Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ILMU HADIS
Tentang
Takhrij al-Hadits

Disusun Oleh:

Sherly Annisa (2518001)

Fenni Fajriah (2518031)

Fadel Muhammad Syah (2518018)

Dosen Pembimbing: Ismiati, M.A

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER 4A


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BUKITTINGGI
1440-1441 H /2020-2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah, dan inayah- Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmu hadits yang berjudul Takhrij Al-Hadits dengan tepat waktu.Shalawat dan salam kami
hadiahkan kepada nabi besar Muhammad SAW sebagai nabi terakhir dan pelengkap agama
sebelumnya yakni agama islam.

Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang
takhrij al-hadits yang kami sajikan berdasarkan informasi dari beberapa sumber.Kami sadar
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih
baik lagi di masa yang akan mendatang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya .
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan.

Bukittinggi, 16 Maret 2010

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Takhrij Hadits ......................................................................... 2


B. Sejarah dan Pengembangan Kitab-kitab Takhrij ...................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Takhrij ..................................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 6

DAFTAR KEPUSTAKAAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Takhrij Hadist merupakan langkah awal dalam kegiatan penelitian hadist. Pada
masa awal penelitian hadist telah dilakukan oleh para ulama salaf yang kemudaian
hasilnya telah dikodifikasikan dalam berbagai buku hadist. Mengetahui masalah
takhrij.
Kebutuhan takhrij adalah perlu sekali, karena orang yang mempelajari ilmu tidak
akan dapat membuktikan (menguatkan) dengan suatu hadist atau tidak dapat
meriwayatkannya, kecuali setelah ulama-ulama yang telah meriwayatkan hadist dalam
kitabnya dengan dilengkapi sanadnya, karena itu, masalah takhrij ini sangat
dibutuhkan setiap orang yang membahas atau menekuni ilmu-ilmu syar‟i dan yang
sehubungan dengannya. Sehingga untuk lebih jelasnya tentang takhrij hadits ini akan
dibahas dalam bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu takhrij al hadits?
2. Sebutkkan sejarah ilmu takhrij al-hadits?
3. Sebutkkan tujuan dan manfaat takhrij al-hadits?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian takhrij al-hadits
2. Untuk dapat mengetahui sejarah ilmu takhrij al-hadist
3. Untuk dapat mengetahui tujuan dan manfaat takhrif al-hadist

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian takhrij hadits


Takhrij menurut bahasa memiliki beberapa makna. Yang paling mendekati disini
adalah berasal dari kata kharaja (‫ )خرج‬yang artinya Nampak dari tempatnya atau
keadaannya, dan terpisah dan kelihan. Demikian juga kata al ikhraj (‫ )االخرج‬yang
artinya menampakkan dan memperlihatkannya. Dan kata al-makhraj (‫ )المخرج‬yang
artinya tempat keluar.

Secara bahasa takhrij hadits adalah “mengeluarkan sesuatu dari suatu tempat.”

Definisi takrij hadits telah mengalami tahap-tahap perkembangan sebagaiberikut:


1. Pada tahap pertama takhrij berarti penyebutan hadits-hadits dengan sandnya
masing-masing .terkadang menitik beratkan pada masalah sanadny atau pada
masalah matan.
2. Pada tahap kedua istilah takhrij berkembang menjadi penyebutan hadits-hadits
dengan sanadnya yang berbeda dengan sanad yang adaa pada kitab hadits
sebelumnya.
3. Pada tahap ketiga, dimana hadits –hadits telah di koleksi dalam kitab-kitab hadits
istilah takhrij bermakna perujukan riwajat-riwayat hadits kepada kitab-kitab yang
ada.

Sedangkan pengertian takhrij al-hadits menurut istilah ada beberapa


pengertian,diantaranya:
1. Suatu keterangan bahwa hadits yang dinukilkan ke dalam kitab susunannya itu
terdapat dalam kitab lain yang telah disebutkan nama penyusunnya. Misalnya,
penyusun hadits mengakhiri penulisan haditsnya dengan kata-kata akhrajahul Bukhari
artinya bahwa hadits yang dinukil itu terdapat dalam kitab Jami’us Shahih Bukhari.
2. Suatu usaha mencari derajat,sanad, dan rawi hadits yang tidak diterangkan oleh
penyusun atau pengarang suatu kitab.

Takhrij ialah penunjukan terhadap tempat hadits dalam sumber aslinya yang
dijelaskan sanadnya dan martabatnya dengan keperluan’

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa takhrij meliputi kegiatan:

2
a. Periwayatan (penerimaan, perawatan, pentadwinan dan penyampaian) hadits.
b. Penukilan hadits dari kitab-kitab asal untuk dihimpun dalam suatu kitab tertentu.
c. Mengutip hadits-hadits dari kitab-kitab (tafsir, tauhid, fiqh, tasawuf dan akhlak)
dengan menerangkan sanad-sanadnya.
d. Membahas hadits-hadits smpai diketahui martabat kualitas (maqbul-mardudnya)
Utung ranuwijaya menyimpulkan bahw adalam pentakhirijan hadits ada dua hal
yang mesti dilakukan:
1. Berusaha menemukan para penulis hadits tertentu dalam rangkaian sanad-sanadnya
dan menunjukkannya pada karya-karya mereka, seperti kata-kata akhrojahual-
baihaqi, akhrojahuat-tabrani fimu’jamihi atau akhrojahu ahmad fi musnadihi.
2. Memberikan kwalitas hadits apakah hadits itu sohih atau tidak. Penilaian ini
dilakukan andaikan diperlukan. Artinya bahwa penilaian kwalitas suatu hadits
dalam mentakhrij hadits tidak selalu harus dilakukan. Kegiatan ini hanya
melengkapi kegiatan takhrij tersebut. Sebab, dengan diketahui dari mana hadits itu
diperoleh sepintas dapat dilihat sejauh mana kwalitanya.

B. Sejarah dan pengembangan kitab-kitab takhrij

1. Sejarah ilmu takhrij


Ulama-ulama terdahulu belum begitu membutuhkan ilmu takhrij hadits ini,
khususnya ulama yang berada pada awal abad kelima, karena Allah member
karunia kepada mereka suka menghafal dan banyak mengkaji kitab-kitab yang
bersanad yang menghimpun hadits-hadits Nabi SAW.
Keadaan ini terus berlanjut sampai beberapa abad, hingga tradisi kecintaan
terhadap hafalan dan kajian kitab-kitab hadits serta sumber rujukan pokoknya
menjadi lemah. Ketika tradisi ini lemah, para ulama selanjutnya mulai menemui
kesulitan untuk mengetahui sumber suatu hadits yang terdapat dalam kitab, fiqih,
tafsir dan tarikh, maka muncullah segolongan ulama yang mulai melakukan
takhrij hadits terhadap karya-karya ilmu tersebut dan menjelaskan kedudukan
hadits itu apakah statusnya shohih. Hasan atau dhoif. Waktu itulah muncul kutub
at-takhrij (kitab-kitab takhrij)
Kitab-kitab takhrij generasi pertama, seperti yang dikemukakan oleh Mahmud
al-thahhan adalah kitab-kitab buah pena al khatib al baghdadiy. Diantara kitab
yang dikenal adalah:

3
a. Takhrij al fawaid al muntakhobah al shihah wa al –groroib karya abi al
groroib.
b. Takhrij al-fawaid al-muntakhobar al-shiha wa al grorib karya abi qosim al
mahrowani
c. Kitab takhrij hadits al muhazzab oleh karya Muhammad bin musa al hazimi.
2. Pengenalan kitab-kitab takhrij
Kitab ini mentakhrij hadits-hadits yang dijadikan oleh allamah ali bin abi
bakar al marghinani al hanafi dalam kitab al hidayah. Kitab ini merupakan kitab
ikih hanafi., sedangkan kitab takhrij ini merupakan yang paling luas dan yang
paling dikenal dibandingkan kitab takhrij lainnya.
Al kattani berkata “kitab ini adalah kitab takhrij yang sangat bermanfaant
sekali jadikan patokan oleh kalangan pensyarah kitab al hidayah, bahkkan ibnu
hanyar banyak mengabil manfaat dari buku dalam disiplin ilmu hadits, nama-
nama perawi dan luasny pandangan beliau tentang hadits marfu’.
Dalam melakukan takhrij, seseorang memerlukan kitab-kitab tertentu yang
dapat dijadikan pegangan atau pedoman sehingga dapat melakukan kegiatan
takhrij secara mudah dan mencapai sasaran yang dituju, diantara kitab-kitab yang
dapat dijadikan pedoman dakam mentakhrij adalah:
a).usul al takhrij wa dirasat al asanid oleh Muhammad al thahan.
Husul al tafrij bi usul al takhrij oleh ahmad ibn Muhammad al siddig al gharami.

C. Tujuan dan manfaat takhrij

Dalam melakukan takhrij tentunya ada tujuan yang ingin dicapai . tujuan pokok
dari takhrij yang ingin dicapai seseorang adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui eksistensi suatu hadits apakah benar suatu hadits yang ingin diteliti
dapat dalam buku-buku hadits atau tidak.
2. Mengetahui sumber otentik suatu hadits dari buku hadits apa saja.
3. Mengetahui ada berapa tempat hadits tersebut dengan sanad yang berbeda di
dalam sebuah buku hadits atau dalam beberapa buku induk hadits.
4. Mengetahui kualitas hadits (maqbul/diterima atau mardud/tertolak).
Dan adapun manfaat takhrij hadist diantaranya yang dapat dipetik adalah sebagai
berikut :

4
1. Mengetahui referensi beberapa buku hadist,dengan takhrij, seseorang dapat
mengetahui siapa perawi suatu hadist yang diteliti dan didalam kitab hadist apa
saja hadist tersebut didapatkan.
2. Menghimpun sejumlah sanad hadist. Dengan takhrij, seseorang dapat menemukan
sebuah hadits yang dapat diteliti disebuah atau dibeberapa buku induk hadits.
Misalnya terkadang dibeberapa tempat dalam kitab Al-Bukhori atau didalam
kitab-kitab lain.
3. Mengetahui keadaan sanad yang bersambung (muttasil) dan yang terputus
(munqathi), dan mengetahui kadar kemampuan perawi dalam mengigat hadits
serta kejujuran dalam periwayatnya.
4. Mengetahui status suatu hadist. Karna terkadang ditemukan sanad suatu hadist
dha’if,tetapi melalui sanad lain hukumnya shahih

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Takhrij berarti “penelusuran atau pencarian hadits pada berbagai kitab-kitab


koleksi hadits sebagai sumber asli dari hadits yang bersangkutan, yang di dalam
sumber tersebut dikemukakan secara lengkap matan dan matarantai sanad yang
bersangkutan.
Faktor penyebab takhrij hadits adalah untuk mengetahui asal-usul riwayat hadits,
mengetahui dan mencatat seluruh periwayatan hadits, dan mengetahui ada tidaknya
syahid dan mutabi’ pada matarantai sanad. Sedangkan metode-metode yang
digunakan didalam takhrij hadits yaitu menurut lafaz pertama matan hadits, melalui
kata-kata dalam matan hadits.

Manfaat takhrij hadits itu sendiri adalah memberikan informasi apakah hadits itu
termasuk hadits shahih, hasan ataupun dhaif, memberikan kemudahan bagi orang
yang mau mengamalkan setelah tahu bahwa hadits itu makbul (dapat diterima), dan
menguatkan keyakinan bahwa hadits itu benar-benar berasal dari Rasulullah SAW.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ash Shidqi, Teungku Muhammad hashbi. 2009.Sejarah & pengantar ilmu Hadits. Semarang
: Pustaka Rizki Putra

Al Qathan, Manna’.Pengantar Studi Ilmu Hadits .2008.Jakarta : Pustaka Al kautsar

Anda mungkin juga menyukai