Anda di halaman 1dari 7

Esensi Kepemimpinan Kiai terhadap Motivasi Belajar Santri

dalam Dunia Pesantren

oleh:

Titin Rahmawati (214110202196)

UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Abstract

Islamic boarding schools have a relevant role as human resource development which is
projected on long term education goals. Kiai have important capital to manage their
pesantren, namely in terms of religion and charaismetic leadership. It is their charismatic
policy and personalitythat is able to drive all activitiesthat have been planned and as an
effort to increase student’s learning motivation. The high essence of Kiai leadership gives
birth to an emotional vond between the Kiai and his Santri , so that this attachment lasts
a lifetime for those who practice knowledge and attitude toward teachers.

Abstrak

Pesantren memiliki peran yang relevan sebagai pengembangan sumber daya manusia
yang diproyeksikan pada tujuan Pendidikan jangka panjang. Kiai mempunyai modal
penting untuk mengelola pesantrennya yaitu dalam hal keagamaan serta kepemimpina
karismatik. Kebijakan dan kepribadian yang karismatik inilah yang mampu menggerakan
segala kegiatan yang sudah direncanakan dan sebagai upaya untuk meningkatkan
motivasi belajar santri. Tingginya esensi kepemimpinan kiai melahirkan ikatan emosional
antara kiai dengan santrinya, sehingga keterikatan tersebut berlangsung seumur hidup
bagi mereka yang mengamalkan ilmu dan adab terhadap guru.

Keywords:Kiai Leadership, Larning Motivation, Pesantren

Kata Kunci: Kepemimpinan Kiai, Motivasi Belajar, Pesantren


A. Pendahuluan
Pesantren merupakan Lembaga Pendidikan dan pengajaran Islam tertua di
Indonesia yang masih eksis dan bisa mempertahankan esensinya di era kemajuan
teknologi. Menurut Mastuhu, pesantren adalah Lembaga Pendidikan Islam yang
mempelajari, memahami, dan menghayati ajaran Islam dengan menekankan
pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.1 Pesantren
pada umum nya disebut dengan Pendidikan Islam tradisional dimana seluruh
elemen pesantren berada dalam satu komplek atau lingkungan serta dibawah
bimbingan dan kepemimpinan seorang kyai.2
Kiai hakikatnya memiliki esensial yang cukup berarti dalam perkembangan
pesantren. Seorang kiai tentunya memiliki karakteristik gaya kepemimpinan yang
menarik. Kepemimpinan kiai sangat berpengaruh dalam lingkungan pesantren,
karena kebijakan dan seluruh sistem di pondok dirumuskan oleh kiai. Selain itu
kepemimpinan seorang kiai juga dapat mempengaruhi motivasi belajar santrinya.
Kartono menyatakan kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi orang
lain agar mampu bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan pemimpin untuk
mencapai tujuan bersama. Setiap kiai memiliki strategi sendiri untuk menahkodai
pesantren dengan kharismatiknya. Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki
dampak yang intens, mereka merasakan keyakinan-keyakinan atas kebijakan
pemimpin tersebut itu benar, mereka juga akan tunduk dan patuh tanpa
memberikan perhitungan, bahkan dalam budaya pesantren
Setiap elemen nya sangat ngajeni terhadap kiai nya, karena mengharap ilmu dan
barokah dari sang kiai.
Seorang kiai tidak hanya menjadi pemimpin, terkadang ada juga seorang
kiai yang multitasking yaitu menjadi pemilik, pewakaf, pengatur, pengelola, dan
sekaligus pengajar utama dalam Lembaga Pendidikan pesantren di Indonesia.
Maka dari itu, kiai selalu menjadi suri tauladan bagi santrinya bahkan mayarakat
sekitar. Terkhusus bagi santri, kiainya pasti memberikan dampak tersendiri baik

1
Mastuhu, DInamika Sistem Pendidikan Pesantren , Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai Sistem
Pendidikan Pesantren (Jakarta: Indonesia Netherlands Corpoorationin Islamic Studies (INIS),1994), h. 55
2
Iwan Siswanto & Erna Yulita, Eksistensi Pesantren dengan Budaya Patronase. Jurnal Pendidikan dan
Konseling. Vol. 02. No. 01. Hlm 96
terasa maupun tidak terasa. Hal tersebut menjadikan motivasi tersendiri bagi santri
untuk mempelajari ilmu baik agama, umum, bahkan ilmu kehidupan. Berdasarkan
pemaparan diatas, maka artikel ini akan berfokus pada pembahasan terkait
Kepemimpinan kharismatik kiai dan upaya kiai untuk meningkatkan motivasi
belajar santri.
B. Metode Penelitian
Penulisan arikel jurnal ini menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari
referensi banyak dari berbagai sumber yang relevan dengan focus pembahasan
penelitian artikel jurnal ini.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Selayang Pandang Pesantren
Menurut Karel A. Steenbrink, istilagh pesantren bukan berasal dari Bahasa
Arab, namun berasal dari Bahasa India.3 Sedangkan menurut Zamakhsari Dofier
menyatakan bahwa pesantren berasal dari kata santri dengan awalan pe di depan
dan akhiran an, berarti tempat tinggal para santri.4Pesantren merupakan Lembaga
Pendidikan yang mengklasifikasikan dirinya untuk Tafaqquh fi Al-din, namun
yang menarik dalam Lembaga Pendidikan ini adalah system pendidikanya yang
menjadi sumber pengetahuan agama Islam dan Pendidikan karakter dan moral
santri. Pesantren memiliki peran yang relevan sebagai pengembangan sumber
daya manusia yang diproyeksikan pada tujuan Pendidikan jangka panjang. Namun
faktanya, peran pesantren kadang tidak seimbang dengan tantangan yang dihadapi
umat Islam yang kompleks dan massif. 5
Di Indonesia, pesantren masih berada di pinggiran system Pendidikan
nasional, sehingga output dari pesantren kurang berperan dalam ranah nasional.
Namun Kementerian Agama Indonesia telah menetapkan Undang-Undang yang
terkait dengan pesantren yaitu Undang Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang
Pesantren. Undang-undang sebagai sejarah baru yang diharapkan dapat

3
Karel A. Steenbrink,Pesantren, Madrasah, Sekolah, Pendidikan Islam dalam Kurun
Modern.(Jakarta:LP3S,1994),.h.20
4
Zamakhsari DHofier,Tradisi Pesantren,Study tentang Pandangan Hidup Kyai .(Jakarta:LP3S,1994),.Cet
6. h.18
5
Fahmy Zakarsy Hamid. 2020. Sistem Pendidikan dan Pengkajian Islam di Pesantren dalam Konteks
Dinamika Studi Islam Internasional. 13(3)
memberikan pengakuan terhadap pesantren di Indonesia agar dapat berperan di
segaa bidang apapun dan dimanapun, serta sebagai afirmasi dan fasilitasi kepada
dunia pondok pesantren.6
2. Kepemimpinan Karismatik Kiai
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain untuk melakukan pekerjaan dengan tujuan mencapai rancangan tujuan
yang telah ditetapkan. Menurut Sondang P. Siagian dalam Tjutju Yuniarsih dan
Suwanto menjelaskan, kepemimpinan merupakan daya penggerak dari semua
sumber dan alat yang tersedia.7 Esensi dari kepemimpinan ialah berbentuk
motivasi atau pemicu, yang dapat meningkatkan kualitas kreatifitas dan inisiatif
bawahanya lebih optimal untuk hasil kerja yang memuaskan.
Kepemimpinan Karismatik adalah kepemimpinan yang memiliki
keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam mempengaruhi pikiran,
perasaan, tingkah laku orang lain sehingga dalam mengagumi seorang pemimpin,
kita berkehendak berbuat sesuatu sesuai dengan instruksi pemimpin.8 Seorang kiai
sangat identik dengan gaya kepemimpinan karismatik ini, sebagai pengendali
utama pondok pesantren melahirkan perspektif semua keputusan dan kebijakan
mengenai pengelolaan pesantren berdasar pada otoritas sang kiai.
Model manajemen dalam pondok pesantren sering dijadikan gambaran
produk pemikiran sang kiai, karena di pesantren kegiatan kiai adalah mengasuh,
membina, mendidik, mengarahkan, dan membimbing. Kedudukan dan tingkat
kualitas pesantren ditentukan oleh kepribadian kiai dalam membawa
perkembangan pesantren. Kebijakan dan kepribadian yang karismatik inilah yang
mampu menggerakan segala kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya.9
Kiai mempunyai modal penting untuk mengelola pesantrennya yaitu
dalam hal keagamaan. Dalam segala hal, kiai dijadikan panutan dalam bertindak,

6
UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
7
Tjutju Yuniarsih & Suwatno,Manajemen Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi, dan ISu
Penelitian,I(Bandung:Alfabeta,2009),hlm 165
8
Ahmad Hariyadi, Kepemimpian Karismatik Kiai dalam Membangun Budaya Organisasi Peantren .
Equity in Education Journal (EEJ). Vol 2.No.2(2020) hlm.98-100
9
Achamd Irdham Rizkiawan, Hubungan Tingkat Kedekatan Santri dengan Kiai dan Tingkat
Pengetahuan Politik Santri. Journal of Politic and Government Studies, Vol. 1.No 1 (2012)
berakhlak, dan bersikap santri-santrinya. Kepemimpinan yang tertanam pada diri
kiai menekankan pada nilai danetika melalui interaksi yang dilakukan kepada
santrinya, baik ketika mengaji atau kegiata lainya. Di Indonesia, sudah nampak
jelas, terlebih lagi di pulau Jawa, kiai menjadi figur atau tokoh yang dinilai
memiliki kapasitas dan kapabilitas yang memadai dalam ilmu keislaman, karena
kemampuanya yang sudah tidak diragukan lagi.10 Dengan demikian, dapat
dipahami kepemimpinan karismatik seorang kiai sangat diperlukan dalam
mengendalikan Lembaga Pendidikan pesantren.
3. Upaya Kiai dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Santri
Kiai menjadi sosok yang ideal dan berperan strategis dalam kehidupan
santri di pesantren. Santri menjadikan kiainya sebagai sosok yang diidolakan,
dicintai, bahkan ditakuti karena kiai merupakan pewaris ajaran nabi. Patuh dan
“ngajeni” terhadap kiai dan nilai-nilai pesantren menandakan kepribadian muslim
sejati atau hakikatnya santri. Sehingga apapun yang diperintahkan oleh kiai,
seorang santri akan patuh dan tanggung jawab sebagai bentuk rasa hormat dan
kepatuhanya karena pada dasarnya seorang santri memiliki tujuan ngalap barokah
kiai. Hal semacam ini megacu pada sebuah kitab klasik Taklimul Mutakalim, yang
tertulis sebagai berikut:11
“Mereka yang mencari pengetahuan hendaklah merak ingat bahwa tidak akan
pernah mendapaatkan pengetahuan atau pengetahuanya tidak berguna, kecuali
dia menaruh hormat pada pengetahuanya tersebut, dan juga menaruh hhormat
kepada Kiai yang telah mengajarnya”.
Dapat dipahami bahwa kepemimpinan karismatik berdampak pada
terabaikanya nilai-nilai demokratis sebab kepemimpinanya tidak rasional. Segala
perintah dan kebijakan yang diberikan seorang kiai kepada warga pesantren,
hampir semua dikerjakan dengan syarat tidak melanggar atau bertentangan
dengan syariat Islam. Namun hal tersebut,sebagai upaya seorang kiai dengan
mengimplementasikan kepemimpinanya dapat memberikan motivasi belajar yang

10
Nurul Yaqin, Manajemn Lembaga Pendidikan Islam, Studi Islam 3, no 2 (2016) : 93 -105
11
Iwan Siswanto & Erna Yulita, Eksistensi Pesantren dengan Budaya Patronase. Jurnal Pendidikan dan
Konseling . vol. 02. No.01
optimal kepada santri, untuk lebih rajin belajar atau mengaji, serta mengamalkan
ajaran-ajaran yang telah dipelajari.
Tingginya esensi kepemimpinan kiai melahirkan ikatan emosional antara
kiai dengan santrinya, sehingga keterikatan tersebut berlangsung seumur hidup
bagi mereka yang mengamalkan patuh kepada guru. Sampai kapanpun santri
merupakan seorang murid dari kiainya meskipun santri tersebut sudah mukim
(tidak hidup) di pesantren lagi ataupun kiainya sudah wafat, akan tertanam
kewajiban moral untuk tetap mendo’akan dan meniziarahi makam seorang guru.
D. Kesimpulan
Pesantren merupakan Lembaga Pendidikan yang mengklasifikasikan
dirinya untuk Tafaqquh fi Al-din, namun yang menarik dalam Lembaga
Pendidikan ini adalah system pendidikanya yang menjadi sumber pengetahuan
agama Islam dan Pendidikan karakter dan moral santri. Pesantren memiliki peran
yang relevan sebagai pengembangan sumber daya manusia yang diproyeksikan
pada tujuan Pendidikan jangka panjang.
Kepemimpinan Karismatik adalah kepemimpinan yang memiliki
keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam mempengaruhi pikiran,
perasaan, tingkah laku orang lain sehingga dalam mengagumi seorang pemimpin,
kita berkehendak berbuat sesuatu sesuai dengan instruksi pemimpin. Seorang kiai
sangat identik dengan gaya kepemimpinan karismatik ini, sebagai pengendali
utama pondok pesantren melahirkan perspektif semua keputusan dan kebijakan
mengenai pengelolaan pesantren berdasar pada otoritas sang kiai. Upaya seorang
kiai dengan mengimplementasikan kepemimpinanya dapat memberikan motivasi
belajar yang optimal kepada santri, untuk lebih rajin belajar atau mengaji, serta
mengamalkan ajaran-ajaran yang telah dipelajari
DAFTAR PUSTAKA
Achamd Irdham Rizkiawan, Hubungan Tingkat Kedekatan Santri dengan
Kiai dan Tingkat Pengetahuan Politik Santri. Journal of Politic and Government
Studies, Vol. 1.No 1 (2012)
Ahmad Hariyadi, Kepemimpian Karismatik Kiai dalam Membangun
Budaya Organisasi Peantren. Equity in Education Journal (EEJ). Vol
2.No.2(2020) hlm.98-100
Fahmy Zakarsy Hamid. 2020. Sistem Pendidikan dan Pengkajian Islam
di Pesantren dalam Konteks Dinamika Studi Islam Internasional. 13(3)
Iwan Siswanto & Erna Yulita, Eksistensi Pesantren dengan Budaya
Patronase. Jurnal Pendidikan dan Konseling. Vol. 02. No. 01. Hlm 96
Karel A. Steenbrink,Pesantren, Madrasah, Sekolah, Pendidikan Islam
dalam Kurun Modern.(Jakarta:LP3S,1994),.h.20
Mastuhu, DInamika Sistem Pendidikan Pesantren , Suatu Kajian tentang
Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: Indonesia Netherlands
Corpoorationin Islamic Studies (INIS),1994), h. 55

Nurul Yaqin, Manajemn Lembaga Pendidikan Islam, Studi Islam 3, no 2


(2016): 93 -105

UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren

Tjutju Yuniarsih & Suwatno,Manajemen Sumber Daya Manusia Teori,


Aplikasi, dan ISu Penelitian,I(Bandung:Alfabeta,2009),hlm 165

Zamakhsari DHofier,Tradisi Pesantren,Study tentang Pandangan Hidup


Kyai .(Jakarta:LP3S,1994),.Cet 6. h.18

Anda mungkin juga menyukai