MAKALAH
Oleh :
Sri Deviyanti
80500222022
EKONOMI SYARIAH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Andi rasdiyanah. Pengembangan sistem Koleksi Hadits-hadits Fiqh dalam Al-Kutub al-
Khamsah.Ujungpandang:Pusat pengabdian dan penelitian pada masyarakat IAIN Alauddin. 1993
Hal.1
2
Syaikh Manna’ Al-Qathan. Pengantar Studi Ilmu Hadits. 2020. Pusaka Al- Kautsar: Jakarta Timur.
Hal 24
3
Ahmad Hadi Wiyono, Eko Andy Saputro. Kajian Takhrij Hadits dalam studi islam. Jurnal Samawat
Vol.3 No.3 Tahun 2019. Hal. 1
kepada manusia tekait dengan aturan-aturan dalam berkehidupan. Terkait dengan
penulis hadits atau dengan kata lain adalah perawi terdiri atas sahabat, tabi’in,
tabi’ut tabi’in dan orang yang mengikuti mereka pada tiap generasi. 4 Selain itu
juga tertuang dalam berbagai kitab5 hal inilah yang memunculkan berbagai
macam pemahaman dari masyarakat tentang sebuah hadits terlepas dari
pengetahuan tentang kualitas sanad dan matan hadits yang bersangkutan.
Ilmu takhrij hadits merupakan salah satu metode dalam mencari jalannya
sanad sehingga kita dapat mengetahui dan memahami dari mana asal hadits
tersebut diriwayatkan. Ilmu ini diharapakan akan mengantar kita pada sebuah
pemahaman bahwa hadits itu datangnya dari Nabi Muhammad saw selain itu jua
memberikan kemudahan kepada umat atau orang yang ingin mengamalkan hadits
setelah mengetahui bahwa hadits tersebut adalah hadits yang maqbul (dapat
diterima amalannya). Begitu pula sebaliknya, tidak mengamalkan hadits ketika
telah mengetahui bahwa suatu hadits adalah hadits yang mardud (tertolak).
Berangkat dari kajian dan uraian di atas maka persoalan yang akan dikaji
pada makalah ini adlah terkait takhrij al hadits serta metode-metode atau langkah-
langkah dalam kegiatan takhrih al-hadits.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi Takhrij Al-Hadits?
2. Bagaimana metode takhrij hadis?
4
Syaikh Manna’ Al-Qathan. Pengantar Studi Ilmu Hadits. 2020. Pusaka Al- Kautsar: Jakarta Timur.
Hal 32.
5
M. Syuhyudi Ismail. Cara Praktis Mencari Hadits. 1992. Jakarta : Bulan BIntang
BAB II
PEMBAHASAN
Diantara lima pengertian diatas, pertama merupkan salah satu kegiata yang
telah diakukan oeh para periwayat hadits. Mereka menghimpun hadis ke dalam
kitab hadis yang disusunnya. Misalnya, imam Bukhari dengan kitab shahinya,
imam muslim dengan kitab shahinya dn abu dawud dengan kitab sunannya.
Jika diliat secara historis, pada mulanya pencarian hadits tidak didukung
oleh metode tertnetu karena pada masa itu tidaklah diperlukan mengingat para ahli
hadits mempunyai kekuatan dalam menghafal (dhabit) dan itu menjadi alat adna
sekaligus metode perncarian hadits bagi mereka. Namun seirinG dengan
perkembangana zaman, kegiatan takhrij ini diperlukan gua menjaga atau
memelihara hadits.
Jenis kitab yang menggunakan metode ini dibagi dalam tiga jenis
1) Al-masyhurat’ala alsinat al-nas, seperti : a) Al-Maqasid Al-HAsanah fi
bayanin katsirin al-hadis al-mashurah ala alsinah al-nas karya Muhammad
bin Abdurrahman al-skhawi (902 H), b) kaysf al-khafa wa muzii al-ilbas
amma isytahara min al-hadis ala al-sinah al-nas karya ismail bin
Muhammad al-aljuni(1162), c) tamyiz al-tahyyib al-khabits fima yaduru
ala al sinah al-nas karya Abdurrahman bin ali bin al-diba al-sya’rani
(973H), 2) Al-Kitab Allati rattibat al-hadits fiha ala tartrib hruf al-mu’jam
(kitab yang disusun berdasarkan huruf hijaiyah) jenis kitab ini seperti al-
jami’ al shagir min hadits al-basyir al-nazir, karya jalaluddin abdurrahm,an
bin abi bakr al-suyuti (911 H) 3) Al-Mafatih atau Al Fahrasat seperti
a)Miftah al-sahihain karya al-taukidi, b) miftah al-tartib li ahadis tarikh al-
khatib karya sayyid ahamd al-Ghumari.
Contoh :
َِالزكَا َة
َّ صالَةِ َوا ْيت َِاء ِ َس ْو ُالللَّ ِه َواِق
ّ امال َ بُنِيَا ِال ْسالَ ُمعَلَى َخ ْم ٍس َش َهادَةِا ْنالَاِل َه ِاالَّاللّ ُهوانَّ ُم َح َّمد
ُ ّار
َّس ِب ْيال َ َ ضان ََو َح ّج ْال َب ْي ِت َم ِنا ْست
َ طا َع ِالَ ْي ِه َ ص ْو ِم َر َم
َ َو
“Dibangun Islam atas lima pondasi yaitu : Kesaksian bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan bahwa Muhammad itu adalah Rasulullah, mendirikan
shalat, membayarkan zakat, berpuasa bulan Ramadhan, dan menunaikan
ibadah haji bagi yang mampu.”
Hadits diatas mengandung beberapa tema yaitu iman, tauhid,
shalat, zakat, puasa dan haji. Berdasarkan tema-tema tersebut maka hadits
diatas harus dicari didalam kitab-kitab hadits dibawah tema-tema
tersebut. Cara ini banyak dibantu dengan kitab “Miftah Kunuz As-
Sunnah” yang berisi daftar isi hadits yang disusun berdasarkan judul-judul
pembahasan.
F. Takhrij Berdasarkan Status Atau Kedudukan
Metode ini mengetengahkan suatu hal yang baru berkenaan dengan
upaya para ulama yang telah menyusun kumpulan hadis iadis berdasarkan
status hadis. Jenis kitab ini sangat membantu dalam proses pencarian hadis
berdasarkan statusnya, seperti hadis qudsi, hadis mutawatir dan lain-lain.
Dengan kata lain, maksud dari metode ini ialah memperhatikan hal
ihwal hadits dan sifat-sifatnya yang terdapat pada matan hadits atau
sanadnya. Jika pada matan hadits terdapat gejala-gejala palsu, maka cara
yang paling singkat untuk mengetahui takhrijnya adalah melihat kita-kitab
“Al-Maudhu’at”. Jika hadist itu adalah hadits qudsi, maka sumber tercepat
untuk mencarinya adalah klitab-kitab yang khusus menghimoun hadits-
hadits qudsi misalnya kitab al-azharal al-mutanasir fi al-akhbar al-
mutawatirah karangan suyuthi.
Sedangkan pada sanad hadits, jika terdapat ayah yang meriwatkan
hadis dari putranya, maka sumber tercepat untuk mentakhrijnya adalah
kitab-kitab yang khusus menghimpun hadis-hadis yang diriwayatkan
bapak dari anak-anaknya seperti kitab Riwayat al-Abái An al-Abnäl
karangan al -Khotib al- Baghdadi. Demikian nola lika sanad itu berangkai
atau mursal.
Kelebihan yang dimiliki oleh metode ini adalah mempermudah
proses takhrij. Hal ini memungkinkan karena sebagian besar hadis-hadis
yang dimuat dalam suatu karya tulis berdasarkan sifat-sifat hadis sangat
sedikit, sehingga tidak memerlukan pemikiran yang lebih rumit.
Sedangkan kekurangan dari metode ialah cakupannya sangat terbatas.
Inilah metode-metode takhrij dalam kegiatan penelitian hadits yang
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, yang dengan
perantaraannya, dimungkinkan mentakhrij (menemukan hadis dan
mengetahui sumber-sumbernya yang meriwayatkan dan men-takhrij
Olehnya itu, dalam melakukan penelitian hadis, seorang peneliti tidak
harus terfokus pada satu jenis metode takhrij saja. Tetap harus mencoba
semua jenis takhrij agar menghasilkan data yang maksimal dan akurat.
Akurasi data dari kegiatan takhrij akan menentukan kegiatan penelitian
selanjutnya. Karena asal usul hadits dan seluruh sanad dari hadis yang
sedang diteliti hanya dapat diketahui secara pasti dari kegiatan ini. Tanpa
kegiatan takhrij al-Hadis, maka seorang peneliti tidak bisa melanjutkan
kegiatan selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Takhrij dalam pengertin ini ialah upaya penelusuran atau pencarian hadis
dari berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan yang
di dalam sumber itu dikemukakakn ecara lengkap matan dan sanad hadis
yang bersangkutan
2. Adapun manfaat dalam melakukan takhrij al-hadits adalah sebagai berikut:
a) Takhrij memperkenalkan sumber-sumber hadits, kitab-kitab asal dimana
suatu hadist berada, serta ulama yang meriwayatkannya. b) Takhrij dapat
menambah perbendaharaan sanad hadis-hadis melalui kitab-kitab yang
ditunjukinya. Semakin banyak kitab-kitab yang memuat suatu hadits maka
semakin banyak pula perbendaharan sanad yang dimiliki. c) Takhrij dapat
memeperjelas perawi hadits yang tidak diketahui namanya melalui
perbandingan dinatara sanad-sanad. d) Takhrij dapat menghilangkan suatu
“syadz” (kesendirianriwayat yang menyalahiriwayat tsiqah) yang terdapat
dalam suatu hadis melalui perbandingan suatu riwayat. e)Takhrij dapat
menjelaskan waktu dan tempat kejadian timbulnya suatu hadits.
3. Metode dalam mentakhrij hadist terdapat beberapa antar lain: takhrij
menurut lafal pertama al-hadits, takhrij melalui kata-kata dalam matan
,takhrij hadits melalui periwayat pertama, takrij menurut tema hadis,
takhrij berdasarkan status atau kedudukan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hadi Wiyono, Eko Andy Saputro. Kajian Takhrij Hadits dalam studi
Ahmad Izzan. Studi Takhrij Hadits. Kajian tentang metodologi takhrij dan
M. Syuhyudi Ismail. Cara Praktis Mencari Hadits. 1992. Jakarta : Bulan Bintang