Anda di halaman 1dari 14

Analisa Sya’ir Masa Abbas Awal; Al-Buhturi dan Sya’irnya

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dirasat
Syi’riyyah

Dosen Pengampu :

Drs. Mukhtar Ghazali, M.Ag

Disusun oleh :

Kelompok 6

Mu’ad Widia Siena 11190210000057

Maulida Utari 11190210000067

Mohammad Alif Firdaus 11190210000072

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Adab dan Humaniora

Bahasa dan Sastra Arab

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayahnya, sehingga tersusunlah dan terselesaikannya makalah ini yang berjudul
“Analisa Sya’ir Masa Abbas Awal; Al-Buhturi dan Sya’irnya” yang ditujukan
untuk memnuhi mata kuliah Dirasat Syi’riyah.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada nabi besar kita ialah
pemimpin dari seluruh para nabi Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya dari kebodohan hingga seribu satu ilmu dikuasai umatnya.

Pihak pembuat makalah menyadari terdapat banyak kesalahan dalam


pembuatan makalah ini. Maka dari itu, pihak penyusun menerima kritik, saran,
dan juga tanggapan agar penyusun terus menyempurnakan makalah ini dan juga
tidakalah lupa pihak penyusun meminta kepada dosen pembimbing untuk
membimbing penyempurnaan makalah ini. Hanya itu yang bisa disampaikan,
akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 4 Mei 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Judul Makalah.....................................................................................................i

Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan.............................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................1

1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................2

BAB II Pembahasan............................................................................................3

2.1. Sejarah.....................................................................................................3

2.2. Biografi Al-Buhturi.................................................................................4

2.3. Syair Al-Buhturi......................................................................................5

2.4. Tujuan Syair Al-Buhturi..........................................................................6

2.5. Karakteristik Syair Al-Buhturi................................................................7

BAB III Penutup..................................................................................................10

3.1. Kesimpulan..............................................................................................10

3.2. Kritik dan Saran......................................................................................10

Daftar Pustaka.....................................................................................................1

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puisi di kalangan bangsa Arab sudah dikenal sejak zaman Jahiliyah. Puisi
adalah salah satu seni yang indah dari seni sastra lainnya. Puisi merupakan bentuk
sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang secara imajinatif
yang dituangkan sebagai tulisan. Puisi adalah sebuah struktur yang antar
bagiannya saling berhubungan dengan erat/ berkoherensi (Pradopo, 1987: 303).
Puisi adalah diwanul arab. Diwan adalah kumpulan doku-men puisi-puisi yang
dikumpulkan dalam satu buku (Darwis, 2005: 6). Menurut mereka puisi adalah
kebaikan yang sudah menjadi budaya mereka. Pada awal tahun hijriah mereka
berlomba-lomba dalam membuat puisi. Banyak orang arab berdatangan ke pasar-
pasar untuk membacakan puisi yang paling baik untuk ditampilkan di depan para
penguasa dan raja-raja di zamannya. Sebagian mereka ada yang membaca puisi
dalam rangka memuji, mengecam, mencaci, bahkan merindukan kekasihnya (Ali,
1990: 13).

Sayuqi Dlaif seorang ahli kesusastraan Arab telah mempriodesasikan


kesusastraan Arab ke dalam empat priode. Pertama, kesusastraan Arab masa
Jahilliyah, kedua, kesusastraan Arab masa Islam, ketiga, kesusastraan Arab masa
Abbasiyah I, dan keempat, kesusastraan Arab masa Abbasiyah II. Masing-masing
priode diwarnai dengan lahirnya penyair-penyair terkenal yang mampu membawa
kesusastraan Arab ke jenjang yang cukup terhormat di tengah-tengah kesusastraan
dunia pada waktu itu. Dalam jilid keempat buku Tarikhul Adabil ‘Arabi, berbicara
tentang kesusastraan Arab pada masa Dinasti Abasiyah pertama, ditampilkan
nama-nama penyair terkenal pada waktu itu, diantaranya Al-Buhturi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah periode awal kekhalifahan Abbasiyah?

2. Siapakah Al-Buhturi itu?

1
3. Apa saja syair-syair karya Al-Buhturi?

4. Apa tujuan dari syair-syair Al-Buhturi

5. Bagaimana Karakteristik Seni Syair Al-Buhturi

1.3 Tujuan

1. Mengetahui sejarah mengenai kekhalifahan Abbasiyah pada periode awal.

2. Mengetahui biografi Al-Buhturi.

3. Mengetahui syair-syair karya Al-Buhturi.

4. Mengetahui tujuan syair-syair Al-Buhturi

5. Menganalisa Karakteristik syair-syair Al-Buhturi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Khilafah Abbasiyah Pada Periode Awal

a. Sejarah Khilfah Abbassiyah

Khilafah Abbasiyah adalah khilafah yang menggantikan khilafah


Umayyah yang didirikan oleh keturunan Bani Abbas paman Nabi Muhammad
SAW. Sebelum masuk Islam Abbas pernah membantu Nabi SAW pada
peristiwa Baitul Aqabah 2 yang kemudian masuk Islam menjelang Fathul
Makkah dan berpartisipasi dalam perang Hunain untuk membela Islam.1

b. Masa Periode Awal

Masa ini berlangsung selama kurang lebih 1 abad yang diawali oleh
khalifah pertama Abbasiyah Abu Abbas pada tahun 132 H hingga
meninggalnya khalifah Al-Wasiq pada tahun 232 H. Periode awal dikatakan
sebagai masa keeamasan karena berhasil memperluas wilayah kekuasaanya
dari ujung barat dekat lautan Atlantik sampai sungai Indus dan dari Laut
Kaspia hingga sungai Nil.2

Karakteristik pada periode awal adalah menghilangkan Arabisme di


internal pemerintahan. Arabisme ini dilakukan pada masa Umayyah yang
menjadikan orang-orang pemerintahan dari kalangan Arab saja. Pengaruh dari
hilangnya Arabisme ini yaitu unsur-unsur selain Arab terlihat di dalam
pemerintahan hingga banyak tokoh-tokoh saat itu selain dari bangsa Arab. 3
Kemudian genre-genre syair yang terkenal pada masa Abbasiyah periode awal
ini diantaranya syiir siyasi (politik), ghazal dan majun (komedi), syiir khomri

1
Betty Mauli Rosa Bustam, dkk, Sejarah Sastra Arab dari Beragam Perspektif (Penerbit
Deepublish), hal 50.
2
Betty Mauli Rosa Bustam, dkk, Sejarah Sastra Arab dari Beragam Perspektif (Penerbit
Deepublish), hal 51.
3
Betty Mauli Rosa Bustam, dkk, Sejarah Sastra Arab dari Beragam Perspektif (Penerbit
Deepublish), hal 51.

3
(khamr), syiir madh (pujian), syiir haja’, syiir ratsa’, syiir fakhr dan hamasah,
dan syiir zuhd.4

2.2 Biografi Al-Buhturi

Al-Buhturi atau Abu ‘Ubadah al-Walid bin ‘Ubaid at-Tha’I adalah seorang
penyair yang mendapatkan gelar penyair terkenal setelah Abu Nawas.

Al-Buhturi lahir pada tahun 206 H di daerah Manbij yang terletak antara
Efrat dan Aleppo, di tengah-tengah kabilah Thai yang mayoritas orang-orang
Arab Badui yang tinggal di tepi sungai Efrat. Di saat Al-Buhturi masih muda, Al-
Buhturi mengunjungi Abu Tamam dengan tujuan untuk mengutip atau meniru
metode penciptaan karyanya tanpa melampaui batas.5 Kebanyakan para ulama
menceritakan, salah satunya adalah Abu Abas Al-Mubarid bahwa Al-Buhturi
melanjutkan karya Abu Tamam, mengulangi, mengingat langkahnya, Abu Tamam
adalah orang yang dicintainya yang telah menuntun dan yang membantunya,
karena beliau sama-sama orang Thai. Pada suatu ketika Abu Tamam berkata
kepada Al-Buhturi: “ demi Allah engkau wahai anakku, besok akan menjadi raja
penyair setelahku”, kemudian prediksi tersebut menjadi kenyataan. Al-Buhturi
menjadi pemimpin sya’ir yang masyhur dalam bidang sastra dan sya’ir setelah
Abu Tamam wafat. Al-Buhturi tinggal di Irak untuk melayani Al-Mutawakkil dan
juga mentrinya Al-Fath ibn Khaqan sampai beliau terbunuh, setelah itu Al-
Buhturi kembali ke Manbij, dan beliau meninggal pada tahun 284 H.6

Disamping keunggulan, kefashihan, kehalusan ucapannya dan keindahan


khyalnya, Al-Buhturi adalah orang yang bakhil terhadap orang lain maupun
kepada dirinya sendiri, karena itu Al-Buhturi memakai pakaian yang kotor. Al-
Buhturi adalah orang yang membenci nasyid dan orang yang sangat
membanggakan syai’irnya, oleh karena itu ketika beliau mengagumi syai’irnya
beliau mengatakan:
4
Butrus Al-Bustani, ‘Udaba’ Al-Arab fi Al-Ashr Al-Abbasiyah (Kairo: Hindawi, 2013),
hal. 25-29.
5
Ahmad Iskandari dan Mushtafa ‘Inaany, Al-Wasit fil Adabil ‘Arabi wa Tarikhihi, juz 5,
(Mesir: Mutba’ah Al-Mu’arif, 1925), hlm. 266.
6
Ahmad Husain Az-zait, Taarikhul Adabil ‘Arabi, (Kairo: Dar Nahdhah), hlm. 295.

4
‫ ما لكم ال تقولون أحسنت؟ هذ واهلل ما ال يحسن أحد أن‬:‫ ويقول للمسلمين‬،‫أحسنت واهلل‬
‫يقول مثله‬
Demi Allah aku lebih baik, kemudian beliau mengatakan kepada orang-
orang: adakah diantara kalian yang bisa berbicara lebih baik dariku? Demi
Allah tidak ada seorangpun yang bisa berbicara lebih baik sepertiku.7

2.3 Sya’ir Al-Buhturi

:‫من أحسن قوله‬


‫فشأناك انحدار وارتفاع‬ ‫َدنَوت تَواضعا وعلوت مجدا‬
8
‫شعاع‬
ُ ‫ضوء منها وال‬
َ ‫ويدنو ال‬ ‫كذاك الشمس تبعد أن تسامى‬
Artinya: “ engkau itu rendah karena merendahkan diri, dan engkau maulia
karena kehormatan, maka engkau berada di posisi rendah dan tinggi,
begitupun matahari yang menjauh untuk berada di ketinggian, namun
cahaya serta sinar mendekatinya.”

:‫وقال يصف الربيع‬


‫من الحسن حتي كاد أن يتكلما‬ ‫أتاك الربيع الطلق يختال ضاحك‬
‫أوائل ورد كن باألمس نوما‬ ‫وقد نبّه النيروز في غَ َسق ال ُدجى‬
‫ث حديثا كان مكتَما‬
ّ ُ‫يب‬ ‫يفتِقها برد النَ َدى فكأنه‬
‫عليه كما نشرت َوشيا ُمنَمنَما‬ ‫فمن شجر رد الربيع لباسه‬
‫وكان قذى للعين إذ كان محرما‬ ‫أحل فأبدى للعيون بشاشة‬
9
‫يجئ بأنفاس األحبة نعما‬ ‫ورق نسيم الريح حتي حسبته‬
Artinya: “musim semi yang berseri-seri mendatangimu berjalan dengan angkuh
dan tawa, dari keindahan sehingga berbicara, sungguh Nowruz telah
memberitahukan bunga yang pertama pada gelapnya malam, kemarin

7
Ibid
8
Ahmad Iskandari dan Mushtafa ‘Inaany, Al-Wasit fil Adabil ‘Arabi wa Tarikhihi, juz 5,
(Mesir: Mutba’ah Al-Mu’arif, 1925), hlm. 267.
9
Ibid, hlm.268.

5
mereka tidur, ia memekarkan bunga dengan embun seolah-olah
menyiarkan berita yang tersembunyi, musim semi mengembalikan
pakiannya dari daun-daun pohon seolah-olah engkau mnyebarkan suatu
hiasan yang berwarna, musim semi tiba lalu melahirkan kebahagiaan,
mata mengeluarkan kotorannya ketika berihram, lembutnya angin tipis
membuatku menduga akan datang seoarang kekasih yang hidup serba
kecukupan.”

2.4 Tujuan Syair

Kebanyakan tujuan Al-Bukturi membuat syair ditujukan untuk pujian.


Selama hidupnya, kholifah, pemimpin, dan bangsawan yang dimana Al-Buhturi
memuji mereka dan mendapat keuntungan di setiap ketepatan sanjungan dan
perolehan pendapatan. Dengan itu dia memperoleh penghasilan dengan syairnya
dan mendesak dalam meminta upah hingga terkumpul harta yang melimpah.
Pujian dari Al-Buhturi diambil dari gambaran kejadian yang fakta pada
masanya.10 Contoh syair madah (pujian) Al-Buhturi:

‫ واضاء وجه الملك بعد ظالم‬# ‫فاليوم عاودت الخالفة عزها‬


‫ وكأنهم حلم من األحالم‬# ‫أضحي بغاء وأقربوه وحزبه‬
Al-Buhturi dikenal dengan syair al-washfi (syair deskriptif) dan terampil
dalam membuat syair washfi ath-thobiah (deskripsi alam), begitupula dengan
syair deskriptif aspek kontruksi istana yang megah dan bangunan yang
mankjubkan seperti syair yang mendeskripsikan rumah Kisra dan juga kebaikan
khalifah Al-Mutawakkil. Kemudian Al-Buhturi juga terampil dalam membuat
syair ghazal dan syair ‘itab.11 Contoh:

‫ ارتعت بين روم و فرس‬# ‫فإذا ما رأيت صورة أنطاكية‬


‫ يزجي الصفوف تحت الدرفس‬# ‫والمنايا مواثل وأنوشروان‬
10
Butrus Al-Bustani, ‘Udaba’ Al-Arab fi Al-Ashr Al-Abbasiyah (Kairo: Hindawi, 2013),
hal. 169-170.
11
Butrus Al-Bustani, ‘Udaba’ Al-Arab fi Al-Ashr Al-Abbasiyah (Kairo: Hindawi, 2013),
hal. 172.

6
2.5 Karakteristik Seni Syair Al-Buhturi
a. Susunan Sajak (bina’ al-qosidah)
Diperlihatkan bahwa sajak dalam syair thobiah (alam) Al-Buhturi
mengambil bentuk-bentuk yang berbeda dan beberapa susunan. Maka syair
alam memakai sajak yang beragam dengan tujuan penyair yang
mendeskripsikan sajak pujian untuk kholifah atau Menteri, sajak
fakhr(kebanggaan), sajak ratsa’ (duka cita) itu tampak dalam Sebagian besar
puisi Al-Buhturi.12 Seperti satu contoh untuk syair madh, yaitu:

‫ نفسا ودينا وعرضا‬:‫ ويا أزكى قريش‬# ‫يابن عم النبي حقا‬


‫ وأصبح الناس أرضا‬# ‫والعلو فأصبحت سماء‬
ّ ‫بنت بالفضل‬
‫ وعزمة منك تمضي‬# ‫وارى المجدبين عارفة منك ترجى‬
Terkadang ada beberapa sajak dalam wahsfu ath-thobiah (deskripsi
alam) yang terpisah tidak terikat dengan tujuan yang lain kecuali deskripsi
alam dan seperti contoh syair yang mendeskripsikan tentang hujan:
ِ ‫دوق الو‬ِ ‫ص‬ ِ ِ ُِِ
‫عد‬ َ َ ‫يل‬ ِ ‫جرورةُ ال َذ‬
َ ‫ َم‬# ‫الرعد‬ َ ‫ذات ارتجا ٍز ب َحني ِن‬
ِ ‫سيم الو‬ ِ ِ
‫رد‬ َ ِ َ‫سيم َكن‬ ٌ َ‫ لَها ن‬# ‫سفوحةُ ال َدم ِع لغَي ِر َوجد‬
َ ‫َم‬
ِ ‫يوف ال ِه‬
‫ند‬ ِ ‫رق َكس‬ ٍ ‫ ولَمع ب‬# ‫ُسد‬ِ ‫ورنَّةٌ ِمثل َزئي ِر األ‬ 
ُ َُ َ َ ََ
ِ ‫ فَِانتَ َثرت ِمثل اِنتِثا ِر‬# ‫جد‬
ِ ‫الع‬
‫قد‬ ِ َ‫جاءت بِها ريح الصبا ِمن ن‬ 
َ َ َ ُ َ
ِ ‫ ِمن وش ِي أَنوا ِر الربى في ب‬# ‫يش رغَ ِد‬ ِ ُ ‫ت األ‬ ِ ‫فَراح‬ 
‫رد‬ ُ ُ َ َ ٍ ‫َرض ب َع‬ َ
ِ َ‫ يلعنب ِمن حباهِب ا بِالن‬# ‫هد‬
‫رد‬ ِ ‫ َكأَمَّن ا غُدراهُن ا يف الو‬ 
َ َ ََ َ
Sajak-sajak tersebut semuanya washfu ath-tabiah (deskripsi alam) dan
penyair tidak mendeskripsikan alam yang didalamnya sajak yang mengandung
tujuan beragam.13

b. Bahasa dan Gaya Bahasa

12
Abdul Hadi Abu Ali, Ath-Thabi’ah fi Syi’r Al-Buhturi (Kairo: Jami’ah Al-Azhar, 1988),
hal. 144.
13
Abdul Hadi Abu Ali, Ath-Thabi’ah fi Syi’r Al-Buhturi (Kairo: Jami’ah Al-Azhar, 1988),
hal. 145.

7
Bahasa yang digunakan Al-Buhturi dalam syairnya pada umumnya seperti
sebagian besar penyair masa Abbasiyah yang menjaga kesempurnaan bahasa,
kaidah-kaidahnya, nahwunya, melekat kepada segi balagoh, tergambar
kefasihannya, dan terasa di dalam syairnya dan tidak tidak ada keanehan.
Adapun berkenaan dengan gaya bahasa menurut Al-Buhturi yang menarik dan
halus.14

c. Khoyal (Imajinasi)
Hasan Darwisy berpendapat bahwa imajinasi dari syair Al-Buhturi
memilki makna psikologis, jadi merupakan suatu penggantian sesuatu yang
tidak ada di dunia nyata yaitu ungkapan dari kecemasan dan kekurangan yang
dialaminya. Anggapan ini didukung oleh munculnya bayangan ini di
mayoritas pendahuluan puisinya. Bagian ini diungkapan penyair itu sendiri
sebelum berpindah ke kata pujian atau sebagainya dan itu dapat dilihat sebab
keterasingan yang panjang terhadap kekasihnya (Ulwah) karena dia menetap
di suatu kota dan selalu menggembara. Berdasarkan hal tersebut, mengunjungi
bayangan dunia mimpi yang merupakan pergantian dari yang di dunia nyata
lalu keistimewaan Al-Buhturi bergantung kepada pancaran perasaanya dan
jauhnya tempat tinggal antara dirinya dengan kekasihnya, lalu bayangan yang
sejenis menggantikan posisi penglihatan di dunia nyata.15 Contoh:

‫الزائِ ِر‬
ّ ‫ال‬ ِ َ‫ أر ٌق يُ َش َّر ُد بال َخي‬# ‫ وعندنَا‬،‫ت‬
َ َ َ ‫يف ُز ْر‬ َ ‫ال َع َلو َة َك‬
ُ َ‫أ َخي‬
ِ ‫ش ُّق على الملِم ال َخ‬
‫اط ِر‬ ُ َ‫ ي‬،‫ ق َف ْر‬# ‫بم ْه َم ٍه‬
ّ ُ َ ‫حن‬ُ َ‫ َون‬،‫َم بنا‬
ّ ‫ أل‬،‫يف‬
ٌ َ‫ط‬
‫ض َو ِام ِر‬ ِ ،‫ود‬
َ ‫كالق ِس ّي‬ ٍ ُ‫حات ق‬ ُ ‫ َر ْو‬# ‫اه ُم‬ ُ ‫طير َك َر‬ ٍ
ُ ُ‫ضى إلى ُش ْعث ت‬ َ ‫أف‬
‫اح الغَائِ ِر‬ ِ
ّ ‫ض ِل َهل َْهلَة‬
ِ َ‫الصب‬ ْ َ‫ ِم ْن ف‬# ‫ َوتَ َس ْربَلوا‬،‫حتى إذا َن َزعُوا ال ّد َجى‬
ِ ‫ يَ ْك ِس ْر َن ِم ْن نَظَ ِر الن‬# ‫ بأعي ٍن‬،‫حال‬
‫ُّعاس ال َفاتِ ِر‬ ِ ‫ب الر‬
ّ ِ ‫ إلى ُش َع‬،‫َو َر َم ْوا‬
‫ناح الطّائِ ِر‬ ِ ‫مس َتل َْم ُع في َج‬ ِ ِ
ُ ‫ش‬ ّ ‫ َوال‬# ،ً‫لسة‬ َ ‫ خ‬،‫ف بالتّحيّة‬ َ ‫فأسع‬
َ ،‫ْأه َوى‬
14
Abdul Hadi Abu Ali, Ath-Thabi’ah fi Syi’r Al-Buhturi (Kairo: Jami’ah Al-Azhar, 1988),
hal. 148.
15
Tagrid Musa Muhamad Ali, Tesis: “Al-Khoso’ish Al-Fanniya fi Syi’ri Al-Buhturi”
(Sudan: Jami’ah As-Sudan li Al-Ulum wa At-Tiknulujia, 2020), Hal. 91.

8
Syair tersebut membangun koneksi positif antara kata ‫الزائِر‬
ّ ‫ال‬ِ َ‫ ال َخي‬untuk

berjalan melalui gurun dengan kata ‫ َأر ٌق‬yang memabantu untuk melanjutkan

perjalanan dan takut terhadap bayangan berjalan yang tidak dimulai kecuali bagi
orang yang tidur.16

16
Tagrid Musa Muhamad Ali, Tesis: “Al-Khoso’ish Al-Fanniya fi Syi’ri Al-Buhturi”
(Sudan: Jami’ah As-Sudan li Al-Ulum wa At-Tiknulujia, 2020), Hal. 92.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kekhalifahan Abbasiyah dimulai sejak runtuhnya kekhalifahan Umayyah.


Kekhalifahan ini dibagi menjadi tiga periode. Kemudian pada masa periode awal
berlangsung selama kurang lebih 1 abad dimulai dari khalifah Abu Abbas hingga
wafatnya Al-Wasiq.

Al-Buhturi adalah salah seorang penyair terbaik pada masa Abbasiyah


awal yang lahir pada tahun 206 H di Manbij. Dia terkenal dengan syair dengan
genre syiir washfi.

3.2. Kritik dan Saran

Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam pembuatan makalah ini,


maka kami menyarankan kepada para pembaca untuk menganalisa dan
mengobservasi makalah ini agar kami dapat bekerja lebih baik dan sebagaimana
mestinya.
Kemudian, kami berharap pula agar makalah ini bisa menambah ilmu para
pembaca dan memberikan kritk dan saran terhadap kekurangan makalah ini yang
seperti kami sebutkan pada paragraph sebelumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Iskandari, Ahmad dan Mushtafa ‘Inaany. 1925. Al-Wasit fil Adabil ‘Arabi wa
Tarikhihi, juz 5. (Mesir: Mutba’ah Al-Mu’arif).
Az-zait, Ahmad Husain, Taarikhul Adabil ‘Arabi, (Kairo: Dar Nahdhah.
Al-Bustani, Butrus. 2013. ‘Udaba’ Al-Arab fi Al-Ashr Al-Abbasiyah (Kairo:
Hindawi).
Ali, Abdul Hadi Abu. 1988. Ath-Thabi’ah fi Syi’r Al-Buhturi (Kairo: Jami’ah Al-
Azhar).
Bustam, Betty Mauli Rosa, dkk. 2015. Sejarah Sastra Arab dari Beragam
Perspektif: Yogyakarta: Penerbit Deepublish
Tesis
Ali, Tagrid Musa Muhamad. 2020. “Al-Khoso’ish Al-Fanniya fi Syi’ri Al-Buhturi”
(Sudan: Jami’ah As-Sudan li Al-Ulum wa At-Tiknulujia).

11

Anda mungkin juga menyukai