Diterbitkan Oleh:
PENGANTAR PENULIS
Penulis
vi| Pancasila
BAB 1
IDENTITAS NASIONAL
2| Pancasila
oleh dan bertanggung jawab kepada seluruh rakyat Indonesia.
Semangat persatuan seluruh rakyat Indonesia inilah kemudian
PNI dibawah kepemimppinan Soekarno membangun
semangat nasionalisnya kepada paham ideologi kebangsaan
(nasionalisme).
Dalam pandangan Soekarno,nasionalisme yang digagas
bukan nasionalisme yang berwatak sempit,tiruan dari
barat,atau berwatak chauvinisme.Tetapi nasionalisme
yang bersifat toleran,bercorak ketimuran,penuh nilai-nilai
kemanusiaan dan tidak agresif seperti nasionalisme yang
dikembangkan di Eropa.Dan bisa kerjasama dengan kelompok
manapun baik golongan Islam maupun Marxis.
2. Unsur-unsur Pembentukan Identitas Nasional
Kemajemukan bangsa Indonesia menjadi unsur
penting sebagai pembentuk identitas nasional. Kemajemu
kan yang dimiliki bangsa Indonesia meliputi;suku bangsa,
agama,kebudayaan dan bahasa tersebut menjadi rujukan atas
identitas nasional.
a. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang husus yang
bersifat askriptif ada sejak lahir],yang sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin.Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis
dengan tidak kurang dari 300ndialek bahasa.Populasi
penduduk Indonesia saat ini diperkirakan 210 juta jiwa.
Dari jumlah tersebut diperkirakan separuhnya beretnis
Jawa.Sisanya terdiri dari etnis-etnis yang mendiami
kepulauan diluar Jawa,seperti suku Makassar-Bugis
(3,68%),Batak (2,04%),Bali (1,88%,)Aceh (1,4%) dan suku-
suku lainya.
b. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis.
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara
ialah Isla,Kristen,Katolik,Hindu,Budha dan Kong Hu
4| Pancasila
Indonesia,menetapkan bahwa bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan bangsa Indonesia.
3. Nasionalisme Indonesia dan Konsep-konsep
Turunanya
Konsep nasionalisme yang dirumuskan oleh para
founding fathers berkelindan dengan konsep-konsep
lanjutan lainya,seperti konsep negara bangsa yang lebih
dikonkretkan menjadi bentuk dan struktur negara Indonesia
yang berbentuk republik.Watak nasionalisme Indonesia pada
dasarnya inklusif dan berwawasan kemanusiaan,dan pada
perkembanganya watak yang dirumuskan oleh para tokoh
nasionalis mempengaruhi konsep pokok selanjutnya tentang
negara bangsa,warga negara dan dasar negara Indonesia atau
yang kemudian disebut dengan ideologi Pancasila.
a. Negara-Bangsa
Untuk menjadi sebuah negara bangsa nation (state)
yaitu suatu negara dapat dikatakan telah memenuhi syarat
sebagai sebuah negara modern,maka syarat yang dibutuhkan
selain faktor kewilayahan dan penduduk,adalah adanya batas
teritorial wilayah,pemerintahan yang sah,dan pengakuan
negara lain.Sebagai sebuah negara bangsa ketiga faktor
tersebut sudah dimiliki oleh negara Indonesia.
Dalam pasal 1 UUD 1945 disebutkan,bahwa negara
Indonesia adalah Negara Kesatuan,yang berbentuk Republik.
Republik merupakan bentuk pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yaitu suatu bentuk pemerintahan yang
bersifat antitesis monarki dengan kepala pemerintahan bukan
seorang raja dan dengan sistem pemilihan umum untuk
menduduki jabatan politiknya.UUD 1945 juga memuat unsur-
unsur kelengkapan negara Indonesia lainya seperti;badan le
gislatif,eksekutif,yudikatif,pemerintahan daerah dan lain
sebagainya.
6| Pancasila
tugas dalam rangka merumuskan kembali dasar ideologi
dan konstitusi negara.
Sejak diterimanya usulan untuk menghapus 7 klausul
Islami dalam piagam jakarta dari konstitusi negara,maka
dasar negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat adalah
Pancasila dengan kelima silanya,yakni Ketuhanan Yang
Maha Esa,Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,Persatuan
Indonesia,dan Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hokmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,serta
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
4. Pancasila dan Integritas Nasional
Banyak sejarawan mengeluhkan rendahnya kesadaran
sejarah dalam masyarakat Indonesia.Penyakit ini bukan
hanya di kalangan awam,tetapi juga menjangkiti para politisi
dan pejabat tinggi.Maka,tidak mengerankan bila mereka
suliat sekali tanggap terhadap masalah-masalah mendesak
yang muncul dalam masyarakat,berikut kebingungan dalam
menghadapi krisis dan perubahan.Sekilas persoalan ini
sepele,tetapi sering kali berakhir fatal dengan mengorbankan
kepentingan rakyat banyak.
Sebagai contoh utama rendahnya kesadaran itu yang
menjadi pokok bahasa tulisan ini-adalah masalah Pancasila.
Masalah ini perlu diungkap mengingat ini menjadi problem
aktual dan esensial masyarakat dan penguasa di Indonesia.
Aktualitas ini juga berkaitan dengan penerimaan banyak
orang untuk menempatkan kembali hari kelahiran Pancasila
1 Juni 1945 dan pencetusnya Bung Karno.Pada masa Orde
Baru,penguasa waktu itu sempat berupaya menggantikan
tanggal dan pencetus Pancasila dengan orang lain yang menjadi
kontroversi sejarah kontemporer (sejarah sezaman atau baru).
Tetapi,kontroversi ini tidak sempat meluas sampai perubahan
tanggal dan jam ketika naskah proklamasi dibacakan.
Lalu mengapa Pancasila menjadi pokok bahasan tulisan
ini?Pertama-tama ingin menanggapi kekeliruan pandangan
8| Pancasila
berdiri diluar Pancasila atau Republik Indonesia?.Jawaban
terhadap pertanyaan ini merupakan wewenang Mahkamah
Agung atau badan-badan konstitusional lainya di Indonesia.
Untuk itu akan diuraikan bagaimana Pancasila bisa muncul
sebagai ideologi serta konsekuensinya bila Pancasila menjadi
suatu ideologi.Berdasarkan proses sejarahnya,embrio gagasan
menjadikan Pancasila sebagai ideologi muncul tahun 1950-an.
Saat itu terjadi konflik antara pemerintahan pusat dan Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia.
Namun,proses penafsiran Pancasila menjadi ideologi baru
berkembang pada masa Orde Baru.Dalam periode ini,Pancasila
menjelma menjadi ideologi negara dan menjadi slogan melalui
proses indoktrinasi P-4 disusul lahirnya peringatan Hari
Kesaktian Pancasila (permulaan OrdeBaru=1Oktober).
Proses ini kemungkinan berasal dari konfrontasi yang
terjadi antara PKI dan Angkatan Darat sebelum Orde Baru
terbentuk.Seperti yang kita ketahui bersama,satu atau dua
bulan sebelum peristiwa G30S,DN Aidit (Ketua U mum
PKI saat itu) berpidato dimana secara sengaja atau tidak
dikemukakan keraguan asas Ketuhanan yang Maga Esa.Pidato
itu akhirnya menjadi bahan untuk menyerang PKI dan Aidit
yang dikatakan anti Pancasila.Kampanye untuk menyerang
pidato itu berlangsung berbulan-bulan sampai peristiwa
Gerakan 30 September 1965 yang tragis dan bersejarah.Sampai
kini,para korban-enam jenderal AD digambarkan sebagai
martir Pancasila dan seterusnya.
Memang dalam perkembangan waktu,asas-asas yang
terkandung dalam suatu kontrak sosial bisa berkembang
menjadi ideologi seperti terlihat dari berbagai usaha itu di
Indonesia.Namun,ini memiliki kemungkinan perkembangan
berbahaya dengan mengubah kontrak sosial menjadi
ideologi,sebagai contoh adalah penegakan syariah Islam.
Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi,maka dengan
sendirnya Pancasila mendapatkan saingan dengan gagasan-
10| Pancasila
memadukan masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi
suatu bangsa.Selain itu dapat pula diartikan bahwa integritas
bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin
meningkat untuk menerapkan kekuasaannya diseluruh wilayah.
Masalah integritas nasional di Indonesia sangat komplek
dan multi dimensional.Untuk mewujudkanya diperlukan
keadilan,dan keadilan yang diterapkan oleh pemerintah dengan
tidak membedakan sgama,ras,suku,bahasa dan lainnya.Maka perlu
untuk selalu membangun integritas nasional dengan Pancasila
sebagai asas,karena pada hakekatnya integritas nasional tidak lain
menujukan kuatnya persatuan dan kesatuan,dan hal inilah yang
menjamin terwujudnya negara aman adil dan makmur.
Dengan demikian upaya integritas nasional dengan stategi
yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa
Indonesia yang diinginkan.Karena pada dasarnya integritas
nasional tidak lain menunjukan tingkat kuatnya kesatuan dan
persatuan bangsa seperti yang termaktub dalam pancasila sebagai
dasar negara.
Oleh karena itu gagasan mengenai rejuvenasi Pancasila sebagai
faktor integratif negara-bangsa Indonesia merupakan hal yang
penting,sebagai elaborasi lebih lanjut tentang relevansi Pancasila
ditengah berbagai tantangan yang dihadapi negara bangsa
Inonesia dan kepemimpinan nasional.Apakah “ideologi” semacam
Pancasila masih relevan dalam masa globalisasi dan demokratisasi
yang nyaris tanpa batas dewasa ini?Dalam hiruk-pikuk politik
yang dihadapi Indonesia dewasa ini,pertanyaan seperti ini
mungkin terlalu akademis untuk diajukan kepada elite politik.
Namun,pertanyaan itu sering muncul dalam berbagai diskusi dan
seminar tentang posisi dan relevansi Pancasila dalam Indonesia
yang lebih demokratis,yang kini diwujudkan dalam pemilihan
langsung presiden.
Pertanyaan tentang relevansi ideologi umumnya dalam dunia
yang berubah cepat sebenarnya tidak terlalu baru.Sejak akhir
1960-an,mulai muncul kalangan yang mulai mempertanyakan
12| Pancasila
kebijakan rezim Soeharto yang menjadikan Pancasila sebagai
alat politik untuk mempertahankan status quo kekuasaanya.
Rezim Soeharto juga mendominasi pemaknaan Pancasila yang
selanjutnya diindoktrinasikan secara paksa melalui Penataraan
P4.Kedua,liberalisasi politik dengan penghapusan ketentuan oleh
Presiden BJ Habibie tentang Pancasila sebagai satu-satunya asas
setiap organisasi.Penghapusan ini memberikan peluang bagi adopsi
asas ideologi lain,khususnya yang berbasiskan agama religious-
based ideology].Pancasila jadinya cenderung tidak lagi menjadi
common platform dalam kehidupan politik.Ketiga,desentralisasi
dan otonomisasi daerah yang sedikit banyak mendorong penguatan
sentimen kedaerahan,yang jika tidak diantisipasi,bukan tidak bisa
menumbuhkan sentimen lokal-nationalism yang dapat tumpang
tindih dengan ethno nationalism.Dalam proses ini,Pancasila,baik
sengaja maupun by-implication,kian kehilangan posisi sentralnya.
Bahwa posisi pancasila yang semakin sulit ini merupakan
tantangan bagi masa depan Indonesia yang tetap menginginkan
terintegrasi.Oleh karena itu,Pancasila meski menghadapi ketiga
masalah tadi-tetap merupakan kekuatan pemersatu integrating
force] yang relatif masih utuh sebagi common platform bagi negara-
bangsa Indonesia.Kekuatan pemersatu lainnya,utamanya birokrasi
kepemerintahan Indonesia,telah mengalami kemerosotan
signifikan.Liberalisasi politik yang menghasilkan fragmentasi
elite politik menghalangi kemunculan kepemimpinan nasional
pemersatu,corak kepemimpinan solidarity maker yang dapat
mencegah disintegrasi tetap belum tampil.
Tidak ada yang salah dengan Pancasila as such,yang keliru
adalah membuat pemaknaan tunggal atas Pancasila yang kemudian
dipaksakan sebagai alat politik untuk mempertahankan status
quo kekuasaan.Karena tidak ada masalah dengan Pancasila itu
sendiri,tidak pada tempatnya mengesampingkan Pancasila atas
dasar perlakuan pemerintah Orde Baru.
Labih jauh,Pancasila telah terbukti sebagai common platform
ideologis negara-bangsa Indonesia yang paling feasible dan sebab
itu lebih viabel bagi kehidupan bangsa hari ini dan di masa datang.
14| Pancasila
daya dalam ruang sejarah nasional.Tumbangnya Orde Baru tahun
1998 dinilai sebagai penanda rontoknya tradisi”pemberhalaan”
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat
Indonesia.
Pasca-Orde Baru,Pancasila seolah menjadi pesakitan yang tanpa
henti dipandang sebagai black historical legacy (warisan sejarah
kelam).Ia dituduh sebagai kendaraan deologis yang melanggengkan
kekuasaan Soeharto selama tiga dasa warsa lebih.ini amat beralasan
karena selama Soeharto berkuasa,semua gerakan kritis atas kebijakan
pemerintahan dinilai sebagai anti-Pancasila.Pembangunan nasional
masa itu pun dikenal sebagai pembangunan yang serba Pancasila.
Orang memandang Soeharto dan Pancasila sebagai dua sisi mata
uang.Bagi Soeharto,individu yang mampu membawa kemakmuran
Indonesia adalah individu yang Pancasialis.Entitas Pancasilais iniliah
yang agaknya menempati posisi khusus dalam cara pandang Soeharto.
Dalam otobiografynya Soeharto mengatakan,”Hanya pegawai
negeri dan anggota ABRI yang memahami Pancasila,UUD 1945,dan
GBHN yang akan dapat mengemban tugas sebagai abdi negara
dan abdi masyarakat denganbaik.” (Soeharto:Pikiran,Ucapan,dan
Tindakan Saya,1989:337).
Jika Pancasila ditempatkan dalam ruang kesadaran kita
conscientious awareness) yang matang,maka tak selayaknya
Pancasila menjadi tertuduh dan senantiasa dicap sebagai warisan
Orde Baru.Pancasila sama sekali tidak berhak menanggung beban
sejarah apa pun,karena ia sendiri justru korban sejarah akibat
perlakuan elite penguasa.Sakralisasi dan mitologisasi Pancasila
sudah saatnya dibuang dari koridor nalar reformatif kita;namun
membuang trdisi”pemberhalaan”Pancasila bukan bermakna bahwa
secara frontal dan skeptis kita mencampakkan Pancasila dan terus
menudingnya sebagai entitas “pembawa sial”negeri.
Sebuah dekonstruksi atas kesalahan sejarah adalah
mempertanyakan mengapa kali ini Pancasila seolah menjadi
pecundang dalam geliat kehidupan nasional kita,dan selalu
dipandang nyinyir sebagian kalangan?Apakah mewacanakan
Pancasila dapat dinilai sebagai upaya membangkitkan kembali
16| Pancasila
yang tidak bisa dipisahkan.Pancasila secara “teoritis” diusung
sebagai jiwa dan semangat pembangunan nasional.Sayang,rakyat
tidak diberi kesempatan mempertanyakan komitmen negara dalam
melaksanakan amanat Pancasila dan UUD 1945.
Ketiga,sebagai ideologi nasional,Pancasila diperkenalkan
dengan cara amat paradoks,bahkan cenderung hipokrit.Disatu sisi
pemerintah menginginkan agar masyarakat Indonesia memahami
dan melaksanakan isi Pancasila secara konsekuen,di sisi lain pejabat
dan petinggi negara melacurkan kekuasaanya tanpa ada kontrol
dari instrumen hukum.Mereka mengangkangi jiwa Pancasila itu
sendiri.Anehnya,Soeharto malah meyakini,masyarakat Indonesia
saat itu telah mengalami kemajuan perilaku yang lebih positif karena
indoktrinasi Pancasila.Soeharto mengatakan,”Namun,cukup tanda-
tanda bahwa secara umum sekarang ini Pancasila telah mengangkar
lebih luas;masyarakat menjadi lebih sadar,lebih jujur,dan lebih yakin
dibandingkan keadaan sebelum ini” (1989:337).
Agaknya ideologi Pacasila dijadikan ideology of reproduction,
sebagaimana kaum Marxian memandang kelompok penguasa
cenderung melanggengkan kekuasaanya dengan menciptakan
sebuah ideologi yang harus dipatuhi kaum tertindas.Para pemikir
Marxian berpendapat,ideologi hanya seperangkat ide yang disusun
oleh kelas penguasa guna memenuhi kepentinganya sendiri
dengan menempelkan label kepentingan kolektif sehingga tercipta
hegemoni kelompok tertentu.
Jika ideologi nasional merupakan seperangkat ide-ide bijak
yang digali dari kekayaan khazanah budaya,nilai,dan kearifan
lokal bangsa ini,maka sepatutnya Pancasila ditempatkan pada
posisi semestinya.Andaikata ia ditempatkan di tegah kehidupan
berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia,Pancasila tidak
lagi dijadikan”berhala” yang bisa menindas siapa saja.Sebuah
ironi jika Pancasila sebagai ideologi nasional dan sebagai falsafah
hidup bangsa,justru digunakan untuk bangsa ini.Pendekatan
indoktrinasi kognitif-teoretis dalam menyebarluaskan Pancasila
sudah bukan zamanya lagi.Memanupulasi Pancasila sebagai
kendaraan politik dan referensi absolut untuk menyelapkan lawan
18| Pancasila
tetapi,kalau ia berfikir Tuhan ada,jadilah Tuhan ada.Maka
keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua,adalah sifatnya yang kurang menghargai
manusia sebagai individu.Manusia itu seperti mesin.Kalau
sudah tua,rusak,jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti
rongsokan mesin.Komunisme juga kurang menghargai
individu,terbukti dari ajaranya yang tidak memperbolehkan
ia menguasai alat-alat produksi.
Ketiga,Komunisme mengajarkan teori perjuangan
(pertentangan) kelas,misalnya proletariat melawan tuan tanah
dan kapitalis.Pemerintah komunis di Rusia pada zaman Lenin
pernah mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1919-1921).
Stalin pada tahun 1927,mengadakan pembersihan kaum feodal
atau tuan tanah.
Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau
continous revolution (revolusi trus-menerus).Revolusi itu
menjalar ke seluruh dunia.Maka,komunisme sering disebut
go international.Komunisme memang memprogramkan
tercapainya masyarakat yang makmur,masyarakat komunis
tanpa kelas,semua orang sama.Namun untuk menuju
kesana,ada fase diktator proletariat yang bertentangan dengan
demokrasi.Salah satu pekerjaan diktator proletariat adalah
membersihkan kelas-kelas lawan komunisme,khususnya tuan-
tuan tanah dan kapitalis.
Dalam dunia politik,komunisme menganut sistem politik
satu partai,yaitu partai komunis.Maka,ada Partai Komunis
Uni Soviet,Partai Komunis Cina,PKI,dan Partai Komunis
Vietnam,yang merupakan satu-satunya partai di negara
bersangkutan.Jadi,di negara komunis tidak ada partai oposisi.
Jadi,komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.
3. Ajaran Pancasila
Bagaimana halnya dengan Pancasila?.Pancasila mengjarkan
manusia untuk mengimani Allah,pencipta alam raya beserta
isinya.Hidup manusia tergantung pada Allah.Ada juga
20| Pancasila
Namun,andaikata pemerintah akan memperbolehkan
adanya komunisme di Indonesia dengan mencabut Tap XXV/
MPRS/1966,itu hanya sampai taraf hidup berdampingan diatas
landasan dan filsafat dan ideologi Pancasila.
Pengalaman sejarah menunjukan,PKI pernah mengalami
dan menerima Pancasila sebagai dasar filsafat dan ideologi
negara,kemudian mbalelo (berkhianat.Pemerintah,pada
tahun 1960-1965 meminta PKI agar memasukan Pancasila
ke dalam anggaran dasarnya.karena itu,keberadaanya diakui.
Bung Karno percaya,PKI mau menerima Pancasila secara
lahir batin,sehingga ia berani mengajarkan prinsip persatuan
Nasakom.Peristiwa G30S/PKI mengesankan PKI menipu
presiden,para pembesar RI,dan rakyat yang bukan komunis.
5. Studi Tentang Komunisme
Kalau orang Indonesia sekarang ditanya mengapa
saudara menetang komunisme,kemungkinan tidak
dapat menjawab,kecuali mengatakan hal-hal klise,seperti
komunisme itu ateistis,anti-ketuhanan.Atau,mungkin takut
berbeda pendapat,padahal ia harus menyayikan lagu yang
sama,nyanyian “Anti Komunisme”.Jadilah orang Indonesia
naif karena menentang komunisme tanpa memahami perihal
komunisme.
Supaya kita tidak naif,komunisme perlu dipelajari.
Ia bukan momok (makhluk menakutkan,tetapi tidak
berwujud).Sekolah-sekolah,setidaknya mulai SMU/SMK,perlu
mengenalinya,bukan untuk menganutnya,tetapi untuk
menolaknya secara sadar.Dengan mengenalinya kita justru
memperkuat kedudukan Pancasila sebagai dasar filsafat
negara.Dengan mengenalinya,kita tidak lagi dapat ditipu oleh
orang-orang atau gerakan-gerakan komunis.
Ada trauma (ketakutan besar) terhadap PKI karena
anggapan akan keganasannya dalam pemberontakan tahun
1948 dan 1965.Benarkah rakyat takut?Ataukah elite sosial-
politik yang kuat?Atau rakyat tanpa memahaminya dibuat
22| Pancasila
BAB ll
NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN
A. NEGARA
1. Pengertian dan Konsep Negara
Secara literer istilah negara merupakan terjemahan dari
kata asing,yakni state (bahasa inggirs),staat (bahasa belanda
dan jerman) dan etat (bahasa perancis).Kata-kata tersebut
diambil dari bahasa latin status atau statum,yang berarti
keadaan yang tegap dan tetap atau sesuatu yang memilikisifat
yang tegak dan tetap.
Secara terminologi negara diartikan dengan organisasi
tertinggi diantara suatu kelompok masyarakat yang
mempunyai cita-cita untuk bersatu,hidup didalam daerah
tertentu dan mempunyai pemerintah yang berdaulat.
Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari sebuah negara
yang meniscayakan adanya unsur dalam sebuah negara,yakni
adanya masyarakat,wilayah,dan pemerintahan yang berdaulat.
Menurut Roger Hu Soltau,negara didefinikasikan dengan
alat atau wewenang yang mengatur dan mengendalikan
perosalan bersama-sama atas nama masyarakat.Sedangkan
Harold. J. Laski menganggap bahwa negara merupakan suatu
masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang
yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung dari
pada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat itu.
24| Pancasila
Dalam Islam, seperti yang diungkapkan oleh Ibnu
Arabi,tujuan negara adalah agar manusia bisa menjalankan
kehidupanya dengan baik,jauh dari sengketa dan menjaga
intervensi pihak-pihak asing.Sementara menurut Ibnu Khaldun
tujuan negara adalah untuk mengusahakan kemaslahatan
agama dan dunia yang bermuara pada kepentingan akhirat.
Dalam konsep ajaran negara hukum,tujuan negara adalah
menyelenggarakan ketertiban umum, dengan berdasarkan
pada hukum.
Dalam konsep dan ajaran Negara Hukum,tujuan negara
adalah menyelenggarakan ketertiban hukum,dengan
berdasarkan dan berpedoman pada hukum.Negara hukum
dalam menjalankan segala kekuasaan dari alat-alat pemerinta
hanya didasarkan atas hukum. Dan semua orang tanpa
terkecuali harus tunduk pada hukum,dan hukumlah yang
berkuasa dalam negara itu.
Dalam konteks negara Indonesia,tujuan negara adalah
memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi,dan keadilan
sosial.
3. Unsur-unsur Negara
Konvensi Montevidio tahun 1933 menyebytkan bahwa
suatu negara harus memiliki 3 tiga] unsur penting yaitu;
rakyat, wilayah, dan pemerintahan.ketiga unsur ini merupakan
unsur konstitutif,dan disamping itu suatu negara perlu juga
ditunjang oleh unsur deklaratif yaitu;adanya konstitusi dan
pengakuan dunia internasional.
a. Rakyat (Masyarakat dan Warga Negara)
Setiap negara tidak mungkin bisa ada tanpa adanya
warga atau rakyatnya.Rakyat dalam konteks ini diartikan
sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh
suatu rasa persamaan yang bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu.
26| Pancasila
mangsa bagi manusia yang lain yang fisiknya lebih kuat.
Keadaan serupa tidak dapat dibiarkan berlangsung terjadi
terus,manusia dengan akalnya mengerti dan menyadari
bahwa dengan kelanjutan hiduo sendiri,keadaan alamiah
itu harus diakhiri.Hal ini dilakukan dengan mengadakan
perjanjian bersama individu-individu yang tadinya hidup
dalam keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan semua
hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau
badan.Dengan penyerahan itu maka terbentuklah negara
yang dianggap dapat mengakhiri anarkhi yang menimpa
individu-individu dalam keadaan alamiah itu.
c. John Locke (1623-1704)
Dalam konsep keadaan alamiah Locke berbeda dengan
Hobbes,bila Hobbes melihat keadaan ilmiah sebagai suatu
keadaan anarkhi,Locke sebaliknya melihat keadaan itu
sebagai keadaan of peace,goodwill,mutual assistence and
preservation.Sekalipun keadaan itu suatu keadaan ideal
namun Locke juga merasakan bahwa keadaan itu potensial
dapat menimbulkan anarkhi,karena manusia hidup tanpa
organisasi dan pimpinan yang dapat mengatur keadaan
mereka.
Dalam keadaan alamiah,setiap individu sederajat baik
mengenai kekuasaan maupun hak-hak lainya,sehingga
penyelenggaraan kekuasaan dan yurisdisi dilakukan
oleh individu-individu sendiri,berdasarkan asa timbal
balik.Setiap individu adalah hakim dari perbuatan dan
tindakanya.Karena itu,dalam dirinya mengandung potensi
untuk menimbulkan kegaduhan dan kekacauan.Untuk
menghindari masalah itu manusia membentuk negara
dengan suatu perjanjian bersama.
Dasar kontraktual dari negara dikemukakan Locke
sebagai peringatan bahwa kekuasaan penguasa tidak pernah
mutlak dan selalu terbatas,sebab dalam mengadakan
perjanjian dengan seseoarang atau sekelompok orang,
28| Pancasila
negara yang demokratis,yakni Rakyat berkedaulataan dan
penguasa-penguasa negara hanya merupakan wakil-wakil
rakyat.
e. Teori Ketuhanan
Teori ketuhanan dikenal juga dengan doktrin teokratis
dalam teori asal mula negara.Teori inipun bersifat universal
dan ditemukan baik di dunia timur maupun dunia
barat,baik didalam teori maupun dalam praktek.Doktrin
ini memperoleh bentuknya yang sempurna dalam tulisan-
tulisan para sarjana eropa pada abad pertengahan yang
menggunakan teori ini untuk membenarkan kekuasaan-
kekuasaan raja yang mutlak.Doktrin ini mengemukakan
hak-hak raja yang berasal dari Tuhan untuk bertahta
sebagai raja (Devine rights of kings).Doktrin ketuhanan
lahir sebagai resultante kontroversial dari kekuasaan
politik dalam abad pertengahan.Kaum “monarchomach”
penentang raja] berpendapat bahwa raja yang berkuasa
secara titranik dapat diturunkan dari mahkotanya,bahkan
dapat dibunuh.Mereka beranggapan bahwa sumber
kekuasaan adalah rakyat,sedangkan raja-raja pada waktu
itu beranggapan kekuasaan mereka diperoleh dari Tuhan.
Negara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin
negara di tunjuk oleh Tuhan.Raja dan pemimpin-pemimpin
negara hanya bertanggung jawab kepada Tuhan dan tidak
pada siapapun.Teori Teokratis seperti ini memang sudah
amat tua dan didasarkan atas sabda Paulus yang terdapat
dam Rum XIII ayat 1 dan 2.
Thomas Aquinas mengikuti ajaran Paulus dan
menganggap Tuhan sebagai principium dari semua
kekuasaan,tetapi memasukan unsur-unsur sekuler
dalam ajarnya itu,yaitu bahwa sekalipun Tuhan
memberikan principium itu kepada penguasa,namun
rakyat menentukan modus atau bentuknya yang tetap
dan bahwa rakyat pula yang memberikan kepada seseorang
30| Pancasila
makhluk hidup itu.Fisiologi negara sama dengan fisiologi
makhluk hidup,terutama dalam konteks kelahiranya,pert
umbuhan,perkembangan dan kematianya.Doktrin organis
dari segi isinya dapat digolongkan kedalam teori-teori
organisme moral,organisme psikis,organisme biologis dan
organisme sosial.
Negara sebagai organisme sosial bersifat metafisis-
idealistis dan dikemukakan terutama oleh tokoh-tokoh
idealis Jerman seperti Fichte,Scelling,dan Hegel.Paham
organisme moral dari Fichte merupakan fase peralihan
antara ajaran kontrak sosial yang mekanistis ke konsepsi
organis itu.Fitche melihat negara sebagai “naturproduksi”
atau suatu kesatuan organis yang meliputi semua warga
negara sebagai bagian esensial dari kesatuan organis itu.
Negara tidak dibuat oleh manusia,tetapi ia merupakan
akibat dari pada kodrat manusia sebagai makhluk moral.
Penyempurnaan doktrin negara sebagai organisme moral
dapat ditemukan dalam tulisan Hegel,yang menganggap
negara sebagai penjelmaan ekstern dari semangat moral
individu.Negara dipandangnya sebagai organisme dengan
kepribadian termulia.
Negara sebagai organisme psikis adalah bentuk
peralihan dari teori-teori organisme moral yang bersifat
metafisis-idealistis ke teori organisme yang bersifat boi-
psikologis.Teori organisme psikis ditandai oleh tinjauan-
tinjauanya yang menitik beratkan pada segi-segi psikologis
negara.Negara dilukiskan sebagai makhluk hidup yang
mempunyai atribut-atribut kepribadian rohani sebagai
manusia.Pertumbuhan dan perkembangan negara dapat
dipersamakan dengan perkembangan intelektual individu.
Konsep organisme biologis timbul sebagai salah
satu manifestasi dari perumbuhan ilmu-ilmu biologi
yang muncul pada abad ke-19.Negara diselidiki dengan
menggunakan metode-metode dan pergolongan-
pergolongan ilmu biologi itu,karena antara negara dan
32| Pancasila
dua macam.Pertama Negara Kesatuan dengan sistem
sentralisasi,yakni sistem pemerintahan yang seluruh
persoalan yang berkaitan dengan negara langsung diatur
dan diurus oleh Pemerintahan Pusat,sementara daerah-
daerah tinggal melaksanakannya.Kedua,Negara Kesatuan
dengan sistem desentralisasi,yakni kepala daerah (sebagai
pemerintah daerah) diberikan kesempatan dan kekuasaan
untuk mengurus rumah tangganya sendiri atau dikenal
dengan otonomi daerah atau swasta.
b. Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat (Federasi) merupakan bentuk negara
gabungan dari beberapa negara bagian dari Negara Serikat.
Negara-negara bagian tersebut,pada awalnya merupakan
negara yang merdeka,berdaulat dan berdiri sendiri.
Setelah menggabungkan diri dengan Negara Serikat,maka
dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian
dari kekuasaanya dan menyerahkanya kepada Negara
Serikat.Penyerahan Kekuasaan Negara bagian kepada
Negara Serikat tersebut,disebut limitatif (sebuah demi
sebuah),serta hanya kekuasaan yang disebut oleh Negara
Bagian saja yang menjadi kekuasaan Negara Serikat.
Kekuasaan asli dalam Negara Federasi merupakan
tugas negara bagian,karena itu berhubugan langsung
dengan rakyatnya.Sementara Negara Federasi bertugas
untuk menjalankan hubungan luar negri,pertahanan
negara,keuangan dan urusan pos.
Selain kedua bentuk negara tersebut (kesatuan dan
federasi),dilihat dari sisi jumlah orang yang memerintah
dalam sebuah negara maka bentuk negara terbagi menjadi:
3) Monarkhi; bentuk negara yang dalam
pemerintahanya hanya dikuasai dan diperintah
(yang berhak memerintah) oleh satu orang saja.
4) Oligarkhi;negara yang dipimpin oleh beberapa
orang.Model negara oligarki ini biasanya
34| Pancasila
to a particular religon,nor seeks either to promote or interfere
with religon,maka Indonesia sulit disebut negara sekuler
karena terlalu banyak anomali dan deviasi dari definisi itu.
Dari segi freedom of religion,Pasal 29 Ayat (2) UUD
1945 menjamin seseorang bebas mendiskusikan atau
memilih atau tidak memilih suatu agama tanpa campur
tangan negara,dan ketika telah menganut agama dia
bebas mengikuti ajaran-ajaranya,berpartisipasi dalam
kebaktian,menyebarkan ajaran-ajaranya dan menjadi
pejabat dalam organisasi agamanya.Namun ayat 1 yang
berbunyi negara berdasar atas ketuhanan yang Maha Esa
tidak sesua prinsip negara sekuler.
Dari segi citizenship dalam pengertian,agama
sepenuhnya tidak relevan dalam mendefinisikan
kewarganegaraan dan bahwa hak dan kewajiban warga
negara tidak dipengaruhi agama yang dianut,Indonesia
masih melakukan banyak diskriminasi atas dasar agama.
Begitu pula dari segi separation of state and religion
dalam pengertian,agama dan negara berfungsi di wilayah
yang berbeda dan bahwa negara tidak berfungsi menge
mbangkan,meregulasi,mengarahkan atau mencampuri
agama,Indonesia juga tidak memenuhi prinsp ini,karena
sejak dulu hingga kini ada relasi interdependence antara
negara dan agama.Negara mengembangkan agama-
membangun tempat-tempat ibadah,menyumbangkan dana
kepada clergy,sementara agama memberi,mendukung,dan
membantu negara.Agama memberikan legitimasi pada
negara dan sebalinya (mutual legitimatization).
Dalam negara sekuler,tidak ada departemen agama dan
semua agama tersubordinasi dibawah negara.Agama dan
lembaga-lembaga agama bersifat otonom.”A free church
in a free state”,kata Cavour.Di Indonesia,ada departemen
agama yang mengatur adminitrasi agama.
Lebih dari itu,hingga kini the completely secular state
36| Pancasila
D. Negara Pancasila
Negara Pancasila sebagai hybrid budaya adalah jalan
tengah (middle path) antara negara agama dan negara
sekuler.Negara Pancasila lebih cocok dengan tradisi agama
dan politik di Indonesia.
Rumusan sila pertama Pancasila dan Pasal 29 UUD
1945 Ayat (1) memberikan sifat yang khas pada Negara
Indonesia,bukan negara sekuler yang memisahkan agama
dan negara,dan bukan negara agama yang berdasarkan
pada agama tertentu.Negara Pancasila menjamn
kebebasan setiap warga negaranya untuk beragama dan
wajib memelihara budi pekerti luhur berdasarkan nilai-
nilai Pancasila.
Dengan Pancasila,Indonesia tidak kurang agamis-nya
dibanding “negara-negara agama” seperti Pakistan,Arab
Saudi,atau Iran.Republik Indonesia tidak kurang agamis
dibanding negara mana pun,sebab “it has put the
monotheistic belief in the one and only God at the head of
Pancasila and adopted this principle as the spiritual,moral
and ethical foundations of its state” (M Natsir,Some
Observations Concerning the Role of Islam in National
and International Affairs,Cornell University,1945).
Dalam Negara Pancasila,agama dan nasionalisme
hidup berkembang dan didukung negara.Negara Pancasila
menyatukan beragam kelompok yang bertentangan.Sebagai
kompromi politik,negara mendukung perkembangan
agama meski tidak menyatakan satu agama sebagai agama
negara.
Dengan Pancasila,Indonesia menganut model
generally religious policy,di mana negara dibimbing
agama secara umum dan substantifistik serta tidak secara
institusional berkait dengan tradisi keagamaan tertentu.
Posisi Pancasila semacam ini mirip dengan civil religion
dalam negara-negara multi-agama,meski konsep civil
38| Pancasila
B. WARGA NEGARA
1. Pengertian Warga Negara
Dalam pandangan AS.Hikam,warga negara merupakan
terjemahan dari citizenship,dan didefinisikan sebagai anggota
dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
Sedangkan Koerniatmanto S,mendefinisikan warga negara
dengan anggota negara.Sebagai seorang anggota negara
seorang warga mempunyai kedudukan yang khusus terhadap
negaranya.Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang
bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Dalam konteks Indonesia,istilah warga negara sesuai
dengan UUD 1945 PASAL 26) dimaksudkan untuk bangsa
bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-
undang sebagai warga negara.Selain itu sesuai dengan pasal
1 UU.NO 22/1958 dinyatakan bahwa warga negara Republik
Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-
undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-
peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah
menjadi warga negara Republik Indonesia.
2. Asas Kewarganegaraan
Dalam menerapkan asas kewarganegaraan,dikenal 2 (dua)
pedoman,yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran
dan perkawinan.
a. Dari sisi kelahiran
Pada umumnya,penentuan kewarganegaraan
berdasarkan pada sisi kelahiran seseorang (sebagaimana
disebutkan diatas) dikenal dengan dua asas
kewarganegaraan,yaitu ius soli dan ius sanguinis.Kedua
istilah tersebut berasal dari bahasa latin.Ius berarti
hukum,dalil atau pedoman,Soli berasal dari kata solum
yang berarti negeri,tanah atau daerah dan sanginus berasal
dari kata sanguis yang berarti darah.Dengan demikian,ius
soli berarti pedoman kewarganegaraan yang berdasarkan
40| Pancasila
Indonesia.
Prinsip ini adalah prinsip asli yang telah berlaku sejak
dahulu,yang diantaranya terbukti dalam sistem kesukuan,
di mana anak dari anggota suku dengan sendirninya
dianggap sebagai anggota suku itu.Sekarang prinsip ini
berlaku diantaranya di Inggris,Amerika,Perancis,Jepang
dan juga Indonesia.
b. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (Ius Soli)
Daerah tempat orang dilahirkan menentukan
kewarganegaraanya,misalnya kalau orang dilahirkan di
dalam daerah hukum Indonesia,ia dengan sendirinya
menjadi warga negara Indonesia.Disamping ius
sanginus,prinsip ius soli ini berlaku di Amerika,Inggris,dan
Perancis,dan juga Indonesia,tetap di Jepang ius soli tidak
berlaku.
c. Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Orang juga dapat memperoleh kewarganegaraan
dengan jalan pewarganegaraan atau naturalisasi.Syarat
dan prosedur pewarganegaraan ini diberbagai negara
sedikit-banyka dapat berlainan,menurut kebutuhan yang
dibawakan oleh kondisi dan situasi negara masing-masing.
4. Problem Status Kewarganegaraan
Beberapa istilah yang terkait dengan status
kewarganegaraan seseorang antara lain:
a. Apatride merupakan istilah untuk orang yang tidak
memiliki status kewarganegaraan
b. Bipatride merupakan istilah yang digunakan untuk
orang-orang yang memiliki status kewarganegaraan
rangkap atau dengan istilah lain dikenal dengan dwi
kewarganegaraan
c. Multipatride adalah istilah yang digunakan untuk
menyebutkna status kewarganegaraan yang memiliki
dua atau lebih kewarganegaraan
42| Pancasila
3) Mendukung pembuatan materi-materi hukum
yang responsif
4) Ikut menciptakan aparat penegak hukum yang
jujur dan bertanggungjawab
5. Cara Dan Bukti Memperoleh Kewarganegaraan
Indonesia
Dalam penjelasan umum UU No.63/1958 bahwa ada 7
tujuh cara untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia;1)
karena kelahiran,2) karena pengangkatan,3) karena
dikabulkanya permohonan,4) karena pewarganegaraan,5)
karena perkawinan,6) karena ikut ayah dan atau ibu saja,7)
karena pernyataan.
Untuk memperoleh status kewarganegaraan Indonesia,
diperlukan bukti-bukti sebagai berikut:
1) Karena kelahiran surat bukti kewarganegaraan
adalah akte kelahiran
2) Karena pengangkatan surat bukti kewarganegara
anya adalah kutipan pernyataan sah buku catatan
pengangkatan anak asing (PP NO.1958,sesuai
dengan surat edaran menteri kehakiman No.
JB.3/2/25, butir 6 tanggal 5 Januari 1959)
3) Karena dikabulkan permohonan surat bukti
kewarganegaraanya adalah petikan keputusan
presiden tentang permohonan tersebut
4) Karena pewarganegaraan suarat buktinya
adalah petikan keputusan presiden tentang
pewarganegaraan tersebut
5) Karena pernyataan buktinya adalah sebagai
mana diatur dalam surat edaran menteri
kehakiman No.JB.3/166/22,tang gal 30
September 1958 tentang memperoleh/kehilangan
kewarganegaraan Republik Indonesia
44| Pancasila
BAB III
KONSTITUSI
46| Pancasila
juga digunakan untuk menjamin hak-hak asasi warga negara.
D. Konstitusi Demokratis
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa konstitusi merupakan
aturan-aturan dasar yang dibentuk untuk mengatur dasar hubungan
kerjasama antara negara dan masyarakat dalam konteks berbangsa
dan bernegara.Oleh karena itu seyogyanya konstitusi dibuat atas
dasar kesepakatan bersama antara negara dan warga negara,agar
semuanya bertanggung jawab dan tidak terjadi penindasan.
Meskipun tidak dijumpai pemerintahan yang demokratis
murni didunia ini,namun pada dasarnya setiap konstitusi yang
digolongkan sebagai konstitusi demokratis haruslah memiliki
prinsip-prinsip dasar demokrasi itu sendiri.Secara umum konstitusi
yang dapat dikatakan demokratis mengandung prinsip-prinsip
dasar demokrasi dalam kehidupan bernegara,yaitu:
1. Menempatkan warga negara sebagai sumber utama
kedaulatan
2. Mayoritas berkuasa dan terjaminya hak minoritas
3. Pembatasan pemerintahan
4. Pembatasan dan pemisahan kekuasaan negara yang
meliputi:
a. Pemisahan wewenang kekuasaan berdasarkan trias
politika
b. Kontrol dan keseimbangan lembaga-lembaga
pemerintah
c. Proses hukum,dan
d. Adanya pemilihan umum sebagai mekanisme peraihan
kekuasaan
Prinsip konstitusi yang demokratis tersebut diatas merupakan
turunan dari nilai-nilai dasar yang terkandung dalam hak asasi
manusia yang meliputi:
1. Hak-hak dasar (basic rights)
2. Kebebasan mengeluarkan pendapat
48| Pancasila
biasa yang dilembagakan oleh konstitusi tersebut
yaitu suatu organ khusus yang hanya kompeten untuk
mengadakan perubahan-perubahan konstitusi
7. Dalam sebuah negara federal,suatu perubahan konatitusi
bisa jadi harus disetujui oleh dewan perwakilan rakyat dari
sejumlah negara anggota tertentu
F. Perubahan Konstitusi di Indonesia
Jika diamati,dalam UUD 1945 menyediakan satu pasal yang
berkenaan dengan cara perubahan UUD ,yaitu pasal 37 yang
menyeutkan;
1. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 dari pada
jumlah anggota MPR harus hadir
2. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya
2/3 jumlah anggota yang hadir
Pasal 37 ini mengandung 3 (tiga) norma:
1. Bahwa wewenang untuk mengubah UUD ada pada MPR
sebagai lembaga tertinggi negara
2. Bahwa untuk mengubah UUD,kuorum yang harus dipenuhi
sekurang-kurangnya adalah 2/3 dari seluruh jumlah
anggota MPR
3. Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota MPR
yang hadir
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia,konstitusi atau
Undang-Undang Dasar 1945 yang diberlakukan di Indonesia,telah
mengalami perubahan-perubahan dan masa berlakunya sejak
diproklamirkanya kemerdekaan Negara Indonesia,yakni dengan
rincian sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945-27
Desember 1949)
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949-
17 Agustus 1950)
50| Pancasila
kekuasaan presiden sangat dominan.Presiden menjadi pusat
kekuasaan dengan berbagai hak prerogratif.Selain menguasai
bidang eksekutif,presiden memiliki setengah dari kekuasaan di
legislatif yang dalam prakteknya presdien juga menjadi ketua
legislatif.
Misalnya saja,sebuah RUU yang telah disetujui oleh DPR
jika tidak disetujui oleh Presiden maka tidak dapat diajukan
lagi.Tetapi sebaliknya,jika sebuah RUU tentang APBN tidak
disetujui oleh DPR maka yang dipakai adalah APBN tahun
sebelumnya yakni yang telah disetujui oleh DPR dan Presiden.
Di sinilah diperlukan check and balances antara lembaga
legislatif dan eksekutif.
2. Terlalu banyaknya atribusi kewarganegaraan
UUD 1945 juga terlalu banyak memberi atribusi
kewarganegaraan kepada legislatif (yang praktis didominasi
presiden) untuk mengatur masalah-masaah penting dengan
UU seperti tentang lembaga-lembaga negara;tentang
HAM,kekuasaan kehakiman,pemerintahan daerah dan
sebagainya.
Jika sebuah UUD mengatribusikan kewarganegaraan
kepada legislatif untuk mengatur beberapa hal dengan UU
tentu saja tidak menjadi masalah dan wajar,tetapi apa yang
ada pada UUD 1945 itu terlalu longgar menyerahkan hal-hal
yang sangat penting kepada lembaga legislatif untuk diatur
dalam UU.
Dan dari penyerahan yang longgar dan tanpa penegasan
batas yang tak boleh dilampaui itulah maka pemerintah sering
melakukan manipulasi dan mengambil pembenaran formal.
3. Adanya pasal-pasal yang multi tafsir
UUD 1945 juga memuat beberapa pasal penting yang
multi arti (multi antrepertable) tetapi tafsir yang harus
diterima sebagai kebenaran adalah tafsir yang dikeluarkan oleh
Presiden.Ini merupakan konsekuensi dari kuatnya presiden
52| Pancasila
memenuhi kuorum yakni sekurang-kurangnya setengah dari
anggota sidang staten general ditambah satu (UU 1814 pasal
144).Dengan demikian perubahan Undang-undang dasar
adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah
jumlah anggota staten general yang telah dijadikan dua kali
lipat ditambah satu.
54| Pancasila
Barat dan Amerika.
Pada dasarnya Good Governance memberikan
rekomendasi pada sistem pemerintahan yang menekankan
kesetaraan antara lembaga-lembaga negara baik ditingkat
pusat maupun daerah,sektor swasta,dan masyarakat
madani.Good Governance berdasarkan pandangan in berarti
suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang
diciptakan bersama oleh pemerintah,masyarakat madani
dan sektor swasta.Kesepakatan tersebut menyangkut
keseluruhan bentuk mekanisme,proses dan lembaga-lembaga
dimana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan
kepentinganya,menggunakan hak hukum,memenuhi
kewajiban dan menjembatani perbedaan mereka.
Sesuai dengan pengertian diatas,maka pemerintah yang
baik adalah pemerintah yang baik dalam ukuran proses maupun
hasil-hasilnya.Semua unsur dalam pemerintahan dapat
berjalan secara sinergis,tidak saling benturan,memperoleh
dukungan dari rakyar dan lepas dari gerakan-gerakan anarkhis
yang bisa menghambat proses pembangunan.
Good Governance sebagai sebuah paradigma dapat
terwujud bila ketiga pilar pendukungnya dapat berfungsi
secara baik,yaitu negara,sektor swasta dan masyarakat madani
(Civil Society).Negara dengan pemerintahanya dituntut untuk
merubah pelayanannya dari birokrasi elitis menjadi birokrasi
populis.Sektor swasta sebagai pengelola sumber daya diluar
negara dan birokrasi pemerintah pun harus memberikan
kontribusinya dalam usaha pengelolaan sumber daya tersebut.
Penerapan cita Good Governance pada akhirnya mensyaratkan
keterlibatan organisasi kemasyarakatan sebagai kekuatan
penyemibang negara.
B. Prinsip-prinsip Good Governance
Dari beberapa hasil kajian yang dilakukan oleh Lembaga
Administrasi Negara (LAN) telah menimpulkan ada 9 (sembilan)
aspek fundamental dalam perwujudan Good Governance,yaitu:
56| Pancasila
h. Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan
masyarakat
4. Responsif (responsiveness)
Salah satu asas Fundamental menuju cita Good Governance
adalah responsif,yakni pemerintah harus peka dan cepat
tanggap terhadap persoalan-persoalan masyarakat.
5. Konsesnsus (Consensus Orientation)
Asas Fundamental lain yang juga harus menjadi perhatian
pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahanya
menuju cita Good Governance adalah pengambila keputusan
secara konsessus,yakni pengambilan keputusan melalui
proses musyawarah dan semaksimal mungkin berdasarkan
kesepakatan bersama.
6. Akuntabiltas (accuntability)
Asas akuntabiltas berarti pertanggung jawaban pejabat
publik terhadap masyarakat yang memberinya delegasi
dan kewenangan untuk mengurusi berbagai urusan dan
kepentingan mereka.Setiap pejabat publik dituntut untuk
mempertanggung jawabkan semua kebijakan,perbuatan,mo
ral,maupun netralitas sikapnya terhadap masyarakat.
7. Visi strategis (Strategic Vision)
Visi strategik adalah pandangan-pandangan strategis untuk
menghadapi masa yang akan datang.Kualifikasi ini menjadi
penting dalam kerangka perwujudan Good Governance,karena
perubahan dunia dalam kemajuan tekhnologinya yang begitu
cepat.Bangsa yang tidak memiliki sensvitas terhadap perubahan
serta prediksi perubahan kedepan,tidak saja akan tertinggal oleh
bangsa lain di dunia,tapi juga kan terperosok pada skumulasi
kesulitan,sehingga proses recovery nya tidak mudah.
Di lain itu,berbagai gejala dan perkembangan yang terjadi
di dunialuar harus dianalisis dampak-dampaknya bagi bangsa
ini,baik langsung saat ini,maupun dimasa yang akan datang.
58| Pancasila
partisipasi masyarakat sipil yang kuat.Proses
pembangunan dan pengelolaan negara tanpa
melibatkan masyarakat Madani (Civil Society) akan
sangat lamban,karena potensi terbesar dari sumber
daya manusia justru dikalangan masyarakat ini.
e. Penguatan Otonomi Daerah
Kelahiran UU NO.22 Tahun 1999,tentang otonomi
daerah,telah memberikan kewenangan pada daerah
untuk melakukan pengelolaan sektor tertentu,seperti
kehutanan,pariwisata,koperasi,pendidikan dan lainya.
Dengan kewenangan ini,daerah akan menjadi kuat dan
dinamis,terutama daerah-daerah yang miskin sumber
daya alamnya,karena harus memacu pendapatan Asli
Daerah untuk membiayai kehidupan daerahnya.
8. Pemerintahan Demokratis dan Efektif
Adanya pameo yang sempat beredar beberapa saat setelah
Presiden Megawati Soekarno Putri melantik Kabinet Gotong
Royong Agustus 2001 adalah:”Pemerintahan Soekarno=Old
Order,Pemerintahan Soeharto=New Order,Pemerintahan
Habibie=Dis-Order,Pemerintahan Abdurahman Wahid=No
Order,Pemerintahan Megawati=Re Order”.
Pemerintahan Soekarno (1959-1966) dan pemerintahan
Soeharto (1966-1998) disebut sebagai pemerintahan kuat dan
efektif meski kurang mengandung unsur-unsur demokratis.
Adapun pemerintahan BJ Habibie (1998-1999),pemerintahan
Abdurahman Wahid (1999-2001),dan pemerintahan Megawati
Soekarno Putri diakui sebagai pemerinatahn demokratis,tetapi
kurang mengandung usnur efektivitas.
Sejaka awal pemerintahan,Megawati berusaha menata
kembali tata laksana pemerintahan negara yang demokratis dan
efektif.Pemerintahan yang lebih mampu melayani masyarakat
dengan menghadiri jasa-jasa umum,seperti jalan raya,listrik,air
minum,bandara,pelabuhan,sarana kesehatan,jaminan
sosial,juga keamanan dan ketertiban melalui kepolisian yang
60| Pancasila
Rusia,bebrapa pekan lalu,misalnya,para pelaku pasar London
mengkaji seberapa kuat dukungan politik rakyat Rusia dan
elite politik Rusia terhadap kepemimpinan Putin.Kendati
Putin banyak digambarkan sebagai bekas intel KGB dan
oleh pers Inggris disebut-sebut sebagai akan menghadirkan
“tangan besi KGB”,pelaku pasar lebih menilai kemampuan
Putin untuk menghadirkan kekuasaan yang efektid dari
pada mempersoalkan menurunnya kadar demokras Rusia.
Pasar uang dan pasar modal di London mencari efektivitas
pemerintahan sebagai jaminan konsisten kebijakan.Penutupan
surat kabar dan stasiun televisi yang menentang Putin tidak
banyak dipersoalkan.Pemerintahan yanh kuat dan efektif lebih
diutamakan karena”pasa tidak nyaman dengan pemerintahan
yang terarah,ragu-ragu atau ganti-ganti kebijakan”.
Hemat mereka,semakin demokratis pemerintahan di
suatu negara transisi,semakin tak menentu implementasi
kebijakan negara.Terlebih-lebih apabila seorang pemimpin
nasional dinilai ragu-ragu atau sering ganti arah seperti
terjadi pada tahun-tahun akhir Boris Yeltsin.Kehadiran
sejumlah pengusaha swasta Rusia sejak 5-8 tahun lalu hijrah
ke London dimanfaatkan pelaku pasar uang dan pasar modal
guna “membaca peta” kemampuan efektif pelaku politik dan
kalangan birokrasi yang berperan menjalankan aneka putusan
yang ditempuh Putin.
Dan telah serupa dilakukan para pelaku pasar London
terhadap sejumlah pemerintahan di Asia,termasuk
Indonesia.Faktor pemerintahan demokratis menjadi salah
satu pertimbangan.Namun,pasar London tidak selamanya
menilai ada tidaknya pemerintahan demokratis dan/atau
efektif.Hal yang menarik adalah kenaikan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) Jakarta yang malampaui angka 700 pada
pertengahan Maret lalu.Tak ada tanda bahwa isyarat pasar yang
menguntungkan itu disebabkan perkiraan terselenggaranya
pemilu legislatif 5 April yang diramalkan tenang dan aman.
Tak disebut pemerintahan Megawati dianggap amat efektif
62| Pancasila
muda maupun lanjut usia.Tantangan bagi Indonesia di bulan-
bulan mendatang agaknya menghadirkan penyelenggaraan
pemerintahan yang demokratis,terutama yang mampu
membuahkan hasil secara efektif dan segera drasakan rakyat
kecil.
9. Pemerintahan yang kuat
Seperti yang kita ketahui,Konferensi Tahunan Boao Forum
for Asia 2004 di Boao,Hainan,Republik Rakyat Cina,yang
diikuti 42 negara dan diliputi sekitar 400 wartawan dari
berbagai negara,antara lain mengemukakan,kriteria utama
untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang ideal ialah
sebuah pemrintahan yang kuat dan efektif.
Pemerintahan yang kuat tercermin dari jalan serta efektifnya
roda pemerintahan,berwibawanya hukum,kemampuan
memilih prioritas pembangunan negara,serta konsentrasi dan
terjaminya keamanan.Negara-negara yang pemerintahanya
kuat bisa menjadi contoh atas pandangan ini:China,Jepang,S
ingapura,Jerman,dan Amerika Serikat.
Suatu hal yang menarik untuk mengapresiasi hal
itu,dikaitkan dinamika politik Indonesia mutakhir.Saat ini
hiruk-piluk politik Indonesia tak lepas dari upaya menemukan
pemimpin nasional,yang dilakukan dalam mekanisme
pemilihan presiden secara langsung.Sampai tulisan ini
dibuat,ada empat calon presiden yang menonjol,Megawati
Soekarnoputri,Wiranto,Amien Rais,dan Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY).Mereka,dengan pasangan masing-masing
akan berlaga dipemilu presiden 5 Juli 2004.
Yang menarik,dari wacana dan paparan yang
disampaikan,hampir semua mengemukakan perlunya
pemerintahan yag kuat.Tampaknya semua sepakat,tantangan
kepemimpinan masa depan masih kompleks sehingga
pemerintahan yang efektif mutlak dibutuhkan.
Di tingkat grass root,tampaknya isu ini demikian laku.
Perolehan suara Partai Demokrat yang signifikan, misalnya,
64| Pancasila
Ignas kleden-selama rakyat belum makmur,demokrasi bisa
ditunda dulu pelaksanaanya dan pemerintahan otoriter dapat
dibenarkan asal efektif.
Argumentasi itu bisa disangkal mengingat kurang
makmurnya rakyat lebih dipahami sebagai,meminjam Amartya
Sen,lack of income (kekurangan pendapatan) ketimbang lack
of capability (kekurangan kemampuan).Penundaan demokrasi
dalam pengelolaan negara selama Orde baru ternyata berbuah
tidak sedap,justru banyak pengalaman buruk menimpa.
Pemerintahan yang kuat ternyata ambruk dikemudian hari
sebab ternyata yang dibangun adalah semacam”rumah kartu”.
Itulah pengalaman kita di masa Orde Baru.
Di era reformasi,mereduksi hakikat demokrasi selain
tidak populer juga tidak beralasan.Sudah menjadi tekad
bersama,dimasa transisi,proses demokrasi harus terselenggara
dengan baik.Karena itu,bisa dipahami bila terjadi perubahan
sistem politik secara mendasar lewat amandemen UUD 1945.
Jadi,untuk mewujudkan pemerintahan yang kuat,siapa
pun presiden nya tidak bisa melakukan kebijakan politik
yang mereduksi demokrasi.Para aktifis pro-demokrasi pasti
akan mengupayakan untuk mengingatkan pada publik,calon
presiden berlatar belakang tentara memiliki persoalan dimasa
lalu,yang berkenaan dengan penodaan atas hakikat demokrasi.
Upaya itu pasti bergantung,tetapi mungkin tidak sampai ke
tingkat grass root.Maka,bagi para calon presiden berlatar
belakang tentara,akan dihadapkan upaya menjelaskan pola
kepemmpinannya kelak,bagaimana keberpihakannya atas
masa depan demokrasi di Indonesia.
Secara institusional,TNI sudah mengalami perubahan
mendasar dan tidak diragukan lagi keberpihakanya atas
proses demokratisasi.Meski demikian,mengingat pengalaman
sejarah masa lalu,kadang apa yang telah dilakukan masih
mengandung kecurigaan bahwa tentara masih merupakan
faktor “penghambat demokrasi”.
66| Pancasila
kebijakan dan kenyamanan bekerja.Sementara sistem presidensil
saat ini juga terjatuh kepada pemerintahan yang terbelah (divided
goverment).Presiden hanya didukung oleh partainya yang
minoritas di parlemen.Sementara mayoritas parlemen tak hanya
beroposisi,tetapi kadang bersikap bermusuhan dengan presiden.
Pemerintahan,akibatnya,menjadi lumpuh.
Saatnya kita memikirkan secara serius rekayasa konstitusional
yang bagaimana,yang kini kita butuhkan,agar dapat lahir sebuah
pemerintahan yang kuat.Rekayasa ini tentu harus bersandar
kepada karakter politik di Indonesia sendiri.Namun,rekayasa itu
harus pula mengambil hikmah dari praktik politik negara lain,agar
kita tidak sama sekali mulai dari nol,atau bereksperimen secara
buta.
Karakter politik di Tanah Air termasuk dalam kategori politik
yang terfragmentasi dengan kultur yang konfliktual.Ini dapat
dilihat dari sistem kepartaian kita dengan spektrum politik yang
luas,mulai dari yang kiri (populis,sosialis) sampai kekanan (Islam).
Kultur kita juga bersifat konfliktual,yang tergambar dari sejarah
konflik komunal yang panjang (Islam versus Kristen,pribumi
versus nonpribumi,pendatang versus penduduk asli).Dengan
karakter seperti ini,menyerahkan mekanisme politik hanya
kepada sistem presidensil saja (walaupun presiden dipilih secara
langsung),ataupun kepada sistem parlementer saja,selalu tak
cukup.Harus ada rekayasa tambahan yang diatur konstitusi,atau
disepakati oleh para pimpinan partai yang berpengaruh,agar
pemerintahan yang ada dapat stabil dan kuat.
Kita dapat mengambil contoh kasus Lebanon dan Malaysia.
Baik Lebanon dan Malaysia,kedua negara itu juga memiliki kultur
yang konfliktual dan politik yang terfragmentasi.Kedua negara
ini membuat rekayasa tambahan,yang membuat pemerintahan di
kedua negara itu lebih stabil.
Lebanon melakuknya dengan rekayasa konstitusi.Lebanon
terpecah kedalam aneka aliran dan kultur politik seperti
Kristen,Islam Sunni,Islam Syiah,dan Yunani Ortodhoks.Kompetisi
68| Pancasila
Kedua,idealnya,hanya ada satu partai yang mendominasi
baik eksekutif dan legislatif.Namun,ini hampir mustahil
terjadi di Indonesia.Sulit mengharapkan ada partai politik
yang mampu meraih lebih dari 50% suara.Pilhan lain (thesecon
best),pemerintahan yang ada haruslah pemerintahan kolaisi
antar partai,yang total suara koalisi itu melebihi 50% dari kursi
parlement.
Ketiga,koalisi itu tidak dserahkan secara bebas kepada negosiasi
dan inisiatif antar pimpinan partai.Ini akan menyebabkan kelabilan
dan ketidak adilan politik karena partai yang menang pemilu dapat
saja tersingkir karena kurang pandai melobi atau dijadikan musuh
bersama.Konstitusi harus mengatur koalisi itu secara bertingkat
dan aturan itu menjadi the rule of the game.
Misalnya,jika ada satu partai yang menang pemilu lebih dari
50% suara,maka partai itu sendirian diminta untuk menyusun
pemerintahan.Namun,jika tak ada yang menang lebih dari 50%
suara,maka partai pemenang pertama dan pemenang kedua
diminta berkoalisi menyusun pemerintahan.Jika gabungan dari dua
partai itu juga belum mencukupi (50%+1),maka partai pemenang
pertama,kedua dan ketiga,diminta menyusun pemerintahan.Dan
seterusnya.Dengan aturan tegas konstitusi ini,maka pemerintahan
dapat disusun secara lebih tertib.
Keempat,konstitusi harus pula lebih detai lagi tentang
penjatahan posisi pemerintahan.Jika ada koalisi dua
partai,misalnya,konstitusi mengatur bahwa presiden adalah
jabatan untuk pemenang pemilu pertama,dan wakil presiden untuk
pemenang kedua.Komposisi kabinet dibagi berdasarkan presentase
perolehan suara dua pemenang itu.Jika koalisi lebih dari dua
partai,maka posisi menteri koordinator diserahkan kepada partai
ketiga,dan komposisi kabinet diatur melalui presentase kekuatan
masing-masing tiga partai di parlemen.Dan seterusnya.
Kelima,konstitusi harus pula mengatur bahwa presiden dan
wakil presiden dapat dijatuhkan oleh parlemen melalu mosi tak
percaya,jika parlemen tak puas dengan kinerja pemerintahan.
70| Pancasila
D. Hubungan Sipil-Militer Untuk Indonesia
Gerakan reformasi sebagai proses menata kembali kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang mengacu kepada nilai-
nilai demokrasi dan hak asasi telah menghadapkan Tentara
Nasional Indonesia (TNI) pada berbagai tantangan.Tantangan
terberat,antara lain,adalah penataan kembali peran TNI dalam
konteks hubungan sipil-militer yang demokratis.Terkait dengan
persoalan ini,masalah redefinisi peran dan keterlibatan TNI
dalam konteks transisi demokrasi menjadi isu besar,yang dapat
mempengaruhi berhasil atau gagalnya proses demokratisasi saat
itu.
Pengalaman beberapa negara di Amerika Latin dan Eropa
selatan menujukan bahwa proses transisi demokrasi tidak
selamanya bermuara pada terciptanya konsolidasi demokrasi.
Transisi demokrasi,tanpa pengelolaan secara rasional,sistematik
dan terencana,memungkinkan kembalinya intervensi militer
dalam sistem politik.
Intervensi militer dalam sistem politik inilah yang merupakan
tipologi baru bagi hibridisasi dari dimensi-dimensi kontestansi,hak
istimewa,dan hubungan sipil-militer yang demokratis.Ada lima
tipe hubungan sipil-militer,yaitu:(1) posisi bagi pemimpin militer
yang tidak dapat dipertahankan lagi;(2) posisi bagi para pemimpin
sipil demokratis yang hampir tidak dapat dipertahankan lagi;(3)
akomodasi sipil yang tidak seimbang;(4) kontrol sipil;(5) akomodasi
sipil-militer.
Untuk menentukan tipologi hubungan sipil-militer di
Indonesia,setidaknya ada tiga indikator bagi dimensi kontestansi
militer,yaitu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan tidak
kekerasan militer,kebijakan pemerintahan sipil dalam menata
struktur,peran dan kontrol atas militer,serta anggaran belanja
militer.Tiga indikator ini dilengkapi dengan 11 indikator dari
dimensi hak-hak istimewa militer.Kesebelas indikator tersebut
adalah:(1) peranan independen militer dalam sistem politik;(2)
hubungan militer dengan kepala eksekutif;(3) koordinasi sektor
72| Pancasila
disektor pertahanan-keamanan;(3) peran militer dalam intelejen
negara;(4) keterlibatan militer dalam bisnis;serta (5) pelanggaran
HAM dan tindak kekerasan militer.Penyelesaian lima masalah ini
menjadi kunci bagi terciptanya TNI yang profesional dalam suatu
sistem politik yang demokratis.
Namun,dalam jangka pendek,Indonesia cenderung tidak akan
mengalami transformasi militer yang drastis.Ada tiga faktor yang
dapat disoroti,yaitu:karakter politik TNI,regulasi-regulasi politik
yang mengatur TNI,dan kapasitas ekonomi Indonesia.
Reformasi internal TNI yang digulirkan sejak tahun 1998
belum sepenuhnya melepaskan TNI dari karakter tentara politik.
Tentara politik ini merupakan antitesa dari konsep Huntington
tentang non-political professional military.Sebagai tentara
politik,TNI memiliki karakter inti yang dipopulerkan oleh Finer
dan Janowitz,yaitu:militer secara sistematis mengembangkan
keterkaitan yang erat dengan sejarah perkembangan bangsa serta
arah evolusi negara.
Hal ini dilakukan dengan mengkombinasikan prinsip hak
sejarah (birthright principle) dan prinsip kompetensi (competence
principle).Prinsip hak sejarah didasarkan pada suatu interpretasi
sejarah bahwa militer berperan besar dalam sejarah pembentukan
bangsa dan telah melakukan pengorbanan tidak terhingga untuk
membentuk dan mempertahankan negara.Sedangkan prinsip
kompetensi didasarkan ide bahwa militer merupakan institusi
terbaik yang dimiliki negara untuk mempertahankan dan mencapai
kepentingan nasional bangsa.Faktor utama yang mendasari
penilaian ini adalah wacana tentang ketidakmampuan institusi
sipil untuk mengelola negara,ditandai dengan merebaknya berbagai
krisis nasional.
Untuk Indonesia,tampaknya TNI menjelma menjadi tentara
politik dengan mengkombinasikan hak sejarah dan kompetensi.
Perpaduan dua prinsip tersebut dilakukan sepanjang sejarah
perkembangan militer Indonesia,mulai dari masa perjuangan
kemerdekaan hingga pasca-Orde Baru.
74| Pancasila
sentral pembangunan nasional.
Proses reformasi internal TNI yang telah dilakukan sejak tahun
1998 telah berhasil melaksanakan beberapa agenda penting,antara
lain:pemisahan POLRI dari TNI;validasi organisai TNI;serta
likuidasi Kepala Staf Teritorial TNI,Kepala Staf Sosial Politik
ABR,dan Badan Pembinaan Kekaryaan (Babinkar) ABRI.Di tahun
2003-2004,TNI tetap menunjukan komitmen untuk melanjutkan
reformasi internal TNI antara lain dengan menegaskan netralitas
TNI dalam proses pemilu legislatif.Reformasi internal TNI yang
cenderung condong ke pergerakan peran sosial-politik TNI
diharapkan dapat segera diselesaikan sehingga TNI tidak lagi
memiliki karakter tentara politik dan proses reformasi TNI bisa
dilanjutkan dengan melakukan transformasi dan modernisasi
pertahanan Indonesia.
Untuk merombak total karakter TNI sebagai tentara
politik,otoritas-otoritas politik sipil dihadapkan pada hambatan
kedua dari transformasi militer di Indonesia,yaitu belum lengkapnya
regulasi politik yang mengatur posisi TNI dalam sistem politik
Indonesia.Keberadaan regulasi-regulasi politik ini diharapkan
dapat memperkuat upaya untuk menularkan prinsip-prinsip good
governance ke sektor pertahanan.Implementasi prinsip-prinsip
good governance ini dapat dijadikan titik awal untuk menciptakan
tentara profesional dalam sistem pemerintahan yang demokratis.
Berkaitan dengan regulasi politik dibidang pertahanan
negara,ada suatu interpretasi terhadap UUD 1945.Dan dapat
dibandingkan dengan pola hubungan Sosial-Militer masa sistem
parlementer (1954-1959) dengan sistem presidensiil pasca-Dekrit
Presiden 5 Juli 1959,bahwa berlakunya kembali UUD 1945 ini
membawa keuntungan sendiri bagi militer Indonesia,karena
selama berlangsungnya demorkasi parlementer,keikutsertaan
militer dalam penyelenggaraan negara hanya sebatas pada alat
negara yang mengurusi bidang pertahanan-keamanan saja.
Oleh karena itu berlakunya UUD 1945 membawa peluang
militer untuk ikut serta dalam penyelenggaran negara tidak hanya
76| Pancasila
Faktor terakhir yang meghambat transformasi militer di
Indonesia adalah tidak adanya kapasitas ekonomi yang memadai
untuk meluncurkan program modernisasi pertahanan. Ada
beberapa indikator ekonomi untuk menunjukan kapasitas ekonomi
tersebut. Indkator-indikator tersebut, antara lain, fluktuasi
anggaran belanja militer Indonesia di APBN, proporsi anggaran
pertahanan Indonesia ke produk domestik bruto (PDB), hingga
perencanaan pengadaan alat utama sistem pertahanan Indonesia
yang tertuang direncana strategis pertahanan negara 1999-2004.
Indikator indikator tersebut mendukung pendaat konserfatif
yang menyatakan bahwa untuk 10-15 tahun kedepan, anggaran
pertahanan Indonesia akan tetap kecil, baik dari sisi proporsi ke
PDB maupun ke APBN.
Jika ditelusuri , pergerakan anggaran pertahanan Indonesia
ni cenderung tidak berubah dari nila anggaran didekade 1990-an.
Bahkan, anggaran pertahanan indonesia dilihat dari persentas PDB
terus menerus mengalami penurunan semenjak dekade 1960-an.
Tahun 1970, misalnya, anggaran pertahanan turun drastis dari
sekitar 29 persen PDB hingga hanya satu persen PDB ditahun 2000.
Untuk tahun 2001, anggaran pertahan Indonesia sebesar 1,2 miliar
dollar AS, hanya 0,7 persen dari PDB atau hanya 4 persen dari
APBN 2001. Untuk keperluan pemeliharaan dan pengembangan
kekuatan pertahan Indonesia, anggaran pertahan Indonesia
sebesar itu tidak memadai, harus ditingkatkan.
Dan departemen pertahanan membutuhkan setidaknya dua
miliar dollar AS pertahun untuk memelihara kekuatan pertahanan
yang ada dan membutuhkan tambahan empat miliar dollar AS
pertahun untuk memulai program modernisasi. Ini berarti
anggaran pertahanan indonesia harus ditingkatkan hingga
mencapai 4,6 persen dari PDB atau 23 persen dari APBN.
Dilihat dari situasi ekonomi makro tampaknya Indonesia tidak
memilki kemampuan untuk segera dapat memenuh kebutuhan
pertahan Indonesia. Bahwa rendahnya tingkat kontestansi TNI
untuk masalah minimnya anggaran belanja pertahanan disebabkan
oleh tingkat akomodasi militer terhadap sipil yang tinggi. Terkat
78| Pancasila
F. Reformasi hubungan sipil-0militer sebagai prasarat
demokratis
Dalam sistem monarki tradisional,militer hanyalah “penjaga
malam” yang dalam sistem pemerintahan modern disebut sebagai
fungsi pertahanan keamanan(hankam). Fungsi inilah yang
dibedakan secara tajam dengan fungsi sipil yang mencakup seluruh
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara kecuali hukum.
Dalam negara-negara maju seperti di Amerika Utara dan
Eropa Barat,pemetaan kedua fungs (militer dan sipil) ini sudah
bisa berjalan seimbang. Masing-masing bsa seusai dengan
fungsinya,tida tumoang tindih dan ontervensi. Kalaupun ada
pengaruh,maka sipil mempengaruhi militer,bukan sebaliknya.
Karena ynag berjalan adalah “supremasi sipil” maka kebijakan-
kebijakan politik yang ditempuh dan dijalankan pemerintahan sipil
berpengaruh pada langkah-langkah yang harus ditempuh militer.
Yang terjadi di Indonesia adalah kebaikan dari itu:sipil berada
dibawah supremasi militer. Sepanjang rezim Orde Baru,kondisi
semacam itu berjalan mulus walapun bukan berarti tanpa kritik.
Kritik-kritik yang dilontarkan ada,tetapi selalu muncul dibawah
permukaan.Karena kalau muncul dipermukaan akan segera
dituduh subsersif:melawan pemerintahan yang sah.
80| Pancasila
yang memiliki otoritas atas nama Tuhan. Kepala negara
atau raja diyakini memerintah atas kehendak Tuhan.
2. Hubungan agama dan negara menurut paham sekuler
Paham sekuler memisahkan dan membedakan antara
agama dan negara. Dalam negara sekuler tidak ada
hubungan antara sistem kenegaraan dan agama. Dalam
paham ini negara adalah urusan hubungan manusia
dengan manusia lain atau urusan dunia. Sedangkan
agama adalah hubungan manusia dengan Tuhan. 2 hal
ini menurut paham ini tidak dapat disatukan.
3. Hubungan agama dan negara menurut paham komunisme
Paham komunisme memandang hakikat hubungan negara
dan agama berdasarkan pada filosofi materialisme dialektis
dan materialisme historis. Paham ini menimbulkan
paham atheis. Paham yang dipelopori oleh Karl Marx ini
memandang agama sebagai candu masyarakat menurutnya
manusia ditentukan oleh dirinya sendiri. Sementara agama
dalam paham ini dianggap sebagai suatu kesadaran diri
bagi manusia. Sebelum menemukan sendiri kehidupan
manusia adalah dunia manusia itu sendiri yang kemudian
menghasilkan masyarakat negara. Sedangkan agama
dipandang sebagai realisasi fantastis makhluk manusia
dan agama merupakan keluhan makhluk tertindas. Oleh
karena itu agama harus ditekan bahkan dilarang. Nilai
yang tertinggi dalam negara adalah materi Karena manusia
sendiri pada hakekatnya adalah materi.
B. Konsep relasi agama dan negara dalam Islam
Dalam lintasan sejarah dan opini para teoritisi politik Islam
ditemukan beberapa pendapat yang berkenaan dengan konsep
hubungan agama dan negar.
Antara lain dapat dirangkum ke dalam tiga paradigma yakni
paradigma integralistik, simbiotik, dan sekularistik.
82| Pancasila
dan tidak ada kaitan nya dengan hukum agama. Konsep
sekularistik ini dapat dilihat dari pendapat Ali Abdul Raziq
yang menyatakan bahwa dalam sejarah kenabian Rasulullah
pun tidak ditemukan keinginan Nabi Muhammad untuk
mendirikan negara. Rasulullah hanya menyampaikan risalah
kepada manusia dan mendakwahkan ajaran agama kepada
manusia.
C. Hubungan Islam dan negara di Indonesia
Mengkaji hubungan agama dan negara di Indonesia secara
umum dapat digolongkan dalam dua bagian yakni hubungan yang
bersifat antagonistik dan hubungan yang bersifat akomodatif.
1. Hubungan agama dan negara yang bersifat
antagonistik
Eksistensi Islam politik pada masa kemerdekaan dan
sampai pada masa pasca revolusi pernah dianggap sebagai
pesaing kekuasaan yang dapat mengusir rasa kebangsaan
negara. Persepsi tersebut membawa implikasi terhadap
keinginan negara untuk berusaha menghalangi dan melakukan
domestifikasi terhadap pergerakan ideologi politik Islam. Hasil
dari kebijakan semacam ini, bukan saja para pemimpin dan
aktivis politik Islam gagal untuk menjadikan Islam sebagai
Ideologi dan atau agama negara (pada tahun 1945 dan dekade
1950 an) tetapi mereka juga sering disebut sebagai kelompok
yang secara politik minoritas atau Outsider. Lebih dari itu
bahkan politik Islam sering dicurigai sebagai anti ideologi
negara Pancasila.
Hubungan antagonistik ini semakin menemukan
bentuknya setelah pemerintah Orde Baru memantapkan
kekuasaannya terjadi kontrol yang berlebihan yang diterapkan
oleh Orde Baru terhadap kekuatan politik Islam terutama
terhadap kelompok radikal yang dihasilkan semakin militan
dan menandingi eksistensi negara.
84| Pancasila
dalam setiap perdebatan publik setidaknya ada 2 alasan yang dapat
dikemukakan yaitu pertama, dalam perspektif sosiologis agama
dan pada agama tak pernah dapat dipisahkan dari kehidupan
publik kenyataan ini meniscayakan agama untuk selalu terlibat
aktif di dalam hampir semua aspek kehidupan publik termasuk
praktik politik. Kedua bagi pemeluknya agama diyakini dapat
memberikan kontribusi terhadap proses demokratisasi politik
bahwa agama. Berbeda dengan pandangan kaum sekuler juga
mampu menyediakan landasan yang kuat bagi ikhtiar membangun
tatanan politik demokratis.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa suatu model negara
demokrasi sekuler untuk membangun tatanan politik yang lebih
demokratis di masa depan adalah pengalaman negara-negara
barat baik di Amerika Serikat maupun di Eropa juga di Asia seperti
Jepang. Bahwa sekalipun di negara-negara tersebut menganut
sistem politik sekuler namun tetap menjamin hak sosial dan
politik warga negaranya tanpa membuat perlakuan diskriminatif
atas dasar jenis kelamin, warna kulit, ras, dan agama dan tak
ada satupun negara demokrasi sekuler yang anti agama ataupun
anti Islam akan tetapi ada pendapat lain yang menyatakan di
negara-negara yang menganut sistem politik sekuler justru
seringkali terjadi tindakan Represif dan perlakuan diskriminatif
terhadap warga negara yang memeluk agama tertentu (baca:Islam).
Sebagai contoh faktual bahwa di negara sekuler seperti Turki
dan Indonesia Islam mengalami penindasan dan Turki penguasa
sekuler mengganti huruf Arab dengan huruf latin, Masjid diubah
fungsi menjadi museum, melarang wanita mengenakan jilbab
dan mengganti hukum Islam dengan hukum barat di Indonesia
baik pada masa orde lama maupun masa Orde Baru penguasa
sekuler telah menindas umat Islam sehingga Islam mengalami
marginalisasi. Sebagai tanggapan atas pendapat yang kedua depresi
atas kehidupan beragama baik di Turki maupun di Indonesia terjadi
bukan disebabkan oleh sifat sistem politik yang sekuler tetapi
oleh watak semi demokratis di negara tersebut agama dalam orde
demokrasi.
86| Pancasila
front Amerika Serikat sangat terbelalak ketika menyaksikan
proses politik demokratis dapat tumbuh di Aljazair yang berbasis
pada agama dukungan dan pihak Amerika Serikat kepada pihak
militer Aljazair. Untuk membatalkan hasil pemilu demokratis yang
dimenangkan oleh FIS jelas dilandasi oleh sentimen dan biasa
agama Tidak kurang tidak lebih.
Negara-negara demokrasi sekuler barat seperti Inggris,
Prancis, dan Jerman juga acapkali bersekutu dengan Amerika
Serikat untuk menghambat proses Demokratisasi di negara-negara
sedang berkembang yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Sikap tidak adil, ambivalen, dan diskriminatif terhadap Islam jelas
terlihat ketika berhadapan dengan negara-negara seperti Irak, Iran,
Lidya, dan atau Palestina.
Pendapat pertama di atas terkesan sangat beroperasi model
demokrasi barat mencoba meyakinkan bahwa negara demokrasi
sekuler yang berkembang di negara-negara barat merupakan model
ideal yang dapat dicontoh oleh negara lain. Mungkin ini salah satu
ciri yang paling menonjol di kalangan cendekiawan Indonesia yang
selalu menjadikan syarat sebagai rujukan utama ketika berdiskusi
tentang demokrasi. Pandangan demikian Tentu saja tidak salah
tetapi jangan sampai pandangan yang cenderung memuja Barat
itu kemudian menghilangkan daya kritis kita dalam menimbang
praktik demokrasi di barat sebab bila kita kehilangan daya kritis
maka kita akan terjebak pada sikap idolatry, yaitu sikap yang
menjadikan Barat sebagai Imago ideal yang seolah tanpa cacat.
Negara-negara barat yang sangat panjang memang relatif lebih
dalam membangun tradisi demokrasi Namun demikian dibarat
sendiri wacana demokrasi masih tetap mengundang perdebatan
serius dengan beraneka interpretasi sehingga melahirkan evolusi
pemikiran yang beragam tentang demokrasi. Jadi ada proses
dinamis yang terus bergerak dalam upaya pencarian model ideal
dalam praktik demokrasi karena sifatnya dinamis.
Karena sifatnya yang dinamis proses pencarian ini tak
akan pernah menemukan bentuk final Sistem pemilihan umum
88| Pancasila
struktur religio politik Iran tetap bersandar pada otoritas fiil ayat yg
Faqih namun ruang publik tetap terbuka lebar sehingga masyarakat
dapat berpartisipasi dalam proses politik kebebasan pers Pemilu
jurdil meminjam istilah Indonesia dan oposisi adalah bagian dari
instrumen demokrasi yang relatif berkembang dengan baik di Iran
bahkan ketika di Indonesia masih memperdebatkan Isu gender.
Dalam pemilihan presiden di Iran yang dianggap sangat konservatif
dan Ortodoks justru telah memberi peluang bagi seorang wanita
untuk ikut berkompetisi memperebutkan jabatan presiden.
Mungkin karena didorong oleh kepentingan ekspor model
demokrasi Barat Maka eksperimen demokrasi yang dilakukan
di negara Islam seperti Iran dianggap salah mereka sama sekali
tak mempercayai bila sebuah negara dapat membangun tradisi
demokrasi berbasis pada agama seperti ditulis oleh Esposito
kalangan pendukung demokrasi di Eropa Barat dan Amerika Serikat
meyakini diri mereka sebagai ahli waris sejati satu-satunya. Tradisi
demokrasi yang sah mereka menganggap setiap upaya pihak lain
untuk menciptakan demokrasi sebagai tindakan keliru dan tidak
demokratis maka tak mengherankan Bila kebanyakan masyarakat
barat beranggapan bahwa konsep “demokrasi Islam” adalah suatu
anathema. Dan ini memberi sedikit ruang untuk menghasilkan
apresiasi positif atau setiap ikhtiar negara-negara di luar barat
dalam membangun demokrasi yang berbasis pada agama
E. Islam dan demokrasi
Ada tiga paradigma untuk menjelaskan hubungan Islam dan
demokrasi
1. Islam dan demokrasi
adalah suatu sistem politik yang berbeda Islam tidak bisa di
koordinat kan dengan demokrasi Islam merupakan sistem
politik yang self sufficient hubungan keduanya mutually
eksklusif Islam dipandang sebagai sistem politik alternatif
terhadap demokrasi :
2. Islam berbeda dengan demokrasi apabila demokrasi
didefinisikan secara prosedural seperti dipahami dan
90| Pancasila
BAB VI
MASYARAKAT MADANI DAN CIVIL SOCIETY
92| Pancasila
negara yang mempunyai andil dalam setiap perkembangan dan
kemajuan negara.
Civil Society, adalah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan voluntary
keswasembadaan 100 generating dan keswadayaan 1 porting
kemandirian tinggi berhadapan dengan negara dan berkaitan
dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh
warganya
B. Sejarah dan Perkembangan Masyarakat Madani
Jika dicari akar sejarahnya sejak awal maka perkembangan
wacana masyarakat madani dapat dituntut dari sini sampai
Antonio gramsci dan de tocqueville bahkan menurut Alfred Riedl
Cohen dan arato serta m Dawam Rahardjo wacana masyarakat
madani sudah mengemuka pada masa Aristoteles pada masa kini
Aristoteles 384 322 SM masyarakat madani dipahami sebagai
sistem kenegaraan yang menggunakan istilah politik politik warga
negara dapat terlibat langsung dalam peraturan ekonomi politik
dan pengambilan keputusan
Konsep aritoteles ini diikuti oleh Marcus tullius cicero 106
sampai 43 SM dengan istilah societies Sifilis yaitu sebuah komunitas
yang mendominasi komunitas yang lain therma yang dikedepankan
oleh kisah ini lebih menekankan pada konsep negara kota di titik
yakni untuk menggambarkan kerajaan kota dan bentuk korporasi
lainnya sebagai kesatuan yang terorganisir konsep masyarakat
madani yang pada sistem kenegaraan ini dikembangkan pola oleh
Thomas Hobbes dan John Locke menurut masyarakat madani
harus memiliki kekuasaan mutlak agar mampu sepenuhnya
mengontrol dan mengawasi serta secara ketat pola-pola perilaku
politik warga negara menurut John Locke kehadiran masyarakat
madani dimaksudkan untuk melindungi kebebasan dan hak milik
individu setiap warga negara
Pada tahun 1767 wacana masyarakat madani ini dikembangkan
oleh Adam perguruan kan masyarakat madani pada sebuah visi
etis dalam kehidupan bermasyarakat pemahamannya digunakan
94| Pancasila
Sedangkan Karl Marx memahami masyarakat madani sebagai
masyarakat borjuis dalam konteks hubungan produksi kapitalis
kebudayaannya merupakan kendala bagi pembebasan manusia
dari penindasan karenanya maka ia harus dilakukan untuk
mewujudkan masyarakat tanpa kelas sedangkan Antonio gramsci
tidak memahami masyarakat madani sebagai relasi produksi Tetapi
lebih pada sisi ideologis gramsci meletakkan masyarakat madani
menekan pada superstruktur berdampingan dengan negara ia
sebut sebagai political Society masyarakat madani merupakan
tempat perabuan posisi hegemonik diluar kekuatan negara di
dalamnya awalan di kemuning mengembangkan hegemoni untuk
membentuk konsensus dalam masyarakat
Periode berikutnya wacana masyarakat madani dikembangkan
oleh Alexis De tocqueville 1805 1859 ia berdasarkan pada demokrasi
Amerika dengan mengembangkan teori masyarakat madani sebagai
entitas penyeimbang kekuatan negara bagi De tocqueville kekuatan
politik dan masyarakat madani lah yang menjadi demokrasi di
Amerika mempunyai 2 daya tahan dengan terwujudnya pluralitas
kemandirian dan kapasitas politik di dalam masyarakat madani
maka warga negara akan mampu mengimbangi dan mengontrol
kekuatan negara
C. Karakteristik Masyarakat Madani
Karakteristik tersebut antara lain adanya public sphere
demokrasi toleransi pluralisme keadilan sosial social Justice dan
berkeadaban
1. Free Public Sphere
Adanya ruang publik yang bebas sebagai sarana dalam
mengemukakan pendapat di ruang publik yang bebas
oleh individu Dalam posisinya yang setara mampu
melakukan transaksi-transaksi wacana dan praksis politik
tanpa mengalami distorsi dan kekhawatiran aksentuasi
prasyarat ini dikemukakan oleh Adam dan Hawa lebih
lanjut dikatakan bahwa ruang politik secara teoritis bisa
diartikan sebagai wilayah di mana masyarakat sebagai
96| Pancasila
masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh
kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah
(penguasa)
D. Pilar Penegak Masyarakat Madani
Yang dimaksud dengan pilar penegak masyarakat madani
adalah institusi institusi yang menjadi bagian dari social control
yang berfungsi mengkritisi kebijakan kebijakan penguasa yang
diskriminatif selama memperjuangkan aspirasi masyarakat
tertindas dalam penegakan masyarakat madani pilar-pilar tersebut
menjadi pra syarat mutlak bagi terwujudnya kekuatan masyarakat
madani adalah tersebut antara lain :
1. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah institusi sosial yang
dibentuk oleh swadaya masyarakat yang tugas esensial
adalah membantu dan memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang tertindas
2. Pers merupakan institusi yang penting dalam penegakan
masyarakat madani karena memungkinkan dapat
mengkritisi dan menjadi bagian dari social control yang
dapat menganalisa serta mempublikasikan berbagai
kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan warga
negara
3. Supremasi Hukum negara baik yang duduk dalam formasi
pemerintah maupun sebagai rakyat harus tunduk kepada
aturan hukum Hal tersebut berarti bahwa perjuangan
untuk mewujudkan hak dan kebebasan antara warga
negara dan antar organ negara haruslah dilakukan dengan
cara-cara yang diamati dan sesuai dengan hukum yang
berlaku
4. Perguruan tinggi yakni tempat dimana civitas akademika
mahasiswa dan lautan merupakan bagian dari kekuatan
sosial masyarakat madani yang bergerak pada jarum
moral Force untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan
mengkritisi berbagai kebijakan kebijakan pemerintah
dengan Contohkan gerakan yang dilancarkan oleh
98| Pancasila
kecenderungan partikularisme dan sektarianisme hal ini dalam
proses demokrasi menjadi elemen yang sangat signifikan di mana
masing-masing individu etnis dan golongan mampu menghargai
kebhinekaan dan menghormati Setiap keputusan yang diambil
oleh salah satu golongan atau individu
Larry Diamond secara sistematis menyebutkan ada 6
kontribusi masyarakat madani terhadap proses demokrasi pertama
ia menyediakan Wahana sumber daya politik ekonomi kebudayaan
dan moral untuk mengawasi dan menjaga keseimbangan pejabat
negara yang kedua pluralisme dalam masyarakat madani Villa
diorganisir akan menjadi dasar yang penting bagi persaingan
demokrasi orang ketiga memperkaya partisipasi politik dan
meningkatkan kesadaran kewarganegaraan keempat ikut menjaga
stabilitas negara keenam menghalangi dominasi rezim otoriter dan
mempercepat runtuhnya rezim
Civil Society sebenarnya merupakan suatu ide yang terus
diperjuangkan manifestasinya agar pada akhirnya terbentuk
suatu masyarakat bermoral masyarakat sadar hukum masyarakat
beradab atau terbentuknya suatu tatanan sosial yang baik teratur
dan progresif
Kata Civil cenderung dikonotasikan sebagai lawan dari militer
demikian pula madani dalam masyarakat madani dan Jung
dikonotasikan dengan madania atau Medina yang dikoneksikan
bernuansa Arab pada hati Maka dunia sebagai sumber munculnya
kata madani adalah peradaban atau Civilization
Lain lagi dengan kewarganegaraan yang merupakan
terjemahan dari bahasa latin yakni Sifilis atau Civil atas kebijakan
yang demikian itu lah kebanyakan orang sepakat untuk konsisten
menggunakan Civil Society karena terjemahan yang lain dianggap
kurang sesuai dengan konsep aslinya.
Cicero adalah seorang filsuf Romawi yang pertama
memunculkan gagasan Society Sifilis dalam sejarah filsafat politik
Civil Society merupakan suatu konsep yang dinamis yang selalu
mengalami perubahan makna
100| Pancasila
atau pertemuan-pertemuan asal tidak melanggar hukum atau
mengganggu kepentingan umum pandangan sampai mati ini
tampaknya sedang berlangsung di Indonesia saat ini cuma yang
jadi soal kita baru berada pada tatanan proses belajar Setelah
sekian lama kebebasan kita dibelenggu oleh penguasa sikap tari-
tarian bangsa ini yang telah terkoyak-koyak oleh perjuangan
memperebutkan atribut-atribut semu yang dikendalikan oleh
Invisible hand jiwa dari the free public sphere sebenarnya telah
terakomodasi dalam UUD 1945 pasal 28 Namun karena kuatnya
political will penguasa ciri dari gagasan habermas ini memudar
nyaris punah
Kalau saja kita mau jujur masih salah satu yang kita
idamkan walau sebagian adalah konsep Civil Society menurut
habermas kita telah lama mimpikan ruang publik yang bebas
tempat mengekspresikan Keinginan kita atau untuk meredusir
meminimalisir berbagai intervensi sikap totaliter sikap etatisme
pemerintah pada ruang publik Inilah kita memiliki kesetaraan
sebagai asas untuk melakukan berbagai transaksi wacana tanpa
harus takut di ciduk diintimidasi atau ditekan oleh penguasa model
ini sudah lama tetapi Sekaligus merupakan format baru bagi kita
untuk mengonfirmasi paradigma kekuasaan yang telah dipuntir
oleh penguasa Orde Baru
The Free public sphere merupakan inspirasi motivator sekaligus
sebagai mekanisme demokrasi modern seperti yang dialami
oleh Amerika bangsa Eropa dan kawasan Dunia Lain demokrasi
modern secara substansi mengacu pada kebebasan dan kesetaraan
kemandirian kewarganegaraan reguler is marquee sentralisme
aktivisme dan konstitusionalisme persoalannya Bagaimana cara
yang efektif agar spirit demokrasi modern ini bisa disamakan
dengan baik?
Jawabannya,adalah kita mesti membangun dan
mengembangkan institusi seperti LSM organisasi sosial organisasi
agama kelompok kepentingan partai politik yang berada di luar
kekuasaan negara termasuk Komnas HAM dan Ombudsman yang
dibentuk oleh pemerintah hal ini tidak serta merta menghilangkan
102| Pancasila
rezim demokrasi kepemimpinan Soekarno terjadi manipulasi
perang serta masyarakat untuk kepentingan politis dan hegemoni
sebagai alat legitimasi politik hal ini pada akhirnya mengakibatkan
Kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh anggota masyarakat
dicurigai sebagai kontrarevolusi fenomena tersebut merupakan
salah satu indikasi bahwa Indonesia pada masa Soekarno pun
mengalami kecenderungan untuk membatasi gerak dan kebebasan
publik dalam mengeluarkan pendapat
Sampai pada masa Orde Baru pun pengekangan demokrasi dan
penegakan hak asasi manusia tersebut yang terbuka akan menjadi
tontonan gratis yang dinikmati oleh siapapun bahkan untuk segala
usia Hal ini dapat dilihat dari berbagai contoh kasus yang pada
masa orde baru berkembang misalnya pembredelan lembaga pers
seperti Aji detik dan tempo fenomena ini merupakan sebuah
fragmentasi kehidupan yang mengekang kebebasan warga negara
dalam menyalurkan aspirasinya di muka umum apalagi dilakukan
pada lembaga pers yang notabene memiliki fungsi sebagai bagian
dari social control dalam menganalisa dan memotivasikan sebagai
kebijakan yang betul-betul merugikan masyarakat
Melihat semua ini maka secara esensial Indonesia memang
membutuhkan pemberdayaan dan penguatan masyarakat serta
komprehensif agar memiliki wawasan dan kesadaran demokrasi
yang baik serta mampu menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi
manusia untuk itu maka diperlukan perkembangan masyarakat
madani dengan menerapkan strategi pemberdayaan nya sekaligus
agar proses pembinaan dan pemberdayaan itu mencapai hasilnya
secara optimal
Dalam hal ini menurut Dawam Rahardjo ada 3 strategi
yang salah satunya dapat digunakan sebagai strategi dalam
memberdayakan masyarakat madani Indonesia:
1. Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan
politik strategi ini berpandangan bahwa sistem demokrasi
tidak mungkin berlangsung dalam masyarakat yang belum
memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang 4
104| Pancasila
yang opsional tertib negara dengan demikian juga tersedia tidak
bisa diabaikan negara melainkan menjadikan negara sebagai Mitra
dalam penataan masyarakat menjadi lebih baik
Dalam Pandangan Ulil abshar Abdalla Kompas 269 2002 negara
diperlukan sebagai Mitra karena negara merupakan institusi netral
dan Veer untuk menjadi mediator dalam membangun suatu sarana
yang mengarahkan masyarakat kepada suatu konsensus sosial dan
contoh peran negara di sini harus dibedakan secara radikal dengan
peran negara pada masa orde baru.
Peranan negara pada saat ini sudah lebih mengarah pada
upaya membangun suatu pendidikan bagi masyarakat luas serta
membangun suatu ide tentang kewarganegaraan yang inklusif dan
flora yang tidak bisa lagi yang mengingkari hak masyarakat untuk
membangun suatu jenis manusia Indonesia sesuai dengan ide
mereka sendiri kelompok muslim atau kelompok Kristiani melalui
jaringan masjid atau gereja bisa membangun suatu individu yang
sesuai dengan cara menekan sendiri mengenai individu yang ideal
Dalam acara diskusi yang sama Azuma RS Azra Kompas 269
2002 menjelaskan Civil Society dalam konteks Indonesia berbeda
dengan yang terjadi di Eropa Timur di mana kita seperti berada
dalam posisi yang berbeda pendapat dengan negara di sana Jika
kita menjadi counter hegemony atas konter di setiap negara dan
bangsa Turki alternatif dari negara
Di Indonesia, menurut azyumardi pengertian CV terdiri
dari dua kelompok kelompok pertama mengartikannya sebagai
masyarakat sipil atau masyarakat Kewargaan sementara kelompok
kedua menyebutnya sebagai masyarakat madani yang lebih
berkonotasi Islam di mana kata manja ini mengacu pada Madinah
Azyumardi sendiri menurut pengertian IPS secara lebih
luas tidak terbatas pada lembaga-lembaga pemerintah tapi juga
organisasi apa saja yang berkaitan dalam penataan masyarakat
menuju yang lebih baik kan dua organisasi yang ada di dalam
masyarakat melalui para anggotanya
Gagasan Civil Society merupakan gagasan yang pernah terjadi
106| Pancasila
Indonesia berbalik sehingga Duckling melihat Civil Society dalam
konteks kantor balancing listrik tidak lagi mempertahankan hidup
seperti itu
Ada sebuah tulisan yang ditulis oleh ikan berjudul Seperti
tak butuh Inpres tetapi ketika Pak Abdul Rahman Wahid muncul
sebagai presiden pandangan seperti tidak berlaku lagi yang
mengambil perspektif contents in the state adalah kalangan yang
sebaliknya
Persoalan yang lebih bersifat Budaya adalah sifat yg lahir di
barat tumbuhan dipengaruhi oleh tradisi barat beberapa intelektual
dalam di Indonesia memang berusaha untuk mencari dukungan
dukungan toko slime di dalam Alquran untuk menyatakan bahwa
sebetulnya situs arti kompatibel dengan ajaran-ajaran Islam dari
segi doktrin
Kalau kita mau jujur sebenarnya banyak sekali doktrin Islam
yang tidak tersentuh dengan gagasan Civil Society gagasan
tersebut belum menjadi impian masyarakat Islam ini mirip dengan
demokrasi kita ingin mengatakan bahwa islam itu cocok dan mirip
dengan demokrasi tapi yang kita jadikan dasar dasar dukungan
doktrin hanya berkisar pada 12 pensil saja Apakah itu prinsip
keadilan musyawarah persamaan dan lainnya Islam tidak hanya
terdiri dari ruang lingkup ini saja kita harus melakukan studi kalau
kita ingin meletakkan wacana tentang tugas OSIS dalam praktik
tanpa itu kan kita tidak usah untuk mengembangkan wacana Civil
Society
Dan seharusnya dibangun Sebuah upaya untuk melihat Simpati
bukan datang dari asing Tetapi diletakkan di dalam konteks
mana saja khususnya Indonesia sesuatu kalau ingin memperoleh
dukungan dukungan budaya perlu strategi semacam itu tanpa itu
agak susah meletakkan gagasan sehingga terjadi dalam praktik
A. Pengertian Demokrasi
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa
Timor logis dan istilah terminologi secara etimologis demokrasi
berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau
penduduk dan kratein yang berarti kekuasaan atau kedaulatan jadi
cara kekuasaan demos cratein atau demokratis adalah keadaan
negara dimana dalam sistem pemerintahannya Kedaulatan
berada ditangan rakyat kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat rakyat berkuasa pemerintahan rakyat
dan kekuasaan oleh rakyat sedangkan demokrasi dalam istilah
sebagaimana diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Joseph A schmeter menyatakan Demokrasi merupakan
suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan
politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kooperatif atau suatu rakyat
2. Sidney Hook berpendapat demokrasi adalah bentuk
pemerintahan dimana keputusan pemerintah yang penting
secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan
mayoritas yang diberikan secara logis dari rakyat dewasa
3. Philippe c schmitter dan teori lain karena menyatakan
demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah
diminta itu menjawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah
pabrik oleh warga negara yang bertindak secara tidak langsung
108| Pancasila
melalui kompetisi dan kerjasama dengan para ahli mereka yang
terpilih
B. Hakikat Demokrasi
Dari pengertian sebagaimana di atas maka ikat demokrasi
sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta
pemerintah memberikan penekanan dan kepada keberadaan
kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara
maupun pemerintahan Kekuasaan pemerintah ada ditangan rakyat
mengandung pengertian tiga hal:
1. Dari rakyat government of the people mengandung
pengertian yang berhubungan dengan pemerintahan yang
sah dan pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui
diminta rakyat di mata rakyat pemerintahan yang diakui
pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan
yang diberikan oleh rakyat sebaliknya pemerintahan yang
tidak sehat dan tidak diakui berarti suatu pemerintahan
yang sedang memegang kendali kekuasaan tidak mendapat
pengakuan dan dukungan dari rakyat
2. Pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu
pemerintahan menjalankan kekuasaan Atas Nama Rakyat
bukan atas dorongan diri sendiri
3. Pemerintahan untuk rakyat mengandung pengertian
bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada
pemilihan itu disarankan untuk kepentingan rakyat
C. Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup
Menurut Nurcholis Madjid pandangan hidup demokratis
berdasarkan pada bahan-bahan telah berkembang baik secara
teoritis maupun pangan Taman praktis di negeri-negeri yang
demokratis nya cukup mapan paling tidak saling tidak mencakup
tujuan norma tujuan norma yaitu sebagai berikut:
1. Pentingnya Kesadaran akan Pluralisme
2. Musyawarah
3. Pertimbangan moral
110| Pancasila
2. Masyarakat Madani
Masyarakat Madani Civil Society dikejar ikan dengan
masyarakat terbuka masyarakat yang bebas dari pengaruh
kekuasaan dan tekanan negara masyarakat yang kritis dan
berpartisipasi aktif serta masyarakat egaliter masyarakat
madani merupakan elemen yang sangat penting dalam
membangun demokrasi sebab Salah satu syarat penting
bagi Demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat
dalam proses proses partisipasi pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh negara atau pemerintah
3. Infrastruktur Politik
Komponen berikutnya yang dapat mendukung tegaknya
Demokrasi adalah infrastruktur politik infrastruktur politik
terdiri dari partai politik political party kelompok gerakan
Movement group dan kelompok penekan atau kelompok
kepentingan (pressure interest Group)
E. Model-Model Demokrasi
1. Demokrasi liberal yaitu pemerintah yang dibatasi oleh
undang-undang dan pemilihan umum bebas yang
diselenggarakan dalam waktu yang Ajeg
2. Demokrasi terpimpin para pemimpin percaya bahwa
semua tindakan mereka dipercaya rakyat tetapi menolak
pemilihan umum yang bersaing sebagai kendaraan untuk
menduduki kekuasaan
3. Demokrasi sosial demokrasi yang menaruh kepedulian
pada keadilan sosial dan ekonomi sebagai persyaratan
untuk memperoleh kepercayaan politik
4. Demokratis partisipasi yang menekankan hubungan
timbal balik antara Penguasa dan yang dikuasai
5. Demokrasi konstitusional yang menekankan potensi
khusus bagi kelompok-kelompok budaya yang menekankan
kerjasama yang ada di antara elite yang mewakili bagian
budaya masyarakat utama
112| Pancasila
yang baik
2. Dasar kekuasaan negara masalah ini menyangkut konsep
legitimasi kekuasaan serta bertanggung jawab langsung
kepada rakyat
3. Susunan kekuasaan negara kekuasaan negara dijalankan
secara distributif untuk main dari perkumpulan kekuasaan
dalam satu tangan 4
4. Masalah kontrol rakyat Apakah dengan berbagai corrida
tersebut sudah dengan sendirinya akan berjalan suatu
proses yang memungkinkan itu dibangun sebuah relasi
yang baik yakni suatu relasi kuasa yang simetris memiliki
sambungan yang jelas dan adanya mekanisme yang
mementingkan check and balance terhadap kekuasaan
yang dijalankan eksekutif dan legislatif. Sedangkan
menurut Juanda Wijaya kehidupan demokratis dalam
suatu negara ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut:
a. Dinikmati dan dilaksanakan hak serta kewajiban
politik oleh masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip
HAM yang menjamin adanya kebebasan kemerdekaan
dan rasa kemerdeka
b. Penegakan hukum yang mewujud pada asas supremasi
penegakan hukum supremasi of Law persamaan
didepan hukum equality before the law dan Jaminan
terhadap HAM
c. Kesamaan dan kewajiban anggota masyarakat
d. Kebebasan pers yang bertanggung jawab
e. Pengaku uang terhadap minoritas
f. Pembuatan kebijakan negara yang berlandaskan pada
asas pelayanan pemberdayaan dan pencerahan
g. Sistem kerja yang kolaboratif dan kooperatif
h. Keseimbangan dan kalau manisan
i. Tentara yang profesional sebagai kekuasaan kuatan
pertahanan
114| Pancasila
kontinuitas dengan transisi demokrasi
Contoh sederhana, tidaklah mungkin Soeharto menjadi
elemen untuk melaksanakan tahap transisi demokrasi dan tahap
sistem demokrasi yang diperluas dan dipertahankan tahap transisi
demokrasi mencatatkan diskontinuitas terhadap elemen tahap
otoriter atau totaliter yang anti demokrasi dalam perspektif ini
merupakan mesin politik Soeharto seperti Golkar dan lembaga
korporatis Orde Baru lainnya tidak mungkin menjadi prasyarat
tumbuh kembangnya apalagi mempertahankan dan memimpin
tahap transisi demokrasi dan sistem demokrasi yang diperluas
dan diperdalam
Jadi, tidak melibatkan Soeharto dan kroni politik dan
ekonominya baik individu maupun lembaga korporatisme dalam
transisi demokrasi dan tahap sistem demokrasi yang diperluas
dan diperhalus sama sekali Bukan masalah hujat menghujat atau
mencari kambing hitam karena Secara teoritis dan praktis tidak
mungkin merebut mempertahankan dan memperluas gagasan
ide kekuatan rajas relasi kekuasaan demokrasi bersama elemen-
elemen dari tahap otoriter total dan yang anti demokrasi tersebut
ya mungkin kita naik dan menutup mata karena ketika gagasan
demokrasi terjunkan ke dalam sistem sosial secara gagasan itu
terlibat dalam pertarungan politik political strangle dengan
kekuatan politik yang ingin mendukung menetralkan ataupun
mematikannya artinya secara strategis demokrasi berada dalam
kondisi perang demokrasi berkepanjangan protected democratic
War sebagai gagasan kekuatan maupun relasi kekuasaan
Tentu, kita tidak menghamba pada kekuatan maupun
kekuasaan politik tetapi kekuatan dan kekuasaan politik demokratis
menjadi prasyarat strategis sebagai Wahana menjalankan gagasan
demokrasi tanpa warna itu gagasan demokrasi hanya menjadi
perbincangan di ruang kuliah kelompok studi atau di Badan
Pendidikan dan penelitian milik pemerintah swasta atau partai
politik tidak berguna dan tidak berbahaya
Kembali kepada Linz dan Stephan pada tahap sistem operasi
116| Pancasila
dan aparat negara yang melindungi atau menekan hak-hak tersebut
bila dilanggar juga dukungan masyarakat ekonomi yang disana
untuk menjamin kebebasan dan kehidupan masyarakat sipil tanpa
masyarakat ekonomi yang menumbuhkan dan memeratakan kerja
di Tarakan ekonomi pasar yang ter lembaga dan dilindungi regulasi
dan deregulasi jurnal yang dibuat masyarakat politik norma di
masyarakat sipil dan ditegakkan aparat negara konsolidasi
demokrasi tidak akan pernah terjadi
Berangkat dari tahapan menuju sistem demokratis di atas
dengan mudah kita mendapatkan Siapa yang menjalankan
kekuasaan politik demokrasi termasuk Siapa yang dengan darah
penjara dan kematian akan merebut dan pertahankan demokrasi
menjadikan demokrasi sebagai pandangan hidup of life atau keriting
principle jawabannya kaum Demokrasi apa mereka berperan pada
tahapan menuju sistem demokratis maka semua elemen individu
lembaga dan nilai-nilai hidup dan berkuasa pada tahap otoriter
atau totaliter yang anti demokrasi tidak mungkin memimpin
mempertahankan dan mengembangkan tahap transisi demokrasi
serta tahap sistem demokrasi yang diperluas dan diperdalam
Prof Dr Thomas Meyer,dalam buku cara mudah memahami
demokrasi fs2002 cukup menegaskan posisi teoritis dan praktik
di atas “Demokrasi hanya dapat bertahan jika terhadap suku dan
makanan pokok adalah sejumlah individu yang tahu mengenai
lembaga dan kemudian ini dapat diraih demokrasi yang mewakili
demokrasi dengan kepala dan hati mereka dan yang memberi
demokrasi kehidupan dengan komitmen merdeka” kita tegaskan
tanpa Gom dan maka tentu demokrasi tidak akan bertahan
Pernyataan tokoh dan pakar yang dipaparkan diatas adalah
satu tidak menetapkan tahapan deskriptif ke arah sistem demokrasi
yang diperluas dan ikut dalam 2 tidak menetapkan adanya titik
titik konsolidasi dalam transisi demokrasi maupun dalam sistem
demokrasi yang dikeluarkan dari dalam kita tidak menetapkan
elemen listrik seperti individu lembaga maupun nilai dalam setiap
tahapan ke arah sistem demokrasi yang diperluas dan diperdalam
melalui pemerintahan sipil dan (demokratik civilian government)
118| Pancasila
kelemahannya penyusun utama sistem parlementer
memberi peluang untuk dominan pada kata politik dan
Dewan Perwakilan Rakyat
2. Demokrasi pada periode 1999-1965 (demokrasi terpimpin)
ciri-Ciri periode ini adalah dominasi dari Presiden
terbatasnya peranan partai politik berkembangnya
pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai
unsur unsur penting Dekrit Presiden 5 Juli dapat
dipandang sebagai suatu untuk mencari jalan keluar dari
kemacetan politik melalui pembentukan kepentingan yang
kuat undang-undang Dasar 1945 membuka kesempatan
bagi seorang presiden untuk bertahan selama sekurang-
kurangnya 5 tahun akan tetapi Ketetapan MPRS Nomor 3
tahun 1963 yang mengangkat Presiden Soekarno sebagai
presiden seumur hidup dalam periode ini banyak sekali
terjadi penyelewengan perundang-undangan, misalnya
pembubaran dewan perwakilan rakyat oleh Presiden dan
lain-lain
3. Demokrasi pada periode 1965-1998 (demokrasi Pancasila)
Landasan formil dari periode ini adalah Pancasila dan
UUD 1945 serta ketetapan ketetapan MPRS dalam usaha
untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap
UUD yang telah terjadi pada masa demokrasi terpimpin
cara ini disebut dengan demokrasi Pancasila rumusan
demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut a demokrasi
dalam bidang politik pada hakekatnya adalah menegakkan
kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum
demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakekatnya adalah
kehidupan yang layak bagi semua warga negara demokrasi
dalam bidang hukum pada hakekatnya bahwa pengakuan
dan perlindungan Ham peradilan yang bebas dan tidak
memihak Namun demikian demokrasi Pancasila pada
era orde baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum
sampai pada tataran praktis atau penerapan karena dalam
praktik kenegaraan dan pemerintahan rezim ini sangat
120| Pancasila
I. Demokrasi Langsung
Sebenarnya salah satu elemen demokrasi langsung pada Pemilu
2004 adalah pemilihan presiden langsung Namun sebagai wacana
sistem yang intinya memberi ruang gerak luas bagi partisipasi
warga negara dalam pengambilan keputusan dan bukan sekadar
memilih pemimpin negara atau wakilnya di parlemen dalam
periode tertentu demokrasi langsung belum begitu berkembang di
negeri ini diharapkan wacana itu bisa memicu pencarian alternatif
solusi bagi kebuntuan proses demokrasi dan reformasi yang sedang
berlangsung di negeri ini sehingga tidak berhenti pada kesimpulan
final dan pesimistis semisal reformasi telah mati muda atau transisi
ke demokrasi yang lebih substansial telah habis telah selesai.
Demokrasi merupakan diambil dari bahasa Yunani demos
rakyat dan kratein kekuasaan menggambarkan pada Kekuasaan
dimana kedaulatan ditangan rakyat dalam bahasa politik keseharian
Meski Bukan dalam rumusan hukum ketat sebuah negara yang
menyebut diri demokratis juga dibentuk menjadi negara hukum
yang menegakkan HAM pertengahan abad ke-17 CNC kue rose
mempopulerkan istilah people sovereignty pada abad 18 John
Locke dan Charles The Second date montesqui menggunakan
istilah pembagian kekuasaan keduanya merupakan bagian paling
dasar sebuah negara hukum demokratis
Demokrasi langsung dalam bentuknya yang asli inform seperti
di Athena Yunani kuno dalam kondisi negara dengan jutaan warga
tidaklah mungkin dalam praktik rakyat tidak mungkin terlibat
dalam seluruh pengambilan keputusan politik sehingga sebagian
dari kedaulatan diberikan kepada wakil yang dipilih untuk itu
namun pengaruh rakyat yang berdaulat selama masa jabatan wakil
nya di pemerintahan eksekutif legislatif dan yudikatif bergantung
pada bentuk demokrasi yang diam sebuah negara dalam beberapa
sistem seperti dianut Swiss rakyat memiliki hak Veto atas keputusan
yang diambil wakilnya
Di tingkat nasional kantor distrik dan desa Swiss sebagai satu-
satunya negara yang tidak memiliki tentara reguler melaksanakan
122| Pancasila
seperti parlemen pemerintah dan peradilan hanya semua seperti
itu secara langsung ada di bawah kontrol otak yang tiap saat bisa
menjatuhkan fotonya dan keputusan yang beda dari pemerintah
lewat referendum atau plebisit
Dalam perdebatan tentang sistem mana yang sebaiknya
diterapkan usulan yang diajukan umumnya nyaris totalitas
demokrasi langsung atau demokrasi representative
Pada saat sama dua sisi esensial diabaikan pertama harus
dibedakan menurut arah kebijakan dan politik dalam beberapa
masalah seperti pertahanan atau perlindungan dan penanganan
bencana pengambilan keputusan yang cepat amat penting
pertanyaan lain yang rumit tidak dijawab ya atau tidak
Untuk kedua hal itu boleh jadi demokrasi representative lebih
cocok kedua dan terutama sebaliknya rakyat yang menentukan
di bidang apa saja penggunaan demokrasi representative lebih
banyak mudharat ketimbang manfaatnya rakyat sebagai pemangku
kedaulatan seharusnya Diberi wewenang untuk menentukan
bidang apa saja Ia mau dan bisa diwakili dan apa yang dilakukan
sendiri
Karena itu sebenarnya yang paling realistis adalah pertanyaan
sejauh mana demokrasi representative bisa dilengkapi dengan
instrumen demokrasi langsung atau switch yang banyak diacu
sebagai negara paling dekat dengan sistem demokrasi langsung
sebenarnya menganut sistem demokrasi representatif dengan
kebanyakan keputusan diambil di parlemen meski demikian lewat
referendum rakyat dapat menjatuhkan keputusan dalam berbagai
masalah yang menyangkut hidup orang banyak tidak suka dan
memilih wakilnya di parlemen
Pada sisi lain adalah keliru dalam mengangkat rakyat yang
menginginkan mengambil keputusan lewat referendum atau
bahkan platisin maka negara harus mengeluarkan banyak
dana terpaksa terus menurunkan pajak dan utang publik akan
meningkat sebagian besar studi ekonomi Try this is dan negara
bagian California dan Oregon di Amerika Serikat yang memiliki
124| Pancasila
bangsa akibatnya kemelut politik yang sedang melanda bangsa
kita tidak kunjung terselesaikan bahkan Kondisinya sudah sangat
memprihatinkan dengan bergejolaknya konflik masih di tengah-
tengah keributan politik
Fenomena ini sesungguhnya mengisyaratkan tidak bersatunya
elite politik dalam usaha melapangkan Jalan bagi pembentukan
demokrasi sebagaimana dikemukakan Philips C Schimtter, ketika
berorasi dalam rangka peresmian the Habibie center 23 Mei
2000 perseteruan para elit sesungguhnya akan menghambat laju
demokrasi demokrasi akan berlangsung aman jika para elit politik
tidak melakukan konflik bersikap rukun dan mau mengembangkan
serta mematuhi aturan tentang Fair Play toleransi dan kompetisi
yang wajar.
Proses demokrasi dapat mengalami kemandegan bila para aktor
politik terus bersetubuh mengenai prinsip-prinsip dasar kerjasama
dan kompetisi dalam membentuk pemerintahan menurut pakar
politik instituto universitaria di Italia ini tidak ada calon tunggal
menuju demokrasi pada dasarnya jalan menuju demokrasi
Pada dasarnya,jalan menuju demokrasi sangat plural karena
berdemokrasi adalah suatu proses yang terus akan menjadi.Tak
aneh, jika Carlton clymer rodee taton James Anderson Karel
quimby kristal dan Thomas h Granny berpendapat like all human
Are moment operasi is far from Perfect and night accordingly
dengan kata lain Demokrasi adalah suatu proses yang menjadi
bukan sesuatu yang sudah terjadi karena itu demokrasi akan selalu
dimaknai diinterpretasi dan dikemas dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Itulah sebabnya Apa itu politik harus mengembangkan
kesepakatan kesepakatan politik tentang bagaimana mewujudkan
demokrasi di Indonesia sehingga demokrasi tidak Kehilangan Arah
mau dibawa kemana kah demokrasi kita kesepakatan-kesepakatan
itu bisa berasal dari pengalaman sejarah komposisi sosial etnik
struktur ekonomi dan konteks internasional semuanya ini adalah
untuk memberikan warna yang khas bagi konstruktif demokrasi
126| Pancasila
untuk membuat aturan bersama yang kemudian di sepakati dan
dipenuhi bersama
Jika para elit politik selalu saja bertikai dan tidak bertemu
melakukan kesepakatan kesepakatan yang jelas Bagaimana
membangun jalan demokrasi kita maka akibatnya yang amat Parah
adalah terjadi krisis demokrasi Bung Hatta sang proklamator kita
pernah menyebutkan krisis demokrasi atau demokrasi dalam
keadaan krisis demokrasi yang tidak kenal batas kemerdekaannya
lupa syarat-syarat hidupnya dan melulu menjadi anarki lambat laun
akan digantikan oleh diktator ini adalah hukum dasar dan sejarah
dunia dan koperasi dapat berjalan baik Apabila ada tanggung jawab
dan toleransi pada pemimpin politik
Anarkisme dan kekerasan massa adalah awal dari demokrasi
dan demokrasi sudah dipahami sebagai perjuangan aspirasi dengan
cara-cara kekerasan padahal demokrasi mencatatkan perdamaian
dan toleransi para elit politik harus menghindari anarkisme yang
terjadi di masyarakat karena itu di antara elite politik yang harus
ada kesadaran bersama untuk membangun bangsa dan negara
di atas kepentingan kelompok dan golongan masa jangan lagi
digunakan demi kepentingan politik Elite
Maka dari itu ketidak sediaan partai politik untuk melakukan
kompromi politik jelas mengadakan prestasi Ali setelah berkali-
kali mereka pada tatap muka tetapi hasilnya tidak ada Ali Ali
Pertikaian diantara mereka tulis aja berlangsung dan kondisinya
sudah sedemikian rupa paham nya lalu Bagaimana cara menuju
demokrasi bisa terjadi karena besi Jelaskan perlukan kesepakatan
para elit untuk memilih dan menentukan sosok demokrasi yang
akan dibangun.
Demokrasi memang dipenuhi dengan jalan terjal yang berliku-
liku bukan saja kekerasan dan anarkisme tetapi juga ketidak
sediaan para elit untuk mewujudkan demokrasi meskipun berbeda
pendapat dalam banyak hal tapi ada hal-hal prinsip yang harus
mereka sepakati sebagai konsensus nasional yang menjadi pijakan
dalam melangkah menuju demokrasi
128| Pancasila
BAB VIII
HAK ASASI MANUSIA
130| Pancasila
dibelenggu. Selanjutnya pada tahun 1789 lahirlah the french
declaration (deklarasi prancis),dimana ketentuan tentang
hak lebih diperinci lagi sebagaimana dimuat dalam the rule
of law.Perkembangan yang lebih signifikan adalah dengan
kemunculan The Four Fredom dari Presiden Roosevelt pada
tanggal 6 Januari 1941 yang intinya adanya empat kebebasan
berbicara dan menyatakan pendapat,hak kebebasan memeluk
agama dan beribadat sesuai dengan ajaran agama yang
dipeluknya,hak kebebasan dari kemiskinan dalam pengertian
setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang
damai dan sejahtera bagi penduduknya,hak kebebasan dari
ketakutan,tidak satupun bangsa (negara) berada dalam posisi
berkenginan untuk melakukan serangan terhadap negara lain.
Pemikiran tentang HAM terus berkembang dalam rangka
mencapai rumusan HAM yang sesuai dengan konteks ruang
dan zamanya. Secara garis besar perkembangan pemikiran
HAM dibagi menjadi 4 generasi: pertama,pengertian HAM
hanya berpusat pada bidang hukum dan politik. Fokus
pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan
politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia
kedua,totalisme dan adanya keinginan negara-negara yang
baru merdeka untuk menciptakan suatu tertib hukum yang
baru.
Kedua,pemikiran HAM tidak hanya menuntut hak yuridis
melainkan juga hak-hak sosial,ekonomi,politik dan budaya.
Ketiga,keadilan dan pemenuhan HAM haruslah dimulai
sejak mulainya pembangunan itu sendiri,bukan setelah
pembangunan itu sendiri. Keempat,pemikiran HAM generasi
keempat dipelopori oleh negara-negara dikawasan Asia pada
tahun yang melahirkan Deklarasi Hak Asasi Manusia yang
disebut Declaration Of the Basic Duites Of Asia People and
Goverment. Deklarasi ini lebih majudari rumusan generasi
ketiga,karena tidak saja mencakup tuntutan struktural
tetapi juga berpihak kepada terciptanya tatanan sosial yang
berkeadilan.
132| Pancasila
hak hak dasar lainnya
Perkembangan sejarah politik ekonomi dan hukum dunia
mengalami perubahan setelah terjadi perang dunia Pada
tahun 1953 sampai 1945 yang melibatkan hampir seluruh
kawasan dunia di mana hak-hak asasi manusia di injak-injak
dan tidak dihargai maka timbul keinginan untuk merumuskan
hak hak asasi manusia itu dalam naskah internasional usaha
ini diprakarsai oleh negara-negara yang tergabung dalam
perserikatan bangsa-bangsa PBB pada ilmu pengetahuan dan
hak atas perlindungan kepentingan moral dan material yang
timbul dari hasil karya cipta seseorang dalam bidang ilmu
kesusastraan dan seni (pasal 27)
3. Perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia
Profesor Doktor Bagir Manan membagi perkembangan
pemikiran Ham di Indonesia dalam dua periode yaitu periode
sebelum kemerdekaan 1908 sampai 1945 dan periode setelah
kemerdekaan
a. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908-1945)
Sebagai organisasi pergerakan Budi Utomo telah
menaruh perhatian terhadap masalah HAM dalam
konteks pemikiran Ham para pemimpin Budi Utomo
telah memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan
berkumpul dan mengeluarkan pendapat melalui partisipasi
yang ditunjukkan kepada pemerintah kolonial Belanda
maupun tulisan tulisan yang dimuat dalam tulisan surat
kabar guru Desa bentuk pemikiran Ham Budi Utomo
dititikberatkan dalam masalah kebebasan berserikat dan
mengeluarkan pendapat
Selanjutnya pemikiran Ham pada Perhimpunan
Indonesia pemikiran Ham pada organisasi ini banyak
dipengaruhi oleh para tokoh organisasi seperti Muhammad
Hatta marimis Natsir pamontjak Ahmad Subarjo dan 10
Desember 1948 dengan nama Universal Declaration of
Human Rights pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi
134| Pancasila
Ham Partai Komunis Indonesia sebagai partai yang berlandaskan
marxisme lebih condong pada hak-hak yang bersifat sosial dan
menyentuh isu-isu yang berkenaan dengan alat-alat reproduksi
kemudian pemikiran Ham dari Indische Partij yaitu hak untuk
mendapat kemerdekaan serta hak mendapat perlakuan yang
sama serta hak untuk Merdeka sedangkan pemikiran Ham Partai
Nasional Indonesia mengedepankan pada hak untuk memperoleh
kemerdekaan
Pemikiran Ham sebelum kemerdekaan juga terjadi pada dalam
perdebatan di sidang BPUPKI antara Soekarno dan Soepomo di
satu pihak dan Muhammad Hatta dan Muhammad Yamin di
lain pihak perdebatan pemikiran Ham yang terjadi dalam sidang
tersebut berkaitan dengan masalah persamaan kedudukan dimuka
hukum hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak hak untuk
memeluk agama dan kepercayaan hak berserikat dan berkumpul
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan
c. Periode setelah kemerdekaan (1945-Sekarang)
1) Periode 1945-1950
Periode HAM pada masa awal kemerdekaan masih
menekankan pada hak untuk kemerdekaan self-
determination hak kebebasan untuk berserikat
melalui organisasi politik yang didirikan serta
hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat
terutama di parlemen pemikiran Ham terdapat
legitimasi secara formal karena telah memperoleh
pengaturan dan masuk kedalam hukum dasar
konstitusi yaitu UUD 1945
2) Periode 1950-1959
Periode ini pemikiran Ham mendapatkan
momentum yang sangat membanggakan karena
suasana kebebasan yang menjadi semangat
demokrasi liberal atau demokrasi parlementer
mendapat tempat di kalangan elit politik seperti
diungkapkan Profesor Bagir Manan bahwa
136| Pancasila
tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan
tentang perlunya pembentukan pengadilan
HAM pembentukan komisi dan pengadilan
HAM wilayah Asia selanjutnya pada tahun
1968 diadakan seminar nasional hukum 2 yang
merekomendasikan perlunya uji material untuk
dilakukan guna melindungi HAM
Sementara itu pada sekitar awal tahun 1970 and
1980 and persoalan HAM di Indonesia mengalami
kemunduran karena HAM tak lagi Dilema hati
dilindungi dan ditegakkan pemikiran elite
penguasa masa ini sangat diwarnai oleh Sikap
penolakan nya terhadap HAM sebagai produk
barat dan individualistik serta bertentangan
dengan pihak kekeluargaan yang dianut bangsa
Indonesia pemerintah pada periode ini bersifat
defensif dan Represif yang dicerminkan dari
produk hukum yang umumnya restriktif terhadap
HAM
5) Periode 1998-sekarang
Pergantian rezim pemerintahan pada tahun 1998
memberikan dampak yang sangat besar pada
pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia
pada saat ini mulai dikaji kebijakan pemerintah
Orde Baru yang berlawanan dengan HAM
Strategi penegakan HAM pada periode ini
dilakukan melalui dua tahapan yaitu tahap status
penentuan dan tahap penataan aturan secara
konsisten pada tahap penentuan telah ditetapkan
nya beberapa ketentuan perundang-undangan
tentang HAM seperti amandemen konstitusi
negara UUD 1945 ketetapan MPR undang-undang
peraturan pemerintah dan ketentuan perundang-
undangan lainnya
138| Pancasila
4. Hak memperoleh keadilan
5. Hak atas kebebasan pribadi
6. Hak atas rasa aman
7. Hak atas kesejahteraan
8. Hak turut serta dalam pemerintahan
9. Hak wanita
10. Hak anak
D. HAM Dalam Tinjauan Islam
Tonggak sejarah pihak and Islam terhadap hak asasi manusia
adalah pada pendeklarasian Piagam Madinah yang dilanjutkan
dengan deklarasi Kairo dalam Piagam Madinah paling tidak ada
dua ajaran pokok yaitu semua pemeluk Islam adalah satu umat
walaupun mereka berbeda suku bangsa dan hubungan antara
komunitas muslim dengan nonmuslim dilandasi didasarkan pada
prinsip: a) Berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga, b)
Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, c) Membela
mereka yang teraniaya, d) Saling menasehati, e) Menghormati
kebebasan agama
Iu dan wacana HAM tidak lepas dari perhatian mayoritas
negara-negara Islam yang tergolong ke dalam barisan negara-negara
dunia ketiga yang banyak merasakan perlakuan ketidakadilan
negara-negara barat dengan atas nama HAM di mana menurut
pandangan negara-negara Islam konsepsi HAM barat tidak sesuai
dengan pandangan ajaran Islam yang telah ditetapkan Allah SWT
Oleh karena itu negara-negara Islam yang tergabung dalam
organisasi end of the islamic conference pada tanggal 5 Agustus
1990 mengeluarkan deklarasi tentang hak-hak asasi manusia
sesuai dengan syariat Islam di Kairo yang kemudian dikenal dengan
Kairo Declaration konsep hak asasi manusia dari negara-negara
Oki kemudian dikenal dengan sebutan Deklarasi Kairo
Deklarasi Kairo ini berisi 24 pasal tentang hak asasi manusia
yang lebih didasarkan pada al-qur’an dan sunnah tetapi dalam
penerapan dan realitasnya memiliki persamaan dengan Universal
140| Pancasila
E. Hak Asasi Dalam Perundang-Undangan Indonesia
Pengaturan HAM dalam ketatanegaraan Indonesia terdapat
dalam perundang-undangan yang dijadikan acuan formal dalam
pemajuan dan perlindungan HAM dalam perundang-undangan RI
paling tidak terdapat empat bentuk hukum tertulis yang memuat
aturan tentang HAM,yaitu:
Pertama,dalam konstitusi undang-undang dasar pengaturan
HAM dalam konstitusi negara RI selain pada hasil amandemen
kedua UUD 1945 juga ditemukan di beberapa konstitusi yang
berlaku yaitu UUD 1945 termasuk amandemen 1 sampai 4
Konstitusi Republik Indonesia Serikat pada awal pasal 7 sampai 33
Kedua,dalam ketetapan MPR dapat dilihat dalam TAP MPR
nomor 17 tahun 1998 tentang pandangan dan sikap bangsa
Indonesia terhadap HAM dan Piagam HAM nasional
Ketiga,pengaturan HAM dalam undang-undang pengaturan
ini dapat dilihat dalam undang-undang yang pernah dikeluarkan
oleh pemerintah Indonesia misal uu nomor 9 tahun 1998 tentang
kebebasan menyatakan pendapat
Keempat,pengaturan HAM dalam peraturan pemerintah dan
keputusan presiden seperti Keppres nomor 181 tahun 1998 tentang
pendirian komisi nasional penghapusan kekerasan terhadap wanita
H. Pelanggara, Pengadilan dan Penanggung Jawab HAM
Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan
seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik
disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian secara hukum
mengurangi menghalangi membatasi dan atau mencabut hak
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang-undang ini dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku UU nomor 26 Tahun 2000 Tentang
pengadilan HAM
Pelanggaran HAM dapat dikelompokkan menjadi pelanggaran
HAM ringan dan pelanggaran HAM berat pelanggaran HAM berat
142| Pancasila
kaitan dengan persoalan tersebut paling tidak ada dua pandangan
pandangan pertama menyatakan bahwa yang harus bertanggung
jawab memajukan HAM adalah negara karena negara dibentuk
sebagai wadah untuk kepentingan kesejahteraan rakyatnya
Pandangan Kedua menyatakan bahwa tanggung jawab
pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM tidak saja
dibebankan kepada negara melainkan juga kepada individu warga
negara artinya negara dan Individu sama-sama memiliki tanggung
jawab terhadap pemajuan penghormatan dan perlindungan Ham
karena itu pelanggaran HAM sebenarnya tidak saja dilakukan oleh
negara kepada rakyatnya melainkan juga oleh rakyat kepada rakyat
yang disebut dengan pelanggaran HAM horizontal
I. HAM Demokrasi Negara dan Pemilu
Pada tanggal 5 Juli 2004 yang lalu adalah pertama kali warga
negara Indonesia mengikuti pemilihan umum langsung presiden
dan wakil presiden banyak warga berharap agar pasangan yang
dipilih kelak menguasai pemerintahan dalam urusan dengan
pemilu ini tidak sedikit orang yang menang ditangkap dan ditahan
serta mengalami penyiksaan di tahanan juga pembunuhan di luar
proses hukum persoalan yang terus mewarnai adalah gagalnya
negara menghentikan atau mengurangi banyak kasus pembebasan
dari proses hukum
Dalam hak-hak ekonomi dan sosial ada puluhan juta orang
tanpa pekerjaan jutaan anak putus sekolah ratusan ribu warga
rawan pangan dan kehilangan rumah serta kaum perempuan
terus mengalami diskriminasi dan kekerasan Bukankah situasi
ini membangkitkan kebutuhan Tiap orang yang diingkari
kakaknya untuk berjuang bagi pemenuhan hak atas pekerjaan
hak atas pendidikan hak atas pangan dan Perumahan,serta hak-hak
perempuan untuk bebas dari diskriminasi dan kekerasan?
Berpegang pada hukum HAM internasional para pemegang
kekuasaan negara bukan saja harus melaksanakan kewajibannya
tetapi juga bertanggung jawab atas pelanggaran atau pengingkaran
HAM dalam hubungan ini Tiap orang akan saling berhadapan
144| Pancasila
yang pada dasarnya masih banyak yang tertukar
Perlu dicamkan masyarakat warga adalah tempat berdiri
dan beroperasinya kekuasaan negara soalnya masyarakat warga
masih lemah sehingga belum memenuhi kepentingan Tia AFI
terhadap negara Bukankah tugas yang mestinya dikerjakan para
pembela HAM dan demokrasi adalah memberdayakan masyarakat
ketimbang mimpi ihwal penguasa murah hati?
Masalah pokok yang dihadapi masyarakat warga adalah belum
terwujudnya komunitas HAM dan demokrasi yang keluar Bukankah
selama ini kita terperangkap untuk mengandalkan Strategi
program yang berorientasi pada negara ketimbang berorientasi
pada masyarakat.
Kelemahan pokok yang diderita adalah tak ada keteguhan dan
pilihan dalam merangkul dan memberdayakan secara strategis
atas para korban pelanggaran hak atau pengingkaran HAM korban
dan keluarga mereka sering hanya diatasnamakan belakang amat
langkah mereka difasilitasi melalui pendidikan dan partisipasi
demokratis agar berkembang suatu komunitas yang berdaya dan
mampu mengatur diri
Secara normatif negara bertujuan memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan
keadilan nama operasi kekuasaan negara baik di tangan pemerintah
atau militer maupun di tangan parlemen dan aparat kehakiman
cenderung melereng dari tujuan normatif dan penyalahgunaan
kekuasaan adalah kenyataan umum di masyarakat
Pandangan yang lebih kritis mengemukakan negaranya
fasilitator jadi kepemilikan seseorang yang menguasai sumber-
sumber ekonomi maupun domestik sesuai dengan konjungtur
perekonomiannya kenyataan ini pula yang menyebabkan nyaris
mustahilnya suatu demokrasi ekonomi tanpa perubahan mendasar
Selama Negara Orde Baru beroperasi bukan saja kekayaan alam
di kuras dan sebagian besar hasilnya dinikmati segelintir orang di
sekitar istana dan pihak asing pada 1980 an perolehan devisa dari
industri manufaktur jaringan justru bersumber dari upaya burung
146| Pancasila
BAB IX
OTONOMI DAERAH
148| Pancasila
pertanggungjawaban publik
2. Bidang ekonomi otonomi daerah di satu pihak harus
menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi
nasional di daerah dan di pihak lain terbukanya peluang
bagi pemerintah daerah menggunakan kebijakan regional
dan lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi
ekonomi di daerahnya
3. Bidang sosial dan budaya otonomi daerah harus dikelola
sebaik mungkin demi menciptakan dan memelihara
harmoni sosial dan pada saat yang sama memelihara nilai-
nilai lokal yang dipandang kondusif dalam menciptakan
kemampuan masyarakat untuk merespon dinamika
kehidupan di sekitarnya
Berdasarkan visi di atas maka konsep dasar otonomi daerah
yang kemudian melandasi lahirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 dan
UU Nomor 25 tahun 1999 merangkum hal-hal berikut
1. Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintah
dalam hubungan domestik kepada daerah
2. Penguatan peran DPRD sebagai representasi rakyat lokal
dalam pemilihan dan penetapan kepala daerah Jika
3. Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan
kultur berkualitas tinggi dengan tingkat aksesibilitas yang
tinggi pula
4. Meningkatkan efektivitas fungsi fungsi pelayanan
eksekutif
5. Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah
6. Pengaturan pembagian sumber-sumber Pendapatan
Daerah pemberian keleluasan kepada daerah dan
optimalisasi upaya pemberdayaan masyarakat
150| Pancasila
daerah atau kepada organisasi semi otonom yang sepenuhnya
tidak dikendalikan oleh pemerintahan pusat akan tetapi
pada akhirnya tetap bertanggung jawab kepada Nya bentuk
desentralisasi semacam ini dapat dijadikan sebagai hubungan
Principal agent di mana pemerintah pusat sebagai prinsip dan
pemerintah daerah sebagai agen
3. Devolusi
Devolusi adalah transfer kewenangan untuk pengambilan
keputusan keuangan dan manajemen kepada unit otonomi
pemerintahan daerah konsekuensi dari devolusi adalah
pemerintah pusat membentuk Indonesia unit pemerintah
di luar pemerintahan pusat dengan menyerahkan sebagian
fungsi-fungsi tertentu kepada unit-unit itu untuk dilaksanakan
secara mandiri untuk revolusi mempunyai 5 karakteristik:
a. Pemerintah Lokal bersifat otonom,mandiri dan secara
tegas terpisah dari tingkatan tingkatan pemerintah
pemerintah pusat tidak melaksanakan pengawasan
langsung terhadap nya
b. Unit pemerintahan lokal diakui mempunyai batas-
batas wilayah yang jelas dan legal yang mempunyai
wewenang untuk melakukan tugas-tugas umum
pemerintahan
c. Unit pemerintah daerah bersetatus sebagai badan
hukum dan berwenang untuk mengelola dan
memanfaatkan sumber daya untuk mendukung
pelaksanaan tugasnya
d. Unit pemerintah daerah diakui oleh warganet sebagai
suatu lembaga yang akan memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka
e. Terdapat hubungan yang saling menguntungkan
melalui koordinasi antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah serta unit-unit organisasi lainnya
dalam suatu sistem pemerintahan
152| Pancasila
pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang
berkeadilan serta perimbangan pusat dan daerah dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
otonomi daerah adalah sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan
dengan memperhatikan aspek demokratisasi keadilan
pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah
b. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi
luas nyata dan bertanggung jawab
c. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan Utuh
diletakkan pada daerah kabupaten dan daerah kota
sedang para daerah provinsi merupakan otonomi yang
terbatas
d. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan
konstitusi negara sehingga tetap terjamin hubungan
yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah
e. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan
kemandirian daerah otonom dan karenanya dalam
daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah
administratif
f. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan
peranan dan fungsi badan legislatif daerah
g. Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada
daerah provinsi Dalam kedudukannya sebagai wilayah
administrasi untuk melaksanakan kewenangan
pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada
Gubernur sebagai Wakil pemerintah
h. Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan
tidak hanya dari pemerintah kepala daerah tetapi juga
dari pemerintah dan daerah kepada kepala desa yang
disertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana serta
sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan kepada
154| Pancasila
eksploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan
laut pengaturan kepentingan administratif
pengaturan tata ruang penegakan hukum dan
bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan
negara dan melakukan inovasi karena kewenangan
merencanakan dan lain-lain
4) Agar sumber daya manusia terdistribusikan ke
daerah otonomi kota dan kabupaten
5) Pengangguran dan Kemiskinan menjadi masa
lah nasional yang tidak saja hanya dipikul peme
rintah pusat semata namun dengan adanya
pelimp ahan wewenang diharapkan terjadi
diseminasi kepedulian dan tanggung jawab untuk
meminimalisasi bahkan menghilangkan masalah
tersebut
7. Otonomi Daerah dan Demokratisasi
Krisis multidimensional dan ancaman disintegrasi nasional
dewasa ini tidak semata-mata kesalahan pada bentuk negara
Tetapi lebih pada format politik desentralistik otoriter dan
struktur ekonomi kapitalistik eksploitatif yang diwariskan
dari orde baru karena itu pemberian otonomi bagi daerah tidak
bisa dipasang sebagai agenda yang terpisah dari agenda besar
demokratisasi kehidupan bangsa kesalahan aplikasi kebijakan
pemerintahan daerah melalui UU Nomor 5 tahun 1974 di masa
orde baru antara lain karena tujuan utama dari kebijakan
tersebut lebih dititikberatkan pada upaya menciptakan
Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan di daerah ketimbang sebagai agenda yang
menyatu dengan proses demokrasi
Konsekuensi dari pandangan diatas adalah pertama
otonomi daerah harus dipandang sebagai instrumen
desentralisasi demokratisasi Dalam rangka mempertahankan
keutuhan serta keragaman bangsa kewenangan yang tidak
atau belum dapat ditangani daerah kabupaten dan daerah kota
156| Pancasila
subordinasi dari pusat melainkan bersifat komplementer bagi
keduanya
Sebagai bagian dari agen demokratisasi otonomi daerah
mencatatkan pula adanya perubahan struktur perwakilan
politik berlakunya akuntabilitas pemerintah tegaknya
supremasi hukum dan rasionalisasi birokrasi baik di tingkat
daerah maupun Pusat.
Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintah daerah
dari sentralisasi ke desentralisasi dari terpusatnya kekuasaan
pada pemerintah dan pemerintahan daerah power stering
antara eksekutif dan legislatif daerah harus ditindaklanjuti
dengan perubahan manajemen pemerintah daerah dari sisi
manajemen pemerintahan daerah harus terjadi perubahan nilai
yang semula menganut proses manajemen yang berorientasi
kepada kepentingan internal organisasi pemerintahan
kepentingan eksternal disertai dengan peningkatan pelayanan
dan pendelegasian sebagian tugas pelayanan pemerintahan
ke masyarakat
Dalam rangka membangun Good Governance di daerah
prinsip-prinsip fundamental yang menopang tegaknya
good governance harus diperhatikan dan diwujudkan tanpa
terkecuali penyelenggaraan otonomi daerah pada dasarnya
akan betul betul terealisasi dengan baik apabila dilaksanakan
dengan memakai prinsip-prinsip good governance pakan
sebenarnya otonomi daerah dengan berbagai seluk-beluknya
seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya ini telah
memberikan ruang yang lebih kondusif bagi terciptanya good
governance
9. Otonomi Daerah dan Pemulihan Krisis Ekonomi
Pelaksanaan otonomi daerah yang telah berlangsung
kurang lebih 2 bulan sejak 1 Januari 2001 yang lalu tampak
masih memperlihatkan adanya permasalahan mendasar yang
terkait pada situasi dan kondisi nasional secara keseluruhan
Situasi politik yang tidak menentu dan kondisi
158| Pancasila
kontraproduktif Oleh karena itu maka diperlukan suatu
upaya konkrit yang dapat memberi tekanan agar pemerintah
lebih banyak mengarahkan perhatiannya kepada masalah ini
sebab apabila pemerintah tidak serius menyikapi pelaksanaan
otonomi daerah sehingga berakibat terjadinya kegagalan maka
akan ada risiko yang sangat berat yang harus ditanggung untuk
itu kepada dewan Perwakilan Rakyat dan majelis Perwakilan
Rakyat serta seluruh komponen masyarakat termasuk LSM
dan perguruan tinggi harus secara tegas dan terus memberikan
tekanannya kepada pemerintah
Sedangkan kepada pemerintahan daerah diharapkan
mampu melaksanakan otonomi daerah itu tanpa perlu lagi
berharap yang terlalu besar kepada pemerintah pusat dan
menolong diri sendiri atau berdiri di atas kemampuan daerah
itu sendiri secara otonom merupakan pilihan yang tepat
dan realistis dalam mengatasi berbagai kendala pelaksanaan
otonomi daerah yang dihadapi membangun kerjasama dan
kebersamaan untuk memajukan daerah atau antar daerah perlu
lebih dikembangkan agar tercipta suasana yang kondusif dalam
pelaksanaan otonomi daerah di samping juga menghindarkan
terjadinya konflik konflik yang dapat merugikan pemerintah
daerah juga harus segera menciptakan good governance
sehingga menghilangkan adanya kekhawatiran selama ini
bahwa otonomi daerah itu hanya akan mengalirkan KKN ke
tingkat daerah
Dalam kaitanya dengan upaya pemulihan krisis ekonomi
yang sedang dihadapi maka pelaksanaan otonomi daerah
menjadi salah satu alternatif solusi yang harus menjadi
perhatian serius Sebab terjadi utama yang ideal apabila
keberhasilan otonomi daerah itu dicapai adalah tidak saja
untuk sekedar pemulihan krisis ekonomi nasional akan tetapi
juga yang lebih penting adalah perekonomian masyarakat
dan bangsa secara keseluruhan pemulihan krisis ekonomi
yang berangkat dari bawah dengan landasan otonomi sesi
ekonomi lokal dalam prosesnya akan bergerak menuju kepada
160| Pancasila
pak merugikan bangsa dan negara Indonesia maka
dalam pelaksanaannya itu harus disesuaikan dengan
program restrukturisasi ekonomi yang sedang berjalan
10. Otonomi Daerah Orientasi Birokrasi dan
Pendidikan
Sengaja kita mengangkat persoalan ini karena gambaran
yang muncul Selama ini seringkali negatif otonomi daerah yang
hampir 3 tahun berjalan dicitrakan tidak membuat daerah
menjadi lebih maju dana sekitar 90 triliun yang setiap tahun
diserahkan pemerintah pusat tidak membawa manfaat apa-apa
bagi rakyat di daerah
Otonomi Daerah dinilai hanya menguntungkan dan
memperkaya segelintir orang saja hak akses dari otonomi
daerah lebih merugikan masyarakat karena banyak investasi
yang melalui dari daerah itu akibat terlalu banyaknya pungutan
di sana
Otonomi Daerah yang diharapkan bisa menyebarkan
pembangunan mensejahterakan rakyat tidak mampu
memenuhi Harapan itu konsentrasi modal tetap saja yang
menumpuk di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya sebab
para pejabat daerah membawa dana yang seharusnya ditanam
di daerah itu kembali lagi ke kota-kota besar dalam bentuk
kekayaan pribadi sang pejabat
Bukan rahasia kalau sebagian apartemen yang marak
dibangun kembali di Jakarta saat ini dimiliki oleh pejabat
pejabat di daerah Tidak usah heran apabila urbanisasi ke kota-
kota besar terus berlangsung dan hasilnya adalah pameran
kemiskinan di jalan jalan raya Namun kita harus mengatakan
bahwa tidak semua Daerah seperti itu tidak sedikit daerah yang
sadar akan tanggung jawabnya untuk memajukan masyarakat
yang tinggal di wilayahnya
Sebut saja Misalnya Kabupaten Gorontalo Pemerintah
kabupaten di sana bukan hanya sadar tentang keharusan nya
menggelar program wajib belajar 9 tahun yang sejak zaman
162| Pancasila
mengangkat sisi positif dari otonomi daerah di samping terus
mengoreksi kekurangan yang masih ada
Tugas kita semua lah untuk mendorong berakhirnya
pelaksanaan otonomi daerah tidak mungkin bagi kita untuk
melangkah mundur kembali ke pola pembangunan lama yang
hanya berkonsentrasi ke pusat kekuasaan pembangunan
yang hanya terbesar di satu tempat ke sana tidak sehat bagi
kehidupan kita sebagai bangsa pola Pembangunan seperti
itu bukan hanya membebani kota itu karena akan menjadi
tumbuhan bagi semua orang tetapi juga menimbulkan Iri hati
dan sakit hati
Sungguh sayang apabila itu yang baik untuk membagi
beban dan menyebar pembangunan itu tidak berhasil kita
laksanakan apabila jika itu disebabkan oleh perilaku orang-
orang daerah sendiri yang gagal memanfaatkan kesempatan
emas dan tidak mampu menyakinkan seluruh bangsa bahwa
desentralisasi merupakan keharusan bagi Indonesia yang
begitu luas dan begitu ukuran suku bangsanya untuk mencapai
kemajuan.
Kita tahu bahwa tidak ada konsep yang sekali jadi tidak
pula ada sebuah sistem yang langsung bisa berjalan sempurna
hanya saja kita harus terbuka terhadap semua masukan berani
untuk melakukan instropeksi dan kemudian berusaha keras
untuk memperbaiki kelemahan yang masih ada.
Tidak ada masyarakat yang tidak berupaya memperbaiki
dirinya tidak ada masyarakat yang hanya diam saja menerima
keadaan kita melihat bahwa setiap orang berusaha untuk
keluar dari situasi krisis yang menghimpit selama 6 tahun
terakhir ini semua orang terus mencoba dan Mencoba untuk
bisa memperbaiki kehidupan mereka
Sudahkah Harapan itu mereka Raih? kita harus
mengatakan bahwa keadaannya sedikit demi sedikit mulai
membaik Meski banyak yang masih Tertinggal banyak pula
yang sudah meraih keadaan yang lebih baik lihat ekonomi di
164| Pancasila
pendidikan dengan memanfaatkan anggaran yang tersedia
Sayangnya koordinasi antar dinas dalam perencanaan
pengembangan SDM belum memadai program di tiap sub
unit kerja masih berjalan sendiri sendiri di Nunukan misalnya
perencanaan SDM tidak terpadu dan terjadi kesenjangan
pelayanan dan pengawasan terhadap penggunaan dana
Menurut temuan tim secara umum otonomi yang
dikembangkan di daerah-daerah tersebut selama ini adalah
kewenangan Pemerintah Daerah sementara pengembangan
otonomi masyarakat masih terabaikan politik daerah yang
cenderung mengalihkan sentralisasi dari pusat ke daerah
sebelum mendorong terjadinya penguatan kontrol masyarakat
terhadap kinerja pemerintah
Tim peneliti LIPI yang beranggotakan 3 orang tersebut
menyarankan agar dewan pendidikan dan komite sekolah yang
digalakkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dijadikan
model pemberdayaan masyarakat dewan pendidikan dan
komite sekolah tidak ini afektif mengawasi kinerja Dinas
Pendidikan dan pengelola sekolah pasalnya perwakilan unsur
pemerintah tokoh pendidikan orang tua siswa dan pengusaha
turut serta memberi masukan dan mengawasi kebijakan
pemerintah di bidang pendidikan
Bila perlu keberadaan lembaga semacam itu diperkuat
dengan peraturan daerah efektivitasnya tidak kuat jika
hanya berdasarkan surat keputusan Bupati tim peneliti LIPI
menilai jika paradigma birokrasi masih terlalu kental maka
partisipasi publik pada program pembangunan menjadi
lemah mereka mencatat lemahnya pengembangan SDM dunia
usaha berbuntut pada kecenderungan Pemerintah Kabupaten
mempertahankan ketergantungan pada sumber pendapatan
asli daerah daerah kurang terpacu dan kreatif menggali
potensi sumber daya alam pada sisi lain karena lemahnya
pengembangan SDM pada masyarakat luas ekspansi kegiatan
ekonomi untuk mengelola potensi sumber daya alam beresiko
166| Pancasila
dipergunakan sebagai alat spekulasi orang atau masyarakat
karena kemerdekaan Indonesia bukanlah hasil perjuangan
perorangan atau golongan melainkan perjuangan rakyat dan
bangsa Indonesia
Tanah mempunyai makna yang sangat strategis karena
didalamnya terkandung tidak saja aspek fisik akan tetapi juga
aspek sosial ekonomi budaya dan politik serta pertahanan
keamanan dan aspek hukum secara teoritis sumber daya
tanah memiliki 6 jenis nilai yaitu 1 nilai produksi 2 nilai notasi
3 nilai Lingkungan 4 nilai sosial dan 5 nilai politik serta 6
Nilai hukum sumber daya tanah mempunyai nilai sempurna
apabila formasi nilai tanah mencakup ke-6 sejenis nilai
tersebut ketidak sempurnaan nilai tanah akan mendorong
mekanisme pengalokasian tanah secara tidak adil dan tidak
merata golongan masyarakat yang mempunyai dan menguasai
akses yang tinggi cenderung Untuk memanfaatkan ketidak
sempurnaan tersebut untuk kepentingan Semata
Untuk itu peranan pemerintah di dalam mengelola sumber
daya tanah sangat diperlukan peranan tersebut seharusnya
tidak hanya terbatas pada upaya untuk menyempurnakan
mekanisme yang dapat mengalahkan sumber daya tanah tetapi
juga memerlukan suatu kelembagaan untuk mengemban fungsi
diatas agar tanah dapat dimanfaatkan secara lebih sejahtera
adil dan merata
Yang dimaksud Pengelolaan tanah di sini adalah suatu
proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan Bagaimana
tanah dan sumber dayanya didistribusikan digunakan dan
dilindungi dalam masyarakat proses Pengelolaan tanah dapat
dilihat dari bermacam-macam perspektif yang terutama dari
sudut pandang ekonomi dan lingkungan dari sudut pandang
lingkungan Pengelolaan tanah jangan sampai merusak kondisi
kemampuan tanahnya serta kelestarian lingkungan sedangkan
dari sudut pandang ekonomi Pengelolaan tanah adalah untuk
menciptakan kesejahteraan masyarakat Melalui penggunaan
dan pemanfaatan tanah serta sumber dayanya
168| Pancasila
1 UU Nomor 22 Tahun 1999
Berpijak dari Pengelolaan tanah dan sumberdaya nya
yang diatur dalam UUD maka pembagian kewenangan bidang
Pertanahan diusulkan sebagai berikut:
a. Pemerintah
Kewenangan pemerintah di bidang Pertanahan
sebagaimana yang telah di amanatkan dalam undang-
undang dimaksud meliputi urusan-urusan yang
tercantum dalam pasal 2 ayat 1 ayat 2 ayat 3 dan
pasal 14 ayat 1 serta pasal 19 ayat 1 ayat 2 ayat 3 yang
meliputi penyelenggaraan pengaturan penguasaan
dan pemilikan tanah penyelenggaraan penataan tanah
nasional penyelenggaraan pengaturan dan pemberian
hak hak atas tanah menyelenggarakan pendaftaran
tanah pengendalian Pertanahan dan pemberdayaan
masyarakat
b. Pemerintah Daerah Provinsi
Kewenangan provinsi sebagai daerah otonom
meliputi perencanaan penatagunaan tanah provinsi
perencanaan penggunaan tanah yang meliputi
2 Kabupaten atau kota atau lebih perencanaan
penatagunaan tanah daerah kabupaten atau kota
yang mempunyai pengaruh terhadap kabupaten atau
kota di sekelilingnya penyelesaian dan penetapan hak
ulayat yang meliputi dua Kabupaten atau kota atau
lebih
c. Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota
Kewenangan daerah kabupaten atau kota meliputi
izin lokasi pengaturan persediaan dan peruntukan
tanah penyelesaian masalah sengketa tanah garapan
di atas tanah negara penguasaan pendudukan tanah
tanpa izin dari pihak yang berwenang oleh pihak
yang tidak berhak atau kuasanya penyelesaian
ganti rugi dan santunan dalam pengadaan tanah
170| Pancasila
pada Badan Pertanahan Nasional dikatakan bahwa
Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan PP nomor
25 tahun 2011 sanaan pelayanan di bidang Pertanahan
pada prinsipnya merupakan kewenangan daerah nama
Untuk menjaga kelangsungan pelayanan di bidang
Pertanahan dan sebelum adanya peraturan yang baru
mengenai kewenangan di bidang Pertanahan sebagian
tugas pemerintahan yang dilaksanakan oleh Badan
Pertanahan Nasional di daerah tetap melaksanakan
oleh pemerintah pusat sampai dengan ditetapkannya
peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan
Sedangkan kewenangan-kewenangan yang merupakan
kewenangan pemerintah masih tetap dilaksanakan
oleh Kantor Pertanahan kabupaten atau kota dengan
asas dekonsentrasi dalam rangka mengendalikan
pemanfaatan dan penguasaan tanah dari aspek fisik
dan yuridis dan juga urusan yang berkaitan dengan
jaminan kepastian hukum atas tanah proses pemberian
jaminan kepastian hukum atas tanah diperlukan asas
keadilan bagi semua pihak bukan hanya Penduduk
daerah setempat atau dengan kata lain melakukan
fungsi peradilan dalam bidang Pertanahan untuk dapat
bersikap adil terhadap suami hak tentunya urusan
jaminan kepastian hukum atas tanah harus bebas dari
intervensi pihak luar termasuk Pemerintah Daerah
Kabupaten atau kota kewajiban setiap pemegang
hak atas tanah yang diberikan jika tidak memelihara
termasuk menambah kesuburannya serta mencegah
kerusakan sebagaimana yang diamanatkan dalam
pasal 15 UU Nomor 5 tahun 1960 bagi yang melanggar
ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
15 tersebut akan diberikan sanksi hukuman sesuai
dengan ketentuan dalam pasal 52 UU Nomor 5 tahun
1960.