DAN SPA
OLEH :
Jaya Rusdiman (21012028)
Nabila ( 20011025)
2
Salon
Pengertian Salon
Salon adalah tempat untuk memperindah dan mempercantik tubuh,
dengan perawatan yang baik dan bersih, maka dengan sendirinya
terbentuk tubuh yang sehat. Kebersihan merupakan latihan menjaga
tubuh agar bersih untuk mencegah infeksi dan penyakit. Dengan
membersihkan tubuh, sel-sel kulit mati dapat dibersihkan, bertujuan
untuk mengurangi kesempatan kuman yang dapat masuk ke dalam
tubuh. Selain itu mampu merubah penampilan kita agar menjadi sesuai
yang kita inginkan bahkan lebih moderen sesuai perubahan zaman.
3
Persyaratan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Salon
Kecantikan
Persyaratan Gedung:
a. Bangunan gedung harus kuat, utuh serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya
penularan penyakit dan kecelakaan.
b. Pembagian ruang yang jelas sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan lalu
lintas orang.
c. Sarana bangunan harus memenuhi syarat kesehatan dan tidak menimbulkan
gangguan bagi tetangga serta tidak terganggu oleh keadaan sekitarnya.
4
Persyaratan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Salon
Kecantikan
Sarana lain :
a) Dinding dalam sebelah rata, berwarna terang serta mudah dibersihkan
b) Langit- langit, berwarna terang, mudah dibersihkan, tinggi dari lantai minimal ± 2,5 meter.
c) Lantai, kedap air, rata, tidak licin, serta mudah dibersihkan.
d) Atap, terbuat dari bahan yang kuat, tidak bocor dan tidak terdapat sudut mati agar dapat
mencegah bersarang/berkembang biaknya serangga dan tikus.
e) Ventilasi, dapat menjamin peredaran udara dengan baik, ventilasi permanen (lubang angin,
kisi-kisi) minimal 10% x luas lantai. Luas lubang ventilasi tidak permanen (pintu dan jendela)
minimal !0 % luas lantai.
f) Pencahayaan, cukup, tidak menyilaukan dan intensitasnya sesuai dengan kebutuhan, khusus
untuk ruang kerja intensitasnya minimal 150 lux.
5
Persyaratan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Salon
Kecantikan
6
Persyaratan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Salon
Kecantikan
Kelengkapan lain :
a) Kelengkapan peralatan alat- alat kecantikan dan bahan kosmetika
harus yang terdaftar pada Departemen kesehatan kecuali yang
diproduksi dan digunakan untuk kalangan sendiri.
b) Kelengkapan surat-surat yang mendukung, diantaranya : surat izin
usaha, surat keterangan berbadan sehat bagi semua tenaga kerja
di salon, dan lain-lain.
7
KLASIFIKASI SALON
8
KLASIFIKASI SALON
9
Penyakit Akibat Kerja Pada Salon
a. Penyakit saluran pernafasan akibat debu, kapas, bahan kimia dari obat
kecantikan, misalnya; hair spray, dan lain-lain
b. Asma akibat dari sensitivitas zat perangsang dari zat kimia bahan
kecantikan (terutama yang disemprotkan).
c. Penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur misalnya
Hepatitis C, Aids dll.
d. Dermatitis kontak. Penyakit ini bisa timbul pada pekerja terutama pada
penata rambut. Dermatitis kontak pada tangan merupakan hal utama yang
diperhatikan pada penyakit akibat kerja untuk penata rambut.
10
Pengertian SPA
SPA berasal dari nama desa kecil Spau di Leige, bagian Selatan Belgia, yang
sumber-sumber airnya berkhasiat menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kebugaran serta gangguan kesehatan. Istilah SPA dikenal sebagai singkatan
dalam bahasa Latin yakni "Salus Per Aquam" atau "Sanitas Per Aquam" yang
artinya "kesehatan melalui air". Di Indonesia, istilah SPA diperkenalkan dengan
Sehat Pakai Air. Penggunaan air di dunia kesehatan konvensional dikenal dengan
istilah hidroterapi medik. Kesehatan tradisional menggunakan istilah hidroterapi
atau hidropati untuk pemanfaatan air bagi kesehatan. Hidroterapi ditujukan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan dan kebugaran. 11
Pengertian SPA
○ Pelayanan Kesehatan SPA terdiri atas:
○a. Pelayanan Kesehatan SPA tradisional; dan
○b. Pelayanan Kesehatan SPA medis (medical SPA)
○Berdasarkan manfaat pelayanan kesehatannya, Griya SPA diklasifikasikan menjadi:
○a. griya SPA tirta I
○b. griya SPA tirta II
○c. griya SPA tirta III
12
Pentingnya
Sanitasi SPA
Sanitasi SPA
○Penting bagi setiap SPA untuk menjaga kebersihan dan lingkungan yang
sehat, karena SPA menawarkan layanan dimana peralatan dapat dengan mudah
menularkan bakteri dan virus kepada klien dan karyawan.
○Dari virus seperti Covid-19, HIV, hepatitis B dan C, herpes, dan flu hingga
jamur seperti jamur kaki dan kuku, dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
kulit, ada begitu banyak alasan mengapa sanitasi di SPA adalah yang paling
penting. Patogen dapat menyebar melalui kontak langsung dari orang ke orang,
selaput lendir di mata dan mulut, dan menyebar melalui kulit. Terlebih lagi,
kontaminasi silang dengan cepat menyebarkan kuman ke benda lain dan
14
permukaan di SPA.
“ 1.Sarana Sanitasi SPA
15
Sarana Sanitasi SPA
Ventilasi
Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam
kamar/ruang dengan baik (adanya pertukaran udara lebih
besar atau sama dengan 12 kali/jam). Luas ventilasi
alamiah minimum 15% dari luas lantai ruangan.
Bila ventilasi alami tidak memungkinkan dapat dibantu
dengan ventilasi mekanik (Air Conditioner, kipas angin,
exhause fan).
16
lanjutan
Pencahayaan
17
LANJUTAN
Toilet/kamar mandi/jamban:
1) Toilet/kamar mandi laki-laki dan perempuan terpisah.
2) Tersedia sarana sanitasi (toilet) yang dilengkapi tempat cuci tangan dan sabun
dengan jumlah yang sesuai dan memenuhi syarat-syarat kesehatan.
3) Harus selalu tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan,
sabun cair, handuk bersih dan tissue.
4) Lantai kamar mandi/jamban kuat, permukaan rata, kedap air, tidak licin dan
mudah dibersihkan. Kemiringan yang cukup (2-3°C) ke arah saluran
pembuangan air limbah.
18
Lanjutan
“
Index jentik nyamuk tidak melebihi dari 5%.
Untuk kenyamanan suhu ruangan sebaiknya
berkisar antara 22- 250°dan kelembaban berkisar
antara 40 – 70 %.
Tingkat kebisingan tidak melebihi dari 85 dB.
19
Sanitasi SPA (Air bersih)
1. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air SPA diatur pada
Permenkes nomor 32 tahun 2017 mengenai Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum yang
meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia. Beberapa parameter Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air SPA berbeda berdasarkan
jenis SPA (indoor atau outdoor), menggunakan air alam atau air yang diolah,
dan bahan disinfektan yang digunakan dalam penyehatan air SPA.
Parameter fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk
media air SPA terdiri dari parameter bau, kekeruhan, suhu, dan kejernihan.
Untuk SPA yang menggunakan bahan disinfektan bromine, kisaran standar
baku mutu pHnya berbeda dengan SPA yang menggunakan khlorin sebagai
disinfektan. 20
Lanjutan
Paramater biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk media air SPA meliputi Escherichia coli, Heterotropic
Plate Count (HPC), Pseudomonas aeruginosa, dan Legionella spp.