"البالغة "علم
Oleh :
DOSEN PENGAMPU
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami atas kehadiran Allah subhanallahu wata’ala yang telah memberikan kita
kesehatan jasmani maupun rohani, dan melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunianya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik. Didalam makalah ini saya akan
Saya juga berterima kasih kepada Bapak Dr. Kasmantoni, S.Ag, M.Pd. Selaku dosen mata
kuliah “ILMU BALAGHOH” yang telah memberikan tugas ini. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan guna menyempurnakan pada
makalah selanjutnya.
Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya lebih baik lagi.
Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bidang ilmu dalam kajian sastra Arab adalah ilmu balaghoh atau popular di
kenal sebagai stilistik Arab. Secara umum, balaghoh adalah ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana mengelola kata atau susunan kalimat bahasa Arab yang indah namun tetap
menjaga kejelasan makna dengan juga memperhatikan situasi dan kondisi saat ungkapan
tersebut terjadi. Ilmu balaghoh terbagi menjadi tiga cabang ilmu besar, yaitu : ilmu bayan,
ilmu ma’ani, dan ilmu badi’ (Ali Jarim dan Mustofa: 1998). Masing-masing dari ketiga
cabang ilmu tersebut memiliki kekhususan gaya bahasa. 1(Ilmu Balaghah : Tasybih Dalam
Manuskrip “ Syarh Fī Bayān Al - Majāz Wa Al - Tasybīh Wa Al- Kinā Yah ,” 2017)
Kajian Ilmu Balaghoh ini secara keseluruhan agar dapat dipahami ungkapan bahasa
yang indah sehingga belajar bahasa merupakan sesuatu yang menyenangkan.
A. Rumus Masalah
1. Bagaimana sejarah Ilmu Balaghoh
2. Apa pengertian dari Ilmu balaghoh
3. Bagaimana penggunaan Ilmu Balaghoh
B. Tujian Penulisan
1. Agar mengetahui sejarah Ilmu Balaghoh
2. Memahami pengertian dari Ilmu Balaghoh
3. Mengetahui penggunaan Ilmu Balaghoh
1
Lin Suryaningsih dan Hendrawanto, “Ilmu Balaghah :Tasybih dalam Manuskrip “Syarah Fi Bayan Al-Majaz Wa
Al-Tasybih Wa Al-Kinayah””, Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 1, Maret 2017
4
BAB II
PEMBAHASAN
2
Muhammad Abdul Adzim al-Zarqani, Manahil Irfan Fi Ulum Al-Qur’an, (Kairo : Dar al-Hadits,2001, Juz II,
Hal 278
3
Juhdi Rifai, “Pendekatan Ilmu Balaghah dalam Shafwa Al- Tafsir Karya ‘Ali Al-Shabuny”, Jurnal Ulunnuha
P-ISSN : 2086-3721 E-ISSN : 2865-6050, Vol. 8, No. 2, Desember 2019
5
6
yaitu sampai atau ujung. Balaghoh berarti sampainya ide dan pikiran yang ingin kita
ungkapkan kepada lawan bicara dengan hasil pertimbangan kesesuain makna-maknanya,
dan situasi serta kondisi saat ungkapan itu terjadi5.(Ilmu Balaghah : Tasybih Dalam
Manuskrip “ Syarh Fī Bayān Al - Majāz Wa Al - Tasybīh Wa Al- Kinā Yah ,” 2017)
Pengertian Balaghoh menurut Bahasa adalah sampainya seseorang kepada tujuan yang
hendak di capainya.
Balagho menurut Istilah ada dua macam :
1. Balaghoh Kalam
2. Balaghoh Mutakalim
Balaghoh Kalam artinya ma’nanya jelas, ungkapannya fasih, sesuai tempat dan keadaan
orang yang diajak bicara.6(Tarbiyah & Keguruan, n.d.)
Mutakalim baligh yaitu bakat yang dimiliki seseorang dan ia mampu menyusun kalam
baligh sesuai dengan tuntutan keadaan, fasih menggunakan ma’na apa saja yang terlintas
dalam pikirannya dan yang tergerak dalam dadanya.
Mutakalim juga mampu menggunakan kata-kata dalam segala bentuk, seperti memuji,
meratap, mencela, bergembira, dan lain sebagainya sesuai dengan situasi. (Tarbiyah &
Keguruan, n.d.)
بلغ الشيء يبلغ بلوغا وبالغا وصل وانتهى وأمر ابلغ جيد و البالغة الفصاحة و البليغ من
7
الرجال ورجل بليغ و بلغ و بلغ حسن الكالم فصيحه
4
Lin Suryaningsih dan Hendrawanto, “Ilmu Balaghah :Tasybih dalam Manuskrip “Syarah Fi Bayan Al-Majaz
Wa Al-Tasybih Wa Al-Kinayah””, Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 1, Maret
2017
5
Lin Suryaningsih dan Hendrawanto, “Ilmu Balaghah :Tasybih dalam Manuskrip “Syarah Fi Bayan Al-Majaz Wa
Al-Tasybih Wa Al-Kinayah””, Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 1, Maret 2017
6
Rumad Sagala, BALAGHOH, Institut Agama Islam Negri Raden Intan, Lampung, 2016
7
Ibnu Manzur, Jamaluddin Muhammmad ibnu Mukarram al-Ansari, Lisan al-Arab, al-Dar al-Misriyyah li al-
Ta’lif wa al-Tarjamah, Cairo, juz. 10, ttp, hlm. 301-302. Lihat juga : Matlub, Dr. Ahmad, Mu’jamu al- Mustalahat
al-Balaghiyyah wa Tathowwuriba, Maktabah Lubnan Nashirun, Bierut-Lebanon, cet. II, 1996, hlm. 234.
7
وبالغة-)بالغا, yang secara harfiyah bermakna sampai. Untuk mengetahui pengertian yang
lebih mendalam dari perkataan ini, akan dipaparkan beberapa pandangan ulama’ diseputar
termonologinya.8(Tarbiyah & Keguruan, n.d.)
Dalam kitab Mukhtaru al-Sihab, Syaikh Imam Muhammad ibnu Abi Bakar ibnu Abd
al-Qodir al-Razi rahimahumulloh memberikan pengertian kepada kata balaghoh dengan :
(فإذا بلغن أجلهن) أي: بلغ املكان الذي وصل إليه وكذا إذا شارف عليه ومنه قوله تعلى
.9 والبالغة الفصاحة.قاربنه
Maka secara termonologi perkataan balaghoh berarti ‘sampai’ atau bisa juga ‘berakhir’,
sebagaimana diungkapkan dalam berbagai kitab dan kamus yang menerangkan perkataan
ini.
Adapun alasan dari penamaan ilmu ini dengan balaghoh adalah :
10
فسميت البالغة بالغة ألهنا تنهى املعىن إىل قلب السامع فيفهمه
Yang artinya adalah bahwa bahasa yang memiliki tingkat balaghoh yang tinggi akan
bisa menyampaikan apa yang dimaksud ke dalam hati orang yang mendengarnya, sehingga
orang itu bisa memahaminya.
Dari berbagai ungkapan para ulama’ diatas perkataan ini, maka dapatlah dipahami
bahwa balaghoh merupakan salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang erat kaitannya
dengan kaidah-kaidah penyusunan kata dan kalimat yang benar.
Aspek yang terpenting dalam ilmu Balaghoh adalah :
1. Ungkapan yang baik dan benar yang sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan
(balaghoh al-kalam).
2. Orang yang dengan jelas menyampaikan ungkapan itu (balaghoh al-mutakalim).
Dalam ilmu balaghoh kedua aspek tersebut sangat menentukan ketepatan dan
kebenaran suatu ungkapan dari seseorang pembicara. Cabang Ilmu Balaghah Ada 3 (tiga)
cabang ilmu balaghah yang secara singkat sudah penulis singgung pada pembahasan
sebelumnya, yaitu ilmu bayan, ilmu ma‟ani dan ilmu badi‟. Objek kajian ketiga ilmu ini
saling melengkapi.(Subakir & Ayat, 2018)
8
Rumad Sagala, BALAGHOH, Institut Agama Islam Negri Raden Intan, Lampung, 2016
9
Muhammad Abdul Adzim al- Zarqoni, Manahil irfan fi Ulum al-Qur’an, (Kairo: Dar al-Hadits, 2001), Juz II,
hlm. 278.
10
Badawi Thabanah,, Mu’jamu al-balaghah al-Arabiyyah, Dar al-Manarah, Jeddah, cet. III, 1988, hlm. 75.11
8
Ilmu badi’ didefenisikan sebagai cabang ilmu balaghoh yang bertujuan untuk
memperindah suatu perkataan baik dari aspek makna, lafadz maupun kedua-
duanya.11(Lughah & Nadhah, 1974)
C. Penggunaan Balaghoh
Balaghoh hanya digunakan pada kalimat (kalam) dan orang yang berbicara
(mutakalim) dengan pengertian masing-masing sebagai berikut :
a. Balaghoh al-Kalam (kalimat yang baligh), yaitu kalimat yang fasih dan sesuai
dengan muqtdla al-hal persesuaian antara kata-kata yang dikemukakan dengan
keadaan lawan bicara (mukhotob). Istilah muqtadla al-hal terdiri dari kata al-
muqtadla dan al-hal. Muqtadla (i’itiba’) adalah perkataan yang sesuai dengan
tujuan Al-hal (maqam) adalah sesuatu yang mendorong mutakalim untuk
menyampaikan maksud hatinya dengan perkataan tertentu, seperti untuk memuji
(al-madh) atau keadaan lawan bicara yang cerdas (al-dzaki). Memuji (al-madh)
adalah al-hal yang mendorong mutakalim untuk mengemukakan perkataan dengan
bentuk ithnab (panjang lebar). Dzaka’ (kecerdasan mukhotob) adalah al-hal yang
mendorong mutakalim untuk mengemukakan perkataan dengan bentuk ithnab dan
ijaz, telah sesuai dengan muqtadla al-hal. Karenanya, perkataan diatas disebut
dengan kalimat yang baligh (balaghoh al-kalam).
Ayat di atas untuk menguatkan kebenaran utusan Allah, setelah diingkari oleh
ّ
orang-orang kafir, karenanya pada ayat itu dipakai alat taukid )(إن. Dengan
demikian, ayat itu sesuai dengan keadaan orang-orang kafir yang mengingkarinya.
Oleh karenanya, ayat diatas di sebut kalimat kalam yang baligh.
b. Balaghoh al-Mutakalim (pembicara yang baligh), yaitu orang yang mempunyai
kecakapan (malakah) mengemukakan maksud hatinya dengan kalimat yang baligh
sesuai dengan tujuan.
Kalimat tidak dapat disebut baligh, karena pada dasarnya balaghoh terdiri dari
makna yang indah, ungkapan yang benar dan mudah dipahami. Lebih dari itu,
11
Ahd Husaini, ASPEK BALAGHAH DALAM PENERJEMAHAN AL-QUR’AN, Lughah, Fiqhul Nadhah, Daru,
1974
10
balaghoh adalah sesuatu yang menekankan pada isi mutakalim pada hati
mukhotob-nya, seperti pada hatinya sendiri. Makna yang indah dan ungkapan yang
benar dalam balaghoh di atas dimaksudkan, bahwa balaghoh harus terdiri dari
susunan kata yang lengkap (yang disebut dengan kalimat : kalam), dan kalam yang
baligh harus terdiri dari kata yang fasih. Dengan demikian, kalimat tidak termasuk
dalam balaghoh, karena tidak dapat mengantarkan tujuan mutakalim secara
sempurna. 12(Subakir & Ayat, 2018)
12
Khamim dan Ahmad Subakir, “ILMU BALAGHOH”, IAIN Kediri Press, Sunan Ampel-Kediri Jawa Timur,
2018.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpilan
Perkembangan kesusastraan Arab pada era jahiliyah diwarnai oleh adanya
perkembangan berbagai bentuk sastra, baik prosa maupun puisi yang dikembangkan oleh
orang-orang Arab pada masa itu. Perkembangan tersebut didukung juga oleh adanya
berbagai kegiatan yang berlangsung pada musim haji setiap tahunnya, dengan diadakannya
berbagai perlombaan pidato dan perlombaan membaca.
Secara etimologi berasal dari kata “ba-la-gha/”بلغ, yang artinya sama dengan “”وصل
yaitu sampai atau ujung. Balaghoh berarti sampainya ide dan pikiran yang ingin kita
ungkapkan kepada lawan bicara dengan hasil pertimbangan kesesuain makna-maknanya,
dan situasi serta kondisi saat ungkapan itu terjadi.
Pengertian Balaghoh menurut Bahasa adalah sampainya seseoraang kepada tujuan yang
hendak di capainya.
Balagho menurut Istilah ada dua macam :
3. Balaghoh Kalam
4. Balaghoh Mutakalim
Balaghoh Kalam artinya ma’nanya jelas, ungkapannya fasih, sesuai tempat dan keadaan
orang yang diajak bicara.
Ilmu balaghoh terbagi menjadi tiga cabang ilmu besar, yaitu : ilmu bayan, ilmu ma’ani,
dan ilmu badi’ (Ali Jarim dan Mustofa: 1998). Masing-masing dari ketiga cabang ilmu
tersebut memiliki kekhususan gaya bahasa.
Balaghoh hanya digunakan pada kalimat (kalam) dan orang yang berbicara
(mutakalim) dengan pengertian masing-masing sebagai berikut :
a. Balaghoh al-Kalam (kalimat yang baligh), yaitu kalimat yang fasih dan sesuai
dengan muqtdla al-hal persesuaian antara kata-kata yang dikemukakan dengan
keadaan lawan bicara (mukhotob).
Balaghoh al-Mutakalim (pembicara yang baligh), yaitu orang yang mempunyai
kecakapan (malakah) mengemukakan maksud hatinya dengan kalimat yang baligh
sesuai dengan tujuan.
11
12
B. Saran
Suryaningsih Lin. Hendrawanto, “Ilmu Balaghah :Tasybih dalam Manuskrip “Syarah Fi Bayan
Al-Majaz Wa Al-Tasybih Wa Al-Kinayah””, Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI
HUMANIORA, Vol. 4, No. 1, Maret 2017
Muhammad Abdul Adzim al-Zarqani, Manahil Irfan Fi Ulum Al-Qur’an, (Kairo : Dar al-
Hadits,2001, Juz II, Hal 278
Rifai Juhdi, “Pendekatan Ilmu Balaghah dalam Shafwa Al- Tafsir Karya ‘Ali Al-Shabuny”,
Jurnal Ulunnuha P-ISSN : 2086-3721 E-ISSN : 2865-6050, Vol. 8, No. 2, Desember 2019
Sagala Rumad, BALAGHOH, Institut Agama Islam Negri Raden Intan, Lampung, 2016
Manzur Ibnu, Muhammmad Jalaludin ibnu Mukarram al-Ansari, Lisan al-Arab, al-Dar al-
Misriyyah li al-Ta’lif wa al-Tarjamah, Cairo, juz. 10, ttp, hlm. 301-302. Lihat juga : Matlub,
Dr. Ahmad, Mu’jamu al- Mustalahat al-Balaghiyyah wa Tathowwuriba, Maktabah Lubnan
Nashirun, Bierut-Lebanon, cet. II, 1996, hlm. 234.
Al- Zarqoni Adzim Abdul Muhammad, Manahil irfan fi Ulum al-Qur’an, (Kairo: Dar al-Hadits,
2001), Juz II, hlm. 278.
Thabanah Badawi, Mu’jamu al-balaghah al-Arabiyyah, Dar al-Manarah, Jeddah, cet. III, 1988,
hlm. 75.11
Khamim dan Subakir Ahmad, “ILMU BALAGHOH”, IAIN Kediri Press, Sunan Ampel-Kediri
Jawa Timur, 2018.
13