Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KITAB SUNAN AT-TIRMIDZI


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Kitab Hadis
Dosen pengampu: Hj. Elvi Naimah, Lc., M.Ag

Disusun Oleh:
Agvio Audita Padiah Sari (211111055)
Aisah (211111009)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imam At-Tirmizi merupakan tokoh, serta penghimpun hadist yang
terkenal. Kitab sunan At-Tirmizi merupakan karya terbesar Imam At-Tirmizi.
Karyanya Kitab Al-Jami’, yang dikenal dengan Jami’ At-Tirmizi atau Sunan At-
Tarmizi, menjadi salah satu rujukan penting yang berhubungan dengan masalah
hadist dan ilmu hadist, serta masuk kedalam Kutubus Sittah (enam kitab pokok
di bidang hadist) dan ensiklopedia hadist terkenal.1
Kitab Sunan At-Tirmizi ini mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak
didapati pada kitab-kitab lainnya. Hal ini dikarenakan kitab ini membawa
banyak hal baru dalam khazanah keilmuan hadits. Seperti; pertama, penyajian
hadist dalam kitab ini yang diikuti dengan penjelasan tentang kualitas hadist
tersebut. Kedua, adanya istilah ‘’Hasan’’ yang sebelumnya hanya mengenal
‘’Shahih” dan “Dhaif”.2
Sebagai salah satu kitab hadits yang termasuk kedalam kitab pokok yang
enam (kutubus sittah), sunan At-Tirmidzi mempunyai metodologi penulisan
kitab yang berbeda dengan kitab hadits pokok lainnya. Hal ini dapat dilihat dari
adanya penilaian kualitas terhadap hadits-hadits yang ditulis di dalam kitabnya,
yang jarang dilakukan oleh penulis kitab hadits lainnya.3

1
Karo-Karo, Desy Nuryani. 2020. "Kitab Sunan Al-Tirmizi." Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara 
2
Ibid
3
Taufik, A. 2021. “Pendekatan Historiografi dalam Studi Hadist: Analisis Al-Kutub As-
Sittah”. Journal al Irfani: Ilmu al Qur'an dan Tafsir. 2.2. Hlm 70-93
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Imam At-Tirmidzi?
2. Bagaimana latar belakang penulisan kitab Sunan At-Tirmidzi?
3. Bagaimana metode penyusunan kitab Sunan At-Tirmidzi?
4. Bagaimana sistematika penulisan kitab Sunan At-Tirmidzi?
5. Bagaimana penilaian ulama’ terhadap kitab Sunan At-Tirmidzi?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui biografi Imam At-Tirmidzi
2. Mengetahui latar belakang penulisan kitab Sunan At-Tirmidzi
3. Mengetahui metode penyusunan kitab Sunan At-Tirmidzi
4. Mengetahui Sistematika penulisan kitab Sunan At-Tirmidzi
5. Mengetahui penilaian ulama’ terhadapa kitab Sunan At-Tirmidzi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Imam At-Tirmidzi

At-Tirmidzi mempunyai nama lengkap Abu Isa Muhammad bin Isa bin
Tsurah bin Musa bin Ad-Dahhak As-Sulamy Ad-Daris Al-Biqhi At-Tirmidzi Ad-
Dariri. Imam Tirmidzi dilahirkan tahun 200 H/815 M dan menurut sebagian
ulama lahir tahun 209 H/824 M, di kota Tirmidzi daerah Bolkaha yang terkenal
dengan julukan Jihun, Transoksiana, Asia Tengah.4

Ahmad Muhammad Syakir menambah nama dengan sebutan Ad-Dariri


karena beliau mengalami kebutaan di masa tuanya. Sedangkan As-Sulamy adalah
diambil dari Bani Sulaim, sebuah kabilah dari suku Aylan. Nama At-Tirmidzi
diambil dari tempat kelahiran beliau yaitu di Turmudz, sebuah kota kuno yang
terletak di pinggiran sungai Jihun (Amudariyah) utara Iran, di kota ini kemudian
di kenal dengan gelar At-Tirmidzi.

Sejak kecil beliau sangat haus akan ilmu pengetahuan, beliau mempelajari
ilmu hadis dan Fiqh, beliau mencari ilmu di berbagai wilayah yaitu meliputi
Khurasan, Iraq dan Hijaz dan lain sebagainya untuk belajar hadis dengan
menemui guru-guru ilmu Hadis. Pada ketiga wilayah itulah At-Tirmidzi berguru
hadis pada Qutaibah bin Sa’id al-Saqofi, Ibrahim ibn Abdullah ibn Hatim Al-
Harawi, Abdullah ibn Muawiyah al-Jumahi, Ali ibn Hajr Al-Marwazi, Suwaid ibn
Nashr ibn Suwaid Al-Marwazi, Abu Mus’ab Ahmad bin Abi Bakar Al-Zuhri Al-
Madani, Muhammad bin Abdul Malik ibn Abi Al-Syawarib dan lain sebagainya.5

Pada usia 40 tahun At-Tirmidzi berguru kepada Imam Bukhori di bidang


hadis, Illat hadis dan Fiqih sehingga beliau dikenal sebagai korp diskusi dalam
bidang teori Illat hadis. Tampak membekas sekali pengaruh

4
Al-Tirmizi, M. I. (1975). Sunan al-Tirmizi (Vol. 2)
5
Ibid
bimbingan Imam Bukhari sehingga dalam kalangan muhadditsin Imam At-
Tirmidzi di kenal sebagai Al-Hafidz Al-Naqid (kritikus hadis).6

Selain itu beliau juga belajar kepada Imam Muslim, Imam Abu Dawud
dan Lainnya. Dalam bimbingan ilmu-ilmu hadis serta periwayatan, At-Tirmidzi
berhasil membina kader ulama hadis yang terkenal, misalnya Abu Hamid Ahmad
Abdullah ibn Dawud Al-Marwazi At-Tajir, Al-Haisam ibn Kulaib As-Syasyi,
Muhammad ibn Mahbub Abu Al-Abbas Al-Mahbubi Al-Marwazi, Ahmad ibn
Yusuf An-Nasafi, Dawud ibn Nasr Suhail Al-Bazzawi dan lain sebagainya.Sistem
belajar berdiskusi serta mengarang pada akhirnya beliau hidup sebagai tuna netra,
lantas beberapa tahun kemudian beliau meninggal di kota Buqg di dekat kota
Turmudz pada Senin 13 Rajab 279 H atau 9 Oktober 892 M.7

B. Latar Belakang Penulisan Kitab Sunan At-Timidzi


At-Tirmidzi adalah pakar hadis yang masyhur pada abad ke-3 H. Abad ke-
3 H adalah puncak kemajuan ulama dalam mengembangkan berbagai disiplin
ilmu pengetahuan, di antaranya : hadis, fiqih, filsafat, ilmu kalam dan tasawuf.8
Dalam kawasan hadis, periode ini merupakan periode “penyempurnaan
dan pemilahan”, yaitu penanganan terhadap persoalan-persoalan yang belum
sempat terselesaikan pada periode sebelumnya, seperti persoalan al–jarh wa al–
ta’dil, persambungan sanad dan kritik matan. Di samping itu, pemisahan hadis
Nabi dan fatwa sahabat juga dilakukan ulama pada periode ini.
Upaya penyempurnaan dengan pemilahan ini pada akhirnya memunculkan
kitab-kitab hadis dengan corak baru, yaitu kitab shahih yang hanya memuat hadis-
hadis shahih yaitu kitab Jami As–Shahih oleh Bukhari (w. 256 H), kitab Jami
As–Shahih oleh Muslim (w. 261 H), dan kitab-kitab Sunan yang memuat seluruh
hadis kecuali hadis yang sangat dha’if dan munkar, seperti kitab sunan yang
disusun oleh Abu Dawud (w. 273 H), At-Tirmidzi (w. 279 H), An-Nasa’i (w. 303
6
Mufaizin, M. M. Pengantar Teoritis Memahami Hadits & Ilmu Hadits. STUDI
HADITS
7
Mardiyanti, L. 2020. Studi Takhrij Tentang Hadis Larangan Puasa Pada Hari Sabtu
Dalam Kitab Sunan Attirmidzi. Diss. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
8
Fadhilah, Is. 2020. Analisis Praktik Metode Kitab Al-Jami’Al-Mukhtasar Min As-Sunan
‘An Rasulillah Wa Marifah As-Shahih Wa Al-Ma’lul Wa Ma ‘Alaihi At-Tarmidzi. SHAHIH (Jurnal
Ilmu Kewahyuan), 3.2.
H). Keberadaan kitab-kitab tersebut dimaksudkan untuk menangkal pemalsuan
hadis dari golongan para pendusta dan mazhab teolog yang fanatik dalam
membela golongannya.
Ulama pada abad itu juga berupaya menata hukum Islam berdasarkan
sumber Al-Qur’an dan hadis, sehingga semua kitab hadis yang lahir pada abad ini
berorientasi pada fiqih. Hal ini dapat dicermati dari metode penyusunan kitab-
kitab tersebut terdiri atas bab-bab fiqih. Bahkan dengan tegas At-Tirmidzi
mengatakan “Tidaklah hadis-hadis yang terdapat dalam kitab ini kecuali yang
dipilih (diamalkan) fuqaha’”.
Pernyataan At-Tirmidzi tersebut menunjukkan, bahwa sebagai pakar hadis
beliau ingin menjaga keutuhan hadis sebagai dasar syari’at Islam. Ia lebih
memilih menggunakan hadis dha’if laisa bihi matruk (hadis dha’if).9 Yang
kelemahannya tidak menghalangi pengamalannya) dari pada hukum qiyas dan
ijma’. Itulah sebabnya At-Tirmidzi menciptakan istilah hadis hasan, yang
kedudukannya di bawah hadis shahih dan di atas hadis dha’if, namun dapat
dipakai sebagai hujjah.10
C. Metode Penyusunan Kitab Sunan At-Tirmidzi

At-Tirmizi mencantumkan judul di setiap awal bab, kemudian


mencantumkan satu atau dua hadis yang dapat mencerminkan dan mencakup isi
judulnya, setelah itu beliau mengemukakan opini pribadi tentang kualitas hadis
apakah ia sahih, hasan atau da’if.11 Beliau juga mencantumkan opini-opini
terdahulu, para ahli hukum dan imam yang berkaitan dengan berbagai masalah,
lebih dari itu beliau juga menunjukkan jika masih ada hadis-hadis yang
diriwayatkan oleh para sahabat lainnya yang berkenaan dengan masalah yang
sama, bahkan jika ia mempunyai hubungan dengannya.

D. Sistematika Penulisan Kitab Sunan At-Tirmidzi

9
Syakhrani, A. W. 2022. Kitab-kitab Hadis Sesudah Abad ke 3 H.  MUSHAF
JOURNAL: Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis. 2(1). Hlm 1-12.
10
Ibid
11
Al Ayubi, S. 2007. “Manhaj Imam At-Tirmidzi dalam Sunannya”. Al-Fath. 1(1). Hlm
19-33.
Sistematika penulisan dalam kitab Sunan At-Tirmizi adalah dengan metode
pengklasifikasian perbab, oleh karena itu sistematika penulisan Tirmizi disebut
dengan sunan.

Klasifikasi Penulisan

Nama Bab Jilid

1. Bab Thoharoh 1
2. Bab Sholat 1

3. Bab Sholat Jum’at 2

4. Bab Zakat 3
5. Bab Puasa 3
6. Bab Haji
3
7. Bab Jenazah
8. Bab Nikah 3

9. Bab Saudara Sesusuan 3


10. Bab Talak dan Li’an 3
11. Bab Muamalah
3
12. Bab Ahkam
13. Bab Diyat 3

14. Bab Hudud 3


15. Bab Perburuan 3
16. Bab Hewan Kurban
3
17. Bab Naudur dan Iman
18. Bab Sa’ir 3

19. Keutamaan Jihad 3


20. Bab Jihad 3
21. Bab Berdandan 4
22. Bab Makanan 4
23. Bab Minuman
4
24. Bab Kebenaran Wasilah
25. Bab Kedokteran 4

26. Bab Faroidh 4


27. Bab Wasoya 4
28. Bab Tauhid
4
29. Bab Qodar
30. Bab Fitan 4

31. Bab Ru’ya 4


32. Bab Syahadat 4
33. Bab Zuhud
4
34. Bab Hari Kiamat
35. Bab Syurga 4

36. Bab Neraka 4


37. Bab Iman 4
38. Bab Ilmu
4
39. Bab Isti’zan dan Adab
40. Bab Adab 4

41. Bab Amtsal 5


42. Bab Keutamaan Al-Qur’an 5
43. Bab Qira’at
5
44. Bab Tafsir Al-Qur’an
45. Bab Undangan 5

46. Bab Manakib 5


47. Bab Penyakit 5

12

12
At-Tirmidzi. “Sunan At-Tirmidzi”
Karena kitab Sunan At-Tirmidzi banyak memuat hadis hasan, maka
membuat kitab tersebut populer dengan kitab hadis hasan itu. Namun para ulama
berbeda pendapat mengenai hadis hasan itu, termasuk guru-guru maupun murid-
murid At-Tirmidzi, karena At-Tirmidzi tidak memberi definisi yang pasti, terlebih
At-Tirmidzi menggabungkan dengan istilah yang beraneka ragam, seperti: hadis
hasan shahih, hasan gharib, dan hasan shahih gharib.13

Namun, satu hal yang tetap perlu dicatat, adalah kerja besar At-Tirmidzi
dalam mengukir sejarah tentang pembagian hadis menjadi hadis shahih, hasan,
dan dha’if, yang sebelumnya adalah hadis shahih dan dha’if. Imam An-Nawawi
dalam kitab Taqrib yang disyaratkan oleh As-Suyuti mengatakan: “Kitab Sunan
At–Tirmidzi adalah asal untuk mengetahui hadis hasan, ialah yang
memasyhurkannya, meskipun sebagian ulama dan generasi sebelumnya telah
membicarakannya secara terpisah”.

Senada dengan Imam An-Nawawi, Imam Taqiyuddin Ibn Taimiyyah juga


menjelaskan: “Abu Isa At-Tirmidzi dikenal sebagai orang pertama yang membagi
hadis menjadi shahih, hasan dan dha’if, yang tidak diketahui oleh seorang pun
tentang pembagian itu sebelumnya. Abu Isa telah menjelaskan yang dimaksud
dengan hadis hasan itu ialah hadis yang banyak jalannya, perawinya tidak
dicurigai berdusta, dan tidak syaz.14

Dilihat dari segi kuantitatif dan kualitatif nilai hadis dari kitab Sunan At-
Tirmidzi yang berjumlah 3956 buah hadis itu sebagai berikut yaitu hadis shahih
terdapat 158 buah, hasan shahih 1.454 buah, shahih gharib 8 buah, hasan shahih
gharib 254 buah, hasan 705 buah, Hasan gharib 571 buah, gharib 412 buah,
dha’if 73 buah, tidak dinilai dengan jelas 344 buah.15

13
Salihima, S. 2010.” Historiografi Hadis Hasan Dan Dhaif”. Jurnal Adabiyah. 10(2).
Hlm 212-222.
14
Baiquni, Ach. Melacak Teori Kualitas Hadis Dalam Kitab Al-Jâmi Al-Şahîh Al-Sunan
Al-Tirmîdz
15
Taufik, Amalia. 2021. "Pendekatan Historiografi dalam Studi Hadist: Analisis Al-
Kutub As-Sittah." Journal al Irfani: Ilmu al Qur'an dan Tafsir 2.2. Hlm 70-93
E. Penilaian Ulama Terhadap Kitab Sunan At-Tirmidzi

Di antara ulama yang menaruh perhatian terhadap sunan At-Tirmizi ini


ialah, Majdu Ad-Din bin Atsir yang menyatakan bahwa kitab Sunan At-Tirmizi
merupakan kitab yang sangat besar manfaatnya, bagus susunannya, sedikit hadis
yang berulang. Di dalamnya disebutkan macam-macam nilai hadis yang meliputi
sahih, hasan, gharib dan berbagai macam ilmu-ilmu mengenai hadis.16

At-Tirmizi merupakan ulama pertama yang memperkenalkan dan


mempopulerkan hadis, Kepada tingkat sahih, hasan dan dha’if; sedangkan pada
masa sebelumnya pembagian hadis hanya dikenal dengan istilah sahih dan tidak
sahih. Jadi di sinilah letak keistimewaan kitab Sunan At-Tirmizi itu seperti
disebutkan oleh Abdullah bin Muhammad Al-Anshari, bahwa keistimewaan kitab
Sunan At-Tirmizi dibandingkan dengan kitab Bukhari dan Muslim ialah karena
kitab Bukhari Muslim hanya dapat diketahuui ke-sahihannya apabila orang yang
melihatnya memang ahli dalam bidang hadis sedangkan kitab Sunan At-Tirmizi ini
dapat diketahui oleh orang awam, karena di dalamnya ada penjelasan.

Adapun kritikan terhadap kitab Sunan At-Tirmizi ialah dari segi nilai hadis
yang terkandung di dalamnya, seperti yang disampaikan oleh Ibn Al-Jauzy, Ibn
Taimiyah dan Al-Dzahabi. Mereka menyebutkan dalam kitab tersebut terdapat
hadis-hadis maudhu’, yang menurut Ibn Al-Jauzy sebanyak 30 hadis. Tetapi
kritkan itu dibantah oleh Jalal Ad-Din As-Suyuthi. Memang ada hadis-hadis
mengenai Al-A’ml yang dipandang oleh Ibn Al-Jauzy sebagai hadis maudhu’
tetapi At-Tirmizi memandang bahwa hadis-hadis tersebut tidaklah mudhu’ sebab
masih diperselisihkan oleh ulama. Kalau sekiranya semua ulama menolak hadis
tersebut, niscaya a At-Tirmizi tidak memasukkannya dalam As-Sunan tersebut.

As-Sunan itu terdapat perawi yang tertuduh pembual hadis maudhu’ yakni
Muhammad bin Sa’id Al-Mushlub dan Muhammad bin Al-Saib Al-Kalbi. Tetapi
hadis-hadis tersebut dijelaskan oleh At-Tirmizi dan tidak didiamkannya begitu

16
Is, F. (2021). Analisis Metode Muhammad Idris Al-Marbawi Dalam Kitab Mukhtasar
Shahih At-Tirmizi Wa Syarhuhu Bi Lughah Al-Jawi Al-Malayu Al-Musamma Bahr Al-
Madzi. Shahih . Jurnal Ilmu Kewahyuan. 4(2)
saja. Oleh karena itu kritikan-kritikan yang ditujukan kepada At-Tirmizi tentang
hadis-hadis maudhu’ ini, sesungguhnya tidaklah mengurangi nilai kitabnya yang
berisikan ribuan hadis-hadis yang baik berkenaan dengan tanggapan dan
kesaksian para ulama’.17

terhadap Imam At-Tirmizi, dapat diperhatian komentar-komentar seperti


dikemukakan di

bahwa ini:

1. Al-Hafidz Al-Alim Abu Said Al-Idrisi mengatakan bahwa At-Tirmizi


adalah seorang daripada imam yang member tuntunan kepada mereka
dalam ilmu hadis, mengarang Al-Jami’ Tarikli Hal, sebagai seorang
penulis yang alim, yang merupakan contoh dalam hafalan.
2. Ali Ibn Muhammad Atsir seorang ahli sejarah menyatakan bahwa Imam
At-Tirmizi adalah salah seorang imam yang memberi tuntunan kepada
mereka dalam ilmu hadis.
3. Al-Mizzy mengatakan bahwa At-Tirmizi merupakan salah seorang imam
hafz yang mempunyai kelebihan yang telah Allah manfaatkan bagi kaum
muslimin.
4. Mubarrak Ibn Atsir dan Tasy Al-Kubra mengatakan bahwa Imam Tirmizi
adalah salah satu seorang dari pada ulama hafiz yang terkenal, padanyalah
terjadi pembangunan fiqh.
5. Al-Hafiz Ad-Dzahabi mengatakan bahwa Muhammad Ibn ‘Isa Ibn Saurah
adalah seorang hafiz, dan disepakati sebagai orang terpercaya.
6. Imam Nawawi dalam kitab Taqrib yang disyarahkan oleh As-Sayuthi
mengatakan bahwa At-Tirmizi adalah asal untuk mengetahui hadis hasan,
dan dialah yang memasyhurkannya, sedangkan sebagian ulama dan
generasi sebelumnya hanya membicarakannya secara terpisah-pisah.18
F. Contoh Hadist

17
Ibid
18
Tarmizi, M. B. E. 1983. Sunan Al Tarmizi. Abwab Al Dawaat, Bab maja fi fazl Al Dua,
(Misar: Maktba Al Mustafa Al Babi Al Halbi 1975), 5, 456
،‫ َحدَّ ثَنَا َو ِك ْي ٌع‬،ٌ‫ َو َحدَّ ثَنَا َهنَّاد‬،‫ َع ْن مِس َ ِاك ْب ِن َح ْر ٍب ح‬،‫ َحدَّ ثَنَا َأبُو َع َوان َ َة‬،‫َحدَّ ثَنَا ُقتَ ْي َب ُة ْب ُن َس ِع ْي ِد‬
َ ‫ َع ِن ا ْب ِن مُع َ ْر َع ِن النَّيِب ِ ّ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬،‫ َع ْن ُم ْص َع ِب ْب ِن َس ْع ٍد‬،‫َع ْن رْس َ اِئي َل َع ْن مِس َ ِاك‬
‫ِإ‬
ٍ ‫ اَل تُ ْق َب ُل َص َال ٌة ِب َغرْي ِ ُطه‬:‫قَا َل‬
ٍ‫ُور َو َال َصدَ قَ ٌة ِم ْن غُلُول‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin sa’id berkata :


telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Simak bin Harb, dan telah
menceritakan kepada kami Hannad berkata: telah menceritakan kepada kami
Waki’ dari Israil dari Simak dari Mushab bin Saad dari Ibnu Umar dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “ Tidak akan di terima shalat yang
di lakukan tanpa bersuci, dan tidak akan di terima sedekah yang berasal dari harta
curian”.

Penjelasan Hadist:

Hadist tersebut menjelaskan tentang haramnya shalat bagi seseorang yang


tidak bersuci terlebih dahulu, yaitu bahwa seseorang tidak akan di terima shalat
nya ketika ia tidak berwudhu terlebih dahulu, maka otomatis shalat yang
dikerjakan tidak lah sah. Kemudian pada hadist tersebut di sebutkan tidak
diterimanya sedekah seseorang yang berasal dari barang yang haram atau curian,
Oleh karena itu, janganlah bersedekah dengan uang haram dan menghalalkan
tersebut dengan dalih membantu seseorang. Sebab hal itu malah akan membuat
kita masuk neraka. Dalam Hadist ini secara tidak langsung mengartikan untuk
bersedekah dengan cara halal sehingga berkah pun akan datang ke kehidupan
kita.19 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

19
Ibid
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kitab Sunan At-Tirmidzi
atau dikenal dengan Jami’As-Shohih merupakan karya Abu Isa Muhammad bin
Isa bin Tsurah bin Musa bin Ad-Dahhak As-Sulamy Ad-Daris Al-Biqhi At-
Tirmidzi Ad-Dariri, atau biasa dikenal dengan Imam At-Tirmidzi. At-Tirmizi
merupakan ulama pertama yang memperkenalkan dan mempopulerkan hadis,
Kepada tingkat sahih, hasan dan dha’if; sedangkan pada masa sebelumnya
pembagian hadis hanya dikenal dengan istilah sahih dan tidak sahih.

Letak keistimewaan kitab Sunan At-Tirmizi itu seperti disebutkan oleh


Abdullah bin Muhammad Al-Anshari, bahwa keistimewaan kitab Sunan At-
Tirmizi dibandingkan dengan kitab Bukhari dan Muslim ialah karena kitab
Bukhari Muslim hanya dapat diketahuui ke-sahihannya apabila orang yang
melihatnya memang ahli dalam bidang hadis sedangkan kitab Sunan At-Tirmizi ini
dapat diketahui oleh orang awam, karena di dalamnya ada penjelasan.

DAFTAR PUSTAKA

Al Ayubi, S. 2007. “Manhaj Imam At-Tirmidzi dalam Sunannya”. Al-Fath. 1(1).


Hlm 19-33.
Al-Tirmizi, M. I. (1975). Sunan al-Tirmizi (Vol. 2)
At-Tirmidzi. “Sunan At-Tirmidzi”
Baiquni, Ach. Melacak Teori Kualitas Hadis Dalam Kitab Al-Jâmi Al-Şahîh Al-
Sunan Al-Tirmîdz
Fadhilah, Is. 2020. Analisis Praktik Metode Kitab Al-Jami’Al-Mukhtasar Min As-
Sunan ‘An Rasulillah Wa Marifah As-Shahih Wa Al-Ma’lul Wa Ma
‘Alaihi At-Tarmidzi. SHAHIH (Jurnal Ilmu Kewahyuan), 3.2.
Fadhilah, Is. (2021). Analisis Metode Muhammad Idris Al-Marbawi Dalam Kitab
Mukhtasar Shahih At-Tirmizi Wa Syarhuhu Bi Lughah Al-Jawi Al-
Malayu Al-Musamma Bahr Al-Madzi. Shahih . Jurnal Ilmu Kewahyuan.
4(2)
Karo-Karo, Desy Nuryani. 2020. "Kitab Sunan Al-Tirmizi." Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara 
Mardiyanti, L. 2020. Studi Takhrij Tentang Hadis Larangan Puasa Pada Hari
Sabtu Dalam Kitab Sunan Attirmidzi. Diss. Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.
Mufaizin, M. M. Pengantar Teoritis Memahami Hadits & Ilmu Hadits. STUDI
HADITS
Salihima, S. 2010.” Historiografi Hadis Hasan Dan Dhaif”. Jurnal
Adabiyah. 10(2). Hlm 212-222.
Syakhrani, A. W. 2022. Kitab-kitab Hadis Sesudah Abad ke 3 H.  MUSHAF
JOURNAL: Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis. 2(1). Hlm 1-12.
Tarmizi, M. B. E. 1983. Sunan Al Tarmizi. Abwab Al Dawaat, Bab maja fi fazl
Al Dua,(Misar: Maktba Al Mustafa Al Babi Al Halbi 1975), 5, 456
Taufik, A. 2021. “Pendekatan Historiografi dalam Studi Hadist: Analisis Al-
Kutub As-Sittah”. Journal al Irfani: Ilmu al Qur'an dan Tafsir. 2.2. Hlm
70-93
Taufik, Amalia. 2021. "Pendekatan Historiografi dalam Studi Hadist: Analisis Al-
Kutub As-Sittah." Journal al Irfani: Ilmu al Qur'an dan Tafsir 2.2. Hlm 70-
93
LAMPIRAN
(Cover Kitab)
( Daftar isi kitab Sunan At-Tirmidzi)
(Daftar isi Kitab Sunan At Tirmidzi)
(Contoh hadist Kitab Sunan At Tirmidzi)
( Contoh hadist Kitab Sunan At Tirmidzi)

Anda mungkin juga menyukai