Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGENALAN TAKHRIJ HADIST


Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ulumul Hadist
Semester 1

Dosen Pembimbing : Lutfiyah S.Ag.,M.Pd

Disusun oleh :

Firdaus Khoirul Anam


Nailis Saidah
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikanrahmat, hidayah
serta inayah– Nya. Sehingga, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar studi Hadis yang
berjudul “Pengenalan Tahkrij Hadis”. Sholawat serta salam tak lupa juga kita limpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw.

Dengan rasa kesungguhan, penyusunan makalah ini dihadapkan pada pengetahuan dan kemampuan
serta waktu terbatas, sehingga kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan.

Berhasilnya penyusunan ini tentunya berkat kerja sama dan terima kasihkhususnya kepada ibu
Lutfiyah selaku dosen Pengantar Studi Hadis (PSH)yang telah membimbing kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
dengan senang hati menerima segala saran dan masukkan yang bersifat membangun. Harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

Pemalang, 23 Desember 2022

Pemakalah
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kajian keislaman, yaitu mengenai penjelasan tentang pengertian tahkrijhadis. Takhrij menurut
istilah adalah penunjukan terhadap tempat hadist didalam sumber aslinya yang dijelaskan sanad dan
martabatnya sesuai keperluan.

Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang harus mendapat perhatian serius karena
didalamnya dibicarakan berbagai kaidah untuk mengetahui sumber hadis itu berasal. Di samping itu, di
dalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh, khususnya dalam menentukan kualitas
sanad hadis.

Takhrij hadis bertujuan mengetahui sumber asal hadis yang di takhrij .Tujuanlainnya adalah
mengetahui di tolak atau diterimanya hadis-hadis tersebut. Dengan caraini, kita akan mengetahui hadis-
hadis yang pengutipannya memerhatikan kaidah-kaidah ulumul hadis yang berlaku sehingga hadis
tersebut menjadi jelas, baik asal-usul maupunkualitasnya.

Penguasaan para ulama dahulu terhadap sumber-sumber hadis begitu luas sehingga jika disebutkan
suatu hadis mereka tidak merasa kesulitan untuk mengetahui sumber hadis tersebut. Ketika semangat
belajar mulai melemah, mereka kesulitan untuk mengetahui tempat-tempat hadis yang dijadikan .
Sebagian ulama bangkit dan memperlihatkan hadis-hadis yang ada pada sebagian kitab dan menjelaskan
sumbernya dari kitab hadis yang asli, menjelaskan metodenya, dan menerangkan kualitasnya, apakah
hadis tersebut shahih atau dhaif, lalu muncullah apa yang dinamakan dengan kutub at-takhrij. Para
muhaditsin mengartikan tahkrij hadist sebagai Mengemukakan hadis pada orang banyak dengan
menyebutkan para periwayatnya dalam sanad yang telah menyampaikan hadis itu dengan metode
periwayatan yang mereka tempuh.

Ulama mengemukakan berbagai hadis yang telah dikemukakan oleh para guru hadis, atau berbagai
kitab lain yang susunannya dikemukakan berdasarkan riwayat sendiri, atau para gurunya, siapa
periwayatnya dari para penyusun kitab atau karya tulis yang dijadikan sumber pengambilan.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan pada indicator-indikar masalah yang dikemukakan di latar belakang masalah, rumusan
yang kami tetapkan adalah:

a) Apa itu Pengertian takhrij?

b) Bagaimana para muhaditsin mengemukakan takhrij?

c) Apa uraian definis takhrij?


d) Apa tujuan takhrij hadis?

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TAKHRIJ HADITS

Takhrij menurut lughat berasal dari kata, yang berarti ‘tampak’ atau‘jelas’. Takhrij secara bahas berarti
juga berkumpulnya dua perkara yang saling berlawanan dalam satu persoalan, namun secara mutlak, ia
diartikan pleh para ahli bahasa dengan arti ‘mengeluarkan’ (al-istinbath), ‘melatih’atau‘membiasakan’(at-
tadrib). dan‘menghadapkan’(at-taujih )

Takhrij menurut istilah adalah penunjukan terhadap tempat hadist didalam sumberaslinya yang
dijelaskan sanad dan martabatnya sesuai keperluan.

Para muhaditsin mengartikan tahkrij hadist sebagai berikut.:

1. Mengemukakan hadis pada orang banyak dengan menyebutkan para periwayatnya dalamsanad yang
telah menyampaikan hadis itu dengan metode periwayatan yang merekatempuh.

2. Ulama mengemukakan berbagai hadis yang telah dikemukakan oleh para guru hadis, atau berbagai
kitab lain yang susunannya dikemukakan berdasarkan riwayat sendiri, atau para gurunya, siapa
periwayatnya dari para penyusun kitab atau karya tulis yang dijadikan sumber pengambilan.

3. “Mengeluarkan’, yaitu mengeluarkan hadis dari dalam kitab dan meriwayatkannya. Al-sakhawy
mengatakan dalam kitab fathul mughits sebagai berikut, “takhrij adalah seorang muhadits mengeluarkan
hadis-hadis dari dalam ajza’, al-masikhat, atau kitab-kitab lainnya. Kemudian, hadis tersebut disusun
gurunya atau teman-temannya dan sebagainya,dan dibicarakan kemudian disandarkan kepada pengarang
atau penyusun kitab itu”.

4. Dalalah, yaitu menunujukan pada sumber hadis asli dan menyandarkan hadist tersebut pada kitab
sumber asli dengan menyebutkan perawi penyusunnya. .
B. TUJUAN DAN FAEDAH TAKHRIJ HADIS

Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang harus mendapat perhatian serius karena
didalamnya dibicarakan berbagai kaidah untuk mengetahui sumber hadis itu berasal. Di samping itu, di
dalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasilyang diperoleh, khususnya dalam menentukan kualitas
sanad hadis.

Takhrij hadis bertujuan mengetahui sumber asal hadis yang ditakhrij. Tujuan lainnya adalah
mengetahui di tolak atau diterimanya hadis-hadis tersebut. Dengancara ini, kita akan mengetahui hadis-
hadis yang pengutipannya memerhatikan kaidah-kaidah ulumul hadis yang berlaku sehingga hadis
tersebut menjadi jelas, baik asal-usul maupun kualitasnya.

Adapun faedah takhrij hadis ini antara lain :

1. Dapat diketahui banyak – sedikitnya jalur periwayatan suatu hadis yang sedang menjadi topik kajian.

2. Dapat diketahui kuat dan tidaknya periwayatan akan menambah kekuatan riwayat.Sebaliknya, tanpa
dukungan periwayatan lain, kekuatan periwayatan tidak bertambah.

3. Dapat ditemukan status hadis Shahih li dzatih atau shahih li ghairih, hasan li dzatih, atau hasan li
ghairih Demikian juga, akan dapat diketahui istilah hadis mutawatir, masyhur,aziz, dangharib-nya.

4.Memberikan kemudahan bagi orang yang hendak mengamalkan setelah mengetahui bahwa hadis
tersebut adalah makbul ( dapat diterima). Sebaliknya, orang tidak akan mengamalkannya apabila
mengetahui bahwa hadis tersebut mardud (ditolak).

5. Menguatkan keyakinan bahwa suatu hadis adalah benar-benar berasal dari RasullullahSAW. Yang
harus diikuti karena adanya bukti-bukti yang kuat tentang kebenaran hadis tersebut, baik dari segi sanad
maupun matan.

C. SEJARAH TAKHRIJ HADIS

Penguasaan para ulama dahulu terhadap sumber-sumber hadis begitu luas sehingga jika disebutkan
suatu hadis mereka tidak merasa kesulitan untuk mengetahui sumber hadis tersebut. Ketika semangat
belajar mulai melemah, mereka kesulitan untuk mengetahui tempat-tempat hadis yang dijadikan .
Sebagian ulama bangkit danmemperlihatkan hadis-hadis yang ada pada sebagian kitab dan menjelaskan
sumbernya dari kitab hadis yang asli, menjelaskan metodenya, dan menerangkan kualitasnya, apakah
hadis tersebut shahih atau dhaif, lalu muncullah apa yang dinamakan dengan kutub at-takhrij (buku-buku
takhrij).

Ulama yang pertama kali melakukan takhrij menurut Mahmud Ath-Thahhan adalah Al-Khathtib Al-
Baghdadi (w. 436 H). Kemudian, dilakukan pula oleh Muhammad bin Musa Al-Hazimi (w.584 H)
dengan karyanya yang berjudul Takhrij Ahadits Al-Muhadzdzab. Ia men-takhrij kitab fiqh syafi’ah karya
Abu Iahaq Asy-Syirazi. Ada jugaulama lainnya, seperti Abu Al-Qasimi Al-Husaini dan Abu Al-Qasim
Al-Mahrawani Karya kedua ulama ini hanya beberapa mahthuthah (manuskrip) saja. Pada perkembangan
selanjutnya, cukup banyak kemunculan kitab yang berupaya men-takhrij kitab-kitab dalam berbagai ilmu
agama

Di antara kitab-kitab takhrij tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Takhrij Ahadits Al-Muhadzdzab, karya Muhammad bin Musa Al-Hazimi Asy-Syafi’I (w.548 H).

2. Takhrij Ahadits Al-Mukhtashar Al-Kabir li Ibni Al-Hajib, karya muhammad bin Ahmad Abdul Hadi
Al-maqdisi (w.744 H)

3. Nasbhu Ar-Rayah li Ahadits Al-Hidayah li Al-Marghinani karya Abdullah bin yusuf Az-Zaila’I

(w.762 H).

4. Takhrij Ahadits Al-Kasysyaf li Az-Zamaksyari, karya Al-Hafidz Az-Zaila’i.

5. Al-Badru al-Munir fi Takhrij Al-atsar Al Waqi’ah fi Asy-Syarhi Al-Kabir li Ar- Rafi’ I, karya Umar
bin Ali bin Ali bin al-Mulaqqin (w. 804 H).

6. Al-Mughni’an Hamli Al -Asfar fi Al-Asfar fi Takhriji ma fi Al-Ihya’min Al akhbar,karya


Abdurrahman bin Al-Husaini Al ‘Iraqi (w.806 H).

7. Takrij Al-Ahadits allati Yusyiiru iliahi At-Tirmidzi fi Kulli Bab, karya Al-Hafizh Al-Iraqi.

8. At-Talkhish Al-Habir fi Takhrij Ahaditsi syarh Al-Wajiz Al-Kabir li Ar- Rafi’I, karyaAhmad bin Ali
Hajar Al-Asqalani (w.852 H).

9. Ad-Dirayah fi Takhrij Ahadits Al-Hidayah, karya Al-Hafizh ibnu Hajar.

10. Tuhfatu Ar-Rawi fi Takhrij Ahaditsi Al-Baidhawi, karya Abdurauf Ali Al-Manawi(w.1031 H)
D. KITAB – KITAB YANG DIPERLUKAN

Dalam melakukan Takhrij hadis, kita memerlukan kitab-kitab yang berkaitandengan takhrij hadis ini.
Adapun kitab-kitab tersebut antara lain sebagai berikut.

1.Hidayatul bari’ila tartibi Ahadisil Bukhari

Penyusun kitab ini adalah Abdur Rahman Ambar Al-Misri At-Tahtawi. Kitab ini disusun khusus
untuk mencari hadis-hadis yang termuat dalam Shahih Al-Bukhari.Lafazh hadis disusun menurut aturan
urutan huruf abjad Arab. Namun, hadis-hadis yang dikemukakan secara berulang dalam Shahih Bukhari
tidak dimuat secara berulang dalam kamus di atas. Dengan demikian, perbedaan lafazh dalam matan
hadis riwayat Al-Bukhari tidak dapat diketahui melalui kamus tersebut.

2. Mu’jam Al -fadzi wala Siyyama Al-Gariibu Minha atau Fuhris litartibi Ahaditsi Shahihi Muslim

.Kitab tersebut merupakan salah satu juz, yakni juz ke-5 dari kitab Shahih Muslim yang di sunting
oleh Muhammad Abdul Baqi. Juz ke-5 ini merupakan kamus terhadap juzke-1-4 yang bertisi :

a. Daftar urusan judul kitab, nomor hadis, dan juz yang memuatnya.

b.Daftar nama para sahabat Nabi yang meriwayatkan hadis yang termuat dalam

Shahih Muslim.

c.Daftar awal matan hadis dalam bentuk sabda yang tersusun menurut abjadserta menerangkan
nomor-nomor hadis yang di riwayatkan oleh Bukhari bila kebetulan hadis tersebut juga diriwayatkan oleh
Bukhari.

3.Miftahus Sahihain

Kitab ini disusn oleh Muhammad Syarif bin Mustafa Al-Tauqiah. Kitab ini dapatdigunakan untu
mencari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Muslim. Akan tetapi, hadis-hadis yang dimuat dalam kitab
ini hanyalah hadis-hadis yang berupa sabda (qauliyah) saja.Hadis tersebut disusun menurut abjad dari
awal lafazh matan hadis

E. METODE TAKHRIJ HADIS


Secara garis besar, ada dua cara men-takhrij hadis (takhrijul hadis) dengan menggunakan kitab-kitab
sebagaimana telah disebutkan di atas. Adapun dua macam cara takhrijul hadis yaitu :

1. Metode Takhrij Hadis menurut lafazh pertama

Metode takhrij hadis menurut lafazh pertama, yaitu suatu metode yang berdasarkan pada lafazh
pertama matan hadis, sesuai dengan urutan huruf-huruf hijaiyah dan alfabetis, sehingga metode ini
mempermudah pencarian hadis yang dimaksud.

Adapun kitab yang menggunakan metode ini, di antaranya kitab Al-fami As-Shaghir fi Ahadits Al-
Basyir An-Nazir , yang disusun oleh jalaludin Abu Fadhil Abd Ar-Rohman Ibn Abi Bakar Muhammad
Al-Khudri As-Suyuthi. Dalam ini, hadis-hadis disusun berdasarkan urutan huruf hijaiyah sehingga
pencarian hadis yang dimaksud sangat mudah. Juga di dalamnya dimuat petunjuk para Mukharij hadis
yang bersangkutan(dalam Mashdar Al-Ashli) dan pernyataan kualitas hadis yang bersangkutan.

F.LANGKAH-LANGKAH PRAKTIS PENELITIAN HADIS

Langkah-langkah penelitian hadis meliputi penelitian sanad dan penelitian matan.

1. Penelitian sanad dan Rawi Hadis

a..Meneliti sanad dan rawi adalah takhrij.

b.Itibar, yaitu menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadis tertentu, danhadis tersebut
pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang perawi saja dan dengan menyertakan
sanad-sanad yang lain tersebut untuk bagian sanad dari sanad yang dimaksud.

c. Meneliti namun para rawi yang tercantum dalam skema sanad (penelitian asma ar-ruwat
Langkah ini dilakuakan dengan mencari nama secara lengkap yang mencakup nama, nisbat,
kunyah, dan laqab setiap rawi dalam kitab-kitab Rijal Al- Hadis, seperti kitab Tahdzib At-
Tahdzib.

G. SYARAT-SYARAT BAGI ORANG MENTAHKRIJKAN

Kita tidak boleh menerima begitu saja penelitian seorang Ulama terhadap ulamalainnya, melainkan harus
jelas dulu sebab-sebab penilaian tersebut. Terkadang, orangyang menganggap orang lain cacat, malah ia
sendiri juga cacat. Dibawah merupakansyarat bagi orang yang mentahkrijkan hadis , diantaranya :

a. Berilmu pengetahuan
b. Takwa’

c. wara’ (orang yang selalu menjauhi perbuatan maksiat, syubhat, dosa-dosa kecil, dan makruhat-
makruhat).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Takhrij hadis bertujuan mengetahui sumber asal hadis yang ditakhrij.Tujuan lainnyaadalah mengetahui
di tolak atau diterimanya hadis-hadis tersebut. Dengan cara ini,kita akan mengetahui hadis-hadis yang
pengutipannya memerhatikan kaidah-kaidah ulumul hadis yang berlaku sehingga hadis tersebut menjadi
jelas, baik asal-usul maupun kualitasnya.

2. Takhrij menurut istilah adalah penunjukan terhadap tempat hadist didalam sumberaslinya yang
dijelaskan sanad dan martabatnya sesuai keperluan.

3. Dapat diketahui banyak – sedikitnya jalur periwayatan suatu hadis yang sedang menjadi topik kajian.

4. Dapat diketahui kuat dan tidaknya periwayatan akan menambah kekuatan riwayat.Sebaliknya, tanpa
dukungan periwayatan lain, kekuatan periwayatan tidak bertambah.

Anda mungkin juga menyukai