Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu hadist
Ghifari Ramadhani/11220360000032
KELAS 1B
FAKULTAS USHULUDDIN
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada allah shubhanahu wata’al, karana rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya penulisan makalah yang berjudul
“TAKHRIJ HADIST”
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya bertujuan untuk
menjelaskan dan memaparkan point point di makalah ini, sesuai dengan pengetahuan yang
kami peroleh baik dari buku maupun sumber sumber yang lain.semoga semuanya
memberikan manfaat bagi kita. Bila ada kesalahan tulisan atau kata-kata di dalam makalah
ini, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Jakarata,Oktober 2022
Penyusun
COVER………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...
BAB I……………………………………………………………………………………..
Latar belakang……….……………………………………………………………
Rumusan masalah…………………………………………………………………
Tujuan……………………………………………………………………………..
BAB II……………………………………………………………………………………
BAB III………………………………………………………………………………………
Kesimpulan………………………………………………………………………
Saran……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Takhrij hadis adalah suatu usaha mencari sanad hadis yang terdapat dalam
sebuah kitab hadis karya orang lain menyimpang daripada sanad hadis yang terdapat
dalam kitab hadis karya orang lain tersebut. Umpamanya seseorang mengambil
sebuah hadis dari kitab ṣhaḥīḥ bukhārī, kemudian ia berusaha mencari sanad hadis
tersebut yang tidak sama dengan sanad yang telah ditetapkan oleh bukhārī dalam
ṣhaḥīḥnya. Namun sanad yang berbeda itu akhirnya dapat bertemu dengan sanad
bukhārī yang akhir.
Jika kita hendak melakukan takhrij hadis dan hendak mengetahui tempatnya
pada kitab-kitab sumber aslinya, terlebih dahulu harus mempelajari kondisi hadis
yang kita maksud, sebelum kita menelitinya dalam kitab-kitab hadis. Kita perlu
melihat sahabat yang meriwayatkannya (jika terdapat), pokok bahasannya, kata-kata
dalam matannya, kata pertama matan, atau sifat-sifat tertentu dalam sanad atau
matannya
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari takhrij hadits?
2. Bagaimana sejarah takhrij hadits?
3. Apa sebab sebab pentingnya takhrijul hadist?
4. Tujuan dan Manfaat Takhrij Hadits?
5. Apa saja kitab yang digunakan untuk mengtakhrij hadist ?
6. Bagaimana cara/metode penerapan takhrij hadits?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penukisan makalah ini adalah
untuk mengetahui:
Secara etimologi berrasal dari bahasa arab yaitu kharraja yang berarti tampak atau
jelas.
Sedang pengertian takhrij al-hadits menurut istilah ada beberapa pengertian, di antaranya
ialah:
1. Suatu keterangan bahwa hadits yang dinukilkan ke dalam kitab susunannya itu
terdapat dalam kitab lain yang telah disebutkan nama penyusunnya. Misalnya,
penyusun hadits mengakhiri penulisan haditsnya dengan kata-kata akhrajahul
Bukhari artinya bahwa hadits yang dinukil itu terdapat dalam kitab Jami’us
Shahih Bukhari. Bila ia mengakhirinya dengan kata akhrajahul muslim berarti
hadits tersebut terdapat dalam kitab Shahih Muslim.
2. Suatu usaha mencari derajat, sanad, dan rawi hadits yang tidak diterangkan oleh
penyusun atau pengarang suatu kitab.
3. Mengemukakan hadits berdasarkan sumbernya atau berbagai sumber dengan
mengikutsertakan metode periwayatannya dan kualitas haditsnya.
4. Mengemukakan letak asal hadits pada sumbernya yang asli secara lengkap
dengan matarantai sanad masing-masing dan dijelaskan kualitas hadits yang
bersangkutan.
Dari sekian banyak pengertian takhrij di atas, yang dimaksud takhrij dalam hubungannya
dengan kegiatan penelitian hadits lebih lanjut, maka takhrij berarti “penelusuran atau
pencarian hadits pada berbagai kitab-kitab koleksi hadits sebagai sumber asli dari hadits
yang bersangkutan, yang di dalam sumber tersebut dikemukakan secara lengkap matan
dan matarantai sanad yang bersangkutan 1
Ilmu hadits baru berdiri sendiri sebagai sebuah ilmu pada masa al-Qadhi Ibnu
Muhammad al-Ramahurmudzi (265-360 H). Selanjutnya diikuti oleh al-Hakim al-
Naisaburi (321-405 H), Abu Bakr al-Baghdadi (463 H). Para ulama mutaqaddimin
menyebutnya dengan ulumul hadits dan ulama mutaakhirin menyebutnya ilmu
musthalahul hadits.3 Jadi kalau menganalisa kedua uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa setelah masa inilah muncul ilmu takhrij hadits sebagai bagian dari ilmu hadits.
2
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, 2003, Jakarta: Prenada Media
3
Noor Sulaiman PL, 2008, Antologi Ilmu Hadits, Jakarta: GP Press
D. TUJUAN DAN MANFAAT TAKHRIJ HADIST
Pengetahuan tentang ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang
harus mendapat perhatian serius karena di dalamnya membicarakan berbagai kaidah
untuk mengetahui sumber hadis itu berasal. Di samping itu, di dalamnya ditemukan
banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh, khususnya dalam menentukan kualitas
sanad suatu hadis. Penguasaan tentang ilmu takhrij merupakan suatu keharusan bagi
setiap ilmuwan yang berkecimpung di bidang ilmu-ilmu kasyariahan, khususnya yang
menekuni bidang hadis dan ilmu hadis.
Dengan mempelajari kaidah-kaidah dan metode takhrij, seseorang akan dapat
mengetahui bagaimana cara untuk sampai kepada suatu hadis di dalam
sumbersumbernya yang asli yang pertama kali disusun oleh para ulama
pengkodifikasi hadis. Dengan mengetahui hadis dari sumber aslinya, maka akan dapat
diketahui sanadsanadnya. Dan hal ini akan memudahkan untuk melakukan penelitian
sanad dalamrangka untuk mengetahui status dan kualitasnya.
Syarif Hatim Auni menjelaskan beberapa kitab yang tertua yang mengulas teori-teori
takhrij hadis sebagai beriktu;
4
https://www.bacaanmadani.com/2018/04/pengertian-takhrij-al-hadis-tujuan-dan.html
5
https://harakah.id/mengenal-ilmu-takhrij-hadis-definisi-tujuan-dan-manfaatnya-dalam-kajian-islam/
4. Thuruq Takhrij Al-Hadis Al-Nabawi, karya Abdul Muhdi Abdul Qadir
5. Al-Ta’shil, karya Bakr bin Abdullah Abu Zaid
6
https://iqra.republika.co.id/berita/np3yki2/beragam-jenis-metode-takhrij-hadis
3. Metode ketiga adalah takhrij menggunakan perawi paling atas.
Menelusuri hadis dengan cara ini lebih dahulu harus mengetahui
perawi paling atas dari hadis tersebut. Kitab-kitab yang memuat hadis
dengan metode ini, antara lain, Musnad Imam Ahmad karya Imam
Ahmad, Atraf as-Sahihain karya Abu Mas'ud Ibrahim bin Muhammad,
Atrar Kutub as-Sittah karya Syamsuddin Abu al-Fadl.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
7
https://iqra.republika.co.id/berita/np3yki2/beragam-jenis-metode-takhrij-hadis
1. Takhrij hadis bertujuan mengetahui sumber asal hadis yang di takhrij. Tujuan
lainnyaadalah mengetahui di tolak atau diterimanya hadis-hadis
tersebut. Dengan cara ini,kita akan mengetahui hadis-hadis yang
pengutipannya penerapan-kaidahulumul hadis yang berlaku sehingga hadis
tersebut menjadi jelas, baik asal-usulmaupun kualitasnya.
2. Takhrij menurut istilah adalah penunjukan terhadap tempat hadist didalam
sumbermengharapkan yang dijelaskan sanad dan martabatnya sesuai
keperluan.
3. Dapat diketahui banyak sedikitnya jalur periwayatan suatu hadis yang
sedangmenjadi topik kajian
4. Dapat diketahui dengan kuat dan tidaknya periwayatan akan menambah
kekuatan riwayat.Sebaliknya, tanpa dukungan periwayatan lain, kekuatan
periwayatan tidak bertambah.
5. Dapat ditemukan status hadis Shahih li dzatih atau shahih lighairih, hasanli
dzati ,atau hasan li ghairih Demikian juga, akan diketahui istilah hadis
mutawatir,masyhur, aziz, dan gharib-ny
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, 2003,
Jakarta: Prenada Media
https://harakah.id/mengenal-ilmu-takhrij-hadis-definisi-tujuan-dan-manfaatnya-dalam-
kajian-islam/