Anda di halaman 1dari 159

TUGAS MINI BOOK KEWARGANEGARAAN

R2C

Ahmad Fakhri Abdimmunif/202101500885


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, atas karunia-Nya lah saya
akhirnya bisa menyelesaikan tugas mini book ini.

Buku ini membahas tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam


implementasi kewarganegaraan dan kemasyarakatan. Betapa pentingnya
mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Disamping karena
Pancasila adalah ideologi bangsa kita, nilai-nilainya pun telah lama
mendarah daging di tubuh semua rakyat Indonesia. Maka dari itu, melalui
Buku ini, Saya harap kita lebih bisa menghargai dan bisa mengaplikasikan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dalam penyusunan Mini Book ini, saya banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu
bisa teratasi. Oleh karena itu, Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Buku ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Saya menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku selanjutnya.

Akhir kata semoga buku ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................. i

Daftar isi ........................................................................................ ii

BAB I HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Latar belakang kewarganegaraan ............................................1

B. Etimologis Pendidikan Kewarganegaraan ................................2

C. Pengertian Menurut Para Ahli ..................................................4

D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ......................................5

E. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan ......................................6

F. Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dilingkungan Perguruan


Tinggi ............................................................................................7

BAB II IDENTITAS NASIONAL

A. Pengertian identitas nasional ...................................................11

B. Menurut para ahli .....................................................................12

C. Fungsi dan Tujuan identitas nasional .......................................13

D. Faktor identitas nasional ..........................................................14

E. Strategi mempertahankan identitas nasional… .......................17

ii
F. Implementasi identitas nasional ............................................... 21

BAB III INTEGRASI NASIONAL

A. Pengertian Integrasi Nasional ………....... ................................... 24

B. Menurut para ahli ……………………………… ................................... 25

C. Konsep Integrasi Nasional …………………. .................................... 26

D. Faktor-faktor Integrasi Nasional .............................................. 28

E. Tujuan dan Manfaat Integrasi Nasional dilingkungan masyarakat

....................................................................................................... 33

F. Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia ............. 35

G. Contoh Integritas Nasional ....................................................... 38

BAB IV NEGARA DAN KONSTITUSI

A. Pengertian Negara dan Konstitusi ............................................ 41

B. Pengertian Menurut para ahli .................................................. 42

C. Unsur Negara dan Konstitusi .................................................... 44

D. Tujuan Negara dan Konstitusi .................................................. 50

E. Hubungan antara Negara dan Konstitusi ................................. 53

F. Implementasi bernegara dan konstitusi dalam kehidupan sehari hari

iii
...................................................................................................54

BAB V HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

A.Pengertian Hak dan kewajiban ................................................. 55

B. Menurut Para Ahli .................................................................... 57

C. Pengakuan dan pengaturan ..................................................... 58

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara Asing Di Indonesia ............ 62

E. Perbedaan Hak dan Kewajiban Warga Negara ......................... 64

BAB VI DEMOKRASI INDONESIA BERDASARKAN UUD 1945

A.Pengertian Demokrasi ............................................................... 65

B. Ciri-ciri Demokrasi .................................................................... 66

C. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia ...................... 67

D. Fungsi Dan Tujuan Demokrasi Pancasila ..................................74

E. Asas-asas Demokrasi Pancasila .................................................75

F. Bukti Negara Demokrasi dalam Pembukaan UUD 1945 ...........78

BAB VII PENEGAKAN HUKUM NEGARA YANG BERKEADILAN

A.Pengertian .................................................................................80

iv
B. Upaya meningkatkan peran penegak hukum untuk menumbuhkan
kesadaran hukum anggota masyarakat .......................................82

C. Keadilan yang dikehendaki oleh Pancasila ...............................83

D. Bidang-bidang Hukum ..............................................................85

E. Tujuan dan Fungsi Hukum ........................................................90

F. Norma Hukum dalam kehidupan sehari-hari ...........................92

BAB VIII GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGIS DI INDONESIA

A. Pengertian ................................................................................95

B. Menurut Para Ahli ....................................................................97

C. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia .................98

D. Unsur-Unsur Geopolitik ...........................................................100

E. Geostrategi Indonesia dalam Mewujudkan Cita-cita Proklamasi

.......................................................................................................102

F. Tujuan Geopolitik dan Geostrategi Indonesia ..........................104

BAB IX ANTI KORUPSI

A.Pengertian .................................................................................106

B.Menurut para ahli ......................................................................107

v
C. Sejarah Korupsi ......................................................................... 109

D. Faktor penyebab Korupsi ......................................................... 115

E. Jenis jenis Korupsi ..................................................................... 124

F.Dampak Masif Korupsi ................................................................ 127

INTISARI .......................................................................................... 135

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 147

vi
BAB I HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
A. Latar belakang Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Bangsa Indonesia memiliki sejarah yang panjang dalam
pembentukannya. Penuh dengan perjuangan dan pengorbanan,
namun pada akhirnya berani untuk memproklamirkan diri menjadi
sebuah bangsa dan negara yang merdeka dari penjajahan pada 17
Agustus 1945. Konsep bangsa Indonesia merujuk pada pemikiran
Ernest-Renan bahwa bangsa bukan diartikan sebagai satu asal
nenek moyang, tetapi merupakan satu kesatuan solidaritas atau
setia kawan satu sama lain atau bangsa adalah satu jiwa atau satu
asas spiritual yang tercipta oleh rasa pengorbanan yang telah
dibuat oleh masa lampau yang oleh mereka telah bersedia
berkorban demi masa depan generasi penerusnya (Zainul Ittihad
Amin, 2010).
Adapun negara merupakan sebuah organisasi di antara kelompok
atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Negara
juga dapat didefinisikan sebagai sebuah organisasi yang memiliki
wilayah, rakyat, pemerintahan yang berdaulat serta memiliki hak
istimewa, seperti hak memaksa, hak monopoli, dan hak mencakup
semua yang bertujuan untuk menjamin perlindungan, keamanan,
keadilan, serta tercapainya tujuan bersama. Adapun syarat
berdirinya negara adalah memiliki tujuan, memiliki Undang-
Undang Dasar, adanya pengakuan dari negara lain baik secara
dejure maupun secara defacto.

1
Setelah berdirinya Bangsa dan Negara Indonesia bukan berarti
tanpa adanya ancaman, hambatan, gangguan, dan tantangan lagi,
bahkan saat ini bangsa Indonesia menghadapi permasalahan yang
semakin kompleks. Jika dahulu perang yang dihadapi musuhnya
terlihat (nyata) dalam artian bersenjata yang tampak mata, saat ini
perang dalam bentuk proxy war atau senjatanya tak nyata seperti
senjata, misalnya kejahatan narkoba, senjata biologi, cyber crime.
Perubahan masyarakat yang dinamis dan semakin derasnya arus
globalisasi juga dapat menimbulkan permasalahan bagi bangsa
Indonesia. Melemahnya semangat kebangsaan, nasionalisme, cinta
tanah air serta munculnya perilaku yang tidak sesuai dengan nilai
budaya bangsa dan norma-norma yang berlaku. Perilaku korupsi
yang dianggap biasa, sikap individualistis, hedonisme, persekusi
tentu bukan mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

B. Secara etimologi pendidikan kewarganegaraan


Bagaimana konsep PKn secara etimologis? Untuk mengerti konsep
PKn, Anda dapat menganalisis PKn secara kata per kata. PKn
dibentuk oleh dua kata, ialah kata “pendidikan” dan kata
“kewarganegaraan”. Kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal
yang berhubungan dengan warga negara. Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional) .

2
sehingga Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai
usaha sadar dan terencana untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan
timbal balik antara warga negara dengan negara. Istilah mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata kuliah yang
menggantikan Pendidikan Kewiraan yang mencerminkan terjadinya
reorientasi materi dan revitalisasi dalam proses belajar mengajar.

Pendidikan Kewarganegaraan atau yang disingkat PKn pada


dasarnya adalah belajar tentang ke-Indonesia-an, belajar untuk
menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia. Hakikat
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membekali mahasiswa
dengan kemampuan dasar dan pengetahuan mengenai hubungan
warga negara Indonesia dengan Negara dan dengan sesama warga
negara. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian ilmu
pengetahuan yang memiliki landasan filsafat baik ontologi,
epistemologi maupun aksiologi (Karsadi, 2018).
Secara ontologis, Pendidikan Kewarganegaraan berobjek material,
yaitu nilai, moral, dan budi pekerti.
Dalam perspektif epistemologis, Pendidikan Kewarganegaraan
dikaji dan dibahas melalui pendekatan akademik dan ilmiah
dengan menekankan pada olah kalbu, olah karsa, dan olah rasa
serta olah pikir yang bersifat komprehensif, integratif, dan holistik.
Dalam perspektif aksiologis, eksistensi dan urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi wahana pendidikan nilai, moral, dan
pendidikan budi pekerti sehingga dapat menjadi sarana
transformasi pendidikan karakter untuk menumbuhkembangkan
rasa nasionalisme dan kesadaran berbangsa dan bernegara.

3
C. Menurut para ahli
Menurut Mansoer (dalam Erwin, 2010:3)
pada hakikatnya Pendidikan Kewarganegaraan itu merupakan hasil
dari sintesis antara civic education, democracy education, serta
citizenship yang berlandaskan pada filsafat pancasila serta
mengandung Identitas Nasional Indonesia serta materi muatan
tentang bela Negara. Dengan hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Indonesia yang berbasis pancasila tersebut, maka dapat
dirumuskan bahwa: Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
merupakan Pendidikan Kebangsaan dan Kewarganegaraan yang
berhadapan dengan keberadaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, demokrasi, HAM, dan cita-cita untuk mewujudkan
masyarakat madani Indonesia dengan menggunakan filsafat
pancasila sebagai pisau analisisnya.
Menurut Henry Randall Waite pada tahun 1790
mendefinisikan pengertian pkn secara teoritis adalah sebagai ilmu
tentang kewarganegaraan, hubungan antar manusia baik secara
individual maupun kelompok, ataupun hubungan manusia dengan
negaranya.
Menurut J. J. Cogan
dalam buku Citizen Education (1998), pendidikan kewarganegaraan
adalah pembelajaran secara formal maupun informal yang
berlangsung di keluarga, organisasi keagamaan, organisasi
kemasyarakatan, media, dan lain sebagainya yang membantu
membentuk totalitas warga negara.

Menurut Numan Sumantri


pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang berintikan
demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber

4
pengetahuan lainnya guna melatih siswa untuk berpikir kritis,
analitis, dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan
kehidupan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut U. Winataputra dan D. Budiman
mengartikan pendidikan kewarganegaraan secara subtansif dan
pedagonis dirancang untuk mengembangkan warganegara yang
cerdas dan baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan.
Salah satu pengertian PKn secara teoritis adalah yang dikemukakan
oleh
Noor Ms Bakry
Menurutnya, Pendidikan Kewarganegaan secara teoritis adalah
untuk mendidik siswa menjadi warga negara yang baik dan
bertanggung jawab dan dapat berpartisipasi aktif dalam
masyarakat yang demokratis.

D. Tujuan Pendidikan Kewaganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang memiliki nilai-nilai Pancasila, Undang-
undang dasar Negara 1945, semangat Bhineka Tunggal Ika, dan
Komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan
Kewarganegaraan tidak bias di pisahkan dari fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang berbunyi “ Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.

5
E. Urgensi Pendidikan Kewarga Negaraan di masa depan
Untuk mengatasi beberapa masalah yang ada, diperlukan
adanya pemahaman yang mendalam terhadap urgensi
Pancasila sebagai dasar negara.Dalam pemahaman tersebut
terdapat tahap implementasi juga yaitu tahap yang selalu
memperhatikan prinsip-prinsip good governance, antara lain
transparan,akuntabel, dan fairness sehingga akan terhindar dari
KKN (Korupsi, Kolusi danNepotisme) dan warga negara yang
berkiprah dalam bidang bisnis, harusmenjadikan Pancasila
sebagai sumber nilai-nilai etika bisnis yang menghindarkanwarga
negara melakukan free fight liberalism, tidak terjadi
monopoli danmonopsoni, serta warga negara yang bergerak
dalam bidang organisasikemasyarakatan dan bidang politik.
Maka Indonesia akan mencapai tujuan yang dicita-citakan seperti
yang diharapan pejuang-pejuang pada masa dulu jika
rakyatIndonesia menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.

Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu:


1. Banyaknya kasus korupsi yang melanda negara Indonesia
sehingga dapatmelemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara
2. Masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama
sehinggadapat merusak semangat toleransi dalam kehidupan antar
umat beragama,dan meluluhlantakkan semangat persatuan atau
mengancam disintegrasi bangsa
3. Terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam
kehidupanbernegara

6
4. Kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan
miskin masihmenandai kehidupan masyarakat Indonesia.
5. Ketidakadilan hukum yang masih mewarnai proses peradilan di
Indonesia6. Banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar
pajak dengan benar

F. Implementasi Pendidikan kewarganegaraan Dilingkungan


Perguruan Tinggi
Banyak kalangan yang memberikan persepsi berbeda mengenai
pengertian mahasiswa. Ada yang mengatakan mahasiswa adalah
agen perubahan, mahasiswa adalah kaum intelektual yang
memiliki ilmu yang tinggi. Terlepas dari itu semua bagi saya
mahasiswa itu adalah unit bagian dari masyarakat yang harus
memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat dengan berbagai
karyanya. Mahasiswa lahir dari masyarakat dan sudah sepatutnya
mahasiswa berperan aktif di dalam membela kepentingan
masyarakat untuk kemajuan bangsa ini.
Mahasiswa tidak sepatutnya hanya sekadar menuntut ilmu dan
mencari IP setinggi-tingginya tetapi melupakan perannya yang
signifikan dalam membangun bangsa ini. Aktivitas yang dilakukan
mahasiswa seyogyanya tidak hanya belajar memahami mata kuliah
yang diajarkan dosen dan mengerjakan tugas kuliah tetapi
mahasiswa harus berkontribusi nyata dalam membela kebutuhan
rakyat. Karena mahasiswa adalah salah satu unsur terpenting
dalam pembangunan bangsa. Peranan mahasiswa menjadi sangat
penting karena mahasiswa adalah kelompok yang idealis yang
terlepas dari pengaruh pihak manapun. Idealisme yang dimiliki
mahasiswa membuatnya semangat melakukan perjuangan
terhadap kebenaran yang dia yakini. Mahasiswa tidak pantang

7
menyerah dan tidak takut terhadap apapun termasuk presiden
sekalipun di dalam menyampaikan aspirasi yang mereka miliki.
Pandangan, pemikiran dan sikap mahasiswa inilah yang dibutuhkan
dalam mewujudkan Indonesia yang progresif.
Secara garis besar ada empat peran yang harus dipikul oleh
mahasiwa. Keempat peran ini adalah peran yang ideal dan
seharusnya dimiliki oleh mahasiswa. Keempat peran itu, adalah:
1. Agent of change
Mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan terhadap
kondisi bangsa. Saat ini bangsa kita sedang mengalami kondisi
terpuruk. Dari segi ekonomi kita melihat masih banyak rakyat
Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kesenjangan
antara si Kaya dan si Miskin sangat jelas sekali terlihat. Yang kaya
sibuk memperkaya diri sendiri sementara yang miskin harus
berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.
Dari segi politik, kita melihat banyak pejabat yang melakukan
korupsi. Mereka sibuk untuk memperkaya diri sendiri dan
melupakan amanahnya untuk mensejahterakan rakyat.
Bagaimana ingin menyejahterakan rakyat sementara uang rakyat
saja mereka curi. Sungguh ironi memang Indonesia merupakan
negara yang kaya dengan sumber daya alam yang dimilikinya tetapi
untuk mensejahterakan kehidupan rakyat saja, negara ini belum
mampu untuk melakukannya. Untuk itu mahasiswa sebagai agent
of change diharapkan dapat membuat perubahan terhadap bangsa
ini.

2. Iron Stock
Iron stock merupakan peranan mahasiswa yang tidak kalah
penting, dengan idealisme yang dimilikinya membuat mahasiswa

8
menjadi tangguh untuk menggantikan generasi-generasi
sebelumnya. Mahasiwa adalah aset yang penting di dalam
melakukan pergerakan dan perubahan. Tentunya di dalam
menjalankan peran ini mahasiswa harus memiliki skill yang di
dapat dari pengalaman organisasi di kampus dan mahasiswa harus
memiliki akhlak mulia agar ilmu yang ia dapat dapat dipergunakan
untuk melakukan hal-hal yang baik.

3. Social control
Mahasiswa berperan dalam melakukan kontrol ketika melihat
adanya gejala yang tidak beres di tengah-tengah masyarakat.
Mahasiswa yang akan mengontrol perilaku pemerintah yang
bertentangan dengan Undang-undang dan merugikan masyarakat.
Kontrol yang dilakukan oleh mahasiswa bisa saja dalam bentuk
demonstrasi. Selama ini orang berpandangan negatif terhadap
mahasiswa yang melakukan demo. Padahal demo yang dilakukan
oleh mahasiswa itu hanya semata-mata untuk membela
kepentingan rakyat. Siapa lagi yang akan membela dan menjadi
garda terdepan dalam pergerakan untuk rakyat kalau bukan
mahasiswa yang notabene juga berasal dari rakyat. Tentunya demo
yang dilakukan oleh mahasiswa harus mengindahkan norma-
norma yang ada sehingga demo dapat berjalan dengan tertib dan
damai.
Selain dengan demonstrasi, mahasiswa juga dapat melakukan
kontrol sosialnya dengan jalan diskusi dan melakukan kajian.
Namun cara seperti apa yang tepat untuk melakukan kontrol sosial,
itu dikembalikan kepada diri masing-masing mahasiswa.

4. Moral Force

9
Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, karena
mahasiswa berperan sebagai teladan di tengah-tengah
masyarakat. Segala tingkah laku mahasiswa akan diamati dan
dinilai oleh masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus pandai
menempatkan diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah
masyarakat.
Itulah keempat peran yang ideal dan seyogyanya harus dilakukan
oleh mahasiswa. Implementasi dari peran tersebut dapat terwujud
apabila mahasiswa memahami dan menjalani nilai-nilai yang
terkandung di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi

10
BAB II IDENTITAS NASIONAL
A. Pengertian Identitas Nasional
Secara Etimologis Identitas Nasional berasal dari dua kata
“Identitas” dan “Nasional”. Konsep Identitas Nasional dibentuk
oleh dua kata dasar, ialah “Identitas” dan “Nasional”. Kata
Identitas berasal dari kata “identity” (Inggris) yang dalam Oxford
Advanced Learner’s Dictionary berarti:
(1) (C,U) who or what sb/sth is;
(2) (C,U) the characteristics, feelings or beliefs that distinguish
people from others;
(3) the state of feeling of being very similar to and able to
understand sb/sth.
Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak
yang dimaksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan
pihak yang lain. Sedangkan nasional atau Nasionalisme memiliki
arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi
individu harus diserahkan kepada Negara
kebangsaan. Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau
jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada
kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin
dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera
Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan
Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu
Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan

11
rakyat. Pahlawan–pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional
seperti Pattimura, Hasanudin,Pangeran Antasari dan lain – lain.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara
Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya
hidup. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat dalam
hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa
dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan
jatidiri serta kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial, kebersamaan
sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan.
Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi
untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.

B. Menurut Para Ahli


Menurut Koenta Wibisono,
Identitas Nasional berarti manifestasi dari nilai dan budaya yang
tumbuh dan berkembang pada aspek kehidupan sebuah bangsa
dan negara dengan ciri khasnya sendiri yang akan membuatnya
berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Menurut Dean A.Mix dan Sandra M
Identitas Nasional berarti suatu bangsa yang memiliki bangunan
politik berwujud ketentuan-ketentuan perbatasan teritorial
pemerintahan yang sah, serta pengakuan bangsa lain dan
sebagainya.
Menurut Berger
Dalam bukunya yang memiliki judul “The Capitalis Revolution” atau
ideologi kapitalislah yang akan menjadi penguasa dunia serta akan
mengubah masyarakatnya satu persatu hingga menjadi sistem
nasional yang bisa menentukan nasib bangsa-bangsa di sektor
sosial, politik dan budaya.

12
menurut Toyanbee
Identitas Nasional adalah tingkat lokal genius suatu bangsa dalam
menghadapi tantangan dan respon. Jika tantangan yang datang
besar namun responnya kecil, maka bangsa itu akan punah. Namun
jika sebaliknya tantangan kecil dan responnya besar, bangsa
tersebut akan berkembang.

C. Fungsi dan Tujuan Identitas Nasional


Identitas nasional memiliki tujuan utama yakni sebagai alat
untuk mempersatukan bangsa. Seperti kita ketahui bahwa
Indonesia memiliki berbagai macam suku, agama dan
kebudayaan. Identitas nasional digunakan sebagai merek
untuk mempersatukan keberagaman Indonesia tersebut.
Selain itu, hal ini juga digunakan untuk memperkenalkan
akan Indonesia kepada bangsa lainnya.
Fungsi Identitas Nasional :
– Sebagai Pembeda
Dengan adanya identitas nasional, maka suatu bangsa akan
menjadi berbeda dengan bangsa lainnya.
– Sebagai Landasan Negara
Identitas nasional digunakan sebagai panduan, pemersatu
dan merupakan pegangan agar bisa mewujudkan cita – cita
dan tujuan negara tersebut.
– Nilai Potensi Bangsa
Selain itu, identitas nasional digunakan untuk gambaran akan
potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh negara tersebut.
Sebab setiap negara berbeda satu sama lainnya.

13
D. Faktor-Faktor Identitas Nasional
1.Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan
demografis Kondisi geografi – ekologis yang membentuk
Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah
dunia Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa
Indonesia
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
Faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengarui
proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia
beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang
ada di dalamnya.
Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan
proses pembentukan masyarakat, bangsa dan negara bangsa
beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala
nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad XX.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip
Manuel Castell dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo,
2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara empat
faktor penting, yaitu :
1. Faktor primer

14
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan
yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas
berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa
daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda
dengan kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang beraneka
ragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-
sendiri menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup
bersama yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan tersebut tidak
menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang
dikenal dengan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Faktor pendorong
Faktor in terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan
lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi
suatu bangsa kemauan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan suatu
identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu
bangsa Indonesia proses pembentukan identitas nasional
yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkah kemampuan
dan prestasi bangsa Indonesia dalam mebangun bangsa dan
kesatuan bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan
bangsa dan Negara Indonesia.

3. Faktor penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi,tumbuhnya birokrasi, dan pemantaan sistrm

15
pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa
telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia telah merupakan Bahasa resmi
negara dan bangsa Indonesia. Nahasa Melayu telah dipilih
sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun
masing- masing etnis atau daerah di Indonesia telah memiliki
bahasa daeah masing-masing. Demikian pula menyangkut
birokrasi serta pendidikan nasional telah dikembangkan
sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa
dikembangkan.

4. Faktor reaktif.
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian
identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa
Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh
bangsa lain sangat dominan dalam mewujdkan faktor
keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia.
Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat
bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan
faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori
kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan,
menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara
Indonesia.

16
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam
proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia,
yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya
melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk
membangun bangsa dan Negara dengan konsep nama
Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun dari
unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu
kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme
modern. Oleh karena itu pembentukan identitas nasional
Indonesia melekat erat dengan unsur- unsur lainnya seperti
sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang
saling berkaitan dan terbentuklah melalui suatu proses yang
cukup panjang.

E. Strategi Mempertahankan Identitas Nasional


Dalam arus globalisasi ada begitu banyak tantangan yang dihadapi
oleh berbagai negara, maka ada begitu banyak pula tuntutan untuk
menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut. Termasuk juga
tantangan dalam mempertahankan jati diri bangsa. Untuk
menghadapi hal ini perlu adanya strategi untuik mempertahankan
identitas nasional yang merupakan jati diri bangsa, diantaranya
dengan mengembangkan nasionalisme, pendidikan, budaya, dan
bela negara.

1.Mengembangkan Nasionalisme

17
Nasionalisme telah menjadi pemicu kebangkitan kembalu dari
budaya yang telah memberi identitas sebagai anggota dari suatu
masyarakat bangsa-bangsa. Secara umum, nasionalisme dipahami
sebagai kecintaan terhdap tanah air, termasuk segala aspek yang
terdapat di dalamnya. Dari pengertian tersebut ada beberapa sikap
yang bisa mencerminkan sikap nasionalisme, yaitu
-Menggunakan barang-barang hasil bangsa sendiri, karena bisa
menambah rasa cinta dan bangga akan hal yang dibuat oleh
tangan-tangan kreatif penduduknya.
-Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan
bangsa ini, bisa dilakukan dengan beberapa perbuatan misalkan
membaca, menonton, mengunjungi hal-hal yang berkaitan tentang
sejarah bangsa ini lahir.

Hal ini bertujuan untung membangkitkan jiwa nasionalisme yang


sudah ada dari masing-masing individu.
-Berprestasi dalam semua bidang misalkan dari bidang olahraga,
akademik, teknologi dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk
menambahkan rasa bangga dan sikap rela berkorban demi bangsa
Ada tiga aspek penting yang tidak dapat dilepsskan dalam konteks
nasionalisme yaitu:
-Politik, Nasionalisme Indonesia bertujuan menghilangkan
dominasi politik bangsa asing dan menggantinya dengan system
pemerintahan yang berkedaulatan rakyat.
-Sosial ekonomi. Nasionalisme Indonesia muncul untuk
mennghrntikan eksploitasi ekonomi asing dan membsngun
masyarakat baru yang bebas dari kemeralatan dan kesengsaraan.

18
-Budaya. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghidupkan kembali
kepribadian bangsa yang harus diselaraskan dengan perubahan
zaman
Dengan demikian, mengembangkan sikap nasionalisme(cinta tanah
air) akan dengan sendirinya telah mempertahankan dan
melestarikan keaslian dari bangsanya,termasuk budaya atau
kebiasaan, karakter, sifat-sifat produk dalam negri dan adat istiadat
dalam suku masing-masing.
2.Pendidikan
Pembinaann jati diri bangsa Indonesia dapat dilaksanakan melalui
jalur formal maupun informal. Melalui jalur formal jati diri bangsa
Indonesia dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan
nasional mempunyai peran sangat yang sangat besar didalam
pembentukan jati diri bangsa Indonesia.
Salah satu kenyataan bangsa Indonesia ialah memiliki kekayaan
budaya yang beraneka ragam dengan jumlah suku bangsa yang
ratusan dengan budayanya masing-masing merupakan kekayaan
yang sangat berharga didalam pembentukan bangsa Indonesia
yang multikultur.
Didalam upaya pembentukan dan mempertahankan jati diri
bangsa, peran pendidikan sangat efektif untuk menimbulkan rasa
memiliki dan keinginan untuk mengembangkan keknyaan nasional
dari masing-masing budaya local.
Hal ini sejalan dengan penuturan syamhil dalam tulisannya yang
ditampilkan di blog-nya bahwa salah satu upaya untuk
mengembalikan dan mengembangkan identitas nasional adalah
melalui bidang pendidikan. Socrstes menegaskan bahwa
pendidikan merupakan proses pengembangan manusia kearah
kearifan(Wisdom),pengetahuan (knowledge),dan etika

19
(conduct),(zaim.200)Ada dua fenomena mengapa pendidikan
adalah pertama dan utama.

3.Pelestarian Budaya
Seseorang yang disebut berbudaya adalah seorang yang menguasai
dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-
nilai etis dan moral yang hidup didalam kebudayaan tersebut.
Budaya merupakan salah faktor penentu jati diri bangsa. Pada
pengertiannya, budaya adalah hasil karya cipta manusia yang telah
dihasilkan dan telah dipakai dan diterapkam dalam kehidupan
dalam waktu yang lama, akan mempengaruhi pembentukan pola
kehidupan masyarakat, seperti kebiasaan rajin bekerja.

Kebiasaan ini berpengaruh secara jangka panjag, sehingga sudah


melekat dan terpatri dalam diri masyarakat.Namun pada
kenyataannya budaya indonesia sekarang ini mulai menghilang
karena pengaruh budaya asing yang masuk ke indonesia, untuk
itulah perlu adanya pembangunan kembali jati diri dan budaya
bangsa dan negara,ada dua hal utama yang harus dilakukan:
-Merevitalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar
berada pada jalur yang benar sesuai dengan hakikat bangsa yang
merdeka sehingga bangsa kita mampu mandiri dan bermatabat
-Mendorong political will penyelenggaraan negara, baik eksekutif
maupun legislatif untuk membangun dan menjabarkan kembali
nilai-nilai dan semangat kebangsaan disetiap hati nurani rakyat.
Selain pembangunan diatas, pembangunan dalam bangunan-
bangunan budaya seperti rumah adat, dan lain seagainya juga
perlu diperhatikan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya yang

20
ada di indonesia. Dengan demikian, jelaslah bahwa dengan
melestarikan budaya bangsa, dapat memperkokoh identitas
nasional itu sendiri karena dalam setiap pelaksanaan nilai-
nilaibudaya masyarakat akan lebih cenderung melekat dan
menyatu.

4. Bela Negara
Pasal 27 ayat 3 UUD 1995 berbunyi : setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dari bunyi
pasal tersebut menunjukan bahwa bela negara merupakan hak dan
sekaligus kewajiban bagi setiap warga negara, ini membuktikan
bahwa bela negara juga menjadi suatu aturan agar setiap warga
negara harus melakukan tindakan bela negara demi ketahanan dan
eksistensi sebuah negara.
F. Implementasi identitas nasional dalam kehidupan sehari-hari
Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga
diterapkan pada kehidupan sehari –hari. Agar Masyarakat di
Negara tercinta ini dapat mengubah dan memperbaiki segala
kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta ini lebih baik
lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri
sebagai masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat
mengubah segala kekeliruan yang terjadi.
Beberapa contoh identitas nasional dalam kehidupan sehari hari,
yaitu :
-Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Indonesia
Ideologi Pancasila menjadi segmen terpenting dalam penanaman
identitas nasional Indonesia. Dalam setiap aturan dan kehidupan
menjalankan pancasila merukan sikap yang membedakan antar
Indonesia dengan negara lainnya. Selain sebagai sikap bentuk

21
aturan kehidupan yang dijalankan harus berpedoman pada nilai
dasar Pancasila. Pancasila sebagai falsafah Indonesia merupakan
satu kesatuan sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang
menjadi tujuan utama bersama sebagai landasan dasar Negara.
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa senantiasa mampu
berinteraksi secara dinamis artinya dapat mengikuti perkembangan
zaman.
-NKRI Sebagai Bentuk Negara Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan salah satu
contoh identitas nasional yang harus dipertahankan bagi segenap
masyarakat. Melalui NKRI inilah nama “Indonesia” akan selalu
melakat pada masyarakat, baik dari sabang sampai meroke.

-Wawasan Nusantara Sebagai Konsepsi Utama


Identitas nasional yang dapat menjadi pembentuk karakter setiap
warga negara adalah wawasan Nusantara yang mengedepakan
asas-asas kebersamaan dan gotong royong dalam menjalankan
setiap sisi kehidupan masyarakat. Oleh karena itulah
keberadaannya harus dijaga. wawasan nusantara adalah cara
pandangan hidup bangs adengan apa yang menjadi tujuannya.
-Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan
Dalam kehiduan sehari-hari untuk berhubungan dengan
masyarakat lain, terutama berada di wilayah dan suku masyarakat
mempergunakan Bahasa Indonesia sebagai bentuk bahasa
persatuan. Atas dasar inilah setidaknya menjadi salah satu
pembeda Indonesia dengan negara lainnya. Banyak sekali bahsa
bahasa daerah akan tetapi tetap ada bahasa bersatuan yang
menyatukan warga negara indonesia.
-Kebudayaan Nasional Sebagai Wawasan dan Kebanggaan

22
Menjadi salah satu bentuk identitas nasional Indonesia yang
menjadi kebangaan adalah sisitem budaya yang ada. Dengan
adanya kebudayaan ini masyarakat melakat pada kehidupan adat
dengan berbeda akan tetapi bersatu padu untuk tetap
mengedepankan asas-asas kemanusiaan.
-Merah Putih sebagai Bendera Indonesia
Menjadi bentuk identitas nasional Indonesia yang selanjutnya
adalah Bendera Merah Putih yang pertamakali dijahit oleh
Famawati dengan “Sang Saka Merah Putih”. Merah artinya berani
dan putih artinya suci, arti sederhannya benda ini adalah
keberanian melakukan tindakan-tindakan yang baik dalam
masyarakat.

BAB III INTEGRASI NASIONAL


A. Pengertian Integrasi Nasional

23
Integrasi nasional adalah penyatuan atau asimilasi bangsa- bangsa
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Pengertian integrasi
nasional bermacam- macam. Menurut Kamus Besar Bangsa
Indonesia (KBBI), integrasi berarti berasimilasi sampai menjadi satu
kesatuan yang utuh dan utuh. Padahal arti kata “nation” berarti
bangsa.
Oleh karena itu, integrasi nasional merupakan proses penyatuan
wilayah yang membuat perbedaan. Dalam pengertian politik,
integrasi nasional adalah integrasi berbagai kelompok sosial dan
budaya ke dalam kesatuan wilayah nasional yang mengembangkan
identitas nasional.
Dari segi antropologis, integrasi nasional adalah proses
penyesuaian diri dengan berbagai faktor budaya untuk mencapai
keselarasan fungsi-fungsi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Jadi pada dasarnya, integrasi nasional merupakan konsep penting
yang perlu dipahami oleh semua warga negara. Dalam hal integrasi
nasional, antara lain ada syarat-syarat, formasi-formasi dan
hambatan-hambatannya.

B. Pengertian Menurut Para Ahli


1. Menurut Dr. Nazardin Shamsdin

24
integrasi nasional adalah proses pemersatuan suatu bangsa yang
meliputi seluruh aspek kehidupannya, yakni aspek politik, sosial,
ekonomi, dan budaya.

2. Menurut Howard Wriggins


Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian individu
masyarakat menjadi satu kesatuan atau satu keutuhan yang lebih
utuh, atau penyatuan banyak komunitas kecil ke dalam satu
negara.

3. Menurut Myron Weiner


Integrasi nasional adalah proses berbagai kelompok sosial dan
budaya dalam satu wilayah membentuk suatu identitas nasional.
4. Menurut J. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional adalah cara untuk mendamaikan keberlanjutan
dalam kesatuan nasional dalam arti luas dengan hak untuk
menentukan nasib sendiri.
5. Menurut Sunyoto Usman
integrasi nasional adalah suatu proses saat kelompok-kelompok
tertentu dalam masyarakat saling menjaga keseimbangan untuk
mewujudkan kedekatan hubungan antar kelompok.
6. Menurut Heddy Shri Ahimsa Putra
integrasi nasional merupakan keselarasan dan keharmonisan
seluruh relasi sosial yang terbangun dalam masyarakat.
7. Menurut Saffroedin Bahar
integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu
bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya.

25
C. Konsep Integrasi Nasional
Konsep integrasi nasional secara vertikal melibatkan
hubungan orang- orang dengan pemerintah yang
hubungannya saling terintegrasi secara vertikal. Konsep
integrasi ini juga mencakup bagaimana pemerintah pusat
dan daerah dapat terintegrasi.
Konsep integrasi nasional secara horizontal mencakup
penyatuan bangsa Indonesia yang memiliki tingkat
kemajemukan yang relatif tinggi. Bagaimana membangun
identitas nasional yang sama, meskipun kelompok
masyarakat, agama, suku, dan identitas berbeda- beda.
Integrasi Nasional, dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika,
menyatukan berbagai perbedaan budaya atau kelompok
sosial dalam satu wilayah untuk membentuk satu kesatuan
yang harmonis dalam satu Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), atau merupakan bentuk upaya untuk
menggabungkan.

Dengan kata lain, integrasi nasional adalah keinginan dan


kesadaran untuk bersatu sebagai satu negara, negara
Indonesia. Berikut ini penjelasan konsep integrasi nasional
yang dapat dilihat secara politis dan antropologis:
 Pengertian Politik Integrasi Nasional adalah proses
mengintegrasikan kelompok-kelompok budaya dan sosial

26
yang berbeda ke dalam satu kesatuan wilayah nasional, yang
membentuk identitas nasional.
 Pengertian Antropologis integrasi nasional adalah proses
mengadaptasi unsur-unsur yang berbeda dari kebudayaan
yang berbeda sehingga terjadi keselarasan fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat.

Berbagai jenis keanekaragaman yang ada di Indonesia harus


dilindungi dan dipelihara oleh seluruh elemen masyarakat.
Jangan menjadikan perbedaan sebagai kontradiksi, karena
perbedaan dan keragaman ini adalah kekayaan dan manfaat
yang dimiliki Indonesia.

Integrasi nasional menjadi sebuah proses menyatukan


perbedaan- perbedaan yang ada dalam suatu negara dalam
rangka menciptakan persatuan bagi rakyatnya. Untuk
mencapai integrasi nasional, beberapa faktor dan syarat
harus dipenuhi, termasuk pengakuan dari seluruh elemen
masyarakat.

Konsep dan pengertian umum integrasi nasional adalah


suatu upaya atau proses untuk menyatukan perbedaan-
perbedaan yang ada dalam suatu negara untuk menciptakan
kerukunan dan kerukunan nasional. Integrasi nasional
penting untuk tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Di
Indonesia, konsep integrasi nasional dari masa lalu sudah
gencar diterapkan.

27
Mengingat latar belakang etnis dan budaya masyarakat
Indonesia, pencapaian persatuan nasional merupakan
kebutuhan penting dan mutlak untuk menciptakan
kerukunan berbangsa dan bernegara di tanah air.

Namun, mencapai integrasi nasional tidaklah mudah. Untuk


mencapainya diperlukan peran serta dan kontribusi seluruh
lapisan masyarakat. Selain aturan, nilai dan norma yang telah
disepakati, hal ini juga menjadi salah satu syarat tercapainya
integrasi nasional.

D. Faktor Faktor integritas Nasional


ada beberapa faktor terciptanya integrasi nasional
Faktor Pendorong Integrasi Nasional
Faktor pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi
kemajuan suatu proses atau tindakan tertentu yang dilakukan oleh
seseorang maupun kelompok. Dalam mewujudkan integrasi
nasional, terdapat beberapa faktor yang mendorong terwujudnya
integrasi nasional di Indonesia. Adapun faktor pendorong tersebut
diantaranya :
 Faktor Sejarah
Masyarakat mengalami sejarah yang sama. Merasa sama-sama
merasakan penjajahan dari Belanda, misalnya. Ini yang membuat
Indonesia bersatu. Wilayah Indonesia seperti diketahui bersama
adalah semua wilayah bekas jajahan Hindia Belanda.

 Adanya ideologi nasional

28
Pancasila sebagai ideologi nasional tidak dapat digantikan oleh
ideologi mana pun. Walalupun Indonesia terdiri dari banyak
kepercayaan, arti penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-
hari masyarakat. Pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila
dilakukan melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi nasional di
Indonesia. Melalui pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, integrasi nasional akan lebih mudah
untuk diwujudkan.

 Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu


Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu
alasan untuk dijadikan faktor penyebab konflik sosial yang terjadi
di kalangan masyarakat. Justru perbedaan inilah yang membuat
masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk
mempersatukan perbedaan di dalam satu kesatuan bangsa yang
utuh. Dalam masyarakat tradisonal dan modern, keinginan untuk
mempersatukan perbedaan di dalam kehidupan sehari-hari pasti
ada. Dalam kehidupan berbangsa negara dan berbangsa Indonesia,
keinginan untuk mempersatukan bangsa merupakan salah satu
perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.
 Adanya ancaman dari luar
Walupun Indonesia sudah merdeka , bukan tidak mungkin
ancaman dari luar itu masuk ke Indonesia. Ancaman-ancaman dari
luar di era globalisasi sekarang ini tidak dapat diartikan sebagai
ancaman yang menjajah seperti pada masa kemerdekaan
Indonesia. Untuk mengantisipasi ancaman dari luar dalam
kaitannya dengan bahaya globalisasi dan modernisasi, integrasi

29
nasional perlu diwujudkan di setiap lapisan masyarakat yang ada
tinggal di wilayah Indonesia.
Faktor Penghambat Integrasi Nasional
Adapun faktor penghambat integrasi nasional adalah sebagai
berikut
 Masyarakat yang Beraneka Ragam
Faktor penghambat integrasi nasional yang pertama adalah karena
masyarakat Indonesia yang beraneka ragam. Kita tahu bahwa
masyarakat yang tinggal di Indonesia terdiri dari berbagai macam
kelompok suku, agama, ras, dan golongan lainnya. Tercatat,
Indonesia memiliki ribuan suku bangsa. Selain menjadi kekayaan
negeri yang jarang dimiliki negara lain, faktor ini juga dapat
menjadi penghambat integrasi nasional karena adanya perbedaan
yang mencolok antarmasyarakat.

 Wilayah yang Luas


Faktor penghambat integrasi nasional yang kedua yaitu karena
wilayah di Indonesia yang luas. Negara Indonesia terdiri dari ribuan
pulau-pulau, baik yang besar mau pun yang kecil. Hal ini membuat
negara Indonesia memiliki wilayah yang begitu luas, dan bisa
menjadi faktor yang dapat menghambat integrasi nasional.

 Paham Etnosentrisme yang Kuat


Faktor penghambat integrasi nasional yang ketiga yakni adanya
paham etnosentrisme yang kuat. Etnosentrisme adalah fanatisme
suku bangsa di mana masyarakatnya mempersepsikan kebudayaan
yang mereka miliki lebih baik dari kebudayaan lainnya. Hal ini tentu
tak menguntungkan karena tiap suku di Indonesia dapat
menganggap bahwa budaya yang mereka miliki lebih baik dari

30
budaya suku lain. Kondisi tersebut bisa menjadi ancaman integrasi
nasional.

 Pembangunan yang Tidak Merata


Faktor penghambat integrasi nasional yang keempat adalah
pembangunan yang tidak merata. Sudah dijelaskan sebelumnya
bahwa negara Indonesia memiliki wilayah yang luas yang terdiri
dari ribuan pulau-pulau. Hal ini bisa menghambat pembangunan
menjadi tidak merata, sehingga dapat menjadi penghambat
integrasi nasional.
Contohnya, di pulau Jawa dan Indonesia bagian barat cenderung
lebih maju dari segi pembangunan jika dibandingkan wilayah
Indonesia timur. Bahkan, karena adanya pembangunan yang tidak
merata ini membuat timbulnya rasa tidak puas pada beberapa
masyarakat.

 Tergerusnya Budaya Asli Faktor penghambat integrasi


nasional yang terakhir yaitu tergerusnya budaya asli. Mulai
tergerusnya budaya asli di Indonesia juga bisa menghambat
integrasi nasional. Nilai-nilai budaya bangsa yang melemah dapat
terjadi ketika kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa. Masuk melewati kontak langsung
maupun tidak langsung.

Faktor Pendukung Integrasi Nasional


 Penggunaan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa. Jika melihat
sejarah, hal ini telah

31
dikumandangkan sejak di gelorakan Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung tinggi bahasa persatuaan Bahasa
Indonesia”. Dengan semangat para pemuda tersebut maka,
disepakati Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu tanpa
memandang perbedaan di dalamnya.
 Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa
Kesadaran akan persatuan perlu dimunculkan dalam semangat
persatuan dan kesatuan,hal ini diperlukan untuk menjalin rasa
kekeluargaan, persahabatan, dan sikap saling tolong-menolong
antar sesama dan bersikap nasionalisme, serta menjalin rasa
kemanusiaan yang memiliki sikap dan toleransi serta keharmonisan
untuk hidup secara berdampingan.

 Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang


sama yakni Pancasila
Pancasila adalah landasan idiil bangsa yang kedudukannya sangat
berpengaruh bagi jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bagi seseorang yang di dalam jiwanya terdapat sifat patriotisme
yang tinggi, maka Ia akan selalu menerapkan butir-butir Pancasila
di setiap aspek kehidupannya.

 Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong


Gotong royong berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai
suatu hasil yang didambakan. Sikap gotong royong adalah bekerja
bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara
bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil.
Serta suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan

32
secara sukarela oleh semua komponen masyarakat menurut batas
kemampuannya masing-masing

E. Tujuan dan Manfaat Integrasi Nasional dilingkungan


masyarakat
Tujuan Integrasi Nasional
Untuk tujuan terbentuknya integrasi nasional, yakni;
 Membuat kehidupan di lingkungan masyarakat yang tentram
Kehidupan yang tentram menjadi cita-cita bangsa Indonesia. Rasa
tentram akan membuat suatu bangsa semakin nyaman tinggal di
lingkungan tersebut. Rasa nyaman menjadi sesuatu yang sangat
diinginkan oleh semua orang. Integrasi nasional yang baik akan
memberikan rasa tentram kepada seluruh bangsa dan negara.

 Mengupayakan kenyaman kehidupan masyarakat


Masyarakat yang bersatu dan memiliki kebersamaan yang kuat
akan nyaman hidup di lingkungan masyarakat. Bahkan orang yang
baru saja menetap akan merasa betah jika memang tercipta
sebuah integrasi yang kuat. Integrasi akan membuat orang semakin
nyaman dan saling menghargai.

 Membentuk sebuah budaya baru


Persatuan dari berbagai daerah membuat semua orang mengenal
sifat kebudayaan yang ada. Rasa penasaran membuat seseorang
ingin belajar budaya lain yang menurutnya menarik. Hal ini jelas
akan membentuk sebuah perpaduan antara budaya yang telah
lama digenggam dengan budaya baru yang telah dipelajari.

33
Apabila ini diikuti banyak orang sangat mungkin untuk membentu
sebuah budaya baru. Integrasi dapat memberikan perubahan yang
besar.

Manfaat Integrasi Nasional

Sedangkan kegunaan yang menjadi manfaat adanya integrasi


nasional, antara lain;
 Memberikan sikap peduli terhadap sesame
Rasa kesatuan yang tinggi membuat orang saling peduli.
Kepedulian ini membuat seseorang akan memperhatikan satu
sama lain. Semakin erat rasa persatuan dan kesatuan maka akan
semakin tinggi rasa peduli kepada sesama manusia.

Manfaat ini dapat dirasakan ketika integrasi seluruh bangsa negara


sudah terbentuk dengan baik dan tidak ada pemberontakan dari
pihak manapun.
 Terjalinya hubungan yang erat sesama bangsa
Hubungan terjalin dengan baik membuat semua masyarakat akan
saling peduli. Rasa peduli ini akan semakin mempererat hubungan
sesama bangsa. Semakin erat hubungan maka semakin kuat rasa
kesatuan dan persatuan yang dimiliki. Integrasi nasional yang kuat
tentu saja akan membuat hubungan bangsa dalam suatu negara
semakin kuat.
 Mampu melaksanakan kegiatan positif bersama-sama
Orang yang rukun dan damai maka tidak akan sulit melakukan
sesuatu yang memiliki unsur kebersamaan. Rasa persatuan ini akan
membuat orang menginginkan melakukan kegiatan positif untuk

34
kepentingan bersama. Contoh nyata yang dapat kita lihat adalah
acara perayaan hari kemerdekaan. Semua orang merayakan
dengan suka cita dan melaksanakan berbagai jenis perlombaan.
 Menghormati perbedaan
Perbedaan bukanlah sebuah kesalahan dan kebencian. Adanya
perbedaan tidak membuat seseorang saling menjauh, tapi malah
saling menguatkan dan bersatu untuk menuju tujuan bersama. Hal
ini berkaitan dengan cita-cita bangsa dan negara. Integrasi
bertujuan untuk mempersatukan berbagai hal yang berbeda
menjadi kesatuan yang utuh.
 Menjalankan kehidupan sesuai dengan norma yang berlaku
Pedoman seseorang dalam kehidupan sehari-hari ialah berusaha
menjalani hidup sesuai dengan aturan yang berlaku. Aturan yang
ada di Indonesia bukan hanya hukum melainkan terdapat nilai-nilai
dan norma lainnya yang dipercayai masyarakat.
Hal ini jelas membuat masyarakat terus bersatu. Bahkan persatuan
ini akan semakin terasa ketika kita berada di daerah lain dan
menemukan berbagai jenis nilai yang belum pernah kita temui.

F. Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia


Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan
berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia.Integrasi itu
sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik untuk
menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan
yang baik bagi bangsa Indonesia,misalnya menyatukan berbagai
macam suku dan berbudaya yang ada serta menyatukan berbagai
macam agama yang ada di Indonesia.
Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan
masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara

35
yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih
mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat penting untuk
diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang
dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di
Indonesia.
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku, budaya,
dan agama. Oleh sebab itu, adanya pengaruh globalisasi yang
masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia lebih memilih
untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat upaya
integrasi tidak terwujud. Masyarakat Indonesia belum sadar akan
pengaruh globalilasi yang ternyata tidak baik bagi masyarakat
Indonesia. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia
bertindak atas wewenang sendiri maupun kelompok sehingga
konflik terjadi dimana-mana seperti pertengkaran antar suku,
pembakaran tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya. Konflik
tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan.
Upaya integrasi terus dilakukan agar Indonesia menjadi satu
kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya bhinneka tunggal
ika.
Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan
yang ada tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia
menjadi negara yang dapat mencapai tujuannya. Selain
menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di
Indonesia, masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi
terhadap sesama sehingga tidak terjadi konflik yang
berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia.

Bagaimana proses Integrasi Nasional di Indonesia ?

36
Untuk mencapai Integrasi Nasional dibutuhkan suatu proses yang
matang agar kelak keintegrasian tersebut tidak terpecah belah oleh
berbagai ancaman, gangguan, dan hambatan yang datangnya
berasal dari dalam ataupun luar negeri. Lalu bagaimanakah proses
integrasi tersebut?
a. Modal awal Integrasi Nasional adalah adanya rasa senasib dan
sepenanggungan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu
kala. Meski perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah
pada selang waktu sebelum abad 20 dengan ditandai adanya sifat
kedaerahan, akan tetapi, rasa senasib sepenanggungan yang
ditunjukkan oleh para pejuang dan pandahulu kita telah
mencerminkan adanya benih-benih yakni semangat kebangsaan,
yang pada gilirannya kelak akan membentuk keutuhan bangsa
Indonesia.
b. Memasuki pada abad 20, gejala semangat kebangsaan
semakin membara dan terlihat, dengan munculnya berbagai
organisasi atau pergerakan yang menjadi salah satu titik awal
kebangkitan nasional. Perjuangan melalui berbagai organisasi
seperti contohnya Budi Utomo, Serikat Dagang Islam yang
kemudian akhirnya menjadi Serikat Islam. Perhimpunan Indonesia
dan lain sebagainya mencitrakan bahwa adanya Integrasi Sosial
dan Kultural.
c. Pada dekade 1920an, para pemuda tampil di dalam panggung
sejarah Indonesia dengan menyongsong tema persatuan dan
kesatuan untuk menuju Indonesia yang merdeka. Melalui peristiwa
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, para pemuda
menunjukkan segala peran serta dalam pembentukan integrasi
nasional.

37
d. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan bangsa Indonesia
di dalam bernegara harus ditempuh dengan berbagai peristiwa.
Berbagai cobaan yang mengguncang keutuhan bangsa juga
dialami, ancaman dan bahaya terhadap suatu negara yang tengah
membangung keutuhan bangsa harus bisa dihadapi

G. Beragam contoh Integrasi Nasional


Membantu Antar Anggota Keluarga
Rasa cinta terhadap tanah air bermula dari dijalankannya fungsi
keluarga. Hal ini lantaran pengertian lembaga keluarga adalah
pendidikan dasar bagi setiap manusia dalam bermasyarakat
sekaligus berbangsa dan bernegara. Dalam hidup berkeluarga
apabila dibiasakan dengan membantu antar anggota keluarga
tentunya dapat menciptakan kebiasaan membantu di masyarakat
sehingga dapat tercipta rasa integrasi dalam kehidupan.

Menghargai Pendapat Antar Anggota Keluarga


Salah satu sila dalam Pancasila yaitu sila keempat berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan”.
Sila tersebut mengandung arti bahwa kita harus menghargai
pendapat orang lain termasuk dalam hidup berkeluarga kita harus
menghormati pendapat antar anggota keluarga.

Ibadah yang Rajin


Beribadah merupakan kebutuhan rohani yang dibutuhkan setiap
manusia yang memiliki agama. Dengan beribadah yang rajin maka
akan terlihat dari kebiasaan baik yang dilakukan sehari-hari. Maka,

38
menjaga ibadah secara rajin dapat mensukseskan integrasi
nasional di masyarakat Indonesia.

Saling Menghargai Antar Masyarakat


Dalam hidup bermasyarakat harus memiliki sikap saling
menghargai antar anggota masyarakat. Sikap saling menghargai
tersebut akan menumbuhkan kehidupan bermasyarakat yang
harmonis, yang kemudian dikenal istilah dengan pengertian
toleransi.

Saling Berbagi Antar Masyarakat


Mempunyai sikap saling berbagi antar anggota masyarakat adalah
hal yang wajib dimiliki. Sikap saling berbagi tersebut pada akhirnya
bukan karena tetangga membutuhkan, tapi untuk menjalin
persaudaraan antar sesama masyarakat.

Gotong Royong Antar Masyarakat


Sikap gotong royong antar masyarakat ditumbuhkan melalui
kegiatan kerja bakti, membantu masyarakat yang mempunyai
hajatan, dan lain sebagainya. Memiliki sikap gotong royong dalam
kehidupan bermasyarakat mampu untuk menumbuhkan rasa
integrasi nasional.

Mempunyai Sikap Saling Toleransi Antar Umat Beragama


Di negara Indonesia terdapat 6 agama yang berbeda-beda. Agama
tersebut adalah islam, Kristen, katolik, budha, hindu, dan
konghucu. Sebagai umat manusia kita harus dapat mentoleransi
perbedaan keyakinan tersebut agar tercipta integrasi nasional.

39
Sistem Pendidikan
Penjalanan sistem sosial terkait dengan arti pendidikan di
Indonesia bisa dikatakan sebagai bagian daripada salah satu
contoh integrasi nasional bagimana tidak dengan banyaknya
wilayah kebijakan dalam pendidikan sepenuhnya berada di
pemerintahan pusat yang diatur oleh Kemendikbud.

40
BAB IV NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pengertian
1. NEGARA
Negara adalah suatu kelompok persekutuan, alat organisasi
kewilayahan dan kedaerahan, yang memiliki sistem politik yang
membelaga dari rakyat, keluarga, desa dan pemerintah yang lebih
tinggi, terdiri dari orang-orang yang kuat memiliki monopoli,
kewibawaan, daulat, hukum, dan kepemimpinan yang bersifat
memaksa sehingga pada akhirnya memperoleh keabsahan dari luar
dan dalam negeri, selanjutnya organisasi ini memiliki kewenangan
untuk membuat rakyatnya tentram, aman ,teratur, terkendali di
suatu pihak dan di lain pihak melayani kesejahteraan dalam rangka
mewujudkan cita-cita bersama.
2. Konstitusi
Konstitusi berasal dari Bahasa Latin yaitu constitutio. Istilah ini
berkaitan dengan kata ius atau jus yang memiliki arti hukum atau
prinsip. Sehingga konstitusi bisa diartikan sebagai suatu
pernyataan mengenai susunan dan bentuk negara. Di mana yang
dipersiapkan sebelum maupun sesudah negara yang bersangkutan
berdiri.
Secara harfiah dalam bahasa Indonesia, konstitusi berarti Undang-
Undang Dasar. Ini merupakan bentuk sebuah kebiasaan
menerjemahkan istilah constitutio menjadi Undang-Undang Dasar.
Hal tersebut juga sesuai dengan kebiasaan orang-orang Belanda
serta Jerman. Yang mana dalam percakapan sehari-hari kerap
menggunakan kata “Grondwet” (Grond adalah dasar; wet
merupakan undang-undang) dan grundgesetz (Grund adalah dasar;

41
gesetz merupakan undang-undang) yang keduanya menunjukkan
naskah tertulis.
Pengertian konstitusi secara umum adalah asas-asas dasar serta
hukum suatu bangsa, negara atau kelompok sosial. Di mana yang
menentukan kekuasaan, tugas pemerintah dan menjamin hak-hak
tertentu bagi warganya. bagi sebuah negara, konstitusi merupakan
kumpulan doktrin serta praktik yang membentuk prinsip
pengorganisasian fundamental.
Pengertian konstitusi ini menjelaskan terkait apa yang bisa
dilakukan oleh tiap cabang pemerintah. Selain itu juga menjelaskan
bagaimana tiap cabang pemerintah mampu mengontrol cabang-
cabang lainnya.

Konstitusi juga berarti agregat dari dasar prinsip-prinsip yang


menjadi hukum dasar negara, organisasi atau dari entitas lain.
Umumnya akan menentukan bagaimana entitas tersebut akan
diatur. Hukum tersebut sebenarnya tidak mengatur hal-hal yang
terperinci. Melainkan hanya menjelaskan prinsip-prinsip yang
menjadi dasar bagi sejumlah peraturan lainnya.

B. Menurut Para Ahli


1. Negara
 Max Weber
Negara merupakan suatu masyarakat yang memonopoli
penggunaan kekerasan fisik yang sah dalam suatu wilayah.
 Prof. Nasroen
Negara adalah sebuah bentuk pergaulan hidup. Oleh karena itu,
sebuah negara harus ditinjau secara sosiologis agar dapat
dijelaskan serta dipahami.

42
 Harold J. Laski
Negara merupakan sebuah masyarakat yang diintegrasikan karena
memiliki wewenang yang sifatnya memaksa.
 Prof. Dr. Djokosoetono
Mendefinisikan sebuah negara sebagai organisasi manusia maupun
kumpulan individu yang berada di bawah sebuah pemerintahan
yang sama.
 Roger H. Soltau
Negara adalah sebuah agen maupun kewenangan yang mengatur
maupun mengendalikan segala persoalan bersama atas nama
masyarakat di dalamnya.
 Gettel
Negara merupakan sebuah komunitas berbagai oknum yang secara
permanen mendiami suatu wilayah tertentu, menuntut secara sah
akan kemerdekaan diri dari pihak luar serta memiliki sebuah
organisasi pemerintah serta hukum yang berjalan secara
menyeluruh di dalam sebuah lingkungan.
 Prof. Miriam Budiardjo
Negara merupakan sebuah daerah teritorial yang rakyat di
dalamnya diperintah oleh sejumlah pejabat yang berhasil
menuntut dari warga negara di dalam suatu wilayah ketaatan pada
peraturan mengenai undang-undang melalui kontrol monopolistis
terhadap kekuasaan yang sah.

2. Konstitusi
 Bolingbroke
Pengertian konstitusi adalah sekumpulan kaidah-kaidah hukum,
institusi-institusi dan kebiasaan-kebiasaan. Yang diambil dari asas

43
penalaran tertentu serta berisikan sistem umum atas dasar nama
masyarakat itu sepakat atau setuju untuk diperintah.
 K. C. Wheare
Konstitusi merupakan keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu
negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk,
mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
 Jimly Asshiddiqie
Pengertian konstitusi yakni hukum dasar yang dijadikan pegangan
dalam penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi juga dapat berupa
hukum dasar tertulis yang biasa disebut Undang-Undang Dasar
serta dapat pula tidak tertulis.
 E. C. Wade
Konstitusi yaitu suatu naskah yang memaparkan rangka serta tugas
pokok dari badan pemerintahan suatu negara. Selain itu juga
menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut
 Miriam Budiarjo
Pengertian konstitusi adalah keseluruhan peraturan. Baik tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana suatu pemerintah diselenggarakan dalam suatu
masyarakat.

C. Unsur Negara Dan Konstitusi


1. Negara
untuk melengkapi arti negara perlu kiranya diuraikan unsur -
unsur negara ada bagiannya untuk menjadi negara itu ada.
Unsur - unsur negara dikenal dalam tiga hal yaitu :
 Rakyat

44
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara.
Tanpa rakyat mustahil negara akan terbentuk. Leacock
mengatakan bahwa, " Negara tidak akan berdiri tanpa adanya
sekelompok orang yang mendiami bumi ini" . Banyak yang
menimbulkan pertanyaan dari sebuah penjelasan tersebut. Berapa
banyak jumlah penduduk untuk membuat suatu negara?. Plato
menjelaskan suatu wilayah membutuhkan 5040 penduduk atau
orang.
Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan penduduk. Penduduk ialah
semua orang yang ingin menetap disebuah wilayah atau negara
tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah yang bertujuan tidak
ingin menetap, tidak dapat disebut penduduk. Misalnya orang yang
ingin berkunjung karena wisata. Dan ada juga beberapa istilah yang
erat dengan pengertian rakyat yaitu :
a) Rumpun (ras)
Rumpun diartikan sebagai sekumpulan manusia yang
merupakansuatu kesatuan karena mempunyai ciri - ciri jasmani
yang sama, seperti warna kulit warna rambut, dan lainnya. Karena
persamaannya ciri - ciri jasmani itu maka penduduk dunia dibagi
dalam macam - macam rumpun, seperti rumpun melayu, rumpung
kuning, rumpun putih, dan sebagainya.
b) Bangsa ( volks)
Bangsa diartikan sebagai kumpulan manusia yang merupakan satu
kesatuan karena mempunyai perasaan kebudayaan. Misalnya :
bahasa adat kebiasaan, agama dan sebagainya.
c) Nazi ( natie)
Natie juga sering disebut sebagai bangsa akan tetapi mempunyai
ciri-ciri yang berbeda. Natie diartikan sebagai sekumpulan manusia
yang merupakan suatu kesatuan karena mempunyai kesatuan

45
politik yang sama. Ciri jasmaniah maupun kebudayaan bukan
syarat mutlak bagi terbentuknya suatu bangsa (natie). Oleh karena
itu disebut sebagai nasional oleh karena, negara didirikan atas
keadaan nasional. Maka rakyat mempunyai arti yang netral dan
rakyat sebagai salah satu unsur dari pada negara harus
dihubungkan dengan ikatannya dengan negara, oleh karena itu
rakyat harus dimaksudkan sebagai warga negara. Ikatan warga
negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban baginya.
 Wilayah
Wilayah tertentu ialah batas wilayah dimana kekuasaan negara itu
tidak berlaku diluar batas wilayahnya karena bisa menimbulkan
sengketa internasional, walaupun sebagai pengecualian dikenal
apa yang disebut daerah eksteritorial yang artinya kekuasaan
negara bisa berlaku diluar daerah kekuasaannya sebagai
pengecualian misalnya ditempat kediaman kedutaan asing berlaku
kekuasaan negara asing itu.

Mengenai batas wilayah negara itu orang tidak dapat melihat


dalam Undang-Undang Dasar Negara, tapi merupakan pernjanjian
(traktat) antara dua negara atau lebih yang berkepentingan dan
biasanya merupakan negara tetangga. Jika hanya antara dua
negara maka perjanjian tersebut bersifat billateral. Jika lebih maka
sifat perjanjian tersebut multilateral. Wilayah/teritori mempunyai
arti luas yang meliputi: Udara, Darat dan Laut. Ketiganya
ditentukan oleh perjanjian internasional.
Secara umum suatu wilayah terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Wilayah formal
Wilayah ini identik dengan definisi wilayah secara umum, yaitu
suatu daerah atau kawasan di muka bumi yang memiliki

46
karakteristik yang khas sehingga dapat dibedakan dari wilayah lain
di sekitarnya.
2. Wilayah fungsional
Suatu kawasan yang terdiri atas beberapa pusat wilayah yang
berbeda fungsinya.
 Pemerintah
Pemerintah merupakan alat bagi negara dalam menyelenggarakan
segala kepentingan warganya dan merupakan alat dan juga dalam
mewujudkan tujuan yang sudah ditetapkan. Pemerintah harus
diartikan luas yang mencakup semua badan-badan negara. Yang
penting adalah pemerintah yang berkuasa harus diakui oleh
rakyatnya karena pada hakekatnya pemerintah merupakan
pembawa suara dari rakyat sehingga pemerintah dapat berdiri
stabil. Demikian pula pengakuan dari luar ata negara lain.
Pemerintah adalah sekelompok orang atau organisasi yang
diberikan kekuasaan untuk memerintah serta memiliki
kewenangan dalam membuat dan menerapkan hukum di suatu
wilayah. Pemerintah merupakan lembaga atau badan publik yang
bertugas mewujudkan tujuan negara. Lembaga itu juga diberikan
kewenangan untuk melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi
pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari berbagai
lembaga dimana mereke ditempatkan.

Ada 4 funsi pemerintah, yakni :


 Pelayanan, meliputi pelayanan publik dan pelayanan sipil yang
mengedepankan kesetaraan. Pelayanan yang dilakukan
pemerintah pusat mencakup masalah luar negeri, peradilan,
keuangan, agama, pertahanan dan keamanan.

47
 Pengaturan, yakni membuat peraturan perundang-undangan
yang mengatur hubungan manusia di dalam masyarakat agar
kehidupan berjalan lebih harmonis dan dinamis.
 Pembangunan, yakni pemerintah sebagai pemacu
pembangunan, baik di baik itu infrastruktur maupun pembangunan
SDM di wilayahnya.
 Pemberdayaan, yakni pemerintah berperan mendukung
otonomi daerah sehingga masingmasing daerah dapat mengelola
sumber daya secara maksimal.
2.Konstitusi
Unsur- Unsur Konstitusi Menurut Sarvonin Lohman
unsur- unsur dari konstitusi yang sangat penting dan bisa anda
pelajari. Unsur- unsur ini juga merupakan salah satu komponen
pembentuk konstitusi agar dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia. Adapun unsur- unsur konstitusi menurut para ahli
hingga menuju pada sebuah kesimpulan mengenai unsur- unsur
konstitusi di Indonesia sendiri dan berikut penjelasannya.
 Konstitusi merupakan salah satu bentuk perjanjian
masyarakat sebagai kontrak sosial
 Konstitusi merupakan sebuah dokumen yang dapat menjamin
hak- hak asasi manusia
 Konstitusi merupakan salah satu forma reginemis, atau
kerangka pembangunan pemerintahan
Unsur- Unsur Konstitusi Menurut Sri Sumantri
 Konstitusi mengatur perlindungan HAM dan warga negara
 Konstitusi mengatur bentuk ketatanegaraan sebagai dasar
Negara
 Konstitusi menjadi pembatas dan pembagian tugas dasar
dalam ketatanegaraan

48
Unsur Konstitusi Menurut CF. Strong
 Konstitusi memuat cara mengatur berbagai macam institusi
 Konstitusi memuat berbagai macam kekuasaan kepada
institusi
 Konstitusi memuat strategi dalam pelaksanaannya
Dari semua pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
unsur- unsur dari konstitusi yang pertama, konstitusi merupakan
sebuah sistem organisasi Negara beserta lembaga- lembaga di
dalamnya. Kedua, konstitusi berisi tugas dan wewenang dari tiap
lembaga Negara serta tata kerja antara lembaga satu dan lainnya.
Ketiga, konstitusi memuat penjaminan HAM serta warga
negaranya.

Unsur- Unsur Konstitusi Berdasarkan UUD 1945


Di atas merupakan unsur- unsur konstitusi menurut para ahli dan
secara umum, selain itu konstitusi sendiri digunakan Negara
sebagai dasar untuk melaksanakan pemerintahan. Adapun tujuh
unsure pokok UUD 1945 sebagai konstitusi di Indonesia. Berikut ini
merupakan tujuh unsur- unsur konstitusi berdasarkan UUD 1945.
 Unsur Hukum, semua kegiatan serta prilaku warga Negara
tidak boleh menyimpang dari hukum dan UUD 1945.
 Unsur Sistem Konstitusi, sistem pemerintahan dilaksanakan
dalam konstitusi yaitu hukum dasar bukan dalam absolutism yaitu
kekuasaan tidak terbatas
 Unsur Kedaulatan Rakyat, MPR merupakan lembaga
pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi dimana MPR menjadi
perwujudan dari kedaulatan rakyat.

49
 Unsur Persamaan Hak, berdasarkan UUD 1945 semua warga
Negara memiliki HAM yang sama tanpa adanya perbedaan status
sosial, ekonomi, agama, ras, suku, dan budaya.
 Unsur Kekuasaan Kehakiman, kekuasaan kehakiman harus
berdiri sendiri tanpa adanya pengaruh dan tekanan dari pihak lain.
 Unsur Pembentukan Undang- Undang, Presiden merupakan
salah satu anggota DPR namun, DPR bukanlah presiden dimana
keduanya yang menentukan pembentukan Undang- Undang.
 Unsur Sistem Pemerintahan, Presiden memiliki wewenang
dalam menyusun cabinet dan para mentrinya berdasarkan UUD
1945.

D. Tujuan, Fungsi Negara dan Konstitusi


1. Tujuan Negara
Setiap warga negara yang berdiri pasti mempunyai tujuan tertentu.
Dimana tujuan negara yang satu dengan yang lain adalah berbeda-
beda. Hal ini disebabkan oleh penguasa negara yang sedang
memerintah. Sebab negara berdiri bertujuan untuk mencapai
kebahagiaan bersama semua orang yang masuk dalam organisasi
negara tersebut.
Indonesia misalnya, memiliki tujuan negara yang tertuang pada
pembukaan UUD 1945. Tujuan negara bisa menjadi cita-cita serta
visi dan misi berdirinya negara. Tujuan dari setiap negara
dipengaruhi oleh tempat, sejarah pembentukan, dan pengaruh dari
penguasa negara yang bersangkutan.

Secara umum, tujuan negara Bermacam-macam antara lain :


a) Untuk memperluas

50
kekuasaan Ajaran negara kekuasaan menyatakan bahwa
kekuasaan berarti kebenaran, dan dengan bertambahnya
kemajuan dilapangan lain. Negara kekuasaan menghendaki agar
negaranya menjadi besar dan jaya. Untuk mencapai tujuan maka
rakyat dijadikan alat perluasan, kepentingan orang perseorangan
ada di bawah kepentingan bangsa dan negara.
b) Untuk menyelenggarakan ketertiban hukum
Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum segala
kekuasaan dari alatalat pemerintahan berdasarkan atas hukum,
semua orang harus tunduk kepada hukum, sebab hukumlah yang
berkuasa dalam negara tersebut
c) Untuk mencapai kesejahteraan umum
Negara bertujuan ungin mewujudkan kesejahteraan umum.
Negara dipandang sebagai alat yang dibentuk manusia untuk
mencapai tujuan bersama, yakni suatu tatanan masyarakat yang
didalamnya ada kebahagiaan, kemakmuran dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat negara itu

Fungsi Negara
Dalam bukunya “Web of Goverment”, Mac Iver mengemukakan
fungsi negara dari segi transformasi (transformation function of
goverment). Dari segi transformasi itu, fungsi negara mencakup:
 Fungsi kebudayaan (cultural function), di mana fungsi cultural
atau kebudayaan ini sesungguhnya terletak pada aktivitas individu.
Karena itu negara harus hanya memajukan dan mengintensifkan
saja usaha-usaha yang dijalankan oleh rakyat dalam aktivitas
budaya.

51
 Fungsi kesejahteraan umum (public walfare function), yaitu
semua aktivitas manusia yang ditujukan kepada untuk seluruh
lapisan masyarakat.
 Fungsi ekonomi (economic function), di mana negara secara
aktif turut campur dalam bidang perekonomian, dengan maksud
agar dapat menjamin kehidupan yang layak bagi warga negaranya.

2. Tujuan Konstitusi
Setiap konstitusi memiliki tujuan tertentu. Berikut tujuan
konstitusi:
 Sebagai Batasan dan Pengawasan
Tujuan konstitusi adalah untuk memberikan batasan dan
pengawasan terhadap kewenangan pemerintah, sehingga
menghindari kesewenang-wenangan. Di Indonesia, sebagai negara
dengan sistem kepemimpinan terpusat atau presidensial, Dewan
Perwakilan Rakyat atau DPR dibutuhkan untuk mengawasi jalannya
pemerintahan. Fungsi pengawasan DPR bertujuan mencegah
kesewenang-wenangan presiden dan wakil presiden. Sebaliknya,
presiden juga memberikan persetujuan terhadap undang-undang.
 Perlindungan terhadap HAM
Konstitusi memiliki tujuan sebagai pelindung HAM. Setiap
pemimpin, baik pemerintah maupun masyarakat wajib saling
menghormati hak asasi manusia. Perlindungan terhadap hak asasi
manusia tercantum dalam batang tubuh UUD 1945 Pasal 28. Selain
hak sebagai manusia, pasal 28 juga memuat kewajiban pemerintah
dalam melindungi setiap hak warga negaranya secara hukum.
Kehadiran pasal 28 mencegah terjadinya konflik masyarakat.

52
 Pedoman Pelaksanaan Negara
Konstitusi bertujuan untuk memberikan pedoman bagi
penyelenggara negara yang memiliki kekuasaan agar negara tetap
kokoh. Pedoman pelaksanaan negara di Indonesia diwujudkan
melalui pembagian kekuasaan ke dalam lembaga eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Lembaga eksekutif oleh presiden dan wakil
presiden. Lesislatif oleh Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR,
Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR, dan Dewan
Perwakilan Daerah atau DPD. Sedangkan yudikatif oleh
Mahakamah Agung atau MA, Mahkamah Konstitusi atau MK, dan
Komisi Yudisial atau KY. Sehingga tujuan negara dapat diwujudkan
melalui tata cara dan pedoman sesuai wewenang masih-masing
lembaga.

Fungsi Konstitusi
Pada dasarnya, fungsi konstitusi tidak jauh berbeda dengan
tujuan konstitusi. Berikut fungsi konstitusi, yaitu:
- Konstitusi sebagai dokumen nasional yang mengandung
perjanjian luhur.
- Konstitusi sebagai piagam kelahiran negara baru. Konstitusi
sebagai sumber hukum tertinggi.
- Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambang persatuan.
Konstitusi sebagai alat untuk membatasi kekuasaan. Konstitusi
sebagai pelindung HAM.

E. Hubugan antara Negara dan Konstitusi


Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk
melaksanakan dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma

53
ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD
(Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam
Pembukaan UUD 45 tercantum dasar negara Pancasila,
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar
Negara.

F. Implementasi bernegara dan konstitusi dalam kehidupan sehari


hari
contohnya sendiri pada hak asasi manusia (HAM) salah satunya
sendiri pada pasal 28c ayat 1 dan 2 tentang hak pengembangan diri
yang berbunyi :
1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya,
demi kesejahteraan umat manusia.
2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya.

Jadi sesuai pasal tersebut, setiap orang dapat bebas


mengembangkan diri untuk kemakmuran mereka sendiri, dan
negara harus melindungi itu, juga harus memfasilitasi seperti
amanat konstitusi.
Contoh yang paling sederhana dalam pengembangan diri yang
harus di fasilitasi negara adalah sekolah, kita tau sekarang
pemerintah menyerukan wajib sekolah 9 tahun, yang itu sendiri
sesuai dengan UUD 1945 pasal 28c di atas.

54
BAB V HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
A. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pengertian Hak Secara Umum
Hak memiliki artian secara umum. Pengertian hak secara umum
adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang
yang telah ada sejak lahir. Sehingga dapat diartikan bahwa hak
adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia sejak lahir dan harus
didapatkan atau terpenuhi untuk setiap orang yang memiliki hak
tersebut. Hal ini dapat digunakan untuk meninjau makna hak yang
dimiliki oleh setiap manusia terlebih terkait hak kebebasan
berpendapat di muka umum sebagai warga negara Indonesia dan
batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak memiliki pengertian
tentang suatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan,
kekuasaan, untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh
undang-undang dan aturan), kekuasaan yang benar atas sesuatu
atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat
Dapat disimpulkan bahwa hak adalah suatu hal yang dimiliki dan
dipunyai oleh seseorang sesuai dengan peraturan
perundangundangan untuk menuntut suatu hal yang memang
harus didapatkannya. Tinjauan tersebut digunakan untuk
mengetahui dan memahami hak kebebasan berpendapat di muka
umum sebagai warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta relevansinya
dengan makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di muka
umum.

55
Pengertian Kewajiban Secara Umum
Kewajiban memiliki pengertian secara umum. Pengertian secara
umum dari kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai
suatu keharusan untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota
warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat.
Berdasarkan pengertian secara umum, maka kewajiban merupakan
segala sesuatu yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh setiap
individu sehingga pantas untuk memperoleh suatu hak. Sehingga
dapat dikaitkan dengan kewajiban dan hak warga negara dalam
menyatakan pendapatnya di muka umum. Jadi tidak sematamata
hanya menyampaikan pendapat di muka umum, namun juga
memperhatikan kewajiban yang ada. Berdasarkan tinjauan
tersebut maka sangat relevan untuk mengetahui dan memahami
kewajiban dan hak warga negara Indonesia yang termasuk batasan
dalam menyatakan pendapat di muka umum.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kewajiban
adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan).
Dapat diartikan bahwa kewajiban adalah segala sesuatu yang wajib
dipenuhi sehingga dapat memperoleh hak setelahnya. Hal ini
sangat relevan dengan kewajiban dan hak warga negara dalam
menyatakan pendapatnya di muka umum sehingga dapat
digunakan untuk meninjau makna dan batasan hak kebebasan
berpendapat di muka umum.

56
B. Menurut Para Ahli
MENURUT PROF. DR. NOTONEGORO
Beliau mengungkapkan bahwa hak adalah sebuah kuasa untuk
menerima atau melakukan suatu hal yang memang semestinya
diterima atau dilakukan. Dalam hal ini, tidak bisa dilakukan atau
diterima oleh pihak yang lain. Sedangkan
kewajiban sebagai sebuah beban memberikan suatu hal yang
sudah semestinya diberikan oleh pihak tertentu. Dalam hal ini tidak
bisa diberikan oleh pihak yang lain dan sifatnya bisa dituntut secara
paksa jika tidak dipenuhi. Kewajiban juga diartikan sebagai suatu
hal yang harus dilakukan.
MENURUT CURZON
membagi hak menjadi 5 kelompok. Hak sempurna dapat
dipaksakan melalui hukum. Hak utama adalah hak yang diperluas
hak-hak tambahan. Hak publik adalah hak yang dimiliki
masyarakat. Hak positif adalah hak melakukan perbuatan tertentu.
Hak milik adalah hak yang berhubungan dengan barang atau
kedudukan.
Curzon juga membagi 5 kelompok kewajiban. Kewajiban mutlak
yaitu kewajiban diri sendiri. Kewajiban publik yaitu kewajiban
mematuhi hak publik. Kewajiban positif yaitu kewajiban
menghendaki dilakukan sesuatu. Kewajiban umum yang berlaku
untuk umum. Kewajiban primer yang tidak timbul dari perbuatan
melawan hukum.
MENURUT PROF. R. M. T. SUKAMTO NOTONAGORO
hak adalah sebuah kuasa menerima atau melakukan suatu hal yang
memang semestinya diterima atau dilakukan. Dalam hal ini tidak
bisa dilakukan dan diterima oleh pihak lainnya. Hak dan kewajiban

57
warga negara, keduanya bisa dituntut paksa oleh yang
bersangkutan.
Sementara itu, Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan
oleh pihak tertentu dan bisa dituntut paksa oleh orang yang
berkepentingan. Kewajiban dapat timbul karena keinginan dari diri
sendiri dan orang lain. Kewajiban ini bisa muncul dari hak yang
dimiliki oleh orang lain.

C. Pengakuan dan Pengaturan Hak Dan Kewajiban Dalam Sistem


Hukum Di Indonesia
1. Hak Dan Kewajiban Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Dalam sistem hukum di Indonesia telah diakui dan diatur terkait
hak dan kewajiban. Kedua hal tersebut ada di dalam
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
memuat pasal mengenai hak dan kewajiban, diantaranya adalah :
a. Pasal 26 ayat (1) : “yang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.”
b. Pasal 26 ayat (2) : “syarat-syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang-undang.”
c. Pasal 27 ayat (1) : “bahwa segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.”
d. Pasal 27 ayat (2) : “bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”

58
e. Pasal 28 : “bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang.”
f. Pasal 30 ayat (1) : “bahwa hak dan kewajiban warga negara
untuk ikut serta dalam pembelaan negara”
g. Pasal 30 ayat (2) : “pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undangundang.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan UndangUndang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bahwasanya hak dan
kewajiban warga negara Indonesia telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan ketentuannya
masing-masing. Hak warga negara Indonesia untuk kesejahteraan
melalui pekerjaan dan kehidupan yang layak, serta hak warga yang
paling utama dalam paham demokrasi yaitu hak untuk menyatakan
pendapat dan pikirannya. Serta kewajiban warga negara untuk
mentaati peraturan hukum dan menjaga persatuan bangsa

2. Macam-Macam Hak dan Kewajiban


Pengakuan dan pengaturan hak warga negara Indonesia yang telah
diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 salah satu diantaranya adalah memuat macam-macam
hak dan kewajiban tersebut. Setiap warga Indonesia memiliki hak
dan kewajban yang sama, diantaranya adalah :

a. Hak Warga Negara Indonesia


1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan” (Pasal 27 ayat 2).

59
2) Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan : “setiap
orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya.”(Pasal 28A)
3) “Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah” (Pasal 28B ayat 1).
4) Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang”.
5) “Hak untuk mempunyai hak milik pribadi. Hak untuk hidup,
hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.” (Pasal 28I ayat
1).

Berdasarkan macam-macam uraian hak yang tercantum dalam


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
tersebut, dapat diartikan bahwasanya hak setiap warga negara
Indonesia telah diatur dalam ketentuan peraturan pemerintah dan
setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk
mensejahterakan hidupnya dalam kehidupan setiap individu
maupun kehidupan berbangsa dan bernegara dalam beberapa
aspek hingga mencapai kesejahteraan tersebut.

Hal ini berkaitan dengan hak kebebasan berpendapat di muka


umum, karena dalam peraturan perundang-undangan tersebut
telah mencakup juga mengenai hak untuk berekspresi, terlebih
Indonesia adalah negara demokrasi. Sehingga dapat digunakan
untuk meninjau makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di
muka umum.

60
b. Kewajiban Warga Negara Indonesia
1) Wajib mentaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berbunyi : “segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27
ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menyatakan : “setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.”
3) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J
ayat 1 mengatakan : “Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain.”
4) Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undangundang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan
hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan,
dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
5) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”

Berdasarkan macam-macam kewajiban yang tercantum dalam


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

61
dapat dijelaskan bahwa kewajiban setiap warga negara Indonesia
telah diatur oleh peraturan perundang-undangan sehingga bersifat
mengikat dan wajib untuk dipenuhi. Sehingga sebagai warga
negara Indonesia sudah seharusnya menjalankan kewajibannya
untuk ikut serta menjaga pertahanan dan keamanan negara dan
menjaga perdamaian antar sesama dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara Asing Di Indonesia


Bagi warga Negara asing yang mendapat izin tinggal juga menerima
hak dan kewajibanselama berada di Indonesia antara lain :
a. Kewajiban untuk tunduk dan patuh pada peraturan undang-
undangan.
b. Hak untuk menerima perlindungan atas diri dan hartanya.
c. Tidak memiliki hak untuk dipilih dan memilih.
d. Tidak mempunyai hak dan kewajiban untuk beda agama
Pelaksanaan hak warga Negara dalam UUD NRI 1945 dikaitkan
langsung dengankewajiban Karena memang mempunyai
keterkaitan. Karenanya perumusan hak dankewajiban itu
dicantumkan dalam satu pasal seperti pasal 27 ayat (1) “segala
warga Negarabersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintah dan wajib menjunjung hukum danpemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”. Dalam kaitan ini dapat
diketengahkanmasalah hak-hak warga Negara misalnya masalah
pendidikan, kesejahteraan sosial danpertahanan. Sebelum
amandemen tidak ada Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI 1945.
Halini di sebabkan Hak Asasi Manusia tidak sesuai dengan paham
Negara integralistik yang dianut UUD NRI 1945. Paham Negara
integralistik yang di ajarkan oleh Spinoza, Adam Mullerdan Hegel

62
bukanlah untuk menjamin perseorangan atau golongan, namun
untuk menjaminmasyarakat secara persatuan.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terkait satu sam lain,
sehingga dalampraktik harus di jalankan dengan seimbang. Hak
merupakan segala sesuatu yang pantas danmutlak untuk di
dapatkan oleh individu sebagai anggota warga Negara sejak masih
beradadalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakn seuatu
keharusan/kewajiban bagi individudalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga Negara guna mendapat pengakuan akanhak
yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan
kewajiban tidakberjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan,
maka akan terjadi suatu permasalahanyang akan menimbulkan
gejola masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu
baikdalam kehidupan masyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Dalam hal ini sering terlihat permasalahan antara hak dan
kewajiban, terutama dalambidang lapangan pekerjaan dan tingkat
kehdupan yang layak bg setiap warga Negara.Lapangan pekerjaan
dan tingkat jehidupan yang layak merupakan hal yang perlu
diperhatikan. Pasal 27 ayat (2) UUD NRI 1945 menjelaskan bahwa “
tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusian”. Secara garis besardapat di jelaskan
bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak
untuksetiap warga Negara sebagai salah satu tanda adanya
prikemanusiaan. Lapangan pekerjaanmerupakan sarana yang di
butuhkan guna menghasilakan pendapat yang akan
digunakandalam pemunahan kehidupan yang layak. Penghidupan
yang layak dapat di artikan sebagaikemampuan dalam melakukan
pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, dan papan.

63
E. Perbedaan Hak dan Kewajiban Warga Negara
Tujuan mengetahui perbedaan hak dan kewajiban tidak lain ialah
untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban itu
sendiri. Kuncinya adalah dengan cara mengetahui posisi diri kita
sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya.
Hak dan kewajiban merupakan dua istilah yang tak bisa
terpisahkan. Hak dan kewajiban terkait satu sama lain. Perbedaan
hak dan kewajiban dapat diibaratkan sebuah koin logam yang
memiliki dua sisi, melihatnya dari sudut pandang yang berbeda
namun berada dalam satu kesatuan yang sama.

64
BAB VI DEMOKRASI INDONESIA BERDASARKAN UUD 1945

A. Pengertian DEMOKRASI
Indonesia menerapkan sistem demokrasi untuk pemilihan umum
dan kebebasan berpendapat warganya. Dalam sebuah negara,
nilai-nilai demokrasi perlu dipahami dan diamalkan. Hampir semua
negara menerapkan sistem demokrasi. Kata demokrasi sendiri
berasal dari bahasa Yunani, demos artinya rakyat dan cratein atau
cratos bermakna kekuasaan atau kedaulatan.
Demokrasi adalah sebuah sistem alternatif yang menjadi tatanan
aktivitas masyarakat dan negara. Hampir semua negara
menyatakan sebagai negara yang mengedepankan rakyatnya.
Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang
berlandaskan pada nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam
Pancasila. Ideologi ini lahir dari sistem demokrasi yang
dilaksanakan dengan mengambil nilai dasar pada asas-asas
Pancasila. Karena pancasila sendiri merupakan bentuk cerminan
jati diri bangsa Indonesia. Sehingga dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, kita harus senantiasa mengamalkan asas-asas yang
terdapat di dalamnya, termasuk dalam kehidupan politik.

Demokrasi Menurut Para Ahli :


Abraham Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
Joseph A. Schemer
Demokrasi adalah suatu rencana institusi untuk mencapai
keputusan politik. Individu bisa mendapatkan kekuasaan untuk
memutuskan dan memperjuangkan suara rakyat

65
Sidney Hook
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan, dimana keputusan
pemerintah secara langsung tidak langsung berdasarkan
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat.
Henry B. Mayo
Demokrasi adalah sistem politik yang menunjukkan kebijakan
umum atas dasar wakil yang diawasi oleh rakyat, melalui pemilihan
secara berkala atas dasar kebebasan politik.

B. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila


Apa yang membedakan ideologi bangsa Indonesia ini dengan
paham demokrasi lainnya?
a.Kedaulatan dan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat.
b.Adanya perindungan terhadap Hak Asasi Manusia.
c.Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah
untuk mufakat.
d.Menjamin keseimbangan antara hak dan kewajiban warga
negara.
e.Tidak menganut paham monopartai (partai tunggal).
f.Tidak adanya partai pemerintah ataupun oposisi, semuanya
netral demi mencapai tujuan kesejahteraan rakyat.
g.Aspirasi disalurkan melalui wakit-wakil rakyat di dalam
pemerintahan.
h.Kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan
segelintir orang.
i.Pemilu dilaksanakan secara jujur dan adil.

66
j.Menjamin tidak adanya diskriminasi antara mayoritas dan
inoritas.

C. Sejarah Perkembangan Demokrasi Di Indonesia


1. Orde Lama

Berawal dari dilantiknya Soekarno-Hatta sebagai presiden dan


wakil presiden sehari setelah kemerdekaan negara Indonesia
dideklarasikan, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.

Pada saat itu pemerintah Indonesia belum mengatur sistem apa


yang akan dianut oleh negara Indonesia. Presiden dan wakil
presiden pun pada saat itu masih mencari sistem apa yang
sekiranya cocok untuk dianut dan dijalankan oleh negara ini.
Sistem presidensial pun dipilih oleh Soekarno-Hatta sebagai sistem
yang akan dijalankan pada masa awal kemerdekaan. Sistem yang
digunakan tersebut berpusat kepada presiden dan wakil presiden
sehingga pada saat itu rakyat Indonesia mempercayakan segalanya
kepada Soekarno-Hatta. Dalam menjalankan tugasnya, Soekarno-
Hatta didampingi oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan
membentuk Kabinet Presidensial. Dengan dijalankannya sistem
presidensial, timbul kekhawatiran bahwa akan adanya absolutisme
dari pemerintah. Untuk itu, demi menghindari absolutisme atau
kekuatan dari satu pihak, pemerintah Indonesia mengeluarkan 3
maklumat.

1. Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945,


yang berisikan perubahan KNIP menjadi lembaga legislatif.
2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang
pembentukan partai-partaai politik.

67
3. Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 tentang
perubahan sistem pemerintahan dari sistem presidensial ke sistem
parlementer.
Sistem parlementer pun dianut dan kedaulatan sepenuhnya
digenggam oleh rakyat. Dengan berjalannya sistem ini Presiden
membentuk satu kabinet lagi, namun kabinet ini tidak berjalan
lama. Hal itu disebabkan oleh banyaknya tantangan yang masih
harus dihadapi oleh Indonesia baik dari dalam maupun luar negeri.
Salah satunya adalah adanya keinginan Belanda untuk kembali ke
Indonesia. Berbagai perjanjian dilakukan untuk menengahi konflik
antara Indonesia dan Belanda. Perjanjian Linggarjati, Perjanjian
Renville, dan Perjanjian Roem-Royen. Namun perjanjian-perjanjian
tersebut tak kunjung menemui jalan tengah.
Hingga pada akhirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa turun tangan
untuk menengahi konflik antara kedua negara dengan
mengadakan Konferensi Meja Bundar. Konferensi ini
diselenggarakan di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus hingga 2
November 1949. Salah satu dari hasil Konferensi Meja Bundar
adalah kembalinya kedaulatan seutuhnya ke tangan Indonesia
setelah Belanda yang masih berusaha untuk menguasai kembali
negara yang dulu pernah dijajahnya itu. Tentu saja, Konferensi ini
dianggap sebagai momentum yang penting bagi sejarah Indonesia.
Dengan koneksi langsung ke Kerajaan Belanda yang dimiliki
Indonesia, Indonesia merubah namanya menjadi Republik
Indonesia Serikat (RIS). Pada masa ini Indonesia terbagi menjadi
beberapa negara-negara bagian dan sistem kepemimpinan dan
pemerintahan pada era RIS pun berubah. Sistem yang dijalankan
selama RIS memang membuat posisi Indonesia menjadi lemah.
Namun, kondisi Indonesia yang pecah dan terbagi ke beberapa

68
bagian ini akhirnya terlalui dengan umur yang hanya sebentar.
Sistem ini hanya berjalan selama satu tahun. Ada banyak negara
bagian RIS yang tidak puas dengan berlangsungnya sistem ini.
Negara-negara bagian tersebut mengusulkan untuk kembali
menjadi Republik.
Pada tanggal 15 Agustus 1950, usulan untuk kembali menjadi
Republik diterima oleh Presiden RIS, Soekarno. Lalu pada tanggal
17 Agustus 1950 dengan ditandatanganinya UUD Sementara
Republik Indonesia (UUDS 1950) sebagai pengganti UUD RIS,
sistem Republik pun kembali dijalankan oleh Indonesia. Tidak ada
lagi nama RIS, tidak ada lagi negara-negara bagian di dalam satu
negara Indonesia. Sampailah kita ke sistem yang menjadi pokok
tulisan ini yaitu Demokrasi. Dengan dibubarkannya RIS, sejak tahun
1950, Indonesia sudah menganut sistem Demokrasi. Namun
demokrasi yang dianut indonesia pertama kali adalah Demokrasi
Liberal. Berjalannya sistem demokrasi ini menemui berbagai
penyesuaian. Demokrasi Liberal dianggap tidak cocok dijalankan di
Indonesia. sehingga Soekarno sebagai Presiden mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menjadi penanda dijalankannya
sistem Demokrasi Terpimpin. Kemudian sistem ini berubah kembali
seiring turunnya Soekarno dari bangku kepresidenan Indonesia.
Setelah berbagai kejadian terjadi, salah satunya G30S-PKI, masa
pemerintahan Soekarno dengan Demokrasi Terpimpinnya pun
berakhir. Soeharto pun mengambil alih kursi kepemimpinan
Indonesia dengan menjalankan sistem Demokrasi Pancasila.
2. Demokrasi Pancasila gaya orde baru

Robohnya demokrasi terpimpin sempat membawa harapan baru,


kehidupan demokrasi yang lebih baik. Banyak pihak termasuk

69
kalangan intelektual dan mahasiswa menaruh harapan pada aktor
baru yang kemudian menyebut dirinya sebagai “Orde Baru” untuk
membedakan diri dengan demokrasi terpimpinnya Sukarno yang
kemudian populer disebut “Orde Lama”. Mahasiswa dengan
bersemangat ikut merobohkan sisa-sisa bangunan konsepsi
Sukarno. Bahkan Hatta sendiri awalnya juga menaruh harapan
terhadap orde baru. Pertemanpertemuan diadakan untuk
membahas konsep baru, konsep angkatan 66 untuk membangun
orde baru. Orde baru berusaha menunjukkan diri secara
meyakinkan sebagai penyelamat dan pembela Pancasila dan UUD
1945 yang murni. Mereka lahir karena “orde lama” telah terlalu
jauh menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni. Begitu
pula soal demokrasi. Demokrasi haruslah dibangun berdasarkan
kaidah-kaidah dalam Pancasila dan UUD 1945. Malahan setiap
usaha untuk berpaling atau menggeser Pancasila dan UUD 1945
harus diminimalisir sedini mungkin sekalipun harus dengan
memanipulasi parlemen. Sekilas konsepsi baru ini nampak indah
dan menggembirakan, sesuai dengan demokrasi ala Indonesia yang
diharapkan oleh Hatta. Namun harapan itu kian memudar. Orde
baru dengan segera tumbuh sebagai penafsir tunggal atas
Pancasila dan UUD 1945. Orde baru mulai tumbuh sebagai
kekuatan yang ingin mengontrol segala hal bahkan soal ingatan
dan tafsir Pancasila. Kenyataannya setiap kebijakan orde baru
terutama upayanya membangun demokrasi Pancasila jatuh pada
sikap otoriter yang sebenarnya. Demokrasi Pancasila hanya suatu
pulasan tipis untuk pertumbuhan suatu demokrasi yang
sebenarnya demi kepentingan kelompok penguasa. Demokrasi
parodi di tengah panggung politik, parlemen lumpuh dan tinggal
jadi kumpulan yes man, pemilu bahkan sudah diketahui hasilnya

70
sebelum dimulai. Rakyat dijauhkan dari politik, dari proses
berdemokrasi yang sebenarnya atas nama hal-hal seperti stabilitas,
keamanan, dan pertumbuhan ekonomi. Soeharto sebagai
pemimpin orde baru semakin mengokohkan dirinya sebagai
pemimpin tunggal. Anehnya dunia barat yang terkenal demokratis
itu sama sekali tak mempermasalahkan berbagai tindakan
Soeharto yang kontroversial dan membiarkannya memegang
tampuk kekuasaan selama 32 tahun. Semua itu mendapat restu
dan disambut gembira oleh kubu negara demokratis, pembela
dunia bebas (free word) yang dipimpin Amerika Serikat.

3. Demokrasi Pancasila Era Reformasi

Pada masa reformasi, Aspinall (2004) mengatakan bahwa


Indonesia sedang mengalami saat yang demokratis. Inisiatif politik
yang dimotori oleh Amien Rais mendorong reformasi terus
bergulir. Reformasi yang gegap gempita tersebut memberikan
secercah harapan akan munculnya tata kehidupan yang benar-
benar demokratis, yang ditandai dengan booming munculnya
banyak parpol baru, kebebasan berserikat, kemerdekaan
berpendapat, kebebasan pers, dan sebagainya, yang merupakan
ciri-ciri demokrasi. Muncul tuntutan-tuntutan terhadap reformasi
politik karena adanya optimisme perbaikan implementasi
demokrasi. Ada tiga alasan munculnya optimisme semacam ini
(Aspinall, 2004), yaitu: (1) Meluasnya antusiasme terhadap
reformasi;(2) Kedalaman krisis ekonomi yang dipercaya berakar
pada korupsi dan kurangnya pertanggung jawaban yang meresapi

71
sistem politik, sehingga reformasi demokratis diyakini merupakan
solusi; (3) Perpecahan di kalangan elite politik yang berkuasa.

Namun, di balik dinamika reformasi yang penuh akselerasi tinggi,


nampaknya masih belum banyak kekuatan-kekuatan sosial politik
yang benar-benar memiliki kesungguhan untuk menggelindingkan
demokrasi. Sekalipun berbagai pranata bangunan demokrasi kini
telah terbentuk, namun di sana sini paradoks demokrasi masih
banyak dijumpai. Demokrasi yang dibangun dan dipahami lebih
mengacu pada demokrasi yang bersifat prosedural kelembagaan
ketimbang demokrasi yang mengacu pada tata nilai.

Berbagai paradoks yang masih berkembang di era reformasi sering


membuat kita untuk berpikir ulang dan mengedepankan
pertanyaan kritis: Apakah masa transisi ini akan bisa dilewati
dengan baik sehingga terbentuk consolidated democracy, atau kita
gagal melaluinya sehingga yang muncul adalah consolidated
anarchy yang dapat menggiring kita kembali pada sistem
otoritarian dan militeristik?

Menurut Suharso (2002) setidaknya tercatat berbagai paradoks


demokrasi yang patut dikritisi saat ini :

1. berkembangnya kekerasan politik, anarki, radikalisme,


percekcokan massal yang sering dilanjutkan dengan adu fisik
secara kolektif, pemaksaan kehendak, dan berbagai perilaku
menyimpang lainnya yang justru mencerminkan perilaku anti
demokrasi. Politik zero sum game (dan bukan win-win) dalam
rangka menenggelamkan lawan politik menjadi praktek-praktek
lazim yang menumbuhkan rasa takut untuk berbeda. Tumbuh

72
ketakutan politik diam-diam di berbagai kalangan masyarakat,
termasuk mereka yang kritis, hanya karena merasa berbeda
dengan kekuatan politik yang ada. Demokrasi nyaris tidak menjadi
sebuah alam pikiran dan kearifan untuk toleran terhadap
perbedaan. Gejala monopoli untuk menang sendiri mulai marak,
bahkan sampai ke bentuk fisik, dengan menggunakan simbul-
simbul milik partai, kendati harus memakai berbagai fasilitas
publik.
2. berkembangnya konspirasi politik yang sangat pragmatis
dengan mereka yang dulu anti demokrasi, yang diwarnai dengan
semangat kental hanya sekedar demi meraih kemenangan Pemilu
tanpa menunjukkan komitmen serius dalam mengagendakan
demokrasi.
3. demokrasi mulai dimasukkan hanya sekedar sebagai retorika
politik ketimbang sebagai sebuah agenda politik. Ketika
keseragaman pada Orde Baru dihujat habis-habisan, kini sebagian
kekuatan demokratik berargumentasi bahwa demokrasi tidak
harus selalu berisi perbedaan tetapi juga kesamaan. Ketika pilihan
tunggal ala Orde Lama digugat, kini juga tumbuh retorika bahwa
pilihan tunggal itu juga demokratik. Kesan yang tumbuh ialah
bahwa demokrasi bukan lagi sebagai idealisme dan agenda yang
harus diperjuangkan untuk mencerahkan kehidupan berbangsa
dan bernegara, tetapi lebih sebagai alat dan isu untuk meraih
kekuasaan.
4. ketika kultus individu yang diperagakan oleh rezim Soeharto
dengan berbagai simbolnya dihujat keras untuk dihabisi, kini
sebagian masyarakat politik malahan memperagakan simbolisasi-
simbolisasi figur kepemimpinan yang membawa warna kultus
individu dalam bentuk lain. Simbol-simbol budaya politik Orde Baru

73
bahkan mulai dibangkitkan kembali, seakan merupakan potret
kehidupan politik yang benar. Berbagai upaya untuk membangun
sentralisasi otoritas dengan mobilisasi simbolsimbol kharisma
politik mulai dilakukan, dalam rangka memberikan kesan bahwa
telah lahir sebuah potensi kepemimpinan baru yang sangat layak
untuk memimpin Indonesia ke depan. Tidak jadi soal apakah
kharisma politik itu nyata atau semu, yang penting ada pesona
yang ditawarkan sebagai sebuah komoditas politik.

Sejumlah ironi atau paradoks demokrasi yang muncul di


permukaan era reformasi ini menunjukkan, betapa terjal jalan yang
harus ditempuh oleh bangsa ini menuju demokrasi yang
sesungguhnya. Bahwa, ternyata tidak mudah untuk mewujudkan
demokrasi secara jujur, jernih dan bertanggung jawab, baik pada
tingkat alam pikiran maupun lebih-lebih sebagai politik yang
tersistem. Perjuangan demokrasi akhirnya harus berhadapan
dengan godaan-godaan kekuasaan di tengah sejumlah jerat politik
yang sebenarnya adalah anti demokrasi.

D. Fungsi dan Tujuan Demokrasi Pancasila


Sebagai paham yang diberlakukan dalam sistem politik dan
pemerintahan di Indonesia, demokrasi pancasila punya banyak
fungsi diantaranya :
 Terjaminnya rakyat untuk ikut serta dalam proses
pemerintahan.
 Terjaminnya hukum dapat ditegakan sesuai dengan UUD dan
pancasila.
 Pemerintah harus bertanggung jawab atas kebijakannya
kepada rakyat.
 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

74
 Segala bentuk keputusan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat.

Secara umum, fungsi dan tujuan paham ini adalah menciptakan


kebijakan umum yang sesuai dengan kehidupan sosial budaya serta
jati diri bangsa Indonesia. Setidaknya harus mengutamakan nilai-
nilai yang ada pada setiap asas pancasila ke dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini beberapa tujuan penting yang ingin
diwujudkan lewat paham demokrasi pancasila :
 Menumbuhkan kesadaran akan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
 Menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan damai.
 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
 Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia.
 Mencapai tujuan untuk mensejahterakan rakyat.
 Menerapkan musyawarah untuk mufakat demi menyelesaikan
suatu masalah.
 Menjamin setiap warga negara mendapatkan hak dan
kewajibannya.
 Menjaga norma-norma sosial tetap teratur.
 Mencegah tindakan-tindakan yang melanggar norma sosial.

E. Asas Asas Demokrasi Pancasila


Asas adalah suatu prisip dasar yang digunakan sebagai acuan
ketika akan membuat suatu keputusan. Dalam paham yang
digunakan di negara Indonesia, ada asas-asas yang digunakan
antara lain :
1. Asas Kerakyatan
Demokrasi adalah sebuah sistem yang berpusat pada rakyat.
Semua bentuk kebijakan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan juga

75
untuk rakyat. Sehingga dalam asas ini kita mengutamakan
kepentingan rakyat untuk memenuhi cita-citanya.
2. Asas Musyawarah
Dalam menyelesaikan sebuah masalah atau mengambil sebuah
keputusan, harus dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat.
Karena kita akan mengambil sebuah kesepakatan yang berlaku
untuk kebaikan umum.
3. Asas Kedaulatan Rakyat
Dalam sistem demokrasi, sebuah negara harus menjunjung tinggi
kekuasaan yang ada di tangan rakyat. Sehingga segala bentuk
kebijakan harus dengan kehendak serta untuk kepentingan rakyat.
4. Asas Kekeluargaan
Paham ini menjamin setiap orang mempunyai hak untuk turut
serta dalam proses demokrasi dan dianggap sebagai keluarga.
Sehingga walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam proses
pelaksanaan pemerintahan diharapkan tidak menimbulkan konflik
sosial. Kita harus selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
5. Asas Kekuatan Mayoritas
Maksud dari mayoritas disini bukanlah kelompok tertentu yang
memiliki anggota lebih banyak dari yang lainnya. Namun lebih
merujuk pada pendapat atau ide yang memiliki suara terbanyak
dalam suatu permusyawaratan. Sehingga ia dianggap sebagai suara
mayoritas yang harus dihormati oleh setiap anggota musyawarah
lainnya.
6. Asas Minoritas
Hal ini menekankan pada terjaminnya hak-hak bagi masyarakat
minoritas. Mereka harus tetap mendapatkan apa yang menjadi
bagiannya dalam sistem demokrasi sama seperti kelompok
mayoritas tanpa adanya perbedaan.

76
7. Asas Terjaminnya HAM
Paham demokrasi pancasila begitu menjunjung tinggi yang
namanya Hak Asasi Manusia. Salah satunya dalam bentuk
penyampaian aspirasi, dimana negara tidak boleh membatasi
kebebasan tersebut penyampaian pendapat dari seorang rakyat
(sesuai dengan UUD).
8. Asas Luberjudil
Istilah tersebut merupakan singkatan dari Langsung, Umum, Bebas,
,Rahasia, Jujur dan Adil. Dimana masing-masing kata memiliki
maksud dan tujuan tersendiri yakni :

 Langsung : Setiap individi bisa memberikan pendapat dan


aspirasinya tanpa perlu perantara.
 Umum : Bermakna setiap orang bisa ikut serta dalam proses
demokrasi.
 Bebas : Warga negara dapat dengan bebas menyampaikan
pendapat tanpa harus takut akan intervensi dari pihak manapun.
 Rahasia : Setiap bentuk keikutsertaaan dalam demokrasi bisa
dirahasiakan tanpa pemaksaan untuk membukanya kepada publik.
 Jujur : Proses demokrasi harus dilakukan dengan asas
kejujuran.
 Adil : Proses demokrasi dilaksanakan secara adil tanpa
memihak golongn tertentu
9. Asas Persamaan
Negara harus menempatkan setiap individu di tempat yang sama
dengan kedudukan yang sama. Negara tidak boleh membedakan
rakyat dan membatasi hak dan kewajiban yang dimilikinya.
10. Asas Toleransi

77
Indonesia adalah negara dengan berbagai macam suku bangsa
yang berbeda-beda. Oleh karena itulah sangat penting untuk
menjunjung yang namanya toleransi. Meskipun berasal dari
kelompok yang berbeda, hal tersebut tak boleh menjadi pemicu
konflik kepentingan. Justru harus menjadi alasan untuk bersatu
agar menjadi lebih kuat.

F. Bukti Negara Demokrasi dalam Pembukaan UUD 1945


Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari bukti
normatif dan empirik. Bukti normatif dapat ditemukan UUD 1945
sebagai konstitusi negara. Bukti yang menunjukkan Indonesia
adalah negara demokrasi tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
alinea keempat.

Pembukaan UUD 1945 menunjukkan bahwa negara Indonesia


adalah negara demokrasi yang berbunyi "maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat...."
(Penggalan alinea keempat Pembukaan UUD 1945)
Selain Pembukaan UUD 1945, bukti normatif juga terdapat dalam
Batang Tubuh. Berikut pasal-pasal yang menyebutkan Indonesia
adalah negara demokrasi.
1. Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi "Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar."
2. Pasal 28 yang berbunyi "Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang."

78
Bukti normatif juga terdapat dalam konstitusi Republik Indonesia
Serikat (RIS) dan UUDS 1945, sebagai berikut:

1. Konstitusi RIS Pasal 1


- Ayat (1) berbunyi "Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan
berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan
berbentuk federasi"
- Ayat (2) berbunyi "Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia
Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan
Perwakilan Rakyat dan Senat"
2. Dalam UUDS 1950 Pasal 1:
- Ayat (1) berbunyi "Republik Indonesia yang merdeka dan
berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan
berbentuk kesatuan"
- Ayat (2) berbunyi "Kedaulatan Republik Indonesia adalah
ditangan rakyat dan dilakukan oleh pemerintah bersama-sama
dengan Dewan Perwakilan rakyat".

79
BAB VII PENEGAKAN HUKUM NEGARA YANG BERKEADILAN

A. Pengertian
penegakan hukum secara etimologi penegakkan hukum terdiri dari
dua kata yang berbeda yang masing-masing kata bisa kita urai satu
persatu. Kata yang satu adalah penegakkan dan satunya hukum.
Penegakkan memiliki arti sebagai suatu proses, perbuatan, cara
menegakkan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hukum memiliki definisi atau arti yang bermacam-macam, ada
yang mengartikan hukum adalah ide tentang atau yang bertujuan
mencipta:
keadilan,ketertiban,keamanaan,ketentraman,kepastian,kelestarian
kontiunitas, effisiensi, satu sama lain tergantung dari keadaan atau
kasus dimana para pihak berada. Hukum adalah kaidah atau
peraturan-peraturan tingkah laku dan adalah kebiasaan
masyaarakat yang memuat atas suruhan dan larangan
Pada Negara hukum seperti Indonesia penegaan supremasi hukum
adalah merupakan hal mutlak yang harus diberikan oleh Negara
sebagai kewajiban dan tugas dari negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan yang adil serta menciptakan keteraturan sosial bagi
masyarakat dalam Negara tersebut, terlebih lagi Indonesia adalah
negara hukum yang berdasarkan Pancasila. Pancasila sumber dari
segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia, Pancasila meru-
pakan sumber dari hukum positif yang ada di Indonesia dan
Pancasiala di gunakan sebagai pedoman pembuatan peraturan
perundang-undangan di Indonesia.

80
Menurut Para Ahli :
John Austin
hukum merupakan perintah dari mereka yang memegang
kekuasaan tertinggi atau dari yang memegang kedaulatan.
Menurut Austin, hukum adalah yang dibebankan untuk mengatur
makhluk berpikir, perintah mana dilakukan oleh makhluk berpikir
yang memegang dan mempunyai kekuasaan. Austin beranggapan
bahwa hukum yang sebenarnya yaitu hukum yang dibuat oleh
penguasa bagi pengikut-pengikutnya mengandung 4 (empat)
unsur, yaitu perintah, sanksi, kewajiban dan kedaulatan.
Friedrich Karl Von Savigny
hukum merupakan perwujudan dari kesadaran hukum masyarakat
(Volkgeist). Menurutnya semua hukum berasal dari adat istiadat
dan kepercayaan, bukan dari pembentuk undangundang.
Rudolph Von Ihering
mengemukakan bahwa hukum merupakan suatu alat bagi
masyarakat untuk mencapai tujuannya. Von Ihering menganggap
hukum sebagai sarana untuk mengendalikan individu-individu, agar
tujuannya sesuai dengan tujuan masyarakat dimana mereka
menjadi warganya.
Hestu Cipto Handoyo
mengungkapkan bahwa “hukum” bila ditinjau dari sudut
kefilsafatan adalah mempelajari sebagian dari tingkah laku
manusia, yaitu tingkah laku (atau perbuatan manusia) dalam
kehidupan antar pribadi yang akibatnya diatur oleh hukum dengan
menitikberatkan pada tujuan keserasian antara ketertiban dengan
kebebasan/ketenteraman dan dalam pergaulan hidup itu tercakup
pula dalam aspek pemenuhan kedamaian.

81
B. Upaya meningkatkan peran penegak hukum untuk menumbuhkan
kesadaran hukum anggota masyarakat.
Pelaksanaan hukum di dalam masyarakat selain tergantung pada
kesadaran hukum masyarakat juga sangat banyak ditentukan oleh
aparat penegak hukum, oleh karena sering terjadi beberapa
peraturan hukum tidak dapat terlaksana dengan baik oleh karena
ada beberapa oknum penegak hukum yang tidak melaksanakan
suatu ketentuan hukum sebagai mana mestinya. Hal tersebut
disebabkan pelaksanaan oleh penegak hukum itu sendiri yang tidak
sesuai dan merupakan contoh buruk dan dapat menurunkan citra
.Selain itu teladan baik dan integritas dan moralitas aparat penegak
hukum mutlak harus baik, karena mereka sangat rentan dan
terbuka peluang bagi praktik suap dan penyelahgunaan wewenang.
Uang dapat mempengaruhi proses penyidikan, proses penuntutan
dan putusan yang dijatuhkan. Dalam struktur kenegaraan modern,
maka tugas penegak hukum itu dijalankan oleh komponen
yudikatif dan dilaksanakan oleh birokrasi, sehingga sering disebut
juga birokrasi penegakan hukum. Eksekutif dengan birokrasinya
merupakan bagian dari bagian dari mata rantai untuk mewujudkan
rencana yang tercantum dalam (peraturan) hukum. Kebebasan
peradilan merupakan essensilia daripada suatu negara hukum saat
ini sudah terwujud dimana kekuasaan Kehakiman adalah merdeka
yang bebas dari pengaruh unsur eksekutif, legislatif .serta
kebebasan peradilan ikut menentukan kehidupan bernegara dan
tegak tidaknya prinsip Rule of Law.

82
C. Keadilan yang dikehendaki oleh Pancasila
Unsur-unsur penegakan hukum terutama dalam melakukan
putusan hukum yang harus diperhatikan adalah hukum itu sendiri,
masalah ukuran keadilan, dan juga punishment atau hukuman
yang diberikan kepada pelaku hukum itu. Jika mengacu pada
konsep keadilan dari Aristoteles, maka jenis keadilan hanya ada
dua yaitu : keadilan distributuf dan keadilan komutatif
1. Keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan kepada
setiap orang sesuai dengan jatah menurut jasanya. Disini yang
ditekankan adalah kesebandingan antara apa yang dikerjakan
dengan hasil yang didapatkan.
2. keadilan komulatif adalah keadilan yang memberikan jatah
tiap orang sama banyak tanpa mengingat jasa yang pernah
dilakukan oleh orang tersebut.
Pada alinea keempat tersebut tecerminkan bahwasannya Negara
mem berikan perlindungan yang maksimal kepada warganegra
Indonesia yang tanpa diskriminasi, Umar Kayam menyatakan
bahwa manusia Indonesia sesungguhnya sudah tertanam sifat
Pancasila hal ini dapa dilihat dengan refleksinya yang menyatakan :
(1) sila I, berdasarkan intuisinya tumbuh kesadaran bahwa ia
adalah makhluk Tuhan
(2) sila II, tumbuh kesadaran bahwa ia adalah manusia beradab
dan memiliki rasa keadailan
(3) sila III, tumbuh kesadaran sebagai makhluk sosial suatu rasa
solider dengan masyarakat lainnya, untuk bersatu dalam
berbangsa dan bernegara
(4) sila IV, berdasarkan kemampuan mengobjektivikasi tumbuh
kesadaran untuk bermusyawarah, komu nikasi yang ditunjang oleh
kemampuan berbahasa

83
(5) berdasarkan kesadaran dari sila I sampai dengan IV
tumbuhlah hasrat untuk berlaku adil kepada sesama manusia.

Pada dasarnya manusia Indonesia sudah memiliki bekal keadilan


yang termanifestasikan serta tertanamkan dalam sila-sila pancasila
yang dapat memberikan pandangan tentang bagaimana
seharusnya manusia Indonesia melaksanakan hukum dan
konsekuensinya terhadap apa yang telah dilakukan, tidak sekedar
dihayati namun juga selalu diusahakan dan diprkatikkan agar nilai-
nilai Pancasila selalu melekat pada diri manusia itu sendiri dan
menajdi bagian yang tak terpisahkan oleh manusia Indonesia.
Pancasila perlu digalakkan lebih jauh lagi dan lebih jelas konkrit lagi
agar masyarakat hukum yang berkeadilan Pancasila dapat
terwujud.

Pancasila memberikan jaminan keadilan serta jaminan penegakan


hukum yang memenuhi rasa keadilan didalamnya, Pancasila
menawarkan perlindungan maksimal pada setiap warga negaranya
kepada siapapun serta bagaimanapun keadaan dari warga Negara
tersebut, pancasila memberikan perlindungan tidak terkecuali
kepada perempuan dan anak yang teancam terkena kejahatan
seksual, pancasilapun mmeberikan perlindungan khususnya pada
peraturan perundang-undangan yang dibuat, walaupun peraturan
perundang-undangan tersebut masuh jauh dari pemenuhan rasa
adil yang diharapkan oleh Pancasila.

Kebanyakan masyarakat Indonesia menilai dan melihat bahwa


hukum yang ada di Indonesia semakin tumpul ke atas dan lancip ke
bawah. Maksud dari pernyataan tersebut adalah hukum yang

84
berlaku di Indonesia saat ini selalu menguntungkan pemerintah
atau kalangan penguasa di Indonesia seperti para pejabat, anggota
dewan atau orangorang yang memiliki kekuasaan di Indonesia.
Sedangkan untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah yang
tidak memiliki kekuasaan, orang awam sebagai rakyat kecil mereka
tidak mendapatkan sebuah keadilan dari hukum banyak yang
tertindas, karena hukum lebih memprioritaskan dan memihak
orang-orang kalangan atas, meskipun kejahatan yang mereka
lakukan lebih kejam dan merugikan banyak pihak, orang-orang
kecil bahkan merugi kan bangsa Indonesia. Melalui hukum
masyarakat hendaknya mencapai ketertiban umum dan keadilan.

D. Bidang-bidang Hukum
Hukum dibagi ke dalam beberapa bidang, hukum pidana atau
hukum publik, hukum perdata atau hukum pribadi, hukum tata
negara, hukum internasional, hukum adat, dan hukum lingkungan.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bidang hukum.
1. Hukum Pidana
Hukum pidana adalah peraturan yang menentukan perbuatan apa
saja yang tidak boleh dilanggar dan termasuk dalam tindak pidana.
Hukum pidana juga mengatur sanksi apa saja yang bisa dijatuhkan
jika melanggar hukum pidana.Hukum pidana merupakan bagian
dari hukum yang berlaku di suatu negara. Hukum pidana bukanlah
mengadakan norma sendiri, namun sudah ada pada norma lain.

Hukum pidana bersumber pada hukum tertulis dan tidak tertulis.


Indonesia belum memiliki Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Maka dari itu, Indonesia masih memberlakukan hukum pidana
yang merupakan warisan dari pemerintah kolonial. Sistematika

85
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana adalah, Buku I tentang
ketentuan umum,Buku II tentang kejahatan, Buku III tentang
pelanggaran.

Hukuman yang bisa dijatuhkan kepada pelanggar hukum pidana


yaitu:
a. hukuman mati
Hukuman mati ini tidak berlaku di negara-negara yang
menghapuskan hukuman mati seperti negara Belanda. Indonesia
sendiri masih memberlakukan hukuman mati meskipun masih
banyak pro dan kontra terkait hukuman ini.

b. hukuman penjara
Hukuman penjara dibedakan menjadi hukuman penjara seumur
hidup dan penjara sementara. Hukuman penjara paling sedikit 1
tahun dan maksimal 20 tahun. terpidana harus tinggal di dalam
penjara selama masa hukuman dan wajib melakukan pekerjaan
yang telah ditentukan.

c. hukuman denda
Terpidana boleh memilih apakah ingin membayar denda atau
menggantinya dengan hukuman kurungan. Hukuman kurungan ini
tidak seberat hukuman penjara. Hukuman kurungan dijatuhkan jika
pelanggaran yang dilakukan tidak terlalu berat. hukuman kurungan
ini paling maksimal 6 bulan lamanya.
d. hukuman tutupan
Hukuman tutupan dijatuhkan berdasarkan alasan politik pada
orang-orang yang telah melakukan kejahatan. Hukuman tutupan
ini adalah hukuman penambahan pidana.

86
2. Hukum Perdata
Hukum perdata adalah peraturan yang mengatur hak dan
kewajiban seseorang dengan badan hukum. Istilah hukum perdata
pertama kali dikenal dalam bahasa Belanda, bahkan sumber
hukum Perdata berasal dari kitab Burgerlijk Wetboek atau Kitab
Undang-undang Hukum Perdata. Sejarah hukum perdata di
Indonesia memiliki hubungan dengan hukum perdata Eropa yang
diberlakukan Hukum perdata romawi.
Hukum Perdata Belanda berasal dari hukum perdata Perancis.
Pada waktu itu dianggap sebagai hukum yang sangat sempurna.
Hukum privat ini berlaku di Perancis dan dimuat dalam dua
kodifikasi. Ketika Perancis menguasai Belanda, kedua hukum
kodifikasi itu juga diberlakukan di Belanda, bahkan masih
digunakan ketika 24 tahun pasca kemerdekaan Belanda. Setelah
itu, Belanda mulai menyusun kitab Undang-Undang untuk hukum
perdata.

Kitab Undang-undang Hukum perdata tersusun atas bab:


a. tentang orang, bab ini mengatur hukum tentang manusia sendiri
dan kekeluargaan.
b. tentang kebendaan, bab ini mengatur segala hal yang memiliki
hubungan dengan hukum benda dan warisan.
c. tentang perikatan, bab ini mengatur segala hak dan kewajiban
antara orang dengan orang, dengan badan hukum dan pihak-pihak
tertentu.
d. tentang pembuktian, bab ini mengatur segala alat pembuktian
dan akibat hukumnya.
3. Hukum Tata Negara

87
Hukum tata negara adalah hukum hubungan tertentu, yang
muncul dalam perjalanan sejarah dan diatur oleh hukum yang
disebut negara. Jadi, hukum tata negara berhubungan dengan
negara. Dalam hukum internasional, negara merupakan subjek
hukum internasional. Dalam hukum privat, negara adalah badan
hukum yang tunduk pada hukum. Sebuah negara yang independen
dalam hubungan eksternal, diatur oleh hukum yang secara hukum
mengatur hubungan satu sama lain.

Hukum tata negara adalah hukum utama yang membentuk kantor


pemerintahan, memberikan kekuasaan, dan mengatur hubungan
dengan warga negara. Ini adalah ciri hukum tata negara yang
mengatur hubungan dengan melibatkan pemerintah. Terutama
hubungan antara berbagai lembaga pemerintah. Hubungan dengan
warga negara cenderung dalam bidang hukum administrasi, kecuali
jika kita berbicara tentang alokasi alat kekuasaan kepada warga
negara. tidak semua negara memiliki konstitusi. Namun, negara
yang tidak mempunyai konstitusi biasanya memiliki jus commune
atau yang disebut dengan hukum tanah air. Hukum tanah air berisi
tentang sejumlah peraturan imperatif dan konsensus. Peraturan
tersebut meliputi aturan hukum adat, konvensi, hukum hakim, dan
norma internasional.
4. Hukum Internasional
Hukum internasional adalah hukum yang mengatur segala aktivitas
berskala internasional. Hukum internasional pada awalnya hanya
diartikan sebagai aturan dalam hubungan antarnegara. Hukum
internasional memiliki beberapa bentuk perwujudan dan pola
perkembangannya. Ada hukum internasional regional, hukum yang

88
berlaku sebatas daerah lingkungan berlakunya, seperti Hukum
internasional Amerika – Amerika Latin.
Selain itu juga mengatur konsep perlindungan kekayaan hayati
laut. Sedangkan hukum internasional khusus adalah kaidah yang
berlaku khusus untuk negara-negara tertentu seperti konvensi
Eropa mengenai HAM. Hukum internasional merupakan hukum
yang berdasarkan pikiran masyarakat internasional yang terdiri dari
sejumlah negara yang memiliki kedaulatan dan kemerdekaan. yang
dimaksud adalah negara yang berdiri sendiri atau tidak berada di
bawah kekuasaan negara lain. Hukum internasional memiliki
subjek hukum yang meliputi negara, organisasi internasional dan
individu.
5. Hukum Adat
Hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis. Hal ini karena tidak
ada aturan hukum yang tercatat. Contoh hukum adat adalah
peraturan menteri, ia tidak mendapat lagi kepercayaang dari
mayoritas DPR dan harus mengundurkan diri dari jabatannya.
Aturan seperti itu tidak tertulis dalam undang-undang, namun hal
itu merupakan aturan yang umum. Tidak ada kewajiban hukum
bagi menteri ini untuk pengunduran dirinya, namun, keharusan ini
merupakan hal yang biasa dalam politik nasional.

6. Hukum Lingkungan
Hukum lingkungan adalah hukum yang mengatur pola lingkungan
dan semua perangkatnya, selain itu hukum lingkungan juga
mengatur kondisi bersama manusia yang berada dalam pengaruh
lingkungan tersebut.

89
Hukum lingkungan memiliki tiga pilar yang harus dijaga yaitu
ekonomi, lingkungan hidup dan masyarakat. Ketiga pilar yang
berkolaborasi dengan baik ini akan melahirkan konsep
pembangunan yang berkepanjangan.
Hukum lingkungan adalah disiplin ilmu yang mencakup aspek tata
lingkungan, perlindungan lingkungan, kesehatan lingkungan,
kesehatan manusia, tata ruang, otonomi daerah, aspek sektoral,
internasionalisasi lingkungan hidup dan penegakkan hukum.
Hukum lingkungan di Negara Indonesia diatur dalam Undang-
Undang No 32 tahun 2009. Undang-Undang No 32 ini juga
mengatur tentang melestarikan lingkungan serta mencegah
kerusakan lingkungan.

E. Fungsi dan tujuan Hukum


Fungsi dari hukum yaitu:
1. Sebagai sarana pengendali sosial. sebuah sistem yang
menerapkan aturan-aturan mengenai perilaku yang benar.
2. Sebagai sarana untuk mengadakan perubahan pada
masyarakat.
3. Sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat.
4. Sebagai sarana dalam mewujudkan keadilan sosial.
5. Sebagai sarana dalam pergerakan pembangunan.
6. Sebagai fungsi kritis, melakukan pengawasan baik pada
aparatur pengawas, aparatur pelaksana dan aparatur penegak
hukum.
7. Sebagai alat untuk mengikat anggota dalam masyarakat
sehingga kelompok jadi semakin erat eksistensinya.

90
8. Sebagai alat untuk membersihkan masyarakat dari kasus yang
mengganggu masyarakat dengan cara memberikan sanksi baik
pidana, perdata, administrasi dan sanksi masyarakat.
9. Sebagai alat untuk melakukan alokasi kewenangan dan
putusan terhadap badan pemerintahan.
10. Sebagai alat stimulasi sosial. Hukum bukan alat yang hanya
digunakan untuk mengontrol masyarakat, namun juga meletakan
dasar-dasar hukum yang bisa menstimulasi dan memfasilitasi
interaksi di antara masyarakat dengan tertib dan adil.

Tujuan hukum

Masyarakat adalah pelaku, bukan alat atau objek yang mempunyai


kepentingan dan tuntutan yang diharapkan bisa dilaksanakan
dengan baik. Berikut adalah tujuan dari hukum:

1. Kaidah hukum memiliki tujuan untuk melindungi kepentingan


manusia dari bahaya yang mengancam.
2. Mengatur hubungan antara sesama manusia agar tercipta
ketertiban dan diharapkan bisa mencegah terjadinya konflik di
antara manusia.
3. Hukum melindungi kepentingan manusia baik secara individu
ataupun kelompok. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang
juga membutuhkan perlindungan kepentingan agar
kepentingannya bisa terlindungi dari ancaman sekelilingnya.
4. Hukum memiliki tujuan untuk mewujudkan kebahagiaan yang
sebesar-besarnya untuk semua orang. Tidak hanya memberi
nafkah hidup, tapi juga memberi makan yang berlimpah,
perlindungan dan mencapai kebersamaan.

91
5. Hukum menjadi sarana untuk memelihara dan menjamin
ketertiban.

F. Norma Hukum dalam Kehidupan sehari-hari


Norma hukum menjadi salah satu aturan yang perlu diterapkan di
tengah kehidupan sosial bermasyarakat. Norma hukum sendiri
adalah salah satu norma yang bersifat tetap karena memiliki sifat
mengatur dan memaksa. Umumnya, norma hukum
dipresentasikan secara tertulis atau memiliki bukti fisik. Jika
seorang tidak mengindahkan norma hukum, akan ada sanksi atau
hukuman yang diberikan.
Norma hukum mengatur hampir semua kegiatan individu dalam
bermasyarakat. Baik itu kegiatan yang dilakukan di rumah, sekolah,
maupun di tempat umum. Nah, berikut adalah contoh penerapan
norma hukum yang biasa ditemukan di kehidupan sehari-hari.
Keluarga
a).sesama anggota keluarga tidak diperkenankan saling
menganiaya, menghina, dan menyakiti.
b.)Tidak diperkenankan untuk pulang larut malam.
c.)Harus berlaku adil dan tidak diperbolehkan melakukan penipuan
terhadap sesama anggota keluarga.
d.)Harus saling menghormati antar anggota keluarga.
f.)Tidak boleh membuang sampah sembarang di rumah.
Sekolah
a.)Siswa diwajibkan hadir paling lambat 10 menit sebelum bel
berbunyi.
b.)Siswa diwajibkan memakai seragam rapi dengan atribut lengkap.

92
c.)Siswa dilarang menggunakan makeup secara berlebihan dan
mewarnai rambut.
d.)Siswa dilarang membawa benda-benda tajam dan berbahaya
f.)Siswa tidak diperbolehkan tidak masuk tanpa keterangan atau
membolos.
g.)Seluruh siswa diwajibkan mengikuti ucapara pengibaran
bendera setiap hari Senin.
h.)Siswa tidak diperbolehkan berkata kasar, melakukan kekerasa,
dan menciptakan keributan di lingkungan sekolah.

Masyarakat Umum
a.)Tamu yang berk.unjung lebih dari 1×24 Jam wajib dilaporkan
kepada ketua RT
b.)Warga baru dalam sebuah wilayah wajib lapor kepada ketua RT
dan ketua RW.
c.)Setiap anggota keluarga harus membayar iuran kas RT setiap
bulannya
d.)Setiap warga harus menjaga kebersihan lingkungan dan tidak
boleh membuang sampah sembarangan.
e.)Setiap keluarga harus mengirimkan perwakilannya berupa laki-
laki di atas 17 tahun untuk ikut serta dalam siskamling guna
menunjang keamanan wilayah.
f.)Setiap warga harus turut serta dalam acara RT/RW dan jika
berhalangan maka dapat memberikan perwakilan.
g.)Setiap warga negara wajib membayar pajak sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Pembayaran pajak bertujuan
untuk kepentingan negara dan memnuhi hajat hidup orang banyak.
h.)Setiap orang harus memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) saat
mengendarai kendaraan bermotor.

93
i.)Setiap orang harus memakai atribut lengkap ketika berkendara.
j.)Para pedagang tidak diperkenankan berjualan di area pejalan
kaki.

94
BAB VIII GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGIS DI INDONESIA
A. Pengertian Geopolitik dan Geostrategi
secara etimologi, geopolitik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Geos
yang berarti bumi yang menjadi tempat hidup dan pemberi
kehidupan serta wilayah negara. Sementara itu politik berasal dari
kata "politeia". Politeia itu sendiri berasal dari kata "polis" yang
berarti "kota/negara atau kesatuan masyarakat yang berdiri
sendiri, dan "teia" yang berarti kebijakan/urusan yang bermakna
kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Jadi politeia
berarti kebijakan penyelenggaraan negara. Secara umum,
pengertian geopolitik juga bisa diartikan sebagai sistem politik atau
peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi
nasional yang didorong oleh letak geografis suatu negara.
Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu negara
manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan
Yang Maha Esa dan sebagai pemimpin. Kedudukan manusia
tersebut mencakup tiga segi hubungan, yaitu: hubungan antara
manusia dengan Tuhan, hubungan antar manusia, dan hubungan
antara manusia dengan makhluk lainnya. Manusia dalam
melaksanakan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua
bidang, universal filosofis dan sosial politis. Bidang universal
filosofis bersifat transenden dan idealistik. Sedangkan bidang sosial
politis bersifat imanen dan realitis yang bersifat lebih nyata dan
dapat dirasakan. Di Indonesia yang termasuk dalam bidang sosial
politik adalah produk politik yang berupa UUD 1945 dan aturan
perundangan lainnya yang mengatur proses pembangunan
nasional.
Sebagai negara kepulauan dan berineka Indonesia mempunyai
kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan

95
keadaan geografi yang strategis dan kaya sumberdaya alam.
Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu
bangsa dan satu tanah air,sebagaimana telah diperjuangkan oleh
para faunding father bangsa ini. Dorongan kuat untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan melalui Sumpah Pemuda tahun 1928 dan
berlanjut pada proklamsi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Dalam pelaksaannya Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi
dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan, regional, nasional
maupun internasional. Dalam hal ini Indonesia harus memiliki
pedoman. Salah satu pedoman Indonesia adalah wawasan
geopolitik dan geostrategi yang berpijak pada wujud wilayah
nusantara dan kebijakan yang di ambil oleh pemerintah untuk
mempertahankan wilayah negara indonesia yang selanjutnya kita
sebut dengan wawasan kebangsaan atau wawasan nusantara.
Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi
merujuk kepada ruang hidup nasional, wadah, atau tempat
hidupnya bangsa dan negara Indonesia. Strategi diartikan sebagai
ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan
damai. Atas dasar pengertian sederhana diatas, bangsa Indonesia
memandang geostrategi sebagai strategi dalam memanfaatkan
keadaan atau konstelasi geografi negara Indonesia untuk
menentukan kebijakan tujuan, dan sarana-sarana guna
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional bangsa
Indonesia.
Wawasan Kebangsaan/Nusantara Secara terminologi wawasan
nusantara di definisikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD

96
1945 serta sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita
nasionalnya.
B. Geopolitik dan Geostrategi Menurut Para Ahli
Geopolitik Menurut para ahli:
Frederich Ratzel
Geopolitik adalah sebagai suatu ilmu politik yang menjadi peletak
dasar-dasar suprastruktur untuk kekuatan suatu negara dalam
mewadahi pertumbuhannya.
Peter Haggett
Makna geopolitik sebagai cabang ilmu geografi adalah mengkaji
mengenai aspek keruangan pemerintah, mencakup hubungan
regional, atau hubungan internasional, yang ada di muka bumi.
Rudolf Kjellen
Pengertian geopolitik adalah suatu seni serta praktek penggunaan
kekuasaan politik atas suatu wilayah tertentu.

Geostrategi menurut para ahli :


James Rogers dan Luis Simon
Geostrategi adalah tentang penggunaan kekuasaan atas ruang-
ruang yang sangat kritis di permukaan bumi; tentang menyusun
kehadiran politik atas sistem internasional. Ini bertujuan untuk
meningkatkan keamanan dan kemakmuran seseorang; tentang
membuat sistem internasional lebih makmur; tentang membentuk
daripada dibentuk. Sehingga dalam hal ini geostrategi adalah
tentang mengamankan akses ke jalur perdagangan tertentu,
kemacetan strategis, sungai, pulau, dan laut. Ini membutuhkan
kehadiran militer yang luas, biasanya berkaitan dengan pembukaan

97
stasiun militer di luar negeri dan pembangunan kapal perang yang
mampu memproyeksikan kekuatan samudra dalam.
Jakub J. Grygiel
Geostrategi adalah arah geografis dari politik luar negeri suatu
negara. Lebih tepatnya, geostrategi menggambarkan di mana
suatu negara memusatkan upayanya dengan memproyeksikan
kekuatan militer dan mengarahkan aktivitas diplomatik. Asumsi
yang mendasari adalah bahwa negara memiliki sumber daya yang
terbatas dan tidak mampu, bahkan jika mereka bersedia, untuk
melakukan tous asimuths kebijakan luar negeri.

Sebaliknya mereka harus fokus secara politik dan militer pada


wilayah tertentu di dunia. Geostrategi menggambarkan dorongan
kebijakan luar negeri suatu negara dan tidak berurusan dengan
motivasi atau proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
geostrategi suatu negara tidak selalu dimotivasi oleh faktor
geografis atau geopolitik. Suatu negara dapat memproyeksikan
kekuasaan ke suatu lokasi karena alasan ideologis, kelompok
kepentingan, atau hanya keinginan pemimpinnya.

C. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia


Kata wawasan mengandung arti pandangan, tinjauan, penglihatan
atau tanggap inderawi, sedangkan istilah nusantara dipergunakan
untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan
pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan
Samudera Indonesia serta di antara benua Asia dan benua
Australia.
Wawasan Nusantara adalah geopolitik Indonesia, yang diberi
pengertian sebagai cara pandang dan sikap bangsa insonesia

98
mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah
dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam
setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia dikembangkan


berdasarkan latar belakang filosofi sebagai berikut:
a. Falsafah Pancasila
Wawasan Nusantara dikembangkan berdasarkan falsafah pancasila
yang mengandung nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan, keadilan
dan keberadaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk
mencapai mufakat, serta kesejahteraan guna menciptakan suasana
damai dan tenteram menuju kebahagiaan dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara Indonesia dari generasi ke generasi.
b. Aspek Kewilayahan Nusantara
Kondisi objektif geografi Indonesia terletak pada posisi silang yang
sangat strategis, dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan
negara lain. Hal tersebut menjadi aspek yang melatarbelakangi
pengembangan Wawasan Nusantara. Kondisi objektif geografi
Indonesia mengandung beraneka ragam kekayaan alam baik yang
di dalam maupun di atas permukaan bumi, potensi di udara dan
ruang antariksa dan jumlah penduduk yang besar yang terdiri atas
berbagai suku yang masing-masing memiliki budaya, adat istiadat/
tradisi, dan pola kehidupan yang beraneka ragam.
c. Aspek Sosial Budaya
Wawasan Nusantara juga dikembangkan berdasarkan kondisi
objektif bangsa Indonesia yang beraneka ragam budaya, adat
istiadat, agama, dan bahasa serta sistem masyarakat dan
organisasi kemasyarakatannya. Kepemilikan itu merupakan

99
warisan yang diterima secara emosional dan bersifat mengikat
secara kuat ke dalam, karena itu sangat sensitive sifatnya. Faktor-
faktor negatif secara sosial-budaya dapat menimbulkan disintegrasi
atau perpecahan bangsa secara bersama-sama oleh seluruh rakyat
Indonesia, oleh karenanya harus diupayakan untuk dihilangkan.

d. Aspek Kesejarahan
Bangsa Indonesia lahir di atas perjalanan sejarah yang sangat
panjang, sedangkan semangat kebangsaan untuk menjadi bangsa
merdeka ditandai dengan lahirnya Organisasi Budi Utomo.
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan buah dari perjuangan yang
dilandasi semangat tersebut. Oleh karena itu semangat
kebangsaan yang telah dibangun susah payah oleh generasi
terdahulu seharusnya dapat tetap dipelihara dan dipertahankan
oleh generasi saat ini. Wawasan Nusantara dikembangkan
berdasarkan aspek kesejarahan atas dasar pengalaman sejarah
yang tidak menerima terulangnya perpecahan dalam lingkungan
bangsa dan negara Indonesia.

D. Unsur-Unsur Geopolitik Indonesia


Geopolitik mempunyai unsur – unsur dasar konsepsi Geopolitik
ataupun biasa disebut sebagai Pengetahuan Nusantara terdapat 3,
yaitu:
1. Wadah
Pengetahuan Nusantara sebagai wadah meliputi 3 komponen
ialah:
Bentuk wilayah
Batasan ruang lingkup daerah nusantara didetetapkan oleh lautan
yang didalamnya ada gugusan ribuan pulau yang silih dihubungkan

100
oleh dalamnya perairan. Baik laut ataupun selat dan di atasnya
ialah satu kesatuan ruang daerah. Oleh sebab itu nusantara
dibatasi oleh lautan serta daratan dan dihubungkan oleh perairan
dalamnya. Sebaliknya secara vertikal dia adalah suatu wujud
kerucut terbuka ke atas dengan titik puncak kerucut dipusat bumi.
Letak geografis negera terletak di posisi dunia antar 2 samudera
serta 2 daratan. Letak geografis ini mempengaruhi besar terhadap
faktor – faktor kehidupan nasional di Indonesia. Perwujudan
daerah nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi,
sosial budaya serta pertahanan keamanan.
Tata Inti Organisasi
Untuk Indonesia, tata inti organiasi negeri didasarkan pada UUD
1945 yang menyangkut wujud serta kedaulatan negera, kekuasaan
pemerintahan, sistem pemerintahan serta sistem perwakilan.
Negera Indonesia merupakan negera kesatuan yang berupa
Republik. Kedaulatan terletak di tangan rakyat yang dilaksanakan
menurut Undang – Undang. Sistem pemerintahannya menganut
sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan
bersumber pada UUD 1945.
Tata Kelengkapan Organisasi
Tata kelengkapan organisai merupakan pemahaman politik serta
pemahaman bernegara yang wajib dimiliki oleh seluruh rakyat
yang mencakup partai politik, kalangan serta organnisasi warga,
golongan pers dan segala paratur negeri. Seluruh lapisan
masyarakat itu diharapkan bisa mewujudkan demokrasi yang
secara konstitusional bersumber pada UUD 1945 serta secara ideal
bersumber pada dasar falsafah Pancasila, dalam bermacam
aktivitas bermasyarakat, berbangsa serta bernegara.
2. Isi

101
Isi Pengetahuan Nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan
rakyat Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi cita – cita
bangsa serta asas manunggal yang terpadu. Cita- cita bangsa
Indonesia tertuang di dalam pembukaan UUD 1945 yang meliputi:
 Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
 Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
 Pemerintaahan Negera Indonesia melindungi segenap bangsa
Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

3. Tata Laku
Tata laku Pengetahuan Nusantara mencakup 2 segi, batinniah serta
lahiriah
Tata laku batiniah berdasarkan pada falsafah bangsa yang
membentuk sikap mental bangsa yang memilki kekuatan batin.
Tata laku lahiriah ialah kekuatan yang utuh, dalam arti
kemanunggalan kata dan karya, keterpaduan pembicaraan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengadilan.

E. Geostrategi Indonesia dalam Mewujudkan Cita-cita Proklamasi


Pada situasi saat ini, perkembangan globalisasi menjadi suatu
keniscayaan yang tidak bisa diabaikan. Semua negara di dunia,
termasuk Indonesia telah menjadi bagian dari proses globalisasi
sehingga tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara diikat
oleh kepentingan global dan mengikis rasa nasionalisme
(nasionalism state). Fenomena ini bila tidak disikapi secara arif dan

102
hati-hati akan menjadi bumerang bagi kepentingan nasional
dimasa datang. Sehubungan dengan dinamika tersebut, di
Indonesia geostrategi diterapkan sebagai metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana tercantum pada
pembukaan UUD 1945 melalui pembangunan nasional.
Belajar dari pengalaman sejarah, seluruh elemen bangsa perlu
menyadari agar berbagai peristiwa separatis, konflik etnis dan
peristiwa SARA yang mengancam integritas bangsa dan
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, harta benda dan trauma
yang berkepanjangan tidak perlu terulang lagi. Atas dasar itu,
pada satu sisi Indonesia memerlukan pemimpin, lembaga dan
jajarannya yang kuat, profesional, memiliki integritas moral,
karakter, disegani dan mampu diteladani oleh masyarakat,
sedangkan pada sisi yang lain seluruh elemen masyarakat perlu
memiliki kepekaan, kemampuan dan kesanggupan, arif dan pandai
menahan diri dalam menghadapi provokasi melalui money politics
sehingga bangsa Indonesia memiliki ketahanan nasional yang utuh.
Masyarakat dengan segala sarana dan prasarana harus dibina
ketangguhan dan keuletannya agar memiliki daya tangkal terhadap
berbagai anasir pemecah belah bangsa dan negara. Semangat
gotong-royong dan kerelaan berkorban serta keberanian
menghadapi setiap ancaman baik anasir yang berasal dari luar
maupun anasir dari dalam menjadi jejaring kekuatan untuk
mempertahankan integrasi bangsa. Bilamana seluruh potensi ini
diberdayakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten dalam
rangka mewujudkan cita-cita Proklamasi yang berlandaskan
Pancasila maka strategi pembangunan akan menuju ke arah yang
lebih baik, aman dan sejahtera.

103
F. Tujuan Geopolitik dan Geostrategi Indonesia
Berikut ini penjelasan ringkas mengenai tujuan geopolitik yang
ingin dicapai oleh negara Indonesia:
1. Perbatasan Indonesia, posisi Indonesia yang berada di
Samudera Hindia, yaitu di antara selat Karimata dan selat Malaka.
Sangat penting untuk mengaskan perbatasan Indonesia karena
akan menentukan kekuatan Indonesia di masa depan.
2. Ekonomi Maritim, geopolitik juga besar pengaruhnya
terhadap ekonomi kemaritiman Indonesia karena dapat
mempengaruhi hubungan politik dan bilateral dengan negara lain.
3. Peran Geostrategies, Indonesia memiliki peran geostrategis
penting bagi negara-negara besar seperti Amerika, Rusia, dan
Tiongkok, baik dalam kekuasaan, pengaruh, mapun sumber daya
alam.
4. Tindakan Militer, tindakan militer dan ekonomi Indonesia
dapat dianggap sebagai ancaman terhadap kepentingan negara
lain. Misalnya posisi Indonesia yang dekat dengan laut Cina selatan
yang pernah menimbulkan ketegangan antara Indonesia dan
Tiongkok.
5. Hubungan Militer, kerjasama di bidang militer dengan negara
lain juga merupakan bagian dari geopolitik yang dapat memberikan
manfaat bagi negara-negara yang bekerjasama.
6. Perjanjian Komersial, perjanjian komersial negara Indonesia
dengan negara-negara tetangga dapat digambarkan sebagai upaya
untuk menjalin kerjasama di berbagai bidang. Namun, ada
anggapan di kalangan masyarakat bahwa perjanjian tersebut
merupakan upaya negara asing untuk mengepung Indonesia.

104
7. Tenaga Independen, Indonesia berupaya menjadi penghasil
tenaga independen yang dapat menjaga stabilitas benua asia, baik
secara regional maupun global.
8. Kekuatan Ekonomi dan Militer, kekuatan ekonomi dan militer
sangat erat kaitannya dengan geopolitik suatu negara. Ekonomi
yang kuat dapat berpengaruh besar pada kekuatan militer,
demikian juga sebaliknya.
Tujuan Geostrategi ini merupakan untuk menunjang keberhasilan
tugas pokok pemerintahan, seperti:
1. Tegak hukum serta ketertiban.
2.Terwujudnya kesejahteraan serta kemakmuran.Geostrategi
Indonesia ini ialah sebuah strategi didalam kemudian
memanfaatkan konstelasi
3. Terselenggarakannya pertahanan serta keamanan.
4. Terwujudnya keadilan hukum serta keadilan sosial.
5. Adanya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri.

105
BAB IX ANTI KORUPSI

A. Pengertian Korupsi
Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio”atau
“corruptus”. Selanjutnya dikatakan bahwa “corruptio” berasal dari
kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa
Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt”
(Inggris),“corruption”(Perancis)dan(Belanda)“corruptie/korruptie”.
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian.
menurut Kamus umum Arab-Indonesia artinya sama dengan korupsi
(Andi Hamzah: 2002). Risywah (suap) secara terminologis berarti
pemberian yang diberikan seseorang kepada hakim atau lainnya
untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang tidak
dibenarkan atau untuk memperoleh kedudukan (al-Misbah al-
Munir–al Fayumi, al-Muhalla–Ibnu Hazm). Semua ulama sepakat
mengharamkan risywah yang terkait dengan pemutusan hukum,
bahkan perbuatan ini termasuk dosa besar. Sebagaimana yang telah
diisyaratkan beberapa Nash Qur’aniyah dan Sunnah Nabawiyah
yang antara lain menyatakan: ”Mereka itu adalah orang-orang yang
suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram” (QS
Al Maidah 42). Imam al-Hasan dan Said bin Jubair
menginterpretasikan ‘akkaaluna lissuhti’ dengan risywah. Jadi
risywah (suap menyuap) identik dengan memakan barang yang
diharamkan oleh Allah SWT. Jadi diharamkan mencari suap,
menyuap dan menerima suap. Begitu juga mediator antara penyuap
dan yang disuap. Hanya saja jumhur ulama membolehkan
penyuapan yang dilakukan untuk memperoleh hak dan mencegah

106
kezhaliman seseorang. Namun orang yang menerima suap tetap
berdosa.

B. Menurut Para Ahli


Sayed Hussein Alatas
“bahwa tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi adalah
penyuapan, pemerasan, nepotisme, dan penyalahgunaan
kepercayaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi. Manifestasi
dari sebuah perilaku bisa dikategorikan sebagai praktek korupsi,
menurut Hussein Alatas, apabila memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1.Korupsi selalu melibatkan lebih dari satu orang.
2.Korupsi pada umumnya dilakukan penuh kerahasiaan.
3.Korupsi melibatkan elemen saling menguntungkan dan saling
berkewajiban.
4.Pihak-pihak yang melakukan korupsi biasanya bersembunyi dibalik
justifikasi hukum.
5. Pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi adalah pihak yang
berkepentingan
terhadap sebuah keputusan dan dapat mempengaruhi.
6. Tindakan korupsi adalah penipuan baik pada badan publik atau
masyarakat umum.
7. Setiap tindak korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.
8. Setiap tindak korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif
dari mereka yang melakukan korupsi.
9. Suatu perubahan korupsi melanggar norma-norma tugas dan
pertanggungjawaban dalam tatanan masyarakat.

107
Robert Klitgaard
“Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas
resmi sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau uang
yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok
sendiri), atau melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa
tingkah laku pribadi”. Robert Klitgaard, dalam hal ini melihat korupsi
yang lebih khas bagi pejabat publik atau pejabat negara sebagai
tindakan “menggunakan jabatan untuk (memperoleh) keuntungan
pribadi”. Menurut Robert Klitgard secara historis konsep tersebut
merujuk pada tingkah laku politik. Kata korupsi menurutnya
menimbulkan serangkaian gambaran jahat. Kata itu berarti apa saja
yang merusak keutuhan.
Jeremy Pope
“Korupsi melibatkan perilaku dipihak para pejabat sektor publik,
baik politisi maupun pegawai negeri sipil. Mereka secara tidak wajar
dan tidak sah memperkaya diri sendiri atau orang yang dekat
dengan mereka dengan menyalahgunakan wewenang yang
dipercayakan kepada mereka”.
M. Mc. Mullan
Seorang pejabat pemerintahan dikatakan koruptor apabila ia
menerima uang yang dirasakan sebagai dorongan untuk melakukan
sesuatu yang ia bisa lakukan dalam tugas jabatannya pada hal ia
selama menjalankan tugasnya seharusnya tidak boleh berbuat
demikian. Atau dapat berarti menjalankan kebijaksanaannya secara
sah untuk alasan yang tidak benar dan dapat merugikan
kepentingan umum. Yang menyalahgunakan kewenangan dan
kekuasaan.

108
Sam Santoso
Korupsi adalah bentuk lain dari pencurian. Korupsi merupakan
wujud penyimpangan tingkah laku tugas resmi suatu jabatan secara
sengaja untuk memperoleh keuntungan berupa status, kekayaan
atau uang untuk perorangan, keluarga dekat atau kelompok sendiri.
Konon untuk memperoleh jabatan itu ada biayanya, yang dianggap
sebagai kewajiban oleh pelakunya. Karena itu, setelah pejabat ia
merasa punya hak untuk korupsi.
Menurut Sam Santoso, para koruptor mengenal ribuan jurus,
namun tujuannya satu muara, yakni ingin hidup mewah dalam
tempo singkat dan melalui jalan pintas. Karyawan akan terlibat
dalam usaha korupsi, ketika keuntungan korupsi yang diperoleh
lebih besar dari sanksi jika ditangkap, dan kemungkinan tertangkap.
Sanksi termasuk upah dan insentif lainnya yang mesti dikorbankan
jika kehilangan pekerjaan.

Dari rumusan pengertian korupsi sebagaimana tercermin di atas


bahwa korupsi menyangkut segi moral, sifat dan keadaan yang
busuk, jabatan dalam instansi atau aparatur pemerintahan,
penyelewengan kekuasaan karena pemberian, faktor ekonomi dan
politik serta penempatan keluarga serta golongannya ke dalam
dinas dibawah kekuasan jabatannya.

C. Sejarah Korupsi
Korupsi di Indonesia sudah ‘membudaya’ sejak dulu, sebelum dan
sesudah kemerdekaan, di era Orde Lama, Orde Baru, berlanjut
hingga era Reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
memberantas korupsi, namun hasilnya masih jauh panggang dari

109
api. Periodisasi korupsi di Indonesia secara umum dapat dibagi dua,
yaitu periode pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan
1. Pra Kemerdekaan
A. MASA PEMERINTAHAN KERAJAAN

• “Budaya-tradisi korupsi” yang tiada henti karena didorong


oleh motif kekuasaan, kekayaan dan wanita. • Perebutan
kekusaan di Kerajaan Singosari (sampai tujuh keturunan saling
membalas dendam berebut kekusaan: Anusopati-Tohjoyo-
Ranggawuni-Mahesa Wongateleng dan seterusnya)

• Majapahit (pemberontakan Kuti, Narnbi, Suro dan lain-lain),

• Demak (Joko Tingkir dengan Haryo Penangsang), • Banten


(Sultan Haji merebut tahta dari ayahnya, Sultan Ageng
Tirtoyoso),

• Perlawanan rakyat terhadap Belanda dan seterusnya sampai


terjadinya beberapa kali peralihan kekuasaan di Nusantara telah
mewarnai Sejarah Korupsi dan Kekuasaan di Indonesia.

B. MASA KOLONIAL BELANDA

• Pada tahun 1755 dengan Perjanjian Giyanti, VOC memecah


Mataram menjadi dua kekuasaan yaitu Kesultanan Yogyakarta
dan Kasunanan Surakarta.

• Tahun 1757/1758 VOC memecah Kasunanan Surakarta


menjadi dua daerah kekuasaan yaitu Kasunanan Surakarta dan
Mangkunegaran.

110
• Kesultanan Yogyakarta juga dibagi dua menjadi Kasultanan
Yogyakarta dan Pakualaman.

2. Pasca Kemerdekaan
a. Orde lama

Dibentuk Badan Pemberantasan Korupsi, Panitia Retooling


Aparatur Negara (PARAN) dibentuk berdasarkan UU Keadaan
Bahaya, dipimpin oleh A.H. Nasution dan dibantu oleh dua
orang anggota yakni Prof M Yamin dan Roeslan Abdulgani.
Namun ternyata pemerintah pada waktu itu setengah hati
menjalankannya.

Pejabat pemerintah diharuskan mengisi formulir yang


disediakan - istilah sekarang : daftar kekayaan pejabat negara.
Dalam perkembangannya kemudian ternyata kewajiban
pengisian formulir tersebut mendapat reaksi keras dari para
pejabat. Mereka berdalih agar formulir itu tidak diserahkan
kepada Paran tetapi langsung kepada Presiden.

Tahun 1963 melalui Keputusan Presiden No 275 Tahun 1963,


upaya pemberantasan korupsi kembali digalakkan. A.H.
Nasution yang saat itu menjabat sebagai Menkohankam/ Kasab
dibantu oleh Wiryono Prodjodikusumo. Tugasnya yaitu
meneruskan kasuskasus korupsi ke meja pengadilan. Lembaga
ini di kemudian hari dikenal dengan istilah “Operasi Budhi”.
Sasarannya adalah perusahaan-perusahaan negara serta
lembaga-lembaga negara lainnya yang dianggap rawan praktik
korupsi dan kolusi. Operasi Budhi ternyata juga mengalami
hambatan.

111
Dalam kurun waktu 3 bulan sejak Operasi Budhi dijalankan,
keuangan negara dapat diselamatkan sebesar kurang lebih Rp
11 miliar, jumlah yang cukup signifikan untuk kurun waktu itu.
Karena dianggap mengganggu prestise Presiden, akhirnya
Operasi Budhi dihentikan.

b. Orde baru

- Dibentuk Tim Pemberantasan Korupsi (TPK) yang diketuai


Jaksa Agung.

- Tahun 1970, terdorong oleh ketidakseriusan TPK dalam


memberantas korupsi seperti komitmen Soeharto, mahasiswa
dan pelajar melakukan unjuk rasa memprotes keberadaan TPK.

- Perusahaan-perusahaan negara seperti Bulog, Pertamina,


Departemen Kehutanan banyak disorot masyarakat karena
dianggap sebagai sarang korupsi. Maraknya gelombang protes
dan unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa, akhirnya ditanggapi
Soeharto.

- Dibentuk Komite Empat beranggotakan tokohtokoh tua yang


dianggap bersih dan berwibawa seperti Prof Johannes, I.J
Kasimo, Mr Wilopo dan A Tjokroaminoto. Tugasnya yang utama
adalah membersihkan antara lain Departemen Agama, Bulog,
CV Waringin, PT Mantrust, Telkom, dan Pertamina. Namun
kornite ini hanya “macan ompong” karena hasil temuannya
tentang dugaan korupsi di Pertamina tak direspon pemerintah.

112
c. Reformasi

- Pada Era Reformasi hampir seluruh elemen penyelenggara


negara sudah terjangkit “Virus Korupsi” yang sangat ganas.

- Presiden BJ Habibie mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999


tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari
KKN berikut pembentukan berbagai komisi atau badan baru
seperti KPKPN, KPPU atau lembaga Ombudsman,

- Presiden Abdurrahman Wahid membentuk Tim Gabungan


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2000 Namun di tengah
semangat menggebu-gebu untuk rnemberantas korupsi dari
anggota tim, melalui suatu judicial review Mahkamah Agung,
TGPTPK akhirnya dibubarkan. Sejak itu, Indonesia mengalami
kemunduran dalam upaya pemberantasan KKN.

- Di samping membubarkan TGPTPK, Presiden Gus Dur juga


dianggap tidak bisa menunjukkan kepemimpinan yang dapat
mendukung upaya pemberantasan korupsi.

- Proses pemeriksaan kasus dugaan korupsi yang melibatkan


konglomerat Sofyan Wanandi dihentikan dengan Surat Perintah
Penghentian Penyidikan (SP3) dari Jaksa Agung Marzuki
Darusman. Akhirnya, Gus Dur didera kasus Buloggate

- Di masa pemerintahan Megawati, wibawa hukum semakin


merosot, di mana yang menonjol adalah otoritas kekuasaan.

113
- Konglomerat bermasalah bisa mengecoh aparat hukum
dengan alasan berobat ke luar negeri. Pemberian SP3 untuk
Prajogo Pangestu, Marimutu Sinivasan, Sjamsul Nursalim, The
Nien King, lolosnya Samadikun Hartono dari jeratan eksekusi
putusan MA, pemberian fasilitas MSAA kepada konglomerat
yang utangnya macet, menjadi bukti kuat bahwa elit
pemerintahan tidak serius dalam upaya memberantas korupsi.
Masyarakat menilai bahwa pemerintah masih memberi
perlindungan kepada para pengusaha besar yang notabene
memberi andil bagi kebangkrutan perekonomian nasional.
Pemerintah semakin lama semakin kehilangan wibawa.
Belakangan kasus-kasus korupsi merebak pula di sejumlah DPRD
era Reformasi.

- Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK,


adalah komisi yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi,
menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi
ini didirikan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi

- Pada tanggal 16 Desember 2003, Taufiequrachman Ruki,


dilantik menjadi Ketua KPK. KPK hendak memposisikan dirinya
sebagai katalisator (pemicu) bagi aparat dan institusi lain untuk
terciptanya jalannya sebuah “good and clean governance”
(pemerintahan baik dan bersih) di Republik Indonesia.
Taufiequrachman walaupun konsisten mendapat kritik dari
berbagai pihak tentang dugaan tebang pilih pemberantasan
korupsi.

114
D. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

Korupsi di tanah negeri, ibarat “warisan haram” tanpa surat


wasiat.tetap lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang
berlaku dalam tiap orde yang datang silih berganti. Hampir semua segi
kehidupan terjangkit korupsi. Apabila disederhanakan penyebab
korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri
pribadi.

faktor eksternal adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena


sebab-sebab dari luar.

Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan,


kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup
konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku korup.

Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi misalnya pendapatan


atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya
instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan
kekuasaan, aspek managemen & organisasi yaitu ketiadaan
akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat dalam buruknya
wujud perundangundangan dan lemahnya penegakkan hukum serta
aspek sosial yaitu lingkungan atau masyarakat yang kurang
mendukung perilaku anti korupsi.

a. Faktor Penyebab Korupsi


Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal
dari dalam diri pelaku atau dari luar pelaku. Sebagaimana
dikatakan Yamamah bahwa ketika perilaku materialistik dan

115
konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih
“mendewakan” materi maka dapat “memaksa” terjadinya
permainan uang dan korupsi.
yang mengidentifikasikan empat faktor penyebab korupsi yaitu
faktor politik, faktor hukum, faktor ekonomi dan birokrasi serta
faktor transnasional.
1. Faktor Politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal
ini dapat dilihat ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan
politis para pemegang kekuasaan, bahkan ketika meraih dan
mempertahankan kekuasaan. Perilaku korup seperti
penyuapan, politik uang merupakan fenomena yang sering
terjadi.
Menurut Susanto korupsi pada level pemerintahan adalah
dari sisi penerimaan, pemerasan uang suap, pemberian
perlindungan, pencurian barang-barang publik untuk
kepentingan pribadi, tergolong korupsi yang disebabkan oleh
konstelasi politik.
menurut De Asis, korupsi politik misalnya perilaku curang
(politik uang) pada pemilihan anggota legislatif ataupun
pejabat-pejabat eksekutif, dana ilegal untuk pembia-yaan
kampanye, penyelesaian konflik parlemen melalui cara-cara
ilegal dan teknik lobi yang menyimpang.
2. Faktor Hukum
Faktor hukum bisa lihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek
perundang-undangan dan sisi lain lemahnya penegakan
hukum. Tidak baiknya substansi hukum, mudah ditemukan
dalam aturan-aturan yang diskriminatif dan tidak adil;
rumusan yang tidak jelas-tegas (non lex certa) sehingga multi

116
tafsir; kontradiksi dan overlapping dengan peraturan lain (baik
yang sederajat maupun yang lebih tinggi). Sanksi yang tidak
equivalen dengan perbuatan yang dilarang sehingga tidak
tepat sasaran serta dirasa terlalu ringan atau terlalu berat;
penggunaan konsep yang berbeda-beda untuk sesuatu yang
sama, semua itu memungkinkan suatu peraturan tidak
kompatibel dengan realitas yang ada sehingga tidak
fungsional atau tidak produktif dan mengalami resistensi.
Bab 02. Faktor Penyebab Korupsi Penyebab keadaan ini
sangat beragam, namun yang dominan adalah: Pertama,
tawarmenawar dan pertarungan kepentingan antara
kelompok dan golongan di parlemen, sehingga memunculkan
aturan yang bias dan diskriminatif. Kedua, praktek politik uang
dalam pembuatan hukum berupa suap menyuap (political
bribery), utamanya menyangkut perundang-undangan di
bidang ekonomi dan bisnis. Akibatnya timbul peraturan yang
elastis dan multi tafsir serta tumpang-tindih dengan aturan
lain sehingga mudah dimanfaatkan untuk menyelamatkan
pihak-pihak pemesan. Sering pula ancaman sanksinya
dirumuskan begitu ringan sehingga tidak memberatkan pihak
yang berkepentingan.
3. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab
terjadinya korupsi. Hal itu dapat dijelaskan dari pendapatan
atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Pendapat ini tidak
mutlak benar karena dalam teori kebutuhan Maslow,
sebagaimana dikutip oleh Sulistyantoro, korupsi seharusnya
hanya dilakukan oleh orang untuk memenuhi dua kebutuhan
yang paling bawah dan logika lurusnya hanya dilakukan oleh

117
komunitas masyarakat yang pas-pasan yang bertahan hidup.
Namum saat ini korupsi dilakukan oleh orang kaya dan
berpendidikan tinggi
4. Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang
luas, termasuk sistem pengorganisasian lingkungan
masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau di
mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya
korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk
terjadinya korupsi (Tunggal 2000). Bilamana organisasi
tersebut tidak membuka peluang sedikitpun bagi seseorang
untuk melakukan korupsi, maka korupsi tidak akan terjadi.
Aspek-aspek penyebab terjadinya korupsi dari sudut pandang
organisasi ini meliputi:
(a) kurang adanya teladan dari pimpinan,
(b) tidak adanya kultur organisasi yang benar,
(c) sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang
memadai,
(d) manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam
organisasinya
Dalam fungsinya sebagai dasar legitimasi atau pembenaran
tujuan organisasi dapat dijadikan oleh para anggota sebagai
dasar keabsahan dan kebenaran tindak-tindakan dan
keputusan-keputusannya. Tujuan oraganisasi juga berfungsi
menyediakan pedomanpedoman (praktis) bagi para
anggotanya. Dalam fungsinya yang demikian tujuan organisasi
menghubungkan para anggotanya dengan berbagai tata cara
dalam kelompok. Ia berfungsi untuk membantu para

118
anggotanya menentukan cara terbaik dalam melaksanakan
tugas dan melakukan suatu tindakan.
Standar tindakan itulah yang akan menjadi tolok ukur dalam
menilai bobot suatu tindakan. Mengapa? Karena sebuah
organisasi dapat berfungsi dengan baik, hanya bila
anggotanya bersedia mengintegrasikan diri di bawah sebuah
pola tingkah laku (yang normatif ), sehingga dapat dikatakan
bahwa kehidupan bersama hanya mungkin apabila
anggotaanggota bersedia mematuhi dan mengikuti “aturan
permainan” yang telah ditentukan. Di sinilah letaknya bila
kurang ada teladan dari pimpinan bisa memicu perilaku
korup.
b. Faktor Internal Dan Eksternal Penyebab korupsi
Dari beberapa uraian di atas, tindak korupsi pada dasarnya
bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Perilaku korupsi
menyangkut berbagai hal yang bersifat kompleks. Faktorfaktor
penyebabnya bisa dari internal pelaku-pelaku korupsi, tetapi bisa
juga bisa berasal dari situasi lingkungan yang kondusif bagi
seseorang untuk melakukan korupsi. Dengan demikian secara
garis besar penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal, merupakan faktor pendorong korupsi dari
dalam diri, yang dapat dirinci menjadi:
a. Aspek Perilaku Individu
• Sifat tamak/rakus manusia
Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilan karena mereka
membutuhkan makan. Korupsi adalah kejahatan orang
profesional yang rakus. Sudah berkecukupan, tapi serakah.
Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri. Unsur

119
penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari
dalam diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus. Maka tindakan
keras tanpa kompromi, wajib hukumnya.
• Moral yang kurang kuat
Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah
tergoda untuk melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal
dari atasan, teman setingkat, bawahannya, atau pihak yang
lain yang memberi kesempatan untuk itu.
• Gaya hidup yang konsumtif.
Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya
hidup seseong konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak
diimbangi dengan pendapatan yang memadai akan membuka
peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk
memenuhi hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu
adalah dengan korupsi.
b. Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga.
Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah
yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk
korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah
menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah
memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman
pada orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.

120
2. Faktor eksternal, pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh
faktor di luar diri pelaku.
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi

Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak


korupsi yang dilakukan oleh segelintir oknum dalam
organisasi. Akibat sifat tertutup ini pelanggaran korupsi justru
terus berjalan dengan berbagai bentuk. Oleh karena itu sikap
masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak korupsi
terjadi karena :

• Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi.


Korupsi bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat. Misalnya,
masyarakat menghargai seseorang karena kekayaan yang
dimilikinya. Sikap ini seringkali membuat masyarakat tidak
kritis pada kondisi, misalnya dari mana kekayaan itu
didapatkan.

• Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi


adalah masyarakat sendiri. Anggapan masyarakat umum
terhadap peristiwa korupsi, sosok yang paling dirugikan
adalah negara. Padahal bila negara merugi, esensinya yang
paling rugi adalah masyarakat juga, karena proses anggaran
pembangunan bisa berkurang sebagai akibat dari perbuatan
korupsi.

• Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.


Setiap perbuatan korupsi pasti melibatkan anggota
masyarakat. Hal ini kurang disadari oleh masyarakat. Bahkan
seringkali masyarakat sudah terbiasa terlibat pada kegiatan

121
korupsi sehari-hari dengan cara-cara terbuka namun tidak
disadari.

• Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa


dicegah dan diberantas bila masyarakat ikut aktif dalam
agenda pencegahan dan pemberantasan. Pada umumnya
masyarakat berpandangan bahwa masalah korupsi
adalahtanggung jawab pemerintah semata. Masyarakat
kurang menyadari bahwa korupsi itu bisa diberantas hanya
bila masyarakat ikut melakukannya.

b. Aspek ekonomi

Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang


kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami situasi
terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka
ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas
diantaranya dengan melakukan korupsi.

c. Aspek Politis

Menurut Rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu


proses yang dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar
bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Kontrol
sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai
aktivitas yang melibatkan penggunaan kekuasaan negara
sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secara politik,
melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan
demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan
mempertahankan kekuasaan sangat potensi menyebabkan
perilaku korupsi.

122
d. Aspek Organisasi

• Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan

Posisi pemimpin dalam suatu lembaga formal maupun


informal mempunyai pengaruh penting bagi bawahannya. Bila
pemimpin tidak bisa memberi keteladanan yang baik di
hadapan bawahannya, misalnya berbuat korupsi, maka
kemungkinan besar bawahnya akan mengambil kesempatan
yang sama dengan atasannya.

• Tidak adanya kultur organisasi yang benar

Kultur organisasi biasanya punya pengaruh kuat terhadap


anggotanya. Apabila kultur organisasi tidak dikelola dengan
baik, akan menimbulkan berbagai situasi tidak kondusif
mewarnai kehidupan organisasi. Pada posisi demikian
perbuatan negatif, seperti korupsi memiliki peluang untuk
terjadi.

• Kurang memadainya sistem akuntabilitas

Institusi pemerintahan umumnya pada satu sisi belum


dirumuskan dengan jelas visi dan misi yang diembannya, dan
belum dirumuskan tujuan dan sasaran yang harus dicapai
dalam periode tertentu guna mencapai hal tersebut.
Akibatnya, terhadap instansi pemerintah sulit dilakukan
penilaian apakah instansi tersebut berhasil mencapai
sasaranya atau tidak. Akibat lebih lanjut adalah kurangnya
perhatian pada efisiensi penggunaan sumber daya yang

123
dimiliki. Keadaan ini memunculkan situasi organisasi yang
kondusif untuk praktik korupsi.

• Kelemahan sistim pengendalian manajemen

Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi


tindak pelanggaran korupsi dalam sebuah organisasi. Semakin
longgar/lemah pengendalian manajemen sebuah organisasi
akan semakin terbuka perbuatan tindak korupsi anggota atau
pegawai di dalamnya.

• Lemahnya pengawasan

Secara umum pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu


pengawasan internal (pengawasan fungsional dan
pengawasan langsung oleh pimpinan) dan pengawasan
bersifat eksternal (pengawasan dari legislatif dan
masyarakat). Pengawasan ini kurang bisa efektif karena
beberapa faktor, diantaranya adanya tumpang tindih
pengawasan pada berbagai instansi, kurangnya profesional
pengawas serta kurangnya kepatuhan pada etika hukum
maupun pemerintahan oleh pengawas sendiri.

E. Jenis-Jenis Korupsi

1. Korupsi Uang Negara

Jenis-jenis korupsi yang pertama adalah korupsi uang negara. Jenis


perbuatan yang merugikan negara ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu mencari keuntungan dengan cara melawan hukum dan

124
merugikan negara serta menyalahgunakan jabatan untuk mencari
keuntungan dan merugikan negara.

Syaratnya harus ada keuangan negara yang masih diberikan.


Biasanya dalam bentuk tender, pemberian barang, atau pembayaran
pajak sekian yang dibayar sekian. Di sektor industri alam kehutanan
atau pertambangan, korupsi bisa berupa policy tax agar mereka
menyetorkan sekali pajak.

2. Korupsi Suap Menyuap

Jenis-jenis korupsi berikutnya adalah korupsi suap menyuap yang


merupakan tindakan pemberian uang atau menerima uang atau
hadiah yang dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajibannya sebagaimana perbedaan hukum formil dan materiil.

Contoh dari kasus korupsi suap-menyuap seperti menyuap pegawai


negeri yang karena jabatannya bisa menguntungkan orang yang
memberikan suap, menyuap hakim, pengacara, atau advokat.
Korupsi jenis ini telah diatur dalam UU PTPK.

3. Korupsi Tindakan Pemerasan

Tindakan pemerasan merupakan tindakan yang dilakukan oleh


pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk menguntungkan
diri sendiri atau orang lain dengan cara melawan hukum atau dengan
menyalahgunakan kekuasaannya dengan memaksa seseorang

125
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya
sendiri.

4. Korupsi Penggelapan Jabatan

Penggelapan dalam jabatan termasuk juga ke dalam kategori yang


sering dimaksud sebagai penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan
seorang pejabat pemerintah dengan kekuasaan yang dimilikinya
melakukan penggelapan laporan keuangan, menghilangkan barang
bukti atau membiarkan orang lain menghancurkan barang bukti yang
bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dengan jalan merugikan
negara.

5. Korupsi Gratifikasi

Jenis-jenis korupsi berikutnya adalah korupsi gratifikasi yang


merupakan tindakan pemberian hadiah yang diterima oleh pegawai
Negeri atau Penyelenggara Negara dan tidak dilaporkan kepada KPK
dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi.

Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon, pinjaman tanpa


bunga, tiket pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-
fasilitas lainnya. Jenis korupsi ini diatur dalam Pasal 12B UU PTPK dan
Pasal 12C UU PTPK.

6. Korupsi Benturan Kepentingan dalam Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghadirkan


barang atau jasa yang dibutuhkan oleh suatu instansi atau
perusahaan. Orang atau badan yang ditunjuk untuk pengadaan

126
barang atau jasa ini dipilih setelah melalui proses seleksi yang
disebut dengan tender.

Pada dasarnya, proses tender harus berjalan dengan bersih dan jujur.
Instansi atau kontraktor yang rapornya paling bagus dan penawaran
biayanya paling kompetitif, maka instansi atau kontraktor tersebut
yang akan ditunjuk dan menjaga, pihak yang menyeleksi tidak boleh
ikut sebagai peserta. Jika ada instansi yang bertindak sebagai
penyeleksi sekaligus sebagai peserta tender maka itu dapat
dikategorikan sebagai korupsi. Hal ini telah diatur dalam Pasal 12
huruf i UU PTPK.

F. Dampak Masif Korupsi

Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja.


Korupsi menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi
bangsa dan negara. Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan
memperburuk kondisi ekonomi bangsa, misalnya harga barang
menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses rakyat terhadap
pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu negara
terancam, kerusakan lingkungan hidup, dan citra pemerintahan yang
buruk di mata internasional sehingga menggoyahkan sendisendi
kepercayaan pemilik modal asing, krisis ekonomi yang
berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin terperosok dalam
kemiskinan.

Berdasarkan Laporan Bank Dunia, Indonesia dikategorikan sebagai


negara yang utangnya parah, berpenghasilan rendah (severely
indebted low income country) dan termasuk dalam kategori negara-
negara termiskin di dunia seperti Mali dan Ethiopia. Berbagai

127
dampak masif korupsi yang merongrong berbagai aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara akan diuraikan di bawah ini.

A. Dampak Ekonomi
Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran yang hebat (an
enermous destruction effects) terhadap berbagai sisi kehidupan
bangsa dan negara, khususnya dalam sisi ekonomi sebagai
pendorong utama kesejahteraan masyarakat.
Mauro menerangkan hubungan antara korupsi dan ekonomi.
Menurutnya korupsi memiliki korelasi negatif dengan tingkat
investasi, pertumbuhan ekonomi, dan dengan pengeluaran
pemerintah untuk program sosial dan kesejahteraan (Mauro:
1995). Hal ini merupakan bagian dari inti ekonomi makro.
Kenyataan bahwa korupsi memiliki hubungan langsung dengan
hal ini mendorong pemerintah berupaya menanggulangi korupsi,
baik secara preventif, represif maupun kuratif.
Di sisi lain meningkatnya korupsi berakibat pada meningkatnya
biaya barang dan jasa, yang kemudian bisa melonjakkan utang
negara. Pada keadaan ini, inefisiensi terjadi, yaitu ketika
pemerintah mengeluarkan lebih banyak kebijakan namun
disertai dengan maraknya praktek korupsi, bukannya
memberikan nilai positif misalnya perbaikan kondisi yang
semakin tertata, namun justru memberikan negatif value added
bagi perekonomian secara umum. Misalnya, anggaran
perusahaan yang sebaiknya diputar dalam perputaran ekonomi,
justru dialokasikan untuk birokrasi yang ujung-ujungnya
terbuang masuk ke kantong pribadi pejabat.

128
B. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
Bagi masyarakat miskin korupsi mengakibatkan dampak yang
luar biasa dan saling bertaut satu sama lain.
Pertama, dampak langsung yang dirasakan oleh orang miskin
yakni semakin mahalnya jasa berbagai pelayanan publik,
rendahnya kualitas pelayanan, dan pembatasan akses terhadap
berbagai pelayanan vital seperti air, kesehatan, dan pendidikan.
Kedua, dampak tidak langsung terhadap orang miskin yakni
pengalihan sumber daya milik publik untuk kepentingan pribadi
dan kelompok, yang seharusnya diperuntukkan guna kemajuan
sektor sosial dan orang miskin, melalui pembatasan
pembangunan. Hal ini secara langsung memiliki pengaruh kepada
langgengnya kemiskinan.
1. Mahalnya Harga Jasa dan Pelayanan Publik
Praktek korupsi yang terjadi menciptakan ekonomi biaya
tinggi. Beban yang ditanggung para pelaku ekonomi akibat
korupsi disebut high cost economy. Dari istilah pertama di
atas terlihat bahwa potensi korupsi akan sangat besar terjadi
di negara-negara yang menerapkan kontrol pemerintah
secara ketat dalam praktek perekonomian. Alias memiliki
kekuatan monopoli yang besar, karena rentan sekali terhadap
penyalahgunaan. Yang disalahgunakan adalah perangkat-
perangkat publik atau pemerintahan dan yang diuntungkan
adalah kepentingan-kepentingan yang bersifat pribadi.
2. Pengentasan Kemiskinan Berjalan Lamba
Jumlah penduduk miskin (hidup di bawah garis kemiskinan) di
Indonesia pada Maret 2011 mencapai 30,02 juta orang (12,49
persen), turun 1,00 juta orang (0,84 persen) dibandingkan

129
dengan penduduk miskin pada Maret 2010 yang sebesar
31,02 juta orang (13,33 persen).
seperti lemahnya koordinasi dan pendataan, pendanaan dan
lembaga. Karena korupsi dan permasalahan kemiskinan itu
sendiri yang pada akhirnya akan membuat masyarakat sulit
untuk mendapatkan akses ke lapangan kerja yang disebabkan
latar belakang pendidikan, sedangkan untuk membuat
pekerjaan sendiri banyak terkendala oleh kemampuan,
masalah teknis dan pendanaan

3. Terbatasnya Akses Bagi Masyarakat Miskin


Korupsi yang telah menggurita dan terjadi di setiap aspek
kehidupan mengakibatkan high-cost economy, di mana semua
harga-harga melambung tinggi dan semakin tidak terjangkau
oleh rakyat miskin. Kondisi ini mengakibatkan rakyat miskin
semakin tidak bisa mendapatkan berbagai macam akses
dalam kehidupannya.
Harga bahan pokok seperti beras, gula, minyak, susu dan
sebagainya saat ini sangat tinggi. Kondisi ini mengakibatkan
penderitaan khusunya bagi bayi dan anak-anak karena
ketercukupan gizinya kurang. Untuk mendapatkan bahan
pokok ini rakyat miskin harus mengalokasikan sejumlah besar
uang dari sedikit pendapatan yang dimilikinya.

4. Meningkatnya Angka Kriminalitas


Dampak korupsi, tidak diragukan lagi dapat menyuburkan
berbagai jenis kejahatan dalam masyarakat. Melalui praktik
korupsi, sindikat kejahatan atau penjahat perseorangan dapat
leluasa melanggar hukum, menyusupi berbagai oraganisasi

130
negara dan mencapai kehormatan. Di India, para
penyelundup yang popular, sukses menyusup ke dalam tubuh
partai dan memangku jabatan penting. Di Amerika Serikat,
melalui suap, polisi korup menyediakan proteksi kepada
organisasi-organisasi kejahatan dengan pemerintahan yang
korup. Semakin tinggi tingkat korupsi, semakin besar pula
kejahatan.

5. Solidaritas Sosial Semakin Langka dan Demoralisasi


Korupsi yang begitu masif yang terjadi membuat masyarakat
merasa tidak mempunyai pegangan yang jelas untuk
menjalankan kehidupannya sehari-hari. Kepastian masa
depan yang tidak jelas serta himpitan hidup yang semakin
kuat membuat sifat kebersamaan dan kegotong-royongan
yang selama ini dilakukan hanya menjadi retorika saja
Masyarakat semakin lama menjadi semakin individualis yang
hanya mementingkan dirinya sendiri dan keluarganya saja.
Mengapa masyarakat melakukan hal ini dapat dimengerti,
karena memang sudah tidak ada lagi kepercayaan kepada
pemerintah, sistem, hukum bahkan antar masyarakat sendiri.

C. Runtuhnya Otoritas Pemerintah


1. Matinya Etika Sosial Politik
Korupsi bukan suatu bentuk tindak pidana biasa karena ia
merusak sendi-sendi kehidupan yang paling dasar yaitu etika
sosial bahkan kemanusiaan. Kejujuran sudah tidak ditegakkan
lagi dan yang paradoksal adalah siapapun yang meneriakkan
kejujuran justru akan diberikan sanksi sosial dan politik oleh

131
otoritas menteri, aparat penguasa bahkan oleh masyarakat
sendiri.
Kejujuran yang dihadapi dengan kekuatan politik adalah
sesuatu yang tidak mendidik dan justru bertentangan dengan
etika dan moralitas. Pada saat ini kekuatan politik sangat
dominan, sehingga suatu kelompok politik akan rela
melindungi anggotanya dengan segala cara, meskipun
anggotanya tersebut jelas-jelas bersalah atau melakukan
korupsi. Hal ini sangat melukai nurani masyarakat, padahal
mereka adakah wakil rakyat yang seharusnya melindungi
kepentingan rakyat. Melindungi seorang koruptor dengan
kekuatan politik adalah salah satu indikasi besar runtuhnya
etika sosial dan politik.
2. Tidak Efektifnya Peraturan dan Perundang-undangan
Secara umum peraturan dan perundang-undangan berfungsi
untuk mengatur sesuatu yang substansial dan merupakan
instrumen kebijakan (beleids instrument) yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ada di dalam masyarakat.
Dengan adanya peraturan dan perundang-undangan
diharapkan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat
dapat dipecahkan dengan baik, jelas dan berkeadilan, yang
pada akhirnya akan memuaskan semua pihak.
Di lain sisi dalam masyarakat muncul berbagai kemungkinan
apabila dihadapkan dalam suatu permasalahan. Secara
alamiah seseorang selalu ingin dimenangkan dalam suatu
perkara atau masalah atau diposisikan dalam keadaan benar.
Oleh sebab itu banyak upaya yang dilakukan oleh seseorang
dalam memenangkan perkara dan masalahnya di depan
hukum, dari upaya yang positif dengan mengumpulkan

132
berbagai barang bukti dan saksi yang menguatkan sampai
kepada hal-hal lain yang negatif dan berlawanan dengan
hukum, seperti menyuap, memberikan iming-iming, gratifikasi
bahkan sampai kepada ancaman nyawa.
3. Birokrasi Tidak Efisien
Survei terbaru yang dilakukan oleh PERC menunjukkan,
bahwa tiga negara Indonesia, India, dan Filipina adalah negara
dengan performa birokrasi yang paling buruk di Asia. Sedang
Singapura dan Hong Kong adalah yang paling efisien. PERC
menilai buruknya kinerja birokrasi di ketiga negara ini tidak
hanya perlakuan terhadap warga negaranya sendiri, tetapi
juga asing. Tidak efisiennya birokrasi ini dianggap sebagai
faktor yang masuk menghalangi investasi asing masuk ke
negara tersebut
Dalam peringkat PERC ini, Indonesia menempati posisi nomor
dua terburuk di Asia setelah India. Dalam standar angka 1
terbaik sampai 10 terburuk, India teratas dengan skor 9,41,
diikuti oleh Indonesia (8,59), Filipina (8,37), Vietnam (8,13),
dan Cina (7,93). Malaysia di tempat keenam dari bawah
dengan skor 6,97, diikuti oleh Taiwan (6,60), Jepang (6,57),
Korea Selatan (6,13), dan Thailand (5,53). Singapura
menduduki peringkat telah memiliki birokrasi yang paling
efisien, dengan skor 2,53, diikuti oleh Hong Kong dengan 3,49
(Republika, 3 Juni 2010).
Kondisi ini sebenarnya sangat berlawanan dengan tujuan dan
fungsi birokrasi diadakan yaitu untuk memberikan pelayanan
kepada publik. Dalam konteks ini birokrasi memiliki peran
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan

133
pemerintahan dalam menjalankan program dan kebijakannya
untuk dirasakan publik.
Pemerintahan dalam konteks birokrasi diharapkan
mempunyai organisasi birokrasi yang memiliki keunggulan
teknis bentuk organisasi, ketepatan, kecepatan dan kejelasan,
pengurangan friksi dan biaya material maupun personal
dalam titik optimal.

134
Intisari
Bab I Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai usaha sadar
dan terencana untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan
dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan timbal balik
antara warga negara dengan negara. PKn pada dasarnya adalah
belajar tentang ke-Indonesia-an, belajar untuk menjadi manusia
yang berkepribadian Indonesia.

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk peserta


didik menjadi manusia yang memiliki nilai-nilai Pancasila, Undang-
undang dasar Negara 1945, semangat Bhineka Tunggal Ika, dan
Komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mengatasi beberapa masalah yang ada, diperlukan


adanya pemahaman yang mendalam terhadap urgensi
Pancasila sebagai dasar negara.Dalam pemahaman tersebut
terdapat tahap implementasi juga yaitu tahap yang selalu
memperhatikan prinsip-prinsip good governance, antara lain
transparan,akuntabel, dan fairness sehingga akan terhindar dari
KKN (Korupsi, Kolusi danNepotisme) dan warga negara yang
berkiprah dalam bidang bisnis, harusmenjadikan Pancasila
sebagai sumber nilai-nilai etika bisnis yang menghindarkanwarga
negara melakukan free fight liberalism, tidak terjadi
monopoli danmonopsoni, serta warga negara yang bergerak
dalam bidang organisasikemasyarakatan dan bidang politik.

135
BAB II
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional
yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan
bangsa yang lainnya

Identitas nasional memiliki tujuan utama yakni sebagai alat


untuk mempersatukan bangsa. Seperti kita ketahui bahwa
Indonesia memiliki berbagai macam suku, agama dan
kebudayaan. Identitas nasional digunakan sebagai merek
untuk mempersatukan keberagaman Indonesia tersebut.
Fungsi Identitas Nasional : sebagai pembeda,landasan
negara,nilai Potensi bangsa

Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga


diterapkan pada kehidupan sehari –hari. Agar Masyarakat di
Negara tercinta ini dapat mengubah dan memperbaiki segala
kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta ini lebih baik
lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri
sebagai masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat
mengubah segala kekeliruan yang terjadi.

BAB III
Integrasi nasional adalah penyatuan atau asimilasi bangsa- bangsa
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Pengertian integrasi
nasional bermacam- macam. Menurut Kamus Besar Bangsa
Indonesia (KBBI), integrasi berarti berasimilasi sampai menjadi satu
kesatuan yang utuh dan utuh.

136
Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan
masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara
yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih
mencari jati diri.

Konsep integrasi nasional secara vertikal melibatkan


hubungan orang- orang dengan pemerintah yang
hubungannya saling terintegrasi secara vertikal. Konsep
integrasi ini juga mencakup bagaimana pemerintah pusat
dan daerah dapat terintegrasi.
Konsep integrasi nasional secara horizontal mencakup
penyatuan bangsa Indonesia yang memiliki tingkat
kemajemukan yang relatif tinggi. Bagaimana membangun
identitas nasional yang sama, meskipun kelompok
masyarakat, agama, suku, dan identitas berbeda- beda.

Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional perlu dipahami oleh


setiap warga negara. Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional
terdiri dari 6, yaitu rasa senasib dan seperjuangan, rasa cinta Tanah
Air, ingin bersatu, antisipasi dari ancaman asing, budaya gotong
royong, dan sebagai wujud ideologi nasional.

Tujuan Integrasi Nasional


Untuk tujuan terbentuknya integrasi nasional, yakni;
 Membuat kehidupan di lingkungan masyarakat yang tentram

137
Kehidupan yang tentram menjadi cita-cita bangsa Indonesia. Rasa
tentram akan membuat suatu bangsa semakin nyaman tinggal di
lingkungan tersebut.
 Mengupayakan kenyaman kehidupan masyarakat
Masyarakat yang bersatu dan memiliki kebersamaan yang kuat
akan nyaman hidup di lingkungan masyarakat.
 Membentuk sebuah budaya baru
Persatuan dari berbagai daerah membuat semua orang mengenal
sifat kebudayaan yang ada.

Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan


masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara
yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih
mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat penting untuk
diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang
dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di
Indonesia.

BAB IV
Negara adalah suatu kelompok persekutuan, alat organisasi
kewilayahan dan kedaerahan, yang memiliki sistem politik yang
membelaga dari rakyat, keluarga, desa dan pemerintah yang lebih
tinggi, terdiri dari orang-orang yang kuat memiliki monopoli,
kewibawaan, daulat, hukum, dan kepemimpinan yang bersifat
memaksa sehingga pada akhirnya memperoleh keabsahan dari luar
dan dalam negeri, selanjutnya organisasi ini memiliki kewenangan
untuk membuat rakyatnya tentram, aman ,teratur, terkendali di
suatu pihak dan di lain pihak melayani kesejahteraan dalam rangka
mewujudkan cita-cita bersama.

138
konstitusi bisa diartikan sebagai suatu pernyataan mengenai
susunan dan bentuk negara. Di mana yang dipersiapkan sebelum
maupun sesudah negara yang bersangkutan berdiri.

untuk melengkapi arti negara perlu kiranya diuraikan unsur - unsur


negara ada bagiannya untuk menjadi negara itu ada. Unsur - unsur
negara dikenal dalam tiga hal yaitu : Rakyat, Wilayah, Pemerintah

Adapun unsur- unsur konstitusi menurut para ahli hingga menuju


pada sebuah kesimpulan mengenai unsur- unsur konstitusi di
Indonesia sendiri dan berikut penjelasannya.
 Konstitusi merupakan salah satu bentuk perjanjian
masyarakat sebagai kontrak sosial
 Konstitusi merupakan sebuah dokumen yang dapat menjamin
hak- hak asasi manusia
 Konstitusi merupakan salah satu forma reginemis, atau
kerangka pembangunan pemerintahan
Unsur- Unsur Konstitusi Menurut Sri Sumantri
 Konstitusi mengatur perlindungan HAM dan warga negara
 Konstitusi mengatur bentuk ketatanegaraan sebagai dasar
Negara
 Konstitusi menjadi pembatas dan pembagian tugas dasar
dalam ketatanegaraan

Unsur Konstitusi Menurut CF. Strong


 Konstitusi memuat cara mengatur berbagai macam institusi
 Konstitusi memuat berbagai macam kekuasaan kepada
institusi
 Konstitusi memuat strategi dalam pelaksanaannya

139
Hubugan antara Negara dan Konstitusi
Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk
melaksanakan dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma
ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD
(Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam
Pembukaan UUD 45 tercantum dasar negara Pancasila,
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar
Negara.

BAB V
Pengertian hak secara umum adalah segala sesuatu yang harus
didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir. Sehingga
dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang dimiliki oleh
manusia sejak lahir dan harus didapatkan atau terpenuhi untuk
setiap orang yang memiliki hak tersebut. Hal ini dapat digunakan
untuk meninjau makna hak yang dimiliki oleh setiap manusia
terlebih terkait hak kebebasan berpendapat di muka umum
sebagai warga negara Indonesia dan batasan hak kebebasan
berpendapat di muka umum.

Pelaksanaan hak warga Negara dalam UUD NRI 1945 dikaitkan


langsung dengankewajiban Karena memang mempunyai
keterkaitan. Karenanya perumusan hak dankewajiban itu
dicantumkan dalam satu pasal seperti pasal 27 ayat (1) “segala
warga Negarabersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintah dan wajib menjunjung hukum danpemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”.

140
Tujuan mengetahui perbedaan hak dan kewajiban tidak lain ialah
untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban itu
sendiri. Kuncinya adalah dengan cara mengetahui posisi diri kita
sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya.

BAB VI

Demokrasi adalah sebuah sistem alternatif yang menjadi tatanan


aktivitas masyarakat dan negara. Hampir semua negara
menyatakan sebagai negara yang mengedepankan rakyatnya.
Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang
berlandaskan pada nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam
Pancasila. Ideologi ini lahir dari sistem demokrasi yang
dilaksanakan dengan mengambil nilai dasar pada asas-asas
Pancasila. Karena pancasila sendiri merupakan bentuk cerminan
jati diri bangsa Indonesia. Sehingga dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, kita harus senantiasa mengamalkan asas-asas yang
terdapat di dalamnya, termasuk dalam kehidupan politik.

Apa yang membedakan ideologi bangsa Indonesia ini dengan


paham demokrasi lainnya?
a.Kedaulatan dan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat.
b.Adanya perindungan terhadap Hak Asasi Manusia.
c.Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah
untuk mufakat.
d.Menjamin keseimbangan antara hak dan kewajiban warga
negara.

141
e.Tidak menganut paham monopartai (partai tunggal).
f.Tidak adanya partai pemerintah ataupun oposisi, semuanya
netral demi mencapai tujuan kesejahteraan rakyat.
g.Aspirasi disalurkan melalui wakit-wakil rakyat di dalam
pemerintahan.
h.Kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan
segelintir orang.
i.Pemilu dilaksanakan secara jujur dan adil.
j.Menjamin tidak adanya diskriminasi antara mayoritas dan
inoritas.

Secara umum, fungsi dan tujuan paham ini adalah menciptakan


kebijakan umum yang sesuai dengan kehidupan sosial budaya serta
jati diri bangsa Indonesia. Setidaknya harus mengutamakan nilai-
nilai yang ada pada setiap asas pancasila ke dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini beberapa tujuan penting yang ingin
diwujudkan lewat paham demokrasi pancasila :
1. Menumbuhkan kesadaran akan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
2. Menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan damai.
3. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
4. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia.
5. Mencapai tujuan untuk mensejahterakan rakyat.
6. Menerapkan musyawarah untuk mufakat demi menyelesaikan
suatu masalah.
7. Menjamin setiap warga negara mendapatkan hak dan
kewajibannya.
8. Menjaga norma-norma sosial tetap teratur.
9. Mencegah tindakan-tindakan yang melanggar norma sosial.

142
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari bukti
normatif dan empirik. Bukti normatif dapat ditemukan UUD 1945
sebagai konstitusi negara. Bukti yang menunjukkan Indonesia
adalah negara demokrasi tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
alinea keempat.

BAB VII
penegakan hukum secara etimologi penegakkan hukum terdiri dari
dua kata yang berbeda yang masing-masing kata bisa kita urai satu
persatu. Kata yang satu adalah penegakkan dan satunya hukum.
Penegakkan memiliki arti sebagai suatu proses, perbuatan, cara
menegakkan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pelaksanaan hukum di dalam masyarakat selain tergantung pada


kesadaran hukum masyarakat juga sangat banyak ditentukan oleh
aparat penegak hukum, oleh karena sering terjadi beberapa
peraturan hukum tidak dapat terlaksana dengan baik oleh karena
ada beberapa oknum penegak hukum yang tidak melaksanakan
suatu ketentuan hukum sebagai mana mestinya.

Norma hukum menjadi salah satu aturan yang perlu diterapkan di


tengah kehidupan sosial bermasyarakat. Norma hukum sendiri
adalah salah satu norma yang bersifat tetap karena memiliki sifat
mengatur dan memaksa. Umumnya, norma hukum
dipresentasikan secara tertulis atau memiliki bukti fisik. Jika
seorang tidak mengindahkan norma hukum, akan ada sanksi atau
hukuman yang diberikan.

143
BAB VIII

geopolitik juga bisa diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-


peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang
didorong oleh letak geografis suatu negara.
geostrategi adalah tentang mengamankan akses ke jalur
perdagangan tertentu, kemacetan strategis, sungai, pulau, dan
laut. Ini membutuhkan kehadiran militer yang luas, biasanya
berkaitan dengan pembukaan stasiun militer di luar negeri dan
pembangunan kapal perang yang mampu memproyeksikan
kekuatan samudra dalam.

Pada situasi saat ini, perkembangan globalisasi menjadi suatu


keniscayaan yang tidak bisa diabaikan. Semua negara di dunia,
termasuk Indonesia telah menjadi bagian dari proses globalisasi
sehingga tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara diikat
oleh kepentingan global dan mengikis rasa nasionalisme
(nasionalism state). Fenomena ini bila tidak disikapi secara arif dan
hati-hati akan menjadi bumerang bagi kepentingan nasional
dimasa datang. Sehubungan dengan dinamika tersebut, di
Indonesia geostrategi diterapkan sebagai metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana tercantum pada
pembukaan UUD 1945 melalui pembangunan nasional.

1. Tujuan Geopolitik : Perbatasan Indonesia, posisi Indonesia yang


berada di Samudera Hindia, yaitu di antara selat Karimata dan
selat Malaka. Sangat penting untuk mengaskan perbatasan

144
Indonesia karena akan menentukan kekuatan Indonesia di masa
depan.
2. Tujuan Geostrategi
1. Tegak hukum serta ketertiban.
2.Terwujudnya kesejahteraan serta kemakmuran.
3. Terselenggarakannya pertahanan serta keamanan.
4. Terwujudnya keadilan hukum serta keadilan sosial.
5. Adanya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri.

Bab IX
Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi
sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau uang yang
menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri),
atau melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku
pribadi”. Robert Klitgaard, dalam hal ini melihat korupsi yang lebih
khas bagi pejabat publik atau pejabat negara sebagai tindakan
“menggunakan jabatan untuk (memperoleh) keuntungan pribadi”.

Korupsi di tanah negeri, ibarat “warisan haram” tanpa surat


wasiat.tetap lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang
berlaku dalam tiap orde yang datang silih berganti. Hampir semua segi
kehidupan terjangkit korupsi. Apabila disederhanakan penyebab
korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri
pribadi.

Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan,


kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup

145
konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku korup.

Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi misalnya pendapatan


atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya
instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan
kekuasaan, aspek managemen & organisasi yaitu ketiadaan
akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat dalam buruknya
wujud perundangundangan dan lemahnya penegakkan hukum serta
aspek sosial yaitu lingkungan atau masyarakat yang kurang
mendukung perilaku anti korupsi.

faktor penyebab korupsi yaitu faktor politik, faktor hukum, faktor


ekonomi dan birokrasi serta faktor transnasional.

Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan


saja. Korupsi menimbulkan efek domino yang meluas terhadap
eksistensi bangsa dan negara. Meluasnya praktik korupsi di suatu
negara akan memperburuk kondisi ekonomi bangsa, misalnya harga
barang menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses rakyat
terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu
negara terancam, kerusakan lingkungan hidup, dan citra
pemerintahan yang buruk di mata internasional sehingga
menggoyahkan sendisendi kepercayaan pemilik modal asing, krisis
ekonomi yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin
terperosok dalam kemiskinan

146
Daftar Pustaka

BAB I

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wpcontent/uploads/pdfmk/MKDU411102
-M1.pdf

https://www.pembelajaranmu.com/2019/11/konsep-pendidikan-
kewarganegaraan.html

http://eprints.umm.ac.id/35373/3/jiptummpp-gdl-miftahfari-49015-
3-babii.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/28/184633769/peng
ertian-pkn-menurut-para-ahli

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-
malang/pendidikan-agama/makalah-dinamika-tantangan-esensi-dan-
urgensi-pendidikan-pancasila-di-masa-depan/24415872

https://www.academia.edu/23924796/implementasi_pendidikan_ke
warganegaraan

BAB II

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/20bb958d4
30cc7d21ef6c2b58d14da41.pdf

https://priangantimurnews.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-
1223509426/pengertian-identitas-nasional-secara-etimologi

https://katadata.co.id/safrezi/berita/61c43317ab856/pengertian-
identitas-nasional-contoh-dan-faktor-pembentuknya

147
http://eprints.uad.ac.id/9433/1/IDENTITAS%20NASIONAL%20Dwi.pdf

https://www.kompasiana.com/riskawijayanti/5e9856aa097f3612855
cd252/menjaga-identitas-nasional-indonesia-asas-asas-strategi-era-
globalisasi?page=3&page_images=1

https://pelayananpublik.id/2019/12/11/arti-identitas-nasional-fungsi-
tujuan-dan-perannya/

BAB III

https://www.gramedia.com/literasi/integritas-nasional/

https://katadata.co.id/safrezi/berita/61bae3124725b/faktor-
pendorong-dan-penghambat-integrasi-nasional-di-indonesia

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/6bfed1ab6
721a7e36e217799d6017460.pdf

https://dosensosiologi.com/tujuan-dan-manfaat-integrasi-nasional/

https://dosensosiologi.com/contoh-integrasi-nasional/

BAB IV

https://www.academia.edu/19284159/Negara_dan_Konstitusi

https://www.merdeka.com/trending/pengertian-konstitusi-dan-
fungsinya-dasar-hukum-negara-yang-sangat-penting-kln.html

https://edukasi.okezone.com/read/2022/03/14/624/2561374/penge
rtian-negara-menurut-pendapat-para-ahli-silakan-dipelajari

148
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/2f0542d64
9a363d3f04d06edb24599a0.pdf

Leni%20Putri_Ilmu%20Negara%20pdf.pdf

https://www.merdeka.com/jatim/tujuan-dan-fungsi-negara-yang-
perlu-diketahui-pelajari-selengkapnya-kln.html

https://www.kompasiana.com/nandasulis/5e7741a5d541df18b372e
842/implementasi-konstitusi-dalam-kehidupan-sehari-hari

BAB V

http://eprints.umm.ac.id/67152/3/BAB%20II.pdf

https://www.daftarpustaka.org/hak-dan-kewajiban-warga-negara/

https://www.merdeka.com/sumut/perbedaan-hak-dan-kewajiban-
warga-negara-ketahui-contohnya-menurut-uud-1945-kln.html

https://osf.io/dv27j

BAB VI

https://katadata.co.id/safrezi/berita/61ba2aca6c3bc/pengertia
n-demokrasi-menurut-para-ahli-dan-sejarahnya

https://www.gramedia.com/literasi/demokrasi/

https://pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-ips/sejarah-
demokrasi-indonesia/

file:///C:/Users/indira/Downloads/10770-26164-2-SP.pdf

149
https://www.pintarnesia.com/demokrasi-pancasila/

https://media.neliti.com/media/publications/73273-ID-
demokrasi-indonesia-dari-masa-ke-masa.pdf

BAB VII

http://eprints.uad.ac.id/9925/1/353357%20Mufti%20Khakim.p
df

file:///C:/Users/indira/Downloads/40-Article%20Text-69-1-10-
20181114.pdf

http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/vi
ewFile/74/226

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/9722
/39.%20Ucuk%20Agiyanto.pdf?sequence=1

http://e-journal.uajy.ac.id/7862/3/2MIH01201.pdf

https://yuridis.id/yuk-flashback-ingatan-tentang-asas-asas-
hukum-
pidana/#:~:text=Asas%20Perlindungan%20(Nasional%20Pasif)%
20adalah,melakukannya%20dimana%20saja%20pantas%20dihu
kum

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hukum/

150
https://kumparan.com/berita-hari-ini/contoh-norma-hukum-
yang-ada-di-kehidupan-sehari-hari-1tqv83Oxvdw/full

BAB VIII

https://dosengeografi.com/geopolitik-dan-geostrategi/

http://eprints.uad.ac.id/9436/1/GEOSTRATEGI%20Dwi.pdf

https://www.academia.edu/9561676/Geopolitik_dan_Geostrat
egi_Indonesia

https://fh.unpatti.ac.id/pengantar-geostrategi-indonesia/

https://ppkn.co.id/geopolitik/

BAB IX

http://akperrsdustira.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Buku-
Pendidikan-Anti-Korupsi-untuk-Perguruan-Tinggi-2017-bagian-
1.pdf

http://repository.untag-sby.ac.id/9149/4/Bab%20II.pdf

https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-jenis-jenis-korupsi-
yang-sering-dilakukan-lengkap-dengan-contohnya-kln.html

151
Biodata Penulis

Hai….. saya adalah penulis dari buku ini. Perkenalkan saya Ahmad
Fakhri Abdimmunif atau sering dipanggil dengan Ukoy, saya sendiri
lahir di Bekasi, 26 oktober 2001.

Di dunia pendidikan saya memulainya di tk nurrusyaadah, lalu


melanjutkan sd di tridaya sakti selama setahun, kemudian pindah sd
ke sdn padurenan 3 kota Bekasi, setelah lulus sd saya melanjutkan
ke smpn 36 kota Bekasi, dan yang terakhir di Man 2 kota Bekasi.

Setelah lulus sekolah, saya sempat berjualan di daerah rawa lumbu


selama 7 bulan, dan berhenti sejenak untuk memasuki kuliah
semester aawal di universitas indraprasta pgri

Niat saya membuat buku ini agar saya pribadi/orang lain bisa
menyerap ilmu didalam buku ini. Supaya kedepannya nanti bisa
selalu mengingat apa itu pendidikan kewarganegaraan.

152

Anda mungkin juga menyukai