Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN HADITS BA’DA TADWIN

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan Tugas

Mata Kuliah Pascasarjana Studi Hadist

Oleh : KELOMPOK 4

Euis Badrotul Mukaromah

Fiqra Muhamad Nazib

Saepuloh

Tantan Khoerul Anwar

Dosen Pengampu :

Prof. DR.H. Endang Soetari AD., M.Si.

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS GARUT

2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,

hidayah, dan InayahNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini

untuk pendalaman pengetahuan teruatam pengetahuan islam yang dapat menambah keutuhan

keimanan kaum muslimin umumnya.

Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari berbaga pihak, karena itu

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang bersangkutan,

yang telah bersedia membantu dalam penulisan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI v

KATA PENGANTAR vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Periodisasi Sejarah Perkembangan 5


B. Bagaimanakah Aktivitas Tadwin Ba’da Tadwin .................................................6
C. Kitab Hadits dan Pembantu Hasil Tadwin…………………………………………..8

BAB III PENUTUP

A. Daftar Pustaka 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hadist atau yang lebih dikenal dengan sunnah adalah segala sesuatu yang
bersumber atau disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan,
perbuatan. . Dan peran hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam yang diakui oleh
mayoritas madzhab, tidak dapat dinafikan.
Kendati demikian, keberadaan al-Hadits dalam proses tadwin (kodifikasi) nya
sangat berbeda dengan al-Quran. Sejarah hadits dan periodesasi penghimpunan nya
lebih lama dan panjang masanya dibandingkan dengan Al – qur’an. Al hadits butuh
waktu 3 abad untuk pentadwinanya secara menyeluruh. Banyak sekali liku – liku
dalam sejarah pengkodifikasian hadis yang berklangsung pada waktu itu.
Atas dasar masalah yang diuraikan di atas makalah ini disusun Disamping itu
adalah untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah ulumul hadist.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Periodisasi Sejarah Perkembangan Hadits ?
2. Bagaimana Aktivitas Tadwin Ba’da Tadwin ?
3. Apa Saja Kitab Hadits dan Pembantu Hasil Tadwin?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Periode Sejarah Perkembangan Hadits Ba’da Tadwin

Menurut M Ajaj Al-Khatbi (1963:1-8) Sejarah perkembangan hadits terbagi pada:

a. Periode Qabla al-Tadwin, yakni sejak masa Nabi Saw sampai tahun 100 Hijriyah,
masa sebelum Hadits ditadwin secara resmi
b. Periode ‘Inda al-Tadwin, yakni sejak tahun 101 Hijriyah sampai akhir pada abad
III Hijriyah, selama aktivitas tadwin itu resmi
c. Periode Ba’da al-Tadwin, sejak abad IV Hijriyah sampai masa-masa selanjutnya
setelah hadits terkoleksi dalam kitab atau diwan hadits.
Periode Ba’da al-Tadwin merupakan tahap lanjutan dan penyempurnaan
terhadap karya-karya periode sebelumnya. Ulama hadits pada masa ba’da al-Tadwin
ini dikenal sebagai ulama muta`akhkhirin, karena pada saat itu ulama hadis
mencukupkan periwayatan dengan menukil dan mengutip hadits dari kitab-kitab yang
sudah ditadwin pada abad II dan III Hijriyah. Hal ini berbeda dengan ulama-ulama
hadis sebelumnya yang dikenal mutaqaddimin, karena mereka menuqil langsung dari
penghafal hadits.

Periode Ba’da al-Tadwin terjadi pada periode keenam dan ketujuh pada masa
mutaakhirin (300H – sekarang). Berikut merupakan periode hadits pada masa Ba’da
al’Tadwin:

a. Periode keenam disebut”Ashr al-Tahdzib wa al-Tartib wa al- Istidrak wa al-


Jami”. Yakni masa pembersihan, penyusunan, penambahan dan pengumpulan,
berlangsung sejak abad IV sampai 656 H. Yakni pada masa pemerintahan Daulah
Abbasiyah angkatan kedua (sejak Khalifah al-muqtadir sampai al-Mu’tashim).
b. Periode ketujuh disebut “ Ashr al-Syarh wa al-Jami’i wa al- Takhrij wa al-Bahts”
yakni masa penyerahan, pengumpulan, pentakhrijan dan pembahasan.
Berlangsung sejak 656 H sampai sekarang.

5
B. Aktivitas Tadwin hadits Ba’da Tadwin
a. Tadwin hadits dengan perluasan dan penyempurnaan sistem dan corak:
1) Tadwin hadits dengan mengumpulan hadits-hadits shahih yang tidak
terdapat dalam kitab-kitab Shahih
2) Tadwin hadits dengan mengumpulkan Hadits-hadits yang memiliki syarat-
syarat salah satunya yang kebetulan tidak di shahih-kan oleh beliau.
Kitabnya disebut mustadrak
3) Tadwin Istikhraj, yakni dengan mengumpulkan hadits hadits yang diambil
dari suatu kitab, misalnya dari al-jami’al-Shahih al-Bukhari, lalu
meriwayatkan dengan sanad sendiri yang lain dari sanad yang terdapat
pada kitan tersebut, kitabnya disebut kitab Mustakhraj Contoh kitabnya Al-
Mustadrak, Al-hakim (405 H)
4) Tadwin athraf, yaitu tadwin dengan menyebut sebagian hadits, kemudian
segala sanad dari beberapa kitab. Contoh kitabnya Athraf al-Shahihain,
Ibrahim al-Dimasyqi (400 H)
5) Tadwin hadits dengan usaha mengumpulkan Hadits-hadits yang didapat
dari suatu kitab, kemudian dikumpulkan dari suatu kitab lain dengan
diterangkan siapa perawinya dan bagaimana nilainya. Kitab dengan tadwin
cara ini disebut Kitab takhrij. contoh kitabnya Takhrij al-Hadits Tafsir al-
Kasysyaf, al-Zaila’i (762 H)
6) Tadwin dengan menambahkan hadits-hadits sebelumnya yang dikenal
Kitab Zawaid contoh kitabnya Majma’al-Zawaid, Al-Haitami (1303 H)
7) Tadwin Hadits dengan menggabungkan Hadits yang terhimpun pada kitab
lainnya. Misalnya isi kitab-kitab shahih, kitab hasil tadwin dengan cara
penggabungan ini disebut kitab Jami’ dan kalau lebih luas lagi disebut
Jawami contoh kitabnya jami’al-Jawami, Al- Suyuthi (911 H)
8) Tadwin dengan meringkas isi dari kitab-kitab hadits tertentu yang dikenal
kitab Mukhtashar. Contoh kitab mukhtashar shahih al-Bukhari: Al-Tajrid
al-shahih, Al-Mubarak (631 H)
9) Tadwin dengan komentar, penafsiran dan pembahasan secara luas dan
mendalam dari isi kitab Hadits tertentu yang disebut Kitab Syarah. Contoh
kitab syarah Shahih al-Bukhari: Al’am al-Sunan, al-Khaththabi (388 H)

6
b. Penyusunan kitab-kitab hadis secara spealisasi maksudnya: Tadwin dengan
mengkhususkan de dalam diwan-diwan tersebut materi hadits dalam bidang-
bidang tertentu.
1) Tadwin hadits hukum, yakni khusus membukukan hadits-hadits mengenai
hukum contoh kitabnya: Al-ahkam al-sugra, al-Asyabili (582 H), Umdah
al-Ahkam, al-maqdisi (600H), Bulugh al-maram, al-A’sqalani (852 H)
2) Tadwin hadits Targhib, yakni mengumpulkan hadits-hadits mengenai
keutamaan amal, mengemarkan perbuatan baik dan menjauhkan perbuatan
buruk contoh kitabnya: Riyadh al-Shalihin, Al-Nawawi (676 H)
3) Tadwin hadits Qudsi, menghimpun hadits-hadits qudsi yaitu hadits yang
disabdakan oleh Nabi Saw dengan menisbatkan perkataan itu kepada Allah
SWT Contoh kitabnya Hadits Qudsi, Mulla ‘Ali al-Qari (1041 H)
4) Tadwinh Hadits Adzkar, menghimpun hadits-hadits Azkar contoh kitabnya
Al-Adzkar, Al-Nawawi (676 H)

Pada periode ini pula para ulama juga melakukan tadwinus sunnah dalam
bentuk inayah dan khidmat kepada kitab-kitab salaf (generasi-generasi awal) dengan
mensyarahnya, selain itu mereka juga menyusun biografi (tarjamah) para
periwayatnya. Di samping itu para ulama di periode ini melanjutkan apa yang telah
dilakukan oleh generasi sebelumnya dan di antara yang paling nampak adalah
munculnya kitab-kitab Takhrij dan kitab-kitab Jawami’. Pada periode ini pula sebuah
kreasi baru muncul dari kalangan Ulama yaitu adalah kitab-kitab Zawaaid.
Di dalam kitab-kitab tersebut, terhimpun Sunnah Nabi Muhammad Saw,
meskipun berbeda corak dan volumenya, namun keseluruhan kitan-kitab tersebut
merupakan kebulatan diwan Hadits Nabi Muhammad Saw yang saling lengkap
melengkapi.
Maka dengan terhimpunnya Hadits Nabi SAW dalam kitab-kitan hadits dan
lengkap dengan kitab-kitab hadits dan lengkap dengan kitab-kitab “Ulum al-Hadits,
hal itu merupakan bukti keberhasilan usaha Tadwin yang ditekuni oleh ulama
muhadditsin sepanjang masa. Kitab tersebut merupakan sarana bagi pengmalan
syariat islam, dan merupakan sarana dan bukti tentang pemeliharaan syariat islam
tersebut.
Dengan demikian, usaha tadwin hadits telah mencapai target dari segala yang
menjadi sasaran dan tujuannya sebagaimana telah diperinci dan dijelaskan yakni

7
faedah yang kembali bagi syariat dan bagi umat islam atau umat manusia dalam
menghadapi segala tugas hidup dan kehidupan.
Proses pemeliharaan Hadits dan hasil-hasil Tadwin Hadits merupakan hal
yang gemilang dan bernilai sangat tinggi, islam telah memperlihatkan cara yang
paling baik dalam penentuan dan pemeliharaan ajaran syariatnya.
Betapa tidak, sebab setelah membukukan al-Qur’an, islam mampu
menghimpun ajaran Nabi Saw dalam koleksi yang lengkap dengan sanad atau jalan
periwayatannya, yang disusun secara teliti, cermat dan meyakinkan kebenarannya.
Pada pertengahan abad 20 M, gerakan ilmiah ini makin luas dan gencar,
terutama setelah kaum muslimin memahami tujuan-tujuan busuk yang terselubung
dalam kedok imperialisme Barat yang berupaya memadamkan islam dengan jalan
memadamkan Sunnah. Di antara ulama muhaditsin yang hidup di zaman ini adalah
Syamsulhaq Azhim Abadi, Abul ‘Ala Al Mubarakfuri, Ahmad Syakir, Muhammad
Nashiruddin Al Albani dan lain-lain.

C. Kitab-kitab Hadits dan Kitab-kitab pembantu Hasil Tadwin


Berikut ini akan dijelaskan kitab-kitab hasil tadwin hadits, baik berupa kitab materi
maupun kitab pembantu (ilmu, penunjuk dan problema), dengan memisahkan menurut
berbagai corak dan sistem tadwinnya :
a. Kitab (materi ) hadits
1) Kitab Hadits masa awal Tadwin :
a) Kitab Hadits susunan al-Zuhri
b) Al-Muwaththa, Malik ibn Anas (179 H)
c) Al-Mushannaf, Syu’bah ibn Hajjaj (160 H)
d) Al-Mushannaf, Syufyan ibn Uyainah (198 H)
e) Al-Mushannaf, al-Laits ibn Sa’ad (175 H)
f) Al-Mushannaf, al-Auza’i (157 H)
g) Al-Jami’, Abd al-Razaq al-Shan’ani (211)
2) Kitab Musnad :
a) Al-Musnad, Abu hanifah (150 H)
b) Al-Musnad, Al-Syafi’i (204 H)
c) Al-Musnad, Abu Dawud al-Thayalisi (201 H)
d) Al-Musnad, Ahmad ibn Hambal (241 H)
e) Al-Musnad, Zaid Ibn Ali

8
f) Al-Musnad, Abdullah ibn Musa
g) Al-Musnad, Musaddad ibn Musarhad
h) Al-Musnad, Asad ibn Musa al-Amawi
i) Al-Musnad, Nu’aim ibn Hammad al-Khuza’i
j) Al-Musnad, Ishaq ibn Rahawaih
k) Al-Musnad, Abu Ya’la al-Maushuli
l) Al-Musnad, Al-Humaidi
m) Al-Musnad, ‘Ali Al-Madaidi
n) Al-Musnad, ‘Abid ibn Humaid
o) Al-Musnad, Al-Bazzar
p) Al-Musnad, Al-Marwazi
q) Al-Musnad, Au Bakar ibn Abi Syaibah (235 H)
r) Al-Musnad, Al-Baghawi (214 H)
s) Al-Musnad, Al-Masarkhasi (298 H)
t) Al-Musnad, Baqi ibn Makhlad (196 H)
u) Al-Musnad, Sai’id ibn Manshur (227 H)
v) Al-Musnad, Ar-Razi
w) Al-Musnad, Al-Huwarizmi
3) Kitab Sunan :
a) Al-Sunan, Abu Dawud (275 H)
b) Al-Sunan, al-Thurmudzi (278 H)
c) Al-Sunan, al-Nasa’i (303 H)
d) Al-Sunan, Ibn Majah (273 H)
e) Al-Sunan, al-Darimi
f) Al-Sunan, al-Dailami
g) Al-Sunan, Al-Daruquthni (358 H)
h) Al-Sunan Al-Kubra, al-Baihaqi (458 H)
4) Kitab Sahih :
a) Al-Jami’ al-Shahih, Bukhari (256 H)
b) Al-Jami’ al-Shahih, Muslim (261 H)
c) Al-Shahih, Ibn Huzaimah (311 H)
d) Al-Taqsim wa al-anwa, Ibn Hibban (354 H)
e) Al-Sahih, Abu Awanah (316 H)
f) Al-Muntaqa, Ibn al-Jarud (307 H)

9
5) Kitab Hadits Sirah :
a) Al-Maghazi Wa al-Siyar, Muhammad ibn Ishaq (151 H)
b) Al-Maghazi al-Nabawiyyah, Muhammad al-Islami
c) Sirah Ibn Hisyam, Ibn Hisyam (213 H)
6) Kitab Hadits Hukum:
a) Al-Ahkam al-Shugra, al-Asybili (582 H)
b) Muntaqa al-Akhbar, al-Harani
c) Umdah al-Ahkam, al-Maqdisi (600 H)
d) Ihkam al-Ahkam, ibn Daqiq al-Ied (702 H)
e) Bulugh al-Maram, al-Asqalani (852 H)
f) Al-Imam, Ibn Daqiq al-ied (702 H)
g) Taqrib al-Asanid wa Tartib al-Masanid, al-Iraqi (806 H)
h) Al-Mubarrar, al-Maqdisi.
7) Kitab Hadits Targhib Tarhib :
a) Al-Targhib Wa Tarhib, al-Mundziri (656 H)
b) Riyadh al-Sholihin, al-Nawawi (676 H)
8) Kitab Hadits Qudsi :
a) Al-Kalimah al-Thayibah, ibn Taimiyah (728 H)
b) Hadits Qudsi, Mulla Ali al-Qari (1041 H)
9) Kitab Hadits Adzkar :
a) Al-Adzkar al-Nawawi (676 H)
b) Al-Hishn wal Hashin, al-Jazari (630 H)
10) Kitab Mustadrak :
a) Al-Mustadrak, al-Hakim (405 H)
b) Al-Mustadrak, al-Dzahabi (748 H)
c) Al-Ilzaman, al-Daruquthni (385 H)
d) Al-Mustadrak, Abu Dzar al-Harawi (434 H)
11) Kitab Mustakhraj :
a). Mustakhraj Shahih al-Bukhari, al-Jurjani, al-Barqani (425 H), Ibn Mardawih (416
H), al-Ghatrifi (377 H), al-Harawi (378 H).
b). Mustakhraj Shahih Muslim, Abu Awanah (316 H), Abu Bakar Muhammad ibn
Raja, al-Zaujaqi (388 H),
c) Mustakhraj Shahih al-Bukhari dan Muslim, Muhammad ibn Yaqub, Abu Dzar al-
Harawi (343 H), al-Khailal (439 H), al-Ashabani (430 H), al-Shirazi (388 H).

10
d). Mustakhraj Sunan Abu Dawud, Muhammad ibn Abd al-Malik
e). Mustakhraj Sunan at-Thurmudzi, al-Thusi,
f). Mustakhraj Shahih ibn Khuzaimah, al-Asbahani
g). Mustakhraj Mustadrak, al-Hakim, al-Iraki.
12) Kitab Athraf :
a) Athraf al-Shahihain, Ibrahim al-Dimasyqy (400 H)
b) Athraf al-Shahihain, al-Washiti (401 H)
c) Athraf al-Shahihain, al-Asfahani (430 H)
d) Athraf Sunan al-Arba’ah, Ibn Asakir al-Dimasqy (571 H)
e) Athraf al-Kutub al-Sittah, al-Maqdisi (507 H)
f) Athraf al-Asyrah, al-Asqalany (852 H)
g) Athraf al-Shahih ibn Hibban, al-Iraqi (806 H)
h) Athraf al-Musnad al-Mu’tali bi Athraf al-Musnad al-Hanbal, al-Asqalani
i) Athraf al-Hadits al-Mukhtarah, al-Asqalani
j) Athraf al-Musnad al-Firdausi, al-Asqalani
k) Atharaf al-Musnad al-Ashrah, al-Bushiri
l) Athraf al-Sittah, al-Mizzi
m) Dzakhair al-Mawariti fi Dalalah ala Mawadhi al-Ahadits, al-Madisi (1143 H)
13) Kitab Takhrij :
a) Takhrij Ahadits Tafsir al-Kasysyaf, al-Zaila’i (762 H), al-Asqalani
b) Takhrij Ahadits al-Baidhawi, Abd Rauf al-Manawi, Muhammad Hammad (1175 H)
c) Takhrij Ahadits al-Syarh Ma’ani al-Atsar, al-Thahawi
d) Takhrij Syarh al-Wajiz, Ibn al-Mulaqqin (774 H)
e) Tahkrij Ahadits al-Adzkar, al-Asqalani
f) Tahrij al-Habir, al-Asqalani
g) takhrij Ahadits al-Misbah wal Miskah
h) al-Mughni an-Naml al-Asfar, al-Iraqi (806 H)
i) Manabil al-Shafa fi Takhrij Ahadits Syifa, al-Suyuthi.
j) Takhrij Ahadits Minhajul al-Ushul, al-Subki
k) Takhrij Ahadits Mukhtashar, Ibn al-Mulaqqin
l) Takhrij Ahadits al-Hidayah fi Fiqh al-Hanafiyah, al-Zaila’i
m) Al-Dirayah fi Muntahabi Takhrij Ahadits al-Hidayah, al-Asqalani
n) Takhrij Ahadits al-Ihya, al-Iraqi
o) al-Maqasid al-Hasanah, al-Shakhawi

11
v) Tashil al-Shubul ila Kasfi al-Libas, al-Khalili (1507 H)
q) Kashfu al-Khafa wa Muzil al-Albas, al-Jaluni (1162 H)
r) Riyadh al-Shalihin, al-nawawi
s) Bulugh al-Maram, al-Asqalani
t) Al-Lu’lu’ wa al-Marjan, Muhammad Fuad Abd al-Baqi
u) Al-Arbain, al-Nawawi
14) Kitab Zawaid
a) Zawaid Sunnan, Ibn Majjah
b) Ithhaf al-Mabarah bi-Zawaid al-Masanid al-Asyrah, al-Baghawi (804 H)
c) Zawaid al-Sunan al-Kubra
d) Al-Mathalib al-Aliyah fi Zawaid al-Masanid al-Tsamaniyah, al-Asqalani (852 H)
e) Majma al-Zawaid, al-Haitami (1303 H)
15) Kitab Jami dan Jawami :
a) al-Jami baina al-Shahihaini, Ismail ibn Ahmad (414 H), al-Baghawi (516 H), al-
Humaidi al-Andalusi (448 H), al-Ashbili (582 H), al-Qurthubi (642 H)
b) Tajrid al-Shihah, Ahmad al-Sarqashi (535 H)
c) Umdah al-Ahkam, al-Maqdisi (600 H)
d) Jami al-Ushul, al-Jazairi (606 H)
e) Tashil al-Wushul, al-Fairuzabadi (818 H)
f) Bahr al-Asanid, al-Samarqandi (491 H)
g) Al-Ahkam al-Sughra, Abu Muhammad ibn al-Haq
h) Jam’u al-Jawami, al-Suyuthi (911 H)
i) Mashahih al-Sunnah, al-Baghawi (516 H)
j) Jami’ al-Masanid wa al-Sunan, Ibn katsir (774 H)
k) Kanzu al-Ummal fi Sunnan al-Aqwal wa al-Af’al, al-Hindi (475 H)
l) Al-Jami al-Shagir min Ahadits al-Bashir al-Nadzir, al-Shuyuti
m) Lubab al-Hadits, al-Suyuti
n) Jami’ al-Masanid wa al-Alqab, Ibn al-Jauzi
o) Ithaf al-Maharah bi Zaqaid al-Masanid al-Asyrah, al-Asqalani
16) Kitab Syarah :
a) Syarh al-Muwaththa’ Malik
(1). Tamhid, Ibn Abd al-Barr
(2) Al-Qabas, Ibn al-Arabi (564 H)
(3) Kasyfu al-Mughaththa, al-Suyuti (911 H).

12
(4) Al Musawwa, al-Dahlawi dan al-Zarqani.
b) Syarh Musnad al-Syaf’i
(1) Al-Syafi, Ibn al-Atsir (504 H)
(2) Syarh al-Musnad, al-sindi

c) Syarah Sirah Ibn Hisyam, Muhyi al-Din ‘Abd al-Hamid dan Mushthafa al-Saqa

d) Syarah Shahih al-Bukhari:


(1) A’lam al-sunan, al-Khathathabi (388 H)
(2) Al-Kawakib al-Darari, al-Kirmani (775 H)
(3) Irsyad al-Sari, al-Qashthalani (923 H)

e) Syarh Shahih Muslim:


(1) Al-Mu’lim fi Fawaidi, al-Mazari (536 H)
(2) Al-Ikmal, al-Qadhi ‘Iyadh (544 H)
(3) Minhaj al-Muhadditsin , al-Nawawi (676 H)

17) Kitab Mukhtashar:

a) Al-Muwatha’ Malik :
(1) Mukhtasar al-Khaththabi (388 H)
(2) Mukhtashar al-Baji (774 H)
(3) Tanwir al-Hawalik Syarh Kasyfu al-Mughththa, al-Suyuthi

b) Shahih Muslim:
(1) Mukhtashar al-Mundziri
(2) Mukhtashar al-Qurthubi

c) Shahih al-Bukhari:
(1) Al-Tajrid al-Shahih, al-Mubarak (631 H)
(2) Tafsir al-Wushul ila Jami’ al-Ushul, al-Zabidi (944 H)

B. Kitab Pembantu

1) Kitab-kitab ‘Ulum al-Hadits:

a) Kitab Rijal al-Hadits:


(1) Al-Isti’ab, Ibn ‘Abd al-Barr (463 H)

13
(2)Usud al-Ghabbah, Izzu al-Din ibn Atsir (630 H)
(3) Al-Tajrid, al-Dzahabi (747 H)

b) Kitab jarh wa al-Ta’dil:


(1) Thabaqat, Muhammad ibn Sa’ad al-Zuhru (230 H)
(2) Al-Tsiqat, al-‘Ajali (261 H)
(3) Al-Tabyin, Al-Halabi (841 H)
(4) Al-Kamal, al-Maqdisi (660 H)

c) Kitab Fan al-Mubhamat:


(1) Kitab Fan al-Mubhamat, al-Baghdadi
(2) Al-Isyarat ila bayan Asma al-Mubhamat, al-Nawawi
(3) Hidayat al-Sari, al-‘Asqalani

d) Kitab ‘Ilal al-Hadits


(1) ‘Ilal al-Hadits, Ibn al-Madini (234 H)
(2) ‘Ilal al-Hadits, Ibn al-Hatim (327 H)
(3) ‘Ilal al-Hadits, al-Daruquthni (375 H)

e) Kitab Gharib al-Hadits:


(1) Gharib al-Hadits, al-Qasim (224 H)
(2) Gharib al-hadits, Ibn Qutaibah (276 H)
(3) Al-Nihayah, Ibn Atsir (606 H)
(4) Al-Dur al-Natsir, al-Suyuthi (911 H)

f) Kitab Tashhif Tahrif:


(1) Al-Tashhif wa al-Tahrif, al- Daruquthni (385 H)
(2) Al-Tashhif wa al-Tahrif, Abu Ahmad al-‘Askari (283 H)

(g Kitab Nasikh Mansukh:


(1) Nasikh Mansukh, al-Dimiri (318 H)
(2) Nasikh Mansukh, al-Ashbahani (322 H)
(3) Al-I’tibar, Muhammad ibn Musa al-Hazimi (584 H)

h) Kitab Asbab Wurud al-Hadits:


(1) Asbab Wurud al-Hadits, al’Ukbari
(2) Asbab Wurud al-Hadits, Ahmad (309 H)

14
i) Kitab Talfiq al-Hadits:
(1) Talfiq al-hadits, al-Syafi’I (204 H)
(2) Talfiq al-hadits, Ibn Qutaibah (276 H)

j) Kitab Musthalah Hadits:


(1) Musthalah Hadits, Ramahurmuzi (360 H)
(2) Musthalah Hadits, al-Khathib (463 H)
(3) Muqaddamah Ibn al-Shalah, Ibn Shalah (643 H)

2) Kitab Penunjuk
a) Al-Mu’jam al-Kabir, al-Ausath, al-Shaghir, al-Thabrani
b) Al-Nihayah, Ibn al-Atsir (606 H)
c) Al-Jami’al-Shaghir, al-Suyuthi (911 H)
e) Mu’jam al-Mufahrasy

3) Kitab Problema:
a) Mukhtalif al-Hadits, al-Syafi’I (204 H)
b) Ta’wil Mukhtalif al-Hadits, Ibn Qutaibah (276 H)
c) Al-Maudhu’at al-Kubra, al-Jauzi

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof.Dr.H.Endang Soetari, Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan


Dirayah;Yogyakarta, Mimbar pustaka 2005
2. Prof. Dr. Tengku Muhammad Hasbi ash- Shiddieqy, Sejarah dan Penganar Ilmu
Hadist: Semarang, Pustaka Rizki Putra, 2009,
3. Muhammad Ajaj al-Khatib, Ushul al-Hadits ‘Ulumuhu wa Mushthalahuh, Damaskus,
Darl Fikr
4. Endang Soetari Ad,Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah, Bandung,Mimbar
Pustaka, 2008
5. Agus Solahudin dkk., Ulumul Hadits, Bandung, Pustaka Setia
6. Muhammad Dede Rudliyana, MA, Perkembangan Pemikiran Ulumul Hadis Dari
Klasik Hingga Modern, Bandung, Pustaka Setia, 2003

16

Anda mungkin juga menyukai