Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TARJAMAH (INDONESIA-ARAB)
“Definisi, Klasifikasi, dan Urgensi Terjemah dari Masa ke Masa”

Dosen Pengampu : Abdul Muid, S.Pd.I.,M.Pd

Di Susun Oleh : Kelompok 1

- Ary Myftakhul Huda (I1A219011)


- Adilia Ningtias (I1A219015)
- Tri Nurahmah (I1A219035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
yang berjudul “Definisi, Klasifikasi, dan Urgensi Terjemah dari Masa ke Masa” ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang di rencanakan. Makalah ini di buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Tarjamah (Indonesia-Arab)” dengan dosen pengampu Abdul Muid,
S.Pd.I.,M.Pd. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW
beserta keluarga. Semoga kita mendapat safaatnya di Yaumil Akhir nanti Amin.
Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta
dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan kami, akhirnya makalah ini dapat di
selesaikan dengan baik.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari isi maupun tata cara penulisan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 26 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. Urgensi Terjemah dari Masa ke Masa............................................................................5
B. Definisi dan Klasifikasi Terjemah..................................................................................7
1. Definisi Terjemah........................................................................................................7
2. Klasifikasi Terjemah...................................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap kata dan rangkaian kalimat yang dituangkan atau diungkapkan pada
setiap bahasa memiliki gagasan atau pikiran dan pesan yang ingin disampaikan.
Upaya pemindahan gagasan dan pikiran yang ada dalam bahasa suatu bangsa ke
bangsa lain dengan tetap memperhatikan karakteristik dan kekhasan masing-masing
bahasa dapat dilakukan melalui proses terjemahan. Terjemah adalah memindahkan
arti dari suatu bahasa ke bahasa lain yang digunakan oleh bangsa yang berbeda.

Pada hakikatnya, terjemah adalah memindahkan gagasan dan pikiran suatu


bangsa dengan bahasa yang digunakannya ke dalam bahasa suatu bangsa lain.
Mengingat yang dipindahkannya adalah pikiran dan gagasan dalam bahasa suatu
bangsa (bahasa sumber) ke dalam bahasa bangsa lain atau penerima (bahasa sasaran),
maka makna dan pilihan kata atau kesesuaian kata, struktur kalimat, dan gramatikal
lebih difokuskan pada bentuk bahasa sasaran atau bahasa penerima. Yang utama dari
peroses itu adalah bukan pada perubahan jenis kata yang mungkin tidak sepenuhnya
maknanya sepadan, struktur kalimat dan gramatikal mungkin terjadi perbedaan yang
cukup jauh, melainkan dari tersampaikannya pesan dan gagasan atau pikiran yang
ingin disampaikan dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.

Kegiatan terjemah meliputi dua hal, yaitu keterampilan memindahkan bahasa


dari suatu bangsa ke dalam bahasa bangsa lain. Ada aspek praktis dalam hal ini yang
perlu dilakukan. Tetapi seiring berjalannya perkembangan pengetahuan, para ilmuwan
dan pemerhati bidang terjemah mulai menetapkan teori terjemah yang daoat
membantu kegiatan praktis terjemah. Meskipun teori itu bisa jadi tidak sepenuhnya
membantu kegiatan praktis terjemah karena pada kondisi tertentu terkadang sisi
praktis dan keterampilan penerjemahan dapat berbeda dengan terori yang ditetapkan,
misalnya terjemah adalah memindahkan arti dari bahasa suatu bangsa ke bahasa
bangsa lain, maka pemindahan arti ini sering kali tidak menemukan padanan yang
sesuai, diantaranya karena perbedaan kekayaan kosakata bahasa satu dan lainnya,

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah urgensi terjemah dari masa ke masa?
2. Apakah definisi dan klasifikasi terjemah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui urgensi terjemah dari masa ke masa
2. Untuk mengetahui definisi dan klasifikasi terjemah.
BAB II PEMBAHASAN

A. Urgensi Terjemah dari Masa ke Masa

Setiap bangsa atau daerah di muka bumi memiliki bahasa, dan bahasa itu
kemudian digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dan pikirannya, baik
secara lisan maupun tulisan. Namun demikian, tidak semua orang atau bangsa di
dunia ini menguasai berbagai bahasa yang ada di dunia. Sementara itu, setiap bangsa
itu perlu mengetahui setiap ungkapan yang tertuang baik secara lisan maupun tulisan
dalam suatu bahasa pada bangsa lain. Pengetahuan dari ungkapan bangsa lain sedikit
banyak akan bermanfaat bagi bangsa lainnya yang bukan pengguna bahasa itu. Upaya
terjemahan dari bahasa suatu bangsa tertentu akan bermanfaat dalam memberikan
pengetahuan baru atau berbeda kepada bangsa lainnya.[ CITATION Akm17 \l 1057 ]

Sejak Nabi Adam A.S diciptakan, penerjemahan itu sudah ada, sebagaimana
difirmankan Allah dalam Q.S. 2:31. Ayat itu menerangkan bahwa Nabi Adam A.S
dikenalkan macam-macam nama benda sekitarnya, memindahkan pemahaman sebuah
benda pada sebuah kata. Penerjemahan itu pun berlanjut hingga manusia diciptakan
dan diturunkan Allah ke bumi, mereka saling bergaul, mengungkapkan apa yang ada
dalam pikiran dan perasaannya dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh lawan
bicaranya.

Selanjutnya, setiap manusia dari berbagai tempat di penjuru bumi memiliki


bahasa sendiri dan masing-masing bahasa itu memiliki keistimewaan dan karakteristik
tersendiri. Sehingga ketika bahasa itu digunakan oleh bangsa atau daerah lain sebagai
alat komunikasinya secara lisan maupun tulisan, maka bangsa lain membutuhkan
bantuan terjemahan agar bangsa lain yang bukan pengguna bahasa tersebut mampu
mengerti dan menangkap makna pikitan dan perasaan manusia yang diungkapkan
makna pikiran dan perasaan manusia yang diungkapkan dalam bahasa yang
dipakainya. Urgensi terjemah seperti uraian tersebut di atas itu merupakan bentuk
kebutuhan suatu bangsa dalam hal menguasai bahasa lain demi kebutuhan pergaulan
sosial atau ekonomi (niaga) ini yang disebut dengan Linguistic Pressures (A. Wahid,
2-001:106), Eniar Haugen (1972:62).

Sebagai contoh, Fitri mahasiswa berbahasa Sunda ingin mengerti apa yang
diungkapkan Ahmad ketika berbicara bersama Amir dalam bahasa Jawa. Bahasa
Sunda dalam hal ini adalah bahasa sasaran sedangkan bahasa Jawa adalah bahasa
sumber: fitri sedang bercakap-cakap dengan Mila dengan bahasa Sunda, Ahmad ingin
memahami apa yang mereka ungkapkan, kira-kira jika diungkapkan dalam bahasa
Jawa apa isi pembicaraan mereka. Bahasa Jawa dalam hal ini bahasa sasaran dan
Sunda menjadi bahasa sumber,

Peranan terjemahan menjadi begitu penting untuk memahami ungkapan


perasaan dan pikriran seseorang atau suatu bangsa. Dari terjemahan seseorang atau
bangsa lain, disamping itu, juga mendapat informasi ragam bahasa yang dipakai
dalam ungkapan itu. Pengetahuan isi (informasi) yang ada dalam ungkapan dan ragam
bahasa yang dipakai dalam menuangkan informasi itu akan menjadi sangat
bermanfaat dan berharga bagi peradaban, kemajuan bangsa, dan khazanah bahasa.
[ CITATION Akm16 \l 1057 ]

Ada beberapa alasan mengapa mata kuliah menerjemah perlu diajarkan pada
jurusan-jurusan bahasa Arab di perguruan tinggi. Alasan tersebut dapat dikemukakan
sebagai berikut.[ CITATION Umi18 \l 1057 ]

Pertama, keterampilan menerjemah sangat dibutuhkan dalam rangka alih ilmu


pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan agama dari negara maju ke negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia. Bidang penerjemahan telah memberikan jasanya
yang tidak terhingga bagi kemajuan bangsa Arab hingga mereka meraih masa
keemasan juga telah membuktikan kesuksesannya dalam mengantarkan bangsa
Jepang ke dunia modern yang setara dengan bangsabangsa Barat yang lebih dahulu
meraih kemajuan.

Kedua, kegiatan penerjemahan, mulai dari yang sederhana sampai yang


kompleks, senantiasa melekat pada diri seseorang yang berkecimpung dalam profesi
kebahasaan, baik sebagai guru maupun peneliti. Artinya, penerjemahan merupakan
kegiatan alamiah yang perlu dilakukan manusia pada berbagai lapangan
kehidupannya, di sekolah, di kantor, dan di mana pun dia berada. Penerjemahan
merupakan aktivitas manusia yang bertanggung sepanjang hidupnya.

Ketiga, dewasa ini cukup banyak informasi dari negara-negara asing termasuk
negara Arab yang selayaknya dipublikasikan di dalam bahasa Indonesia berupa buku,
film, dan publikasi lainnya agar cepat diserap oleh masyarakat. Namun, kegiatan ini
belum memperlihatkan hasil yang memuaskan karena keterbatasan tenaga yang
profesional dalam bidnag penerjemahan.

Keempat, mata kuliah terjemah berfungsi sebagai sarana pengembang bahasa


bagi para mahasiswa di jurusan bahasa Asing termasuk jurusan bahasa Arab.
Keterampilan ini dapat menunjang keterampilan berbahasa lainnya, seperti
keterampilan berbicara dan menulis.

Di samping itu, keterampilan ini pun dapat dijadikan sarana untuk mengetahui
keberhasilan studi mahasiswa secara komporehensif, karena keterampilan
menerjemah menuntut kemampuan mahasiswa dalam bidang keterampilan berbahasa
lainnya, terutama membaca. Kelima, keterampilan menerjemah dapat dijadikan salah
satu nilai tambah bagi seorang lulusan. Dia tidak perlu menggantungkan harapannya
pada lapangan kerja yang disediakan oleh pemerintah. Keterampilan ini merupakan
salah satu alternatif penyediaan lapangan pekerjaan. Karena alasan-alasan tersebut,
kiranya sangat tepat untuk menilik masalah pembelajaran menerjemah dari berbagai
sudut pandang.

D. Definisi dan Klasifikasi Terjemah

1. Definisi Terjemah
Secara bahasa, terjemah (translation) berasal dari bahasa Arab, dari kata
tarjama yutarjimu, artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu
bahasa ke bahasa lainnya. Pelakunya disebut penerjemah (mutarjim). [Elias
Anton Elias, dkk, 1982:243].

Secara istilah, terjemah berarti semua kegiatan manusia yang berkaitan


dengan memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan atau
tulisan (verbal dan non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran.
(Suhendra Yusuf, 1994:8).

Ini berarti penerjemahan yang dilakukan bukan hanya persoalan


pemindahan bahasa tulisan (bahasa sumber) ke bahasa sasaran, melainkan juga
kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa, sepanjang memindahkan informasi
sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan penerjemahan, seperti
seorang teknisi yang memasang instrumen berdasarkan petunjuk skema
pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan.
2. Klasifikasi Terjemah
Terjemahan dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis. Apabila dilihat
dari tujuan penerjemahan, Brislin (dalam Emzir, 1999: 4) menggolongkan
terjemahan ke dalam empat jenis, yaitu:
a. Terjemahan Pragmatis, yaitu terjemahan yang mementingkan ketepatan atau
akurasi informasi.
b. Terjemahan Astetis-Puitis, yaitu terjemahan yang mementingkan dampak
efektif, emosi dan nilai rasa dari satu versi bahasa yang orisinal.
c. Terjemahan Etnografis, yaitu terjemahan yang bertujuan menjelaskan
konteks budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran.
d. Terjemahan Linguistik, yaitu terjemahan yang mementingkan kesetaraan arti
dari unsur-unsur morfem dan bentuk gramatikal dalam bahasa sumber dan
bahasa sasaran.

Dilihat dari jauh dekatnya terjemahan dari bahasa sumber dan bahasa
sasaran, terjemah dapat diklasifikasikan ke dalam jenis. Kedelapan jenis
terjemahan tersebut dapat dikategorisasikan dalam dua bagian besar. Pertama,
terjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sumber, dalam hal ini
penerjemah berupaya mewujudkan kembali dengan setepat-tepatnya makna
kontekstual penulis, meskipun dijumpai hambatan sintaksis dan semantik yakni
hambatan bentuk dan makna. Kedua, terjemahan yang lebih berorientasi pada
bahasa sasaran. Dalam hal ini penerjemah berupaya menghasilkan dampak yang
relatif sama dengan yang diharapkan oleh penulis asli terhadap pembaca versi
bahasa sasaran (Choliludin, 2005: 205).

a. Klasifikasi terjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber:


1) Terjemahan kata demi kata (word for word translation). Penerjemahan
jenis ini dianggap yang paling dekat dengan bahasa sumber. Urutan kata
dalam teks bahasa sumber tetap dipertahankan, kata-kata diterjemahkan
menurut makna dasarnya diluar konteks.
2) Terjemahan Harfiah (literal translation) atau sering juga disebut
terjemahan struktural. Dalam terjemahan ini konstruksi gramatikal bahasa
sumber dikonversikan ke dalam padanannya dalam bahasa sasaran,
sedangkan kata-kata diterjemahkan di luar konteks.
3) Terjemahan setia (faithful translation). Terjemahan ini mencoba
menghasilkan kembali makna kontekstual walaupun masih terikat oleh
struktur gramatikal bahasa sumber. Ia berpengang teguh pada tujuan dan
maksud bahasa sumber sehingga terkesan kaku.
4) Terjamahan semantis (semantic teranslation). Berbeda dengan
terjemahan setia. Terjemahan semantis lebih memperhitungkan unsur
estetika teks bahasa sumber, sdan kreatif dalam batas kewajaran.
b. Klasifikasi terjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran:
1) Terjemahan adaptasi (adaptation). Terjemahan inilah yang dianggap
paling bebas dan palingdekat kebahasaan sasaran.
2) Terjemahan bebas (free trantation). Penerjemahan bebas adalah
penulisan kembali tanpa melihat tanpa aslinya. Biasanya merupakan
parafrase yang dapat lebih pendek atau lebih panjang dari aslinya.
3) Terjemahan idiomatiuk (idiomatic translation). Dalam terjemahan jenis
ini pesan bvahasa sumber disampaikan kembali tetapi ada penyimpangan
nuansa makan karena mengutamakan kosa kata sehari-hari dan idiom dan
tidak ada di dalam bahasa sumber tetapi bisa dipakai dalam bahasa
sasaran.
4) Terjemahan komunikatif (communicative translation). Terjermahan ini
berusaha menyampaikan makna kontekstual dari bahasa sumber
sedemikian rupa, sehingga isiu dan bahasanya berterima dan dapat
dipahami oleh dunia pembaca bahasa sasaran. Terjemahan ini biasanya
dianggap terjemahan yang ideal.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara istilah, terjemah berarti semua kegiatan manusia yang berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan atau tulisan (verbal
dan non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran.
Terjemahan dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis. Apabila dilihat dari
tujuan penerjemahan, Brislin (dalam Emzir, 1999: 4) menggolongkan terjemahan ke
dalam empat jenis, yaitu:
a. Terjemahan Pragmatis,
b. Terjemahan Astetis-Puitis,
c. Terjemahan Etnografis, dan
d. Terjemahan Linguistik.
1. Klasifikasi terjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber:
a. Terjemahan kata demi kata (word for word translation).
b. Terjemahan Harfiah (literal translation).
c. Terjemahan setia (faithful translation).
d. Terjamahan semantis (semantic teranslation).
2. Klasifikasi terjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran:
a. Terjemahan adaptasi (adaptation).
b. Terjemahan bebas (free trantation).
c. Terjemahan idiomatiuk (idiomatic translation).
d. Terjemahan komunikatif (communicative translation).
Peranan terjemahan menjadi begitu penting untuk memahami ungkapan
perasaan dan pikriran seseorang atau suatu bangsa. Dari terjemahan seseorang atau
bangsa lain, disamping itu, juga mendapat informasi ragam bahasa yang dipakai
dalam ungkapan itu. Pengetahuan isi (informasi) yang ada dalam ungkapan dan ragam
bahasa yang dipakai dalam menuangkan informasi itu akan menjadi sangat
bermanfaat dan berharga bagi peradaban, kemajuan bangsa, dan khazanah bahasa.

E. Saran
Perlu adanya metode penelitian lebih lanjut akan upaya peningkatan diskusi
tentang materi ini sebagai salah satu cara memaksimalkan potensi mahasiswa untuk
bersikap aktif dalam kegiatan belajar mengajar terlebih dalam kondisi belajar dalam
jaringan.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah di


kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

1. Akmaliyah. Teori dan Praktik Terjemah Indonesia-Arab. Jakarta : Kencana, 2017.

2. Akmaliyah. Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan. Bandung : Pustaka Rahmat,


2016.

3. Hanifah, Umi. Urgensi Pembelajaran Menerjemah Arab-Indonesia Pada Perguruan


Tinggi Agama Islam Di Indonesia . 2018, Vol. 02.

Anda mungkin juga menyukai