Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS SISTEM OPERASIONAL PT NESTLE INDONESIA

MENGGUNAKAN METODE BALACE SCORECARD

Sallma priyani

‘Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi Manajemen, Universitas Harapan Bangsa, Purwokerto’

Email:

ABSTRAK

Abstrak Penelitian ini akan membahas mengenai analisis balace scorecard BSC pada PT Nestle
Indonesia. Tujuan penerapan sistem BSC di PT Nestle yaitu agar dapat bersaing dalam
persaingan bisnis global yang semakin ketat, oleh karena itu sistem ini dapat meningkatkan
pelaksanaan proses kinerja operasional menjadi yang paling optimal. Adapun manfaat sistem
BSC pada PT Nestle Indonesia yaitu dapat mempermudah proses bisnis perusahaan dalam
beroperasi yang memudahkan seluruh divisi untuk membuat kinerja operasional menjadi lebih
efektif serta efisien. Selain itu, PT Nestle Indonesia juga menerapkan sistem supply chain
management sehingga semua tahapan dibuat lebih sistematis dan terstruktur. Dengan
menjalankan sistem rantai pasok, hal ini tentu dapat memenuhi permintaan konsumen,
memaksimalkan keuntungan, dan menekan biaya produksi. Penelitian ini menggunakan metode
analisis kualitatif yang meliputi pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penggambaran data.
Hasil dari penerapan sistem tersebut yaitu menghasilkan kemudahan bagi seluruh divisi untuk
membuat kinerja operasional menjadi lebih efektif dan efisien.

Abstract

Abstract This study will discuss the BSC balanced scorecard analysis at PT Nestle Indonesia.
The purpose of implementing the BSC system at PT Nestle is to be able to compete in
increasingly fierce global business competition, therefore this system can improve the
implementation of operational performance processes to be the most optimal. The benefits of the
BSC system at PT Nestle Indonesia are that it can facilitate the company's business processes in
operating which makes it easier for all divisions to make operational performance more effective
and efficient. In addition, PT Nestle Indonesia also implements a supply chain management
system so that all stages are made more systematic and structured. By running a supply chain

1
system, this can certainly meet consumer demand, maximize profits, and reduce production
costs. This study uses qualitative analysis methods which include collecting, processing,
presenting, and describing data. The result of implementing the system is to make it easy for all
divisions to make operational performance more effective and efficient.

PENDAHULUAN

PT Nestle didirikan pada tahun 1867 oleh Henri Nestlé. Perusahaan ini menghasilkan
makanan dan minuman seperti makanan bayi, susu, kopi, cokelat, dan lain-lain. Perusahaan ini
masuk dalam bursa saham SWX Swiss Exchange.

PT Nestle mulai tumbuh dan berkembang menjadi sebuah perusahaan makanan terbesar
di dunia, serta perusahaan makanan dan minuman yang telah di percaya oleh banyak orang di
seluruh dunia secara turun temurun hingga sekarang. Perusahaan Nestle tersebar di seluruh
mancanegara, Nestlé berkomitmen untuk tetap mengembangkan produk-produk melalui inovasi
dan renovasi demi memuaskan kebutuhan konsumennya di seluruh dunia.

1867 Produk Farine Lactée ciptaan Henri Nestlé

Pendiri Nestlé, seorang ahli farmasi dari Jerman bernama Henri Nestlé, menciptakan produk
'farine lactée' (yang artinya tepung dan susu) di Vevey, Swiss. Produk ini merupakan kombinasi
susu sapi, tepung gandum dan gula, dan Nestlé menciptakannya bagi bayi-bayi yang tidak dapat
menerima Air Susu Ibu, untuk mengatasi tingginya angka kematian bayi saat itu. Sejak saat itu
pula, Henri Nestlé mulai menggunakan logo 'sarang burung' yang menjadi ikon hingga saat ini.

1873 Iklan susu kental manis MILKMAID produksi Anglo-Swiss Condensed Milk Company

Nestlé secara resmi mulai hadir di Indonesia melalui impor susu kental manis MILKMAID, atau
yang kemudian dikenal dengan nama TJAP NONA.

1875 Perjanjian yang ditandatangani oleh Henri Nestlé

Henri Nestlé menjual perusahaan dan pabriknya di Vevey kepada tiga pengusaha lokal. Mereka
mempekerjakan ahli kimia dan para pekerja ahli untuk meningkatkan produksi dan penjualan.

2
1878 Iklan Farine Lactée produksi Anglo-Swiss dan Nestlé

Persaingan ketat terjadi di antara Nestlé dan Anglo-Swiss, saat masing-masing perusahaan mulai
menjual produk dengan jenis yang sama satu dengan lainnya: susu kental manis dan bubur bayi.
Kedua perusahaan juga mulai memperluas penjualan dan produksi ke luar negeri.

1882-1902 Pemasokan susu di Cham, Swiss

Pada 1882, Anglo-Swiss mengembangkan usahanya ke Amerika, namun meninggalnya George


Page menghambat rencana tersebut. Pada 1902, perusahaan tersebut menjual usahanya di
Amerika, yang kemudian membuka jalan untuk akhirnya merger dengan Nestlé.

1904 Para karyawan di sebuah pabrik cokelat di Swiss

Nestlé mulai menjual produk cokelat untuk pertama kalinya saat perusahaan mengambil alih
penjualan ekspor Peter & Kohler. Henri Nestlé sendiri memegang peran kunci dalam
pengembangan cokelat susu sejak 1875, saat ia memasok tetangganya di Vevey, Daniel Peter,
dengan susu kental manis, yang digunakan oleh Peter untuk menciptakan produk cokelat
komersial pertama pada 1880an.

1905-1913 Periode Belle Époque

Pada 1905, Nestlé & Anglo Swiss memiliki lebih dari 20 pabrik dan sudah mulai memanfaatkan
anak-anak perusahaan di luar negeri untuk membangun sebuah jaringan penjualan yang tersebar
dari Afrika hingga Asia, Amerika Latin dan Australia. Menjelang Perang Dunia I, perusahaan
sempat menikmati periode kemakmuran yang disebut dengan periode Belle Époque, yang berarti
'masa yang indah', dan berkembang menjadi perusahaan susu global.

1905 Kantor penjualan Nestlé & Anglo-Swiss di London, Britania Raya

Anglo-Swiss dan Nestlé bergabung untuk membentuk Nestlé & Anglo-Swiss Milk Company.
Perusahaan saat itu telah memiliki dua kantor pusat di Vevey dan Cham, dan kemudian
membuka kantor ketiga di London untuk mengendalikan penjualan ekspor produk susu.
Beberapa tahun setelah itu, Nestlé & Anglo-Swiss Milk Company menambah varian produknya
dengan susu kental tawar dan susu yang disterilkan.

1960-1980 Makanan beku dan kefarmasian

3
Melalui berbagai akuisisi, Nestlé mulai memasuki area-area baru yang sedang bertumbuh pesat
seperti makanan beku, dan memperluas bisnis tradisionalnya dari area susu, kopi dan makanan
dalam kemasan kaleng. Pada 1970an, perusahaan melebarkan bisnisnya ke area kefarmasian dan
kosmetik. Nestlé juga mulai menuai kritik dari kelompok-kelompok aktivis yang menyatakan
bahwa pemasaran produk makanan bayi Nestlé tidak etis. Nestlé kemudian menjadi salah satu
perusahaan pertama yang menerapkan Kode Etik Internasional World Health Organization
(WHO) tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu di seluruh bisnisnya.

1969

Nestlé memasuki bisnis air mineral dengan membeli saham VITTEL, produk air minum dari
Perancis.

1973 Label produk MILKMAID produksi Indonesia

Pabrik Nestlé pertama di Indonesia dibuka di Jawa Timur untuk memproduksi susu kental manis
TJAP NONA secara lokal.

1974

Untuk pertama kalinya, Nestlé melebarkan bisnisnya di luar area makanan dan minuman dengan
menjadi pemegang saham kecil di perusahaan kosmetik global L’Oréal.

1976

Produk susu DANCOW mulai diproduksi secara lokal di Indonesia.

1977

Di bawah nama baru Nestlé S.A., perusahaan melanjutkan strategi diversifikasinya dengan
membeli Alcon Laboratories, perusahaan yang menghasilkan produk-produk kefarmasian dan
kesehatan mata dari Amerika Serikat. Menurunnya tingkat pemberian ASI di dunia membuat
beberapa aktivis mempertanyakan strategi pemasaran makanan bayi dari perusahaan-perusahaan
seperti Nestlé. Pada 1977, mereka melancarkan seruan untuk memboikot produk-produk Nestlé.

1978

Kopi instan NESCAFÉ mulai diproduksi secara lokal di Indonesia.

4
2006-kini Creating Shared Value

Nestlé pertama kalinya menyatakan Creating Shared Value atau Menciptakan Manfaat Bersama
sebagai pendekatan bisnis dan meluncurkan Nestlé Cocoa Plan dan NESCAFÉ Plan untuk
mengembangkan lebih jauh lagi rantai pasokan kakao dan kopi yang berkelanjutan. Selain
memperkuat posisinya di segmen tradisional dan makanan beku, Nestlé juga memperkuat fokus
di bidang gizi medis.

2006

Nestlé menyatakan Creating Shared Value sebagai pendekatan dalam melakukan bisnis, di mana
setiap kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan manfaat bagi pemegang saham juga harus
menciptakan manfaat bagi masyarakat, terutama di sekitar tempat perusahaan beroperasi.

2007

Fokus Nestlé pada bidang gizi medis semakin meningkat hingga Nestlé mengakuisisi Novartis
Medical Nutrition. Nestlé juga membeli perusahaan makanan bayi Gerber dan perusahaan air
mineral Swiss Sources Minérales Henniez.

2009 Forum Creating Shared Value pertama di New York

Forum Creating Shared Value pertama diadakan di New York dan menghadirkan para ahli untuk
membahas berbagai tantangan global di bidang gizi, air dan pembangunan pedesaan serta peran
bisnis dalam membantu mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Foum ini hingga kini menjadi
sebuah acara tahunan. Nestlé juga mendirikan divisi bisnis jasa boga dengan nama Nestlé
Professional.

2010 Peluncuran Nestlé Cocoa Plan dan NESCAFÉ Plan untuk keberlanjutan rantai pasokan

Nestlé mengakuisisi bisnis pizza beku Kraft Foods. Nestlé Cocoa Plan dan NESCAFÉ Plan
diluncurkan untuk mengembangkan rantai pasokan yang berkelanjutan bagi perusahaan untuk
komoditas kakao dan kopi, meningkatan kondisi sosial komunitas petani dan memastikan
profitabilitas pertanian kakao dan kopi.

2011 Para ilmuwan di Nestlé Health Science dan Nestlé Institute of Health Sciences

5
Nestlé Health Science dan Nestlé Institute of Health Sciences didirikan untuk meneliti produk-
produk bergizi yang berlandaskan ilmu pengetahuan yang diciptakan untuk mencegah dan
mengobati berbagai kondisi kesehatan kronis. Nestlé menjadi perusahaan makanan pertama yang
bekerja sama dengan Fair Labor Association (FLA) untuk mengatasi isu tenaga kerja anak di
rantai pasokan kakao.

2012 Nestlé mengakuisisi Wyeth Nutrition

Nestlé mengakuisisi Wyeth Nutrition, sebelumnya Pfizer Nutrition, dengan nilai 11,9 miliar
dolar Amerika, untuk memperkuat posisinya di bidang infant nutrition secara global. Di
Indonesia, PT Wyeth Nutrition Indonesia menjadi bagian grup Nestlé Indonesia.

2014 Produk dermatologi Galderma

Dengan didirikannya Nestlé Skin Health, Nestlé sepenuhnya mengambil alih Galderma,
perusahaan patungan di bidang dermatologi yang awalnya didirikan oleh Nestlé bekerja sama
dengan L'Oréal pada 1981. Nestlé dan L'Oréal juga menutup perusahaan patungan lainnya,
Innéov, bisnis suplemen gizi kosmetik yang diluncurkan pada 2002. Galderma kemudian
mengakuisisi sebagian aset Innéov.

2015 Nestlé Gallery

Nestlé Indonesia membuka Nestlé Indonesia Gallery yang berlokasi di pabrik terbarunya di
Karawang, Jawa Barat untuk menyediakan akses informasi bagi para pemangku kepentingan
tentang Nestlé dan perjalanannya untuk menjadi perusahaan Gizi, Kesehatan dan Keafiatan
terdepan.

1.Pengertian

Balanced scorecard secara singkat adalah suatu sistem manajemen untuk mengelolaimplementasi
strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi, strategidan sasaran kepada
stakeholders. Balanced scorecard merupakan suatu metode penilaiankinerja perusahaan dengan
mempertimbangkan empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu: perspektif
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses pebelajaran dan pertumbuhan.

2.Kegunaan

6
a.Menerjemahkan visi dan strategi perusahaan kedalam tujuan konkrit yangterorganisasi
b.Digunakan untuk melakukan perbaikan keseimbangan di antara sasaran-sasaran jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjangc.Dapat digunakan sebagai alternatif pengukuran kinerja
perusahaan yang lebihkomprehensif dan tidak hanya bertumpu pada pengukuran atas dasar
perspektif keuangan saja

3.Pembahasan

PT Nestle memiliki banyak produk salah satunya yang terkenal adalah produk Dancow.Pada
paper ini akan dibahas mengenai balance scorecard PT Nestle Dancow.Adapunstarategi-strategi
perusahaan yaitu sebagai berikut :

a. Pengembangan usaha dan meningkatkan kualitas produk melalui dengan penguasaan teknologi
dan mempersiapkan sumber daya yang berkompeten

b. Mengatasi proses supply chain yang kompleks dengan penyempurnaan sistemdistribusi dalam
usaha peningkatan kedekatan dengan pelanggan

c. Meningkatkan daya saing industri baik dalam negeri maupun luar negeri

4.Perspektif Balance Scorecard

Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton konsep Balanced Scorecarddikembangkan untuk
melengkapi pengukuran kinerja finansial (kinerja tradisional) dansebagai alat yang cukup
penting bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan pemikirn baru dalam era kompetitif dan
efektivitas organisasi. Terdapat empat perspektif yang menjadi satu kesatuan dan tidak bias
dipisahkan. Keempat perspektif ini jugamerupakan indikator pengukuran kinerja yang saling
melengkapi dan memiliki hubungansebab akibat, yaitu :

a. Perspektif finansial yaitu bagaimana berorientasi dengan para pemegang saham.

b. Perspektif pelanggan yaitu bagaimana dapat menjadi supplier utama yang paling bernilai bagi
para pelangganc.Perspektif proses, bisnis internal yaitu proses bisnis apa saja yang terbaik
yangharus kita lakukan, dalam jangka panjang maupun jangka pendek untuk mencapaitujuan
finansial dan kepuasan pelanggand.Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu bagaimana
meningkatkan danmenciptakan nilai secara terus menerus dalam kemampuan dan
motivasikaryawanIT BSC adalah sebuah metodologi manajemen kinerja penerapan TI yang

7
dikembangkandari metodologi balanced scorecard. IT BSC dapat menjabarkan dan
memproyeksikanserta memberi kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi penerapan TI
perusahaan kedalam segi operasional.

A. PERSPEKTIF KEUANGAN DAN INTERNAL BUSSINES

8
B. PERSPEKTIF PELANGGAN DAN LEARNING&GROWTH

KESIMPULAN

Setelah menganalisa dan mempelajari sistem di PT Nestle, maka tim penulis mengambil
kesimpulan:
1. Perencanaan manajemen strategis ini dibuat untuk membantu perusahaan dalam mengenali
kekuatan dan kelemahan agar dapat menyiapkan strategi yang tepat untuk mendapat keunggulan
kompetitif

9
2. Perencanaan manajemen strategis menyajikan penilaian kinerja yang dibutuhkan dan
bermanfaat bagi organisasi agar tercapai tujuan bisnisnya.

SARAN
Saran yang diusulkan tim penulis dalam perencanaan manajemen strategi pada PT Nestle
Indonesia adalah perusahaan disarankan untuk melakukan pengembangan strategi untuk jangka
panjang, seperti melakukan berbagai kerjasama berupa aliansi atau kolaborasi harga yang dapat
memungkinkan perusahaan untuk mencapai penjualan yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih
rendah. Selain itu PT Nestle diharapkan dapat memantau perkembangan dari setiap aspek yang
terkait untuk pencapaian strategi. Untuk merealisasikan suatu perencanaan yang baik perlu
adanya dukungan dari aspek-aspek pelaksanaan, pengawasan, struktur organisasi, sistem
informasi dan komunikasi, motivasi, iklim kerja, sistem penggajian dan budaya organisasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Higgins, James, M. dan Vincze, Julian, W. (1993). Strategic Management text and cases. USA:
The Dryden Press

Kaplan, Robert S. & David P., The Strategy-Focused Organization: How Balanced Scorecard
Companies Thrive In The New Business Environment, Harvard Business School Publishing
Corp, Boston, 2001

Kotler, P., Armstrong, G., 1997, Dasar-Dasar Pemasaran, Principles of Marketing 7 e, Edisi
Bahasa Indonesia, Jilid 1, diterjemahkan oleh Drs. Alexander Sindoro, Prenhallindo, Jakarta.

Ward, John & Peppard, Joe. (2002). Strategic Plaanning for Information System (3rd ed.).
Chichester: John Willey & Sons.

Wheelen, Thomas, J. dan Hunger, J. David. (2000). Strategic Management. New Jersey: Prentice
Hall, Inc.

Porter, M.E. (1985). Competitive Adventage, Creating and Sustaining Superior Performance.
New York : The free pross.

Pierce, J.A. dan Robinson, R.B. (2000).Strategic management, Formulation Implementation and
Control. Malaysia: McGraw Hill.

Wright, P., Kroll, Mark, J. dan Parnel, J. (1998).Strategic Management Concepts. USA: Prentice
Hall, Inc.

11

Anda mungkin juga menyukai