Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 9

TAKHRIJ AL-HADIS
Dosen Pengampu: Baihaki, S.Th.I., M.Ag.
Mata Kuliah: Ulumul Hadis

Disusun Oleh

Maulida (2212130031)
Nadya Nurul Ilma (2212130028)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


JURUSAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Segala puji semata hanya milik Allah SWT, yang berkat qadrat dan iradat-Nya,
serta shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang berjuang
dalam mengembangkan ajaran agama Islam. Selanjutnya penulis sampaikan, bahwa dapat
disusunnya makalah ini sedemikian rupa, tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa ta’dzim penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya tentunya dengan iringan doa semoga apa
yang telah diberikan semuanya mendapatkan balasan dari Allah SWT tentunya sesuai
dengan amal ibadah yang diniatkan. Kemudian tidak lupa penulis sampaikan, sebagai
hamba yang dhoif dan penuh dengan keterbatasan tentunya banyak kesalahan dan
kekurangan penulis dalam menyajikan makalah ini, oleh sebab itu dengan penuh
kerendahan hati, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, disamping itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya, dengan mengharap ridho Allah SWT, penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat dalam meniti perjalanan beraqidah menuju jenjang kehidupan
akhirat, dan semoga makalah ini pula dapat berperan sebagaimana mestinya.

Palangka Raya, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Takhrij Al-Hadis...............................................................3


B. Kitab-Kitab Takhrij Al-Hadis.............................................................4
C. Manfaat Takhrij Al-Hadis....................................................................6
BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan...........................................................................................8

B. Saran.....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Anton Athoillah, latar belakang adanya takhrij hadits sekurang-kurangnya sebagai
berikuit:

Hadits merupakan segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah saw, sang pembawa
risălah, sehingga segala sesuatu itu sangat berpeluang dianggap bernilai risălah. Adanya
kepastian bahwa memang betul hal tersebut berasal dari sang pembawa risălah tadi itulah yang
menyebabkan hadits perlu diteliti.

Hadits tidak sempat dibukukan seperti al-Quran, sehingga untuk menjamin otentisitasnya
diperlukanlah cara-cara tertentu yang kemudian dikenal dengan nama takhrij. Cara ini kemudian
didefinisikan sebagai proses penunjukan hadits pada al-Mashadir al-Ashliyyah kitab-kitab hadits
induk yang mencantumkan hadits secara lengkap sanad dan matannya untuk kemudian dilakukan
penelitian martabat (validitas)-nya jika memang masih diperlukan.

Secara empirik, periwayatan hadits berlangsung dengan mempergunakan dua cara; yaitu 1)
riwayat hadits bi al-lafzh dan 2) riwayat hadits bi al-ma‟na.Cara pertama, riwayat hadits bi al-
lafzh adalah cara meriwayatkan hadits yang dilakukan oleh para perawi dengan mempergunakan
redaksi yang sama antara riwayat yang diterimanya dari gurunya (generasi sebelumnya) dengan
riwayat yang disampaikannya kepada muridnya (generasi berikutnya). Sementara itu, cara kedua,
riwayat hadits bi al-ma‟na adalah cara meriwayatkan haditsyang dilakukan oleh para perawi
dengan mempergunakan redaksi yang berbeda antara riwayat yang diterimanya dari gurunya
(generasi sebelumnya) dengan riwayat yang disampaikannyakepada muridnya (generasi
berikutnya). Dalam perbedaan redaksi itu, boleh jadi terdapat kesamaan makna. Namun, tidak
tertutup kemungkinan, terdapat pula perbedaan makna yang ditangkap oleh perawi berikutnya,
sehingga pemahaman terhadap makna yang terkandung dalam matan hadits pun menjadi
berbeda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Takhrij Al-Hadis?
2. Apa saja kitab-kitab Takhrij Al-Hadis?
3. Apa manfaat dari Takhrij Al-Hadis?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Takhrij Al-Hadis
2. Untuk mengetahui apa saja kitab-kitab di dalam Takhrij Al-Hadis
3. Untuk mengetahui manfaat dari Takhrij Al-Hadis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Takhrij Al-Hadis


Kata takhrij berasal dari kata berasal dari kata "kharaja" yang artinya nampak dari
tempatnya, atau keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kata "alikhraj"
yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya. Dan "al-makhraj" artinya artinya
tempat keluar; dan akhrajal-hadis wa kharrajahu artinya menampakkan dan
memperlihatkan hadis kepada orang dengan menjelaskan tempat keluarnya (asal-
usulnya). Para ahli hadis memaknai takhrij dengan:
1. Mengemukakan hadis kepada orang lain dengan menyebutkan sumbernya, yakni orang-
orang yang menjadi mata rantai hadis tersebut. Sebagai contoh: "akhraju al-Bukhari”,
artinya: al-Bukhari meriwayatkan hadis itu dengan menyebutkan sumbernya.
2. Takhrij terkadang digunakan untuk arti mengeluarkan hadis dan meriwayatkannya dari
beberapa kitab.
3. Takhrij terkadang juga disebut al-dalalah, yaitu menunjukkan dan menisbatkan hadis ke
dalam (kitab) sumber-sumber hadis, dengan menyebutkan nama penulisnya.
Sedangkan secara terminologi, takhrij berarti : “Mengembalikan (menelusuri
kembali ke asalnya) hadis-hadis yang terdapat di dalam berbagai kitab yang tidak
memakai sanad kepada kitab-kitab musnad, baik disertai dengan pembicaraan tentang
status hadis-hadis tersebut dari segi sahih atau daif, ditolak atau diterima, dan penjelasan
tentang kemungkinan illat yang ada padanya, atau hanya sekadar mengembalikannya
kepada kitab-kitab asal (sumbernya)." Mahmud at-Tahhan memaknai takhrij dengan:
“Menunjukkan materi hadis di dalam sumber-sumber pokok yang dikemukakan berikut
transmisinya, dan menjelaskan kualifikasinya bila diperlukan.” Syuhudi Ismail
mendefinisikan takhrij dengan “penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab
sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan, yang di dalam sumber itu
dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadis yang bersangkutan.” Bila merujuk
pada pemaknaan yang disampaikan oleh para ahli hadis, bolehlah didefinisikan secara

3
sederhana bahwa takhrij adalah kegiatan atau usaha mempertemukan matan hadis dengan
sanadnya. Adapun terkait dengan penjelasan kualifikasi hadis bukanlah tugas pokok kerja
takhri.1

B. Kitab-Kitab Takhrij Al-Hadis


Ada beberapa kitab yang diperlukan untuk melakukan takhrij hadis. Adapun kitab-
kitab tersebut adalah sebagai berikut.
a. Hidayatul bari ila tartibi ahadisil Bukhari
Penyusun kitab ini adalah Abdur Rahman Ambar al-Misri at-Tahtawi. Kitab ini
disusun khusus untuk mencari hadis-hadis yang termuat dalam kitab Sahih Bukhari.
Lafal-lafal hadis disusun menurut aturan urutan huruf abjad Arab. Namun hadis-hadis
yang dikemukakan secara berulang dalam kitab Sahih Bukhari tidak dimuat secara
berulang dalam kamus di atas. Dengan demikian perbedaan lafal dalam matan hadis
riwayat al-Bukhari tidak dapat diketahui lewat kamus tersebut.
b. Mu’jam al-Fazi wala siyyama al-Garibu minha fihr litartibi ahadisi sahihi Muslim
Kitab tersebut merupakan salah satu juz, yakni juz ke-V dari kitabSahih Muslim
yang dikutip oleh Muhammad Abdul Baqi. Jus V ini merupakan kamus yang di
dalamnya di mulai juz I-V yang berisi:
a. Daftar urutan judul kitab serta nomor hadis dan juz yang memuatnya.
b. Daftar nama para sahabat Nabi yang meriwayatkan hadis yang termuat
dalam kitab Sahih Muslim.
c. Daftar awal matan hadis dalam bentuk sabda yang tersusun menurut abjad
serta diterangkan nomor-nomor hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-
Bukhari, bila kebetulan hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari
sendiri.
d. Miftahus Sahihain

Kitab ini disusun oleh Muhammad Syarif bin Mustafa al-Tauqiah kitab ini dapat
digunakan untuk mencari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
diriwayatkan oleh Muslim. Akan tetapi hadis-hadis yang dimuat dalam kitab ini
1
Bacaanmadani "Pengertian Takhrij Al-Hadis"
https://www.bacaanmadani.com/2018/04/pengertian-takhrij-al-hadis-tujuan-dan.html?m=1, diakses pada 1
Desember 2022

4
hanyalah hadis-hadis yang berupa qauliyah saja. Hadis-hadis tersebut disusun
menurut abjad dari awal lafal matan hadis.

c. Al-Bughyatu fi tartibi ahadisi al-hilyah


Kitab ini disusun oleh Said Abdul Aziz bin al-Said Muhammad bin Said Siddiq
al-Qammari. Kitab hadis tersebut memuat dan menerangkan hadis-hadis yang
tercantum dalam kitab yang disusun Abu Nuaim al-Asabuni (w.430 H) yang berjudul
Hilyatul auliyai wababaqatul asfiyai. Sejenis dengan kitab tersebut adalah
kitabMiftahut tartibi li ahadisi tarikhul khatib, yang disusun oleh Said Ahmad bin
Said Muhammad bin Said As-Siddiq al-Qammari yang memuat dan menerangkan
hadis-hadis yang tercantum dalam kitab sejarah yang disusun oleh Abu Bakar bin Ali
bin Subit bin Ahmad al-Bagdadi yang dikenal dengan al-Khatib al-Bagdadi (w.463
H). Susunan kitabnya diberi judul Tarikhul Bagdadi yang terdiri atas empat jilid.
d. Al-Jami’us Sagir
Kitab ini disusun oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuti (w. 91 H).
Kitab hadis tersebut memuat hadis-hadis yang terhimpun dalam kitab himpunan
kutipan hadis yang disusun oleh Imam Suyuti juga yaitu Kitab Jam’ul Jawani. Hadis
yang dimuat di dalam kitabjami’us Sagir disusun berdasarkan urutan abjad dari awal
lafal matan hadis. Sebagian dari hadis-hadis itu ada yang ditulis secara lengkap dan
adapula yang ditulis sebagian-sebagian saja, namun telah mengandung pengertian
yang cukup.
Kitab hadis tersebut juga menerangkan nama-nama sahabat Nabi saw yang
meriwayatkan hadis yang bersangkutan dan nama-nama mukharijnya. Selain hampir
setiap hadis yang dikutip dijelaskan kualitasnya menurut penilaian yang dilakukan
atau disetujui oleh Imam Suyuti.
e. Al-mu’jam al-Mufahras li alfazil hadis nabawi
Penyusun kitab ini adalah sebuah tim dari kalangan orientalis. Diantara anggota
tim yang paling aktif dalam kegiatan proses peyusunan ialah Dr. Arnold John
Weinsinck (w.1939 M), seorang profesor bahasa-bahasa semit, termasuk bahasa Arab
di Universitas Leiden, negeri Belanda. Kitab ini dimaksudkan untuk mencari hadis
berdasarkan petunjuk lafal matan hadis. Berbagai lafal yang disajikan tidak dibatasi
hanya lafal-lafal yang berbeda di tengah dan bagian-bagian lain dari matan hadis.

5
Dengan demikian, kitab Mu’jam mampu memberikan informasi kepada pencari
matan dan sanad hadis, asal saja sebagian dari lafal matan yang dicarinya itu telah
diketahuinya.
Kitab Mu’jam ini terdiri dari tujuh juz dan dapat digunakan untuk mencari hadis-
hadis yang terdapat dalam sembilan kitab hadis, yakni: Sahih Bukhari, Sahih Muslim,
Sunan Abu Dawud, Sunan Turmuzi, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Majjah, Sunan ad-
Darimi, Muwatha’ Malik dan Musnad Ahmad.2

C. Manfaat Takhrij Al-Hadis


Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, tujuan akhir dari penakhrîjan hadis adalah
untuk mengetahui dan menetapkan kualitas sebuah sanad hadis. Penetapan kualitas hadis
ini akan mempengaruhi status dan kedudukan hadis itu: Apakah ia bisa dijadikan hujjah
atau tidak, dan apakah ia diamalkan atau tidak. Selama proses penakhrîjan, kita akan
mendapat banyak mendapat manfaat faedah yang sangat membantu kita dalam menilai
sebuah hadis. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh lewat takhrîj hadis:
1. Diketahui letak hadis yang dikaji dalam sumber-sumber asli.
2. Diketahui apakah nisbat sebuah ungkapan atau perbuatan yang dinyatakan sebagai
sebuah hadis benar-benar valid atau tidak.
3. Diketahui kualitas hadis
4. Dengan membandingkan riwayat-riwayat yang ada, akan diketahui arti kata yang
asing atau garîbah, kondisi yang melatarbelakangi disabdakannya hadis (asbâb
wurûd), kondisi para perawi hadis, adanya kemungkinan hadis itu direvisi atau
merevisi hadis lain (nâsikh wa mansûkh), mendapat ketersambungan pada sanad
yang terjadi keterputusan (inqitâ’), meningkatkan kualitas sanad dengan adanya
dukungan berupa sanad-sanad lainnya, mendapat kejelasan identitas dan kualitas
perawi yang mubham dan majhûl, menghilangkan akibat yang muncul dari tadlîs,
mengidentifikasi dan mengetahui adanya penambahan sanad yang berasal dari
perawi (mudraj dan ziyâdah al- tsiqât), mendapati matan secara lengkap dan utuh
dari hadis yang diringkas, mengidentifikasi dan mengetahui mana matan yang

2
An Nur "Takhrij Al-Hadis"
https://an-nur.ac.id/takhrij-hadits-pengertian-metode-metode-kitab-manfaat-takhrij-dam-sejarahnya/6/, diakses pada
3 Desember 2022

6
diriwayatkan secara redaksional dan mana yang secara substantif, mendapatkan
informasi tambahan seputar tempat dan waktu terjadinya hadis, dan lain-lain.3

3
text-id.123dok,
https://text-id.123dok.com/document/lq502kowz-manfaat-takhrij-hadis-andi-rahman-kualitas-hadis-dlm-tafsir-
alquran-depag-ri.html, diakses pada 5 Desember 2022

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata takhrij berasal dari kata berasal dari kata "kharaja" yang artinya nampak
dari tempatnya, atau keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Para ahli hadis
memaknai takhrij dengan, Takhrij terkadang juga disebut al-dalalah, yaitu
menunjukkan dan menisbatkan hadis ke dalam (kitab) sumber-sumber hadis,
dengan menyebutkan nama penulisnya.
Sedangkan secara terminologi, takhrij berarti : “Mengembalikan (menelusuri
kembali ke asalnya) hadis-hadis yang terdapat di dalam berbagai kitab yang tidak
memakai sanad kepada kitab-kitab musnad, baik disertai dengan pembicaraan
tentang status hadis-hadis tersebut dari segi sahih atau daif, ditolak atau diterima,
dan penjelasan tentang kemungkinan illat yang ada padanya, atau hanya sekadar
mengembalikannya kepada kitab-kitab asal (sumbernya)."
Ada beberapa kitab yang diperlukan untuk melakukan takhrij hadis. Adapun
kitab-kitab tersebut adalah, Hidayatul bari ila tartibi ahadisil Bukhari, Mu’jam al-
Fazi wala siyyama al-Garibu minha fihr litartibi ahadisi sahihi Muslim, Al-
Bughyatu fi tartibi ahadisi al-hilyah, Al-Jami’us Sagir,nabawi dan Al-mu’jam al-
Mufahras li alfazil hadis nabawi.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh lewat takhrîj hadis adalah, Diketahui
letak hadis yang dikaji dalam sumber-sumber asli, Diketahui apakah nisbat
sebuah ungkapan atau perbuatan yang dinyatakan sebagai sebuah hadis benar-
benar valid atau tidak, Diketahui kualitas hadishadis dan Dengan membandingkan
riwayat-riwayat yang ada, akan diketahui arti kata yang asing atau garîbah,
kondisi yang melatarbelakangi disabdakannya hadis (asbâb wurûd), kondisi para
perawi hadis, adanya kemungkinan hadis itu direvisi atau merevisi hadis lain
(nâsikh wa mansûkh), mendapat ketersambungan pada sanad yang terjadi
keterputusan (inqitâ’), meningkatkan kualitas sanad dengan adanya dukungan
berupa sanad-sanad lainnya.

8
B. Saran
Semoga apa yang sudah terkandung didalam makalah yang berjudul “Takhrij
Al-Hadis” ini bisa menambahkan wawasan dan ilmu pengetahuan baru bagi
pembacanya. Tetapi penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kata sempurna, kedepannya semoga akan lebih fokus dan lebih detail dalam
menjelaskan makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih rinci dan pada isi
pembahasan dapat dipertanggung jawabkan. Pada pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan pembaca
dapat menyampaikan kritik dan sarannya terhadap hasil penulisan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bacaanmadani "Pengertian Takhrij Al-Hadis"


https://www.bacaanmadani.com/2018/04/pengertian-takhrij-al-hadis-tujuan-dan.html?m=
text-id.123dok,
https://text-id.123dok.com/document/lq502kowz-manfaat-takhrij-hadis-andi-rahman-kualitas-
hadis-dlm-tafsir-alquran-depag-ri.html,
An Nur "Takhrij Al-Hadis"
https://an-nur.ac.id/takhrij-hadits-pengertian-metode-metode-kitab-manfaat-takhrij-dam-
sejarahnya/6/,

10

Anda mungkin juga menyukai