAMAN) LILLAHI
TA'AALAA". ALLAHU AKBAR.
Artinya :
"Aku menyengaja shalat fardlu shubuh dua raka'at meng --
hadap qiblat (ma'muman/imaman) karena Allah". Allahu Akbar.

DO'A QUNUT :

ALLAHUMMAH DIINI FIMAN HADAIT,WA’AFINI IMAN AFAIT,WATAWALLANI


FIMAN TAWALAIT,WABIRIKLI IMAN A’TOIT, WAQINI
BIRAHMATIKASYAROMAKODOIT,FAINNAKA TAQDI WALA YUDO
A’LAIT,WAINNAHU LAYAILLUMAN WALAIT,WAALA YAIDUMAN
ADAIT,TABAROKTA RABBANA WATA,ALAIT,FALAKAL HAMDU ,ALA
MAODOIT,ASTAGIRUKA WA,ATUBUILAIK,FASHOLLAHU ‘ALLA SYAIDINA
MUHAMMADINNABIYI UMIYI WALAALIHI WASHOHBIHI WASHOLIM.

D.BACAAN –BACAAN DALAM SHALAT FARDHU


1. doa iftitah (ALLAHU AKBAR)
Setelah takbiratul ihram kedua belah tangannya disedakapkan pada dada.
Kemudian membaca
do'a iftitah.
-. BACAAN DO'A IFTITAH.
ALLAHU AKBAR KABUR AA WAL HAMDU LILLAHI KATSIIRAA
WASIH -H.AA.N ALLAHI BUKRATAN WA - ASHI1LAA. INN1I
WAJJAAHTU WAJHIYA LILLADZ1I FATHARASSAMAAWAATI
WAL-ARDLA HANIIFAN MUSLIM AN W AM A A
ANAA Ml NAL MUSYRIKIINA
INNA SHALAATII WANUSUKII .WAMAHYAAYA W AM A—
MA ATI ( LILLAAHI RABBIL 'AALAMIINA. LAASYARIIKA
L AH U WABIDZAALIKA UMIRTU W A ANAA MIN AL MUSLIMIN.

2.SURAT AL –FATIHAH
3.SURAT PENDEK
4.RUKU’
membaca surat, lalu mengangkat kedua belah tangan setinggi telinga seraya
membaca " A L LA H U AKBAR", terus badannya mernb ungkuk, kedua
tangannya memegang lutut dan ditekankan antara punggung dan kepala supaya
rata. ‘’SUBHANA RABBIYAL ‘AZIMIWA BIHAMDIHI 3X’’

5. I’QTIDAL
6. ITIDAL :
Selesai ruku', terus bangkitlah tegak dengan mengangkat kedua belah tangan
setenlang telinga, seraya membaca sbb. :"SAMFALLAAHU LIMAN H A -
MIDAH".
Artinya :
"Allah mendengar orang yang memuji-Nya".
Pada waktu berdiri tegak (i'tidal) terus membaca :
"RABBANAA LAKAL HAMDU MIL- USSAMAAWAATI WA MIL-UL
ARDLI WAMIL U MAA SYI'TA MIN SYAITN BA'DU".
Artinya :
"Ya Allah Tuhan kami ! Bagi- Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan
sepenuh barang yangKau kehendaki sesudah itu".
7. S U J U D:
Setelah i'tidal terus sujud (tersungkur kebumi) dengan meletakkan dahi kebumi,
dan ketika turun seraya membaca "ALLAHU
AKBAR", dan setelah sujud me baca tasbih sbb. :

8. duduk diantara dua sujud


RABBIGHFIRLB WARHAMNII WAJBURNII WARFA'NII WARZUONH
WAHDIN1I WA'AAFINHWAFUANNII.

9. SUJUD KEDUA :
Sujud kedua ketiga dan keempat dikerjakan seperti pada waktu sujud yang
pertama, baik caranya maupun bacaannya.
10. duduk tasyahud awal
Pada raka'at kedua, kalau shalat kita tiga raka'at atau empat raka'at, maka
pada raka'at kedua ini kita duduk untuk membaca tasyahud/ tahyat awal, dengan
duduk kaki kanan tegak dan telapak kaki kiri diduduki.
BACAAN TASYAHUD/TAHYAT AWAL:
"ATTAHIYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWAA -
TUTH THAYY1BAATU LILLAAH.
ASSALAAMU ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAH1
WABARAKAATUH ASSALAAMUALAINAA
WA'ALAA TBAADILLAAHISH SHAALIHHN.
ASY-HADU AL LAA ILAAHA ILLALLAAH, W A ASYHADU
ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD".
Artinya :
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan
bagi Allah.
Salam, rahmat dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi
(Muhammad).
Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba
yang shaleh-shaleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah'.
Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alh.h.
Ya Allah ! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad".
11. TASYAHUD AKHIR :
Bacaan tasyabud/tahyat akhir ialah seperti tahyat awal yang' ditambah dengan
shalawat atas warga Nabi Muhammad, da.nlafadhnya sbb. :
"WA ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD".
Artinya :
"Ya Allah ! Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad
12.salam
DAFTAR PUSTAKA

RIFA’I DRS MOH, (2017) Risalah Tuntunan Sholat Lengkap “ Semarang , PT


Karya toha Putra

https://www.republika.co.id/berita/qg0mdy366/persoalan-mengenai-adzan-dan-
iqamah

https://www.republika.co.id/berita/qg0mdy366/persoalan-mengenai-adzan-dan-
iqamah

Anda mungkin juga menyukai