Anda di halaman 1dari 13

THABAQAT RUWAT

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Balanced Scorecard
Dosen Pengampu : Dr. Nurkholis, M.S.I

Disusun oleh:

Taufiq Afga Aminulloh

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN DESAIN
UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan


segala rahmat, petunjuk dan karunia-Nya lah maka kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “THABAQAT RUWAT“. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan ini khususnya
kepada dosen pengampu yang telah memberikan amanat kepada kami sehingga
makalah ini dapat tersusun.
Penyusunan makalah ini telah kami selesaikan dengan lancar, tetapi kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun
demi perbaikan dalam penyusunan tugas makalah ini.
Akhir kata kami berharap tugas ini sangat berguna dan membantu
menyumbangkan pengetahuan tentang mata kuliah ini. Terimakasih

Purwokerto, 20 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan......................................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

PEMBAHASAN

A. Definisi Thabaqah Ruwat..........................................................................4

B. Konsep Implementasi dalam Thabaqat Ruwat .........................................5

C. Pengaruh Thabaqat dalam Klasifikasi Hadits...........................................6

BAB III..................................................................................................................8

PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Periodisasi perawi sudah disebutkan secara implisit sejak awal sejarah
islam. Sebagaimana dalam hadist riwayat Imam Bukhari (w. 870 M) laporan
dari sahabat imran bin hushain ra yang menjelaskan pernyataan Nabi Saw
mengenai periodisasi generasi; "Ummat terbaik adalah generasi masaku,
kemudian generasi setelahnya, lalu generasi setelahnya" 1 (Al-Bukhari, 1422 H,
hal. 3650).
Franz Rosenthal (w. 2003 M), seorang pakar pevel akademik paling tinggi
sebagai sterling Professor di Yale University dalam bidang Bahasa Arab dan
Sejarah Islam, mengakui dalam salah satu bukunya bertajuk The Classical
Heritage in Islam, Ilmu at- Tarikh inda al-Muslimin bahwa "Klasifikasi-
Periodik (Tawsim at-Thabaqat) adalah tradisi asli dalam Islam. Klasifikasi
periodik ini merupakan metode tertua dalam hal klasifikasi waktu yang pernah
dikenal pada sejarah tradisi ilmiah pemikiran alami para Sahabat Nabi, yang
kemudian berkembang pada abad kedua Hijriyah sebagai metode kritik sanad
Hadits2 (Rosenthal, 1983, hal, 133-134).
David Samuel Margoliouth (w. 1940 M) seorang orientalis kawakan awal
abad 20, Profesor bidang ilmu-ilmu Arab dan Islma di University of Oxford.
Sejalan dengan Rosenthal, ia mengakui hal yang sama dalam bukunya yang
bertajuk Lectures on Arabic Historians bahwa "Metode thabaqat adalah
metode paling efektif dalam diskursus sejarah. Sebab, metode ini menekankan
adanya keberlanjutan yang menjadi essensi dari sejarah itu sendiri. Teknik
urutan yang digunakan ilmuwan muslim pada periodisasi para tokoh
berdasarkan pada yang lebih terdahulu memeluk islam adalah salah satu
pertimbangan dalam membuat periodisasi sejarah islam" 3 (Margoliouth, 2010,
hal.19, 59).

1 Al-Bukhari, Shahih Bukhari, 1422, hal. 3650


2 Rosenthal, The Classical Heritage in Islam, Ilmu at- Tarikh inda al-Muslimin, 1983, hal. 133-134
3 Margoliouth, Lectures on Arabic Historians, 2010, hal.19, 59
1
Pada abad ke tujuh Hijriyah, Ibn Shalah (w. 643 H) sedikit merumuskan
teori umum tentang periodisasi perawi dalam buku Ma'rifat Anwa' Ulum Al-
Hadits, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Muqaddimah Ibn Shalah.
Dalam salah satu Bab tersendiri, tepatnya Bab ke 63 dengan tajuk Ma'rifat
Thabaqat ar-Ruwwat wa Al-Ulama (ilmu periodisasi perawi dan Ulama).
Dalam teorinya Ibn Shalah menetapkan empat bahan data yang menurutnya
harus dimiliki peneliti periodisasi perawi, yaitu: (1) data tahun lahir (mawalid),
(2) data tahun wafat (wafayat), (3) data Murid Perawi (man akhadzu 'anhu),
dan (4) data Guru Perawi (man akhadza 'anhum) (Ibn Shalah, 1986, juz 1, hal.
399).4
Pembahasan mengenai thabaqat al-ruwat terhitung masih jarang ditemui
dalam beberapa tema penulisan seputar hadits. Berdasarkan penelusuran,
didapatkan beberapa artikel terkait dengan pembahasan ini, diantaranya: "
Studi Kitab 'Ilm Tabaqat Al Muhadditsin Karya As'ad Salim Tayyim" karya
Hanief Monady (2016), "Perkembangan Ilmu Hadis Periode Keempat dan
Kelima (Analisis Histori Masa Keemasan Ilmu Hadis)" karya Raha Bistara
(2020), "identifying The Narrator of Hadith in The Critism of Sanad" oleh
Jannah Lukman (2020), "Historiografi Ulama Klasik dalam Tabaqat" karya
Marwan Salahuddin (2014) yang lebih fokus pada manfaat dari disusunnya
kitab-kitab thabaqat. pembahasan ini diharapkan mampu memberikan
pemahaman secara luas mengenai thabaqat al-ruwat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Thabaqat Ruwat ?
2. Apa saja komsep implementasi dalam Thabaqat Ruwat?
3. Apa Pengaruh Thabaqat dalam klasifikasi hadits?

4 Ibn Shalah, Ma'rifat Anwa' Ulum Al-Hadits, 1986, juz 1, hal. 399
2
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui definisi Thabaqat Ruwat

2. Mengetahui konsep implementasi Thabaqat Ruwat

3. Mengetahui pengaruh Thabaqat dalam klasifikasi hadis

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Thabaqat Ruwat


Kata "thabaqah" dalam tradisi Arab diterjemahkan sebagai satu kelompok
dari komunitas, sesuatu yang sesuai dengan yang lain, atau sesuatu di atas yang
lain, gabungan sesuatu atas yang lain, atau kelompok yang memiliki kesamaan
umur dan generasi, atau level dan tingkatan tertentu (Ibrahim Mushtafa, juz 2,
hal.551).5
Sedangkan kata ar-Ruwat jamak dari kata rawi, yaitu yang menerima,
memelihara dan menyampaikan kepada orang lain dengan menyebutkan
sumber pemberiaannya.
Dengan demikian, thabaqat ar-Ruwat, adalah pengelompokan orang yang
menerima, memellihara dan menyampaikan hadits dan hidup dalam satu
generasi atau satu masa dalam periwayatan atau isnad yang sama, atau sama
dalam periwayatan saja. Maksud berdekatan dalam isnad adalah satu
perguruan atau satu guru atau diartikan berdekatan dalam berguru. Jadi para
gurunya sebagian para periwayat juga dan menjadi guru bagi sebagian perawi
yang lain.
Seorang perawi kemungkinan mendapatkan data dari guru yang berbeda
namun dalam periode yang sama6 (Al-iraqi, 2002, vol. 2, hal. 342). Artinya
tidak diharuskan mendapatkan data dari sahabat yang sama, sebagaimana
banyak dipermasalahkan definisi ini sebab generasi Tabi'in dari berbagai
daerah tidak mungkin mendapatkan data Hadits dari seorang sahabat yang
sama. Oleh karena itu, banyak yang menjadikan periode sahabat menjadi satu
kelas saja7 (Shalih Khalaf, 2013, hal. 721). Demikian juga dengan kemiripan
usia, tidak mengharuskan benar-benar satu Generasi (at-ta'asharu al-kaafi).
Sebagaimana diisyaratkan oleh As'ad Tiem dalam definisinya pada Buku "Ilm
Thabaqat Al-Muhadditsin" (As'ad Tiem, 1994, hal.7).8 Sebab memang ada
pertimbangan lain selain pertimbangan usia. bahkan Al-Iraqi menyatakan;
5 Ibrahim Mushtafa, juz 2, hal.551
6 Al-iraqi, 2002, vol. 2, hal. 342
7 Shalih Khalaf, 2013, hal. 721
8 As'ad Tiem, Ilm Thabaqat Al-Muhadditsin, 1994, hal.7
4
bahwa kemiripan dalam isnad bisa saja menjadi satu-satunya pertimbangan.
Inilah yang menyebabkan periodisasi perawi cenderung bersifat relatif (nisbi)
(Shalih Khalaf, 2013, hal. 724).9

B. Konsep Implementasi dalam Thabaqat Ruwat

Dalam ajaran Islam, Al-Hadits menjadi salah satu sumber hukum yang
penting. Hadist merupakan perkataan dan tindakan Nabi yang dijadikan
sumber hukum dalam Islam. Oleh sebab itu, para ulama merumuskannya
dalam ilmu Al-hadits.
Tetapi pada dasarnya mengetahui tingkatan hadits sangatlah penting. Kita
perlu tahu bagaimana periwayat hadits meriwayatkan hadits, sehingga dapat
diketahui hadits itu shahih atau daif. Dalam menentukan dhaif dan shahihnha
sebuah hadist, perlu pengkajian mendalam tentang perawi/periwayat. Salah
satu cabang ilmu yang membahas mengenai hal tersebut adalah thabaqat
ruwat.
Mengetahui thabaqah para rawi sangat besar manfaatnya, yaitu untuk
mengetahui terjaminnya orang-orang yang serupa nama, maupun yang
semacamnya. karena dengannya dapat diketahui sejumlah rawi yang memiliki
keserupaan , meniadakan banyak kerancuan, bisa terhindar dari kekliruan
lantaran kesamaan antar-rawi dalam nama dan kunyah-nya, dapat mengetahui
hakikat dibalik tadlis atau meneliti maksud ‘an’anah (pernyataan seorang rawi:
‘an Fulan), apakah ia dalam bentuk sanad yang muttashil atau munqathi’.
Didalam pembahasan thabaqat ruwat terdapat ilmu yang mempelajari para
perawi hadits tersebut yaitu Tarikh ar-Ruwat. Ilmu ini berkembang bersama
berkembangnya ilmu riwayat. Perhatian para ulama tentang ilmu ini didorong
oleh suatu maksud untuk mengetahui dengan sebenarnya hal ihwal para rwi
hadits (rijalus sanad). Atas dasar motif tersebut mereka menanyakan kepada
para rawi yang bersangkutan mengenai umur dan tanggal kapan mereka
menerima hadists dari guru-guru mereka, disamping para ulama tersebut
meneliti tentang identitas para rawi itu.

9 Shalih Khalaf, 2013, hal. 724

5
C. Pengaruh thabaqat dalam klasifikasi hadist

Mengetahahui tanggal lahir dan wafatnya para rawi adalah sangat penting
untuk menolak pengakuan seorang rawi yang mengku pernah bertemu dengan
seoranag guru yang pernah memberikan hadits kepadanya, padahal setelah
diketahui tanggal lahir dan wafat gurunya, jadi mungkin sekali mereka tidak
saling bertemu, disebabkan kematian gurunya mendahului daripada
kelahirannya. Jika demikian halnya, maka hadist yang mereka riwayatkan itu
sanadnya tidak bersambung. Dengan kata lain faedah mempelajari ilmu tarikh
hadits ialah mengeetahui muttasil atau munqothinya sanad hadits dan untuk
mengetahui marfu’ atau mursalnya pemberian hadits.
Mengetahui kampung halaman rawi pun besar faedahnya, yaitu untuk
membedakan rawi-rawi yang kebetulan sama nama-namanya akan api berbeda
marga dan kampunghalamannya. Sebab sebagaimana diketahui bahwa raw-
rawi itu banyak yang namanya sama, akan tetapi tempat tinggal mereka
berbeda. Tampak faedahnya pula dalam hal ini apabila rawi yang namanya
bersamaan itu sebagiannya ada yang tsiqat, sehingga dapat diterima haditsnya,
sedang sebagian yang lain adalah tidak tsiqat yang menyebabkan harus ditolak
haditsnya.
Ilmu thabaqat itu termaasuk bagian dari ilmu rijalul hadits, karena obyek
yang dijadikan pembahasannya ialah rawi-rawi yang menjadi sanad suatu
hadits. Kalau didalam ilmu rijalul hadits para rawi dibicarakan secara umum
tentang hal ihwal, biografi, cara-cara menerima dan memberikan hadits dan
lain sebagainya, maka dalam ilmu thabaqat, menggolongkan para rawi
tersebut dalam satu atau beberapa golongan, sesuai alat pengikatnya.
Imam as- Sakhawi mengatakan, “faedah ilmu thabaqat ini adalah
keamanan dari bercampurnya almutsyabihin (para rijal hadits yang memiliki
keamanan): seperti yang atau kuniyahnya atauyng lai, kitaga dapat menelaah
terjadinya tadlis secara jelasdan menyingkap hakikat an’anah untuk
mengetahui hadits yang mursal atau munqathi’ dan membedakannya dari
yanag musnad”.

6
7
8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Thabaqat ar-Ruwat adalah pengelompokan orang yang menerima,
memelihara dan menyampaikan hadits yang hidup dalam satu generasi atau
satu masa dan dalam perriwayaatan ataau isnad yang sama atau sama dalam
periwayatan saja. Maksud berdekatan dalam isnad adalah satu perguruan atau
satu guru atau diartikan berdekatan dalam berguru. Jadi . para gurunya
periwayat juga menjadi guru bagi sebagian perawi lain.
Ilmu Thabaqat merupakan bagian dari Ilmu rijal al hadits, dalam Ilmu
Thabaqat obyek yang dijadikan pembahasannya ialah rawi-rawi yang menjadi
sanad suatu hadits. Kalau dalam Ilmu rijal al hadits para rawi dibicarakan
secara umum tentang hal ihwal, biografi, cara-cara menerima dan memberikan
Al Hadits dan lain sebagainya, maka dalam Ilmu Thabaqat, menggolongkan
para rawi tersebut dalam satu atau beberapa golongan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ubaidah. (1991). Muqadimah At-Thabaqat, dalam: Muslim bin Al-Hajjaj,


At-Thabaqat, Riyad: Dar Al-Hijrah
Bukhari, Al-. (1422 H). Shahih Bukhari, Damaskus: Dar Thawqi an-Najah.
Ibn Hajar. (1421 H). Taqrib At-Tahdzib, Riyad: Dar Al-Ashimah
Ibn Hanbal, A. (2009). Al-Jami’li Ulum Al-Imam Ahmad, Mesir: Dar Al-Falah
Ibn Shalah. (1986). Muqqadimah Ibn Shalah Bairut: Dar Al-Fikr.
Iraqi, Z. Al-, (2002).At-Tabshirah wa At-Tadzkirah.Bairut: Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah.
Iraqi, Z. Al-, (tt). Al-Fiyah Al-Hafidz Al-Iraqi fi Ulum Al-Hadist.
Khalaf, S. (2013). Ilm Thabaqat Ar-Rawat, Mesir: Journal: Qattha’Ushul Ad-Din.
Margoliouth, D. S. ( 2010. Lectures on Arabic Historians, terjemah Bahasa Arab
Husen Nasr, Dirasat an al-Mua’arrikin al-Arab, Kairo: Egyptcouncil.
Musthafa, I. (tt). Al-Mu’jam Al-Wasith, Dar Ad-Da’wah.
Rosenthal, F.(1983). Ilmu at-Tarikh inda Al-Muslimin, Bairut: Mu’assasat
Risalah.
Salahuddin, M. (2014). Historiografi Ulama Klasik dalam Tabaqat. Kalimah:
Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, 12(1), 137-154. Tiem, A. (1994). Ilm
Thabaqat Al-Muhadditsin, Riyad: Maktabah Al-Rusyd.

10

Anda mungkin juga menyukai