Anda di halaman 1dari 20

REPUBLIKINDONESIA

PEMBANGUNAN DESA YANG SEHAT


DAN MAKMUR
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Jakarta, 28 Februari 2017


1
KONDISI PEMBANGUNAN INDONESIA
“Indonesia sudah merdeka sejak 71 Tahun”
Namun…
1. Persentase Gross Domestic Product
(GDP) Indonesia Tahun 2009-2016 2. Indonesia adalah Kekuatan • 10,49 Juta Jiwa adalah
Ekonomi Terbesar ke-16 di Dunia penduduk miskin;
• 37,2% Balita mengalami
masalah stunting;
• 122 kabupaten merupakan
daerah tertinggal;
• 46% atau 34.479 Desa
adalah Desa Tertinggal.
• Gross Domestic Product (GDP) Indonesia di Dan permasalahan
Quarter ke-2 Tahun 2016 sebesar 5,18%, pembangunan tersebut
menglami kenaikan 0,38% dari Tahun 2015; mayoritas dialami oleh
• Diperkirakan, rata-rata pendapatan perkapita
Kawasan Timur Indonesia
masyarakat Indonesia tahun 2016 mencapai Bahkan pada tahun 2030,
Rp 47,2 Juta per orang atau setara dengan Rp
(KTI) karena faktor
Indonesia diprediksi menjadi
3,9 Juta/bulan (naik dibandingkan tahun 2015 7 Besar Negara Kekuatan kesenjangan antarwilayah
yang hanya sebesar Rp 3,7 Juta/bulan). Ekonomi Dunia
3
KESENJANGAN PEMBANGUNAN ANTARWILAYAH
(KONSENTRASI AKTIVITAS EKONOMI SELAMA 35 TAHUN HANYA DI PULAU JAWA DAN SUMATERA)
• Konsentrasi aktivitas ekonomi di Pulau Pembentukan PDB Nasional Tahun 1978-2013 (persen)
Jawa dan Sumatera melahirkan fokus
PULAU 1978 1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013
pembangunan yang hanya berkutat di
Pulau Jawa dan Sumatra (Jawa dan Sumatera 27,6 28,7 24,9 22,8 22,0 22,4 22,9 23,8
Sumatra centric) sejak 35 tahun yang Jawa 50,6 53,8 57,4 58,6 58,0 60,0 57,9 58,0
lalu; Kalimantan 10,2 8,7 8,9 9,2 9,9 8,9 10,4 8,7
• Pada Tahun 2016, kontribusi
pembentukan PDB Nasional masih Sulawesi 5,5 4,2 4,1 4,1 4,6 4,0 4,3 4,8
didominasi daerah-daerah di Pulau Bali & Nusa Tenggara 3,1 2,8 3,0 3,3 2,9 2,8 2,5 2,5
Jawa yang mencapai 58,4%. Sedangkan Maluku dan Papua 2,9 1,8 1,7 2,0 2,5 1,8 2,0 2,2
daerah-daerah di Kawasan Timur
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Indonesia masih sangat rendah, seperti
Papua hanya menyumbang 2,5%. Sumber:Bappenas 2014

• Kesenjangan pembangunan antarwilayah juga terjadi antara kawasan perkotaan


dan perdesaan;
• Kondisi tersebut kemudian melahirkan permasalahan sosial ekonomi, salah
satunya kemiskinan;
• Sejak Maret 2016 hingga September 2016 persentase kemiskinan di Perkotaan
dan Perdesaan sama-sama mengalami penurunan;
• Namun persentase penduduk miskin di Perdesaan tetap lebih besar
dibandingkan kawasan Perkotaan.
4
Sumber: BPS, September2016 (diolah)
SEMBILAN PROGRAM PRIORITAS NAWACITA
1. Menghadirkan Kembali Negara Untuk Melindungi Segenap
Bangsa Dan Memberikan Rasa Aman Pada Seluruh Warga Membangun Daerah Pinggiran
Negara melalui:
2. Membuat Pemerintah Tidak Absen Dengan Membangun Tata 1. Pembangunan Bidang
Kelola Pemerintahan Yang Bersih, Efektif, Demokratis, Dan Ekonomi melalui
Terpercaya Pengembangan Produk
3. Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan Memperkuat Unggulan Desa
Daerah Dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan (PRUDES/PRUKADES),
4. Menolak Negara Lemah Dengan Melakukan Reformasi Sistem BUM Desa dan Embung
Dan Penegakan Hukum Yang Bebas Korupsi, Bermartabat Dan Desa
Terpercaya
2. Pembangunan Bidang
5. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia
Pendidikan
6. Meningkatkan Produktivitas Rakyat Dan Daya Saing Di Pasar
Internasional
7. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Menggerakkan
Sektor Strategis Ekonomi Domestik
3. Pembangunan
8. Melakukan Revolusi Karakter Bangsa Bidang Kesehatan
9. Mempertaguh Ke-bihineka-an Dan Memperkuat Restorasi Sosial
Indonesia 5
POTRET KETERSEDIAAN FASILITAS KESEHATAN DESA

89,08% Desa tidak 91% Desa tidak 61,1% Desa tidak


memiliki sarana apotek memiliki Poliklinik memiliki Poskesdes

79,91% Desa tidak 69,64% Desa tidak


memiliki Puskesmas
memiliki Polindes
Pembantu

Sumber: Susenas 2013, Podes 2014 6


PERBANDINGAN JARAK RATA-RATA KE PUSKESMAS DAN PUSKESMAS
PEMBANTU TERDEKAT DI DAERAH TERTINGGAL DAN DAERAH MAJU

Puskesmas Rawat Puskesmas Tanpa Puskesmas


No. Kabupaten Inap Rawat Inap Pembantu

1 122 Daerah 33,17 30,07 21,88


Tertinggal
2 Daerah Maju 11,33 10,91 6,76
3 Nasional 16,48 15,33 10,42

• Tabel diatas menunjukan bahwa di daerah tertinggal rata-rata jarak yang dibutuhkan untuk
mencapai Puskesmas Rawat Inap dan Tanpa Rawat Inap adalah 33,2 Km dan 30,1 Km, sama
dengan 3 kali lebih jauh dibandingkan daerah maju dan 2 kali lebih jauh dibandingkan
rata-rata nasional.
• Untuk mencapai Puskesmas Pembantu rata-rata jarak terdekat di daerah tertinggal adalah 21,9
Km, sama dengan 3 kali lebih jauh dibandingkan daerah maju dan 2 kali lebih jauh
dibandingkan rata-rata nasional.
7
Sumber : PODES 2014(Diolah)
JARAK RATA-RATA KE PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU TERDEKAT
DI DAERAH TERTINGGAL
Wilayah Kalimantan (Km)
Puskesmas Rawat Inap 27,20
Wilayah Maluku (Km)
Puskesmas Tanpa Rawat Inap 29,48
Puskesmas Rawat Inap 33,67
Puskesmas Pembantu 16,14
Wilayah Sumatera (Km) Puskesmas Tanpa Rawat Inap 29,03
Puskesmas Rawat Inap 13,43 Puskesmas Pembantu 21,90
Puskesmas Tanpa Rawat Inap 11,76
Puskesmas Pembantu 7,81

Wilayah Sulawesi (Km)


Puskesmas Rawat Inap 13,19
Puskesmas Tanpa Rawat Inap 15,15
Puskesmas Pembantu 12,53

Wilayah Jawa (Km) Wilayah Papua (Km)


Puskesmas Rawat Inap 5,33 Puskesmas Rawat Inap 53,91
Puskesmas Tanpa Rawat Inap 5,31 Wilayah Bali-Nusa Tenggara (Km) Puskesmas Tanpa Rawat Inap 37,54
Puskesmas Pembantu 19,63 Puskesmas Rawat Inap 9,82 Puskesmas Pembantu 33,77
Puskesmas Tanpa Rawat Inap 27,60
Puskesmas Pembantu 6,89 Sumber : PODES 2014 (Diolah)

 Di Provinsi Papua dan Papua Barat, jarak menuju Puskesmas Rawat Inap dan Tanpa Rawat Inap terdekat masing-masing
mencapai 60,05 Km dan 41,36 Km di Papua serta 47,7 Km dan 33,7 Km di Papua Barat.
 Jarak ke Puskesmas Rawat Inap dan Puskesmas Pembantu di Papua jauh di atas rata-rata nasional yakni 16,4 Km
untuk Puskesmas Rawat Inap dan 10,42 km untuk Pustu. 8
Jumlah
Provinsi Desa/Kel. % Terjangkau %Sulit % SangatSulit KETERJANGKAUAN DESA TERHADAP
Aceh
Sumatera Utara
6512
6104
90,29%
80,18%
7,94%
14,70%
1,77%
5,13%
PUSKESMAS BERDASARKAN PROVINSI
SumateraBarat 1145 97,38% 2,18% 0,44%
Riau
Jambi
1835
1551
90,08%
94,78%
8,77%
4,19%
1,14%
1,03%
Provinsi Papua memiliki persentase
SumateraSelatan 3237 89,37% 9,24% 1,39% tertinggi untuk desa yang memiliki
Bengkulu 1532 89,36% 8,55% 2,09%
Lampung 2632 91,07% 7,71% 1,22% akses sulit dan sangat sulit untuk
Bangka Belitung
KepulauanRiau
381
415
96,85%
93,98%
2,62%
5,06%
0,52%
0,96%
mencapai Puskesmas yaitu mencapai
DKIJakarta
JawaBarat
267
5962
100,00%
95,67%
0,00%
3,77%
0,00%
0,55%
20,4% dan 39,1%. Itu artinya lebih
JawaTengah 8578 97,79% 2,03% 0,19% dari 50% Desa di Papua masih sulit
D IYogyakarta 438 100,00% 0,00% 0,00%
JawaTimur 8502 98,35% 1,41% 0,24% menjangkau Puskesmas, 4 kali lebih
Banten
Bali
1551
716
89,43%
99,16%
8,19%
0,84%
2,39%
0,00%
besar dari rata-rata nasional.
NTB 1141 96,67% 2,45% 0,88%
NTT 3270 79,14% 16,73% 4,13%
KalimantanBarat 2109 74,59% 18,54% 6,88%
Kalimantan Tengah 1569 85,28% 10,96% 3,76%
KalimantanSelatan 2008 84,76% 12,95% 2,29%
Kalimantan Timur 1026 93,27% 4,87% 1,85%
Kalimantan Utara 479 70,77% 17,54% 11,69%
SulawesiUtara 1836 92,97% 5,56% 1,47%
SulawesiTengah 1986 85,10% 10,62% 4,28%
SulawesiSelatan 3030 92,84% 5,45% 1,72%
SulawesiTenggara 2272 81,87% 13,03% 5,11%
Gorontalo 736 92,93% 5,98% 1,09%
SulawesiBarat 648 79,48% 15,12% 5,40%
Maluku 1088 73,81% 18,47% 7,72%
MalukuUtara 1196 67,06% 23,41% 9,53%
PapuaBarat 1567 58,07% 24,70% 17,23%
Papua 4871 40,53% 20,43% 39,05%
Nasional 82190 86,44% 8,87% 4,69% Sumber : PODES 2014 (Diolah)

9
TINGKAT KETERSEDIAAN ALAT POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS
PROVINSI JUMLAHPUSKESMAS >80%LENGKAP 60%-79%LENGKAP 40%-59%LENGKAP 20%-39%LENGKAP <20%LENGKAP
Aceh 311 2.9 18 31.2 27.7 20.3
Sumatera Utara 506 10.1 27.7 34.8 23.1 4.3
Sumatera Barat 248 6.9 26.2 25.8 18.5 22.6
Riau 195 6.2 27.2 35.4 17.4 13.8
Jambi 171 8.2 35.1 30.4 18.7 7.6
SumateraSelatan 298 9.7 30.5 36.2 18.5 5
Bengkulu 173 5.8 37 41 14.5 1.7
Lampung 265 4.9 26.4 39.2 23.4 6
Kepulauan Bangka Belitung 57 15.8 22.8 45.6 5.3 10.5
KepulauanRiau 65 3.1 43.1 23.1 10.8 20
DKI Jakarta 336 8 36.9 37.5 12.2 5.4
JawaBarat 1031 9.5 37.3 35.6 11.9 5.6
JawaTengah 861 10.8 42.3 30.2 11.7 5
DIYogyakarta 121 11.6 52.9 14 14.9 6.6
JawaTimur 949 11.8 40.7 24.9 15.5 7.2
Banten 206 7.3 39.8 30.6 12.1 10.2
Bali 114 13.2 42.1 30.7 11.4 2.6
NTB 149 8.1 21.5 21.5 18.1 30.9
NTT 302 10.3 36.8 33.1 14.2 5.6
Kalimantan Barat 233 10.7 31.3 35.6 16.3 6
Kalimantan Tengah 176 13.1 33 29.5 14.8 9.7
KalimantanSelatan 217 11.5 40.1 33.6 9.7 5.1
Kalimantan Timur 213 5.2 41.3 30.5 15.5 7.5
SulawesiUtara 167 6.6 19.8 37.1 26.9 9.6
SulawesiTengah 163 8 20.9 32.5 20.9 17.8
Sulawesi Selatan 406 8.6 29.6 26.1 21.9 13.8
SulawesiTenggara 233 19.3 28.3 24 20.2 8.2
Gorontalo 74 10.8 43.2 28.4 9.5 8.1
SulawesiBarat 81 4.9 27.2 28.4 18.5 21
Maluku 161 6.2 24.8 37.3 16.1 15.5
MalukuUtara 101 9.9 31.7 32.7 17.8 7.9
PapuaBarat 104 2.9 14.4 33.7 27.9 21.2
Papua 294 6.1 14.6 26.5 25.2 27.6
(sumber: diolah dari Riset Fasilitas Kesehatan, 2011)

Di NTB dan Papua masing-masing terdapat 30.9% dan 27.6% puskesmas dengan tingkat ketersediaan alat poliklinik umum lengkap kurang dari 20%.
10
DISTRIBUSI TENAGA DOKTER DI PUSKESMAS BERDASARKAN PROVINSI
Jumlah Puskesmasyang Jumlah Puskesmasyang Tidak Rata-RataJumlah
No Provinsi Memiliki Dokter(%) Memiliki Dokter(%) Dokter per
Puskesmas
1 Aceh 98.7 1.3 2.23
2 Sumatera Utara 95.6 4.4 2.72
3 Sumatera Barat 98.8 1.2 2.17
4 Riau 100 0 2.81
5 Jambi 97.7 2.3 1.96
6 SumateraSelatan 91.3 8.1 1.53
7 Bengkulu 96.5 3.5 1.57
8 Lampung 100 0 1.75
9 angka Belitung 100 0 2.53
10 KepulauanRiau 100 0 4.69
11 DKI Jakarta 98.8 1.2 2.25
12 JawaBarat 98 2 1.9
13 JawaTengah 99.4 6 2.26  Terdapat empat provinsi terendah
14 DIYogyakarta 100 0 3.15 dalam hal distribusi tenaga dokter di
15 JawaTimur 99.2 8 1.94
16 Banten 98.1 1.9 2.19 puskesmas, yakni Provinsi Maluku,
17 Bali 100 0 3.43 Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
18 NTB 98.7 1.3 1.62
19 NTT 95.4 4.6 1.54
20 Kalimantan Barat 86.3 13.7 1.18
 Kondisi terburuk terjadi di Provinsi
21 Kalimantan Tengah 94.3 5.7 1.47 Papua, hanya terdapat 68% dari total
22 KalimantanSelatan 98.6 1.4 2
23 Kalimantan Timur 100 0 2.38 puskesmas yang ada di provinsi
24 SulawesiUtara 97 3 2.79 tersebut memiliki tenaga dokter,
25 SulawesiTengah 89 11 1.38
26 SulawesiSelatan 95.3 4.7 1.79 sedangkan 32% sisanya tidak memiliki
27
28
SulawesiTenggara
Gorontalo
90.6
93.2
9.4
6.8
1.32
1.89
tenaga dokter dengan rata-rata tingkat
29 SulawesiBarat 95.1 4.9 1.43 ketersediaan tenaga dokter hanya sebesar
30 Maluku 90.7 9.3 1.3
31 MalukuUtara 85.1 14.9 1.32
1 orang.
32 PapuaBarat 83.7 16.3 1.44 11
33 Papua 68 32 1.28 (sumber: diolah dari Riset Fasilitas Kesehatan, 2011)
PEMANFAATAN DANA DESA DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PENINGKATAN
KUALITAS KESEHATAN DI DESA

• Di tahun 2016, rata-rata setiap desa akan menerima Dana Desa sebesar Rp 643,6 Juta dan akan
meningkat pada tahun 2017 sebesar Rp 800,4 Juta per desa;
• Dana Desa dapat dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat desa, seperti: pembangunan/rehabilitasi poskesdes, polindes, sanitasi dan
air bersih, fasilitasi program kependudukan sesuai hasil keputusan dalam musyawarah
desa (Permendesa No. 22 Tahun 2016 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2017 )
12
MUSYAWARAH DESA
(Permendesa, PDT dan Transmigrasi No.2/2015)

• Berdasarkan Permendesa Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib Dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa, Musyawarah desa adalah musyawarah antara
badan permusyawaratan desa, pemerintah desa dan unsur masyarakat desa untuk
menyepakati hal hal bersifat strategis;
• Hal-hal strategis yang di sepakati di musyawarah desa meliputi: 1) Penataan desa; 2) Perencanaan
desa; 3) Rencana investasi masuk desa; 4) Pembentukan BUMDesa; serta 5) Penambahan dan
pelepasan aset desa.

1. Musyawarah Desa diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa yang difasilitasi oleh
Pemerintah Desa.
2. Musyawarah Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur
masyarakat.
3. Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas : a) Tokoh adat; b) Tokoh
agama; c) Tokoh masyarakat; d) Tokoh pendidik; e) Perwakilan kelompok tani; f) Perwakilan
kelompok nelayan; g) Perwakilan kelompok perajin; h)Perwakilan kelompok perempuan; i)
Perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak; dan j)Perwakilan kelompok masyarakat
miskin 3
1
TATA CARA MUSYAWARAH DESA
1 2 3 4
Penyiapan Jadwal
Perencanaan Penyusunan Bahan Pembentukan dan
Kegiatan, Tempat &
Kegiatan Pembahasan Penetapan Panitia
Sarana Prasarana
• Terencana: Dipersiapkan • BPD menyampaikan informasi padamasy. • BPD membentuk dan menetapkan Panitia menyiapan persiapan
BPD pada tahun anggaran perihal agenda strategis yang dibahas; Panitia melalui Surat Keputuas kegiatan seperti tempat, jadwal
sebelumnya (Rencana • Pemetaan aspirasi;
Ketua BPD; kegiatan, sarana prasana
Kegiatan dan RAB); • Rapat anggota BPD dan menuangkan
pandangan dalam berita acara; • Panitia diketuai Sekretaris BPD pendukung, media pembahasan,
• Mendadak: Sesuai dengan • BPD menyampaikan surat pada pemerintah yang dibantu KPDM, Anggota BPD, undangan peserta dan
kondisi objektif dan desa (penyiapan bahan dan biaya); Unsur Masyarakat dan Perangkat pendamping, serta pengolahan
didahului dengan Rapat • Pemdes membentuk tim dan berkonsultasi
Desa. hasil musyawarah.
denganpakar;
anggota BPD. • Bahan pembahasan disampaikan Kepala Desa
pada BPD.

7 6 5
Pengundangan Penyiapan Susunan
Peserta, Undangan Acara dan Media Penyiapan Dana
dan Pendamping Pembahasan
Penyiapan media pembahasan • Pendanaan Musy. Desa masuk
• BPD menyampaikan undangan paling lambat 2
minggu sebelum Musy.Desa; meliputi penggandaan dokumen, di belanja operasional BPD.
• Undangan Resmi: ditujukan pd penyiapan ringkasan materi, • Terencana: Dipersiapkan
perseorangan/kelompok masy. dengan dibubuhi pembuatan media tayang, dan Kades pada tahun anggaran
tanda tangan ketua panitia;
menuangkan materi sebelumnya melalui RKP Desa;
• Tidak resmi: diumumkan terbuka melaluimedia
komunikasi desa; pembahasan melalui media • Mendadak: Direncanakan
Keterangan: • Musy. Desa bersifat terbuka untuk umum & warga pertunjukan seni budaya. paling lambat 1 minggu
• BPD: Badan PermusyawaratanDesa;
• RKP: Rencana Kegiatan Pemerintah;
yang ingin ikut wajib mendaftar ke panitia paling sebelum Musy. Desa (masuk
lambat 7 hari sebelumacara.
• KPMD: Kader Pemberdayaan MasyarakatDesa. dana cadangan APBDesa);
14
HASIL
PELAKSANAAN
DANA DESA TAHUN
2016 YANG
MENDUKUNG
PENINGKATAN
KUALITAS
KESEHATAN (PER 8
FEBRUARI 2017)
PEMBANGUNAN SARANA OLAHRAGA DESA SEBAGAI SALAH SATU KEGIATAN
PRIORITAS TAHUN 2017 KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI

• Salah satu kegiatan prioritas Kementerian Desa, PDT dan Transmingrasi Tahun 2017
yang mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat adalah pembangunan
Sarana Olahraga Desa (SORGA);
• Selain mendukung kualitas kesehatan masyarakat, pembangunan SORGA juga
berpeluang besar meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat desa;
• Dana Desa dapat dimanfaatkan untuk pembangunan sarana olahraga desa sesuai
hasil keputusan musyawarah desa.
16
PROGRAM GENERASI SEHAT DAN CERDAS (GSC)-KEMENTERIAN
DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
1. Generasi Sehat Cerdas (GSC) merupakan program penanggulangan kemiskinan yang secara
khusus mengintervensi bidang kesehatan dan pendidikan.
2. Total Anggaran Generasi Sehat Cerdas (GSC) tahun 2016 sebesar 628,64 Milyar, dengan
rincian:
• Hibah Luar Negeri (HLN) yang diperoleh dari PNPM Support Facility-Bank Dunia sebesar
348,64 Milyar;
• Rupiah Murni (RM) sebesar 280 Milyar.
2. Lokasi kegiatan dilakukan di 5.753 Desa di 415 Kecamatan, 66 Kabupaten dan 11 Provinsi.
3. Cakupan isu kegiatan Generasi Sehat Cerdas (GSC) untuk:
a. Pengurangan kematian bayi dan balita
b. Peningkatan kesehatan ibu/pengurangan angka kematian ibu melahirkan
c. Peningkatan pendidikan dasar
d. Anak berkebutuhan khusus
e. 1000 hari pertama kehidupan
f. Pengurangan anak yang pendek karena kekurangan asupan gizi
g. Pendidikan Anak Usia Dini 17
REKOMENDASI PENINGKATAN PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN
1. Peningkatan pembangunan Puskemas Rawat Inap (Rumah Sakit Pratama)
untuk daerah kepulauan yang tidak memiliki layanan kesehatan

2. Pembangunan rumah singgah untuk ruang tunggu bagi ibu-ibu yang akan
melahirkan karena keterjangkauan terhadap akses pelayanan kesehatan yang sulit

3. Pembangunan Puskesmas Pembantu untuk daerah-daerah dengan tingkat


kesulitan yang tinggi terhadap sarana pelayanan kesehatan
4. Pengembangan e-medicine, e-training untuk tenaga kesehatan (tenaga kesehatan
senior di kota dapat memberi pendampingan secara elektronik kepada tenaga
kesehatan junior di daerah terpencil)
5. Pembangunan Rumah Sakit dan Puskesmas Terapung untuk menjangkau pulau-
pulau kecil dan terluar

6. Pertukaran dokter, bidan, dan perawat di daerah maju dan daerah tertinggalatau
sebaliknya untuk berbagi pengalaman dan peningkatan kapasitas
7. Pendampingan dan pemantauan kondisi kesehatan masyarakat, ibu hamil, dan
bayi melalui layanan telemedicine (telepon, sms, dam internet) secara berkala 18
KOORDINASI LINTAS SEKTOR DALAM PENINGKATAN KUALITAS
KESEHATAN DI DAERAH TERTINGGAL
Pembangunan • Berdasarkan Peraturan Presiden
Kemenkes
Sarana
Kesehatan 12 Tahun 2015 tentang
Kemendesa PDTT
PemerintahDaerah
(Puskesmas,
Pustu, Polindes, Kementerian Desa Pembangunan
PemerintahDesa Poskesdes)
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
tugas dan fungsi Kementerian Desa
PDT dan Transmigrasi dalam
pembangunan daerah tertinggal
Pengembangan
PENINGKATAN Pemerataan adalah koordinasi, eksekusi, dan
KUALITAS
e-medicne dan
telemedicine
KESEHATAN DI
Distribusi
Tenaga regulasi;
DAERAH Kesehatan
Kemenkes TERTINGGAL (Dokter,Bidan)
Kemendesa PDTT
Kemenkominfo • Sebagai pembangunan lintas
PemerintahDaerah
PemerintahDesa
Kemenkes
sektor, diperlukan dukungan dan
Kemendesa PDTT
PemerintahDaerah
kontribusi kementerian/lembaga
Pembangunan
terkait, pemerintah daerah,
Rumah Sakit/
Puskesmas
pemerintah desa, dan seluruh pihak
Kemenkes
Terapung di dalam Peningkatan Kualitas
Pulau
Kemendesa PDTT
PemerintahDaerah
Kecil/Terluar Kesehatan di Daerah Tertinggal.
19
TERIMA KASIH

20

Anda mungkin juga menyukai