DISUSUN OLEH :
WIJAYANATA
Alhamdulilah sega puji syukur atas kehadirat allah ta’ala yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah tepat terlimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman yang gelap gulita munuju zaman yang terang
benderang yakni agama islam.
Kami bersyukur atas kemudahan yang allah telah berikan kepada kami
sehingga makalah “TAKHARIJ HADITS” dapat kami selesaikan. Selanjutnya
kami ucapkan terimakasih kepada ibu Ahadiah Agustina,SE.,Sy.ME sebagai
dosen mata kuliah studi hadis yang telah memberikan kami arahan dan petunjuk
sehingga mempermudah kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini bisa lebih
baik. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi teman-teman dan khususnya kami
para penyusun.
Demikian yang dapat kami Kami menyadari bahwa makalah sampaikan
terimakasih
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
C. Metode Takhrij..........................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................6
B. Saran...........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits merupakan sumber hukum dalam Islam setelah AL-Qur`an,
hadits di sampaikan oleh rosululloh SAW atas petunjuk Allah SWT,Allah
SWT memerintahkan rosulnya untuk memberikan penjelelasan akan AL-
Qur`an yang di turunkkan padanya, Allah SWT berfirman dalam surat An-
Nahl ayat 44:
‘’keterangan –keterangan {mukjizat}dan kitab –kitab. Dan kami turunkan
kepadamu Al –Qur`an, agarbkamu menerangkan pada ummat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka yakni: perintah-perintah,larangan-
larangan aturan dan lain-lain yang terdapat dalam AL-Qur`an.
Dengan adanya perintah tersebut,rosullah SAW telah menjelaskan AL-
Qur`an pada ummatnya secara terperinci maupun secara global, hal itu
Di interpretasi dengan perkataan ,perbuatan dan taqrir atau persetujuan yang di
tetapkan olehnya, yang mana itu disebut hadits yang sahih, hasan ataupun daif,
sehingga memudahkan kita untuk mengamati hadits tersebut,dalam hal ini
kita bersama-sama akan membahas tentang cara menyampaikan hadits
[takhrijhadis].
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari takhrij hadits ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan dan apa saja kitab-kitab yang membuat
tentang tkharij hadits ?
3. Bangaimana metode dalam mentakhrij hadits ?
4. Apa saja tujuan dan kegunaan dari takhrij hadis ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
statusnya shohih. Hasan atau doif. Waktu itulah muncul kutub at-takhrij
(kitab-kitab takhrij).
Kitab-kitab Takhrij generasi pertama, seperti yang dikemukakan oleh
Mahmud al-Thahhan adalah kitab-kitab buah pena al-Khatib al-Baghdadiy
[w. 463 H]. Diantara kitab yang terkenal adalah:
a. Takhrij al-Fawaid al-Muntakhobah al-Shihah wa al-Ghoroib karya Abi
Al-Ghoroib,
b. Takhrij al-Fawaid al-Muntakhobah al-Shihah wa al-Ghoroib karya Abi
Qosim al-Mahrowani.
c. Kitab Takhrijhadits al-Muhazzab oleh karya Muhammad bin Musa al-
Hazimi Kemudian pada masa selanjutnya, karya-karya dalam bidang
ilmu takhrijhadits semakin meluas hingga mencapai puluhan.
Sumbangan karya-karya tersebut tidak dapat dipungkiri sangat
Signifikan terhadap perkembangan ilmu-ilmu ke-Islaman lainnya.
Mahmud At-Tahhan menyebutkan bahwa tidak diragukan lagi cabang
ilmu takhrij ini sangat penting sekali bagi setiap ilmuan yang bergelut
dibidang ilmu syariah khususnya bagi yang bergelut dibidang ilmu hadits
dengan ilmu ini seseorang bisa memeriksa hadis ke sumber asalnya.
C. Metode Takhraj
Di dalam melakukan takhrij, ada lima metode yang dapat dijadikan sebagai
pedoman, yaitu;
1. Takhrij Berdasarkan Perawi Sahabat
Metode ini adalah metode dengan cara mengetahui nama sahabat yang
meriwayatkan hadits, adapun kitab-kitab pembantu dari metode ini adalah:
a. Al-Masanid (musnad-musnad).
Dalam kitab ini disebutkan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh
setiap sahabat secara tersendiri. Selama kita sudah mengetahui nama
sahabat yang meriwayatkan hadits, maka kita mencari hadits tersebut
dalam kitab ini hingga mendapatkan petunjuk dalam satu musnad dari
kumpulan musnad tersebut. Musnad yang dapat digunakan adalah; musnad
Ahmad ibn Hanbal , Musnad Dawud Al Tayalisi, Musnad Al Humaidi,
Musnad Abu Hanifah, Musnad As Syafi’i, dsb. Cara penggunaannya
3
adalah; misalnya sahabat yang meriwayatkan hadits itu bernama Ali, maka
pencarian atau penelusuran dilakukan melalui huruf ‘ayn.
b. Kitab-kitab Al-Atraf.
Kebanyakan kitab al-atraf disusun berdasarkan musnad-musnad
para sahabat dengan urutan nama mereka sesuai huruf kamus. Jika seorang
peneliti mengetahui bagian dari hadits itu, maka dapat merujuk pada
sumber-sumber yang ditunjukkan oleh kitab-kitab al-atraf tadi untuk
kemudian mengambil hadits secara lengkap. Di antara kitab-kitabAtraf
yang dapat dipergunakan adalah; Atraf As Shohihayn, karya Al Wasiti dan
Al Dimashqi, Tuhfatul Al Ashrof bi Ma’rifat Al Atraf karya Al Mizzi
yang merupakan Syarah kitab Al Ashraf bi ma’rifat Al Atraf karya ibn
‘Asakir, Ithaf Al Mahram bi Atraf Al ‘Ashrah karya Ibn Hajar Al
Asqalani, dsb. Cara penggunaan kitab ini seperti seperti cara menggunakan
kitab musnad, artinya disusun secara alfabetis Hija’iyah.
c. Al- ma`ajim (mu`jam-mu`jam).
Susunan hadits di dalamnya berdasarkan urutan musnad para
sahabat atau syuyukh (guru-guru) sesuai huruf kamus hijaiyah. Dengan
mengetahui nama sahabat dapat memudahkan untuk merujuk haditsnya.
Dan kitab mu’jam yang dapat kita gunakan adalah; mu’jam Al Kabir,
Mu’jam Al Awsat, dan Mu’jam Al Saghir yang kesemuanya adalah karya
Al Tabrani. Juga kitab Mu’jam As Shahabah karya Al Mawasili, Mu’jam
As Sahabh karya Al Hamdani, dsb. Dan cara penggunaannya tidak jauh
berbeda dengan kitab musnad dan kitab Atraf.
Kelebihan metode ini adalah bahwa proses takhrij dapat
diperpendek. Akan tetapi, kelemahan dari metode ini adalah ia tidak dapat
digunakan dengan baik, apabila perawi yang hendak diteliti itu tidak
diketahui.
2. Takhrij Melalui Lafadz Pertama Matan Hadits
Metode takhrijhadits menurut lafadz pertama, yaitu suatu metode yang
berdasarkan pada lafadz pertama matan hadits, sesuai dengan urutan huruf-
huruf hijaiyah dan alfabetis, sehingga metode ini mempermudah pencarian
4
hadits yang dimaksud. Misalnya, apabila akan men-takhrij hadits yang
berbunyi;
د بِالصُرْ َع ِةYُ ْس ال َّش ِد ْي
َ لَي
Untuk mengetahui lafadz lengkap dari penggalan matan tersebut, langkah
yang harus dilakukan adalah menelusuri penggalan matan itu pada urutan awal
matan yang memuat penggalan matan yang dimaksud. Dalam kamus yang
disusun oleh Muhammad fuad Abdul Baqi, penggalan hadits tersebut terdapat
di halaman 2014. Bearti, lafadz yang dicari berada pada halaman 2014 juz IV.
Setelah diperiksa, bunyi lengkap matan hadits yang dicari adalah;
َ االص ْر َع ِة اِنَّ َم ا
الش ِديْ ُد الَّ ِذ ْي ِ َّ لَيس:ّه ص لَّى اللّهُ َعلَي ِه وس لَّم قَ اَ َل
ُ ِالش ديْ ُد ب َ ْ َ ََ ْ
ِ َّ َع ْن اَبِ ْي ُه َر ْي َرةَ أ
َ َن َر ُس ْو َل الل
ِ ك َن ْف َسهُ ِع ْن َد الغَْي
ب ُ ِيَ ْمل
Artinya: Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda, “(Ukuran) orang
yang kuat (perkasa) itu bukanlah dari kekuatan orang itu dalam berkelahi,
tetapi yang disebut sebagai orang yang kuat adalh orang yang mampu
menguasai dirinya tatkala dia marah”.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwasanya ilmu takhrij hadits sangat perlu dipelajari, karena untuk
mengetahui riwayat suatu hadits, baik sanad, matan, perowi dan yang
berkaitan dengan hadits. Ada perbedaan di kalangan ulama hadis dalam
mendefenisikan Takhrij hadis, namun dapat disimpulkan bahwa takhrij hadis
adalah menelusuri suatu hadis kesumber asalnya pada kitab-kitab Jami, sunan,
dan musnad kemudian jika diperlukan menyebutkan kualitas hadis tersebut
apakah sohih, Hasan atau doif.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi makalah kami,jika
ada yang kurang jelas atau terdapat sebuah kesalahan maka kami mohon kritik
dan saran yang membangun dari pembaca semua untuk memperbaiki makalah
kami kedepannya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shidqi, 2009. Teungku Muhammad Hashbi. Sejarah & Pengantar ILMU
HADITS. Semarang :Pustaka Rizki Putra.