Anda di halaman 1dari 12

NEUROSCIENCE DALAM PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok


Mata Kuliah : Teori-Teori Belajar
Dosen Pengampu : Muhamad Raj Chandra M.Pd.

Disusun oleh :
Fadhilah Assyfah
(2122.03.0191)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MIFTAHUL HUDA
PAMANUKAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala nikmat yang
telah diberikan kepada kita semua sehingga penyusunan makalah dengan judul
“Neuroscience dalam Pembelajaran” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Teori-Teori Belajar, dengan dosen pengampu Muhamdad Raj
Chandra M.Pd. dalam prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
meskipun di dalam penyusunan makalahnya masih banyak kekurangan
Merupakan suatu kebanggaan dari penulis apabila makalah ini dapat
digunakan dan bermanfaat bagi seluruh pembaca. Kritik dan saran yang
membangun penulis harapkan untuk perbaikan makalah di kemudian hari.

Pamanukan, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Neouroscience..........................................................................3
B. Neuroscience dalam Pembelajaran.............................................................3
C. Keunggulan dan Kekurangan ....................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan.................................................................................................8
B. Saran...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otak atau ensefalon (isi kepala) mempunyai sifat sifat fisik yang unik,
sehingga dapat berfungsi dan berfikir dengan sangat baik. Kalau
dibandingkan dengan komputer, seharusnya kecerdasan otak dapat berjuta-
juta kali lipat lebih tinggi. Tetapi karena sesuatu hal, kecerdasan seseorang
tidak sesalu dapat berkembang dengan sempurna. Mungkin hal ini perlu
dipikirkan para ahli neurosains, untuk dapat mengembangkan kemampuan
otak setinggi-tingginya

Perkembangan pendidikan seiring berjalannya waktu dan zaman semakin


pesat, seringkali melibatkan tentang kinerja otak yang kemudian
mempengaruhi model pembelajaran. Otak adalah pusat dari segala aktivitas
manusia. Namun, masih banyak penelitian yang menemukan bahwa manusia
belum optimal dalam menggunakan otaknya. Pemahaman dan kesadaran akan
pentingnya fungsi dan peran otak perlu ditingkatkan. Begitupun dalam dunia
pendidikan, proses pembelajaran tentu akan selalu melibatkan peran otak
Otak juga menjadi wadah unuk menerima, memproses, menafsirkan
maupun menyimpan informasi yang telah kita dapatkan dan merespon
berbagai rangsangan pendidikan yang dilakukan untuk mengoptimalkan
kemampuan potensi dirinya. Dalam pembelajaran terdapat teori Neuroscience
yang dapat diartikan dengan ilmu yang berhubungan dengan otak atau ilmu
tentang otak. Neurosains juga mengkaji mengenai kesadaran dan kepekaan
otak dari segi biologi, persepsi, ingatan, dan kaitannya dengan pembelajaran.

A. Rumusan Masalah
1. Pengertian neuroscience ?
2. Bagaimana neuroscience dalam pembelajaran ?
3. Bagaimana keunggulan dan kekurangannya ?
1
B. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahi Pengertian neuroscience
2. Mengetahui neuroscience dalam pembelajaran
3. Mengetahui keunggulan dan kekurangan nya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Neuroscience
Neuroscience atau bisa juga disebut dengan Neurosains merupakan
satu bidang kajian mengenai sistem saraf yang ada di dalam otak manusia.
Bagi teori Neurosains, sistem saraf dan otak merupakan proses awal
pembelajaran manusia.
Secara terminologi, neurosains merupakan bidang ilmu yang
mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistem saraf. Seperti yang
diungkapkan oleh oleh Hernanta (dalam Asrori, 2020, hlm. 26) bahwa
neurosains merupakan bidang ilmu yang menghususkan pada studi saintifik
dari sistem saraf otak manusia. Atas dasar tersebut, neurosains juga sering
disebut ilmu yang mempelajari otak dan seluruh fungsi saraf belakang.
Ikrar (dalam Asrori, 2020, hlm. 26) berpendapat bahwa neurosains
adalah ilmu yang rumit dan menantang karena menyangkut otak yang menjadi
pusat kehidupan. Prinsip dasar neurosains dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman yang sangat mendasar tentang cara kerja sistem saraf manusia
Pentingnya mempelajari neurosains ternyata memiliki tujuan untuk
mempelajari dasar-dasar biologis dari setiap perilaku. Artinya, tugas utama
dari neurosains adalah menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandangan
aktivitas yang terjadi di dalam otak

B. Neuroscience dalam Pembelajaran


Neuroscience adalah suatu sistem yang mempelajari tentang sistem
saraf yang ada pada otak manusia terutama neuron. Nah, hal tersebut biasanya
mengkaji tentang memori, sensori, persepsi, biologi, dan emosi. Neuroscience
memiliki metode pembelajaran yang menggunakan kemampuan otak dengan
cara membuat lingkungan belajar yang tenang, menyenangkan, berarti, dan
mengarahkan para peserta didik untuk menjadi aktif. Selain itu, Neuroscience
pun bisa disebut semacam ilmu yang mempelajari tentang otak dan fungsi
saraf. Nah, tujuannya adalah memaparkan perilaku manusia dari sisi aktivitas

3
yang sedang terjadi pada otaknya
Pembelajaran berbasis neurosains blueprint sebagai pola pikir dan pola
tindak yang diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan
prinsip-prinsip kerja otak. Mayoritas masyarakat Indonesia, proses
pembelajaran menggunakan prinsip kerja otak  kiri yang bersifat linear, logis
dan matematis. Sehingga peserta didik mudah lelah, jenuh. Hal ini ternyata
disebabkan oleh tidak seimbangnya kerja otak antara otak kanan dan kiri
dalam proses pembelajaran. Nah, salah satu untuk menghindari hal-hal ini,
dibutuhkan pembelajaran berbasis neurosains. Memang untuk menciptakan hal
ini, dibutuhkan inovasi pembelajaran
Pembelajaran berbasis kemampuan otak (neuroscience) adalah
pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang di desain alamiah untuk
belajar (apa saja yang baik bagi otak).Hal pertama yang harus diketahuidari
pembelajaran berbasis otak ini yaitu Model pembelajaran. Model disini
diperlukan untuk mempermudah dalam penerapannya. Adapun Model
pembelajaran berbasis otak dipaparkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis otak (Brain Based Learning)

Dewasa ini paradigma pembelajaran yang baru adalah apa yang


disebut dengan Brain based Learning (BBL) yaitu mengelola pembelajaran
berbasis kemampuan otak yang melibatkan pembelajar secara penuh,
dimana pola pembelajaran dirubah dari rileks menjadi pola pembelajaran
aktif sehingga setiap simpul-simpul dalam otak dapat memainkan perannya
masing-masing secara utuh. Model pembelajaran ini diyakini banyak pihak
secara langsung juga berperan terhadap proses pengayaan (enrichment)
terhadap otak. Karena memang otak sebaiknya dan seharusnya diperkaya
dengan pengalaman- pengalaman baru yang mampu merangsang.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based Learning)

Pembelajaran berbasis masalah adalah metode belajar yang efektif.


Pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam belajar dan
membantu memotivasi mereka. Ketika siswa bekerja dalam kelompok,
mereka juga dapat meningkatkan keterampilan kerjasama dalam belajar.

4
Pembelajaran berbasis masalah memerlukan siswa untuk berpikir kreatif
dan menunjang pengetahuan mereka dengan cara yang unik (Schunk,
2012). Efektivitas pembelajaran berbasis masalah dibuktikan dengan
penelitian otak. Dengan beberapa sambungan, otak manusia adalah kabel
untuk memecahkan masalah (Jensen, 2005). Siswa yang bekerja sama
untuk memecahkan masalah-masalah akan sadar bahwa mereka bisa
mendapatkan/menemukan cara-cara baru untuk membangun pengetahuan
mereka. Lebih lanjut, pembelajaran berbasis masalah sangat tepat untuk
memotivasi siswa dan menimbulkan keterlibatan emosi, yang juga dapat
membuat jaringan saraf yang lebih luas

3. Simulasi dan Role-Playing.

Simulasi dan role-playing memiliki banyak manfaat yang sama


seperti halnya pembelajaran berbasis masalah. Simulasi mungkin terjadi
melalui komputer, di kelas biasa, atau dalam pengaturan khusus (misalnya,
Museum). Memainkan peran adalah bentuk pemodelan dimana siswa
mengamati orang lain. Simulasi dan role-playing menyediakan ruang
belajar siswa yang berbeda. Metode ini mempunyai manfaat untuk
memotivasi dan mengundang perhatian siswa. Siswa memungkinkan untuk
terlibat aktif dan berinvestasi diri secara emosional. Secara kolektif, hal ini
bermanfaat untuk membantu memupuk belajar siswa

4. Diskusi aktif.

Siswa yang berdiskusi dipaksa untuk berpartisipasi aktif dalam


pembelajaran, mereka tidak boleh pasif. Hal ini mampu meningkatkan
tingkat keterlibatan kognitif danemosional mengarah pada belajar yang
lebih baik. Lebih lanjut, dengan berpartisipasi aktif dalam diskusi, siswa
terpapar ide-ide baru dan mengintegrasikan ini dengan konsepsi mereka
saat ini. Kegiatan kognitif ini membantu siswa untuk membangun koneksi
sinaptik dan cara-cara baru menggunakan informasi

5. Grafis

Tubuh manusia yang terstruktur sedemikian rupa sehingga kita


mengambil lebih banyak informasi visual melalui semua indera yang ada
5
(Wolfe, 2001). Visual menampilkan bantuan untuk mendorong perhatian,
belajar, dan retensi. Temuan kolektif dari belajar dan penelitian otak
mendukung manfaat grafis. Guru yang menggunakan grafis dalam
pembelajaran mereka dan memiliki siswa mempekerjakan grafis (misalnya,
Power Point, presentasi, demonstrasi, Gambar, peta konsep) memanfaatkan
pengolahan informasi visual dan cenderung untuk meningkatkan minat
belajar

6. Iklim Positif

Jika dilihat hasil belajar yang baik ketika siswa memiliki sikap
positif dan emosional yang terkendali dengan baik. Sebaliknya, hasil
belajar tidak baik ketika siswa stres atau cemas, seperti ketika mereka takut
untuk memberikan jawaban karena guru menjadi marah jika jawaban
mereka salah. Dalam teks ini kita membahas bagaimana siswa memiliki
keyakinan positif tentang diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar
mereka karena hal ini penting untuk belajar efektif. Penelitian otak
memperkuat efek positif bahwa keterlibatan emosi dapat membangun
koneksi sinaptik. Guru yang menciptakan iklim positif di kelas akan
menemukan bahwa tidak ada masalah perilaku dan siswa menjadi lebih
bisa diajak belajar

C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Neurosains

Rianawaty (2011) mengungkapkan bahwa sebagai suatu teori


pembelajaran berbasis kemampuan otak (Neuroscience), tentu saja memiliki
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihannya adalah sebagai berikut:

1. Memberikan suatu pemikiran baru tentang bagaimana otak manusia


bekerja.

2. Memperhatikan kerja alamiah otak si pembelajar dalam proses


pembelajaran.

3. Menciptakan iklim pembelajaran dimana pembelajar dihormati dan


didukung.

4. Menghindari terjadinya pemforsiran terhadap kerja otak.


6
5. Dapat menggunakan berbagai model-model pembelajaran dalam
mengaplikasikan teori ini. Dianjurkan untuk memvariasikan model-model
pembelajaran tersebut, supaya potensi pebelajar dapat dibangunkan.
Kelemahan-kelemahannya adalah sebagai berikut:

1. Tenaga kependidikan di Indonesia belum sepenuhnya mengetahui tentang


teori ini (masih baru).

2. Memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk dapat memahami


(mempelajari) bagaimana otak kita bekerja.

3. Memerlukan biaya yang tidak sedikit dalam menciptakan lingkungan


pembelajaran yang baik bagi otak.

4. Memerlukan fasilitas yang memadai dalam mendukung praktek


pembelajaran teori ini.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Neuroscience adalah teori belajar yang menekankan pada kinerja otak
yaitu tentang bagaimana keseluruhan proses berfikir, proses berfikir juga
mencakup hal yang luas dari proses berpikir tersebut menghasilkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku maupun tindakan.
Pembelajaran berbasis kemampuan otak (neuroscience) adalah
pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang di desain alamiah untuk
belajar (apa saja yang baik bagi otak). Meliputi pembelajaran berbasis otak,
berbasis masalah, simulasi and rol palaying, diskusi aktif, pembelajaran yang
grafis, maupun menenai iklim positif.
Keunggulan Teori ini mendukung siswa mencapai apa yang di inginkan
sesuai pada kemampuan kerja otaknya. Siswa dapat memaksimalkan fungsi
kerja otak mereka. Memberikan suatu pemikiran baru tentang bagaimana otak
manusia bekerja. Menciptakan iklim pembelajaran dimana pembelajar
dihormati dan didukung kelemahan nya Sebagian besar pendidikan di
Indonesia lebih menekankan pada aspek kognitif atau intelektualnya saja dan
yang berkembang hanya otak belahan kiri. Tenaga kependidikan di Indonesia
belum sepenuhnya mengetahui tentang teori ini (masih baru). Sehingga
memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk dapat memahami (mempelajari)
teori.

B. Saran
Penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak
ada kesalahan, serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Setiadji, V.  Sutarmo, 2022, otak dan beberapa fungsinya, jakarta, UI publishing


https://serupa.id/neurosains-pengertian-tujuan-pendekatan-multidisiplinernya/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-yogyakarta/pendidikan-
teknologi-kejuruan/teori-belajar-neuroscience/35145548
http://www.surya.ac.id/viewarticle/3/1/375/
Neurosains,_Menelusuri_Misteri_Otak_Manusia

Anda mungkin juga menyukai