DI INDONESIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah wajib umum
kewarganegaraan
Dosen Pengampu
Iwan Kurniawan, S.H., M.H.
Disusun Oleh:
Siska Selviya (2110722034)
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Siska Selviya
DAFTAR ISI
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah wajib umum kewarganegaraan di Universitas Andalas. Sebagai langkah
awal memulai pembelajaran setelah terlaksananya Ulangan Tengah Semester,
laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas topik keenam yang berkaitan dengan
Perkembangan Liberalisme dan Komunisme di Indonesia. Selain sebagai bentuk
pemenuhan tugas, diharapkan makalah ini dapat membawa manfaat bagi penulis
dan pembaca sekalian.
Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai pelengkap tugas mata kuliah
Kewarganegaraan. Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan Liberalisme dan
Komunisme di Indonesia.
1.3 Metode
1. Tokoh Liberalisme
Pemikiran liberal (liberalisme) adalah satu nama di antara nama-nama
untuk menyebut ideologi Dunia Barat yang berkembang sejak masa Reformasi
Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-
XV). Disebut liberal, yang secara harfiah berarti “bebas dari batasan” (free from
restraint), karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari
pengawasan gereja dan raja. (Adams, 2004:20). Ini berkebalikan total dengan
kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh
segi kehidupan manusia.
Ideologi Barat itu juga dapat dinamai dengan istilah kapitalisme atau
demokrasi. Jika istilah kapitalisme lebih digunakan untuk menamai sistem
ekonominya, istilah demokrasi sering digunakan untuk menamai sistem politik
atau pemerintahannya. (Ebenstein & Fogelman, 1994:183). Namun monopoli
istilah demokrasi untuk ideologi Barat ini sebenarnya kurang tepat, karena
demokrasi juga diserukan oleh ideologi sosialisme-komunisme dengan nama
“demokrasi rakyat”, yakni bentuk khusus demokrasi yang menjalankan fungsi
diktatur proletar. (Budiardjo, 1992:89).
Walhasil, ideologi Barat memang mempunyai banyak nama, bergantung
pada sudut pandang yang digunakan. Namun, yang lebih penting adalah
memahami akar pemikiran liberal yang menjadi pondasi bagi seluruh struktur
bangunan ideologi Barat.
Menurut Ahmad Al-Qashash dalam kitabnya Usus Al-Nahdhah Al-
Rasyidah (1995:31) akar ideologi Barat adalah ide pemisahan agama dari
kehidupan (sekularisme), yang pada gilirannya melahirkan pemisahan agama dari
negara. Sekularisme inilah yang menjadi induk bagi lahirnya segala pemikiran
dalam ideologi Barat. Berbagai bentuk pemikiran liberal seperti liberalisme di
bidang politik, ekonomi, ataupun agama, semuanya berakar pada ide dasar yang
sama, yaitu sekularisme (fashl al-din ‘an al-hayah).
Hatta juga seorang sekular. Prof. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945
menggambarkan pendirian sekular dari Hatta dalam sidang BPUPKI dengan
berkata,”Memang di sini terlihat ada dua paham, ialah : paham dari anggota-
anggota ahli agama, yang menganjurkan supaya Indonesia didirikan sebagai
negara Islam, dan anjuran lain, sebagai telah dianjurkan oleh Tuan Mohammad
Hatta, ialah negara persatuan nasional yang memisahkan urusan negara dan
urusan Islam, dengan lain perkataan : bukan negara Islam.” (Anshari, 1997:27).
Jadi, Soekarno dan Hatta sebenarnya bukan pahlawan dan bukan teladan
yang baik bagi bangsa Indonesia yang mayoritas muslim. Keduanya hanyalah
bagian dari kelompok sekular di negeri ini yang hakikatnya tidak melakukan apa-
apa, selain melestarikan ideologi penjajah di Indonesia dengan mengikuti model
negara sekular yang dijalankan kaum Yahudi dan Nasrani yang kafir.
a) Setiap Individu Punya Kesempatan Sama, salah satu nilai pokok di dalam
liberalisme ialah setiap individu memiliki kesempatan yang sama “Hold
The Basic Equality of All Human” pada semua bidang, namun bukan
berarti setiap orang bisa memberikan hasil yang sama. Persamaan hak dan
kesempatan merupakan hal yang mutlak di dalam ideologi ini, sedangkan
hasil yang nantinya akan diperoleh setiap individu tergantung pada banyak
faktor misalnya keterampilan, kerja keras, sumber daya dan lainnya.
c) Ada Hukum Dan Hukum Diterapkan, didalam setiap negara harus ada
hukum di dalamnya yang bertujuan untuk melindungi dan menjaga hak-
hak masyarakatnya. Negara liberal menetapkan patokan hukum tertinggi
yang menghargai hak-hak kebebasan dan persamaan kedudukan setiap
individu di dalam hukum “The Rule of Law”.
d) Pemerintah Ditentukan Dengan Persetujuan, di negara liberal, kekuasaan
tertinggi ada di tangan rakyat sehingga penentuan pihak-pihak yang akan
menjalankan negara tersebut harus mendapat persetujuan dari rakyat.
Artinya pemerintah harus bertindak sesuai kehendak rakyat dan tidak
boleh bertindak atas keinginan sendiri.
6. Perkembangan Liberalisme
Gerakan ini diilhami oleh buah karya ahll piker seperti Montesquieu
(menulis L’esprit des Lois: jiwa undang-undang) dan J.J. Rousseau (yang menulis
Du Contract socia). Gerakan liberalisme ini akhinya meningkat menjadi gerakan
politik dengan meletusnya Revolusi Prancls tahun 1789. Satu naskah penting
dalam bidang politik yang dihasilkan di vvaktu Revolusi Prancis adalah yang
lazim clisebut “La Declaration des Droits de L’homme et clu Citoyen”
(pernyataan hak-hak asasi manusia clan warga negara), dikumandangkan pada 27
Agustus 1791. Isinya antara lain Sebagai berikut.
1. Persarnaan dalam lapangan politik dan sosial bagi semua warga negara.
2. Penghormatan akan hak milik.
3. Kedaulatan bangsa dan negara.
4. Kemungkinan bagi semua warga negara untuk memegang jabatan-jabatan
umum.
5. Penghormatan akan pendirian, kepercayaan dan agama.
6. Kemerdekaan berbicara dan pers.
Contoh Liberalisme
Contoh 1
1. Kematian Komunisme
Palu Arit sebagai Lambang PKI dan semua partai komunis di seluruh
dunia Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang
berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan
pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926,
mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 dan dicap oleh rezim
Orde Baru ikut mendalangi pemberontakan G30S pada tahun 1965. Namun
tuduhan dalang PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah terbukti
secara tuntas, dan masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan bahwa
pemberontakan itu didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa PKI
tahun 1965 tidak terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini
masih diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa
orang yang lolos dari pembantaian anti PKI.
Pada Oktober 1915 ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa
Belanda, “Het Vrije Woord” (Kata yang Merdeka). Editornya adalah Adolf Baars.
Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada
saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu
hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian,
partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Di bawah
pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di
Belanda, dan yang menjauhkan diri dari ISDV. Pada 1917, kelompok reformis
dari ISDV memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri, yaitu Partai
Demokrat Sosial Hindia.
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis
Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai ini pada kongresnya kedua
Komunis Internasional pada 1920. Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah,
kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ideologi Komunisme adalah ideologi yang sangat banyak membatasi
kepada rakyat baik hal agama, demokrasi, dan sebagainya kepada rakyat
tersebut, membuat orang ingatannya yang membatasi rakyat dari pemikiran
rasional nyata, dan di satu sisi semua prinsip milik negara, dan di
wewenangkan oleh negara berfungsi memakmurkan rakyat dengan merata .
Sedangkan Ideologi Liberalisme memberikan kebebasan pada rakyatnya,
seperti kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan cara berpakai
pakaian, dan lain-lain. Di satu sisi pula hanya saja pemerintahan mengatur
kehidupan bermasyarakat dengan terbatas, sehingga rakyat yang mengambil
keputusannya.
https://sakauhendro.wordpress.com/PerkembanganKomunismeKeadilanU
ntukSemua
https://www.dosenpendidikan.co.id/wp-
content/uploads/2019/05/Liberalisme-adalah.png