GURU PENGAMPUH :
USTADZAH NUR HALIZA PUTRI S.AG
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Pengertian Takhrij Hadits.............................................................2
B. Sejarah Takhrij Al-Hadits.............................................................2
C. Faktor Penyebab Takhrij Al-Hadits...............................................4
D. Manfaat Takhrij Al-Hadits............................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Takhrij Hadist merupakan langkah awal dalam kegiatan penelitian hadist.
Pada masa awal penelitian hadist telah dilakukan oleh para ulama salaf yang
kemudaian hasilnya telah dikodifikasikan dalam berbagai buku hadist. Mengetahui
masalah takhrij, kaidah. dan metodenya adalah sesuatu yang sangat penting bagi
orang yang mempelajari ilmu-ilmu syar‟i, agar mampu melacak suatu hadist sampai
pada sumbernya.
Kebutuhan takhrij adalah perlu sekali, karena orang yang mempelajari ilmu
tidak akan dapat membuktikan (menguatkan) dengan suatu hadist atau tidak dapat
meriwayatkannya, kecuali setelah ulama-ulama yang telah meriwayatkan hadist
dalam kitabnya dengan dilengkapi sanadnya, karena itu, masalah takhrij ini sangat
dibutuhkan setiap orang yang membahas atau menekuni ilmu-ilmu syar‟i dan yang
sehubungan dengannya. Sehingga untuk lebih jelasnya tentang takhrij hadits ini akan
dibahas dalam bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang definisi takhrij?
2. Sejarah Takhrij Al-Hadist ?
3. Apa manfaat takhrij hadist?
4. Jelaskan tentang metode takhrij hadist?
5. Sebutkan kitab-kitab yang digunakan dalam takhrij hadits?
6. Berikan contoh tentang takhrij hadits?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi takhrij
2. Mengetahui Sejarah takhrij hadis
3. Mengetahui manfaat takhrij hadis
4. Mengetahui tentang metode takhrij hadits
5. Mengetahui kitab-kitab yang digunakan dalam takhrij hadits
6. Mengetahui contoh takhrij hadits
BAB II
PEMBAHASAN
Kata takhrij ( (تخريجadalah bentuk mashdar dari (تخريجا-يخ ّرج- )خرّجyang secara
bahasa berarti mengeluarkan sesuatu dari tempatnya.
Sedang pengertian takhrij al-hadits menurut istilah ada beberapa pengertian,
di antaranya ialah:
1. Suatu keterangan bahwa hadits yang dinukilkan ke dalam kitab susunannya itu
terdapat dalam kitab lain yang telah disebutkan nama penyusunnya. Misalnya,
penyusun hadits mengakhiri penulisan haditsnya dengan kata-kata akhrajahul
Bukhari artinya bahwa hadits yang dinukil itu terdapat dalam kitab Jami’us Shahih
Bukhari. Bila ia mengakhirinya dengan kata akhrajahul muslim berarti hadits tersebut
terdapat dalam kitab Shahih Muslim.
2. Suatu usaha mencari derajat, sanad, dan rawi hadits yang tidak diterangkan oleh
penyusun atau pengarang suatu kitab.
3. Mengemukakan hadits berdasarkan sumbernya atau berbagai sumber dengan
mengikutsertakan metode periwayatannya dan kualitas haditsnya.
4. Mengemukakan letak asal hadits pada sumbernya yang asli secara lengkap dengan
matarantai sanad masing-masing dan dijelaskan kualitas hadits yang bersangkutan.
Dari sekian banyak pengertian takhrij di atas, yang dimaksud takhrij dalam
hubungannya dengan kegiatan penelitian hadits lebih lanjut, maka takhrij berarti
“penelusuran atau pencarian hadits pada berbagai kitab-kitab koleksi hadits sebagai
sumber asli dari hadits yang bersangkutan, yang di dalam sumber tersebut
dikemukakan secara lengkap matan dan matarantai sanad yang bersangkutan.
Berikut ini contoh takhrij dari kitab At-Talkhiisul-Habiir (karya Ibnu Hajar) :
Al-Hafidh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,"Hadits 'Ali bahwasannya
Al-'Abbas meminta kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam tentang
mempercepat pembayaran zakat sebelum sampai tiba haul-nya. Maka Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wasallam memberikan keringanan untuknya. Diriwayatkan oleh
Ahmad, para penyusun kitab Sunan, Al-Hakim, Ad-Daruquthni, dan Al-Baihaqi; dari
hadits Al-Hajjaj bin Dinar, dari Al-Hakam, dari Hajiyah bin 'Adi, dari 'Ali. Dan
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari riwayat Israil, dari Al-Hakam, dari Hajar
Al-'Adawi, dari 'Ali.
Ad-Daruquthni menyebutkan adanya perbedaan tentang riwayat dari Al-
Hakam. Dia menguatkan riwayat Manshur dari Al-Hakam dari Al-Hasan bin Muslim
bin Yanaq dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dengan derajat mursal. Begitu juga
Abu Dawud menguatkannya. Al-Baihaqi berkata,"Imam Asy-Syafi'I berkata :
'Diriwayatkan dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bahwasannya beliau
mendahulukan zakat harta Al-'Abbas sebelum tiba masa haul (setahun), dan aku tidak
mengetahui apakah ini benar atau tidak?'.
Al-Baihaqi berkata,"Demikianlah riwayat hadits ini dari saya. Dan diperkuat
dengan hadits Abi Al-Bakhtari dari 'Ali, bahwasannya Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda,"Kami sedang membutuhkan lalu kami minta Al-'Abbas untuk
mendahulukan zakatnya untuk dua tahun". Para perawinya tsiqah, hanya saja dalam
sanadnya terdapat inqitha'. Dan sebagian lafadh menyatakan bahwa Nabi shallallaahu
'alaihi wasallam bersabda kepada 'Umar,"Kami pernah mempercepat harta Al-'Abbas
pada awal tahun". Diriwayatkan oleh Abu Dawud Ath-Thayalisi dari hadits Abi Rafi'
[At-Talkhiisul-Habiir halaman 162-163].
Di dalam melakukan takhrij, ada lima metode yang dapat dijadikan sebagai pedoman,
yaitu:
2. Mu’jam al-Fazi wala siyyama al-Garibu minha fihr litartibi ahadisi sahihi Muslim
Kitab tersebut merupakan salah satu juz, yakni juz ke-V dari kitabSahih Muslim yang
dikutip oleh Muhammad Abdul Baqi. Jus V ini merupakan kamus yang di dalamnya
di mulai juz I-V yang berisi:
a. Daftar urutan judul kitab serta nomor hadis dan juz yang memuatnya.
b. Daftar nama para sahabat Nabi yang meriwayatkan hadis yang termuat dalam kitab
Sahih Muslim.
c. Daftar awal matan hadis dalam bentuk sabda yang tersusun menurut abjad serta
diterangkan nomor-nomor hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, bila
kebetulan hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari sendiri.
3. Miftahus Sahihain
Kitab ini disusun oleh Muhammad Syarif bin Mustafa al-Tauqiah kitab ini
dapat digunakan untuk mencari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
diriwayatkan oleh Muslim. Akan tetapi hadis-hadis yang dimuat dalam kitab ini
hanyalah hadis-hadis yang berupa qauliyah saja. Hadis-hadis tersebut disusun
menurut abjad dari awal lafal matan hadis.
5. Al-Jami’us Sagir
Kitab ini disusun oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuti (w. 91 H).
Kitab hadis tersebut memuat hadis-hadis yang terhimpun dalam kitab himpunan
kutipan hadis yang disusun oleh Imam Suyuti juga yaitu Kitab Jam’ul Jawani. Hadis
yang dimuat di dalam kitabjami’us Sagir disusun berdasarkan urutan abjad dari awal
lafal matan hadis. Sebagian dari hadis-hadis itu ada yang ditulis secara lengkap dan
adapula yang ditulis sebagian-sebagian saja, namun telah mengandung pengertian
yang cukup.
Kitab hadis tersebut juga menerangkan nama-nama sahabat Nabi saw yang
meriwayatkan hadis yang bersangkutan dan nama-nama mukharijnya. Selain hampir
setiap hadis yang dikutip dijelaskan kualitasnya menurut penilaian yang dilakukan
atau disetujui oleh Imam Suyuti.
6. Al-mu’jam al-Mufahras li alfazil hadis nabawi
Penyusun kitab ini adalah sebuah tim dari kalangan orientalis. Diantara anggota tim
yang paling aktif dalam kegiatan proses peyusunan ialah Dr. Arnold John Weinsinck
(w.1939 M), seorang profesor bahasa-bahasa semit, termasuk bahasa Arab di
Universitas Leiden, negeri Belanda. Kitab ini dimaksudkan untuk mencari hadis
berdasarkan petunjuk lafal matan hadis. Berbagai lafal yang disajikan tidak dibatasi
hanya lafal-lafal yang berbeda di tengah dan bagian-bagian lain dari matan hadis.
Dengan demikian, kitab Mu’jam mampu memberikan informasi kepada pencari
matan dan sanad hadis, asal saja sebagian dari lafal matan yang dicarinya itu telah
diketahuinya.
Kitab Mu’jam ini terdiri dari tujuh juz dan dapat digunakan untuk mencari
hadis-hadis yang terdapat dalam sembilan kitab hadis, yakni: Sahih Bukhari, Sahih
Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmuzi, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Majjah,
Sunan ad-Darimi, Muwatha’ Malik dan Musnad Ahmad.
Ada beberapa manfaat dari takhrij al-hadits antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan informasi bahwa suatu hadits termasuk hadits shahih, hasan, ataupun
dhaif, setelah diadakan penelitian dari segi matan maupun sanadnya.
2. Memberikan kemudahan bagi orang yang mau mengamalkan setelah tahu bahwa
suatu hadits adalah hadits makbul (dapat diterima). Dan sebaliknya tidak
mengamalkannya apabila diketahui bahwa suatu hadits adalah mardud (tertolak).
3. Menguatkan keyakinan bahwa suatu hadits adalah benar-benar berasal dari
Rasulullah SAW. Yang harus kita ikuti karena adanya bukti-bukti yang kuat tentang
kebenaran hadits tersebut, baik dan segi sanad maupun matan..
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata takhrij ( (تخريجadalah bentuk mashdar dari (تخريجا-يخ ّرج- )خ ّرجyang secara
bahasa berarti mengeluarkan sesuatu dari tempatnya. Sedangkan yang dimaksud takhrij
dalam hubungannya dengan kegiatan penelitian hadits lebih lanjut, maka takhrij berarti
“penelusuran atau pencarian hadits pada berbagai kitab-kitab koleksi hadits sebagai
sumber asli dari hadits yang bersangkutan, yang di dalam sumber tersebut dikemukakan
secara lengkap matan dan matarantai sanad yang bersangkutan.
Faktor penyebab takhrij hadits adalah untuk mengetahui asal-usul riwayat hadits,
mengetahui dan mencatat seluruh periwayatan hadits, dan mengetahui ada tidaknya
syahid dan mutabi’ pada matarantai sanad. Sedangkan metode-metode yang digunakan
didalam takhrij hadits yaitu menurut lafaz pertama matan hadits, melalui kata-kata dalam
matan hadits, melalui perawi hadits pertama, berdasarkan tema hadits, berdasarkan status
hadits.
Manfaat takhrij hadits itu sendiri adalah memberikan informasi apakah hadits itu
termasuk hadits shahih, hasan ataupun dhaif, memberikan kemudahan bagi orang yang
mau mengamalkan setelah tahu bahwa hadits itu makbul (dapat diterima), dan
menguatkan keyakinan bahwa hadits itu benar-benar berasal dari Rasulullah SAW.
10 | I L M U H A D I S T
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muhammad, H. Drs., dan Mudzakir .M., dan Djaliel Abd Maman. Drs.
2004. Ulumul Hadits, Bandung : CV. Pustaka Setia.
http://stiqulumalhadis.blogspot.com/…/takhrij-al-hadits.html.
Utang Ranuwijaya. 1996. Ilmu Hadist, Jakarata: Gaya Media Pratama.
Dr. Utang Ranuwijaya, MA. 2001. Ilmu Hadis, Jakarta : Gaya Media Pratama.
http://stiqulumalhadis.blogspot.com/…/takhrij-al-hadits.html
10 | I L M U H A D I S T