Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH NEUROSCINCE DAN PEMBELAJARAN

MODEL BRAIN BASED LEARNING

DOSEN :

Drs. Sunaryo, M.DS.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

 Amalia Sri Wulandari (2086206076)


 Anggi Aprilya (2086206098)
 Nur Azizah (2086206097)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2023

Alamat : Jalan Perintis Kemerdekaan I Babakan No.33, RT.007/RW.003, Cik


okol, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15118.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [
Model Brain Based Learning ] ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
[ Bapak Drs. Sunaryo, M.DS ] pada [ Neuroscience dan Pembelajaran ]. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang [ Model Brain
Based Learning ] bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Tangerang, 20 Desember 2023

Kelompok 6

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................I
DAFTAR ISI.....................................................................................................................II
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Makalah...................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Model Brain Based Learning..............................................................................2
B. Prinsip – Prinsip Model Brain Based Learning.................................................4
C. Langkah – Langkah Model Brain Based Learning...........................................6
D. Karakteristik Model Brain Based Learning.......................................................7
E. Kelebihan dan Kekurangan Model Brain Based Learning...............................7
BAB III.............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Brain Based Learning adalah suatu pembelajaran yang berdasarkan strukt
ur dan cara kerja otak, sehingga kerja otak dapat optimal. Otak dikatakan b
ekerja secara optimal jika semua potensi yang dimilikinya teroptimalkan d
engan baik. Pembelajaran berbasis otak mempertimbangkan apa yang sifat
nya alami bagi otak manusia dan bagaimana otak dipengaruhi oleh lingkun
gan karena sebagian besar otak kita terlibat dalam hampir semua tindakan
pembelajaran. Brain Based Learning (BBL) juga mengarahkan siswa untu
k melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan aturan yang ada. Dis
ini diarahkan untuk berpikir kembali materi awal yang masih terkait denga
n materi yang dibahas. Dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Brain
Based Learning dilakukan dengan memberdayakan otak dengan memberik
an masalah-masalah menantang demi tercapainya kemampuan berpikir krit
is.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Model Brain Based Learning.
2. Prinsip – Prinsip dalam Model Brain Based Learning.
3. Langkah – Langkah Model Brain Based Learning.
4. Apa saja Karakteristik pada Model Brain Based Learning.
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Brain Based Learning.

C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui apa itu Model Brain Based Learning.
2. Untuk Mengetahui Prinsip – Prinsip dalam Model Brain Based Learnin
g.
3. Untuk Mengetahui Langkah – Langkah Model Brain Based Learning.
4. Untuk Mengetahui Karakteristik pada Model Brain Based Learning.

1
5. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Model Brain Based Lea
rning.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Model Brain Based Learning
Neuroscience sebuah ilmu yang berhubungan dengan sistem saraf
di otak manusia. Neuroscience mengembangkan dan meningkatkan pemah
aman kita tentang perkembangan otak dini, dan bagaimana perubahan otak
ini mungkin berhubungan dengan proses pembelajaran. Otak merupakan p
usat kecerdasan manusia. yang mengendalikan sistem syaraf dalam menan
gkap suatu pembelajaran. Sistem saraf dan otak merupakan bagian integral
dari proses belajar manusia. Ilmu saraf menemukan bahwa potensi penuh s
iswa terletak pada otak mereka. Bila guru dapat memaksimalkan fungsi ota
k siswa dalam pembelajaran maka tujuan dan hasil belajar siswa akan terca
pai dengan maksimal. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus mamp
u untuk bisa mengembangkan kemampuan otak yang dimiliki siswa sehing
ga siswa dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliknya.
Maka guru harus bisa memahami bagaimana fungsi dan otak itu be
kerja. Teori otak yang terkenal salah satunya adalah teori Truine Brain. Tru
ine Brain Theory dikembangkan oleh Dr. Paul Maclean pada tahun 1990.
Neurolog Amerika Paul Mclean tersebut adalah seorang pendukung dari m
ikrogenesis, suatu pandangan bahwa struktur dari otak manusia mencermi
nkan evolusi selama berabad – abad. McLean percaya bahwa kepala manu
sia tidak hanya berisi satu otak tetapi tiga otak. Seperti halnya pada lapisan
situs arkeologi, setiap otak berkorespondensi pada suatu tahap yang berbed
a dari evolusi. Setiap otak dihubungkan dengan keduanya yang lain, namu
n setiap otak bekerja secara individual dengan "kepribadian" yang berbed
a-beda. Teori Truine Brain membagi proses evolusi perkembangan otak me
njadi tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap purbakala. dikenal dengan ota
k reptilia primitif (reptilian brain). Otak reptilia ini terdiri dari batang otak

2
dan cerebellum (otak kecil), yang bertanggungjawab pada perilaku spesies
yang spesifik yakni perilab, instink seperti mempertahankan hidup dan agr
esi. Batang otak dan cerebellum merupakan keseluruhan otak dalam reptil.
Proses-proses yang berkelanjutan di dalam tubuh seperti pemapasan, detak
jantung dan tidur dikendalikan oleh batang otak. Lebih tepat lagi, batang o
tak berhubungan dengan sistem syaraf otonom, yakni bagian dari sistem sy
araf yang mengatur fungsi detak jantung, pemafasan, dan lain-lain yang tid
ak memerlukan pengendalian secara sadar, karena bekerjanya selalu aktif b
ahkan ketika tidur.
Susunan Otak dalam teori Truine Brain.

Salah satu model pembelajaran yang dapat memanfaatkan system s


araf dan otak siswa agar dapat belajar secara optimal yaitu dengan menggu
nakan model brain based learning. Menurut Jensen brain based learning ad
alah sebuah cara mengatasi kesadaran mana yang paling mendukung otak
standar operasional umum, dengan tujuan mencapai perhatian, pemahaman,
makna, dan memori yang maksimal (Jensen, 2008). Brain-based learning
activities engage both hemispheres of the brain simultaneously, resulting i
n stronger, more meaningful learning experiences and permanent brain con
nections. Kegiatan belajar "berbasis otak" melibatkan kedua belahan otak s
ecara bersamaan, sehingga menghasilkan pengalaman belajar yang lebih k
uat, bermakna, dan menghubungkan otak permanen. Dalam brain based le
arning siswa adalah orang yang berpikir, meneliti, mengkritik, dan menget
ahui bagaimana dan mengapa mereka belajar (Winter, 2019). Brain based l

3
earning merupakan satu pembelajaran yang menggunakan pendekatan kon
struktivis. Dimana siswa membentuk pengetahuannya yang dilandasi oleh
struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Menurut Solihat brain based learning merupakan salah satu upaya
untuk mengembangkan kemampuan otak yang dimiliki siswa menjadi berk
embang serta mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Pembelajaran ber
basis otak dipengaruhi untuk mengembangkan pemikiran kognitif peserta
didik karena otak adalah alat dasar proses pembelajaran. Hal ini berkaitan
dengan faktor faktor lingkungan, faktor sosial yang mengubah perilaku pes
erta didik. Brain based learning yaitu pembelajaran yang dapat mengaktifk
an dan menantang sekaligus menyenangkan bagi peserta didik. Brain base
d learning merupakan sebuah pembelajaran efektif dan menyenangkan den
gan cara memaksimalkan kemampuan otak dalam memproses, menyimpan
dan memanggil kembali informasi (Willis, 2011). Pembelajaran dikatakan
efektif apabila pembelajaran yang mencapai tujuan dan hasil belajar yang
maksimal dengan tidak memakan waktu yang lama.

B. Prinsip – Prinsip Model Brain Based Learning


Caine dan Caine mengembangkan dua belas prinsip yang menerap
kan apa yang kita ketahui tentang fungsi otak untuk belajar dan mengajar.
Prinsip – prinsipnya adalah :
1. Otak adalah prosesor paralel. Otak manusia melakukan banyak aktivita
s secara bersamaan. Metode dan teknik pendidikan yang akan mencipt
akan sinergi pembelajaran dengan cara memiliki belahan kanan dan kir
i berinteraksi satu sama lain harus terlibat untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dalam proses pengajaran, dan untuk memperkaya pembelaja
ran siswa yang memiliki perbedaan kognitif struktur dan bagian yang b
erbeda dari kecerdasan yang kuat.
2. Belajar melibatkan seluruh fisiologi. Otak adalah organ yang bekerja
menurut prinsipnya sendiri operasi fisiologis, dan yang berinteraksi da
n berkomunikasi dengan semua organ organisme.

4
3. Pencarian makna adalah bawaan. Memahami pengalaman dan bertinda
k sejalan dengan ini terjadi tentu saja.
4. Pencarian makna terjadi melalui pola. Patterning berarti. mengatur dan
mengklasifikasikan informasi secara bermakna.
5. Emosi sangat penting untuk pola. Emosi dan kognisi adalah struktur ya
ng tidak dapat dipisahkan. Saat emosi membuatnya lebih mudah untuk
menyimpan dan mengingat informasi, mereka sangat penting untuk me
mori.
6. Otak memproses keseluruhan dan bagian secara bersamaan. Sementara
satu belahan bumi membelah informasi menjadi beberapa bagian, yang
lain mengintegrasikan informasi dan dengan demikian. membuat perse
psi lebih mudah.
7. Belajar melibatkan perhatian terfokus dan persepsi periferal. Otak men
yerap informasi yang disadarinya secara langsung, tetapi juga mengga
bungkan informasi yang berada di luar bidang perhatian.
8. Belajar melibatkan proses sadar dan tidak sadar. Kita belajar lebih dari
apa yang kita pahami secara sadar. Situasi ini adalah indikator bahwa p
roses bawah sadar bekerja terus menerus. Sejumlah rangsangan diterim
a dari sekitar masuk ke otak dan berinteraksi tanpa disadari oleh siswa.
9. Kami memiliki dua jenis memori. Ini adalah sistem pembelajaran spasi
al dan mekanis. Karena kita memiliki sistem memori spasial alami yan
g memungkinkan untuk menyimpan pengalaman untuk waktu yang sin
gkat.
10. Kami memahami dan mengingat dengan baik ketika fakta dan keteram
pilan tertanam dalam memori spasial alami. Memori spasial umumnya
paling baik digunakan melalui pembelajaran pengalaman. Pembelajara
n berbasis pengalaman adalah cara terbaik untuk menggunakan memor
i spasial.
11. Belajar ditingkatkan dengan tantangan dan dihambat oleh ancaman. Ki
nerja otak menurun dalam sebuah kasus ketakutan atau kecemasan. Se

5
baliknya, kemauan belajar meningkat ke tingkat yang tinggi ketika ota
k dipaksa tepat (termotivasi untuk berusaha).
12. Setiap otak itu unik. Meskipun semua orang memiliki sistem yang sam
a dalam hal menjadi organisme yang spesies, perbedaan individu tidak
dapat disangkal. Setiap peserta didik dapat mengkonstruksi proses bela
jarnya sendiri, dapat memperkaya pembelajarannya dan dengan demiki
an memiliki kesempatan untuk menambah dana ilmunya.

C. Langkah – Langkah Model Brain Based Learning


Tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan model brain base
d learning yang diungkapkan Jensen meliputi pra- pemaparan, persiapan, i
nisiasi dan akuisisi, elaborasi, inkubasi dan memasukkan memori, verifika
si dan pengecekan keyakinan, perayaan dan integrasi (Jensen, 2011). Sinta
ks Model Brain Based Learning dari Jensen bila dibahas bagian-bagiannya,
hasilnya adalah :
1) tahap pra-paparan termasuk dalam sistem pembelajaran fisik, di mana
otak kecil mengontrol gerakan tubuh, keseimbangan, dan koordinasi se
cara sadar;
2) tahap persiapan;
3) tahap inisiasi dan akuisisi termasuk dalam sistem pembelajaran kogniti
f, di mana korteks serebral berperan dalam proses berpikir, berbicara, p
erencanaan, analisis, dan kreativitas;
4) tahap elaborasi termasuk dalam sistem pembelajaran sosial, di mana lo
bus frontal mengatur perilaku sosial;
5) inkubasi dan memasukkan memori termasuk dalam sistem pembelajara
n reflektif, di mana limbik mengontrol emosi dan memori;
6) verifikasi dan pemeriksaan keyakinan termasuk dalam sistem pembelaj
aran kognitif dan reflektif; dan
7) tahap perayaan dan integrasi termasuk dalam pembelajaran emosional,
di mana limbik bekerja karena merasakan setiap perlakuan, kesedihan,
dan ketakutan.

6
D. Karakteristik Model Brain Based Learning
Brain Based Learning memiliki karakteristik yang sangat kompleks.
Karakteristiknya yang pertama adalah menciptakan lingkungan belajar ya
ng menantang, dimana kemampuan berpikir siswa dituntut untuk dapat ber
pikir kritis dan kreatif. Kedua menciptakan lingkungan pembelajaran yang
menyenangkan, dengan keadaan menyenangkan maka otak akan mampu b
erfungsi secara maksimal. Ketiga menciptakan situasi pembelajaran yang a
ktif dan bermakna bagi siswa (active learning). Pembelajaran bermakna ad
alah dimana siswa harus mampu menghubungkan antara apa yang telah di
alami oleh siswa dengan konsep pengetahuan yang diterimanya sehingga t
erbentunya sebuah pengetahuan. Agar pembelajaran yang dilakukan oleh g
uru disebut dengan brain based learning maka pembelajaran tersebut harus
memenuhi unsur karakteristik tersebut, boleh juga hanya mengambil satu s
aja yang dominan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Model Brain Based Learning


Kelebihan dan Kekurangan Brain Based Learning Menurut Qudsyi
kelebihan model pemebalajaran dari brain based learning adalah :
1. Siswa dapat memahami dan lebih tertarik pada subjek materi dengan le
bih baik dan lebih terhubung;
2. Siswa termotivasi secara instrinsik;
3. Siswa dapat menikmati proses pembelajaran yang berlangsung;
4. Siswa merasa lebih kompeten sebagai seorang pembelajar;
5. Siswa memiliki keinginan untuk mengulang kembali aktivitas belajar y
ang sudah dilakukan;
6. Siswa dapat mengingat subjek materi lebih lama; dan
7. Siswa mampu mengeneralisasikan pembelajaran secara produktif pada
area area yang lain.
Model brain based learning memiliki banyak kelebihan seperti mel
atih siswa untuk berpikir kritis sehingga dapat mengembangkan kemampu
an untuk mengungkapkan ide atau gagasan lainnya. Kemudian, proses pe

7
mbelajaran brain based learning dirancang untuk menciptakan proses belaj
ar yang menyenangkan dengan melakukan sebuah aktivitas sehingga dapat
memberikan pengalaman yang. bermakna dan relevan. Pembelajaran ini se
suai dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu melibatkan seluruh aspek pem
belajaran yaitu, aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotor.
Pada model brain based learning terdapat juga beberapa kekuranga
n seperti yang dikatakan oleh Gallaher sebagai berikut :
a. Persiapan yang kurang memadai, menggunakan model brain based lear
ning membutuhkan persiapan yang matang. Kurangnya guru dalam per
siapan menggunakan model ini dapat berakibat fatal pada pembelajran
di kelas.
b. Kurangnya dukungan dari para ahli. Kurangnya sumber dan ahli yang
mendukung model brain based learning dapat mengancam keberhasila
n belajar di kelas. Oleh karena itu, guru yang akan menggunakan mode
l pembelajaran brain based learning harus senantiasa mempersiapkan p
embelajaran secara matang. Guru harus membutuhkan tenaga dan wakt
u yang lebih banyak demi merancang pembelajaran seaktraktif mungki
n tentunya disesuaikan dengan ketersediaan sarana prasarana dan medi
a di kelas.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan didalam penerap
an brain based learning, tiga strategi utama dilakukan guru adalah mencipt
akan lingkungan belajar yang dapat menantang pemikiran siswa, mencipta
kan lingkungan belajar yang menyenangkan, dan menciptakan suasana bel
ajar yang aktif dan bermakna. Guru berperan dalam menciptakan ketiga str

8
ategi tersebut dalam rangka merangsang otak untuk berkembang. Pembelaj
aran. berbasis otak yang dapat digunakan pembelajar sepanjang hidup mer
eka. Keterampilan kognitif juga dikembangkan melalui pembelajaran berb
asis otak kemudian siswa dapat mengevaluasi, menganalisis, mengingat da
n membuat perbandingan sendiri.
Jadi pembelajaran berbasis otak digunakan sebagai alat untuk berm
akna yang merupakan cara paling efektif bagi siswa untuk terlibat dalam p
roses pembelajaran. Pembelajaran bermakna ini adalah teori yang menghu
bungkan informasi baru dengan konsep yang sesuai dengan struktur kognit
if yang telah ada sebelumnya dalam diri siswa kemudian siswa melakukan
atau menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga kegiatan i
nilah yang menjadi bermakna bagi siswa dan akan menjadi melekat dalam
kehidupannya.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan,
hal ini disebabkan keterbatasan pengalaman, pengetahuan, dan kemampua
n yang ada dalam diri penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kriti
k dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan kelengka
pan makalah ini ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Fahrurrozi, M. a. (2022). Model - Model Pembelajaran Kreatif dan


Berpikir Kritis di Sekolah Dasar. Pulo Gadung, Jakarta Timur, 13220: UNJ
Press.

Anda mungkin juga menyukai