PENDEKATAN PENAFSIRAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penafsiran
Dosen pengampu: Prof. Dr. Hj. Erawati Aziz, M.Ag
Disusun Oleh:
Agvio Audita Padiah Sari (211111055)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penafsiran,
yang diampu oleh Prof. Dr. Hj. Erawati Aziz, M.Ag. Kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan penulis juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan pembuatan makalah ini. Kami
mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala
dan kekurangan pasti ada dalam kita sebagai manusia. Semoga Makalah t ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Pendekatan Penafsiran................................................................5
B. Macam-macam Pendekatan Penafsiran........................................................6
1. Pendekatan Intuisi.....................................................................................6
2. Pendekatan IPTEK....................................................................................9
3. Pendekatan Tasawuf................................................................................11
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tafsir merupakan pandangan umat Islam terhadap Al-Quran
dengan berbagai bentuk, metode, pendekatan dan corak. Berfungsi untuk
mencari makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran. Al-Quran
sendiri membangkitkan untuk melakukan pengamatan dan penelitian.
Variatifnya ilmu keislaman yang muncul dari upaya melakukan
pengamatan terhadap Al-Quran menjadi sebuah keniscayaan, karena
beragamnya kemampuan manusia dalam memaknainya, terutama sekali
bila dilihat dari sisi keahlian atau kecenderungan mufassir serta
perkembangan zaman yang melingkupinya.1
Mufassir sebelum melakukan penafsiran terhadap ayat-ayat Al-
Quran, dapat diketahui bahwa terdapat berbagai macam pendekatan
penafsiran, yang dimana pendekatan penafsiran tersbut akan menghasilkan
sebuah corak dalam penafsiran sehingga antara pendekatan corak tafsir itu
saling berkaitan antara keduanya. Perkembangan tafsir dengan berbagai
corak, metode dan bentuk sangat memungkinkan karena banyaknya pakar
tafsir yang muncul dari zaman ke zaman. Di samping sebagai mufassir,
mereka juga memiliki berbagai macam pendekatan penafsiran, seperti
pendekatan intuisi, pendekatakan IPTEK, pendekatan tasawuf dan lain-
lain.
Sebagaimana disajikan dalam makalah ini membahas lebih lanjut
tentang pendekatan penafsiran saat para mufassir menafsirkan Al-Qur’an.
Selain itu, dibahas pula pengertian, para tokoh dan kitab tafsirnya dalam
pendekatan penafsiran. Kajian ini dinilai penting, karena untuk mengingat
tentang bagaimana pendekatan yang dilakukan para mufassir menafsirkan
Al-Qur’an. Tulisan ini kaji dimulai dengan menjelaskan pengertian
Pendekatan dan macam-macamnya
1
Rahman, H. Amin Al-Khuli. “Pendekatan Kritik Sastra Terhadap Al-Quran”. Al-Irfan:
Journal of Arabic Literature and Islamic Studies. 2019. 2 (1). Hlm 94-120.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Penafsiran
Pendekatan penafsiran adalah alat analisis yang mempengaruhi perspektif
dalam melakukan penafsiran, setiap pendekatan akan menghasilkan corak
dalam penafsiran sehingga antara pendekatan corak tafsir itu saling berkaitan
antara keduanya. Adapun pendekatan penafsiran adalah pendekatan intuisi,
pendekatan IPTEK, pendekatan tasawuf, pendekatan filsafat, pendekatan fiqih,
pendekatan bahasa dan lain sebagainya.2
2
Khuzaemah, E. “Kolaborasi Pendekatan Sufistik Dan Saintifik Dalam Membina
Generasi Yang Cerdas Dan Berakhlak Melalui Proses Pendidikan”.
3
Sakni, A. S. “Model Pendekatan Tafsir Dalam Kajian Islam”. Jurnal Ilmu Agama:
Mengkaji Doktrin, Pemikiran, Dan Fenomena Agama. 2013. 14 (2). Hlm 61-75.
4
Ibid
5
B. Macam-macam Pendekatan Penafsiran
1. Pendekatan Intuisi
5
Aziz, R. M. “Bab 4 Metodologi Islam Dan Pengetahuan. Islam Dan Ilmu
Pengetahuan”. 2011. 48
6
Kaelan, DKK. "Buku Filsafat Ilmu”. Pdf.
7
Aziz, R. M. Op. Cit
6
b. Tokoh-tokoh dan kitabnya dalam Pendekatan Intuisi
Pengalaman yang terjadi pada Sayyid Quthb Pada bagian awal
kitab Tafsirnya, Fi Dzilal Al-Qur’an sebanyak 8 jilid.8 Beliau
menceritakan: Bahwa pada suatu saat aku sulit memahami ayat-ayat
Al-Qur’an. Kemudian aku pergi ke mesjid dan melakukan shalat hajat
dan berdo’a, maka tiba-tiba pikiran dan hati sangat terang dan jernih,
kemudian dalam pikiranku terlihat dengan terang maksud dari suatu
ayat, dan kemudian aku ambil pena, dan aku terus menulis tanpa henti,
dan dari pikiranku mengalir ilmu tanpa hentinya.9
Selanjutnya Tafsir Imam Al-Alusi yaitu kitab tafsir yang diberi
nama Ruh al-Ma’anifî Tafsr al-Quran al-‘Adzim wa as-Sab’ al-
Matsani. Setelah ia meninggal, kitab itu disempurnakan oleh anaknya,
As-Sayyid Nu’man Al-Alusi. Latar belakang penulisan kitab tafsir Rûh
al-Ma’ani terkesan agak mistik. Beliau menulis terdorong oleh suatu
mimpi, meskipun sebelumnya telah ada ide untuk menulis tafsir
tersebut.
Al-Alusi memang ingin sekali menyusun sebuah kitab tafsir yang
dapat mencakup persoalan-persoalan yang dianggap urgent bagi
masyarakat waktu itu. Namun rupanya beliau senantiasa dihinggapi
keragu-raguan untuk merealisasikan ide tersebut. Akhirnya, pada suatu
malam, tepatnya pada malam jum'at bulan Rajab tahun 1252 H, beliau
bermimpi disuruh Allah Swt untuk melipat langit dan bumi, kemudian
disuruh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang ada padanya.
Dalam mimpinya, beliau seolah-olah mengangkat salah satu tangannya
ke langit dan yang tangan lainnya ke tempat air. Namun kemudian
beliau terbangun dari tidurnya. Mimpi tersebut lalu ditakwilkan dan
ternyata beliau menemukan jawabannya dalam sebuah kitab bahwa
mimpi itu merupakan isyarat untuk menyusun kitab tafsir.10 Al-Ghazali
sebagai seorang sufi yang sudah sampai pada tahap mencapai ilmu
8
Siregar, Abu Bakar Adanan. ”Analisis Kritis Terhadap Tafsir Fi Zilal Al-Qur’an Karya
Sayyid Qutb. Ittihad”. 2017. 1.2.
9
Sayyid Qutb, “Tafsir Fi Dzilal Al-Qur’an”. 1965. Vol.30.
7
melalui intuisi menawarkan sebuah metode yang dinilai efektif. Dalam
bukunya Ihya’ Ulum al-Din ia menawarkan tahapan sebagai berikut.
Pertama, taubat; Kedua, sabar dan syukur; Ketiga, al-khauf wa al-
raja’; Keempat, al-faqr wa al-zuhd; Kelima, tauhid dan tawakkal;
Keenam, mahabbah wa al-syau;, Ketujuh, al-niyyat, al-ikhlash dan al-
shidqu; Kedelapan, al-tafakkur, dan Kesembilan dzikr al-maut wa maa
ba’dahu.
Itulah antara lain metode atau langkah-langkah yang ditempuh
untuk mencapai pengetahuan intuitif dari Tuhan. Metode tersebut pada
intinya adalah membersihkan hati, karena hati yang sudah bersih inilah
yang dapat menerima ilmu dari Tuhan. Para sufi yang memperoleh
pengetahuan langsung dari Tuhan ternyata harus bekerja keras melalui
mujahadah dan riyadhah, yakni bekerja keras mengendalikan hati dari
berbagai pengaruh negatif dan menghiasnya dengan taubat, zuhud,
sabar, ikhlas, tawakal, syukur, khauf, raja’ (berharap), dan sebagainya.
Dengan demikian, intuisi telah memainkan tiga peran sekaligus,
yakni sebagai dasar pengetahuan, sumber pengetahuan, dan sebagai
cara atau metode mendapatkan pengetahuan. Sebagai dasar dan sumber
pengetahuan, intuisi bersifat pasif, akan tetapi sebagai metode
mendapatkan pengetahuan, ia bersifat aktif. Intuisi dapat membantu
akal, sedang akal bisa dimanfaatkan oleh intuisi. Dalam menyatukan
kesenangan dan kebenaran dapat ditempuh dengan menggunakan
imajinasi dan intuisi untuk membantu akal.11
10
Rahayu, Sri, Et Al. “Nikah Mut’ah Dalam Pandangan Sunni Syi’ah”(Studi Komparatif
Tafsir Fathul Qâdîr, Rû Hul Ma’âni, Al-Mizân)”. 2018.
11
Abuddin. “Penggunaan Intuisi Dalam Epistimologi Ilmu”. Diakses Dari
Http://Abuddin.Lec.Uinjkt.Ac.Id/Penggunaan-Intuisi-Dalam-Epistimologi-Ilmu. Pada Tanggal 26
Maret 2023 Pukul 9:15.
8
2. Pendekatan IPTEK
12
Masruri, Hm Hadi. "Filsafat Sains Dalam Al-Qur'an: Melacak Kerangka Dasar
Integrasi Ilmu Dan Agama". El-Qudwah. 2007.
13
Ismail, Muhammad. “Menalar Makna Berpikir Dalam Al-Qur'an: Pendekatan
Semantik Terhadap Konsep Kunci Al-Qur’an”. Unida Gontor Press. 2022.
9
memahami ayat-ayat Al-Qur’an dengan menjadikan penemuan-
penemuan sain modern sebagai alat bantunya.14 Ayat Al-Qur’an di sini
lebih diorientasikan kepada teks yang secara khusus membicarakan
tentang suatu fenomena kealaman atau yang biasa dikenal sebagai ayat
kauniyyah.15 Dalam hal ini, tafsir ilmi dapat dipahami sebagai suatu
ijtihad atau usaha seorang mufassir dalam mengungkapkan hubungan
ayat-ayat kauniyyah dalam Al-Qur’an dengan penemuan-penemuan
sains modern, yang tujuannya untuk menunjukkan kemukjizatan Al-
Qur’an.
Sampai sekarang, tafsir semacam ini belum dapat diterima oleh
sebagian ulama. Mereka menilai penafsiran Al-Quran semacam ini
keliru, sebab Allah tidak menurunkan Al-Qur’an sebagai sebuah kitab
yang berbicara tentang teoriteori ilmu pengetahuan.16
b. Tokoh-tokoh dan kitabnya dalam pendekatan IPTEK (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi)
Tafsir Al-Kabir / Mafatih Al-Ghaib Pengarangnya adalah Abu
Abdullah Muhammad bin Umar bin Husain bin Hasan bin Ali Al-
Tamimi, Al-Bakry, Al-Thabari, Al-Razi, dia punya nama panggilan
Fahruddin dan dikenal juga dengan nama Ibn Khatib As-Syafi’i. Lahir
tahun 544 H. Dia merupakan orang yang cerdas pada masanya dan
banyak mengumpulkan ilmu-ilmu, dan menjadi imam dalam ilmu
tafsir dan kalam (tauhid), ilmu aqliyah, ilmu bahasa. Kitab tafsir
karangannya adalah Tafsir Kabir yang terkenal dengan Mafãtih Al-
Ghaib.17
14
Faisal, Muhammad. "Sains Dalam Alquran”. Basha'ir: Jurnal Studi Al-Qur'an Dan
Tafsir 2021. Hlm 21-30.
15
Syahruni, Syahruni. "Pemikiran Tafsir Ahmad Gazali Dalam Karyanya". Al-Qur'an;
Tafsir Ayat-Ayat Iptek." Pemikiran Tafsir Ahmad Gazali Dalam Karyanya Al-Qur'an; Tafsir Ayat-
Ayat Iptek. 2017.
16
Sakni, Ahmad Soleh. "Model Pendekatan Tafsir Dalam Kajian Islam." Jurnal Ilmu
Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, Dan Fenomena Agama 14.2. 2013. Hlm 61-75.
17
Al-Razi, Fakhruddin, And Hussain Bin Hassan Ibnu Ali. "Tafsir Al-Kabir Mafatih Al-
Ghaib." Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah. 2000.
10
Selanjutnya Syaikh Tantawi Jauhari. Dalam suasana ayat-ayat
al-Qur'an beliau menggunakan pendekatan yang menjurus pada sains
modern. 18 Ini terbukti pada karyanya yaitu kitab Al-Jawahir fi Tafsir
Al-Qur'an Al-Karim. Dalam kitab tafsirnya beliau menunjukkan
bahwa pengatahuan sains pada hakikatnya merujuk pada Al-Qur’an,
beliau menunjukkan bahwa selain menjadi rujukan agama, amal
ibadah dan hukum juga menjadi sumber referensi bagi ilmu
pengetahuan dan sains.19
Salah satu tema yang dibahas dalam kitab Al-Jawahir fi Tafsir
al-Qur'an Al-Karim adalah tema kosmologi. Menurut penulis,
kosmologi merupakan contoh yang menarik untuk menggambarkan
hubungan yang harmonis antara Al-Qur'an dan Sains. Beberapa hal
tersebut menjadi sebagian faktor mengapa penulis ingin mengkaji
ketegangan Syaikh Tantawi Jauhari dalam kitab Al-Jawahir fi Tafsir
Al-Qur'an Al-Karim khusunya pada ayat-ayat kosmologi.
3. Pendekatan Tasawuf
18
Selamat, Amir. “Elemen Saintifik Dalam Al-Qur’an: Analisis Terhadap Tafsir Al-Sha
‘Rawi Karangan Muhammad Mutawalli Al-Sha ‘Rawi/Selamat Amir”. Diss. University Of
Malaya. 2016.
19
Khasanah, Siti Nur. “ Penafsiran Syaikh Tantawi Jauhari Terhadap Ayat-Ayat
Kosmologi Dalam Kitab Al Jawahir Fi Tafsir Al-Qur’an Al Karim”. Diss. Uin Sunan Kalijaga
Yogyakarta. 2015.
20
Alparizi, Ahmad Salman. "Pendekatan Tasawuf Dalam Kajian Islam". Maqosid:
Jurnal Studi Keislaman Dan Hukum Ekonomi Syariah 10.01. 2022. Hlm 63-79.
11
Ada banyak kata yang bisa disangkut pautkan dengan istilah
tasawuf. Beragam kata-kata tersebut seperti yang ditulis oleh Harun
Nasution adalah sebagai berikut. Al-Suffah yaitu orang yang ikut
pindah dengan Nabi dari Makkah ke Madinah. Saf (barisan), sufi
(suci), sophos (bahasa Yunani yang berarti hikmat) dan suf (kain
wol).21
Dari sisi bahasa, tasawuf berarti keadaan seseorang yang suci
batinnya, bijaksana tutur katanya dan sederhana dalam kehidupannya.
Sedangkan dari segi istilah sangat beragam definisi yang disampaikan
oleh para ilmuan. Salah satunya adalah Junaid Al-Baghdadi yang
mengemukakan bahwa tasawuf adalah membersihkan hati dari sifat
yang menyamai binatang, menekan sifat basyariyyah (kemanusiaan),22
mengekang hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat kerohanian,
berpegang pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih
utama, memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji
kepada Allah, dan mengikuti syari’at Rasulullah.
Seorang sufi tafsir dengan pendekatan tasawuf atau yang lebih
dikenal dengan tafsir sufi banyak memberikan penafsiran-penafsiran
yang esoteris terhadap Al-Qur’an.23 Berbicara tafsir sufi dengan
pemahaman masyarakat kebanyakan perlu kehati-hatian serta toleransi
ilmiah, sehingga bukan wilayah masyarakat awam untuk
mendalaminya lebih lanjut. Karena penafsiran dengan pendekatan
tasawuf bersifat kerohanian yang sangat bergantung pada kemampuan
dan maqam pribadi masing-masing orang
b. Tokoh-tokoh dan kitabnya dalam pendekatan Tasawuf
Tokoh-Tokoh Penting dan Karya-Karyanya dalam Sufisme.
Adapun tokoh-tokoh dan karya utama yang termasuk kedalam kajian
tasawuf di antaranya: Abu Al-Hamid Al-Ghazali (w. 1111 M). Nama
21
Ibid.
22
Burhanuddin, Cecep. "Seni musik dalam tasawuf: studi kasus terhadap lagu-Lagu
Dewa 19 pada album Laskar Cinta.". 2009.
23
Permana, Aramdhan Kodrat. "Diskursus Tafsir Esoteris dalam al-Qur’an”. Jurnal At-
Tadbir: Media Hukum Dan Pendidikan 32.1. 2022. 12-35.
12
lengkapnya Abu Hamid Ibn Muhammad Ibn Ahmad Al-Ghazali,
lebih dikenal dengan Al-Ghazali. Dia lahir di kota kecil yang terletak
di dekat Thus, Provinsi Khurasan, Republik Islam Irak pada tahun
450 H (1058 M). Karya Tafsirnya yaitu Jawahirul Qur’an atau
dikenal dengan tafsir Imam Al-Ghozali.24
Al-Qusyairi Nama lengkapnya adalah Abd Al-Karim ibn
Hawazin ibn Abd Al-Malik ibn Thalhah Al-Qusyairi dilahikan pada
bulan Rabi’ al-Awwal 376 H /986 M, di kota kecil Ustuwa, negeri
yang searah dengan Naisabur, yang banyak terdapat dusun-dusun
tempat kelahiran cendekiawan dan ulama-ulama terkenal. Karya
tafsirnya adalah Lathaif Al-isyarat.25
Ibn Arabi (w. 1240 M), nama lengkapnya adalah Abu Bakr
ibnu Ali Muhyiddin Al-Hatimi At-Ta‘i Al-Andalusi, diahirkan di
Murcia, Sepanyol Tenggara, pada tanggal 17 Ramadan 560 H/28 Juli
1165 M. Di wilayah Islam bagian timur khususnya, dikenal dengan
julukan Syaik Al-Akbar (Doktor Maximus), sedangkan di Sepanyol
sendiri dikenal dengan nama Ibnu Suraqah. Karya tafsirnya sering
dikenal dengan tafsir Ahkam / tafsir Ibnu Arabi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
menafsirkan Al-Qur’an, maka dengan demikian, pendekatan-pendekatan yang
dapat digunakan dalam proses penafsiran juga sangat variatif. Di antara
pendekatan yang populer dipergunakan oleh para mufassir adalah ; pendekatan
Intuisi, pendekatan IPTEK, dan tasawuf, dan lain-lain.
Pemahaman terhadap sejumlah pendekatan dalam menafsirkan Al-Qur’an
akan mengantar seseorang bersikap bijaksana dan melihat bahwa suatu pandangan
penafsiran merupakan khazanah pemikiran umat Islam. Tafsir hendaknya bukan
sekedar upaya mengais makna namun lebih penting dari itu bagaimana sebuah
tafsir menjadikan sebuah makna menjadi konstruktif bagi realitas sosial. Kalau ini
yang dikedepankan maka seseorang tidak terjebak pada perdebatan dan saling
menyalahkan yang tidak berujung pangkal, yang sering kali
menimbulkan permusuhan.
DAFTAR PUSTAKA
14
Fakhruddin, Al-Razi And Hussain Bin Hassan Ibnu Ali. "Tafsir Al-Kabir Mafatih
Al-Ghaib." Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah. 2000.
Muhammad Faisal. Sains Dalam Alquran. Basha'ir: Jurnal Studi Al-Qur'an Dan
Tafsir 2021. Hlm 21-30.
Rahayu, Sri, Et Al. Nikah Mut’ah Dalam Pandangan Sunni Syi’ah (Studi
Komparatif Tafsir Fathul Qâdîr, Rû Hul Ma’âni, Al-Mizân. 2018.
Sakni, Ahmad Soleh. Model Pendekatan Tafsir Dalam Kajian Islam. Jurnal Ilmu
Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, Dan Fenomena Agama 14.2. 2013.
Hlm 61-75.
Siregar, Abu Bakar Adanan. Analisis Kritis Terhadap Tafsir Fi Zilal Al-Qur’an
Karya Sayyid Qutb. Ittihad. 2017. 1.2.
15
Syahruni, Syahruni. Pemikiran Tafsir Ahmad Gazali Dalam Karyanya. Al-Qur'an;
Tafsir Ayat-Ayat Iptek. Pemikiran Tafsir Ahmad Gazali Dalam Karyanya
Al-Qur'an; Tafsir Ayat-Ayat Iptek. 2017.
Burhanuddin, Cecep. Seni musik dalam tasawuf: studi kasus terhadap lagu-Lagu
Dewa 19 pada album Laskar Cinta. 2009.
16