AL UBUDIYAH
Cetakan 1, Edisi Revisi, Agustus 2011
Cetakan 2, Edisi Revisi, Agustus 2012
Cetakan 3, Edisi Revisi, Agustus 2013
Cetakan 4, Edisi Revisi, Agustus 2014
Cetakan 5, Edisi Revisi, Agustus 2015
Cetakan 6, Edisi Revisi, Agustus 2016
Cetakan 7, Edisi Revisi, Agustus 2017
Cetakan 8, Edisi Revisi, Agustus 2018
Cetakan 9, Edisi Revisi, Agustus 2019
Cetakan 10, Edisi Revisi, Agustus 2020
Penyunting
Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag.
Dr. Abdullah Aly, M.Ag.
Penyusun:
Tim LPPIK UMS
Penerbit :
Lembaga Pengembangan Pondok Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan
(LPPIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos 1
Telp. (0271) 717417, Ex. 157/198. Fax. (0271) 715448
Surakarta 57102
iii
DARI PENERBIT
iv
PENGANTAR EDISI REVISI
LP1K UMS
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur yang hakiki hanya milik Allah SWT
semata, yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya buat
seluruh umat dan alam semesta. Shalawat dan salam
teruntuk manusia pilihan lllahi yakni Nabi Muhammad
SAW, yang dengan perjuangannya dapat mengantarkan kita
menjadi umat pilihan yang terlahir untuk seluruh umat
manusia demi menuju ridha-Nya.
Pendidikan Al-lslam dan Kemuhammadiyahan (AIK)
bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), seperti
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), merupakan
spirit (ruh) yang menjadi esensi keberadaannya. Oleh karena
itu pendidikan AIK memiliki peran yang amat sangat
strategis sebagai mata kuliah misi dan upaya membentuk
sarjana muslim yang berakhlak (berkarakter) mulia dan
mampu mengamalkan ilmunya sebagai darma baktinya
kepada umat, bangsa dan persyarikatan, demi landasan-
landasan nilai-nilai Islam yang kokoh dan berwawasan
sosio-kultural secara cerdas dan kreatif.
Sebagai konsekuensi logis dari kesadaran di atas,
maka upaya peningkatan dan pengembangan MK ini perlu
dilakukan secara terus menerus dan simultan. Peningkatan
dan pengembangan yang dimaksud meliputi aspek-aspek
kurikulum atau materi, metode pembelajaran, sumber daya
vi
manusia (human ware) dan lingkungan yang kondusif.
Terbitnya buku al-'Ubudiyah: Tuntunan lbadah
Praktis ini merupakan langkah riil dari upaya-upaya sadar
yang telah disebutkan di muka.
Buku ini merupakan revisi dari diktat Pedoman
Asistensi al-lslam dan Kemuhammadiyahan yang
diterbitkan oleh Departemen Pembinaan dan Pengembangan
AIK (DP2AK) UMS beberapa tahun yang lalu. Upaya
Lembaga Pengembangan Pondok, Al Islam dan
Kemuhammadiyahan (LPPIK) UMS untuk merevisi dan
menerbitkan ulang buku ini, merupakan langkah tepat
mengiringi upaya pembaharuan dan penyegaran kurikulum
AIK di lingkungan UMS.
Akhirnya, semoga langkah ini merupakan langkah
awal yang akan diikuti oleh langkah-langkah berikutnya
demi terwujudnya cita-cita pendidikan Muhammadiyah
yang suci dan mulia.
ttd
vii
Daftar Isi
viii
3. Faedah Shalat ................................................ 58
B. Cara Mengerjakan Shalat, Bacaan &Artinya ...... 59
C. Macam-Macam Shalat ....................................... 76
1. ShalatWajib ................................................... 76
2. Shalat Tathawwu' (Sunnah) ........................... 80
D. Batalnya Shalat .................................................. 111
1. Pengertian Batalnya Shalat ............................ 111
2. Hal-hal yang Membatalkan Shalat ................. 111
3. Menuju Sempurnanya Shalat ......................... 111
E. Macam-Macam Sujud ........................................ 116
1. Sujud Sahwi .................................................. 116
2. Sujud Tilawah ............................................... 121
3. Sujud Syukur ................................................. 123
ix
BAB V QHASAR DAN JAMA' DALAM SHALAT ......... 145
A. Qashar Shalat .................................................... 145
1. Pengertian Qashar Shalat .............................. 145
2. Dasar Hukum ................................................ 145
3. Cara Mengerjakan Qashar Shalat ................ 146
B. Jama' Shalat ........................................................ 146
1. Pengertian Jama' ............................................ 146
2. Dasar hukum Jama'Shalat ............................. 147
3. CaraMelaksanakan Jama' Shalat ................... 148
4. Sebab-sebab diperbolehkannya Menjama' Shalat 148
C. Shalat Dalam Keadaan Darurat .......................... 149
1. Shalat bagi Orang Sakit ................................. 149
2. Shalat di atas Kendaraan ............................... 150
3. Shalat Khauf (dalam keadaan bahaya) .......... 151
x
4. Hikmah Shiyam bagi Kesehatan Jasmani ..... 177
B. Macam Macam Puasa ......................................... 178
1. Shiyam Wajib ............................................... 178
a. Shiyam Ramadhan ................................. 178
1) Pengertian
2) Hukum Shiyam Ramadhan
3) Cara Bershiyam
4) Mereka yang boleh tidak puasa
dan ketentuan baginya
5) Yang Membatalkan Shiyam
6) Hal-hal yang Mengurangi Nilai Shiyam .
7) Amalan-amalan yang utama di bulan
Ramadhan
b. Shiyam Nazar ...................................... 193
c. Shiyam Qadha ..................................... 194
d. Shiyam Kifarat (tebusan) .................... 194
e. Shiyam Fidyah ...................................... 195
2. Shiyam Tathawwu'......................................... 196
a. Pengertian Shiyam Tathawwu' ............... 196
b. Macam-macam Shiyam Tathawwu' ....... 196
c. Batasan Shiyam Sunnah .......................... 201
xi
BAB I
TAHARAH
A. PENDAHULUAN
Dalam hukum Islam, soal bersuci dan segala seluk-
beluknya termasuk bagian ilmu dan amalan yang sangat
penting. Karena, di antara syarat-syarat sahnya shalat adalah
orang harus dalam keadaan suci dari hadas dan suci pula dari
badan, pakaian dan tempat shalat dari najis. Sementara shalat
adalah tiang agama Islam.
Dalam hukum Islam, kata-kata thaharah (bersuci) ada
kalanya dipakai dalam arti yang sesungguhnya (dzati atau
'aini), misalnya bersuci dengan air. Adakalanya dipakai
dalam arti hukmi atau syar'i bersuci memakai debu
(tayamum). Oleh karena itu thaharah dalam konteks ini
pengertiannya berbeda dengan pengertian bersuci dalam
konteks lain, misalnya kesucian ruhani dalam ilmu tasawuf.
Selanjutnya, dalam bab pendahuluan ini akan dibahas
empat hal yaitu (1) pengertian thaharah (2) dasar thaharah
(3) fungsi thaharah dan (4) alat thaharah.
1. Pengertian Thaharah
Thaharah ialah aktivitas-aktivitas tertentu
sebagaimana diatur syara' guna mensucikan diri dari
hadas dan juga mensucikan badan, pakaian dan tempat
shalat dari najis.
2. Dasar Thaharah
Landasan disyariatkan thaharah atau bersuci ialah
firman Allah SWT:
1
ب ْال ُمت ه ه
. ط ِه ِرينه ُّ ب الت َّ َّوا ِبينه هويُ ِح
ُّ ِإ َّن للاه يُ ِح
)222 : (البقرة
Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat
dan orang-orang yang suci" (QS. AI- Baqarah (2):
222).
: (المدثر.)الر ْجزه فها ْه ُج ْر هو ِث هيا هب هك فه ه
ُّ هو،ط ِه ْر
)5-4
"Sucikanlah pakaianmu, -Dan jauhilah segala kotoran”
(QS. Al -Mudastsir (74): 4-5).
ص هَلةِ هفا ْغ ِسلُوا َّ يها أهيُّ هها الَّذِينه آ ه همنُوا ِإذها قُ ْمت ُ ْم ِإ هلى ال
س ُحوا ق هو ْام ه ِ ُو ُجو هه ُك ْم هوأ ه ْي ِديه ُك ْم ِإلهى ْال هم هرا ِف
بِ ُر ُءو ِس ُك ْم هوأ ه ْر ُجله ُك ْم ِإلهى ْال هك ْعبهي ِْن هو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا
ضى أ ه ْو هعلهى هسفه ٍر أه ْو هجا هء َّ فه
اط َّه ُروا هو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم هم ْر ه
سا هء هفله ْم ته ِجدُوا ِ أ ه هحدٌ ِم ْن ُك ْم ِمنه ْالغها ِئ ِط أه ْو هَل هم ْست ُ ُم
الن ه
س ُحوا ِب ُو ُجو ِه ُك ْم ط ِيبًا هف ْام ه ص ِعيدًا ه هما ًء هفت ه هي َّم ُموا ه
ٍهوأ ه ْيدِي ُك ْم ِم ْنهُ هما يُ ِريدُ للاُ ِليه ْج هع هل هعله ْي ُك ْم ِم ْن هح هَّرج
ط ِه هر ُك ْم هو ِليُ ِت َّم ِن ْع همتههُ هعله ْي ُك ْم له هعل ُك ْمهوله ِك ْن يُ ِريدُ ِليُ ه
)6 : (المائدة.ت ه ْش ُك ُرون
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junuh Maka mandilah dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan
(bersetubuh), lalu kamu tidak memperoleh air, maka
2
bertayammumlah dengan tanah' yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur.
Juga sabda Nabi SAW:
3. Fungsi Thaharah
Fungsi thaharah adalah untuk memenuhi syarat
sahnya shalat dan untuk menyempurnakan ibadah.
Orang yang shalat tanpa bersuci shalatnya tidak sah.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
َله ت ُ ْق هب ُل: سلَّ هم هيقُ ْو ُل صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه هو ه ُ هكانه هر
س ْو ُل للاِ ه
ط ُه ْو ِر (رواه مسمل وأحمد وأبوداود ُ صَلهةه ِبغهي ِْر
ه
)والترمذى وابن ماجه
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak diterima shalat tanpa bersuci (HR. Muslim,
Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibn Majah)
سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه هع ْن أهبِ ْي ُه هري هْرة ه هع ِن النَّ ِبي ِ ه
ث هحتَّى صَلهة ه أ ه هح ِد ُك ْم ِإذها أ ه ْحده ه
َله يُ ْقبه ُل للاُ ه:قها هل
) (رواه مسلم و غيرهما.ضأه َّ يهت ه هو
"Allah tidak akan menerima shalat seorang di antara
3
kamu yang berhadas sehingga ia berwudhu" (HR.
Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Turmuzi).
4
Istimbat Hukum
Hadis pertama menyatakan tidak sahnya shalat
yang tidak didahului bersuci. Termasuk bersuci ialah :
mandi janabat, wudhu, tayamum, istinja' atau
menghilangkan najis. Jadi hadist pertama berisi perintah
bersuci secara umum. Hadis kedua khusus menekankan
pentingnya wudhu bagi yang berhadas kecil bila hendak
shalat.
Dari kedua hadis tersebut dapat diambil konsepsi
hukum bahwa fungsi thaharah atau bersuci, baik bersuci
dari hadas besar maupun bersuci dari hadas kecil dan
juga bersuci dari najis adalah mutlak perlu bagi orang
yang hendak mengerjakan shalat agar shalatnya sah.
4. Alat Thaharah
Alat thaharah telah ditetapkan syara' hanya ada tiga macam:
a. Air
Air adalah alat bersuci yang paling besar peranannya
dalam bab thaharah ini. Namun demikian tidak
semua jenis air sah untuk bersuci. Untuk jelasnya
perhatikan klasifikasi berikut:
1) Air Mutlak
Air yang termasuk jenis ini:
7
Hadis dari Abu Hurairah, meriwayatkan,
seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah:
"Ya Rasulullah, kami biasa berlayar di
lautan dan hanya membawa bekal air sedikit.
Jika air itu kami berwudhu dengan air laut?
" Rasulullah menjawab:
ِسو ُل للا ُ هجا هء هر: ع ْن هجا ِب ِر بن عبد للا يهقُو ُل ه
يض هَل ٌ سلَّ هم يهعُ ْودُنِي هوأهنها هم ِر صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه هو ه ه
. ُضوئِ ِه فه هعقه ْلت َّ عله
ُ ي ِم ْن هو ب ه َّ صضأ ه هو ه َّ أه ْع ِق ُل فهته هو
)(رواه البخارى والبيهقي وابن حبان
Jabir Ibn Abdullah meriwayatkan: "Pada suatu hari
Rasulullah menjenguk aku kala sakit dan tidak
sadarkan diri, maka Rasulullah berwudhu lalu
menuangkan (sisa) air wudhunya kepadaku". (HR.
Bukhari, Baihaqi danm Ibn Hibban).
Istimbat Hukum
Air yang telah dipakai berwudhu tidak najis. Istimbat
ini juga didasarkan pada amalan Rasulullah
sebagaimana diterangkan oleh riwayat berikut:
صلَّىسو هل للاِ ه ُ َّاس أه ْخ هب هر أه َّن هرٍ عبأه َّن ابْنه ه
ْ سلَّ هم هكانه هي ْغته ِس ُل ِبفه
.ض ِل هم ْي ُمونهةه عله ْي ِه هو ه
للاُ ه
)(رواه أحمد ومسلم
“Dari Abbas menerangkan, bawasannya Nabi
SAW: pernah mandi dengan sisa air yang
dipakai isterinya, Maimunah ". (HR. Ahmad
10
dan Muslim).
Dalam versi Ibn Abbas juga meriwayatkan
bahwa salah seorang istri Rasulullah mandi pada
suatu jafnah (guci). Kemudian datang Rasulullah
SAW. untuk berwudhu atau mandi dengan air
(sisa) yang tinggal dalam guci tersebut. Segera
istri Rasulullah mencegahnya: "Ya Rasulullah,
saya telah mandi junub dengan air tersebut".
Rasulullah menjawab: "Air itu tiada berjunub ".
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasal dan
Turmuzi).
3) Air suci yang tidak menyucikan.
Air jenis ini banyak sekali macamnya.
Misalnya air teh, air kelapa, air gula dan
sebagainya. Air semacam itu tidak bisa dipakai
bersuci, meskipun zatnya tergolong suci. Lain
halnya jika mutlak yang tercampur benda suci
seperti tercampur sabun, tepung dan sebagainya,
namun kemutlakannya tetap terjaga, ia tidak
tergolong air suci yang menyucikan.
12
c. Batu dan Benda-benda Kesat lainnya, selain Tahi
dan Tulang
Benda-benda jenis ini dapat digunakan untuk
bersuci, yaitu istinja'.
13
(2) Mengeluarkan angin busuk (kentut).
Berdasarkan sebuah hadist:
س ِم هع أه هبا ُه هر ْي هرةه هيقُو ُل
ع ْن هه َّم ِام ب ِْن ُمن ِهب ٍه أهنَّهُ هه
هَل: سلَّ هم صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه هو ه سو ُل للاِ ه ُ قها هل هر
ضأ ه قها هلَّ ث هحتَّى يهته هو ص هَلة ُ هم ْن أه ْحده ه ت ُ ْقبه ُل ه
ث هيا أه هبا ُ ت هما ْال هحده هر ُج ٌل ِم ْن هحض هْر هم ْو ه
) (متفق عليه.ط ٌ ض هرا ُ سا ٌء أه ْو ُه هري هْرةه قها هل فُ ه
Dari Hamam bin Munabih bahwa ia
mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah
SAW.bersabda: "Tidak akan diterima shalat
seseorang yang berhadas sampai ia
berwudhu". Maka bertanyalah seorang lelaki
dari Hadramaut: "Apakah artinya hadas itu
ya Abu Hurairah?", Ia menjawab" "Kentut
atau berak" (Bukhari-Muslim).
(3) Mengeluarkan madzi atau wadi
Berdasarkan hadist:
ُس ِم ْعت الر ْح هم ِن قها هل ه
َّ ع ْب ِدعةه أهبِبى ه ع ْن ُز ْر ه ه
،ى ُ ا ْل همنِى هو ْال هم ْذى هواْ هلو ْد: اس يهقُ ْو ُل ٍ َّعباِ ْبنه ه
هوأ ه َّما،ى فه ُه هو الَّ ِذى ِم ْنهُ اْلغُ ْس ُل ُّ ِأ ه َّما ْال همن
ا ْغ ِس ْل ذه هك هر هك أ ه ْو:ى فهقها هل ُ ى هو ْال هم ْد ُ اْ هلو ْد
.ِصَلهة َّ ض ْو ِء هك ِلل ُ ضأ ْ ُو َّ همذها ِك ْي هر هك هوت ه هو
)(رواه البيهقي
Dari Zur'ah Abi Abdirrahman berkata :
Aku mendengar Ibn Abbas r.a berkata :
Mani, madzi dan wadi. Adapun mengenai
mani, itulah yang diwajibkan mandi
14
karenanya. Adapun mazi atau wadi,
hendaklah engkau basuh kemaluanmu atau
sekitarnya, kemudian berwudhulah sebagai
wudhumu untuk shalat dan berwudhulah
sebagaimana wudhumu untuk shalat”. HR.
Al-Baihaqi).
b) Menyentuh kamaluanmu tanpa memakai alas.
Berdasarkan hadits :
صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه ي ه َّ ِص ْف هوانه أ ه َّن النَّب
ت ه ِ ع ْن بُ ْس هرة ه بِ ْن
ه
(رواه.ْ س ذه هك هرهُ فه ْليهت ه هوضَّأ َّ سلَّ هم هيقُو ُل هم ْن هم هو ه
)أبوداود والترمذى وأحمد
Dari Basrah binti Safwan, bahwa Nabi SAW, telah
bersabda: “Barang siapa menyentuh kemaluannya,
maka jangan shalat sebelum berwudhu.” (HR. Abu
Dawud, Tirmidzi dan Ahmad)
c) Tidur nyenyak dengan posisi terlentang.
Hal ini berdasarkan sebuah hadits :
ِ سو ُل
للا ُ ي للاُ قها هل ك هر ض ه ِ ع ِلي ٍ هر ع ْن ه ه
ي ْ ْ
ْت ال همذ ه ه َّ
سل هم ِإذها هرأي ه عله ْي ِه هو ه صلى للاُ ه َّ ه
ضو هء هك ْ
ُ فهاغسِل ذك هر هك هوت هوضَّأ ُو
ه ه ه ْ ْ
.ت ْال هما هء فها ْغتهس ِْل
ض ْخ ه ص هَلةِ هو ِإذها فه ه َّ ِلل
)(رواه أقوداود روالنسائى
16
Dari Ali, bahwa Rasulullah SAW. telah
bersabda: “Apabila kalian melihat madzi
maka cucilah dzakarmu dan berwudhulah
sebagaimana wudhumu untuk shalat. Dan
apabila air itu terpancar keras (mani), maka
mandilah.” (HR. Abu Dawud).
ت أ ُ ُّم ْ ت هجا هء ْ ع ْن هها قهاله
ى للاُ ه ض ه ع ْن أ ُ ِم ه
ِ سله همةه هر ه
ت ْ سلَّ هم فهقهاله صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه هو ه سو ِل للاِ ه ُ سلهي ٍْم ِإلهى هرُ
ق فه هه ْل ِ سو هل للاِ إِ َّن للاه هَل يه ْست ه ْحيِي ِم ْن ْال هح ُ يها هر
ت ْ نه هع ْم ِإذها هرأ ه: ت فهقها هل ْ احتهله هم ُ ِعلهى ْال هم ْرأهة
ْ غ ْس ٌل ِإذها ه
) (رواه البخارى ومسلم وغيرهما.ْال هما هء
Dari Ummu Salamah berkata: Telah datang
Ummu Sulaim r.a kepada Rasulullah, maka ia
berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah
tidak main mengenai kebenaran! Wajibkan
perempuan itu mandi bilamana ia bermimpi?
beliau menjawab benar, bila ia melihat air" (HR.
Bukhari dan Muslim serta lain-Iainnya).
17
عله ْي ِه َّ صلَّى
َّللاُ ه َّللا ه َّ هع ْن أ ه ِبي ُه هري هْرة ه أه َّن نه ِب
ِ َّ ي
ش هع ِب هها ْاأل ه ْر هبعِ ث ُ َّم
ُ س هبيْنه هو هسلَّ هم قها هل ِإذها هجله ه
ث ِ ب هعله ْي ِه ْالغُ ْس ُل هوفِي هحدِي هج ههدههها فه هق ْد هو هج ه
) (متفق عليه.ط ٍر هو ِإ ْن هل ْم يُ ْن ِز ْل هم ه
“Jika seseorang telah bersetubuh maka sungguh
wajib untuk mandi" dalam riwayat Mathar:
"meskipun tidak mengeluarkan mani" (HR.
Bukhari-Muslim).
c) Haid dan Nifas
Ketentuan ini didasarkan pada firman Allah :
ط ُه ْرنه فهإِذها ْ هوَل ته ْق هربُو ُه َّن هحتَّى يه
ُ ط َّه ْرنه فهأْتُو ُه َّن ِم ْن هحي
ُْث أه هم هر ُك ُم للا ته ه
بُّ ب الت َّ َّوا ِبينه هويُ ِح ُّ ِإ َّن للاه يُ ِح
)222 : (البقرة. ط ِه ِرينه ْال ُمته ه
"Dan janganlah kamu dekati istri (yang sedang
haid) sehingga bersuci. Dan apabila sudah
bersuci (mandi) maka campurailah mereka itu
sebagaimana diperintahkan Allah kepadamu".
(QS. Baqarah: 222)
Adapun terhadap masalah nifas maka
berdasarkan ijma' sahabat ia dihukumkan sama
denga haid.
Walhasil yang dititikberatkan dalam hadist
ini ialah proses kejadiannya, bukan bendanya.
b. Hal-hal terlarang dikerjakan bagi orang yang
berhadas
1) Bagi yang berhadas kecil, dilarang melakukan
shalat.
2) Bagi yang berhadas besar, dilarang melakukan hal-
18
hal sebagai berikut:
a) Shalat
Sebab shalat tidak sah bagi orang
yang berhadas, baik hadas kecil apalagi
hadas besar. Rasulullah bersabda "Allah
tidak akan menerima shalat seseorang di
antara yang berhadas sampai ia
berwudhu." (HR. Bukhari, Muslim, Abu
Dawud dan Turmuzi). Dalam hadist lain
Nabi bersabda: "Allah tidak akan
menerima shalat seseorang tanpa
didahului bersuci." (HR. Jama'ah ahli
hadist selain Bukhari).
b) MelakukanThawaf
Nabi SAW. Bersabda:
عله ْي ِهصلَّى للاُ ه ي ه َّ َِّاس أ ه َّن النَّب
ٍ عب ع ْن اب ِْن ه ه
ت ِمثْ ُل ِ اف هح ْو هل ْال هب ْي ُ الط هو َّ سلَّ هم قها هل هو ه
ص هَلةِ إِ ََّل أهنَّ ُك ْم تهت ه هكلَّ ُمونه فِي ِه هف هم ْن ت ه هكلَّ هم
َّ ال
(رواه الترمذى.فِي ِه هف هَل هيت ه هكلَّ هم َّن ِإ ََّل ِب هخي ٍْر
)والدارقطني وصححه الحاكم
“Dan Ibn Abbas bahwa Nabi SAW
bersabda: "Thawaf di sekitar Ka'bah itu
seperti shalat. Hanya saja kalian boleh
bercakap-cakap di dalamnya. Barangsiapa
bercakap-cakap, jangan berkata-kata, kecuali
dengan perkataan yang baik saja") HR.
Turmudzi dan Daruqutni, dan disahkan
oleh Hakim).
c) Berdiam di masjid (I'tikaf)
Larangan berdiam di masjid bagi
orang yang berhadas ini antara lain
19
berdasarkan hadist-hadist berikut: "Rasulullah
SAW. datang, sedang bagian depan rumah
para sahabat menjorok ke dalam masjid. Maka
Rasulullah berseru: pindahkan beranda
rumahmu ini dari masjid! Lalu Rasulullah
masuk. Sedang para sahabat tidak
melaksanakan perintah tersebut karena
mengharap dispensai. Maka Rasulullah keluar
menemui mereka dan bersabda: Pisahkan
rumah-rumah ini dari masjid, saya tidak
membolehkan masjid itu bagi wanita haid dan
orang junub. (HR. Abu Dawud).
Juga berdasar hadist Umi Salamah:
"Rasulullah masuk ke halaman masjid dan
berseru sekeras suara: "Sungguh, masjid
tidak dibolehkan bagi wanita haid maupun
orang junub!". (HR. Ibnu Majah dan
Tabrani).
Akan tetapi kalau sekedar lewat di
masjid tidak terlarang. Perhatikan firman
Allah:
d. Pembagian Najis
Betapapun kita sudah memberikan pengertian
dan macam-macam najis, di sini perlu dikemukakan
pembagian najis yang ada disebutkan dalam nash-nash
ajaran Islam, agar menjadi jelas.
1. Najis bila mengenai badan, pakaian atau tempat
Termasuk najis jenis ini ialah kotoran
manusia, air kencing, air mazi, darah haid,
darah nifas dan air liur. Dalil-dalil agama
memang menyatakan perintah untuk mencuci
anggota badan, pakaian atau tempat shalat
yang terkena najis-najis jenis ini. Dan inilah
najis yang menjadi thaharah.
2. Najis dimakan, diminum atau diperbuat
Najis-najis ini misalnya: darah, bangkai, daging
babi, arak, berjudi, mengundi nasib dan
sebagainya. Benda-benda tersebut memang
termasuk najis/rijis, tapi maksudnya najis dimakan,
diminum atau dikerjakan Jadi kita wajib
menjauhinya.
Selama tidak ada dalil yang menyatakan najis
menyentuhnya maka benda-benda tersebut
tidak bisa kita katakan najis.
3. Najis/Rijis Aqidah
Misalnya : syirik, nifak, kafir, dosa,
kejahatan dan sebagainya. Orang musyrik
termasuk najis. Firman Allah:
25
س هفَل ٌ يها أهيُّ هها الَّذِينه آ همنُوا ِإنَّ هما ْال ُم ْش ِر ُكونه نه هج
هي ْق هربُوا ْال هم ْس ِجده ْال هح هر هام به ْعده ه
ع ِام ِه ْم ههذها هو ِإ ْن
ْ ف يُ ْغنِي ُك ُم للاُ ِم ْن فه
ض ِل ِه ِإ ْن شها هء ع ْيلهةً فه ه
س ْو ه ِخ ْفت ُ ْم ه
)24 : (التوبة.ع ِلي ٌم هح ِكي ٌم ِإ َّن للاه ه
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya
orang-orang yang musyrik itu najis, Maka
janganlah mereka mendekati Masjidil haram
sesudah tahun ini, dan jika kamu khawatir menjadi
miskin [637]. Maka Allah nanti akan memberimu
kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia
menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S at-Taubah
(9) :28).
Kekufuran juga tergolong najis, firman Allah:
س هي ْح ِلفُونه ِباللِ هل ُك ْم ِإذها ا ْن هقله ْبت ُ ْم إِله ْي ِه ْم
ه
ع ْن ُه ْم ِإنَّ ُه ْمضوا ه ُ ع ْن ُه ْم فهأهع ِْر ُ ِلت ُ ْع ِر
ضوا ه
س هو همأ ْ هوا ُه ْم هج ههنَّ ُم هجزه ا ًء ِب هما هكانُوا ٌ ِر ْج
)05 : (التوبة. يه ْك ِسبُونه
"Mereka akan bersumpah kepadamu dengan noma
Allah, apabila kamu kembali kepada mereka,
supaya kamu berpaling dari mereka. Maka
berpalinglah dari mereka, karena Sesungguhnya
mereka itu adalah najis.... "(Q.S. at-Taubah (9):
95).
2. Macam-macam Thaharah
Sebagaimana dikemukan di atas, bahwa thaharah
dilakukan untuk mensucikan diri dari hadas dan najis.
Maka macam-macam thaharah itu oleh kedua penyebab
tersebut.
26
2.1. Thaharah karena Hadas
Adapun thaharah yang disyariatkan dalam rangka
menyucikan diri dari hadas ialah:
a. Wudhu
1) Pengertian Wudhu
Wudhu ialah dengan menggunakan air,
mengenai muka, kedua tangan sampai siku,
mengusap kepala, mencuci kaki sampai kedua
mata kaki.
2) Dasar untuk Melaksanakan Wudhu
صَل ِة َّ يها أهيُّ هها الَّذِينه آ همنُوا ِإذها قُ ْمت ُ ْم إِ هلى ال
ق ِ هفا ْغ ِسلُوا ُو ُجو هه ُك ْم هوأ ه ْي ِد هي ُك ْم ِإلهى ْال هم هرا ِف
س ُحوا ِب ُر ُءو ِس ُك ْم هوأه ْر ُج هل ُك ْم ِإ هلى ْال هك ْع هبي ِْن هو ْام ه
ضى اط َّه ُروا هو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم هم ْر ه َّ هو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا هف
س هف ٍر أه ْو هجا هء أه هحدٌ ِم ْن ُك ْم ِمنه ْالغها ِئ ِط ع هلى ه أ ه ْو ه
الن هسا هء فه هل ْم ته ِجدُوا هما ًء فهت ه هي َّم ُموا ِ أ ه ْو َل هم ْست ُ ُم
س ُحوا ِب ُو ُجو ِه ُك ْم هوأ ه ْيدِي ُك ْم ط ِيبًا هف ْام هص ِعيدًا ه ه
)6 : (المائدة.ُِم ْنه
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjkakan shalat maka basuhlah
mukamu dan kedua tanganmu sampai ke siku,
usaplah kepalamu dan cucilah kakimu sampai
kedua mata kaki. Dan jika kamu junub, maka
berscucilah (mandilah). Dan jika kamu sakit
atau berpergian, atau salah seorang dari kamu
buang air atau kamu sentuh wanita
(bersetubuh) dan kamu mendapatkan air, maka
bertayamumlah dengan debu yang bersih, yakni
usaplah mukamu dan tanganmu dengan debit
itu... "(QS. Al-Maidah [51]: 6)
27
3) Cara Berwudhu
a. Mengikhlaskan niat seraya membaca
basmalah
b. Mencuci kedua teiapak tangan tiga kali
c. Berkumur dan menghisap air ke hidung tiga
kali
d. Membasuh muka/wajah tiga kali
e. Membasuh tangan kanan sampai siku tiga
kali, kemudian dilanjutkan tangan kiri
secara sama.
f. Mengusap kepala dan telinga
g. Membasuh kaki kanan sampai mata kaki
tiga kali, kemudian dilanjutkan kaki kiri
secara sama.
Cara dan tuntunan di atas didasarkan
pada hadist-hadist berikut:
ِ ب النَّ ِبي ِ ص هحا ْ ض أه ُ ب هب ْع طله ه ع ْن أهن ٍهس قها هل ه ه
سو ُل ُ ضو ًءا فهقها هل هر ُ سلَّ هم هو صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه هو ه ه
سلَّ هم ه ْهل هم هع أ ه هح ٍد ِم ْن ُك ْم صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه هو ه للاِ ه
ضئُوا َّ ض هع يهدههُ ِفي ْال هم ِاء هويهقُو ُل ته هو هما ٌء هف هو ه
) (رواه النسائى.ِس ِم للا ْ ِب
Dari Anas berkata: sebagian sahabat meminta
air wudhu kepada Nabi, maka Nabi bersabda:
"Apakah kalian tidak punya air wudhu? Maka
beliau meletakkan tangannya di air dan
bersabda: "Berwudhulah kamu dengan
membaca Bismilah'.. (HR. An-Nasai).
ِسو هل للا ُ ب هقا هل هقا هل هرِ هطا َّ ع هم هر بْنه ْالخ
ُ هع ْن
سلَّ هم هيقُو ُل إِنَّ هما ْاأل ه ْع هما ُل
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
) (متفق عليه.ت ِ ِبالنِيَّا
28
Dan Umar bin Khattab berkata : Rasulullah
bersabda : "Sesungguhnya semua pekerjaan
itu disertai dengan niatnya " (Mutafaq
'alaih).
عثْ همانه
عثْ همانه أ ه ْخ هب هرهُ أه َّن ُ أ ه َّن ُح ْم هرانه هم ْولهى ُ
ع ْنهُ ده هعا ِب هوضُوءٍ ي للاُ ه ض ه عفَّانه هر ِ بْنه ه
ت ث ُ َّم ث هم َّرا ٍ ضأ ه هفغه هس هل هكفَّ ْي ِه ث ه هَل ه فهته هو َّ
ث غ هس هل هو ْج هههُ ثه هَل ه ض هوا ْسته ْنثه هر ث ُ َّم ه ض هم ه هم ْ
ق س هل هيدههُ ْاليُ ْمنهى ِإلهى ْال ِم ْرفه ِ ت ث ُ َّم هغ ه هم َّرا ٍ
س هل هيدههُ ْاليُ ْس هرى ِمثْ هل ذه ِل هك ت ث ُ َّم هغ ه
ث هم َّرا ٍ ث ه هَل ه
س هل ِر ْج هلهُ ْاليُ ْمنهى ِإ هلى ث ُ َّم هم هس هح هرأْ هسهُ ث ُ َّم هغ ه
غ هس هل ْاليُ ْس هرى ِمثْ هل ت ث ُ َّم ه ث هم َّرا ٍ ْال هك ْع هبي ِْن ث ه هَل ه
صلَّى للاُ سو هل للاِ ه ذه ِل هك ث ُ َّم قها هل هرأ ه ْيتُ هر ُ
ضوئِي ههذها ث ُ َّم هقا هل ضأ ه ن ْهح هو ُو ُ سلَّ هم ته هو َّعله ْي ِه هو هه
ضأ ه سلَّ هم هم ْن ته هو َّ صلَّى للاُ ه
ع هل ْي ِه هو ه سو ُل للاِ ه هر ُ
ضو ِئي ههذها ث ُ َّم هق هام هف هر هك هع هر ْك هعتهي ِْن هَل ن ْهح هو ُو ُ
غ ِف هر هلهُ هما ت ه هقد هَّم ِم ْن ذه ْن ِب ِه. ِث ِفي ِه هما نه ْف هسهُ ُ يُ هحد ُ
(رواه البخارى ومسلم)
Humran pembantu Usman bin Affan
mengkhabarkan: "Sungguh Usman telah minta
air wudhu, maka berwudhulah ia dengan
mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, lalu
berkumur dan menghisap air dan
menyemburkannya, kemudian membasuh
mukanva tiga kali lain membasuh tangannya
yang kanan sampai sikunya tiga kali dan yang
kiri seperti yang kanan tiga kali dan yang kiri
sedemikian itu pula, kemudian mengusap
29
kepalanya lalu membasuh kakinya yang kanan
sampai kepada dua mata kaki tiga kali dan
yang kiri seperti itu pula. Lalu berkata "Aku
melihat Rasulullah SAW berwudhu seperti
wudhuku mi. Dan ketika itu Rasulullah
bersabda: Siapa yang berwudhu seperti
Wudhuku disertai shalat dua rekaat sesudahnya,
dan tidak bercakap di dalam keduanya, maka
diampuni segala dosanya yang telah lalu".
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
32
صلَّى للاُ
ي هعثْ همانه ب ِْن هعفَّانه أ ه َّن النَّ ِب َّ
هع ْن ُ
سلَّ هم هكانه يُخ ِهل ُل ِل ْح هيتههُ( .رواه هعله ْي ِه هو ه
الترمذى وابن ماجه)
Karena hadis Usman bin Affan, bahwa
Rasulullah SAW. Menselai-selai janggutnya.
(Tirmizi dan Ibn Majah).
اص ٍم هبدهأه ع ِ ع ْب ِد للاِ ب ِْن زه ْي ِدب ِْن هع ْن ه ه
هب ِب ِه هما ِإلهى قهفهاهُ ْ
ِب ُمقهد َِّم هرأ ِس ِه هحتَّى ذهه ه
ان الَّذِي هبدهأ ه ِم ْنهُ ث ُ َّمث ُ َّم هردَّ ُه هما ِإلهى ْال هم هك ِ
س هل ِر ْجله ْي ِه( .متفق عليه) غ ه ه
Karewa hadits Abdullah bin laid bin Ashin
dalam sifat wudhu, ia berkata "Dan memulai
dengan permulaan kepalanya sehingga
menjalankan kedua tanganya sampai pada
tengkuknya, kemu dian mengembalikannya
pada tempat memulainya." (Mutafaq 'alaih).
صلَّى سو ُل للاِ ه َّاس قها هل ت ه هوضَّأ ه هر ُ هع ْن اب ِْن هعب ٍ
ض ض هم ه ف غ ْهرفهةً فه هم ْ سلَّ هم فهغ ههر ه
للاُ هعله ْي ِه هو ه
س هل هو ْج هههُ ث ُ َّمف غ ْهرفهةً هفغه ه هوا ْست ه ْنشهقه ث ُ َّم غ ههر ه
ف س هل هيدههُ ْاليُ ْمنهى ث ُ َّم غ ههر ه ف غ ْهر هفةً فهغه ه غ ههر ه
س هح ِب هرأْ ِس ِه س هل هيدههُ ْاليُ ْس هرى ث ُ َّم هم ه غ ْهرفهةً فهغه ه
ظا ِه ِر ِه هما سبَّا هحتهي ِْن هو ه اط ِن ِه هما ِبال َّهوأُذُنه ْي ِه هب ِ
س هل ِر ْج هلهُ ْاليُ ْمنهى ف غ ْهر هفةً فهغه ه بِإ ِ ْب هها هم ْي ِه ث ُ َّم غ ههر ه
س هل ِر ْجلههُ ْاليُ ْس هرى ف غ ْهرفهةً فهغه ه ث ُ َّم غ ههر ه
Dari Ibnu Abbas berkata: "Rasulullah
33
shallallalm 'alaihi wasallam berwudlu, beliau
menyiduk satu ciduk air untuk berkumur, dan
memasukkan air ke hidungnya, kemudian
menyiduk lagi satu ciduk air untuk membasuh
wajahnya, kemudian menyiduk lagi satu ciduk
untuk membasuh tangan kanan. Kemudian
menyiduk lagi untuk membasuh tangan kiri,
kemudian mengusap kepalanya beserta kedua
telinganya, bagian dalam telinga dengan
kedua jari telunjuknya dan bagian luar telinga
dengan kedua ibu jari. Lalu beliau menyiduk
lagi untuk membasuh kaki kanan dan menyiduk
lagi untuk membasuh kaki kiri." (HR. An-
Nasai)
ُصلَّى للا ي ه ُّ ت هكانه النَّ ِب ْ شةه قهاله هع ْن هعائِ ه
ع فِي طا ه سلَّ هم يُ ِحبُّ الت َّ هي ُّمنه هما ا ْست ه ه
هعله ْي ِه هو ه
.ور ِه هوت ه هر ُّج ِل ِه هوتهنهعُّ ِل ِه ُ شهأ ْ ِن ِه ُك ِل ِه ِفي
ِ ط ُه
)(رواه البخارى ومسلم والنسائى
Menurut yang diriwayatkan oleh Aisyah,
telah berkata: "bahwa Rasulullah SAW.
Menyukai mendahulukan kanannya sejauh
kemampuannya dalam berbagai keadaan,
dalam wudhunya, bersisir dan memakai
sandal". (Diriwayatkan oleh Bukhari,
Muslim dan An-Nasai).
صلَّى للاُ هعله ْي ِه ب هقا هل ِإنَّهُ ه َّ ع هم ُر ب ُْن ْالخ
ِ هطا ُ هع ْن
سلَّ هم هقا هل هما ِم ْن ُك ْم ِم ْن أ ه هح ٍد يهت ه هوضَّأ ُ فهيُ ْحس ُِنهو ه
ُضوئِ ِه أ ه ْش ههد ُ غ ِم ْن ُو ُ ضو هء ث ُ َّم هيقُو ُل ِحينه هي ْف ُرُ ْال ُو
يك هلهُ هوأ ه َّن ُم هح َّمدًا
أ ه ْن هَل ِإلههه ِإ ََّل للاُ هو ْحدههُ هَل ش ِهر ه
اب ْال هجنَّ ِة ُ ت لههُ أهب هْو ْ سولُهُ إِ ََّل فُ ِت هحُ هع ْبدُهُ هو هر
34
(رواه مسلم وأحمد.الث َّ همانِيهةُ يه ْد ُخ ُل ِم ْن أهيِ هها شها هء
)وأبوداود
Dan Umar bin Khatab r.a bahwa ia berkata:
sesungguhnya Nabi SAW. bersabda: "Tidak
seorang dari kamu yang berwudhu dengan
sempurna lain setelah selesai wudhunya
mengucapkan: "Asyhadu al-la-ila-ha illallahu
wadahu la syari ka lah wa asyhadu anna
muhammadan 'abduhu wa rasulah" melainkan
akan dibukakanlah baginya pintu-pintu surga
yang delapan, yang dapat dimasuki darimana
yang ia kehendaki''. (Diriwayatkan oleh Muslim,
Ahmad dan Abu Dawud)
b. Mandi
1) Pengertian mandi
Mandi dalam pengertian syar'i ialah
sebagai salah satu cara bersuci untuk
menghilangkan/mensucikan hadas besar
atau untuk keperluan-keperluan lain seperti
yang telah disyari'atkan ajaran Islam.
2) Landasan disyariatkan mandi
Firman Allah SWT:
َّ هو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا فه
)6 : (المائدة.اط َّه ُروا
" . dan jika junub, maka bersuci (mandi) lah
kamu" (QS. Al Maidah (5) :6).
Hadis Rasulullah:
صلَّى للاُ هعله ْي ِه ي للاِ ه َّ هع ْن أ ه ِبي ُه هري هْرةه أ ه َّن نه ِب
ش هع ِب هها ْاأل ه ْربهعِ ث ُ َّم
ُ س بهيْنه سلَّ هم قها هل ِإذها هج هل ه هو ه
(رواه مسلم.ب هعله ْي ِه ْالغُ ْس ُل هج ههدههها هفقه ْد هو هج ه
)وأحمد وأبودا ودوابن ماجه
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW beliau
35
bersabda: "Apabila seorang bersetubuh, maka
wajiblah mandi (HR Muslim, Ahmad, Abu
Dawud dan Ibn Maj ah).
3) Sebab-sebab diwajibkannya mandi
Mandi dalam arti syar'i tersebut
diwajibkan bagi mereka yang berhadas
besar, yaitu melakukan persetubuhan
(sebagaimana dalil di atas), mengeluarkan
air mani, mengeluarkan darah haid dan
nifas. Dan demikian bagi mereka yang akan
mengerjakan shalat shalat Jum'at (ada yang
berpendapat wajib) dan shalat 'idain.
Berdasarkan dalil-dalil yang telah
disebutkan dan dalil-dalil berikut:
ْ هوَل ت ه ْق هربُو ُه َّن هحتَّى يه
ط ُه ْرنه فهإِذها ت ه ه
ط َّه ْرنه
: (البقرة.ُْث أ ه هم هر ُك ُم للا ُ فهأْتُو ُه َّن ِم ْن هحي
)222
"...dan janganlah kamu mendekati istri (yang)
sedang haid sehingga bersuci, dan apabila
sudah bersuci (mandi), maka datangilah
mereka sebagai diperintahkan Allah
kepadamu.'' (QS.Al-Baqarah (2): 222)
هتْ ت أ ه ِبي ُح هبي ٍْش هكان اط همةه ِب ْن ه ِ شةه أ ه َّن فه
هع ْن هعا ِئ ه
سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ي ه َّ ت النَّ ِبْ سأهلهاض فه هُ ت ُ ْست ه هح
ت ت بِ ْال هح ْي ه
ْ ض ِة هفإِذها أ ه ْقبهله ْ س فه هقا هل ذه ِل ِك ِع ْر ٌق هوله ْي ه
ت فها ْغت ه ِس ِلي ْ ص هَلة ه هو ِإذها أ ه ْد هب هر َّ ضةُ فهده ِعي ال ْال هح ْي ه
) (رواه البخارى.ص ِلي هو ه
Dari Aisyah ra. Bahwa Fatimah binti Abi
Hubais "berair merah" (istihadah) lalu
menanyakan kepada Nabi SA W., maka beliau
SAW. Bersabda : "itulah darah penyakit, bukan
36
haid, kalau berhaid tinggalkanlah shalat dan
kalau sudah selesai maka mandilah, lalu
shalatlah "(HR. Bukhari)
صلَّى سو هل للاِ ه ُ س ِم ْعتُ هر َّللاِ قها هل ه
َّ هع ْن هع ْب ِد
سلَّ هم يهقُو ُل إِذها أ ه هراده أ ه هحدُ ُك ْم أ ه ْن
للاُ هعله ْي ِه هو ه
(رواه البخارى.ِل ْ ي ْال ُج ُمعهةه فه ْليه ْغتهس ْ
يهأتِ ه
)ومسلم وأحمد وأبوداود
Dari Abdullah bin Umar, bersabda Rasulullah
SAW: “Apabila salah seorang dari kamu
sekalian akan menghadiri shalat Jum'at maka
hendaklah mandi" (HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad dan Abu Dawud).
4) Cara Mandi
a) Membaca bismillah, dengan ikhlas karena Allah
b) Membersihkan kemaluannya
c) Berwudhu
d) Membasuh dan menyelai-nyelai rambut
(Dianjurkan dengan memakai wangi-
wangian/sampho)
e) Menuangkan air ke atas kepala tiga kali
f) Membasuh dan menggosok keseluruh tubuh
g) Menyuci kedua kaki
Tuntunan cara mandi tersbut didasarkan
pada hadist:
سلَّ هم َّ صلَّى
َّللاُ هع هل ْي ِه هو ه هع ْن هعائِ هشةه زه ْوجِ النَّ ِبي ِ ه
س هل سلَّ هم هكانه ِإذها ا ْغته ه َّ صلَّى
َّللاُ هعله ْي ِه هو ه ي ه َّ أ ه َّن النَّ ِب
س هل هيده ْي ِه ث ُ َّم هيت ه هوضَّأ ُ هك هما ِم ْن ْال هجنها هب ِة هبدهأ ه هفغه ه
صا ِبعههُ ِفي ْال هم ِاء ص هَلةِ ث ُ َّم يُ ْد ِخ ُل أ ه ه َّ يهت ه هوضَّأ ُ ِلل
صبُّ هعلهى هرأْ ِس ِه ُ ش هع ِر ِه ث ُ َّم يهصو هل ه ُ ُ فهيُخ ِهل ُل بِ هها أ
37
يض ْال هما هء هع هلى ِج ْل ِد ِه
غ هرفٍ بِيهده ْي ِه ث ُ َّم يُ ِف ُ ث ه هَل ه
ث ُ
ُك ِل ِه( .رواه البخارى ومسلم)
38
Dan 'Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, bahwa jika Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam mandi karena janabat, beliau
memulainya dengan mencuci kedua telapak
tangannya, kemudian berwudlu sebagaimana
wudlu untuk shalat, kemudian memasukkan
jari-jarinya ke dalam air menggosokkannya ke
kulit kepalanya, kemudian menviramkan air ke
atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak
tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau
mengalirkan air ke seluruh kulitnya."
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
c. Tayamum
1) Pengertian Tayamum
Tayamum ialah cara bersuci dalam
keadaan karena adanya halangan untuk
berwudhu atau mandi.
2) Dasar Syari'at Tayamum
Firman Allah SWT:
ص ِعيدًا ه
طيِبًا فهله ْم ت ه ِجدُوا هما ًء فهتهيه َّم ُموا ه
.ُس ُحوا ِب ُو ُج ْو ِه ُك ْم هوأ ه ْي ِد ْي ُك ْم ِم ْنه ْ فه
ام ه
)6 : (المائدة
"Sedangkan kamu tidak mendapatkan air,
maka bertayamumlah kamu dengan debu
yang suci" (QS.Al-Maidah (5): 6).
Sabda Rasulullah
اب هر ُج ًَل ص ه سفه ٍر فهأ ه ه
هع ْن هجا ِب ٍر قها هل خ ههر ْجنها فِي ه
سأ ه هل ْ ش َّجهُ فِي هرأْ ِس ِه ث ُ َّم
احتهله هم فه ه ِمنَّا هح هج ٌر فه ه
صةً فِي التَّيه ُّم ِمص هحابههُ فهقها هل ه ْهل ت ه ِجدُونه ِلي ُر ْخ ه ْ أه
ت ت ه ْقد ُِر هعلهى ْال هم ِاء صةً هوأ ه ْن ه
فهقهالُوا هما ن ِهجدُ له هك ُر ْخ ه
39
ُصلَّى للا ات فهله َّما قه ِد ْمنها هعلهى النَّبِي ِ ه س هل فه هم ه فها ْغت ه ه
سلَّ هم أ ُ ْخ ِب هر ِبذه ِل هك فهقها هل قهتهلُوهُ قهتهله ُه ْم للاُ أ ه هَل هعله ْي ِه هو ه
ُّ سأهلُوا ِإ ْذ له ْم هي ْعله ُموا فهإِنَّ هما ِشفها ُء ْال ِعي ِ ال
س هؤا ُل ِإنَّ هما ه
ه
هكانه هي ْك ِفي ِه أ ْن هيت ه هي َّم هم
Dan menurut hadis Jabir yang berkata: "Kami
sedang dalam bepergian lalu seorang daripada
kami terkena batu sehingga melukai kepalanya:
kemudian ia bermimpi (mengeluarkan air
mani), maka ia bertanya kepada teman-
temannya: "Apakah kamu berpendapat bahwa
aku mendapat kemurahan bertayamum?".
Dijawab oleh mereka: "kami tidak berpendapat
bahwa kamu mendapat kemurahan, sedang
kamu kurasa memakai air". Maka mandilah ia
lalu meninggal dunia. Tatkala kami datang
kepada Nabi SA W, kami khabarkan yang
demikian itu, maka bersabda Nabi SAW:
"Mereka membunuh dia", "Dikutuk Allah
mereka" mengapa mereka tidak bertanya
sedang mereka tidak mengerti? Obat untuk
kebodohan adalah bertanya. Sesungguhnya
cukup baginya bertayamum"
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan al-
Daru Qutni).
1. Landasan berwudhu
Berwudhu disyariatkan berdasakan 3 macam dalil.
a. Al Qur'an yaitu firman Allah yang artinya :
Hai orang-orang beriman!, jika kamu hendak
berdiri melakukan shalat, basuhlah mukamu
dan tanganmu sampai kesiku, lain sapulah
kepalamu dan basuh kakimu hingga dua mata
kaki, ... (QS. Al Maidah: 6)
b. Sunnah. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa
Nabi SAW bersabda : Allah tidak menerima shalat
seseorang diantaramu bila ia berhadats sehingga
ia berwudhu. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud,
dan Turmidzi)
c. Ijma'. Telah terjadi kesepakatan dikalangan kaum
muslimin atas disyariatkan wudhu semenjak
zaman nabi hingga saat ini. Maka tidak dapat
disangkal lagi bahwa wudhu merupakan ketentuan
agama yang harus dikerjakan
49
2. Keutamaan berwudhu
Banyak sekali hadis-hadis yang menerangkan
tentang keutamaan berwudhu, diantaranya:
a. Hadis Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda:
طا هيا هو هي ْر هف ُعأ ه هَل أهدُلُّ ُك ْم هعلهى هما هي ْم ُحو للاُ ِب ِه ْال هخ ه
ُ للا قها هل ِإ ْس هبا
غ ِ سو هل ُ ت هقالُوا هب هلى هيا هر ِ ِب ِه الد هَّر هجا
طا ِإ هلى ع هلى ْال هم هك ِار ِه هو هكثْ هرة ُ ْال ُخ ه وء ه ِ ض ُ ْال ُو
ص هَل ِة هفذه ِل ُك ْمَّ ص هَل ِة هب ْعده الَّ ار ال ُ ظ ِ ْال هم هس
اج ِد هوا ْن ِت ه
(رواه مالك ومسلم والترمذى.ط ُ الربهاِ
)والنسائى
Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW
bersabda Maukah kalian saya tunjukkan hal-
hal yang mana Allah akan menghapus dosa-
dosamu serta mengangkat derajatmu? Mau Ya
Rasulullah, ujar mereka. Rasulullah bersabda :
menyempurnakan wudhu, menghadapi segala
kesusahan, sering melangkah ke masjid dan
menunggu shalat setelah shalat. Nah itulah
perjuangan sekali lagi perjuangan. (HR.
Bukhari, Muslim, Turmidzi, dan Nasai)
b. Hadis Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda :
غ ًّرا ُم هح َّج ِلينه ِم ْنُ ِإ َّن أ ُ َّم ِتي يُ ْد هع ْونه هي ْو هم ْال ِق هيا هم ِة
ُ ع ِم ْن ُك ْم أ ه ْن يُ ِطي هل
ُغ َّرتهه طا ه وء هف هم ْن ا ْسته هِ ض ُ آثه ِار ْال ُو
) (رواه أحمد والشيخان.فه ْل هي ْفعه ْل
Dari Abu Hurairah bahwa nabi bersabda :
Sesungguhnya umatku pada hari qiamat akan
dikenal dengan cahaya bekas wudlu, di muka,
wajah, tangan dan kaki. Maka sempurnakan
wudlu kalian. (HR. Ahmad Bukhari dan
50
Muslim)
c. Hadis Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda
yang artinya: Apabila seseorang hamba muslim
atau mukmin berwudhu, kemudian membasuh
mukanya dengan air, maka semua dosa-dosa yang
dilakukan oleh pengalihatannya keluar bersama air
dari wajahnya, atau bersama air yang terakhir
menetes. Dan apabila ia membasuh tangannya
maka semua dosa yang dilakukannya oleh
tangannya keluar bersama-sama air atau bersama-
sama tetesan air wudhu yang terakhir. Dan apabila
ia membasuh kakinya maka semua dosa yang
dilakukan oleh kakinya (melangkah ke tempat
maksiat) keluar bersama-sama air wudhu atau
bersama-sama tetesan air terakhir. Sehingga ia
bersih dari dosa sama sekali. (HR. Muslim)
3. Cara berwudhu
Dalam buku Himpunan Putusan tarjih, dijelaskan
bahwa cara berwudhu sebagai berikut:
a. Baca “Bismillahirrahmanirrahim". Dalam hadits
Anas Nabi bersabda, artinya : "Wudhulah kalian
dengan membaca bismillah" (HR. Nasai)
b. Niat ikhlas karena Allah. Hal ini berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Khatab
nahwa Nabi bersabda : Sesungguhnya semua
pekerjaan itu harus disertai dengan niat. (HR.
Jamaah)
c. Membasuh tangan tiga kali. Hal ini berdasarkan
hadis Hamran bin Hushain artinya: Sesungguhnya
Utsman telah meminta air wudhu. Maka
disucikannya kedua telapak tangan tiga kali ... lalu
berkata : "Aku melihat Rasulullah SAW berwudhu
seperti wudhu ini". (HR Bukhari dan Muslim)
51
d. Gosok gigi dengan kayu siwak atau sikat dan
semisalnya. Berdasarkan hadits Nabi SAW yang
artinya: kalau aku tidak khawatir akan
menyusahkan umatku niscaya aku perintahkan
kepada mereka bersiwak (menggosok gigi) pada
tiap-tiap wudhu. (HR. Malik, Ahmad, dan Nasai)
D. Tayamum
Tayamum menurut bahasa adalah sengaja, sedang
menurut syara; adalah sengaja menggunakan tanah
(debu) untuk mengusap muka dan kedua tangan
maksudnya dapal melakukan shalat dan lain-lainnya.
1. Landasan
Tayamum disyariatkan berdasarkan kitab sunnah
dan ijma berikut ini penjelasannya:
a. Al Qur'an yaitu firman Allah:
ٌس هف ٍر أه ْو هجا هء أه هحدع هلى ه ضى أه ْو ه هو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم هم ْر ه...
ِ ِم ْن ُك ْم ِمنه ْالغهائِ ِط أه ْو َل هم ْست ُ ُم
الن هسا هء هف هل ْم ت ه ِجدُوا
ط ِيبًا هف ْام هس ُحوا ِب ُو ُجو ِه ُك ْم ص ِعيدًا ه هما ًء فهت ه هي َّم ُموا ه
: (النساء.ورا ً ُغفعفُ ًّوا ه َّ هوأ ه ْيدِي ُك ْم ِإ َّن
َّللاه هكانه ه
)44
...Dan jika kamu sakit atau sedang dalam
musafir atau kembali dari tempat buang air
atau kamu telah menyentuh perempuan,
54
kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanal yang baik
(suci). Sapulah mukamu dan tanganmu
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun. (QS.An Nisa: 43)
2. Sebab-sebab Bertayamum
Dibolehkan tayamum bagi orang berhadats
baik kecil maupun besar, baik dalam keadaan
mukim (menetap) maupun dalam keadaan musafir
(bepergian) jika mengalami salah satu sebab-sebab
berikut ini:
a. Jika seseorang tidak mendapat air atau ada
tetapi tidak cukup untuk bersuci. Berdasarkan
hadis Imran bin Hushain ra. Yang artinya:
Ketika itu kami berada dalam perjalanan
bersama Rasulullah SAW. Ia pun shalat
berjamaah bersama orang-orang. Tetapi ada
orang sedang berdiri mengasingkan diri lalu
Nabi bertanya kenapa anda tidak shalat?
Orang tersebut menjawab "Saya dalam
keadaan jubub (janabat), sedangkan air tidak
ada" maka nabi bersabda: pergunakanlah
55
tanah yang demikian itu cukup bagi anda.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Tetapi sebelum bertayamum hendaklah ia
mencari air terlebih dahulu dari teman-
temannya atau dari tempat yang menurut
kebiasaan tidak jauh dan tempat tersebut. Jika
yakin bahwa air tidak ada atau tempatnya jauh,
maka ia tidak wajib mencarinya.
b. Jika seseorang mempunyai luka atau ditimpa
sakit dan ia khawatir dengan menggunakan air
penyakitnya bertambah atau lama sembuhnya,
baik hal ini sebagai pengalaman atau nasehat
dokter yang dapat dipercaya. Berdasarkan
hadis Jabir bin Abdullah yang artinya:
Cukuplah bagi orang itu bertayamum dan
mengeringkan lukanya atau membalutnya
dengan kain lalu menyapu bagian atasnya
kemudian membasuh seluruh tubuhnya. (HR.
Abu Daud, Ibn Majah dan Darul Quthni)
c. Jika Sangat dingin dan keras dugaannya akan
timbul bahaya disebabkan ia menggunakan air
dengan syarat tidak sanggup memanaskannya.
Berdasarkan ketetapan Nabi terhadap perbuatan
Amar bin 'Ash ra. yang artinya: "Pada suatu
malam yang sangat dingin ia bermimpi, dan
khawatir jika menggunakan air untuk mandi ia
akan tewas, lalu ia bertayamum dan shalat shubuh
bersama teman-temannya. Kejadian ini ia
ceritakan kepada Rasulullah SAW, beliau hanya
tertawa dan tidak mengatakan apa-apa"
d. Jika air berada dekat seseorang tetapi ia khawatir
atas keselamatan dirinya, kehormatan, harta dan
lain-lain atau air terhalang oleh musuh yang
ditakuti, baik manusia maupun yang lain atau tidak
56
mampu mengeluarkan air karena tidak memiliki
alat seperti tali dan ember. Keadaan air seperti ini
sama dengan tidak ada. Untuk itu boleh
bertayamum.
e. Bila seseorang memiliki air yang sedikit hanya
cukup untuk minum dan masak dan keperluan
lainnya. Maka boleh bertayamum. Berdasarkan
fatwa Ali ra. terhadap seorang laki-laki yang
sedang dalam perjalanan ditimpa janabat
(hadas besar) sedang ia hanya membawa
sedikit air dan khawatir ditimpa haus.
Hendaklah ia bertayamum (HR. Darul Quthni)
f. Jika seseorang sanggup menggunakan air tetapi ia
khawatir akan habis waktu shalat, bila ia berwudhu
atau mandi. Maka hendaklah ia tayamum dan
shalat. Serta tidak wajib mengulanginya.
3. Cara Bertayamum
Dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah,
diterangkan tata cara tayamum sebagai berikut:
a. Meletakkan kedua telapak tangan ke tanah, lalu
tiuplah keduanya dengan niat yang ikhlas karena
Allah dan membaca Bismillahirrahmanirrahim.
b. Mengusap muka
c. Mengusap kedua tangan sampai pergelangan.
Mengenai cara tayamum tersebut di atas
dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Ammar bin Yasir ra. yang artinya : Pada suatu
saat saya junub dan tidak mendapat air, maka aku
bergelimang dengan tanah lalu shalat, kemudian
kuceritakan kepada nabi SAW, maka Nabi
bersabda : "Cukup bila anda lakukan seperti ini.
Dipukulkan kedua telapak tangan ke tanah lalu
dihembuskan dan kemudian disapukannya ke
57
muka dan kedua telapan tangannya. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Adapun dalam riwayat lain yang artinya
cukuplah kalau kau pukulkan kedua telapak
tanganmu ke tanah, lalu hembuskan dan kemudian
sapukan ke muka dan kedua tanganmu sampai
pergelangan. (HR. Darul Quthni)
4. Membatalkan Tayamum
a. Hal-hal yang dibolehkannya
Tayamum adalah pengganti wudhu dan
mandi apabila tidak ada air, dengan demikian
maka dibolehkan dengan tayamum apa yang
dibolehkan dengan berwudhu dan mandi
seperti shalat, menyentuh Al Qur'an dan lain-
lain. Dalam syah tayamum tidak disyaratkan
masuk waktu dan bagi orang yang telah
bertayamum dibolehkan dengan satu kali
tayamum melakukan shalat baik yang fardlu
maupun sunnat sebanyak yang ia kehendaki.
Dalam arti sama dengan wudhu tidak ada beda
antar keduanya. Berdasarkan hadis Abi Dzar
Al Ghifari ra. yang artinya bahwa Nabi SAW
telah bersabda: Tanah itu menyucikan orang
Islam walau ia tidak mendapatkan air selama
10 tahun, maka seandainya ia telah mendapatkan
air hendaklah bersuci dengannya karena hal itu
lebik baik baginya. (HR Ahmad dan Turmudzi dan
58
Shahih menurutnya).
b. Hal-hal yang membatalkan wudhu dapat
membatalkan tayamum karena ia sebagai
penggantinya. Begitu juga ia batal bila sudah
menemukan air bagi orang yang sudah
mendapatkannya, atau telah dapat memakainya
bagi orang yang semula tidak sanggup
memakainya. Bila seorang melakukan shalat
dengan tayamum kamudian ia menemukan air atau
dapat menggunakannya setelah shalat selesai,
maka tidak wajib ia mengulangi walaupun
waktunya masih ada. Tetapi bila menemukan air
atau dapat menggunakannya saat memulai shalat
dan belum selesai maka tayamumnya batal dan
harus mengulang bersuci dengan memakai air.
59
BAB II
SHALAT
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian shalat
Pengertian shalat dalam pengertian bahasa
Arab, ialah "doa memohon kebajikan dan pujian".
Sebelum Islam, orang Arab memakai kata shalat
dengan arti demikian. Dan arti itu terdapat pula pada
beberapa tempat di dalam Al-Quran, misalnya:
Firman Allah:
س هك ٌن له ُه ْم هوللاُ ه
س ِمي ٌع صَلت ه هك هعله ْي ِه ْم ِإ َّن ه
ص ِل ه
هو ه
)194: (التوبة.ع ِلي ٌم ه
"Dan bershalatlah atas mereka (berdoalah" untuk
mereka) karena sesungguhnya shalatmu (doamu) itu
menenangkan dan menentramkan mereka " (QS. At
–Taubah (9): 103).
علهى النَّ ِبي ِ يها أهيُّ ههاصلُّونه ه َّ ِإ َّن
َّللاه هو همَلئِ هكتههُ يُ ه
.س ِل ُموا ت ه ْس ِلي ًما صلُّوا ه
عله ْي ِه هو ه الَّذِينه آ همنُوا ه
)56 : (األحزاب
"Bahwasannya Allah dan para MalaikatNya
bersalawat atas Nabi (memuji akan Nabi) "(QS. Al-
Ahzab (33): 56).
Adapun pengertian shalat banyak dirumuskan
para fuqaha (ahli fiqh), ialah: "beberapa ucapan dan
beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir,
disudahi dengan salam dalam rangka beribadah
kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah
ditentukan."
Sedangkan ahlul haqiqah memberikan
60
pengertian shalat dengan pengertian yang hakiki
yaitu: "berharap hati (jiwa) kepada Allah yang
mendatangkan rasa takut kepada Allah, serta
menumbuhkan di dalammnya jiwa rasa keagungan
kebesaran-Nya dan kesempumaan kekuasaan-Nya.
Sementara itu ahlul ma'rifat mendefinisikan
shalat pengertian yang bersentuhan dengan ruh
shalat yaitu: “berharap kepada Allah SWT. dengan
sepenuh jiwa dan khusyu' di hadapan-Nya dan ikhlas
kepada-Nya serta hadir hati dalam berdzikir, berdoa
dan memuji."
2. Dasar Hukum Shalat
Firman Allah:
َّ الز هكاة ه هو ْار هكعُوا هم هع
. الرا ِك ِعينه َّ هوأهقِي ُموا ال
َّ صَلة ه هوآتُوا
)44:(البقرة
“Dan dirikanlah olehmu akan shalat dan berikanlah
zakat dan ruku'lah kamu beserta orang-orang yang
ruku’.” (QS. Al-Baqarah (2): 43)
صَلة ه َّ ب هوأهقِ ِم ال ِ ي ِإلهي هْك ِمنه ْال ِكتها ِ ُ اتْ ُل هما أ
وح ه
هاء هو ْال ُم ْن هك ِر ِ ع ِن ا ْلفه ْحش
صَلة ه ت ه ْن ههى هَّ إِ َّن ال
هما هي ْعله ُم ُهوللا هوله ِذ ْك ُر للاِ أ ه ْك هب ُر
)45 :(العنكبوت. صنهعُ ْونه ْ ته
“Dan dirikanlah olehmu akan shalat, karena
sesungguhnya shalat itu menghalangi kita dari
kejahatan dan dari kemungkaran (pekerjaan yang
buruk dan keji).” (QS.Al-Ankabut (29): 45).
صَل ِة ْال ُو ْس ه
طى ِ صله هوا
َّ ت هوال َّ علهى الظوا ه ُ ِهحاف
.)24 : (البقرة. هوقُو ُموا ِ َّّلِلِ قهانِتِينه
"Peliharalah baik-baik olehmu akan shalat dan
61
shalat wustha (shalat yang paling baik) dan berdiri
tegaklah kamu untuk Allah (hal keadaan kamu)
kekal dalam khusyu''' (QS. Al-Baqarah (2): 238)
صَلة ه َّ اط همأْنه ْنت ُ ْم فهأ ه ِقي ُموا ال
َّ صَلة ه ِإ َّن ال ْ فهإِذها
.ِكتهابًا هم ْوقُوتًا علهى ْال ُمؤْ ِمنِينه ه ْ هكان
هت
)194:(النساء
“Maka apabila kamu telah jauh dari kesulitan atau
telah tenang, tenteram, maka dirikanlah shalat,
karena sesungguhnya shalat itu fardhu yang telah
ditentukan waktu-waktunya bagi setiap orang yang
beriman " (QS. AI - Nisa' (4): 103)
3. Faedah Shalat
a. Shalat dapat mencegah dari perbuatan jahat dan
munkar
)45: (العنكبوت.ع ِن ْال هف ْحش ِهاء هو ْال ُم ْن هك ِر
صَلة ه ت ه ْن ههى ه
َّ ِإ َّن ال
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan
keji dan munkar" (QS.AI-Ankabut (29): 45)
b. Shalat dapat menghilangkan tabiat keluh kesah
dan kikir
َّ سهُ ال
ش ُّر َّ عا إِذها هم ً سانه ُخ ِلقه ههلُو إِ َّن اإل ْن ه
ِإَل عا ً سهُ ْال هخي ُْر همنُوَّ عا) هو ِإذها هم ً هج ُزو
ص ِلينه) الَّذِينه ُه ْم هعلهى ه
. صَلتِ ِه ْم دهائِ ُمونه ْال ُم ه
)24-10 :(المعارج
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh
kesah dan kikir Apabila ia ditimpa kesusahan ia
berkeluh kesah. Dan apabila ia ditimpa (mendapat)
kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang
mengerjakan shalat. Yaitu mereka itu tetap
mengerjakan shalatnya " (QS. Al-ma'arij (70): 19-23)
c. Shalat dapat dijadikan sarana untuk Dzikrulah
62
Firman Allah:
َّ ِإنَّنِي أهنها للاُ َل ِإ هلهه ِإَل أهنها فها ْعبُ ْدنِي هوأهقِ ِم ال
.صَلة ه ِل ِذ ْك ِري
)14: (طه
Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada
Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku
dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku. (QS.
Thaha (20): 14).
d. Shalat dan Sabar dapat menjadi penolong untuk
menghasilkan maksud yang baik
Firman Allah:
صَلةِ هوإِنَّ هها له هكبِ ه
ٌ يرة َّ هوا ْست ه ِعينُوا بِال
َّ صب ِْر هوال
)45 : (البقرة. علهى ْالخها ِش ِعينه ِإَل ه
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyu'. (QS.Al-Baqarah (2): 45)
64
apa yang mudah buatmu dari Al Qur'an."
(Bukhari-Muslim)
ُي للاُ هع ْن ُه هما هقا هل هرأ ه ْيت ض ه ِ ع هم هر هرُ ع ْب ِد للاِ ب ِْن هع ْن ه
ص هَل ِة َّ سلَّ هم ِإذها هق هام ِفي ال صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هسو هل للاِ ه ُ هر
هر هف هع هيده ْي ِه هحتَّى هي ُكونها هح ْذ هو هم ْن ِك هب ْي ِه هو هكانه يه ْف هع ُل ذه ِل هك
ِحينه يُ هك ِب ُر ِل ُّلر ُكوعِ هو هي ْف هع ُل ذه ِل هك ِإذها هر هف هع هرأْ هسهُ ِم ْن
س ِم هع للاُ ِل هم ْن هح ِمدههُ هو هَل يه ْف هع ُل ذه ِل هك الر ُكوعِ هويهقُو ُل ه ُّ
) (متفق عليه.س ُجو ِد ُّ ِفي ال
Dan Abdullah bin Umar r.a. berkata : "Aku melihat
Rasulullah SAW apabila shalat, mengangkat kedua
tangannya sejajar bahunya, demikian juga apabila
takbir untuk ruku', dan apabila mengangkat kepala dan
ruku', seraya mengucapkan "Samiallahu liman
hamidah rabbana wa lakal hamd", dan tiada berbual
demikian dalam sujud ". (HR. Bukhari Muslim).
سلَّ هم ِحينه صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ي ه َّ ص هر النَّ ِب هع ْن هوا ِئ ٍل أهنَّهُ أ ه ْب ه
ص هَلةِ هرفه هع يهده ْي ِه هحتَّى هكانهتها بِ ِح هيا ِل هم ْن ِك هب ْي ِه َّ هق هام ِإلهى ال
هو هحاذهى ِبإ ِ ْب هها هم ْي ِه أُذُنه ْي ِه ث ُ َّم هكب هَّر
Dari Wa’il, bahwa dia memperhatikan Nabi
shallallahu'alaihi wasallam ketika beliau
mengerjakan shalat, beliau mengangkat kedua
tangannya di alas kedua bahunya dan kedua ibu
jarinya hampir menempel di kedua telinganya,
kemudian beliau bertakbir." (HR, Abu Dawud).
1.b. Bersedekap
Setelah takbiralul Ihram dilanjutkan dengan
bersedekap. Adapun cara bersedekap ialah
meletakkan tangan kanan pada punggung telapak
65
tangan kiri di alas dada.
Berdasarkan hadits:
صلَّى
س ْو ِل للاِ ه ُ صلَّ ْيتُ هم هع هر
ه: هع ْن هوائِ ِل ْب ِن ُح ْج ٍر قال
هو هو ه،للاُ هعله ْي ِه هو هسلَّ هم
ض هع هيدههُ اْليُ ْمنهى هعلهى يه ِد ِه اْليُ ْس هرى
) (رواه ابن حزيمة.ص ْد ِر ِه هعلهى ه
Dari Wa’il ia berkata "Saya shalat bersama
Rasulullah SAW. dan beliau meletakkan tangan
kanannya pada tangan kirinya di atas dadanya
(Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan
disahihkannya)
Wail juga meriwayatkan hadis sejenis dalam
kitab Sunan Abu Dawud dan Nasa'i katanya, "lalu
beliau meletakkan tangan kanannya pada punggung
telapak tangan kirinya serta pergelangan dan
lenganya. Hadis ini disahihkan oleh Ibnu
Khuzaimah dan lainnya.
68
Syetan yang terkutuk. (QS. Al-Nahl (16) : 98)
69
Hadits Nabi:
ُصلَّى للا سو هل للاِ ه ُ ت أ ه َّن هر ُ هع ْن
َّ ع هبادهة ه ب ِْن ال
ِ ص ِام
ِ ص هَلة ه ِل هم ْن له ْم هي ْق هرأْ ِب هفا ِت هح ِة ْال ِكتها
.ب سلَّ هم قها هل هَل ه
هعله ْي ِه هو ه
)(متفق عليه
Dari Ubadah bin Samit bahwa Rasulullah SAW.
bersabda "Tidak sah shalatnya orang yang tidak
membaca permulaan kitab (Fatihah)"
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Dari Nu'aim Mujmir, katanya: "Aku bershalat
bersama di belakang Abu Hurairah r.a maka ia
membaca "al-basmalah", kemudian membaca al-
Fatihah hingga "waladhadhalin " (HR. Nasai, Ibn
Khuzaimah, Siraj dan lbn Hibban).
4. Membaca Salah Satu Surat dari Al-Qur'an
Berdasarkan hadis:
سلَّ هم هكانهصلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ي ه َّ ِهع ْن أهبِي قهتهادهة ه أ ه َّن النَّب
ورتهي ِْن
س ه ُ ب هو ِ الظ ْه ِر فِي ْاألُولهيهي ِْن ِبأ ُ ِم ْال ِكتها ُّ يه ْق هرأ ُ فِي
ب هويُ ْس ِمعُنها ِ الر ْكعهتهي ِْن ْاأل ُ ْخ هريهي ِْن ِبأ ُ ِم ْال ِكتها َّ هوفِي
ص ِرْ الر ْك هع ِة الثَّانِ هي ِة هو هه هكذها فِي ْالعه َّ ط ِو ُل فِي ْاْل هيةه هويُ ه
) (رواه البخارى ومسلم.ِصبْح ُّ هو هه هكذها ِفي ال
Dan Abu Qatadah bahwa Nabi SAW dalam shalat
zhuhur pada kedua rekaat permulaan (I dan 2)
membaca induk kitab (Fatihah) dan dua surat,
serta pada dua rakaat lainnva (3 dan 4) membaca
fatihah saja dan beliau memperdengarkan kepada
kami akan bacaan ayat itu. Dan pada rakaat ke 1
diperpanjang, tidak seperti pada rakaat ke 2.
Demikian juga dalam shalat Ashar dan Shubuh.
(Diriwiyatkan oleh Bukhari dan Muslim).
70
5. Ruku'
Cara ruku' ialah mengangkat kedua bclah
tangan seperti dalam takbir awal, kemudian
membungkuk badan seraya bertakbir kemudian
melapangkan (meratakan) punggung dengan leher
dan memegang kedua lutut dengan dua belah
tangan. Kemudian membaca do'a dalam ruku':
.ِك الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِلى
س ْب هحان ههك الل ُه َّم هربَّنها هوبِ هح ْمد ه
ُ
Atau:
4× ى اْل هع ِظي ِْم
س ْب هحانه هر ِب ه
ُ
Atau:
ُّ س هربُّ ْال همَلهئِ هك ِة هو
ِالر ْوح ٌ سب ُّْو ٌح قُد ُّْو
ُ
Berdasarkan hadits-hadits:
ِص هَلة ظ ُك ْم ِل هي أهنها ُك ْنتُ أ ه ْحفه ه ُّ سا ِع ِد َّ هع ْن أ ه ِبى ُح هم ْي ٍد ال
سلَّ هم هرأ ه ْيتُهُ إِذها هكب هَّر
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه سو ِل للاِ ه ُ هر
هعلهى هيده ْي ِه ِحذها هء هم ْن ِك هب ْي ِه هوإِذها هر هك هع أ ه ْم هكنه يهده ْي ِه ِم ْن
سهُ ا ْست ه هوى ظ ْه هرهُ فهإِذها هرفه هع هرأْ ه ص هر ه ُر ْكبهت ه ْي ِه ث ُ َّم هه ه
) (رواه البخارى.ُهحتَّى يهعُوده ُك ُّل فهقه ٍار هم هكانهه
Dari Humaid Sa'idi yang berkata: "Saya lebih
cermat (hafal) di antara kamu tentang shalat
Rasulullah SAW. Kulihat apabila belian bertakbir
mengangkat kedua tangannva sejurus dengan
bahunya dan apabila ruku' meletakkan kedua
tangannya pada lututnya dan meluruskan
punggungnya, lalu apabila mengangkat kepalanya
ia berdiri tegak seperti semula. (HR. Bukhari)
71
صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه ي ه ُّ ِت هكانه النَّب ْ شةه قهاله هع ْن هعائِ ه
ُ سلَّ هم يُ ْكثِ ُر أ ه ْن يهقُو هل فِي ُر ُكو ِع ِه هو
س ُجو ِد ِه هو ه
.ِك اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِليس ْب هحان ههك اللَّ ُه َّم هربَّنها هو ِب هح ْمد ه
ُ
)(متفق عليه
Dari Sayyidah Aisyah r.a ia menceritakan bahwa
Rasulullah SAW. Dalam ruku' dan sujudnya
mengucapkan. "subhananaka allahumma Robbana
wa bihamdika Allahummaghfirli Seterusnya hadis"
(Riwayat Bukhari dan Muslim).
صلَّى للاُ هعله ْي ِهصلَّى هم هع النَّبِي ِ ه
هع ْن ُحذه ْيفهةه أهنَّهُ ه
ي ُ سلَّ هم فه هكانه يهقُو ُل فِي ُر ُكو ِع ِه
س ْب هحانه هر ِب ه هو ه
.ي ْاأل ه ْعلهى س ْب هحانه هر ِب ه ُ ْال هع ِظ ِيم هوفِي
ُ س ُجو ِد ِه
)(رواه الحمسة
Dari Huzaifah katanya: "Aku bershalat bersama
Nabi SAW, maka dalam ruku'nya beliau membaca:
"subhana Rabbiyul 'azim' dan dalam sujudnya
beliau meinbaca "Subhana Rabbiyul a'ala",.. ".
(Diriwayatkan oleh lima Ahli Hadis dan di
sahihkan oleh Tirmizi).
شةه ير أ ه َّن هعائِ ه
ِ الش ِخ
ِ ع ْب ِد للاِ ب ِْن
ف ب ِْن ه ِ ط ِرهع ْن ُم ه
سلَّ هم هكانه
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه سو هل للاِ ه ُ نهبَّأهتْهُ أ ه َّن هر
ُُّّوس هربٌ سبُّو ٌح قُد ُ هيقُو ُل ِفي ُر ُكو ِع ِه هو
ُ س ُجو ِد ِه
ُّ ْال هم هَلئِ هك ِة هو
.ِالروح
Dan Mutharrij bin Abdullah bin asy-Syikhkhir
sesungguhnya Aisyah r.a. memberitahukannya
bahwa Rasulullal SAW dahulu berdoa dalam rukuk
dan sujudnya, "Maha Suci, Maha Qudus, Rabb
malaikat dan ruh.”
72
6. I'tidal (Berdiri dari Ruku')
Cara beri'tidal mengangkat kepala dengan
mengangkat kedua belah tangan seperti takbir awal
seraya mengucapkan do'a: "Samiallahu liman
hamidah", dan bila sudah berdiri tegak/lurus
membaca doa: "Robbana wa lakalhamdu".
Berdasarkan hadits:
صلَّى سو ُل للاِ ه ُ هع ْن أ ه ِبى ُه هري هْرة ه هيقُو ُل هكانه هر
ص هَلةِ يُ هكبِ ُر ِحينه َّ ام إِلهى السلَّ هم إِذها قه ه للاُ هعله ْي ِه هو ه
ُس ِم هع للا ث ُ َّم يهقُو ُل ه، ث ُ َّم يُ هكبِ ُر ِحينه يه ْر هك ُع،يهقُو ُم
َّ ص ْلبههُ ِم ْن
ث ُ َّم،الر ْك هع ِة ُ ِل هم ْن هح ِمدههُ ِحينه يه ْرفه ُع
ع ْبد ُ للاِ ب ُْن يهقُو ُل هو ُه هو قهائِ ٌم هربَّنها له هك ْال هح ْمدُ قها هل ه
ث هوله هك ْال هح ْمدُ ث ُ َّم يُ هك ِب ُر ِحينه ِ صا ِلحٍ هع ْن اللَّ ْي ه
ث ُ َّم يُ هكبِ ُر،ُسه ْ
ث ُ َّم يُ هك ِب ُر ِحينه هي ْرفه ُع هرأ ه،هي ْه ِوي
ث ُ َّم،ُسه ث ُ َّم يُ هكبِ ُر ِحينه يه ْرفه ُع هرأْ ه،ُِحينه يه ْس ُجد
ضيه هها ِ ص هَلةِ ُك ِل هها هحتَّى يه ْق َّ يه ْفعه ُل ذه ِل هك فِي ال
) (متفق عليه.هويُ هك ِب ُر ِحينه يهقُو ُم ِم ْن الثِ ْنتهي ِْن
Dari Abu Hurairah berkata, "Jika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam shalat, beliau takbir saat memulai
berdiri (takbiratul Ikram), kemudian ketika akan rukuk
sambil membaca: 'SAMIALLAHU LIMAN HAMIDAH’
(semoga Allah mendengar orang yang memuji-Nya)
ketika mengangkat punggungnya dari rukuk, dalam saat
posisi berdiri baliau membaca: RABBANAA LAKAL
HAMDU (Ya Rabb kami. milik-Mu lah segala pujian)".
'Abdullah bin Shalih dan Al Laits menyebutkan, 'WA
LAKAL HAMDU', kemudian bertakbir ketika turun
(sujud), kemudian bertakbir ketika mengangkat kepala
73
(dari sujud), lalu bertakbir ketika sujud dan ketika
mengangkat kepalanya (dari sujud), kemudian Beliau
melakukan seperti itu dalam shalat seluruhnya hingga
selesai. Dan beliau juga bertakbir ketika bangkit dari
dua rakaat setelah duduk (tasyahud awal).".
(Diriwiyatkan oleh Bukhari dan Muslim).
7. Sujud
Setelah berdiri dari ruku' lalu sujud dengan
bertakbir dan letakkanlah terlebih dahulu kedua lutut
dan jari kaki di atas tanah, kemudian kedua tangan,
kemudian dahi dan hidung dengan menghadapkan
ujung jari-jari kaki ke arah barat kiblat dan
merenggangkan tangan dari kedua lambung dengan
mengangkat sikunya. Dalam sujud ini membaca do'a:
Subhanaka Allahumma Robbana wa bihamdika
Allahummaghfirli, atau salah satu doa dari Nabi.
Sabda Rasulullah:
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هسلَّ هم َّ هع ْن هوائِ ِل ب ِْن ُح ْج ٍر قها هل هرأهيْتُ النَّ ِب
ي ه
(رواه أبوداود.ض هرفه هع يهده ْي ِه هق ْب هل ُر ْكبهت ه ْي ِه هو ِإذها نه هه ه
)والترمذى والنسائى وابن ماجه والدارمى
Dari Wa’il bin Hujr dia berkata: Saya melihat
apabila Nabi shallahu ‘alaihi wasallam sujud,
beliau melektakkan kedua lututnya sebelum kedua
tangannya dan apabila bangkit, beliau mengangkat
kedua tangannya sebelum kedua lututnya.” (HR.
Abu Dawud, al-Tirmidzi, al-Nasai, Ibnu Majah
dan Al-Darimi).
ُصلَّى للا سو ُل للاِ ه ُ هع ْن أ ه ِبي ُه هري هْرة ه قها هل قها هل هر
سلَّ هم إِذها ه
ُس هجده أ ه هحدُ ُك ْم فه هَل يهب ُْر ْك هك هما يهب ُْرك هعله ْي ِه هو ه
(رواه أحمد.ض ْع يهده ْي ِه قه ْب هل ُر ْكبهت ه ْي ِه ير هو ْليه ه ُ ْالبه ِع
)وأبوداود والنسائى والدارمى
Hadits dari Abu Hurairah r.a yang mengatakan bahwa
74
Rasulullah SAW. bersabda: “Kalau salah seorang dari
padamu bersujud,maka janganlah berdekam sebagai
unta berdekam, ialah meletakkan tangannya sebelum
lututnya. (HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Nasai dan al-
Darimi).
ُصلَّى للا سو ُل للاِ ه ُ ب قها هل قها هل هرٍ ع ِازهع ِن ْالبه هر ِاء ب ِْن ه
.ض ْع هكفَّي هْك هو ْارفه ْع ِم ْر هفقهي هْك
ت فه ه
س هج ْد هسلَّ هم إِذها ه
هعله ْي ِه هو ه
)(رواه أحمد و مسلم
Dan hadits dari Barra’ bin ‘Azib dalam Shahih
Muslim juga, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
“Bila kamu bersujud letakkanlah kedua belah
telapak tanganmu dan angkatlah kedua belah
telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu.”
(HR. Ahmad dan Muslim)
Doa sujud, sebagaimana dikemukakan dalam dalil-
dalil dalam bacaan ruku’, adalah :
.ِك الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِلى
س ْب هحان ههك الل ُه َّم هربَّنها هوبِ هح ْمد ه
ُ
Atau:
4× ى اْل هع ِظي ِْم
س ْب هحانه هر ِب ه
ُ
Atau:
ُّ س هربُّ ْال همَله ِئ هك ِة هو
ِالر ْوح ٌ سب ُّْو ٌح قُد ُّْو
ُ
8. Duduk antara dua sujud
سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه
ي ه َّ َِّاس أ ه َّن النَّب
ٍ هع ْن اب ِْن هعب
س ْجدهتهي ِْن اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِلي َّ هكانه هيقُو ُل بهيْنه ال
(رواه.ار ُز ْقنِي ْ اجب ُْرنِي هوا ْه ِدنِي هو ْ ار هح ْمنِي هو
ْ هو
)الترمذى
Dari Ibnu 'Abbas ra bahwa Nabi SAW. membaca
doa di antara kedua sujud dengan ucapan :
"Allahummagh firli warhamni wajburni wahdini
75
warzuqni.” (HR. Tirmidzi)
Cara duduk di antara dua sujud adalah
dengan dudul iftirasy, yaitu meletakkan kaki kiri di
lantai dan duduk di atas telapaknya, dengan posisi
kaki kanan tegak di alat jari-jari yang menghadap
ke kiblat, serta meletakkan kedua tangan di atas
ujung kedua paha.
9. Tasyahud awal
Cara bertasyahud awal adalah dengan duduk
iftirasy dan tangan kanan menggenggam disertai
menjulurkan jari telunjuk. Lalu membaca doa
tasyahud dan shalawat.
Berdasarkan hadis:
سلَّ هم هكانه
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه
سو هل للاِ ه ُ ع هم هر أ ه َّن هر
ُ هع ْن اب ِْن
ض هع هيدههُ ْاليُس هْرى هعلهى ُر ْكبهتِ ِه ش ُّه ِد هو ه ِإذها قه هعده فِي الت َّ ه
عقهده ض هع هيدههُ ْاليُ ْمنهى هعلهى ُر ْك هبتِ ِه ْاليُ ْمنهى هو ه ْاليُس هْرى هو هو ه
) (رواه مسلم.سبَّابه ِةَّ هار ِبال ث ه هَلثهةً هو هخ ْمسِينه هوأهش ه
Muslim dan Ibnu ‘Umar r.a bahwa Rasulullah SAW, jika
duduk dalam tasyahhud, meletakkan tangan kirinya di
atas lutut kirinya dan tangan kanan di atas lulu
kanannya serta menggenggamkannya seperti memberi
isyarat "lima puluh tiga" dengan mengacungkan jari
telunjuknya (HR. Muslim)
صلَّى للاُ هعله ْي ِه
سو ُل للاِ ه ُ الزبهي ِْر هقا هل هكانه هر ُّ هع ْن
ض هع يهدههُ ْاليُ ْمنهى هعلهى فه ِخ ِذ ِهعو هو ه ُ سلَّ هم ِإذها قه هعده يه ْد
هو ه
هارعلهى فه ِخ ِذ ِه ْاليُ ْس هرى هوأهش ه ْاليُ ْمنهى هويهدههُ ْاليُ ْس هرى ه
ص هب ِع ِهْ ض هع إِ ْب هها همهُ هعلهى ِإ سبَّا هب ِة هو هو ه
َّ ص هب ِع ِه ال
ْ ِ ِبإ
) (رواه مسلم.ُطى هويُ ْل ِق ُم هكفَّهُ ْاليُ ْس هرى ُر ْكبهتهه ْال ُو ْس ه
Dan Zubair r.a berkata, adalah Rasulullah SAW,
kalau duduk berdoa, meletakkan tangan kananya di
76
atas paha kanannya dan tangan kirinya di atas
paha kiri, serta mengacungkan telunjuknya, dan
telapak tangan kirinya menggenggam lututnya.
(HR. Muslim).
Dan dalam Tasyahud Awal ialah:
س هَل ُم هعلهي هْكَّ الطيِبهاتُ ال َّ صله هواتُ هو َّ الت َّ ِحيَّاتُ ِ َّّلِلِ هوال
س هَل ُم هعله ْينها َّ ي هو هر ْح همةُ للاِ هوبه هر هكاتُهُ ال ُّ ِأهيُّ هها النَّب
ُصا ِل ِحينه أ ه ْش ههدُ أ ه ْن هَل إِلههه إِ ََّل للا
َّ هو هعلهى ِعبها ِد للاِ ال
ص ِل اللَّ ُه َّم ه،ُهوأ ه ْش ههدُ أ ه َّن ُم هح َّمدًا هع ْبدُهُ هو هر ُسولُه
ْت هعلهى صلَّي ه
هعلهى ُم هح َّم ٍد هو هعلهى آ ِل ُم هح َّم ٍد هك هما ه
ار ْك هعلهى ُم هح َّم ٍد هو هعلهى آ ِل ُم هح َّم ٍدِ آ ِل ِإب هْرا ِهي هم هوبه
يم فِى اْل هعاله ِميْنه إِنَّ هك
ت هعلهى آ ِل إِب هْرا ِه ه ار ْك ه
هك هما هب ه
.ٌهح ِميدٌ هم ِجيد
Artinya: Segala kehormatan, kebahagiaan dan
kebagusan adalah kepunyaan Allah. Semoga keslamatan
bagi engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan
kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga
bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-
baik. Aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah
dan utusanNya. Ya, Allah, limpahkanlah kemurahanMu
kepada Muhammad dan kepada keluarganya,
sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan
keluarganya. Berkahilah Muhammad dan keluarganya
sebagaimana Kau telah berkahi Ibrahim dan
keluarganya. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Terpuji
dan Maha Mulia.
ُصلَّى للا هع ْن هع ْب ِد للاِ ب ِْن هم ْسعُو ٍد أهنَّهُ قها هل إِ َّن ُم هح َّمدًا ه
ع ِل هم فه هواتِ هح ْال هخي ِْر هوخ ههواتِ همهُ فهقها هل ِإذها قه هع ْدت ُ ْم فِي
ُ سلَّ هم
هعله ْي ِه هو ه
َّ صله هواتُ هو
ُالطيِبهات َّ ُك ِل هر ْكعهتهي ِْن فهقُولُوا الت َّ ِحيَّاتُ ِ َّّلِلِ هوال
77
َّ ي هو هر ْح همةُ للاِ هوبه هر هكاتُهُ ال
س هَل ُم ُّ س هَل ُم هعلهي هْك أهيُّ هها النَّ ِب َّ ال
ُصا ِل ِحينه أ ه ْش ههدُ أ ه ْن هَل إِلههه إِ ََّل للاَّ هعله ْينها هو هعلهى ِعبها ِد للاِ ال
سولُهُ هو ْليهت ه هخي َّْر أ ه هحدُ ُك ْم ِم ْن
ُ هوأ ه ْش ههدُ أ ه َّن ُم هح َّمدًا هع ْبدُهُ هو هر
(رواه أحمد.ع ِب ِه هربَّهُ هع َّز هو هج َّل ُ الدُّ هع ِاء أ ه ْع هج هبهُ ِإله ْي ِه هف ْل هي ْد
)والترمذى والنسائى
Dari Ibnu Mas'ud ia mengatakan, Muhammad
shallallahu 'alaihi wassallam diberi pengetahuan
tentang kunci-kunci kebaikan, jawami' dan penutup
kebaikan. Beliau pun bersabda: "Bila kalian duduk
dalam tiap-tiap dua rekaat, bacalah "At-
tahiyatulillah ... dst, lalu pilihlah doa yang kamu
sukai dan berdoalah dengan itu kepada Allah."
(HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nasai).
سو هل للاِ أ ه هم ْرتهنها ُ ع ْج هرةه قها هل قُ ْلنها أه ْو قهالُوا يها هر ُ ب ب ِْن ِ هع ْن هك ْع
ُس هَل ُم فهقه ْد هع هر ْفنهاهَّ س ِل هم هعلهي هْك فهأ ه َّما ال
ي هعلهي هْك هوأ ه ْن نُ ه ص ِل هأ ه ْن نُ ه
ص ِل هعلهى ُم هح َّم ٍد هوآ ِل ص ِلي هعلهي هْك قها هل قُولُوا اللَّ ُه َّم ه ْف نُ ه فه هكي ه
ْت هعلهى إِب هْرا ِه هيم هوبه ِار ْك هعلهى ُم هح َّم ٍد هوآ ِل صلَّي ه
ُم هح َّم ٍد هك هما ه
ٌت هعلهى آ ِل إِب هْرا ِه هيم إِنَّ هك هح ِميدٌ هم ِجيد ار ْك هُم هح َّم ٍد هك هما به ه
Dari Ka’ab bin 'Ujrah dia berkata; kami bertanya
atau mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, Anda
memerintahkan kami untuk bershalawat dan salam
kepada Anda kami telah mengetahui tentang salam,
lalu bagaimana cara kami bershalawat kepada
anda?" beliau bersabda "Ucapkanlah; 'Allahumma
shalli 'ala Muhammadin ...dst (HR. Abu Dawud)
10. Tasyahud akhir
Cara tasyahud akhir ialah dengan duduk tawaruk
yakni menegakkan telapak kaki kanan dengan bertumpu
pada jari-jari yang menghadap ke kiblat dan
memasukkan telapak kaki kiri ke bawah kaki kanan serta
meletakkan pantat di lantai. Kemudian berdoa seperti
78
dalam tasyahud awal tetapi ditambah dengan do'a:
بِ عذها ب هج ههنَّ هم هو ِم ْن ه ِ عوذ ُ ِب هك ِم ْن هعذها ُ اللَّ ُه َّم ِإنِي أ ه
ت هو ِم ْن ش ِهر ِفتْنه ِة ِ ْالقهب ِْر هو ِم ْن ِفتْنه ِة ْال هم ْح هيا هو ْال هم هما
ْال همسِيحِ الدَّ َّجا ِل
Ya Allah! Aku berlindung kepada Engkau dari
siksa Jahannam dan dari siksa kubur, begitu juga
dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya
fitnah Dajjal (Pengembara yang dusta).
Berdasarkan hadits:
الر ْك هع ِة هوإِذها هجله ه.... ى
َّ س فِي َّ قها هل أهب ُْو ُح هم ْي ٍد ال
ُّ سا ِع ِد
ب ْاأل ُ ْخ هرى هوقهعهده هعلهى ْاْل ِخ هرةِ قهد هَّم ِر ْج هلهُ ْاليُس هْرى هونه ه
ص ه
) (رواه البخارى.هم ْقعهدهتِ ِه
Dari Abu Humaid Sa'idi r.a yang berkata:...
Kemudian apabila duduk ada rakaat yang terakhir
ia majukan kaki kirinya dan memimpukkan kaki
kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab
Sahihnya)
ُصلَّى للا سو ُل للاِ ه ُ هع ْن أهبِي ُه هري هْرة ه قها هل قها هل هر
ٍش َّهده أ ه هحدُ ُك ْم فه ْليه ْست ه ِع ْذ ِباللِ ِم ْن أ ه ْربهع
سلَّ هم ِإذها ت ه ه
هعله ْي ِه هو ه
ب هج ههنَّ هم هو ِم ْنِ عذها عوذُ بِ هك ِم ْن ه ُ يهقُو ُل اللَّ ُه َّم ِإنِي أ ه
ت هو ِم ْن ش ِهر ِ ب ْالقهب ِْر هو ِم ْن فِتْنه ِة ْال هم ْحيها هو ْال هم هما ِ هعذها
) (رواه مسلم.فِتْنه ِة ْال همسِيحِ الدَّ َّجا ِل
Pari Abu Hurairah, dia berkata; "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah
seorang diantara kalian tasyahud (akhir), hendaklah
meminta perlindungan pada Allah dari empat perkara
dan berdoa Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari
siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan
79
dan kematian, serta keburukan fitnah Musihid
Dajjal)." (HR. Muslim)
11. Salam
Setelah membaca dan meminta perlindungan
dan empat perkara maka shalat diakhiri membaca
dua kali salam. Salam pertama disertai menoleh
ke kanan hingga terlihat pipi kanan dari belakang
dan yang kedua menoleh ke kiri dengan cara yang
sama.
Berdasarkan hadits:
ُصلَّى للا
سو هل للاِ ه ُ س ْع ٍد هع ْن أ ه ِبي ِه قها هل ُك ْنتُ أ ه هرى هرهع ْن ه
س ِار ِه هحتَّى أ ه هرى
سلَّ هم يُ هس ِل ُم هع ْن هي ِمينِ ِه هو هع ْن هي ه
هعله ْي ِه هو ه
) (رواه مسلم.اض خ ِهد ِه هب هي ه
Dari hadis dari Sa'ad : "Soya melihat Rasulullah SAW.
Bersalam ke arah kanan dan ke arah kirinya, sampai
kulihat putih pipinya." (Diriwayatkan oleh Muslim
dalam Kitab Sahihnya).
C. MACAM-MACAM SHALAT
1. Shalat Wajib
a. Pengertian Shalat Wajib
Yang dimaksud shalat wajib di sini adalah
shalat lima waktu yang menjadi kewajiban agama
(disyari'atkan) di masa sebelum Hijrah, yaitu pada
tahun 11 dari kenabian Muhammad SAW, atau
tahun 621 Masehi, ketika beliau dimi'rajkan.
b. Kedudukan Shalat Wajib
Shalat adalah salah satu dari rukun Islam,
rukun yang kedua. Akan tetapi dari deretan semua
kewajiban dan ibadah-ibadah pokok, shalat adalah
yang pertama daripada ibadah-ibadah lainnya.
Shalat adalah fardhu 'ain (kewajiban perorangan)
atas tiap-tiap orang Islam yang telah baligh
(dewasa), baik laki-laki maupun perempuan.
Tidak ada kewajiban-kewajiban agama yang
paling dipentingkan disebut dalam Al-Qur'an
lebih daripada shalat itu. Al-Qur'an telah
menerangkannya dalam berbagai bentuk dan gaya
bahasa, kadang-kadang dengan perintah yang
tegas, kadang-kadang pula dengan pernyataan
ujian bagi orang-orang yang melakukannya dan
celaan bagi orang yang meninggalkannya.
Firman Allah SWT:
َّ ب هوأهقِ ِم ال
صَلة ه ِإ َّن ِ ي ِإلهي هْك ِمنه ْال ِكتها
وح ه ِ ُ اتْ ُل هما أ
َّ هاء هو ْال ُم ْن هك ِر هوله ِذ ْك ُر
َِّللا ِ ع ِن ْالفه ْحش صَلة ه ت ه ْن ههى ه َّ ال
)45 :صنهعُونه (العنكبوت ْ أ ه ْكبه ُر هوللاُ يه ْعله ُم هما ت ه
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari
Al Kitab dan dirikanlah shalat: sesungguhnya shalat
81
itu mencegah manusia dari perbuatan yang keji dan
munkar dan sesungguhnya ingat kepada Allah adalah
lebih besat (manfaatnya) dan Allah mengetahui apa
yang kamu perbuat" (QS. Al-Ankabut (29): 45).
Nabi Muhammad SAW. bersabda:
ُصلَّى للا سو هل للاِ ه هع ْن أهبِي ُه هري هْرة ه قها هل ه
ُ س ِم ْعتههُ هر
ب بِ ِه ْالعه ْبدُ هي ْو همُ هعله ْي ِه هو هسلَّ هم هيقُو ُل إِ َّن أ ه َّو هل هما يُ هحا هس
ت هفقه ْد أ ه ْفله هح ْ صلُ هح
ص هَلتُهُ فهإ ِ ْن ه ْال ِقيها هم ِة ِم ْن هع هم ِل ِه ه
(رواه.هاب هو هخس هِر ت هف هق ْد خ ه ْ هوأ ه ْن هج هح هو ِإ ْن فه هسده
)الترمذى
Dari Abu Hurairah berkata; "Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda: "Sesunguhnya yang
pertama kali yang dihisab atas amalan seorang
hamba pada hari qiamat adalah shalatnya, jika
shalatnya baik maka ia akan beruntung dan
selamat, jika shalatnya rusak maka ia akan
celaka dan merugi. (HR. Tirmidzi)
82
ط هرفهي ِ النَّ هه ِار هو ُزلهفًا ِمنه اللَّ ْي ِل ِإ َّن
صَلة ه ه َّ هوأهقِ ِم ال
ت ذه ِل هك ِذ ْك هرى ِللذَّا ِك ِرينهِ س ِيئهاَّ ت يُ ْذ ِهبْنه ال ْال هح ه
ِ سنها
)114 :(هود.
Dirikanlah olehmu shalat pada dua tepi siang dan
pada sebagian dari malam hari. Bahwasanya
kebajikan-kebajikan itu menghilangkan kejahatan-
kejahatan. Itulah peringatan bagi segala orang yang
ingat. (QS. Hud-11 (: 114).
ق اللَّ ْي ِل ش ْم ِس ِإلهى هغ ه
ِ س َّ وك الِ ُصَلة ه ِلدُل َّ أهقِ ِم ال
.هوقُ ْرآنه ْالفه ْج ِر ِإ َّن قُ ْرآنه ْالفه ْج ِر هكانه هم ْش ُهودًا
)84:(اإلسراء
Dirikanlah olehmu shalat sesudah tergelincir
matahari hingga gelap malam dan dirikan shalat
subuh bahwasanya shalat subuh itu adalah shalat
yang disaksikan Malakatf (QS.Al-Isra, (17) :78).
Macam dan ketentuan waktu shalat wajib
adalah sebagai berikut:
1) Shalat Zhuhur
Pemulaan waktu shalat zhuhur adalah dari
tergelincimya matahari dari pertengahan
langit, sedangkan akhir waktunya adalah
ketika bayangan sesuatu benda itu sama
panjangnya dengan benda aslinya.
2) Shalat Ashar
Permulaan waktu shalat Ashar adalah ketika
bayangan sesuatu telah sepanjang bendanya,
yakni mulai dari berakhirnya waktu zhuhur,
sedangkan akhir waktunya hingga waktu
83
matahari masih bersih dan belum menguning.
84
3) Shalat Maghrib
Pemulaan waktu magrib adalah telah
seumpamanya matahari terbenam. Sedangkan
akhir waktunya adalah telah hilangnya syafaq
merah (mega merah di kaki langit sebelah Barat).
4) Shalat Isya’
Permulaan waktu shalat Isya' adalah dari hilangnya
syafaq merah, sedangkan akhir waktunya adalah
sampai separuh malam yang akhir (menjelang fajar)
5) Shalat Shubuh
Pemulaan waktu shalat Subuh adalah dari
terbit fajar siddiq (garis putih yang melintang
dari selatan ke utara dari kaki langit sebelah
Timur). sedangkan akhir waktunya hingga
sempurna terbit matahari.
Ketentuan waktu-waktu shalat di atas, berdasarkan
keterangan yang diperoleh dari hadis Nabi SAW:
ُصلَّى للا سو هل للاِ ه ُ ع ْم ٍرو أ ه َّن هر ع ْب ِد للاِ ب ِْن ههع ْن ه
س ُ ش ْمَّ ت ال ْ الظ ْه ِر إِذها زه اله ُّ ُسلَّ هم قها هل هو ْقت هعله ْي ِه هو ه
ص ُر ْ ض ْر ْالعه ُ طو ِل ِه هما له ْم يه ْح ُ الر ُج ِل هك
َّ هو هكانه ِظ ُّل
ُس هو هو ْقت ُ ش ْم َّ صفه َّر ال ْ ص ِر هما له ْم ت ه ْ هو هو ْقتُ ْال هع
ِص هَلة شفه ُق هو هو ْقتُ ه َّ ب هما له ْم هي ِغبْ ال ِ ص هَلةِ ْال هم ْغ ِر ه
ص هَل ِةس ِط هو هو ْقتُ ه ه َّ
ف الل ْي ِل ْاأل ْو ه ْ ِْال ِعش ِهاء ِإلهى ن
ِ ص
.س ُ ش ْم ْ طلُوع ْالفه ْج ِر هما له ْم ت ه
َّ طلُ ْع ال ُ صبْحِ ِم ْن ُّ ال
ِ
)(رواه مسلم
Dari Abdullah bin Umar r.a bahwasanya
Rasulullah bersabda : "Waktu Zhuhur itu adalah
tatkala matahari condong (ke sebelah barat
sampai bayang-bayang orang sama dengan
tingginya sebelum datang waktu asar, dan waktu
85
asar selama matahari belum menguning, dan
waktu shalat Mahgrib selagi belum hilang syafaq
dan waktu shalat Isya' hingga tengah (setelah
terbenam matahari; dan waktu shalat Isya'
hingga tengah malam dan waktu shalat Shubuh
dari terbit fajar hingga sebelum terbit matahari.
(HR. Muslim)
88
3) Shalat Tahiyat Al-Masjid
89
ي ض ه ِ ي هر هع ْن أهبِى قهتهادهة ه بْنه ِر ْب ِعي ٍ ْاأل ْن ه
َّ ص ِار
سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ي ه ُّ ع ْنهُ قها هل قها هل النَّ ِب
للاُ ه
س هحتَّى ْ ِإذها ده هخ هل أ ه هحدُ ُك ْم ْال هم ْس ِجده فه هَل هي ْج ِل
) (متفق عليه.ي هر ْك هعتهي ِْن ص ِل ه
يُ ه
Dari Qatadah r.a berkata, bersabda Rasulullah
SAW. "Apabila seseorang masuk masjid, jangan
ia duduk sebelum ia shalat dua rakaat (HR.
Bukhari-Muslini)
ي ُّ ع ْب ِد للاِ قها هل هجا هء هر ُج ٌل هوالنَّ ِب
هع ْن هجا ِب ِر ب ِْن ه
اس يه ْو هم ب النَّ ه ُ طُ سلَّ هم هي ْخ
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
ْت يها فُ هَل ُن قها هل هَل قها هل قُ ْم ْال ُج ُمعه ِة فهقها هل أ ه ه
صلَّي ه
) (متفق عليه.ار هك ْع هر ْكعهتهي ِْن ْ فه
Dari Jabir bin Abdullah r.a bahwa pernah
ada seseorang masuk masjid pada hari
Jum'at ketika Nabi sedang berkhutbah, lalu
ditegurnya: Sudahkah engkau shalat? Dia
menjawab belum, maka bersabda Nabi SAW:
Maka berdirilah dan shalatlah 2 rakaat"
(HR. Bukhari Muslim)
Dari kedua hadis tersebut di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa: (a) disyariatkan
(masyru') shalal 2 rakaat bagi orang yang masuk
masjid (b) dilarang duduk di dalam masjid
kecuali setelah melaksanakan shalat 2 rakaat,
yang kemudian disebut Tahiyyatul Masjid .
4) Shalat Rawatib
Yang dimaksud shalat sunnat rawatib yaitu :
a) Shalat Sunnat Fajar
Sangat disunnatkan (sunnah muakkadah)
kita mengerjakan shalat sunnat fajar 2
90
rakaat dengan ringan. Pada rakaat
pertama kita membaca Qulya Ayyuhal
Kafirun dan Qul Huwallahu Ahad pada
rakaat ke dua.
ُ صلَّى
َّللا هعله ْي ِه شةه هع ْن النَّبِي ِ ه
هع ْن هعائِ ه
سلَّ هم قها هل هر ْكعهتها ْالفه ْج ِر هخي ٌْر ِم ْن
هو ه
(رواه مسلم.الدُّ ْنيها هو هما فِي هها
)والترمذى
Dan 'Aisyah dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda: "Dua rakaat
fajar lebih baik daripada dunia seisinya."
(HR. Muslim dan Tirmidzi)
ت له ْم
ْ ى للاُ هع ْن هها قهاله ض ه ِ شةه هر هع ْن هعائِ ه
سلَّ هم هعلهى
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ي ه َّ هي ُك ْن النَّ ِب
شدَّ ُم هعا ههدهة ً هعلهى هيءٍ ِمنه النَّ هوا ِف ِل أ ه ه ْ ش
هر ْكعهتهي ِْن قه ْب هل الفه ْج ِر (رواه مسلم
)والترمذى
Dari Aisyah radliallahu 'anha berkata:
"Tidak ada shalat sunnat yang lebih Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tekuni
daripada dua raka'at Fajar". (HR.
Muslim dan Tirmidzi)
b) Shalat sunnat sebelum dan sesudah
zhuhur
Shalat sunnat sebelum Zhuhur 2
rakaat atau 4 rakaat, begitu juga sesudah
shalat zhuhur. Adapun pada Jum'at kita
mengerjakan tathawwu' sebanyak yang
kita sukai sampai imam datang. Dan
sesudah shalat Jum'at, shalat tathawwu’ 2
91
rakaat atau 4 rakaat.
92
ي الهُ ض هع هم هر هر ِ هع ْن هع ْب ِد للاِ ب ِْن ُ
سو ِل للاِ صلَّ ْيتُ هم هع هر ُ هع ْن ُه هما قها هل ه
سل هم هر ْك هعتهي ِْن قه ْب هلَّ صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
ُّ
الظ ْه ِر الظ ْه ِر هو هر ْك هعتهي ِْن هب ْع هد ُّ
هو هر ْك هعتهي ِْن هب ْعده ْال ُج ُم هع ِة هو هر ْك هعتهي ِْن هب ْعده
ب هو هر ْكعهتهي ِْن به ْعده ْال ِعش ِ
هاء. ْال هم ْغ ِر ِ
(متفق عليه)
Dari Abdullah bin Umar yang berkata:
"Aku shalat bersama Rasulullah SAW, 2
rakaat sebelum Zhuhur dan 2 rakaat
sesudah Zhuhur; dua rakaat sesudah
Jum’ah dan dua rakaat sesudah Maghrib,
”'dan 2 rakaat sesudah Isya
(HR. Bukhari Muslim).
ع هم هر يُ ِطي ُل هع ْن نهافِعٍ هقا هل هكانه اب ُْن ُ
ص ِلي هب ْعدههها ص هَلة ه قه ْب هل ْال ُج ُم هع ِة هويُ ه
ال َّ
سو هل ه
ِث أ َّن هر ُ هر ْك هعتهي ِْن ِفي به ْي ِت ِه هويُ هحد ُ
سلَّ هم هكانه هي ْف هع ُل
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه للاِ ه
ذه ِل هك( .رواه أبو داود)
Dari Nafi’ berkata; "Ibnu Umar biasa
)memanjangkan shalatnya sebelum (shalat
Jum'at, dan shalat (sunnah) setelahnya dua
raka'at di rumahnya, dia mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga
melakukan yang demikian itu." (HR.Abu
)Dawud
صلَّى للا ُ سو ُل للاِ ه هع ْن أهبِي ُه هر ْي هرة ه قها هل قها هل هر ُ
صلَّى أ ه هحدُ ُك ْم ْال ُج ُم هعةه فه ْليُ ه
ص ِل سلَّ هم ِإذها ه هعله ْي ِه هو ه
به ْعدههها أ ه ْربهعًا (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah ia berkata "bahwa
93
Rasulullah SAW bersabda: Apabila
orang mengerjakan shalat Jam'at,
hendaklah ia mengerjakan shalat 4
rakaat sesudahnya (HR. Muslim)
c) Shalat 2 rakaat sebelum shalat ashar
سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه
س ْو هل للاِ ه أ ُ ُّم ه
ُ سله همةه ِإ َّن هر
ْ ص ِلى هر ْك هعتهي ِْن قه ْب هل اْلعه
ص ِر هكانه يُ ه
Hadis Ummu Habibah menyebutkan
2 rakaat sebelum Ashar, pengganti 2
rakaat sesudah Isya".
d) Shalat 2 rakaat sebelum shalat maghrib
dan 2 rakaat sesudahnya
ص ِلي هعلهى هع ْه ِد هس بْنه همالِكٍ ُكنَّا نُ ه هع ْن أهن ه
سلَّ هم هر ْكعهتهي ِْن به ْعده
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه النَّبِي ِ ه
ِ ص هَلةِ ْال هم ْغ ِر
ب ش ْم ِس قه ْب هل ه َّ ب ال ِ غ ُرو ُ
صلَّى للاُ هعله ْي ِه سو ُل للاِ ه ُ فهقُ ْلتُ لههُ أ ه هكانه هر
ص ََّل ُه هما قها هل هكانه هي هرانها نُ ه
ص ِلي ِه هما سلَّ هم ههو ه
) (رواه مسلم.فهله ْم هيأ ْ ُم ْرنها هوله ْم هي ْن ههنها
Dari Anas bin Malik ang berkata: "Pada
masa hidup Nabi SAW, kami mengerjakan
shalat 2 rakaat sesudah matahari terbenam
sebelum shalat Maghrib, aku tegur dia,
adakah Rasulullah SAW, sendiri
mengerjakan itu? Jawabnya: Beliau SAW,
melihat kami mengerjakan 2 rakaat itu,
tetapi Beliau tidak menyuruh atau pun
melarang kami". (HR. Muslim).
Untuk shalat dua rakaat sesudah
Maghrib dasarnya adalah hadis Ibnu
Umar yang telah kami sebutkan di depan.
94
e) Shalat 2 rakaat atau 4 rakaat sesudah Isya'
ض ْم هرة ه هع ْن هع ِلي ٍ قها هل هكانه ِ هع ْن هع
اص ِم ب ِْن ه
ص ِلي سلَّ هم يُ هصلَّى للاُ هع هل ْي ِه هو ه
سو ُل للاِ ه ُ هر
فِي إِثْ ِر ُك ِل ه
ص هَلةٍ هم ْكتُوبه ٍة هر ْكعهتهي ِْن إِ ََّل
) (رواه أبوداود.ص هر ْ ْال هف ْج هر هو ْالعه
"Karena hadis Ashim dari Ali r.a yang
berkata bahwa Rasulullah setiap selesai
shalat fardhu selalu mengerjakan shalat 2
rakaat, selain Shubuh dan Ashar" (HR.
Abu Dawud).
ُي للا ض هِ شةه هر ارة ُ ب ُْن أ ه ْوفهى أه َّن هعائِ ه ُز هر ه
ِسو ِل للا ُ ص هَل ِة هر ت هع ْن ه ْ س ِئ هل
ُ هع ْن هها
ف اللَّ ْي ِل
ِ صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هسلَّ هم ِفي هج ْو ه
ص ِلي ْال ِعشها هء فِي هج هما هع ٍة ت هكانه يُ ه ْ هف هقا هل
ت ٍ ث ُ َّم يه ْر ِج ُع ِإلهى أ ه ْه ِل ِه فه هي ْر هك ُع أ ه ْربه هع هر هك هعا
(رواه.ث ُ َّم هيأ ْ ِوي ِإ هلى ِف هرا ِش ِه هويهنها ُم
)أبوداود
"Karena hadis Zurra bin Aufa bahwa
Aisyah r.a pernah ditanya tentang shalat
Rasulullah SAW, di tengah malam dan ia
menjawab: Adalah Beliau shalat Isya'
berjama'ah kemudian pulang kepada
kelaurganya, lalu shalat 4 rakaat kemudian
masuk ke tempat tidur dan tidur " (HR. Abu
Dawud).
5) Shalat Lail/Tarawih
a) Landasan dan Hukumnya
Firman Allah:
95
سى أه ْنهو ِمنه اللَّ ْي ِل فهته هه َّج ْد ِب ِه نها ِفلهةً هل هك هع ه
.هم ْح ُمودًا هم هقا ًما هرب هُّك هي ْب هعثه هك
)80:(اإلسراء
"Dan di sebagian malam, maka bertahajudlah
kamu sebagai tambahan keutamaan bagimu.
Niscaya Allah akan mengangkat ketempat
yang terpuji” (Al Isra': 79)
)2( ) قُ ِم اللَّ ْي هل ِإَل قه ِليَل1( هيا أهيُّ هها ْال ُم َّز ِم ُل
) أه ْو ِز ْد هعله ْي ِه4( ص ِم ْنهُ هق ِليَل
ْ ُصفههُ أه ِو ا ْنق ْ ِن
)4( هو هرتِ ِل ْالقُ ْرآنه ت ه ْرتِيَل
"Hai orang-orang yang berselimut,
bangunlah untuk shalat lail pada malam
hari, kecuali sedikit saja atau seperduanya,
atau kurangi dari seperdua, atau lebihkan
dari seperdua. Dan bacalah Al-Qur'an
dengan seksama" (QS. Muzamil : 1-4)
ُس ِم ْعت
ال ه ي للاُ هع ْنهُ قه هض ه ِ أ ه َّن أهبها ُه هري هْرة ه هر
سلَّ هم يهقُو ُل
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه سو هل للاِ ه ُ هر
ُغ ِف هر لههُ سابًا ْ ضانه هم ْن قها همهُ ِإي همانًا هو
احتِ ه ِل هر هم ه
) (متفق عليه.هما تهقهد هَّم ِم ْن ذه ْن ِب ِه
"Barangsiapa melakukan shalat malam
pada bulan Ramadhan didasari dengan
iman dan penghargaan akan rida Allah,
maka ia diampuni dosa-dosanya yang
telah dilakukannya" (HR. Bukhari
Muslim).
Adapun hukum qiyamu Ramadhan /
shalat tarawih (secara fiqhiyah) adalah
sunnah muakkadah. Seperti ditegaskan
96
dalam ayat Al-Qur'an terdahulu dan hadis
berikut ini:
ي للاُ هع ْنهُ قها هل قها هل ض هِ هع ْن أ ه ِبي ُه هري هْرة ه هر
ض ُل سلَّ هم أ ه ْف هصلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هَّللاِ ه َّ سو ُل ُ هر
ش ْه ُر للاِ ْال ُم هح َّر ُم ضانه ه الص هي ِام به ْعده هر هم هِ
ُ ص هَلة ض ِة ه ْ
ص هَلةِ به ْعده الفه ِري ه َّ ض ُل ال هوأ ه ْف ه
) (رواه مسلم.اللَّ ْي ِل
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu ia
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Seutama-utama puasa
setelah Ramadhan ialah puasa di bulan
Muharram, dan seutama-utama shalat
sesudah shalat Fardlu ialah shalat malam. "
(HR Muslim).
b) Macam-macam nama shalat lail dan
pengertiannya:
(1) Shalat Lail, dinamakan shalat lail karena
dilakukan pada waktu malam hari.
(2) Shalat Tahajjud, tahajjud artinya jaga da
tidur. Dinamakan shalat tahajjud karena
pelaksanaannya diperlukan meluangka
waktu untuk jaga dari tidur.
(3) Shalat Tarawih, berasal dari kata
"Raha Yaruhu" artinya istirahat.
Tarawih artinya berkali-kali istirahat.
Kita melakukan shalat tarawih diselingi
istirahat setiap 2 atau rakaat.
(4) Shalat Witir, karena jumlahnya ganjil
yakni mulai 1 rekaat hingga 11 rakaat.
(5) Qiyamu Ramadhan, apabila shalat Lail
dilakukan pada bulan Ramadhan.
(6) Shalat Witir mempuanyai makna, yaitu
97
Witir dalam arti luas dan Witir dalam
arti sempit.
Shalat witir dalam arti luas, yakni
witir dalam arti luas jumlah 1 rakaat
(karena ganjil). Seperti hadis Nabi:
ُصلَّى للا سو ُل للاِ ه ُ هع ْن هجا ِب ٍر قها هل هقا هل هر
آخ ِر ِ وم ِم ْن سلَّ هم هم ْن خ ه
هاف أ ه ْن هَل هيقُ ه هعله ْي ِه هو ه
ُآخ هره ِ وم اللَّ ْي ِل فه ْليُو ِت ْر أ ه َّو هلهُ هو هم ْن ه
ط ِم هع أ ه ْن هيقُ ه
آخ ِر اللَّ ْي ِل
ِ ص هَلة ه آخ هر اللَّ ْي ِل هفإ ِ َّن ه ِ فه ْليُوتِ ْر
) (رواه مسلم.ل ُضهم ْش ُهودهة ٌ هوذه ِل هك أ ه ْف ه
"Dari Jabir katanya, bersabda rasulullah:
Barangsiapa khawatir tidak akan bangun
pada akhir malam, maka boleh ia berwitir
pada awalnya dan barangsiapa yang yakin
bahwa ia bisa bangun malam, maka
hendaklah ia berwitir pada akhir malam itu
disaksikan (oleh para malaikat penjaga
siang dan malam) dan yang demikian itu
lebih utama " (HR.Muslim).
Berwitir pada hadis di atas adalah shalat lail.
Witir dalam artian sempit yakni witir
atau witir penutup bagi shalat lail, yang
sebanyak tiga atau satu rakaat, seperti hadis
Nabi:
ِسو ُل للا ُ ب قها هل هكانه هر ٍ هع ْن أ ُ هبي ِ ب ِْن هك ْع
س ِب ْح ا ْس هم سلَّ هم يُو ِت ُر بِ ه
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
ُهربِ هك ْاأل ه ْعلهى هوقُ ْل ِللَّذِينه هكفه ُروا وللا
ص همدُ (رواه أحمد وأبوداود َّ احدُ الِ ْال هو
هوفِي الثَّا ِلث ه ِة:(وفى رواية النسائى
98
بِقُ ْل ُه هو للاُ أ ه هحدٌ هو هَل يُ ه
س ِل ُم ِإ ََّل فِي
آخ ِر ِه َّن
ِ
“Dari Ubai bin Kaab: Adalah Rasulullah
SAW. berwitir dengan (membaca)
Sabbihisma Rabbikal A'la dan Qul Ya
Ayyuhal Kafirun dan Qul Huwallahu
Ahad". (Diriwayatkan oleh Ahmad dan
Abu Dawud) dan dalam riwayat Nasai
disebutkan pada rekaat ketiga membaca
Qul Huwallah Ahad, dan tidak memberi
salam kecuali pada akhirnya.
Dengan penjelasan tersebut di atas
maka tidak akan terjadi 2 witir dalam
semalam, sebagimana ditegaskan dalam
hadis Nabi :
َّ س ِم ْعتُ النَّ ِب
ي ق ب ُْن هع ِلي ٍ قها هل ه ِ ط ْل
هع ْن ه
انِ سلَّ هم يهقُو ُل هَل ِوتْ هر
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هه
(رواه أحمد وأبوداود.ِفي له ْيله ٍة
)والنسائى وصححه ابن حبان
“Tidak ada 2 witir dalam satu malam"
(HR. Ahmad, Abu Dawud dan Nasai,
disahihkan oleh Ibnu Hibban).
102
Berdasarkan hadis:
ت هما ْ ى للاُ هع ْن هها قهاله ض ه ِ شةه هر هع ْن هعائِ ه
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هسلَّ هم سو ُل للاِ ه ُ هكانه هر
ضانه هو هَل فِي هغي ِْر ِه هعلهى يه ِزيدُ فِي هر هم ه
ص ِلي أه ْربهعًا فه هَل إِ ْحدهى هع ْش هرة ه هر ْك هعةً يُ ه
ص ِلي طو ِل ِه َّن ث ُ َّم يُ هُ تهسْأ ه ْل هع ْن ُح ْسنِ ِه َّن هو
طو ِل ِه َّنُ أه ْر هبعًا هف هَل تهسْأ ه ْل هع ْن ُح ْس ِن ِه َّن هو
ت هعا ِئ هشةُ هفقُ ْلتُ هيا ْ ص ِلي ثه هَلثًا هفقها هل ث ُ َّم يُ ه
سو هل للاِ أهتهنها ُم هق ْب هل أ ه ْن تُو ِت هر هفقها هل هيا ُ هر
.ان هو هَل يهنها ُم قه ْل ِبي ِ ي تهنها هم َّ شةُ ِإ َّن هع ْينه
هعائِ ه
)(متفق عليه
"Aisyah berkata : "Rasulullah tidak
pernah menambah (shalat Lail)
baik pada bulan Ramadhan maupun
pada waktu yang lain lebih dari 11
rakaat. Maka beliau shalat 4 rakaat
dan jangan kamu tanyakan tentang
bagus dan panjangnya: kemudian
beliau shalat tiga rakaat. Berkata
Aisyah': ya Rasulullah apakah
paduka tuan hendak tidur sebelum
witir? Rasulullah bersabda: Wahai
Aisyah, sesungguhnya kedua
mataku tidur, tetapi hatiku tidak
tidur" (Muttafaq 'alaih).
Catatan:
Sebenarnya masih ada rumus
lainnya, namun kesahihannya masih
dibawah rumus di atas. (Lihat
Putusan Tarjih Muhammadiyah
103
p.342) Sehingga kami mencukupnya
dua rumus di atas. Dari dua rumus
yang dikemukakan di atas, keduanya
sama-sama berdasarkan hadis shahih
sehingga dua ramus tersebut
merupakan alternative pelaksanaan
yang kita boleh memilih mana yang
kita sukai.
(c) Doa Ba'da shalat Tarawih/Witir
Sesudah kita membaca salam dari
shalat witir, amat disukai
(disunnahkan) membaca doa:
4× س ْب هحانه ْال هم ِل ِك اْلقُد ُّْو ِس
ُ
"Maha suci Tuhan, Raja yang
qudum (3x)
ُّ ب ْال همَلهئِ هك ِة هو
ِالر ْوح ِ هر
"Tuhan segenap Malaikat dan
Ruh".
Kemudian dilanjutkan dengan doa-
doa yang lain menurut kepentingan
kita masing-masing.
6) Shalat Dhuha
Yaitu shalat 2 rakaat atau lebih, maksimal
rakaat, waktunya mulai terbitnya matahari (waktu
Duha) sampai dengan menjelang zhuhur.
ع ْنهُ قها هل
ي للاُ ه ض هِ هع ْن أ ه ِبي ُه هري هْرة ه هر
ُ ث هَل أهده
ع ُه َّن هحتَّى ٍ صانِي هخ ِلي ِلي بِث ه هَل أ ه ْو ه
ص ْو ِم ث ه هَلث ه ِة أهي ٍَّام ِم ْن ُك ِل ه
ش ْه ٍر وت ه أ ه ُم ه
(متفق.ض هحى هون ْهو ٍم هعلهى ِوتْ ٍر ُّ ص هَلةِ ال
هو ه
)عليه
104
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu
berkata: "Kekasihku (Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam) telah berwasiat kepadaku
dengan tiga perkara yang tidak akan pernah
aku tinggalkan hingga aku meninggal dunia,
yaitu shaum tiga hari pada setiap bulan,
shalat Dhuha dan tidur dengan shalat witir
terlebih dahulu ". (HR. Bukhari Muslim)
ب أ ه ْخ هب هرتْ ِني أ ه َّنٍ طا ِلت أ ه ِبي ه أ ه َّن أ ُ َّم هها ِن ٍئ ِب ْن ه
سلَّ هم أهت هى به ْعده هما صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه سو هل للاِ ه ُ هر
ُ
ستِ هر هعله ْي ِه
ُ ب فه ٍ ي بِث ه ْو ار يه ْو هم ْالفهتْحِ هفأتِ ه ُ ْارتهفه هع النَّ هه
ت هَل أ ه ْد ِري ٍ ي هر هك هعا س هل ث ُ َّم قه هام فه هر هك هع ث ه همانِ ه
فها ْغت ه ه
س ُجودُهُ ُك ُّل ُ عهُ أ ه ْم ُ ط هو ُل أ ه ْم ُر ُكو ْ أهقِيها ُمهُ فِي هها أه
) (رواه مسلم.ب ٌ ذه ِل هك ِم ْنهُ ُمتهقه ِار
Ummu Hani' binti Abu Thalib. Dia mengabariku
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pernah datang ketika siang agak meninggi, yaitu
ketika penaklukan kota Makkah, beliau diberi
kain dan beliau pun ditutupi, kemudian beliau
mandi. Setelah itu beliau berdiri dan ruku'
sebanyak delapan rakaat, soya tidak tahu apakah
berdirinya lebih lama ataukah ruku'nya, ataukah
sujudnya, semua sepertinya hampir sama ".
(HR.Muslim)
7) Shalat Safar
Yaitu shalat 2 rakaat ketika akan bepergian dan 2
rakaat datang dari bepergian sebelum duduk.
105
هجا هء هر ُج ٌل إِ هلى: قها هل،ٍهع ْن هع ْب ِد للاِ ب ِْن هم ْسعُ ْود
يها: فهقها هل،سلَّ هم صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه س ْو ِل للاِ ه ُ هر
ِإنِى أ ُ ِر ْيدُ أ ه ْن هأ ه ْج ُر ُج ِإ هلى اْل هب ْح هري ِْن،ِس ْو هل للا
ُ هر
صلَّى للاُ هعله ْي ِه س ْو ُل للاِ ه ُ هف هقا هل هر،ار ِةِفى ِت هج ه
) (رواه الطبرانى.ص ُّل هر ْك هعتهي ِْن ه:سلَّ هم هو ه
"Dari Ibnu Mas'ud yang mengatakan:
"Pernali datang seorang laki-laki kepada
Rasulullah, berkata: Ya Rasulullah soya
hendak pergi ke Bahrain untuk urusan
dagang, lalu Rasulullah menyuruh orang itu:
pergilah shalat 2 rakaat". (HR Thabrani).
ي للاُ هع ْن ُه هما هقا هل ض ه ِ هع ْن هجا ِب هر بْنه هع ْب ِد
ِ للا هر
سلَّ هم فِي ه
س هف ٍر صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هُك ْنتُ هم هع النَّبِي ِ ه
ص ِل فهله َّما قهد ِْمنها ْال همدِينهةه هقا هل ِلي ا ْد ُخ ْل ْال هم ْس ِجده فه ه
) (رواه البخارى و أحمد.هر ْك هعتهي ِْن
Dan Jafar bin Abdullah yang mengatakan: "Aku
pernah bersama Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam dalam suatu perjalanan dan ketika
kami tiba Madinah, Beliau berkata kepadaku:
"Masuklah ke dalam masjid lalu shalatlah dua
Rakaat" (HR.Bukhari dan Ahmad)
8) Shalat Istikharah
Jika kita akan mengambil ketegasan
sesuatu yan penting, maka hendaklah kita
mengerjakan shala dua rakaat di luar shalat wajib
dan bacalah doa:
ير هك بِ ِع ْل ِم هك هوأه ْست ه ْقد ُِر هك ِبقُ ْد هر ِت هك ُ اللَّ ُه َّم إِنِي أ ه ْست ه ِخ
ض ِل هك ْالعه ِظ ِيم فهإِنَّ هك ت ه ْقد ُِر هو هَل أ ه ْقد ُِر ْ هوأهسْأ هلُ هك ِم ْن فه
ت ِ ت هع ََّل ُم ْالغُيُو
ب اللَّ ُه َّم ِإ ْن ُك ْن ه هوت ه ْعله ُم هو هَل أ ه ْعله ُم هوأ ه ْن ه
106
ت ه ْعله ُم أ ه َّن ههذها ْاأل ه ْم هر هخي ٌْر ِلي فِي دِينِي هو همعها ِشي
ُاج ِل أ ه ْم ِري هوآ ِج ِل ِه فها ْقد ُْره ِ هو هعا ِق هب ِة أ ه ْم ِري أ ه ْو قها هل هع
ت ت ه ْعله ُم أ ه َّن
ِلي هو هيس ِْرهُ ِلي ث ُ َّم هب ِار ْك ِلي فِي ِه هو ِإ ْن ُك ْن ه
ههذها ْاأل ه ْم هر ش ٌّهر ِلي فِي دِينِي هو هم هعا ِشي هو هعاقِ هب ِة
ُص ِر ْفه ْ آج ِل ِه فها ِ اج ِل أ ه ْم ِري هوِ أ ه ْم ِري أ ه ْو قها هل فِي هع
ْث هكانه ُ ع ْنهُ هوا ْقد ُْر ِلي ْال هخي هْر هحيص ِر ْفنِي ه ْ هعنِي هوا
ضنِي ِ ث ُ َّم أ ه ْر
"Ya Allah arahkanlah diriku kepada yang baik
dengan ilmu-Mu, dan berilah aku kemampuan
dengan kekuasaan-Mu, dan aku selalu mengharap
akan anugerahMu yang melimpah, Sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa, dan aku tidak kuasa
sedikitpun, dan Engkau Yang Maha Mengetahui,
dan aku tidak tahu sedikitpun. Dan Engkaulah
Yang Maha Mengetahui segala yang Gaib. Ya
Allah, jika hal ini baik bagiku, bagi agama, dunia,
penghidupan dan kesudahan urusanku, maka
mohon Engkau tetapkan kebaikan dan kemudahan
bagiku, bagi agama, dunia, penghidupan dan
kesudahan urusanku mohon Engkau jauhkan ia
dari padaku dan jauhkanlah aku dari padanya dan
limpahkan kepadaku keutamaan juga adanya,
kemudian jadikanlah aku orang yang rela dengan
pemberian itu.
Kemudian engkau sebut kepentinganmu
(dapat dinyatakan di dalam atau di luar doa
tersebut). Ini didasarkan pada hadist riwayat,
Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah
dan Ahmad)
9) Shalat 'Idain ('Id Al-Fitri dan 'Id-Adha)
a) Takbir 'Id
107
Disunnahkan memperbanyak takbir
pada malam hari 'Id Al-Fitri semenjak
terbenam-nya mata hingga dimulainya
shalat 'Id di pagi esok harinya.
Berdasarkan firman Allah:
ع هلى هما ههدها ُك ْم
هو ِلت ُ هك ِب ُروا للاه ه...
)145 : هولهعهلَّ ُك ْم ت ه ْش ُك ُرونه (البقرة
"...Dan sempurnakanlah hitungan
puasamu, dan bertakbirlah sebagaimana
dituntunkan kepadamu agar kalian
bersyukur " (QS Al-Baqarah (2): 185)
Sedangkan Takbir 'Id al-Adha
dimulai pada waktu setelah shalat Shubuh
hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai dengan
Ashar hari Tasyriq ke-3 (13Dzulhijjah).
Berdasarkan hadis:
- َِّللاَّ سو ُل ُ َّللاِ قها هل هكانه هر َّ هع ْن هجابِ ِر ب ِْن هع ْب ِد
صَلهةِ ْالفه ْج ِر يُ هكبِ ُر فِى ه-صلى للا عليه وسلم
آخ ِر أهي َِّام
ِ ص ِر ِم ْن ْ صَلهةِ ْال هعيه ْو هم هع هرفهةه إِلهى ه
(رواه.ت ِ س ِل ُم ِمنه ْال هم ْكتُو هبا
ق ِحينه يُ ه ِ الت َّ ْش ِري
)الدارقطنى والبيهقي والحاكم
Bahwasanya Umar, Ali, Ibnu Abbas dan Ibnu
Mas'ud meriwayatkan bahwasanya Nabi
SAW, membaca takbir sesudah shalat Shubuh
hari Arafah sampai Ashar har Tasyriq yang
terakhir (Baihagi, Daruquthni, Hakim dan
ia menshahihkannya) Lafatz Takbir,
berdasarkan hadist riwayal Daruquthni ini:
108
ُاهللُ أ ه ْكبه ُر اهللُ أ ه ْكبه ُر َله إِلههه إَِلَّ للاُ هوللاُ أ ه ْكبه ُر اهلل
ُأ ه ْك هب ُر هوللِ اْل هح ْمد
ِسو ُل للا ُ هع ْن هجا ِب ِر ب ِْن هع ْب ِد للاِ قها هل هكانه هر
ص ْب هح ِم ْن ُّ صلَّى ال سلَّ هم ِإذها ه صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
ص هحا ِب ِه فهيهقُو ُل " هعلهى ه ْ ه
ْ هغدهاةِ هع هرفهة يُق ِب ُل هعلهى أ
َّ هويهقُو ُل "للاُ أ ه ْكبه ُر للاُ أ ه ْكبه ُر َله ِإلههه ِإَل."هم هكانِ ُك ْم
فهيُ هك ِب ُر."ُللاُ هوللاُ أ ه ْكبه ُر للاُ أ ه ْكبه ُر هو ِ َّّلِلِ ْال هح ْمد
آخ ِر ِ ص ِر ِم ْن ْ صَله ِة ْالعه ِم ْن هغدهاةِ هع هرفهةه إِلهى ه
) (رواه الدارقطنى.ق ِ أهي َِّام الت َّ ْش ِري
Dari Jabir bin Abdullah berkata: Rasulullah
SAW apabila usai shalat Subuh di pagi hari
Arafah menghadap kepada para sahabat,
dan bersabda: "tetaplah pada tepat kalian",
kemudian mengucapkan; "Allahu Akbar 2x,
La ila-ha Illallahu wallahu Akbar, Allahu
Akbar wa lillahil hamd. Beliau bertakbir
seperti itu mulai dari pagi hari Arafah
hingga shalat Ashar hari Tasyriq terakhir.
(HR. Daruqutni)
b) Shalat'Id
Shalat 'Id Al-Fitri dan 'Id Al-Adha
dilaksanakan pada saat terbitnya matahari
hingga masuk waktu Zhuhur (sama dengan
waktu shalat Dhuha).
Adapun tata cara shalat 'Id adalah:
(1) Shalat 'Id dilaksanakan di tempat terbuka
(lapangan), kecuali jika berhalangan
(hujan).
Didasarkan pada hadis:
109
صابه ُه ْم هم ه
ط ٌر ِفي هع ْن أهبِي ُه هري هْرة ه أهنَّهُ أ ه ه
ُصلَّى للاي ه ُّ صلَّى ِب ِه ْم النَّ ِب يه ْو ِم ِعي ٍد فه ه
ص هَلةه ْال ِعي ِد فِي ه سلَّ هم
هعله ْي ِه هو ه
)(رواه أبوداود وابن ماجه.ْال هم ْس ِج ِد
"Dari Abu Hurairah berkata; bahwa kami
pernah kehujanan pada waktu pelaksanaan
shalat Ied, maka Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam melaksanakannya di masjid.
(Abu Dawud dan Ibnu Majah)
(2) Shalat 'Id dilaksanakan dengan
berjama'ah tanpa adzan dan iqamah,
tiada shalat sunnah sebelum dan
sesudahnya.
Didasarkan pada hadits:
َِّاس هو هع ْن هجا ِب ِر ب ِْن هع ْب ِد للا ٍ هع ْن اب ِْن هعب
ْ هق هاَل له ْم هي ُك ْن يُ هؤذَّ ُن هي ْو هم ْال ِف
ط ِر هو هَل هي ْو هم
)حى (متفق عليه ضه ْ ْاأل ه
Dari Ibnu Abbas dan Jabir, yang
mengatakan : "Pada hari raya Fitri
maupun Idul Adha tidak pernah
orang menyerukan adzan (Bukhari
Muslim)
ُصلَّى للا سو هل للاِ ه ُ َّاس أ ه َّن هر
ٍ هع ْن اب ِْن هعب
ط ٍرْ ِض هحى أ ه ْو ف ْ سلَّ هم خ ههر هج هي ْو هم أه
هعله ْي ِه هو ه
ص ِل قه ْب هل هها هو هَلصلَّى هر ْك هعتهي ِْن له ْم يُ ه فه ه
(رواه البخارى ومسلم.هب ْعدههها
)وغيرهما
Dari Abbas, mengatakan, bahwa
110
Rasulullah SAW keluar pada Idul
Fitri atau Idul Adha, lalu shalat 'Id
dua rekaat, tanpa shalat sebelum
maupun sesudahnya (HR Bukhari
dan Muslim dan lainnya)
(3) Shalat 'Id dilaksanakan dua rekaat
dengan tambahan takbir zawaid, yaitu
takbir dengan mengangkat tangan
sebanyak tujuh kali setelah takbiratul
ihram di rekaat I dan lima kali di
rekaat II. Tidak ada bacaan di tengah-
tengah antara takbir-takbir tersebut.
Pada rekaat I disunnahkan membaca
Sabbihisma rabbik atau Qaf wal
Qur'anil Majid dan rekaat II
membaca Al-Ghasyiyah atau lqtaraba
tis Sa'ah. Berdasarkan hadis:
َّللاِ ب ِْن ُم هح َّم ِد ب ِْن هع َّم ٍار هع ْن أ ه ِبي ِه
َّ هع ْن هع ْب ِد
ُصلَّى للا سو ُل للاِ ه ُ هع ْن هج ِد ِه قها هل هكانه هر
هعله ْي ِه هو هسلَّ هم يُ هك ِب ُر فِى ْال ِعيدهي ِْن فِى األُولهى
ُ سا هو هكانه يه ْبدهأ ً اْلخ هرةِ خ ْهم ِ س ْبعًا هوفِى ه
(رواه أحمد والترمذى. ط هب ِة ْ صَلهةِ قه ْب هل ْال ُخَّ بِال
)والدارقطنى والبيهقي
Dari Abdullah bin Muhammad bin
Ammar dari ayahnya, dari neneknya
ia berkata, bahwa Nabi SAW
bertakbir pada (shalat) Idain: tujuh
kali pada rekaat I dan lima kali pada
rekaat II (HR. Ahmad, Tirmidzi,
Daruquthni dan Baihaqy)
111
صلَّى ب هع ْن النَّبِي ِ ه ٍ ُهع ْن هس ُم هرة ه ب ِْن ُج ْند
للاُ هعله ْي ِه هو هسلَّ هم هكانه هي ْق هرأ ُ فِي ْال ِعيدهي ِْن
س ِبحِ ا ْس هم هر ِب هك ْاأل ه ْع هلى هوه ْهل أهته ه
اك ِب ه
)ِيث ْالغها ِش هي ِة (رواه أحمد ُ هحد
Dari Samurah, bahwasanya Nabi SAW,
pada kedua shalat Id, membaca
"Sabbihisma Rabbikal a'la" dan "Hal
ataka hadisul Ghasyiyah" (HR Ahmad)
Dalam hadis Jama'ah kecuali
Bukhari, dari Abu Waqid Al-Laitsi
diterangkan bahwa Rasulullah pada
shalat 'Id membaca "Qaf wal Quranil
Majid" dan "Iqtarabatis Sa'ah".
(4) Khutbah satu kali setelah shalat,
dimulai dengan hamdalah, tasyahud,
shalawat, wasiat taqwa dan
peringatan kepada hadirin dan
perintah ke arah kebajikan. (Beberapa
hadis riwayat Bukhari Muslim, Nasai,
dan Muslim sendiri)
113
سو ُل ُ ص ِاري ِ قها هل قها هل هر هع ْن أ ه ِبي هم ْسعُو ٍد ْاأل ه ْن ه
س هو ْالقه هم هر َّ سلَّ هم ِإ َّن ال
ش ْم ه صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه للاِ ه
َُّللاُ ِب ِه هما ِعبهادهه َّ ف َّ ت
ُ َّللاِ يُخ ِهو ِ ان ِم ْن آيها ِ آيهت ه
اس فهإِذها ِ َّت أ هح ٍد ِم ْن الن ه ِ ان ِل هم ْو ِ هو ِإنَّ ُه هما هَل هي ْن هك ِسفه
عوا للاه هحتَّى ُ صلُّوا هوا ْد ش ْيئًا فه ه هرأ ه ْيت ُ ْم ِم ْن هها ه
) (متفق عليه.هف هما ِب ُك ْم يُ ْكش ه
Dari Abu Mas'ud Al Anshari ia herkata;
Rasulullah shallallahu 'alaih wasallam
bersabda: "Sesungguhya matahari dan bulan
adalah dua ayat dari ayat-ayat Allah, yang
dengan keduanya Allah hendak menakut-
nakuti hamba-Nya. Dan tidaklah terjadi
gerhana pada keduanya karena kematian
seseorang atau pun kelahiran. Jika kalian
melihat gerhana, maka shalat dan
berdo'alah kepada Allah sampai matahari
kembali normal (seperti sedia kala)." (HR.
Bukhari dan Muslim).
b) Cara Melakukannya:
Shalat gerhana dilakukan dengan
berjama'ah tanpa azan dan iqamah,
sedangkan untuk memanggil jama'ah
digunakan lafaz Al Shalatu Jami'ah. Hal
itu sesuai dengan hadis Muslim dari
Aisyah. Kemudian shalat dengan urutan
sebagai berikut:
(1) Niat di dalam hati
(2) Takbiratul Ihram
(3) Membaca do'a Iftitah
(4) Membaca Fatihah
(5) Membaca ayat-ayat al-Qur'an dari
surat yang panjang (bila mampu)
(6) Ruku' (dengan ruku' yang panjang/ lama)
114
(7) Bangun dari ruku' dengan membaca
i'tidal:
(8) Tetap dalam kondisi berdiri dan
membaca al-Fatihah
(9) Membaca ayat-ayat al-Qur'an dari surat
yang panjang tetapi lebih pendek
daripada yang pertama (bila mampu)
115
(10) Ruku' dengan ruku' yang panj ang/lama'
(11) I'tidal
(12) Sujud seperti biasa
(13) Duduk diantara dua sujud
(14) Sujud
(15) Berdiri, untuk melaksanakan rakaat
kedua, caranya sama dengan rakaat
pertama, tetapi rakaat kedua lebih
pendek daripada rakaat pertama
(16) Khutbah singkat
(17) Salam
(18) Khutbah singkat
Berdasarkan hadits-hadits
ت هعلهى هع ْه ِد ْ س هخ هس هف َّ شةه أ ه َّن ال
ش ْم ه هع ْن هعائِ ه
ث ُمنها ِديًاصلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هسلَّ هم هف هب هع ه سو ِل للاِ ه ُ هر
صلَّى أ ه ْر هب هع
هفت ه هقد هَّم فه هكب هَّر هو ه،ٌص هَلة ُ هج ِامعهة َّ بِال
ت (رواه ه
ٍ ت فِي هر ْك هعتهي ِْن هوأ ْر هب هع هس هجدها ٍ هر هك هعا
)البخارى ومسلم وللفظ لمسلم
Dari Aisyah bahwasanya; Pernah terjadi
gerhana matahari pada masa Rasulullah
shallallahu 'alaih wasallam. Maka beliau
mengutus seseorang untuk menyerukan:
"ASH SHALAATU JAAMI'AH (marilah kita
shalat berjama'ah)" sehingga kaum muslimin
pun berkumpul. Beliau maju (mengimami
shalat), lalu bertakbir dan shalat empat raka
'at. Pada tiap raka'at terdapat empat kali
sujud. (HR. Bukhari dan Muslim, dengan
lafatz dari Muslim).
سلَّ هم هج هه هر ِفي
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه َّ شةه أ ه َّن النَّ ِب
ي ه هع ْن ه
عا ِئ ه
116
صلَّى أ ه ْر هب هع
وف ِب ِق هرا هءتِ ِه فه هِ س ُ ص هَلةِ ْال ُخ ه
جدهات (رواه ٍ س ه ه ه ْ ٍ
هركعهات فِي هركعهتي ِْن هوأ ْربه هع ه ه
)مسلم
Dari Aisyah bahwa Nabi SAW mengeraskan,
suara bacaannya dalam shalat Khusuf
(gerhana bulan). Dan beliaupun shalat, dalam
dua rakaat beliau mengerjakan empat kali
ruku' dan empat kali sujud. (HR. Muslim).
Hadis lain yang artinya:
Dari Aisyah, katanya, "Telah terjadi gerhana
matahari di masa Rasulullah SAW, maka ia
keluar ke masjil mengerjakan shalat maka
berdirilah ia bertakbir dan orang-orang
berbaris di belakangnya. Kemudian Rasulullah
membaca (surat) dengan bacaan yang
panjang, lalu takbir menuju ruku' dengan ruku'
yang panjang pula, kemudian mengangkat
kepalanya sambil membaca "sami'allahu
liman hamidah rabbana wa lakal hamd",
dan berdiri membaca (lagi) dengan bacaan
yang panjang tetapi kurang dari bacaan yang
pertama, kemudian takbir dan rukuk' lama
sekali tetapi kurang dari ruku' yang pertama,
kemudian bangkit dan membaca "sami'allahu
liman hamidah rabbana wa lakal hamd",
lalu sujud. Setelah itu ia kerjakan rekaat kedua
seperti itu, sehingga sempurna empat ruku' dan
empat sujud. Dan matahari nampak terang
sebelum selesai, lalu berdiri khutbah di
hadapan manusia dengan sebelum selesai, lalu
pujian kepada Allah sebagaimana mestinya,
lalu bersabda: "Sesungguhnya matahari dan
bulan adalah tanda (kekuasaan) Allah Azza wa
Jalla, tidak akan terjadi gerhana karena
117
matinya seseorang atau hidup (lahirnya)
seseorang Apabila menyaksikannya bersegera
lah mendirikan shalat (HR. Bukhari, Muslim
dan Ahmad).
11) Shalat Istisqa’
Apabila terjadi kemarau, menurut tuntunan
Rasulullah kita dianjurkan shalat Istisqa' yang
dilakukan dengan berjama'ah di suatu tempat yang
telah ditentukan (tanah lapang). Hal ini dilakukan
setelah terbit matahari (awal siang hari).
a) Landasan Syar'i:
صلَّى للاُ هعله ْي ِه َّ ِهع ْن هع ْب ِد للاِ ب ِْن زه ْي ٍد أ ه َّن النَّب
ي ه
ب ِردها هءهُ (رواه البخارى سلَّ هم ا ْست ه ْسقهى فهقه هل ههو ه
)وأحمد والنسائى
Dari Abdullah bin Zaidr.a ia berkata:
"Bahwasanya Rasulullah shalat Istisqa,"
Beliau membalikkan surbannya"
(HR. Bukhari, Ahmad dan Nasai).
ُصلَّى للا ي ه َّ هع ْن هع ْب ِد للاِ ب ِْن زه ْي ٍد أ ه َّن النَّ ِب
صلَّىسلَّ هم خ ههر هج ِإلهى ْال ُم ه هعله ْي ِه هو ه
ُب ِردها هءه ْ
فها ْست ه ْسقهى هوا ْست ه ْق هب هل ال ِق ْبلهةه هوقهله ه
) (متفق عليه.صلَّى هر ْكعهتهي ِْن هو ه
Dari 'Abdullah bin Zaid, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar
menuju tempat shalat kemudian melaksanakan
shalat istisqa' (meminta hujan). Beliau
menghadap kiblat dan membalik posisi
selendangnya, lalu melaksanakan shalat dua
rakaat. "(Muttafaq 'alaih).
b) Cara Melakukan:
Secara kronologis shalat Istisqa, sebagaimana
tuntunan Rasulullah SAW, dilakukan sebagai
berikut :
118
(1) Imam bersama orang banyak berkumpul
di tanah lapang setelah terbit matahari
(HR. Abu Dawud dari Aisyah)
(2) Disunnahkan berpakaian sederhana
dengan penuh kerendahan hati dan
khusyu' (HR.Ahmad, Nasa'I dan Ibn
Majah dan Ibn Abas)
(3) Imam memimpin shalat dua rekaat tanpa
adzan dan iqamah atau bentuk penggilan
lainnya. Pada rakaat pertama (sesudah al
Fatihah) membaca Sabbihisma Rabbikal
A'la dan di rakaat kedua (sesudah al-
Fatihah) membaca "Hal ataka hadisul
ghasyiyah". (HR.Ahmad dan Ibn
Majah)
(4) Bacaan shalat dengan suara
nyaring/keras (jahr) (HR. Ahmad,
Bukhari, Abu Dawud dan Nasai)
(5) Selesai shalat Imam menyampaikan
khutbah di atas mimbar dengan
memperbanyak istighfar dan do'a lalu
membaca doa istisqa:
الر ِح ِيم
َّ الر ْح هم ِن َّ ب ْال هعاله ِمينه ِ ْال هح ْمدُ ِ َّّلِلِ هر
ِين هَل ِإلههه ِإ ََّل للاُ هي ْف هع ُل هما ِ هم ِل ِك هي ْو ِم الد
يُّ ِت ْالغهنت للاُ هَل ِإلههه ِإ ََّل أ ه ْن ه ي ُِريدُ اللَّ ُه َّم أ ه ْن ه
اج هع ْل
ْ ْث هو هون ْهح ُن ْالفُقه هرا ُء أ ه ْن ِز ْل هعله ْينها ْالغهي ه
ينٍ غا إِلهى ِح ً ت لهنها قُ َّوة ً هوبه هَل هما أ ه ْنزه ْل ه
"Segala puji-pujian hanya milik Allah
yang mendidik dan memimpin segala
alam. Tuhan Yang Maha Penyayang:
Tuhan yang Merajai Hari Qiyamat.
Tiada Tuhan melainkan Allah Dia
mengerjakan apa yang Dia kehendaki
119
Wahai Tuhanku, Engkau mengerjakan
apa saja yang engkau sukai. Wahai
Tuhan Engkau Allah yang tidak ada
Tuhan melainkan Engkau. Engkau Yang
Maha Kaya dan kami ini miskin papa.
Turunkanlah hujan kepada kami dan
jadikanlah hujan yang Engkau turunkah
itu menghasilkan bagi kami makan dan
sayur-sayuran bagi kami hingga kepada
suatu ketika." (HR. Abu Dawud dari
Aisyah)
Ketika membaca doa Istisqa’
mengangkat tangan dan terus menerus
mengangkat tangan dengan tadharru’ dan
khusu’ sehingga kelihatan ketiaknya.
Kemudian menghadap qiblat, membelakangi
makmum serta membalik baju luarnya,
sehingga menjadikan bagian sebelah kanan
ke sebelah kiri dan bagian sebelah kiri ke
sebelalah kanan. Makmum mengikut
perbuatan imam dalam mengangkat tangan
dan membalik pakaian.
(6) Setelah itu beliau kembali menghadap ke
makmum, lalu turun dari mimbar.
Atau dapat juga khutbah dilaksanakan
sebelum shalat dua rakaat. Jadi pada cara
yang kedua ini, apabila jama'ah sudah
berkumpul, Imam langsung berdiri
khutbah dan memimpin doa dan perbuatan
sebagaimana diterangkan di atas. Setelah
Imam turun dari mimbar barulah
dilaksanakan shalat dua rakaat secara
berjama'ah tanpa azan dan iqamah atau
penggilan lainnya.
120
D. BATALNYA SHALAT
122
3) Menutup Aurat
Firman Allah:
)41 : (األعراف.هيا هبنِي آده هم ُخذُوا ِزينهت ه ُك ْم ِع ْنده ُك ِل همس ِْج ٍد
Hai anak Adam, ambilah (pakaian)
perhiasanmu ketika hendak shalat di masjid
(QS. Al A'Araf: 31)
Hadis Nabi SAW:
ِسو هل للاُ سله همةه ب ِْن ْاأل ه ْك هوعِ قها هل قُ ْلتُ يها هر
هع ْن ه
يصِ ص ِلي فِي ْالقه ِم صيد ُ أهفهأ ُ ه ِ ِإنِي هر ُج ٌل أ ه
(رواه.از ُر ْرهُ هوله ْو ِبش ْهو هك ٍة ِ ْال هو
ْ اح ِد قها هل نه هع ْم هو
)أبوداود
Dari Salamah bin Al Akwa r.a: Saya berkata :
"Ya Rasulullah SAW, apakah boleh saya
shalat dengan baju kurung"? Nabi menjawab:
Ya kancinglah ia walau dengan duri" (HR.
Abu Dawud)
هما ده َّل سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ههع ِن النَّ ِبي ِ ه
ِس َّرةُ ال الر ُج ِل هما بهيْنه َّ هعلهى أ ه ْن هع ْو هرة ه
) (رواه البيهقيى.الر ْكبه ِةُّ هو
Dari Nabi SAW, apa-apa yang ditunjukkan
bahwa aurat laki-laki adalah antara pusat
dan lutut (HR. Baihaqi).
صلَّى للاُ هعله ْي ِهي ه ْ سأهله
َّ ِت النَّب هع ْن أ ُ ِم ه
سله همةه أهنَّ هها ه
ْس ص ِلي ْال هم ْرأهة ُ فِي د ِْرعٍ هو ِخ هم ٍار لهي ه سلَّ هم أهت ُ ه
هو ه
سابِغًا يُغ ِهطي ع هُ ار قها هل إِذها هكانه الد ِْر ٌ هعله ْي هها إِزه
)ور قهده هم ْي هها (رواه أبوداود ومالك ظ ُه ه ُ
Dari Umi Salamah, bahwasanya ia telah
bertanya kepada Nabi SAW: "Bolehkah
perempuan shalat hanya memakai baju kurung
123
dan kerudung (telekung) saja, tidak memakai
kain? Boleh, kalau baju kurung itu panjang
sampai menutup kedua tumitnya." (HR. Abu
Dawud dan Malik)
Apabila hendak mengerjakan shalat,
maka tutuplah auratnya. Aurat laki-laki dari pusat
sampai kedua lututnya, sedangkan aurat
perempuan adalah seluruh badannya kecuali
muka dan kedua telapak tangan.
E. MACAM-MACAM SUJUD
1. Sujud Sahwi
127
b. Hadis Muslim nomor 888.
ِسو ُل للا ُ س ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِري ِ قها هل قها هل هر هع ْن أ ه ِبي ه
سلَّ هم ِإذها ش َّهك أ ه هحدُ ُك ْم ِفي صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
صلَّى ث ه هَلثًا أ ه ْم أ ه ْربهعًا ص هَلتِ ِه فهله ْم يه ْد ِر هك ْم ه ه
ش َّك هو ْليهب ِْن هعلهى هما ا ْست ه ْيقهنه ث ُ َّم َّ ط هرحْ ال ْ فه ْليه
صلَّى س ِل هم فهإ ِ ْن هكانه ه س ْجدهت ه ْي ِن قه ْب هل أ ه ْن يُ ه
يه ْس ُجدُ ه
صلَّى ص هَلتههُ هو ِإ ْن هكانه ه شفه ْعنه لههُ ه سا ه ً خ ْهم
.ان
ِ ط َّ ِإتْ هما ًما ِأل ه ْر هبعٍ هكانهتها ت ه ْر ِغي ًما ِلل
ش ْي ه
Dari Abu Sa'idal-Khudriy berkata: Rasulullah SAW
bersabda: jika salah seorang diantara kamu ragu-
ragu dalam shalatnya, Serta tidak mengetahui
sudah tiga rakaat atau empat rakaat, maka
hilangkan keraguan tersebut dan lakukan sesuai
yang diyakini, kemudian bersujudlah dua kali
sebelum salam. Bila ia ternyata telah melakukan
shalat lima rakaat, maka hal itu tidak mengapa.
Bila ternyata ia melakukan shalat tepat empat
rakaat, maka ia telah mengalahkan syaitan.
Para Ulama mempunyai dua pendapat tentang
hukum sujud sahwi:
a. Hukumnya wajib. Ini pendapat Hanafiyah,
Malikiyah, Hanabilah, Dlohiriyah, dan, Ibnu
Taimiyah.
b. Hukumnya sunnah. Ini pendapat yang masyhur di
kalangan Malikiyah, Syafl'iyah, dan satu riwayat dan
Hanabilah.
128
Dari berbagai pandangan di atas, maka Majlis
Tarjih dan Tajdid PDM Kota Surakarta
memutuskan tentang hukum sujud sahwi wajib
dikerjakan berdasarkan hadis riwayat Muslim di atas
serta berdasarkan HPT Malang apabila:
a. Seseorang ragu-ragu mengenai bilangan rakaat
shalatnya, hal ini didasarkan pada Hadis riwayat
Muslim dan Ahmad.
ِسو ُل للا ُ س ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِري ِ قها هل هقا هل هر هع ْن أ ه ِبي ه
سلَّ هم إِذها ش َّهك أ ه هحدُ ُك ْم فِي صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
صلَّى ث ه هَلثًا أ ه ْم أ ه ْربهعًاص هَلتِ ِه فهله ْم يه ْد ِر هك ْم ه ه
ش َّك هو ْليهب ِْن هعلهى هما ا ْست ه ْيقهنه ث ُ َّم َّ ط هرحْ ال ْ فه ْليه
صلَّى س ِل هم فهإ ِ ْن هكانه ه س ْجدهت ه ْي ِن قه ْب هل أ ه ْن يُ ه
يه ْس ُجد ُ ه
صلَّى ِإتْ هما ًما ص هَلتههُ هو ِإ ْن هكانه هشفه ْعنه لههُ ه سا هً خ ْهم
ان
ِ ط َّ ِأل ه ْر هبعٍ هكانهتها ت ه ْر ِغي ًما ِلل
ش ْي ه
"Dari Abu Sa'id al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah
SAW telah bersabda: Apabila salah seorang
diantara kamu ragu-ragu dalam shalatnya,
sehingga ia tidak tahu berapa rakaat yang sudah ia
kerjakan, tiga rakaat atau empat rakaat, maka
hendaklah ia buang keraguan itu dan tetapkan yang
pasti, kemudian hendaklah ia sujud dua kali
sebelum salam. Maka jika ia telah shalat lima
rakaat, niscaya sujud sahwi itu telah menggenapkan
shalatnya, dan jika sebenarnya ia shalat sudah
sempurna empat rakaat, niscaya sujud sahwi itu
telah mengalahkan syetan. "(H.R. Muslim dan
Ahmad).
129
b. Lupa duduk tahiyat awal. Jika ada seseorang sudah
dalam posisi tegak berdiri ke rakaat ke tiga, maka
tidak kembali duduk untuk tahiyat awal, akan tetapi
tetap berdiri kemudian sebelum salam, sujudlah dua
kali. Ucapkan takbir ketika sujud maupun ketika
bangkit untuk duduk dan sujud
Hal ini berdasarkan dalil:
ع ْنهُ أهنَّهُ قها هل ي للاُ ه ض ه ِ هع ْن هع ْب ِد للاِ اب ِْن بُ هح ْينهةه هر
سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه سو ُل للاِ ه ُ صلَّى لهنها هر ه
س ُ
ْ ت ث َّم قه هام فهله ْم هي ْج ِل ِ صله هوا
َّ ض ال ِ هر ْك هعتهي ِْن ِم ْن هب ْع
ظ ْرنها ص هَلتههُ هونه ه ضى ه اس هم هعهُ فهله َّما قه ه ُ َّفهقه هام الن
س ٌ ت ه ْس ِلي همهُ هكب هَّر قه ْب هل الت َّ ْس ِل ِيم فه هس هجده هس ْجدهتهي ِْن هو ُه هو هجا ِل
سلَّ هم
ث ُ َّم ه
"Dari Abdillah bin Buhainah ra. berkata:
Rasulullah SAW mengimamiku salah satu shalat,
mendadak pada rakaat kedua beliau langsung
berdiri tanpa duduk tahiyat awal, maka kami juga
berdiri mengikuti beliau, kemudian ketika telah
selesai tahiyat akhir dan kami menantikan
salamnya, tiba-tiba beliau takbir, lalu sujud dua
kali dalam posisi duduk (tahiyat akhir), kemudian
salam." (H.R. tujuh ahli hadish, matan di atas
lafadz Bukhari).
130
ِ سو ُل
للا ُ صي ِْن قها هل هسلَّ هم هر هع ْن ِع ْم هرانه ب ِْن ْال ُح ه
ت ِم ْن ٍ ث هر هك هعا ِ سلَّ هم ِفي ث ه هَل صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
اق هر ُج ٌل ْ
ُ ام ال ِخ ْر هب ْ
ام هفده هخ هل ال ُح ْج هرة ه هفقه ه ص ِر ث ُ َّم قه هْ ْال هع
ُ ص هَلة َّ ت ال ْ ص هرُ َّللاِ أهقه
َّ سو هل ُ ط ْال هيدهي ِْن فهنهادهى هيا هر ُ هبسِي
صلَّى ِت ْل هك سأ ه هل فهأ ُ ْخ ِب هر فه هارهُ هف ه فهخ ههر هج ُم ْغ ه
ضبًا يه ُج ُّر ِإزه ه
س ْجدهتهي ِْن ث ُ َّمس هجده ه الر ْك هعةه الَّتِي هكانه ته هر هك ث ُ َّم هسلَّ هم ث ُ َّم ه َّ
.هسلَّ هم
"Imran bin Hushain r .a. berkata: bahwa Nabi SAW.
salam pada rakaat ke tiga shalat Asar, kemudian
beliau masuk ke rumah, maka berdirilah seseorang
yang bergelar al-Khirbaq dengan kayu di tangan lalu
berkata: ya Rasulullah, maka disampaikan apa yang
beliau lakukan tadi, yaitu shalat beliau hanya sampai
pada rakaat ke tiga lalu salam kemudian beliau
bertanya kepada mereka: benarkah apa yang
dikatakan orang ini? Mereka menjawab benar, maka
Rasulpun shalat lagi satu rakaat (untuk
menyempurnakan kekurangannya), lalu salam,
kemudian beliau sujud dua kali, lalu salam lagi"
(H.R. Jamaah kecuali Bukhari).
d. Kelebihan Rakaatnya. Apabila kita tahu bahwa
shalat kita rakaatnya lebih, maka kita bersujud sahwi
dua kali, kemudian salam, hal ini berdasarkan hadtis:
ِسو هل للا ُ ي للاُ هع ْنهُ أ ه َّن هر ض ه ِ هع ْن هع ْب ِد للاِ هر
ساً لظ ْه هر خ ْهم ُّ صلَّى ا سلَّ هم هصلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
اك قها هلص هَل ِة فهقها هل هو هما ذه ه َّ فه ِقي هل لههُ أ ه ِزيده ِفي ال
.سلَّ هم
س ْجدهتهي ِْن به ْعده هما ه س هجده هسا فه ه صلَّي ه
ً ْت خ ْهم ه
131
"Dari Abdullah r.a. bahwa Rasulullah SAW. shalat
Dluhur lima rakaat, maka ketika beliau ditegur
apakah ada tambahan dalam shalat, beliau balik
bertanya: apa itu, engkau telah mengerjakan shalat
lima rakaat, maka seketika itu beliau melakukan sujud
dua kali sesudah salam. " (H.R. Jamaah).
2. Sujud Tilawah
Keputusan Tarjih mengenai sujud Tilawah ini
ditanfidzkan pada 2 Rabi'ul awwal 1393 H/5 April
1973 M, yang pokok-pokoknya sebagai berikut:
Apabila mendengar atau membaca Al-Qur'an, baik
dalam shalat maupun di luar shalat dan terbaca ayat
Sajadah, maka menurut tuntunan kita harus bertakbir dan
melakukan sujud sebagaimana sujud di waktu shalat,
tetapi hanya sekali, dengan membaca (pada waktu sujud):
ُص هره س هجده هو ْج ِهي ِللَّذِي هخلهقههُ هوش َّهق ه
س ْم هعهُ هوبه ه ه
) (رواه خمسة إَل ابن ماجه.ِب هح ْو ِل ِه هوقُ َّوتِ ِه
Artinya: Wajahku tunduk kepada Dzat yang
menjadikan dan melukiskannya, yang memberi
pendengaran dan penglihatan dengan kekuatan dan
kekuasaan-Nya.
Ayat-ayat Sajadah itu terdapat pada 15 tempat,
yakni pada surat Al-A'raaf ayat 206, surat Ar-Ra'd
ayat 15, surat An Nahl ayat 49, surat Al Isra ayat
107, Surat Maryam ayat 58, surat Al-Haj ayat 18 dan
ayat: 77, surat al-Furqaan ayat 60, surat An Naml
ayat 25, surat As Sajadah ayat 15, surat Al-Shad ayat
24, surat Fushshilat ayat 37, surat An Najm ayat 62,
surat Insyiqoq ayat 21 dan surat, Al-Alaq ayat l9.
3. Sujud Syukur
134
BAB III
SHALAT JAMA'AH
B. LANDASAN SYAR’I
Firman Allah:
َّ ار هكعُوا هم هع
. الرا ِك ِعينه ْ الز هكاة ه هو َّ هوأهقِي ُموا ال
َّ صَلة ه هوآتُوا
)44 : (البقرة
Dan dirikanlah shalat, bayarkanlah zakat dan ruku'lah
bersama sama dengan orang orang yang ruku'. (QS. Al
Baqarah (2): 43).
Sabda Rasulullah:
صلَّى للاُ هعله ْي ِه سو هل للاِ هُ ع هم هر أ ه َّن هر ُ هع ْن هع ْب ِد للاِ ب ِْن
ٍسبْع ص هَلة ه ْالفه ِذ ِب ه ُ ص هَلة ُ ْال هج هما هع ِة ت ه ْف
ض ُل ه سلَّ هم قها هل ه
هو ه
)هو ِع ْش ِرينه ده هر هجةً (رواه البخارى
Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Shalat Jama 'ah itu lebih utama daripada shalat
sendirian dengan duapuluh tujuh derajat" (HR-Bukhari).
135
صلَّى للاُ هعله ْي ِه سو ُل للاِ ه ُ هع ْن أ ه ِبي ُه هري هْرة ه هقا هل هقا هل هر
ِ ص هَلة ُ ْال ِعش
هاء ص هَلةٍ هع هلى ْال ُمنها ِف ِقينه ه سلَّ هم ِإ َّن أهثْقه هل ه هو ه
ص هَلة ُ ْال هف ْج ِر هوله ْو هي ْع هل ُمونه هما فِي ِه هما هألهت ه ْو ُه هما هوله ْو هو ه
ام ث ُ َّم آ ُم هر هر ُج ًَل َّ هحب ًْوا هو هلقه ْد هه هم ْمتُ أ ه ْن آ ُم هر ِبال
ص هَل ِة فهت ُ هق ه
ط ِلقه هم ِعي ِب ِر هجا ٍل هم هع ُه ْم ُحزه ٌم ِم ْن اس ث ُ َّم أه ْن ه
ِ َّي ِبالن ص ِل ه فهيُ ه
ص هَلة ه هفأ ُ هح ِرقه هعله ْي ِه ْم َّ ب ِإ هلى قه ْو ٍم هَل يه ْش ههدُونه ال ٍ ط هح ه
بُيُوت ه ُه ْم بِالنَّ ِار
Abu Hurairah katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Shalat yang dirasakan berat bagi
orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat
Subuh, sekiranya mereka mengetahui keutamaannya,
niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan
merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh
seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh
seseorang dan ia mengimami manusia, lalu aku bersama
beberapa orang membawa kayu bakar untuk menjumpai
suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku
bakar rumah mereka." (HR. Muslim).
136
Adapun lafadz azan itu ialah:
اهللُ أ ه ْك هب ُر اهللُ أه ْك هب ُر
أ ه ْش ههدُ أ ه ْن َله ِإلههه ِإَلَّ للاُ ×2
أ ه ْش ههدُ أ ه َّن ُم هح َّمدًا َّر ُ
س ْو ُل للاِ ×2
صَلهةِ ×2 ي هعلهى ال َّ هح َّ
ي هعلهى اْل هفَلهحِ ×2 هح َّ
اهللُ أ ه ْك هب ُر اهللُ أه ْك هب ُر
َله ِإ هلهه ِإَلَّ للاُ.
Sedangkan iqamah yang arti bahasanya mendirikan,
secara syari'i dipahami sebagai panggilan atau
seruan bahwa shalat segera dikerjakan, dengan lafaz
lafaz sebagai berikut:
اهللُ أ ه ْك هب ُر اهللُ أه ْك هب ُر
أ ه ْش ههدُ أ ه ْن َله ِإلههه ِإَلَّ للاُ×
أ ه ْش ههدُ أ ه َّن ُم هح َّمدًا َّر ُ
س ْو ُل للاِ
صَله ِة ي هعلهى ال َّ هح َّ
ي هعلهى اْل هفَله ِ
ح هح َّ
صَلهة ُ ×2 ت ال َّ قه ْد هقا هم ِ
اهللُ أ ه ْك هب ُر اهللُ أه ْك هب ُر
َله ِإ هلهه ِإَلَّ للاُ.
137
Didasarkan kepada hadis Nabi sebagai berikut:
سو ُل للاِ ع ْبد ُ للاِ ب ُْن زه ْي ٍد قها هل له َّما أ ه هم هر هر ُ هع ْن ه
ب وس يُ ْع هم ُل ِليُض هْر ه سلَّ هم ِبالنَّاقُ ِ صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
ه
اف ِبي هوأنها نهائِ ٌم هر ُج ٌل ط ه ص هَلةِ ه اس ِل هج ْمعِ ال َّ ِب ِه ِللنَّ ِ
سا فِي يه ِد ِه فهقُ ْلتُ يها هع ْبده للاِ أهتهبِي ُع يه ْح ِم ُل نهاقُو ً
عو ِب ِه ِإلهى صنه ُع ِب ِه فهقُ ْلتُ نه ْد ُ
وس قها هل هو هما ت ه ْ النَّاقُ ه
ص هَلةِ قها هل أهفه هَل أهدُلُّ هك هعلهى هما ُه هو هخي ٌْر ِم ْن ذه ِل هك ال َّ
فهقُ ْلتُ لههُ بهلهى ،قها هل فهقها هل تهقُو ُل للاُ أ ه ْكبه ُر ....الخ،
غي هْر هب ِعي ٍد ث ُ َّم قها هل هوتهقُو ُل ِإذها قها هل ث ُ َّم ا ْستهأْخ ههر هع ِني ه
صبه ْحتُ ص هَلة ه للاُ أ ه ْكبه ُر ....الخ ،فهله َّما أ ه ْ ت ال َّ أهقه ْم ه
سلَّ هم فهأ ه ْخبه ْرتُهُ صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه سو هل للاِ ه أهت ه ْيتُ هر ُ
ِب هما هرأ ه ْيتُ فهقها هل ِإنَّ هها هل ُرؤْ هيا هح ٌّق ِإ ْن شها هء َّ
َّللاُ فهقُ ْم
ْت فه ْليُ هؤذ ِْن ِب ِه فهإِنَّهُ ق هعله ْي ِه هما هرأهي ه هم هع ِب هَل ٍل فهأ ه ْل ِ
ص ْوتًا ِم ْن هك فهقُ ْمتُ هم هع بِ هَل ٍل فه هجعه ْلتُ أ ُ ْل ِقي ِه أ ه ْندهى ه
هعله ْي ِه هويُ هؤ ِذ ُن ِب ِه (رواه أبوداود والترمذى).
"Ketika Rasullah memerintahkan memukul lonceng
untuk mengumpulkan orang-orang untuk shalat
Jama'ah, maka sewaktu aku tidur bermimpi melihat
seorang laki-laki membawa lonceng mengelilingi
aku, maka aku bertanya kepadanya "Wahai hamba
?Allah, adakah engkau akan menjual lonceng itu
"Aku menjawab: "Untuk memanggil orang-orang
supaya shalat". Maka ia berkata: "Bagaimana kalau
aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih baik
dari itu? Aku menjawab "Baiklah." Ia berkata:
"Engkau serukan Allahu Akbar Allahu Akbar...dst.
lafaz azan. Kemudian ia memulai shalat, serukanlah
"Allahu Akbar .... dst. "Ketika keesokan harinya aku
mendatangi Rasullah SAW dan kusampaikan isi
138
mimpiku. Maka beliau SAW bersabda: "Sesungguhnya itu
adalah mimpi yang benar, insyaallah. Pergilah kepada
Bilal dan ajarkan apa yang kau impikan itu. Dan
hendaklah ia menyerukan azan dengan bacaan itu,
karena ia memiliki suara yang lebih bagus dari
padamu. Kemudian aku mengajarkannya dan iapun
menyerukan azan itu. dst. (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi).
139
Di samping itu dalam azan Shubuh ini disyariatkan
dua kali azan. Azan pertama (azan malam)
dikumandangkan pada waktu sahur (lebih kurang 30-60
menit sebelum masuk waktu shubuh) sedangkan azan
kedua dikumandangkan pada saat masuk waktu shubuh.
Adapun letak bacaan tatswib ialah pada azan pertama.
Hal ini berdasarkan hadis Abu Mahdzurah yang
ditakhrijkan oleh Imam Nasa'i melalui jalur sunan Abu
Ja'far dair Abu Sulaiman katanya:
ِسو ِل للا ُ ورة ه قها هل ُك ْنتُ أ ُ هؤ ِذ ُن ِل هر هع ْن أهبِي هم ْحذُ ه
ِ سلَّ هم هو ُك ْنتُ أهقُو ُل فِي أهذه
ان صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
ْ
َّ ي هعلهى الفه هَلحِ ال
ص هَلة ُ هخي ٌْر ِم ْن َّ ْالفه ْج ِر األ َّو ِل هح
ه ْ
ص هَلة ُ هخي ٌْر ِم ْن النَّ ْو ِم
َّ النَّ ْو ِم ال
)(رواه النسائى وصححه ابن حزم
Dari Mahdzurah dia berkata; "Aku pernah adzan
untuk Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan
aku mengucapkan (kalimat) pada adzan Fajar
pertama: HAYYA ALAL FALAAH (mari menggapai
kebahagiaan) ASH SHALAATU KHAIRUM
MINANNAUM (shalat lebih baik daripada tidur),
ASHSHALATU KHAIRUM MINANNAUM (shalat
lebih baik daripada tidur).
(HR. An-Nasai disahihkan Ibn Hazm)
Muktamar Tarjih Muhammadiyah XXII di
Malang telah memutuskan bahwa (1) adanya azan
awal dan azan tsani adalah masyru' (disyariatkan) (2)
bacaan tatswib disyariatkan pada azan pertama,
sedangkan pada azan kedua boleh ditambahkan
tatswib atau tidak karena keumuman hadis dari Abu
Mahdzurah yang pertama dan hadis dari Anas.
140
3. Azan Waktu Hujan dan Udara Sangat Dingin
Bila terjadi hujan lebat atau karena halangan
lain, seperti musim dingin maka lafazh:
Diganti dengan lafazh: صَله ِةَّ ي هعلهى ال َّ هح
Atau dengan lafadz: صلُّ ْو ِفى ِر هحا ِل ُك ْم
أهَله ه
بُيُ ْوتِ ُك ْم فِى صلُّ ْو
ه
Berdasarkan hadis hadits:
تِ ص هَلةِ فِي له ْيله ٍة ذها َّ ع هم هر أهذَّنه ِبالُ هع ْن نهافِعٍ أ ه َّن ابْنه
ِ صلُّوا فِي
الر هحا ِل ث ُ َّم قها هل هب ْر ٍد هو ِريحٍ فهقها هل أ ه هَل ه
سلَّ هم يهأ ْ ُم ُر
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه سو ُل للاِ ه ُ هكانه هر
ط ٍر هيقُو ُل أ ه هَل اردهة ٌ ذهاتُ هم ه ْ ْال ُم هؤذِنه ِإذها هكان
ِ هت له ْيلهةٌ هب
) (رواه مسلم.الر هحا ِل ِ صلُّوا فِي ه
Dari Nqfi' bahwasanya Ibn Umar azan untuk shalat
pada suatu malam yang dingin dan berangin
(kencang), maka ia mengatakan "Ala Shatufir rihal"
(shalatlah di tempat / di kendaraan). Kemudian
berkata, "Bilamana malam dingin atau hujan,
Rasulullah memerintahkan muazinnya supaya
menyerukan "Ala shallu fir rihal". Dalam riwayat
lain dikatakan. " (HR. Muslim).
Sedangkan hadits dari Abdullah bin Haris dari
Abdullah bin Abbas, menyatakan bahwa apabila hari
hujan panggilan hayya alash shalah diganti dengan
shallu fi buyutikum. Hadits ini juga diriwayatkan
oleh Muslim.
142
D. KETENTUAN IMAM
Cara menunjuk / memilih Imam : "Imam dipilih di
antara anggota jama'ah orang yang ahli bacaan Al
Qur'an Jika dalam hal ini mereka sama, maka dipilih
orang yang paling memahami sunnah. Jika dalam hal ini
juga sama maka dipilihlah yang lebih dahulu mengikuti
hijrah (paling senior keislamannya). Jika dalam hal
semuanya itu juga sama maka dipilihlah yang paling
senior dari segi usia. Ketentuan tersebut didasarkan pada
hadis :
ِسو ُل للا ُ اري ِ قها هل قها هل هر ِ ص هع ْن أ ه ِبي هم ْسعُو ٍد ْاأل ه ْن ه
ِب للا ِ سلَّ هم يه ُؤ ُّم ْالقه ْو هم أ ه ْق هر ُؤ ُه ْم ِل ِكتها
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هه
ُّ س هوا ًء فهأ ه ْعله ُم ُه ْم بِال
سنَّ ِة فهإ ِ ْن فهإ ِ ْن هكانُوا فِي ْال ِق هرا هء ِة ه
س هوا ًء فهأ ه ْقده ُم ُه ْم ِه ْج هرة ً فهإ ِ ْن هكانُوا فِي سنَّ ِة هُّ هكانُوا فِي ال
)س هوا ًء فهأ ه ْقده ُم ُه ْم ِس ْل ًما (رواه مسلم ْال ِه ْج هرةِ ه
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Yang berhak menjadi imam atas suatu kaum adalah
yang paling menguasai bacaan Kitabullah (Al Qur'an),
jika dalam bacaan kapasitasnya sama, maka yang
paling tahu terhadap sunnah, jika dalam as sunnah
(hadist) kapasitasnya sama maka yang paling dahulu
hijrah, jika dalam hijrah sama, maka yang pertama-
tama masuk Islam " (HR. Muslim).
ُصلَّى للا سو ُل للاِ ه ُ هع ْن أ ه ِبي أ ُ هما همةه قها هل قها هل هر
صفُوفه ُك ْم هو هحاذُوا هبيْنه همنها ِك ِب ُك ْم ُ س ُّووا سلَّ هم ههعله ْي ِه هو ه
سدُّوا ْال هخله هل فهإ ِ َّن ُ هو ِلينُوا ِفي أ ه ْيدِي ِإ ْخ هوا ِن ُك ْم هو
ف يه ْعنِي أ ه ْو هَلده ِ طانه يه ْد ُخ ُل به ْينه ُك ْم بِ هم ْن ِزله ِة ْال هحذهش ْي هَّ ال
) (رواه أحمد.هار الصغ ه ِ الضَّأ ْ ِن
Dari Abu Umamah berkata; Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda; "Luruskan shaf-shaf
kalian ratakan pundak-pundak kalian, bersikaplah
lembut pada tangan-tangan saudara kalian dan
144
tutuplah celah karena sesungguhnya setan menyela
diantara kalian seperti anak-anak domba kecil. (HR.
Ahmad)
هويهتِي ٌم فِي به ْيتِنها صلَّ ْيتُ أهنها
هع ْن أهن ِهس ب ِْن همالِكٍ قها هل ه
ُ هوأ ُ ِمي أ ُ ُّم
سلهي ٍْم سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه خ ْهل ه
ف النَّ ِبي ِ ه
)خ ْهلفهنها (رواه البخارى
Dari Anas, katanya : 'Aku shalat bersama sama
anak-anak yatim di belakang Nabi SAW sedangkan
ibuku Ummu Sulaim di belakang kami. (HR.
Bukhari)
F. KEUTAMAAN SHALAT
Keutamaan shalat berjama'ah menurut hadis Rasulullah
ialah memiliki nilai lebih banyak dua puluh tujuh derajat
dibanding dengan shalat sendirian.
سلَّ هم قها هل ه
ُ ص هَلة صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه سو هل للاِ ه ُ أ ه َّن هر
.ًسبْعٍ هو ِع ْش ِرينه ده هر هجة ص هَلة ه ْالفه ِذ ِب ه ُ ْال هج هما هع ِة ت ه ْف
ض ُل ه
)(رواه البخارى
Bersabda rasulullah: Shalat jama'ah itu utama daripada
shalat sendiri sebanyak dua puluh tujuh derajat.
Di samping itu shalat jama'ah memhawa hikmah
hikmah bagi kehidupan umat Islam, seperti:
(1) memperkuat Ukhuwah Islamiyah
(2) menumbuhkan solidaritas dan silaturahmi
(3) memperkokoh barisan perjuangan umat Islam
dan sebagainya.
148
BAB IV
SHALAT JUM'AT
A. LANDASAN DISYARIATKANNYA
Firman Allah:
صَلةِ ِم ْن يه ْو ِم ْال ُج ُم هع ِة َّ ِي ِلل يها أهيُّ هها الَّذِينه آ همنُوا إِذها نُود ه
فها ْس هع ْوا إِلهى ِذ ْك ِر للاِ هوذه ُروا ْال هب ْي هع ذه ِل ُك ْم هخي ٌْر له ُك ْم إِ ْن ُك ْنت ُ ْم
)0 :ت ه ْعله ُمونه (الجمعة
“Hai orang yang beriman, apabila dipanggil shalat
Jum'at, bersegeralah ingat kepada Allah (mendatangi
Jum’at) dan tinggalkan jual beli (pekerjaanmu). Yang
demikian itu lebih baik bagimu. Kalau kamu
mengetahui. (QS. Al Jum'ah (62): 9)
149
Namun dalam hal ini terdapat perbedaan pandangan
mengenai siapa yang wajib jum’at. Berikut ini beberapa
pendapat mengenai orang yang wajib jum’at,
1. Setiap muslim/muslimah wajib Jum'at tanpa kecuali,
dengan alasan:
a. Hadits tersebut tidak dapat mentakhsis ayat Al
Qur'an di atas.
b. Hadits tersebut dhaif dari segi matan karena
menyebutkan anak kecil sebagai salah satu dari
golongan yang dibebaskan dan kewajiban.
Padahal dalam hadits lain yang shahih
disebutkan bahwa anak kecil adalah salah satu
dari tiga golongan yang dibebaskan dari hukum.
2. Setiap muslim/ muslim wajib Jum'at tetapi ada empat
golongan yang tidak wajib jama'ah Jum’at dengan
alasan :
a. Tidak ada Zhuhur pada hari Jum'at.
b. Menerima hadits tersebut, dengan pentakhsisan
bukan pada kewajiban Jum’at, tetapi pada
kewajiban jama'ah Jum’at, sehingga bagi yang
berhalangan atau termasuk empat golongan
sebagaimana disebutkan di atas tetap
menjalankan shalat Jum’at munfarid (sendirian).
3. Ada empat golongan yang tidak wajib Jum'at dan
kembali shalat Zhuhur dengan alasan :
a. Menerima hadits tersebut dengan pentakhsisan
pada kewajiban shalat Jum'at dan kembali
kepada wajib shalat Zhuhur
b. Shalat Jum'at disyariatkan sesudah kewajiban
shalat fardhu lima waktu. Maka ketika shalat
Jum’at gugur (berhalangan), kembali kepada
asal. Sehingga wajib shalat Zhuhur.
150
c. Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) umat
Islam, Dari ketiga pandangan tersebut,
Muhammadiyah sesuai dengan himpunan
putusan Tarjih, memilih pendapat yang ketiga
sebagaimana pendapat mayoritas (jumhur) umat
Islam.
153
b. Membaca hamdalah di awal khutbah I dan II
ْ هت ُخ
ِ ط هبةُ النَّ ِبي ْ وَل هكان ُ ُهع ْن هجا ِب هر بْنه هع ْب ِد للاِ هيق
سلَّ هم هي ْو هم ْال ُج ُم هع ِة هي ْح همد ُ للاه
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هه
)هويُثْنِي هعله ْي ِه (رواه مسلم
Dan Jabir berkata : "Adalah khutbah Nabi SAW
pada hari Jum’at didimulai dengan bacaan
hamdalah dan bentuk pujian lainnya kepada
Allah... dst. (HR. Muslim)
c. Mengucapkan syahadat dan shalawat atas Nabi
ُصلَّى للا سو ُل للاِ ه ُ هع ْن أ ه ِبى ُه هري هْرة ه يهقُو ُل قها هل هر
ش ههادهة ٌ هك ْال هي ِد
ْس فِي هها ه ْ سلَّ هم ْال ُخ
ط هبةُ الَّتِي لهي ه هعله ْي ِه هو ه
)ْال هج ْذ هم ِاء (رواه أحمد
Dari Abu Hurairah ia berkata: "Khutbah yang
idak disertai syahadat itu laksana tangan yang
terpotong (catat-cacat (HR.Ahmad).
Sedangkan untuk shalawat Nabi didasarkan
pada ittifaq al-salaf wa al-khalaf (kesepakatan
Ulama Salaf dan Khalafi)
d. Wasiat "Taqwa kepada Allah"
Dari Jabir berkata: "Bahwa Rasulullah SAW
mewasiatkan taqwa kepada Allah dalam
khutbahnya (HR. Muslim).
e. Membaca beberapa ayat Al Qur'an dan memberi
peringatan kepada jama'ah
Berdasarkan hadits Jabir bin Samurah riwayat
al Jama 'ah di atas.
f. Duduk di antara dua Khutbah
ي للاُ هع ْن ُه هما قها هل هكانه ض ه ِ ع هم هر هر ُ هع ْن اب ِْن
ب قها ِئ ًما ث ُ َّم ُ سلَّ هم هي ْخ
ُ ط صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ي ه ُّ النَّ ِب
يه ْقعُدُ ث ُ َّم يهقُو ُم هك هما ت ه ْفعهلُونه ْاْلنه
154
Dari Ibn Umar katanya: 'Adalah Nabi SAW
senantiasa berkhutbah pada hari Jumat dengan
berdiri, kemudian duduk dan berdiri lagi
sebagaimana dikerjakan para khatib saat ini.
(HR. Al Jama'ah).
g. Berdoa diakhir khutbah dengan mengangkat
telunjuk tangan kanan.
Berdasarkan hadis Husain bin Abdurrahman
ditakhrijkan oleh Ahmad dan Tirmidzi.
h. Sifat Khutbah Nabi
1) Khutbah sesingkat mungkin
2) Khutbah dengan suara lantang dan tegas.
3. Shalat Jumat
Shalat Jum'at dilaksanakan dengan berjama'ah
sebanyak dua rekaat dengan bacaan jahr (keras),
seperti shalat shubuh. Disunnahkan pada shalat
Jum'at membaca surat al A'la (Sabbihisma Rabbikal
A'la) dan al Ghasyiyah (Hal ataka hadisul
Ghasyiyah). Berdasarkan hadis:
ُصلَّى للا سو ُل للاِ ه ُ ِير قها هل هكانه هر ٍ ان ب ِْن بهش ِ هع ْن النُّ ْع هم
سبِحِ ا ْس هم سلَّ هم هي ْق هرأ ُ ِفي ْال ِعيدهي ِْن هو ِفي ْال ُج ُم هع ِة بِ ههعله ْي ِه هو ه
ِيث ْالغها ِشيه ِة قها هل هوإِذها ُ اك هحد هربِ هك ْاأل ه ْعلهى هوه ْهل أهت ه ه
ضا ً اح ٍد يه ْق هرأ ُ ِب ِه هما أ ه ْي
ِ اجت ه هم هع ْال ِعيد ُ هو ْال ُج ُم هعةُ فِي يه ْو ٍم هو
ْ
)ص هَلتهي ِْن (رواه الجماعة إَل البخارى َّ فِي ال
Dari Nu'man Ibn Basyir berkata: 'Adalah Nabi SAW,
di dalam shalat 'Id dan Jum’at selalu membaca
Sabbihisma rabika a'la dan Hal ataka hadisul
ghasiyah. Dan kalau bertepatan 'ld dan Juma’at
pada suatu hari, maka Rasulullah pun membaca
surat tersebut dalam kedua shalat itu. (HR.
Jama'ah, kecuali Bukhari).
155
BAB V
QASHAR DAN JAMA' DALAM SHALAT
A. QASHAR SHALAT
1. Pengertian Qashar Shalat
Qhasar berasal dari bahasa Arab yang artinya
"pendek" atau "ringkas". Sedangkan yang dimaksud
dengan shalat qashar ialah: Shalat yang diringkas,
yaitu diantara shalat fardhu yang lima yang mestinya
empat rakaat diringkas menjadi dua rakaat. Jadi
shalat yang boleh diqashar adalah shalat Dzuhur,
Asar, dan Isya'. Sedangkan shalat Subuh dan
Maghrib tidak dapat diqashar.
2. Dasar Hukum
Firman Allah:
ض ِ األرْ س ِبي ِل للاِ هي ِج ْد فِي اج ْر فِي ه ِ هو هم ْن يُ هه
س هعةً هو هم ْن هي ْخ ُرجْ ِم ْن به ْي ِت ِه يرا هو ه ً ُم هرا هغ ًما هك ِث
سو ِل ِه ث ُ َّم يُ ْد ِر ْكهُ ْال هم ْوتُ فهقه ْد
ُ اج ًرا ِإ هلى للاِ هو هر ِ ُم هه
ً ُهوقه هع أ ه ْج ُرهُ هعلهى للاِ هو هكانه للاُ هغف
.ورا هر ِحي ًما
"Apabila kamu berjalan jauh di bumi, maka tidak
mengapa kamu mengqasharkan shalat, jika kamu
khawatir akan diganggu oleh orang-orang kafir.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu adalah
musuh yang nyata bagi kamu "(QS. An Nisa' (4):
100).
156
ص هَلة ُ أ ه َّو ُل هماَّ ت ال ْ ي للاُ هع ْن هها قهاله ض ه ِ شةه هر هع ْن هعائِ ه
ُ ص هَلة
ت ه ْ سفه ِر هوأُتِ َّم
َّ ص هَلة ُ ال
ت ه ْ ت هر ْكعهتهي ِْن فهأُقِ َّر ْ ض فُ ِر ه
)ض ِر (متفق عليه ْال هح ه
Dari Aisyah r.a. berkata: pertama kali diwajibkan shalat
itu dua rakaat. Kemudian ia ditetapkan pada shalat
shaffar dan idisempurnakan shalatnya orangyang tidak
bepergian (Muttafaqun'alaih).
Dari ayat dan hadist di atas menunjuk bolehnya
mengqashar (meringkas) shalat bagi orang bepergian.
Para ulama' bersepakat bahwa orang musafir boleh
mengqashar shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat.
Dan hal itu di anggap sebagai hal yang "rukhsah".
Artinya mengqashar shalat itu merupakan suatu
keringanan dari Allah.
B. JAMA' SHALAT
1. Pengertian Jama'
Jama' berasal dari Bahasa Arab yang berarti
"mengumpulkan". Sedangkan yang dimaksud dengan
shalat jama' ialah mcngumpulkan shalat. Artinya,
mengerjakan dua shalat fardhu yang lima dalam satu
waktu. Umpanya, Shalat Zhuhur dan Asar dikerjakan
pada waktu Zhuhur atau sebaliknya yaitu pada waktu
Asar.
157
2. Dasar hukum Jama' Shalat
Sabda Nabi SAW:
ُّ ي للاُ هع ْنهُ قها هل هكانه النَّ ِب
ي ض ه ِ هع ْن أهن ِهس ب ِْن همالِكٍ هر
س ُ ش ْم َّ سلَّ هم ِإذها ْارت ه هح هل قه ْب هل أ ه ْن ت ه ِزي هغ ال
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه
ه
ص ِر ث ُ َّم يه ْج هم ُع به ْينه ُه هما هو ِإذهاْ ت ْال هع ِ الظ ْه هر ِإ هلى هو ْق ُّ أ ه َّخ هر
)ب (متفق عليه ُّ صلَّى
الظ ْه هر ث ُ َّم هر ِك ه هت ه ْ زه اغ
Dari Anas bin Malik r.a. berkata: "Rasulullah SAW.
Setiap berangkat bepergian sebelum tergelincir
matahari, biasanya, beliau mengakhirkan shalat
Zhuhur pada waktu Asar, kemudian beliau turun
(berhenti) guna menjama'kan keduanya. Dan bila
telah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat,
biasanya, beliau shalat Zhuhur dulu baru naik
kendaraan " (Muttafaq 'alaih)
ُصلَّى للا سو ِل للاِ ه ُ هع ْن ُم هعا ٍذ هقا هل خ ههر ْجنها هم هع هر
ُّ ص ِلى
الظ ْه هر وك فه هكانه يُ ه سلَّ هم فِى غ ْهز هوةِ تهبُ ه
هعله ْي ِه هو ه
.ب هو ْال ِعشها هء هج ِميعًا ص هر هج ِميعًا هو ْال هم ْغ ِر ه ْ هو ْال هع
)(رواه مسلم
Dari Mu'az r.a. berkata: "Kami keluar bersama
Nabi SAW, pada waktu terjadi perang Tabuk. Ketika
itu beliau mengerjakan shalat Zhuhur dan Asar
dengan jama'. Maghrib dan Isya 'pun dengan jama'"
(HR. Muslim).
Dari kedua hadist di atas menunjukkan
keterangan dibolehkannya mengerjakan shalat
dengan jama' antara dua shalat fardhu khususnya
bagi musafir. Baik dengan jama' ta'khir maupun
jama' taqdim.
158
Keterangan:
- Jama' Ta'khir ialah mengerjakan shalat Zhuhur
dengan Asar dikerjakan pada waktu Asar atau
Maghrib dengan Isya' dikerjakan pada waktu
Isya'.
- Jama' Taqdim ialah mengerjakan shalat Zhuhur
dengan Asar dikerjakan pada waktu Zhuhur atau
Maghrib dengan Isya' dikerjakan pada waktu
Maghrib. Para ulama sepakat bahwa menjama'
shalat juga merupakan rukhsah, keringanan dari
Allah SWT.
159
C. SHALAT DALAM KEADAAN DARURAT
1. Shalat bagi Orang Sakit
Barang siapa berhalangan karena sakit hingga ia
tak dapat berdiri mengerjakan shalat fardhu, maka ia
diperbolehkan shalat dengan duduk. Bila tidak
mampu mengerjakan dengan duduk, maka ia
diperbolehkan shalat dengan berbaring.
Cara pelaksanaan shalat adalah di waktu ruku'
dan sujud cukuplah dengan menundukkan kepala.
Hanya saja pada waktu sujud hendaklah
menundukkan kepala itu lebih rendah daripada
waktu ruku'. Firman Allah :
الَّذِينه هي ْذ ُك ُرونه للاه قِ هيا ًما هوقُعُودًا هو هع هلى ُجنُو ِب ِه ْم (آل
)101:عمران
"Orang-orang yang selalu ingat akan Allah, baik
dengan berdiri waktu duduk atau berbaring" (QS.
Ali Itnran (3); 191).
Sabda Rasulullah:
ى للاُ هع ْنهُ هقا هل هكانه ِبي ض ه ِ صي ٍْن هر هع ْن ِع ْم هرانه ب ِْن ُح ه
سلَّ هم هفقه ه
ال صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ي ه َّ ور فه هسأ ه ْلتُ النَّ ِب ُ ص ُ النَّا
ص ِل قهائِ ًما فهإ ِ ْن له ْم ت ه ْست ه ِط ْع فهقها ِعدًا فهإ ِ ْن له ْم ت ه ْست ه ِط ْع فه هعلهى
ه
)ب (رواه الجماعة إَل مسلم ٍ هج ْن
Dari Umran bin Husayyin, katanya: "Saya
menderita penyakit bawasir, lalu saya tanyakan
kepada Nabi SAW Bagaimana caranya shalat, jawab
beliau: Shalatlah dengan berdiri, jikalau tidak dapat
hendaklah dengan duduk dan jikalau tidak dapat
juga maka dengan berbaring. " (HR. Jamaa'ah
kecuali Muslim).
160
Jadi, mengenai cara shalat rang yang tak dapat
berdiri atau duduk, ialah dengan berbaring, dan kalau tak
dapat maka sambil terientang dengan kedua kaki
diarahkan ke kiblat sekedar kemampuanya. Dan inilah
yang dianggap paling baik.
Kesimpulan Hukum
Shalat di atas kendaraan boleh menghadap ke mana
arah tujuan kendaraan dan dilakukan dengan berdiri. Bila
tidak bisa berdiri, maka bisa dilakukan menurut keadaan
yang memungkinkan.
161
Perahu dan unta bisa disamakan dengan kereta api,
mobil, motor, kapal terbang dan sebagainya.
ص هَلة ه هعلهى
َّ ض للاُ ال َّاس قها هل فه هر ه
ٍ عب هع ْن اب ِْن ه
سلَّ هم فِي
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ان نه ِب ِي ُك ْم ه
ِ س ِل ه
سفه ِر هر ْك هعتهي ِْن هوفِي ْال هح ه
َّ ض ِر أ ه ْر هبعًا هو ِفي ال
)ف هر ْك هعةً (رواه مسلم ِ ْالخ ْهو
Dari Abbas r.a. berkata: 'Allah telah
memfardukan lewat lisan Nabimu (Muhammad
SAW.) di dalam shalat hadhar (shalat di rumah)
empat rakaat, di dalam shalat safar dua rakaat
dan di dalam shalat Khauf satu rakaat (HR.
Muslim).
162
Firman Allah:
)240 : فهإ ِ ْن ِخ ْفت ُ ْم فه ِر هجاَلً أ ه ْو ُر ْك هبانًا (البقرة
"Maka jika kamu dalam ketakukan, bershalatlah
sambil berjalan kaki atau berkendaraan." (QS. Al-
Baqarah (2): 239)
Dari dua dalil di atas, maka seseorang yang
hendak melakukan shalat Khauf sendirian, boleh
dilakukan menurut kendaraan dan boleh dikerjakan
satu rakaat saja.
b. Cara Shalat Khauf Berjama'ah
Bila kita hendak melakukan shalat Khauf secara
berjamaah maka sifatnya (caranya) adalah menurut
apa yang telah diterangkan oleh al-Quran dan
perbuatan Rasulullah SAW. sendiri.
Rasulullah SAW. telah memberikan beberapa
contoh bagaimana melakukan shalat Khauf dengan
berjama'ah. Di antaranya ada yang dikerjakan dengan
dua rakaat dan ada pula yang dikerjakan hanya
dengan satu rakaat saja.
Menurut Ahmad, di dalam masalah shalat Khauf
ini kita memperoleh enam atau tujuh hadist yang
dapat kita lakukan di antara yang tujuh ini.
1) Shalat Khauf di kala Musuh di Arah Kiblat
Dari Jabir ia berkata: "Aku pernah mengikuti
shalat Khauf bersama Rasulullah SAW
kemudian beliau mengatur barisan kami menjadi
dua shaft di belakangnya, sementara musuh
beradara di antara kami dan di arah kiblat.
Kemudian Rasulullah SAW. takbir dan kami pun
takbir semuanya, lalu Rasulullah SAW. Ruku'
dan kami pun ruku' bersama. Kemudian
Rasulullah SAW. mengangkat kepalanya dari
ruku' lalu kami pun mengangkat kepala kami
semuanya. Kemudian Rasulullah SAW. turun
163
hendak sujud dan diikuti oleh shaf yang pertama,
sedangkan shaff yang kedua tetap berdiri
menghadap musuh, lalu setelah Nabi SAW.
selesai sujud bersama shaf yang pertama, maka
shaff kedua maju dan shaff pertama mundur,
kemudian Nabi SAW. Ruku' dan kami pun ikut
ruku' semuanya. Kemudian Nabi SAW
mengangkat kepalanya dari ruku' dan kami pun
mengangkat kepala semuanya, kemudian Nabi
SAW. turun sujud bersama shaff yang di
belakangnya (yaitu shaft yang kedua dalam
rakaat yang pertama sedangkan shaft yang kedua
berdiri ke arah dan jurusan musuh, maka tatkala
Nabi SAW. selesai sujud lalu mereka (shaft
pertama dan kedua ikut sujud kemudian Nabi
SAW. salam dan kami pun salam semuanya.
(HR. Ahmad, Muslim, Ibnu Majah dan
Nasa'i)
2) Cara lain
Dari Abu Hurairah ia berkata: Aku pernah
shalat Khauf bersama Rasulullah SAW. pada
perang Nejd. Kemudian Rasulullah SAW. berdiri
untuk mengerjakan shalat Asar, lalu berdirilah
sekelompok sahabat bersamanya, sedangkan satu
kelompok yang lain menghadap musuh
membelakangi kiblat, kemudian Rasulullah
SAW. takbir lalu mereka pun takbir semuanya,
baik yang bersama Rasulullah maupun kelompok
yang menghadap musuh, kemudian Nabi SAW.
ruku' sekali dan ruku' pula kelompok yang
bersamanya lalu sujud dan kemudian sujud
pulalah kelompok yang mengiringinya,
sedangkan kelompok yang lain berdiri
menghadap musuh, lalu Nabi SAW. berdiri dan
164
berdiri pula kelompok yang bersamanya,
kemudian mereka pergi menghadap musuh lalu
mereka hadapi musuh itu, kemudian datang
sekelompok yang menghadapi kelompok lalu
mereka ruku' dan sujud sedangkan Rasulullah
SAW. tetap dalam keadaan semula, kemudian
berdiri lalu Nabi SAW. ruku' sekali lagi dan
mereka pun ruku' bersamanya, kemudian Nabi
SAW. sujud dan mereka pun sujud bersamanya,
kemudian datanglah sekelompok (kedua) yang
menghadapi musuh tadi, lalu mereka ruku' dan
sujud sedangkan Rasulullah SAW. dan orang-
orang bersama dia tetap duduk, kemudian
datanglah waktu salam lalu Nabi SAW salam
dan mereka pun salam semuanya jadi bagi
Rasulullah dua rakaat dan bagi setiap orang dan
dua kelompok itu dua rakaat, dua rakaat. (HR.
Ahmad, Abu Dawud dan Nasa'i).
165
BAB VI
PENGURUSAN JENAZAH
A. PENDAHULUAN
166
5. Tidak ada halangan bagi keluarga dan handai tolan
untuk mencium mayat kerabat dan sahabatnya.
6. Rasulullah melarang umatnya meratapi mayat dan
membolehkan mereka meneteskan air matanya.
Sebagaimana beliau bersabda:
صلَّى للاُ هعله ْي ِه
سو ُل للاِ ه ُ هع ْن هع ْب ِد للاِ هقا هل هقا هل هر
ب ْال ُخدُوده أ ه ْو ش َّهق ض هر هْس ِمنَّا هم ْن ه سلَّ هم لهي ه
هو ه
)وب أ ه ْو ده هعا بِدهع هْوى ْال هجا ِه ِليَّ ِة (رواه مسلم
ْال ُجيُ ه
Dari Abdullah did berkata, " Rasulullah shallallahu
'alaih wasallam bersabda: "Bukan dari golongan
kami orang yang menampar pipinya, mengoyak-
ngoyak saku bajunya atau berdoa dengan doa
orang-orang Jahiliyah." (Riwayat Muslim).
Beliau bersabda pula:
ُصلَّى للا ي ه َّ ي هحدَّثههُ أ ه َّن النَّ ِبَّ أ ه َّن أ ه هبا همالِكٍ ْاأل ه ْش هع ِر
هعله ْي ِه هو هسلَّ هم هقا هل أه ْر هب ٌع ِفي أ ُ َّم ِتي ِم ْن أ ه ْم ِر ْال هجا ِه ِليَّ ِة هَل
الط ْع ُن فِي َّ ب هو ِ سا يهتْ ُر ُكو هن ُه َّن ْال هف ْخ ُر ِفي ْاأل ه ْح ه
الوم هوالنِ هيا هحةُ هو هق ه ِ ب هو ْاَل ْستِ ْس هقا ُء بِالنُّ ُج ِ ْاأل ه ْن هسا
النَّا ِئ هحةُ ِإذها هل ْم تهتُبْ قه ْب هل هم ْو ِت هها تُقها ُم يه ْو هم ْال ِق هيا هم ِة
بٍ ع ِم ْن هج هر ٌ ان هود ِْر ٍ هو هعله ْي هها ِس ْربها ٌل ِم ْن هق ِط هر
)(رواه مسلم
Bahwa Abu Malik Al Asy'ari telah menceritakan
kepadanva bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Ada empat perkara jahiliyah yang masih
melekat pada umatku dan mereka belum
meninggalkannya: Membanggakan kedudukan, mencela
nasab (garis keturunan), meminta hujan dengan bintang-
bintang, dan niyahah (meratapi mayit)." Dan beliau
bersabda: "Orang yang meratapi mayit, jika ia belum
167
bertaubat sebelum ajalnya tiba maka pada hari kiamat ia
akan dibangkitkan dengan memakai baju panjang yang
berwarna hitam dan memakai tameng dari pedang yang
sudah karatan. " (Riwayat Muslim).
168
B. CARA MEMANDIKAN MAYAT
1. Letakkan mayat itu di tempat yang tinggi, serta sunyi dari
pandangan orang ramai, selain orang-orang yang akan
membantu pelaksanaannya, seperti menuangkan air dan
sebagainya.
2. Gantilah pakaian mayat itu dengan kain basahan, dan
yang paling baik adalah sarung, agar tidak mudah terbuka
auratnya.
3. Setelah itu dudukkanlah mayat tersebut di atas ranjang
atau balai-balai, lalu sederhanakanlah pungguhnya pada
sesuatu.
4. Sapulah perut mayat itu dan tekanlah sedikit, jika mayat
itu tidak dalam keadaan hamil, seraya siramkan dengan
air yang bercampur harum-haruman. (Demikianlah hadits
riwayat Al Khalal dari Ummu Sulaim).
5. Setelah sarung tangan ditanggalkan, siramlah tubuh
mayat itu. Mulailah dengan anggota wudhunya, serta
anggota tubuhnya yang sebelah kanan.
سلَّ هم صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه هو ه ي ه ُّ ت قها هل النَّ ِب ْ هع ْن أ ُ ِم هع ِطيَّةه قهاله
ِاضع ِ غ ْس ِل ا ْبنهتِ ِه ا ْبدهأْنه ِب هميه ِامنِ هها هو هم هو له ُه َّن فِي ه
)وء ِم ْن هها (رواه الجماعة ِ ض ُ ْال ُو
Ummu 'Atiyah r.a. berkata: "Tatkala kami memandikan
puteri Nabi SAW. beliau bersabda: "Mulailah dengan
anggotanya yang sebelah kanan dan tempat (anggota)
wudhunya " (Riwayat Jama'ah).
6. Mandikanlah mayat itu dengan ganjil, tiga, lima dan
seterusnya.
Rasulullah SAW. bersabda:
169
ت ْ ي للاُ هع ْن هها قهاله ض ه ِ ص ِاريَّ ِة هر هع ْن أ ُ ِم هع ِطيَّةه ْاأل ه ْن ه
سلَّ هم ِحينه صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه هو ه سو ُل للاِ ه ُ ده هخ هل هعله ْينها هر
سا أ ه ْو أ ه ْكث ه هرً ت ا ْبنهتُهُ فهقها هل ا ْغس ِْلنه هها ث ه هَلثًا أ ه ْو خ ْهم ْ ت ُ ُوفِيه
اج هع ْلنه ِفي ْ ِم ْن ذه ِل هك ِإ ْن هرأ ه ْيت ُ َّن ذه ِل هك ِب هماءٍ هو ِس ْد ٍر هو
) (متفق عليه.ور ٍ ُش ْيئًا ِم ْن هكاف ورا أ ه ْو هً ُْاْل ِخ هر ِة هكاف
Dar/ Ummu 'Athiyyah seorang wanita Anshar radliallahu
'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menemui kami saat kematian puteri kami, lalu bersabda
"Mandikanlah dia tiga kali atau lima kali atau lebih dari
itu menurut pendapat kalian, dengan air dan daun
bidara, dan pada kali yang terakhir, campurkanlah air
dengan kapur barus atau sesuatu yang sama dengan
kapur barus " (Riwayat Bukhari dan Muslim).
7. Bila telah selesai memandikan mayat perempuan, jalinlah
rambutnya tiga pintal. (Riwayat Bukhari dan Muslim
dari Ummu 'Atiyah).
8. Terakhir sekali hendaklah tubuh mayat itu dikeringkan
handuk, kain yang tebal atau lain sebagainya. Rasulullah
SAW. setelah memandikannya beliau dibungkus dengan
kain Yaman (untuk mengeringkannya), lalu dibuka
kembali. (Riwayat Muslim dari 'Aisyah r.a).
170
Sabda Rasulullah:
س ْلت ُ ِك
َّ ت قه ْب ِلي فهقُ ْمتُ هع هلي ِْك فهغهِ ض َّر ِك له ْو ِم
هما ه
صلَّ ْيتُ هعلهي ِْك هودهفه ْنت ُ ِك (رواه أحمد هو هكفَّ ْنت ُ ِك هو ه
)وابن ماجه والدارم
"Tidak ada halangan bagi engkau sekiranya engkau
mati sebelum aku lalu aku memandikan dan mengkafani
engkau, kemudian aku menyembahyangkan enngkau,
dan aku menguburkan engkau". (Riwayat Ahmad,
Ibnu Majah dan al-Darimi)
171
Mayat yang tidak boleh dimandikan :
Adapun mayat seseorang muslim yang gugur di medan
pertempuran dalam membela agama Allah tidak boleh
dimandikan, tidak dikafani, melainkan dengan pakaian yang
berlumuran darah itu, tidak pula dishalatkan hanya wajib
dikubur saja.
Jabir ibn Abdilah berkata : "Rasullullah SAW. pernah
mengumpulkan antara dua laki-laki dari orang yang gugur
dalam perang Uhud dalam sehelai kain, kemudian beliau
bersabda: "Siapa diantara keduanya yang banyak memahami
al-Quran, maka ketika diisyaratkan bagi Nabi kepada salah
seorang keduanya, beliau didahulukan dalam lahad. Beliau
menyuruh mereka menguburkan dengan darah mereka.
Mereka tidak dimandikan dan tidak pula dishalatkan.
(Riwayat Bukhari).
Syuhada yang wajib dimandikan, dikafani, dan
dishalatkan. Syuhada (orang mati syahid) yang wajib diurus
mayatnya sebagaimana mengurus mayat muslim lainnya,
ialah:
a. Orang mati karena tha'un (wabah).
b. Orang mati karena tenggelam
c. Orang mati karena luka-lukanya (kecelakaan)
d. Orang mati karena sakit perut
e. Orang mati karena terbakar
f. Orang mati karena tertimpa reruntuhan sesuatu
(tertimbun)
g. Orang mati karena melahirkan
(Berdasarkan hadits Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan
Nasa'i dari Jabir).
172
C. MENGKAFANKAN (MEMBUNGKUS) MAYAT
173
2. Mengkafani mayat dengan baik, adalah dianjurkan. Dan
sebagus-bagusnya kain kafan adalah yang berwarna
putih.
Rasulullah SAW. bersabda:
صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه ي ه ُّ ِهع ْن هجابِ ِر ي ِْن هع ْب ِد للاِ قها هل النَّب
ُسلَّ هم إِذها هكفَّنه أ ه هحدُ ُك ْم أهخهاهُ فه ْليُ هح ِس ْن هكفهنهه
هو ه
"Apabila seorang kamu mengkafani mayat saudaranya,
maka hendaklah dia memperluas kafannya" (Riwayat
Muslim)
Rasulullah SAW. bersabda:
صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه ب هع ْن النَّبِي ِ هٍ ُس ُم هرة ه ب ِْن ُج ْندهع ْن ه
ط هه ُر ْ ض فهإِنَّ هها أ هاب ْال ِبي هسوا الثِيه ه ُ سلَّ هم قها هل ْالبه
هو ه
) (رواه أحمد.ب هو هك ِفنُوا فِي هها هم ْوتها ُك ْم ْ هوأ ه
ُ طيه
"Pakailah pakaian yang putih, karena sesungguhnya
ia lebih bersih dan lebih baik, dan kafankanlah
dengan mayat-mayat kamu " (Riwayat Ahmad).
3. Kafan itu hendaklah sekurang-kurangnya sehelai
kain yang menutupi seluruh tubuh, lebih-lebih
auratnya. (Hadits pada No. 1)
4. Kafan yang baik adalah tiga helai kain untuk mayat
laki-laki dan lima helai untuk mayat perempuan.
'Aisyah berkata : "Rasulullah SAW. dikafani
dengan tiga helai kain putih Sahul yang dibuat dari
kapas; tidak ada di dalamnya baju kurung dan tidak
pula sorban". (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Laila binti Qanif Al-Saqariya r.a. berkata: "Aku
turut memandikan Ummu Kulsum puteri Rasulullah
SAW. ketika wafatnya dan kain yang mula-mula
diberikan kami oleh Rasulullah ialah kain pinggang,
sesudahnya itu baju kurung, kemudian kerudung
setelah itu kami menyelimuti badannya, kemudian
diletakkan Ummu Kulsum dalam sehelai kain yang
174
lain. Kata Laila: "Rasulullah SAW. berdiri di pintu,
besertanya demi sehelai". (Riwayat Ahmad dan
Abu Dawud).
5. Mengenakan harum-haruman seperti cendana,
kasturi dan Iain-lain pada tubuh atau kafan mayat
adalah sesuai dengan Sunnah Rasulullah.
6. Terhadap orang yang meninggal dalam keadaan
ihram, hendaknya dikafankan sebagaimana
pakaiannya sewaktu ihram, tidak ditutup badannya
dan tidak pula dikenakan harum-haruman.
Adapun wanita yang tetap diikafani
sebagaimana mestinya, hanya dilarang
mengenakannya dengan harum-haruman.
Rasulullah SAW. bersabda: "Mandikanlah
orang-orang yang mati dalam berihram itu dalam
dua helai kain yang dipakainya, mandikanlah ia
dengan air dan daun bidara, dan kafankanlah ia
dengan dua helai kain jangan kamu tutup
kepalannya, karena ihram itu, dibangkitkan di hari
kiamat dalam keadaan berihram. (Riwayat al-Nasa'i
dari Ibnu Abbas).
7. Dilarang oleh syara' berlebih-lebihan dalam
mengkafan-kan mayat.
175
D. SHALAT JENAZAH
E. MENGUBURKAN MAYAT
1. Sesudah selesai memandikan, mengkafani, dan
menshalatkan mayat tersebut. maka wajiblah segera
dikuburkannya, dengan diantar oleh saudaranya
sesama muslim dalam keadaan tenang tanpa
membaca Shalawat, tahlil, dan sebagainya.
Rasulullah SAW. bersabda:
178
عوا بِ ْال هجنهازه ةِ فهإ ِ ْن ت هكُ ه
صا ِل هحةً فه هخي ٌْر لهعهلَّهُ قها هل ُ أ ه ْس ِر
ضعُونههُ هع ْن تُقه ِد ُمونه هها هعله ْي ِه هو ِإ ْن ت ه ُك ْن هغي هْر ذه ِل هك فهش ٌّهر ت ه ه
)ِرقها ِب ُك ْم (رواه مسلم
"Segeralah membawa jenazah itu, maka jikalau dia
seorang, yang soleh, kalian memperdekatkan dengan
kebajikan, dan bila ia bukan termasuk orang yang
demikian, maka barang buruk itu segera kau tinggalkan
dari punggungmu" (Riwayat Muslim dari Abu
Huraiarah).
Qais bin 'Iyat r.a. berkata: "Adalah para sahabat
Rasulullah SAW tidak menyukai mengangkat suara pada
tiga perkara: Di sisi jenazah, di waktu berperang, dan
waktu membaca al-Quran (Riwayat Ibnu Munzir)
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW. bersabda:
ِع ْنده:ِت ِع ْنده ثهَلهث ُّ ِإ َّن للاه هع َّز هو هج َّل يُ ِحبُّ ال
ص ْم ه
هو ِع ْنده اْل هجنهازه ِة (رواه،ف ِ ِتَله هو ِة اْلقُ ْر
َّ هو ِع ْنده،آن
ِ الز ْح
)الطبرانى
"Sesungguhnya Allah menyukai ketenangan pada tiga
waktu: waktu membaca Al-Quran, waktu perang dan
waktu ada jenazah " (Riwayat Tabrani dari Zaid bin
Arqam).
2. Orang yang berkendaraan hendaklah mengikuti di
belakang jenazah dan orang yang berjalan kaki boleh
berjalan dimana saja yang dia kehendaki berdasarkan
sabda Rasulullah SAW. sebagai berikut:
صلَّى للاُ ه
عله ْي ِه ش ْع هبةه هع ْن النَّ ِبي ِ ه هع ِن ْال ُم ِغ ه
ُ ير ِة ب ِْن
ف ْال ِجنهازه ِة هو ْال هما ِشي ب خ ْهل ه َّ سلَّ هم قها هل
ُ الرا ِك هو ه
179
ارهها( .رواه
س ِأ ه هما هم هها قه ِريبًا هع ْن يه ِمينِ هها أ ه ْو هع ْن يه ه
أحمد)
180
"Orang yang berkendaraan berjalan di belakang
jenazah, orang yang berjalan kaki berjalan
dimukanya di dekatnya sebelah kanan atau sebelah
kirinya" (Riwayat Ahmad)
اجده (متفق
ِ س له هعنه للاُ ْاليه ُهوده ات َّ هخذُوا قُبُ ه
ور أ ه ْن ِبيهائِ ِه ْم هم ه
)عليه
"Allah mengutuk orang-orang Yahudi dan Nasrani,
mereka menggunakan kubur Nabi-nabi mereka sebagai
masjid". (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah r.a.)
184
ُصلَّى للا ي ه ُّ ِعثْ همانه ب ِْن هعفَّانه قها هل هكانه النَّب ُ هع ْن
ف هعله ْي ِه ت هوقه ه ِ غ ِم ْن ده ْف ِن ْال هم ِي
سلَّ هم إِذها فه هر ه هعله ْي ِه هو ه
ُت فهإِنَّه ِ سلُوا لههُ ِبالتَّثْ ِبي فهقها هل ا ْست ه ْغ ِف ُروا ِأل ه ِخي ُك ْم هو ه
) (رواه أبوداود وأحمد.ْاْلنه يُ ْسأ ه ُل
"Mintakanlah ampun bagi saudaramu ini dan mohonkan
ketetapan baginya, karena sekarang ditanya "(Riwayat
Abu Dawud).
185
2. Hendaklah membawa makan dan lain sebagainya
kepada keluarga mayat itu tatkala Rasulullah
mendengar berita kematian Ja'far r.a. beliau
bersabda:
صلَّى سو ُل للاِ ه ُ هع ْن هع ْب ِد للاِ ب ِْن هج ْعفه ٍر قها هل قها هل هر
صنهعُوا ِْل ِل هج ْعفه ٍر ه
ُط هعا ًما فهإِنَّه ْ سلَّ هم اللاُ هعله ْي ِه هو ه
) (رواه الخمسة.شغهله ُه ْم قه ْد أهتهاهُ ْم أ ه ْم ٌر ه
"Buatkanlah makanan untuk ahli keluarga Ja'far
karena mereka sedang ditimpa kesedihan
(kerepotan). (Riwayat Lima Ahli Hadis dari
Abdullah bin Ja'far).
186
BAB VII
KITAB SHIYAM
A. PENDAHULUAN
189
B. MACAM-MACAM PUASA
1. Shiyam Wajib
a. Shiyam Ramadhan
1) Pengertian
Kata shiyam berasal dari kata "shama –
yasumu - syiyaman" dengan pengertian
menahan diri dari makan, minum dan
hubungan seksual sejak terbit fajar sampai
terbenamnya matahari dengan niat ikhlas
karena Allah SWT semata.
Sedangkan Ramadhan adalah nama suatu
bulan yang memiliki keistimewaan-
keistimewaan yang telah ditetapkan oleh
Allah, dimana pada bulan itu Allah
menurunkan Al Quran yang berfungsi
sebagai hudan (petunjuk), bayyinat (penjelas)
dan furqan (pembela) dari barang yang haqq
dan yang bathil, maka ia mengandung
kewajiban shiyam di dalamnya. Ini seiring
dengan firman Allah:
191
ب قها هل ه
ُس ِم ْعت ِ هطا َّ ع هم هر بْنه ْالخ ُ هع ْن
سلَّ هم يهقُو ُل
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه سو هل للاِ ه ُ هر
ئ ٍ هو ِإنَّ هما ِل ُك ِل ْام ِر،ت ِ ِإنَّ هما ْاأل ه ْع هما ُل ِبالنِيَّا
) (متفق عليه.هما ن ههوى
"Sesungguhnya semua perbuatan itu
hanyalah tergantung pada niat dan
sesungguhnya segala sesuatu itu tergantung
apa yang menjadi niatnya. "(Muttafaq
'alaih).
Niat karena Allah semata (motivasi
imani) akan memacu untuk mentaati semua
perintah yang telah ditetapkan Allah melalui
Al Quran dan Al Sunnah baik itu dalam
kategori al Wajibat (amalan wajib) maupun
yang berupa al mandubat (amalan Sunnah /
keutamaan / anjuran).
3) Cara Bershiyam
a) Menentukan Awal dan Akhir Shiyam
Untuk menentukan awal dan akhir
shiyam Ramadhan dapat dilakukan
dengan cara-cara:
Pertama, rukyah (ru'yah al-hilal)
yaitu melihat dengan mata kepala atau
menggunakan alat tertentu terhadap
wujudnya hilal (bulan sabit) awal bulan.
Berdasarkan hadits:
ي للاُ هع ْن ُه هما قها هل ض ه ِ ع هم هر هر ُ أ ه َّن اب ِْن
سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو هسو هل للاِ ه ُ س ِم ْعتُ هر
ه
ه
ُصو ُموا هوإِذها هرأ ْيت ُ ُموه ه
ُ هيقُو ُل إِذها هرأ ْيت ُ ُموهُ فه
ُغ َّم هعله ْي ُك ْم فها ْقد ُُروا لههُ فهأ ه ْف ِط ُروا فهإ ِ ْن
)(أخرجه الشيخان والنسائى وابن ماجه
"Apabila kamu melihat dia (tanggal 1
Ramadhan) maka melakukan shiyamlah dan
apabila kamu melihatnya (tanggal 1
Syawal) maka berbukalah telapi jika
mendung (bulan tertutup oleh mendung
maka kira-kirakanlah (perhitungkanlah)".
(Bukhari-Muslim).
195
ي للاُ هع ْنهُ يهقُو ُل قها هل ض ه ِ أهبها ُه هري هْرة ه هر
سلَّ هم أ ه ْو قها هل
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ي ه ُّ النَّ ِب
سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه قها هل أهبُو ْالقها ِس ِم ه
صو ُموا ِل ُرؤْ هي ِت ِه هوأ ه ْف ِط ُروا ِل ُرؤْ هي ِت ِه فهإ ِ ْن ُ
ش ْع هبانهي هعله ْي ُك ْم فهأ ه ْك ِملُوا ِعدَّة ه ه غ ِب ه ُ
ث ه هَلثِينه
Bershiyamlah kamu karena melihatnya (hilal
awal Ramadhan) dan berbukalah kamu
karena melihatnya (hilal awal Syawwal)
maka bila terhalang penglihatanmu
sempurnakanlah bilangan Sya'ban hingga 30
hari. (HR. Bukhari - Muslim )
Kedua, hisab yakni menghitung posisi
hilal dengan bantuan ilmu falak / Hisab /
Astronomi. Berdasarkan firman Allah
SWT dalam QS. Yunus (10): 5, Yasin
(36) 39 - 40 dan hadis-hadis di atas
terutama pada kalimat "maka
perhitungkanlah ".
Persyarikatan Muhammadiyah ber
pendapat kedua hal tersebut dapat dipakai,
akan penggunaan hisab lebih akurat (rajih),
karena dukungan ilmu dan pengetahuan yang
semakin maju. Hisab yang dipegangi
Muhammadiyah adalah hisab haqiqi dengan
wujudul hilal, yakni apa terjadi ijtima
sebelum ghurub (terbenamnya matahari) dan
pada saat ghurub matahari lebih dahulu
terbenam daripada bulan, sehingga hilal
sudah wujud.
196
b) Niat pada malam harinya
Hakekat niat ialah kesengajaan yang
bergetar dalam hati untuk melakukan
sesuatu. Jadi bukan lafaz yang diucapkan.
Bahkan melafazkan niat adalah termasuk
perbuatan ghairu masryu' (tidak diturunkan),
yang harus ditinggalkan. Hendaklah niat
shiyam Ramadhan sebelum terbit fajar.
Sabda Rasulullah:
صلَّى للاُ هعله ْي ِه صةه زه ْوجِ النَّ ِبي ِ ههع ْن هح ْف ه
سلَّ هم
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه سو هل للاِ ه ُ سلَّ هم أ ه َّن هر
هو ه
الصيه هام قه ْب هل ْالفه ْج ِر فه هَل
ِ قها هل هم ْن له ْم يُ ْج ِم ْع
)صيه هام لههُ (رواه الخمسة ِ
"Barang siapa sebelum fajar tidak
menetapkan (niat) hendak shiyam maka
tidak sah baginya shiyamnya. (Riwayat
lima ahli hadis).
c) Makan Sahur
Disunnahkan pula dalam melakukan
shiyam ini makan sahur, yakni makan
pada waktu sesudah lewat tengah malam
dan disunnahkan untuk mengakhiri sahur
ini.
Sabda Rasulullah:
197
.ًور به هر هكة ُّ س َّح ُروا فهإ ِ َّن فِي ال
ِ س ُح ته ه
)(متفق عليه
"Bersahurlah kamu karena sesungguhnya di
dalam sahur itu terdapat barokah.”
(Mutafaq 'alaih)
ي
ض ه ِ ت هر ٍ هع ْن أهن ٍهس هع ْن زه ْي ِد ب ِْن ثها ِب
ِسو ِل للا ُ س َّح ْرنها هم هع هر للاُ هع ْنهُ قها هل ت ه ه
سلَّ هم ث ُ َّم قُ ْمنها ِإلهى
صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
) (رواه مسلم.ص هَل ِة َّ ال
Dari Anas dari Zaid bin Sabit katanya:
"Kami makan sahur bersama sama
Rasullah SAW, kemudian kami bangun
(berdiri) mengerjakan shalat Subuh,
Kemudian aku (Anas) bertanya : Berapa
lama kira-kira jaraknya? Jawab Zaid:
"Kira-kira pembacaan lima puluh ayat"
(Diriwayatkan Muslim).
d) Meninggalkan Segala Yang Membatalkun
Shiyam
Selama melakukan shiyam yaitu dari
terbit fajar sampai matahari terbenam
tahanlah diri anda untuk tidak makan,
minum dan berhubungan seksual suami
istri hingga terbenam matahari.
e) Segera Berbuka Ketika Maghrib Tiba
Dan setelah matahari terbenam
(Maghrib) bersegeralah berbuka, sesuai
dengan hadis Nabi.
Bersabda Rasulullah: "Allah azza wa
Jalla berfirman:
198
ِسو ُل للا ُ هع ْن أهبِي ُه هري هْرة ه قها هل قها هل هر
سلَّ هم قها هل للاُ هع َّز صلَّى للاُ هعله ْي ِه هو ه ه
ُ ه
ي أ ْع هجل ُه ْم ه
َّ هو هج َّل أ هحبُّ ِع هبا ِدي ِإله
) (رواه الترمذى.ط ًرا ْ ِف
Hurairah dia berkata, Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wasallam: Allah
'azza wajalla berfirman: " Hambaku yang
paling Aku sukai adalah dia yang selalu
menyegerakan berbuka. " (HR Tinnidzi)
Dan ketika selesai berbuka shiyam
membaca doa:
ت ْاأل ه ْج ُر
وق هوث ه هب ه ْ َّالظ همأ ُ هوا ْبتهل
ُ ت ْالعُ ُر َّ هب ذهه ه
ُِإ ْن شها هء للا
"Telah hilang rasa haus dan segarlah
kerongkongan. Semoga tetap berpahala,
Insya Allah". (HR. Abu Dawud)
203
a) Perkataan kotor, dusta dan omong kosong
b) Pembicaraan yang membuat gaduh
suasana
c) Bertengkar atau memaki-maki teman
d) Berkumur atau memaki-maki teman
e) Dan sebagainya.
7) Amalan-amalan yang utama di bulan
Ramadhan
Sesuai dengan derajat yang diberikan
kepada bulan Ramadhan sebagai bulan
yang penuh ampunan, barakah dan
sebagainya maka kita sangat dianjurkan
unruk memperkokoh nilai shiyam dengan
amalan-amalan keutamaan.
Adapun amalan-amalan keutamaan
yaitu dengan sangat dianjurkan kepada
kita di bulan Ramadhan ini ialah:
a) Memperbanyak sadaqah
ُ صلَّى
للا ي ه ُّ سئِ هل النَّ ِب ُ هع ْن أهن ٍهس قها هل
ص ْو ِم أ ه ْف ه
ض ُل به ْعده َّ ي ال ُّ سلَّ هم أ ه
هعله ْي ِه هو ه
ضانهان ِلت ه ْع ِظ ِيم هر هم ه ضانه فه هقا هل ه
ُ ش ْع هب هر هم ه
صدهقهةٌ ِفيض ُل هقا هل ه صدهقه ِة أ ه ْف هَّ ي ال ُّ ِقي هل فهأ ه
) (رواه الترمذى.ضان هر هم ه
Dari Anas katanya: Nabi Shallallaahu
'alaihi wasallam ditanya tentang puasa
yang paling utama setelah Ramadhan.
Beliau menjawah "Bulan Sya'ban untuk
memuliakan Ramadhan " Beliau ditanya
lagi, lalu Shadaqah apa yang paling
utama? Beliau menjawab: "Shadaqah di
bulan Ramadhan.'' (Riwayat Tirmidzi)
b) Menderas AlQur'an
204
ان ِل ْلعه ْب ِد يه ْو هم
ِ آن يه ْشفهعه ُ الصيها ُم هواْلقُ ْرِ
َّي هرب ُّ الصيها ُم أ ه ِ يهقُو ُل،اْل ِقيها هم ِة
ار ِ ت ِبالنَّ هه َّ ام هوال
ِ ش هه هوا َّ ُهمنه ْعت ُه
الط هع ه
ُآن همنه ْعت ُه ُ ش ِف ْع ِني ِف ْي ِه هو هيقُو ُل ْالقُ ْر فه ه
ش ِف ْعنِي ِفي ِه قها هل النَّ ْو هم ب ِاللَّ ْي ِل فه ه
) (رواه الحاكم.ان ِ فهيه ْشفهعه
"Shiyam dan Al Quran itu memberi
syafaat kepada para hamba dengan izin
Allah di hari qiamat. Shiyam berkata
"Wahai Tuhanku, aku telah
menghalanginya dari makan, minum dan
syahwat di siang hari maka berilah aku
izin memberi syafaat kepadanya." Al
quran berkata: "Ya Tuhanku aku telah
menghalanginya tidur di malam hari,
maka berilah izin untuk memberi syafaat
kepadanya. Maka Rasulullah bersabda:
"Diterimakanlah permintaan syafaat
shiyam dan Al Quran itu. Lalu orang
yang mendapat syafaat itu masuk surga.
(Riwayat Al Hakim dan Abu Dunya).
c) Shalat Lail / Tarawih
Lihat kembali pada pembahasan Bab
II Kitab Shalat, pokok bahasan Shalat
Tathawwu' sub pokok bahasan Shalat
Lail/Tarawih/Tahajjud.
d) I’tikaf
Termasuk amalan utama yang disunahkan
kepada kita di bulan Ramadhan ini ialah
beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir.
Ini berdasarkan hadis
205
َّ ي
َُّللا ض ه ِ شةه هر هع ْن هع ْم هرة ه هع ْن هعائِ ه
َّ صلَّى
َُّللا ي ه ُّ ت هكانه النَّ ِب ْ هع ْن هها قهاله
ف فِي ْال هع ْش ِر ُ سلَّ هم هي ْعت ه ِك
هعله ْي ِه هو ه
ضانه اخ ِر ِم ْن هر هم ه ِ ْاأل ه هو
Dari Ibnu Umar, ia berkata: 'Adalah
Rasulullah SAW senantiasa beri'tikaf
pada sepuluh hari yang penghabisan
dari bulan Ramadhan. (Muttafaq
'alaih)
I'tikaf dilaksanakan di masjid dengan
niat untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Pada dasarnya i'tikaf itu
berdiam di masjid (dengan niat),
tetapi seseorang yang melakukan
I'tikaf dapat melakukan kegiatan-
kegiatan.
b. Shiyam Nazar
Shiyam nazar yaitu shiyam yang
dilaksanakan untuk memenuhi janji kepada Allah
yang telah dikeluarkan sebelumnya.
Contoh shiyam nazar terdapat dalam Al
Quran yang mencerminkan ucapan Siti Maryam
ibu Nabi Isa a.s
)26 : (مريم.ص ْو ًما فهله ْن أ ُ هك ِل هم ْاليه ْو هم ِإ ْن ِسيًّا َّ ِإنِي نهذه ْرتُ ِل
لر ْح هم ِن ه
"Sesungguhnya aku bernazar shiyam kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah, maka pada hari itu
aku tak berbicara pada siapapun." (QS.
Maryam (19): 26).
Dalam suatu hadis yang diriwayatkan
Bukhari diceritakan bahwa apabila yang bernazar
206
akan menjalankan shiyam, nazar itu harus
dipenuhi. Kemudian dalam hadits lain Bukhari
juga meriwayatkan bahwa: Seseorang perempuan
menghadap Nabi dan menyatakan bahwa ibunya
telah meninggal, ia telah bernazar shiyam untuk
beberapa hari, lalu Nabi menyuruh supaya dia
memenuhi nazar ibunya."
Akan tetapi tidak ada hadis yang menyuruh
orang supaya bernazar shiyam.
c. Shiyam Qadha
Shiyam qadha yang dimaksud di sini adalah
bila ada seseorang sedang melakukan shiyam
Ramadhan kemudian melakukan hal-hal yang
membatalkan shiyam, maka ia berkewajiban
mengganti shiyamnya yang batal pada hari lain,
kecuali kalau karena lupa. Dan bila ada orang
yang menjadi wali orang yang telah mati, sedang
ia berhutang shiyam, maka orang tersebut di
perintahkan shiyam untuknya. (Berdasar
beberapa hadis)
d. Shiyam Kifarat (tebusan)
Shiyam kifarat adalah shiyam yang
wajib dijalankan oleh seseorang sebagai tebusan
(kifarat), karena melanggar suatu aturan Shiyam
kifarat yang dijelaskan dalam Al Quran adalah
jika:
a. Jika orang Islam, tanpa sengaja membunuh orang
Islam lain dan tidak mampu untuk menebus
dengan memerdekakan budak belian, maka ia
harus menjalankan shiyam 2 bulan berturut turut
(Lihat QS.An Nisa (4): 92).
e. Shiyam Fidyah
Shiyam ganti rugi ialah shiyam yang harus
dilakukan oleh seorang yang tidak mampu
melakukan suatu perbuatan. Misalnya dalam hal
orang haji, yang karena suatu alasan sehingga
tidak dapat menjalankan semua rukun ihram, ia
diharuskan shiyam tiga hari sebagai pengganti
sedekah dan kurban menyembelih binatang. (QS.
Al Baqarah : 196). Dalam hal orang haji yang
harus menggabungkan Umrah dan Haji
(Tamattu) sehingga ia bebas tidak menjalankan
208
Ihram antara Umrah dan Haji, ia harus shiyam
tiga hari selama waktu haji ditambah tujuh hari
lagi setelah mereka pulang ke rumah (negeri)
asalnya. (QS. Al Baqarah (2): 196)
2. Shiyam Tathawwu'
215