Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN MINI RISET

ANALISIS KESEHATAN LINGKUNGAN


GAMBARAN HYGIENE DAN SANITASI SALON ATAU PANGKAS DI KOTA MEDAN
PROVINSI SUMATERA UTARA

Dosen Pengampu : Syafran Arrazy, SKM, MKM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

Citra Cahyati Nsution (0801172203)

Feby Harianti Br.Ginting (0801172148)

Fikha Syra Utami (0801172225)

Niah Diah Sunarto (0801172238)

Ridha Roihan Lubis (0801172194)

Rima Anjalia Syuhada (0801172174)

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Salon adalah suatu usaha jasa perawatan kecantikan biasa tanpa menggunakan
alat medis pada suatu tempat tertentu dilengkapi dengan fasilitas untuk menunjang
kegiatan usaha (Peraturan Walikota Medan No.29 Tahun 2014 Tentang Tanda Daftar
Usaha Pariwisata).1 Salon kecantikan adalah fasilitas pelayanan untuk memperbaiki
penampilan melalui tata rias dan pemeliharaan kecantikan kulit dan rambut dengan
menggunakan kosmetik secara manual, preparatif, aparatif dan dekoratif, yang dilakukan
oleh ahli kecantikan sesuai kompetisi yang dimiliki (Peraturan Direktur Jenderal Bina
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011). 2
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 fungsi utama salon adalah sebagai tempat menyedakan
jasa dan layanan yang berhubungan dengan mempercantik fisik dan sekaligus melakukan
perawatan tubuh. Adapun tujuan salon yaitu
1. Memberikan penampilan baru bagi klien yang ingin mengubah penampilan.3
2. Mengembalikan keseimbangan tubuh dengan melakukan perawatan
kecantikan.
3. Tempat untuk mempercantik penampilan, karena dengan mempercantik
penampilan dapat membuat seseorang merasa semakin percaya diri.

1
Peraturan Walikota Medan Nomor 29 Tahun 2014. Tentang Tanda Daftar Usaha Pariwisata. Walikota Medan.
Medan.
2
Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011. Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta.
3
ibid
Selanjutnya tipe-tipe salon antara lain : Hair salon, Beauty salon, Salon dan day
spa, Barber shop, Nail salon, Bridal salon dan Tanning salon.4
Dalam mini riset yang penulis lakukan tipe salon yang dijadikan objek mini riset
antara lain :
a. Salon dan day spa
Salon dan day spa memiliki banyak kesamaan dengan beauty salon karena
terdapat segala jenis perawatan kecantikan seperti perawatan kulit tubuh,
perawatan kuku tangan dan kaki, perawatan muka, pengaplikasian kosmetik,
hair removal. Namun pada salon dan day spa juga memiliki perawatan insentif
dari sebuah spa, seperti reflexy, pemijatan tubuh, dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan relaksasi.
b. Barber shop
Barber shop merupakan salon khusus kaum pria. Tidak hanya memangkas
rambut atau menata rambut pria, namun juga mencukur rambut di muka
seperti kumis dan jenggot. Selain itu sekarang ini banyak barber shop yang
menyediakan produk dan perawatan kesehatan rambut seperti creambath.
c. Bridal salon
Birdal salon khusus menyediakan perlengkapan pengantin, seperti
penataan rambut, tata rias untuk pengantin dan menyediakan gaun dan jas
untuk pengantin serta aksesorisnya.

1.2 Tinjauan Pustaka


1.2.1 Hygiene Sanitasi Penyelenggaraan Salon
1.2.1.1 Fasilitas
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011, persyaratan fasilitas penyelenggaraan salon
kecantikan yaitu:

4
Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011. Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta.
1. Bagunan
a. Umum
 Bangunan yang bersih serta dapat mencegah kemungkinan
terjadinya penularan penyakit dan atau kecelakaan.
 Pembagian ruangan yang jelas sesuai dengan fungsinya.
 Bangunan tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan dan tidak terganggu oleh keadaan di sekitarnya.
b. Khusus
 Lantai kedap air, rata, tidak licin serta mudah dibersihkan.
 Dinding atau penyekat sebelah dalam rata, berwarna terang,
serta mudah dibersihkan.
 Langit-Langit berwarna terang, mudah dibersihkan dengan
tinggi dari lantai minimal 2,5 meter.5
 Atap kuat dan tidak bocor.
 Ventilasi dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan
baik atau luas ventilasi minimal 5% dari luas lantai. Bila
ruangan dilengkapi dengan fasilitas AC, ventilasi tidak
diperlukan.
 Pencahayaan, Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus
cukup. Ruang kerja intensitas minimal 150 lux. Tidak
menimbulkan kesilauan.
 Pencegahan Terhadap Serangga dan Tikus, Ventilasi
dilengkapi dengan kawat kasa nyamuk. Lubang SPAL di
kamar mandi. WC dipasang jeruji besi berjarak 1 cm antara
satu dengan yang lain. Bila menggunakan lemari maka
raknya minimal jaraknya dengan lantai 15 cm.

5
Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011. Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta.
 Bak Penampungan Air dibersihkan secara berkala satu
minggu sekali dan dilengkapi dengan tutup,6
 Saluran Pembuangan Limbah kedap air, dapat mengalir
dengan lancar (kemiringan saluran 2-3%).
 Tersedia air bersih yang memenuhi syarat fisik, kimia,
bakteriologis. Kuantitasnya mencukupi kebutuhan.
 Tempat Sampah terbuat dari bahan yang kuat, cukup
ringan, kedap air, tahan karat dan permukaan dalam rata
dan diberi tutup. Dilengkapi penutup yang mudah dibuka
dan ditutup tanpa mengotori tangan. Jumlah dan volume
sampah disesuaikan dengan produk sampah yang
dihasilkan.
 Tersedia kamar mandi dan jamban yang bersih untuk
pengunjung.
 Tersedia Sarana Pemadam Kebakaran dan Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
1.2.1.2 Karyawan
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011, hal yang perlu pada karyawan adalah:
a. Karyawan harus berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat
keterangan sehat dari dokter.
b. Memiliki ijazah nasional dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan sesuai kriteria salon.
c. Memahami dan menerapkan etika profesi sebagai karyawan salon.7
d. Memakai pakaian kerja yang bersih, rapi dan utuh. Hygiene
perorangan adalah suatu ilmu pengetahuan tentang usaha-usaha
kesehatan perorangan untuk dapat melindungi, memelihara kesehatan
diri sendiri serta memperbaiki dan mempertinggi nilai kesehatan dan

6
Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011. Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta.
7
ibid
mencegah timbulnya penyakit. Tindakan hygiene personal pada usaha
salon adalah bertujuan untuk (Prihantina & Indaryani, 2013):
 Meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.
 Memelihara kebersihan seseorang.
 Memperbaikipersonalhygiene yang kurang.
 Mencegah penyakit.
 Membudayakan personal hygiene pada karyawan usaha salon.
Syarat kesehatan yang harus dimiliki para karyawan dan para pegawai
salon (perias dan pembantu-pembantunya, pemangkas rambut, dan lain-lain)
dari sedikitnya jumlah karyawannya dari besar kecilnya perusahaan tersebut,
adalah sebagai berikut (Prihantina & Indaryani, 2013).8

a. Bebas dari penyakit menular umumnya dan penyakit kulit pada khusus
nya. Petugas yang memiliki penyakit menular dilarang bekerja di
tempat tersebut.
b. Setiap karyawan harus memeriksakan diri secara berkala atau
sedikitnya satu kali setahun.
c. Mempunyai perilaku yang baik, antara lain waktu bekerja tidak
merokok, tidak meludah di sembarang tempat, tidak mengorek-ngorek
lubang telinga dan telinga, selalu memakai pakaian kerja yang bersih
dan rapi. Kesehatan pribadi pada karyawan salon perlu diperhatikan,
karena hal ini selain penting untuk dirinya sendiri juga penting untuk
pelanggan dan keberlangsungan usaha.Syarat utama bagi seorang
pegawai di sebuah salon adalah memiliki kesehatan yang baik. saluran
pernapasan.

8
Prihatina & Indaryani. 2013. Sanitasi dan Hygiene Kecantikan 1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Depok.
Ada beberapa hal yang harus dikembangkan dan harus dijaga oleh para
pegawai salon kecantikan, antara lain secara jasmaniah adalah (Prihantina &
Indaryani, 2013):

 Pemeliharaan Tubuh
 Pemeliharaan Pakaian yang Digunakan9
1.2.1.3 Peralatan
Sanitasi peralatan salon adalah tidakan pembersihan, sterilisasi alat yang
digunakan di salon untuk pelayanan berbagai jasa perawatan kecantikan.
Tujuan sanitasi peralatan adalah untuk menjaga kondisi alat agar tetap steril,
tidak terkontaminasi udara pada saat penyimpanan, membersihkan dari
berbagai kotoran atau sisa kotoran agar mikroba tidak berkembang, dan
mengkondisikan suhu ruangan dalam penyimpanan agar terhindar dari karat
(Prihatina &Indaryani, 2013).
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
No.HK.01.01/BI.4/4051/2011, alat-alat yang digunakan untuk tindakan
terhadap kulit dan atau rambut harus memenuhi persyaratan yaitu:
a. Jelas mempunyai daya guna.
b. Tidak menimbulkan bahaya, baik dalam waktu dekat maupun dalam
waktu lama.
c. Sudah teregistrasi di institusi terkait.
d. Peralatan harus dijaga kebersihanya. Peralatan yang dapat dicuci,
harus dicuci dengan sabun, air bersih dan desinfektan setelah setiap
kali habis digunakan.10
1.2.1.4 Kosmetik
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan,
dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan,
dipergunakan pada wajah atau anggota tubuh dengan tujuan memelihara,

9
Prihatina & Indaryani. 2013. Sanitasi dan Hygiene Kecantikan 1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Depok.
10
Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011. Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta.
menambah daya tarik, atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat
(Prihantina & Indaryani, 2013).11
Kosmetik yang digunakan harus terdaftar pada Departemen Kesehatan
kecuali yang diproduksi dan digunakan untuk kalangan sendiri dibawah
pengawasan seorang apoteker. Penerapansanitasi kosmetik lebih pada
pengetahuan tentang masa kadaluarsa, bahan yang terkandung dalam
kosmetik, teknik pemakaian dan penyimpanannya berdasarkan wujud
kosmetik. Tujuan Sanitasi Kosmetik adalah:
a. Untuk merawat sediaan kosmetika agar tetap steril, terjaga kualitasnya
dan tidak terkontaminasi jamur atau bakteri.
b. Untuk menjaga agar tidak menimbulkan alergi pada kulit wajah atau
rambut yang dikenai kosmetika.12

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hygiene dan sanitasi salon dan pangkas di Kota Medan?

2. Bagaimana karakteristik karyawan salon dan pangkas di Kota Medan?

3. Bagaimana penilaian pengunjung terhadap salon dan pangkas di Kota Medan?

11
Prihatina & Indaryani. 2013. Sanitasi dan Hygiene Kecantikan 1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Depok.
12
Mariana, R. 2003. Hygiene Sanitasi dan K3 Pada Salon Kecantikan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran hygiene dan sanitasi di
beberapa usaha salon yang menjadi sampel penelitian di Kec. Medan Timur.

2.1.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui keadaan sanitasi bangunan salon yang menjadi sampel penelitian.
2. Mengetahui sanitasi fasilitas salon (sanitasi penyediaan air limbah, sanitasi
jamban dan kamar mandi, serta sanitasi pembuangan sampah.
3. Mengetahui sanitasi peralatan salon.
4. Mengetahui sanitasi kosmetika salon.
5. Mengetahui personal hygiene karyawan salon.
6. Ketersediaan sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
7. Mengetahui penilian pengunjung salon tentang sanitasi dan hygiene di salon.

2.2 Manfaat
1. Penelitian ini merupakan salah satu ilmu yang dapat diperoleh peneliti, juga sebagai
informasi kepada masyarakat luas mengenai hygiene sanitasi salon di beberapa
sampel yang telah ditetapkan oleh peneliti.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi usaha salon.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya.
BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Metode
Jenis penelitian yang dilakukan adalah survei deskriptif. Survei ini dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan hygiene sanitasi salon di
Kec. Medan Timur Tahun 2019. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive
sampling. Salon yang menjadi sampel pada penelitian ini diobservasi hygiene dan
sanitasi lokasi salon, lingkungan salon, bangunan salon, sarana sanitasi salon (air
bersih, air limbah, jamban dan kamar mandi), pengendalian vektor, personal hygiene
karyawan, sanitasi peralatan salon, sanitasi kosmetika salon.
Penelitian hygiene dan sanitasi salon dilakukan pada beberapa salon dari 6 salon
di Kota Medan serta waktu penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 8 Juli 2019.
Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah:
1. Karena usaha salon berada pada lokasi yang strategis pada area
mahasiswa, pemukiman warga serta mudah diakses dari ruas beberapa
jalan kota Medan menyebabkan daerah Kec. Medan Timur menjadi lokasi
yang strategis untuk membuka usaha salon.
2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang hygiene sanitasi usaha salon di
Kelurahan padang Bulan.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah pertama data primer dengan
melakukan observasi. Data primer yang digunakann penulis diperoleh berdasarkan
pengamatan langsung (observasi) terhadap hygiene sanitasi usaha salon. Agar observasi
terarah dan memperoleh data yang benar-benar diperlukan, peneliti menggunakan lembar
quisioner. Pengamatan terhadap sanitasi bangunan salon, pengamatan terhadap
penyediaan sarana sanitasi yaitu sarana sanitasi penyediaan air bersih, sarana sanitasi
pembuangan sampah, sarana sanitasipembuangan limbah, sarana sanitasi jamban dan
kamar mandi.

Pengamatan terhadap sanitasi peralatan salon, sanitasi kosmetika salon,


pengendalian vektor, dan personal hygiene karyawan. Kemudian peneliti juga melakukan
wawancara dengan menggunakan kuisioner kepada karyawan. Kedua data sekunder, Data
sekunder yang digunakan penulis berasal dari refrensi seperti buku, jurnal, dan hasil
penelitian yang berkaitan, serta Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak No.HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon
Kecantikan di Bidang Kesehatan.
BAB IV

HASIL OBSERVASI

4.1 Hygiene dan Sanitasi Salon


Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hygiene dan
sanitasi salon kecantikan di Kota Medan, disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
4.1.1 Bagunan Salon
Kondisi sanitasi bangunan salon di Kota Medan Tahun 2019 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Kondisi Sanitasi Bangunan Salon Kecantikan di Kota Medan
Tahun 2019

Objek Pengamatan Nilai


Ya %
1. Lokasi
a. Terhindar dari pencemaran 9 90%
lingkungan
b. Tidak terletak di daerah banjir 10 100%
2. Lingkungan/Halama
a. Bersih 8 80%
b. Tidak terdapat genangan air 10 100%
3. Lantai
a. Bersih 9 90%
b. Kuat, kedap air, permukaan 10 100%
rata
c. Tidak licin 10 100%
4. Dinding
a. Bersih 8 80%
b. Permukaan yang selalu 10 100%
kontak dengan air kedap air
c. Berwarna terang 8 80%

5. Atap
a. Tidak bocor/kuat 10 100%
b. Tidak memungkinkan 10 100%
terjadinya genangan air
6. Langit Langit
a. Tinngi dari lantai minimal 2,5 10 100%
meter
b. Kuat 9 90%
c. Berwarna terang 9 90%
7. Pintu
a. Kuat 8 80%
b. Dapat mencegah masuknya 8 80%
serangga dan tikus
8. Pagar
a. Terpelihara 8 80%
b. Kuat 8 80%
9. Pencahayaan
a. Cukup terang (min 100 lux) 9 90%
10. Ventilasi
a. Terdapat perlengkapan untuk 0 0%
mengatur sirkulasi udara
b. Kondisi udara ruang terasa 9 90%
nyaman

a. Lokasi
Lokasi salon kecantikan terhindar dari pencemaran lingkungan dengan
nilai 9 (90%). Lokasi salon kecantikan tidak terletak di daerah banjir dengan
nilai 10 (100%). Sehingga dapat di simpulkan bahwa lokasi salon di Kota
Medan terhindar dari pencemaran lingkungan dan tidak terletak di daerah
banjir.
b. Lingkungan/Halaman
Lingkungan salon kecantikan bersih dengan nilai 8 (80%). Lingkungan
salon kecantikan tidak terdapat genangan air dengan nilai 10 (100%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan salon di Kota Medan bersih
dan tidak terdapat genangan air.
c. Lantai
Lantai salon kecantikan bersih dengan nilai 9 (90%) lantai salon
kecantikan kuat, kedap air, permukaan rata, dan tidak licin dengan nilai 10
(100%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa lantai salon di Kota Medan
bersih, kuat, kedap air, permukaan rata dan tidak licin
d. Dinding
Dinding salon kecantikan bersih dengan nilai 9 (90%). Permukaan dinding
salon kecantikan yang selalu kontak dengan air kedap air dengan nilai 10
(100%). Dinding salon kecantikan berwarna terang dengan nilai 8 (80%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinding salon atau pangkas di Kota
Medan bersih, permukaan yang selalu kontak dengan air kedap air, dan
berwarna terang.
e. Atap
Atap salon kecantikan tidak bocor atau kuat dengan nilai 10 (100%). Atap
salon kecantikan tidak memungkinkan terjadinya genangan air dengan nilai 10
(100%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa atap salon dan pangkas di Kota
Medan tidak bocor atau kuat dan tidak memungkinkan terjadinya genangan
air.
f. Langit-langit
Tinggi langit-langit salon kecantikan dari lantai minimal 2,5 meter dan
kuat dengan nilai 10 salon (100%). Langit-langit salon kecantikan berwarna
terang dengan nilai 10 (100%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa langit-
langit salon dan pangkas di Kota Medan tinggi dari lantai 2,5 meter, kuat dan
berwarna terang.
g. Pintu
Pintu salon kecantikan kuat dan dapat mencegah masuknya serangga dan
tikus dengan nilai 8 (80%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pintu salon
dan pangkas di Kota Medan kuat dan dapat mencegah serangga dan tikus
h. Pagar
Pagar salon kecantikan terpelihara dan kuat dengan nilai 8 (80%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pagar salon dan pangkas di Kota Medan
terpelihara dan kuat.
i. Pencahayaan
Pencahayaan salon kecantikan cukup terang minimal 100 lux dengan nilai
9 (90%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pencahayaan salon dan pangkas
di Kota Medan cukup terang.
j. Ventilasi
Terdapat perlengkapan salon kecantikan untuk mengatur sirkulasi udara
dengan nilai 0 (0%). Kondisi udara ruang salon kecantikan terasa nyaman
dengan nilai 9 (90%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa salon dan pangkas
di Kota Medan tidak memiliki perlengkapan salon untuk mengatur sirkulasi
udara tetapi udara ruang salon dan pangkas terasa nyaman.

4.1.2 Penyediaan Air Bersih Salon


Kondisi sanitasi penyediaan air bersih salon kecantikan, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 1.2 Kondisi Sanitasi Penyediaan Air Bersih Salon Kecantikan di Kota
Medan Tahun 2019
Nilai
Penyediaan Air Bersih Ya %
a. Tersedia dengan jumlah yang cukup 10 100%
b. Memenuhi persyaratan fisik 10 100%

Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa penyediaan air bersih salon


kecantikan tersedia dengan jumlah yang cukup dengan nilai 10 (100%). Air bersih
salon kecantikan memenuhi persyaratan fisik dengan nilai 10 (100%). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa penyediaan air bersih salon dan pangkas di Kota Medan
tersedia dengan jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan fisik.

4.1.3 Pembuangan Air Limbah Salon


Kondisi sanitasi pembuangan air limbah pada salon kecantikan di Kota
Medan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.3 Kondisi Sanitasi Pembuangan Air Limbah Salon Kecantikan di Kota
Medan Tahun 2019.

Nilai
Pembuangan Air Limbah Ya %
a. Air limbah mengalir dengan lancer 10 100%
b. Saluran air limbah kedap air dan sistem 9 90%
tertutup

Berdasarkan tabel 1.3 diatas diketahui sanitasi pembuangan air limbah


salon kecantikan air limbah mengalir dengan lancar dengan nilai 10 (100%).
Saluran pembuangan air limbah salon kecantikan kedap air dan sistem tertutup
dengan nilai 9 (90%). Sehingga dapat di simpulkan bahwa pembuangan air
limbah di salon dan pangkas Kota Medan mengalir dengan lancer dan saluran air
limbah kedap air dan sistem tertutup.

4.1.4 Jamban dan Kamar Mandi Salon


Kondisi sanitasi jamban dan kamar mandi salon kecantikan di Kota
Medan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.4 Kondisi Sanitasi Jamban dan Kamar Mandi Salon Kecantikan di
Kota Medan Tahun 2019.
Nilai
Jamban dan Kamar Mandi Ya %
a. Bersih dan tidak bau 10 100%
b. Lantai kedap air miring ke saluran pembuangan 8 80%

Berdasarkan tabel 1.4 diketahui bahwa jamban dan kamar mandi salon
kecantikan bersih dan tidak bau dengan nilai 10 (100%). Lantai kamar mandi
salon kecantikan kedap air miring ke saluran pembuangan dengan nilai 8 (80%).
sehingga dapat disimpulkan bahwa jamban dan kamar mandi salon dan pangkas
di Kota Medan bersih dan tidak bau serta kedap air miring ke saluran
pembuangan.

4.1.5 Pembuangan Sampah Salon


Kondisi pembuangan sampah salon kecantikan di Kota Medan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.5 Kondisi Sanitasi Pembuangan Sampah Salon Kecantikan di Kota
Medan Tahun 2019.

Nilai
Pembuangan Sampah Ya %
a. Tersedia dengan jumlah yang cukup 10 100%
b. Tempat sampah terbuat dari bahan yang 6 60%
kuat, kedap air, dan penutup

Berdasarkan tabel 1.5 diketahui bahwa tempat pembuangan sampah salon


kecantikan tersedia dengan jumlah yang cukup dengan nilai 10 (100%). Tempat
sampah salon kecantikan terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, dan dengan
penutup dengan nilai 6 (60%). Sehingga dapat di simpulkan bahwa pembuangan
sampah pada salon dan pangkas di Kota Medan tersedia dengan jumlah yang
cukup tetapi tidak semua salon memiliki tempat sampah yang terbuat dari bahan
yang kuat, kedap air, dan penutup.
4.1.6 Peralatan Salon
Kondisi sanitasi peralatan salon kecantikan di Kota Medan, dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.6 Kondisi Sanitasi Peralatan Salon Kecantikan di Kota Medan
Tahun 2019.

Nilai
Peralatan Salon Ya %
1. Alat yang berhubungan dengan kulit
a. Sisir selalu dalam keadaan bersih dan baik 10 100%
b. Gunting selalu dalam keadaan bersih dan 10 100%
baik
c. Mesin selalu dalam keadaan bersih 10 100%
d. Tempat bedak dan sabun selalu dalam 10 100%
keadaan bersih dan baik
2. Handuk
a. Bersih 10 100%
b. Tersedia dalam jumlah yang cukup 10 100%
3. Kain penutup
a. Bersih 10 100%
b. Berwarna putih/terang 10 100%
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup 10 100%
4. Bahan-bahan Pisau, gunting dan lain-lain 0 0%
didesinfeksi dengan larutan kimia atau air
panas

Berdasarkan tabel 1.6 di atas diketahui bahwa:

a. Alat yang berhubungan dengan kulit


Sisir, gunting, mesin, tempat bedak, dan sabun salon kecantikan yang
berhubungan dengan dengan kulit selalu dalam keadaan baik dan bersih
dengan nilai 10 (100%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat yang
berhubungan dengan kulit seperti sisir, gunting, mesin pada salon dan pangkas
di Kota Medan dalam keadaan baik dan bersih.
b. Handuk
Handuk salon kecantikan bersih dengan nilai 10 (100%). Handuk salon
kecantikan tersedia dalam jumlah yang cukup dengan nilai 10 (100%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa handuk salon dan pangkas di Kota Medan
bersih dan tersedia dalam jumlah yang cukup.
c. Kain Penutup
Kain penutup salon kecantikan bersih dengan nilai 10 (100%). Kain
penutup salon kecantikan berwarna putih atau terang dengan nilai 10 (100%).
Kain penutup salon kecantikan tersedia dalam jumlah yang cukup dengan nilai
10 (100%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kain penutup salon dan
pangkas di Kota Medan bersih, berwana putih/terang dan tersedia dengan
jumlah yang cukup.
d. Bahan-bahan salon kecantikan seperti pisau, gunting, sisir didesinfeksi
dengan larutan kimia atau air panas dengan nilai 0 (0%). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa bahan-bahan salon dan pangkas di Kota Medan tidak
didesinfeksi dengan larutan kimia.

4.1.7 Kosmetik Salon


Kondisi Sanitasi kosmetika pada salon kecantikan di Kota Medan,
diketahui bahwa kosmetik atau wangi-wangian diperoleh dari sumber yang
dipercaya dengan nilai 10 (100%).
4.1.8 Karyawan Salon
Kondisi karyawan salon kecantikan di Kota Medan, dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 1.7 Kondisi Karyawan Salon Kecantikan di Kota Medan Tahun 2019.

Nilai
Karyawan Salon Ya %
a. Karyawan dalam keadaan sehat 10 100%
b. Dilengkapi pakaian kerja 2 20%

Berdasarkan tabel 1.7 diketahui bahwa karyawan salon kecantikan di Kota


Medan dalam keadaan sehat dengan nilai 10 (100%). Karyawan salon kecantikan
di Kota Medan dilengkapi dengan pakaian kerja dengan nilai 2 (20%). Sehingga
dapat di simpulkan bahwa karyawan salon dan pangkas di Kota Medan
seluruhnya dalam keadaan sehat. Hanya satu salon dari enam salon yang memiliki
pakaian kerja.

4.1.9 Kotak P3K Salon


Kondisi kotak P3K pada salon kecantikan di Kota Medan, diketahui
bahwa kotak P3K salon kecantikan tersedia minimal 1 kotak P3K yang berisi
obat-obatan sederhana dengan nilain 6 (60%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak semua salon dan pangkas di Kota Medan yang memiliki kotak P3K dari
enam salon hanya 4 salon saja yang memiliki kotak P3K.

4.2 Karakteristik Karyawan


Peneliti melakukan observasi terhadap usaha salon di Kota Medan, kemudian
peneliti juga menyebarkan kuisioner kepada karyawan pada usaha salon di Kota Medan
untuk mengetahui perilaku pekerja tentang hygiene dan sanitasi pada salon di Kota
Medan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada 10 responden pada usaha
salon di Kota Medan, diketahui karakteristik responden pada usaha salon di Kota Medan
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Table 1.8 Karakteristik Petugas Salon di Kota Medan tahun 2019
No Komponen Penilaian Jumlah
1 Mencuci tangan pakai sabun sebelum melakukan 5 orang
pelayanan kepada pelanggan
2 Mencuci tangan pakai sabun sesudah melakukan 10 orang
pelayanan kepada pelanggan
3 Menggunakan masker ketika melakukan perawatan 8 orang
kepaa pelanggan
4 Melakukan perawatan dengan menggunakan kosmetik 0
selalu menggunakan sarung tangan
5 Setiap selesai menggunakan kosmetik ditutup kembali 5 orang
6 Selalu memakai pakain kerja yang bersih dan rapi saat 10 orang
bekerja
7 Kain penutup badan digunakan satu kali pemakaian 0
terhadap setiap pelanggan
8 Kain penutup badan setiap hari dicuci setelah selesai 0
digunakan
9 Alat-alat salon seperti gunting, pisau cukur, dibersihkan 7 orang
setiap kali pemakaian
10 Ruangan salon dibersihkan setiap hari 10 orang
11 Di salon terdapat petugas kusus untuk mengelola 0
sampah
12 Sampah yang telah dikumoul selalu dibuang minimal 10 orang
sehari sekali
13 Peralatan seperti handuk digunakan untuk satu kali 10 orang
pemakaian terhadap setiap pelanggan
14 Handuk dicuci kembali menggunakan sabun cuci setelah 10 orang
digunakan
15 Jamban dan kamar mandi dibersihkan setiap hari 3 orang

Berdasarkan tabel 1.8 di atas diketahui bahwa 5 orang (50%) selalu mencuci
tangan pakai sabun sebelum melakukan pelayanan kepada pelanggan. sedangkan 5 orang
(50%) tidak selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum melakukan pelayanan kepada
pelanggan. 10 orang (100%) selalu mencuci tangan pakai sabun sesudah melakukan
pelayanan kepada pelanggan. 8 orang (80%) selalu menggunakan masker ketika
melakukan perawatan kepada pelanggan sedangkan 2 orang (20%) tidak selalu
menggunakan masker ketika melakukan perawatan kepada pelanggan.

Karyawan seluruhnya (100%) setiap melakukan perawatan dengan kosmetik tidak


selalu menggunakan sarung tangan. 5 orang (50%) setiap selesai menggunakan kosmetik
ditutup kembali sedangkan 1 orang (10%) setiap selesai menggunkan kosmetik tidak
ditutup kembali sisanya tidak melakukan perawatan dengan kosmetik. 10 orang (100%)
selalu memakai pakaian kerja yang bersih dan rapi saat bekerja. 10 orang (1000%) kain
penutup badan tidak digunakan satu kali pemakaian terhadap setiap pelanggan. 10 orang
(100%) kain penutup badan tidak dicuci setiap hari setelah selesai digunakan.

7 orang (70%) alat salon seperti gunting, pisau cukur dibersihkan setiap kali
pemakaian sedangkan 3 orang (30%) alat salon tidak diberihkan setiap kali pemakaian.
10 orang (100%) ruangan salon kecantikan dibersihkan setiap hari. Seluruh petugas salon
(100%) mengatakan tidak terdapat petugas khusus untuk mengelola sampah. 10 orang
(100%) sampah yang telah terkumpul selalu dibuang minimal sehari sekali. 10 orang
(100%) alat seperti handuk digunakan untuk satu kali pemakaian terhadap setiap
pelanggan. 10 orang (100%) handuk setelah digunakan kemudian dicuci kembali
menggunakan sabun cuci. 3 orang (30%) jamban dan kamar mandi dibersihkan setiap
hari sedangkan 7 orang (70%) tidak memberihkannya setiap hari.
4.3 Penilai Pengunjung
Pada penelitian ini peneliti juga memberikan kuesioner kepada pengunjung salon
untuk mengetahui bagaimana respon dari pengunjung terhadap salon yang dikunjunginya.
Berikut hasil penilai dari 20 pengunjung pada 6 salon/pangkas di Kota Medan.
Grafik 1.1 Penilaian pengunjung terhadap salon dan pangkas di Kota Medan

Hasil Responden Pengunjung


70
60
50
40
30
20
10
0
Ully Salon Pangkas Babershop Ratu Salon Fitri Salon Lia Salon
Indah Tampan

Berdasarkan hasil dari grafik 1.1 dapat disimpulkan bahwa dari 6 salon/pangkas
di Kota Medan yang mendapat penilaian paling tinggi adalah Babershop Tampan dengan
nilai 62. Dari hasil penilaian pengunjung mengatakan bahwa pelayanan, fasilitas,
karyawan serta lokasi Babershop Tampan dalam keadaan Baik. di peringkat kedua adalah
Ully salon dengan nilai 57. Dari hasil penilaian pengunjung mengatakan bahwa
pelayanan, fasilitas, karyawan serta lokasi Ully Salon dalam keadaan Baik. Selanjutnya
Ratu Salon dengan nilai 56. Dari hasil penilaian pengunjung mengatakan bahwa
pelayanan, fasilitas, karyawan serta lokasi Ratu Salon dalam keadaan Baik. Selanjutnya,
Pangkas Indah dengan nilai 51. Dari hasil penilaian pengunjung mengatakan bahwa
pelayanan, fasilitas, karyawan serta lokasi Pangkas Indah dalam keadaan Baik. Kelima
adalah Fitri Salon dengan nilai 42. Dari hasil penilaian pengunjung mengatakan bahwa
pelayanan, fasilitas, karyawan serta lokasi Fitri Salon dalam keadaan Cukup Baik.
Terakhir adalah Lia Salon dengan nilai 41. Dari hasil penilaian pengunjung mengatakan
bahwa pelayanan, fasilitas, karyawan serta lokasi Lia Salon dalam keadaan Cukup Baik.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Salon adalah suatu usaha jasa perawatan kecantikan biasa tanpa menggunakan
alat medis pada suatu tempat tertentu dilengkapi dengan fasilitas untuk menunjang
kegiatan usaha (Peraturan Walikota Medan No.29 Tahun 2014 Tentang Tanda Daftar
Usaha Pariwisata). Salon kecantikan adalah fasilitas pelayanan untuk memperbaiki
penampilan melalui tata rias dan pemeliharaan kecantikan kulit dan rambut dengan
menggunakan kosmetik secara manual, preparatif, aparatif dan dekoratif, yang dilakukan
oleh ahli kecantikan sesuai kompetisi yang dimiliki (Peraturan Direktur Jenderal Bina
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011).
Selanjutnya tipe-tipe salon antara lain : Hair salon, Beauty salon, Salon dan day
spa, Barber shop, Nail salon, Bridal salon dan Tanning salon.Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan peneliti terhadap hygiene dan sanitasi salon kecantikan di Kota
Medan, disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan dapat dikatakan kondisi sanitasi
bangunan beberapa sampel salon di Kota Medan Tahun 2019 dapat dikatakan cukup baik.
Hal ini karena nilai objek pengamatan rata-rata memiliki nilai 80%.
Air bersih salon kecantikan memenuhi persyaratan fisik dengan nilai 10 (100%). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penyediaan air bersih salon dan pangkas di Kota Medan tersedia dengan
jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan fisik.

Begitu juga dengan pembuangan limbah salon di beberapa salon yang ada dikota medan.
Peralatan yang digunakan salon juga dalam keadaan yang baik Bahan-bahan salon kecantikan
seperti pisau, gunting, sisir didesinfeksi dengan larutan kimia atau air panas dengan nilai 0 (0%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan salon dan pangkas di Kota Medan tidak
didesinfeksi dengan larutan kimia. Dan untuk kotak P3K disimpulkan bahwa tidak semua salon
dan pangkas di Kota Medan yang memiliki kotak P3K dari enam salon hanya 4 salon saja yang
memiliki kotak P3K. Pada penelitian ini peneliti juga memberikan kuesioner kepada pengunjung
salon untuk mengetahui bagaimana respon dari pengunjung terhadap salon yang dikunjunginya.
Dapat dikatakan bahwa kepuasan pengunjung terhadap beberapa salon yang dijadikan sasaran
penelitian adalah cukup puas (51.5%)
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian beberapa salon di kota Medan, peneliti memberikan saran terhadap
pihak terkait, antara lain :

1. Tidak tersedianya kotak P3K di salon dikarenakan mayoritas pemilik salon menganggap
bahwa kotak P3K tidak terlalu dibutuhkan. Padahal kotak P3K sangat diperlukan di salon, jika
terjadi kecelakaan saat melayani pengunjung pegawai atau pihak salon dapat memberikan
pertolongan pertama sebelum dibawa ke Rumah Sakit.

2. Kepuasaan pengujung seharusnya menjadi nomor satu, tetapi dari penelitian yang dilakukan
persentase kepuasaan pengunjung hanya 51.5%. Seharusnya pegawai salon dan pemilik salon
harus dapat meningkatkan kepuasaan pengunjung. Memberikan pelayanan yang baik dan
fasilitas yang baik pula pastinya dapat menaikkan persentase kepuasan pengunjung.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai