Anda di halaman 1dari 66

SPGDT

SISTEM
PENANGGULANGAN
GAWAT DARURAT
TERPADU
PENGERTIAN :

Merupakan suatu sistem dimana


koordinasi merupakan unsur utama yang
bersifat multi sektor dan harus ada
dukungan dari berbagai profesi bersifat
multi disiplin dan multi profesi untuk
melaksanakan dan menyelenggarakan
suatu bentuk layanan terpadu bagi
penderita gawat darurat.
INDONESIA

LADANG BENCANA

• Bencana Alam : gempa bumi, tsunami,


gunung meletus, banjir, kekeringan
• Karena ulah manusia : konflik sosial,
kebakaran hutan dan lahan
• Kejadian lain berkaitan dengan gawat
darurat: KLL dll
Kejadian Yankes gadar
Terjadi
bencana peningkatan
efektif, efesien
semakin dan
kuantitas
banyak terstruktur
Tujuan Pembangunan
Kesehatan

Menurut UU No. 36 Tahun 2009, Bab II pasal 3 :


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis
TUJUAN
1. Didapatkan kesamaan pola pikir/ persepsi
tentang sistem Penanggulangan Gawat
darurat Terpadu

1. Diperoleh kesamaan pola tindak dalam


penanggulangan kasus-kasus gawat darurat
dalam keadaan sehari-hari maupun dalam
keadaan bencana.
BENCANA
Adalah kejadian yang menyebabkan
terjadinya banyak korban (pasien gawat
darurat) yang tidak dapat dilayani oleh
pelayanan kesehatan seperti biasa,terdapat
kerugian materiil dan terjadinya kerusakan
infrastruktur fisik serta terganggunya
kegiatan normal dalam masyarakat.
Prinsip SPGDT;

• memberikan pelayanan yang cepat,


cermat dan tepat dengan tujuan
menyelamatkan nyawa
dan mencegah kecacatan (time saving
is live and limb saving)
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
adalah

Sistem yang terdiri dari komponen :


1. Pra RS – RS – Inter RS
2. Komunikasi dan transportasi
3. SDM dan Fasilitas kesehatan
4. Lintas sektoral terkait

Merupakan respon cepat dan tepat


TIME SAVING IS LIFE AND LIMB SAVING
Tersistem
SPGDT

Mewujudkan

SAFE
COMMUNITY
SAFE COMMUNITY

Adalah keadaan sehat dan aman


yang tercipta dari, oleh dan untuk
masyarakat, pemerintah
merupakan fasilitator dan pembina
1. Pra RS :
a. Publik Savety Center (PSC)
Pusat pelayanan yang bersifat umum dan emergency
yang berbentuk suatu unit kerja dan berfungsi sebagai
tanggap cepat didalam penanggulangan tanggap
darurat.
b. BSB(Brigade Siaga Bencana) unit
Khusus dalam penanganan pra RS yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan,dibentuk di
jajaran kesehatan (depkes,dinkes,rs)
c. Pelayanan Ambulance
Kegiatan pelayanan terpadu didalam satu
koordinasi yang memberdayakan ambulance milik
Puskesmas maupun swasta.
2. Di Rumah Sakit
a. Hospital Disaster Plan (RS didaerah yang
rawan bencana)
b. Unit Gawat Darurat
c. Brigade Siaga Bencana RS (BSB RS)
d. High Care Unit (HCU)
e. ICU
f. Kamar Jenazah
3. Antar RS Evakuasi :

a. Korban berada dalam keadaan yang paling stabil dan


memungkinkan untuk dievakuasi
b. Korban telah disiapkan/diberi peralatan yang memadai
untuk transportasi
c. Fasilitas kesehatan penerima telah diberitahu dan siap
menerima korban
d.Kendaraan dan pengawalan yang dipergunakan
merupakan yang paling layak yang tersedia
Hubungan antara SC –
SPGDT - PSC
SAFE COMMUNITY (SC) ATAU MASYARAKAT
SEHAT DAN AMAN ADALAH TUJUAN

SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT


DARURAT
TERPADU (SPGDT) SEBAGAI JALAN

PUBLIC SAFETY CENTER (PSC) SEBAGAI UJUNG


TOMBAK
ALUR PENANGANAN KORBAN DI RS

korban

RS

IGD

Tiage

Merah Kuning Hijau


SPGDT KADER
Sistem penanggulangan gawat
darurat terpadu
Apa Gawat Darurat itu ?

• Suatu kondisi akibat suatu proses perjalanan suatu


• penyakit atau kecelakaan yg memerlukan tindakan
• pertolongan penyelamatan sacara cermat, tepat, cepat.
• Bila terlambat berakibat suatu kematian atau
• kecacatan seumur hidup
KEGAWATAN Dapat terjadi di jalan

Dapat terjadi dirumah

Dapat terjadi disekolah


Kegawatan

Dapat terjadi dimana saja


Bantuan Hidup Dasar
Bantuan Hidup
dasar

Pada salah satu dari komponen :


Tersumbatnya jalan nafas,Tidak ditemukan
adanya nafas dan Jika dalam penilaian dini
penolong menemukan
Gangguan nadi maka Penolong harus
melakukan tindakan yang dikenal dengan
Bantuan Hidup Dasar ( BHD )
Tujuan

• Mencegah berhentinya sirkulasi atau


berhentinya respirasi.
• Memberikan bantuan eksternal terhadap
sirkulasi dan ventilasi dari korban yang
mengalami henti jantung atau henti napas
melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).
BANTUAN HIDUP DASAR ( BHD )

BHD terdiri dari beberapa cara sederhana yang


dapat membantu mempertahankan hidup
seseorang untuk sementara.

Beberapa diantaranya adalah :


• Bagaimana menguasai dan membebaskan jalan
nafas,
• Bagaimana memberikan bantuan pernafasan,
• Bagaimana membantu mengalirkan darah
ketempat yang penting dalam tubuh, sehingga
pasokan oksigen keotak terjaga untuk mencegah
matinya sel otak.
Kapan Harus Dilakukan
• Henti napas
– Tenggelam
– Stroke
– Obstruksi jalan napas
– Epiglotitis
– Overdosis obat-obatan
– Tersengat listrik
– Infark miokard
– Tersambar petir
– Koma akibat berbagai macam kasus.

• Henti jantung
MATI
Mati Klinis
Tidak ditemukan adanya pernafasan
dan denyut nadi. Mati klinis dapat
reversible. Pasien /korban mempunyai
kesempatan waktu selama 4-6 menit
untuk dilakukan resusitasi, sehingga
memberikan kesempatan kedua
sistem tersebut berfungsi kembali.
Mati Biologis

Terjadi kematian sel, dimana kematian sel


dimulai terutama sel otak dan bersifat
irreversible, biasa terjadi dalam waktu 8 – 10
menit dari henti jantung.
Ciri – Ciri Orang Mati
Lebam mayat
Muncul sekitar 20 – 30 menit setelah kematian, darah akan
berkumpul pada bagian tubuh yang paling rendah akibat daya
tarik bumi. Terlihat sebagai warna ungu pada kulit.

Kaku mayat
Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah kematian. Terjadi
1- 23 jam kematian
Tanda lainnya : cedera mematikan
Cedera yang bentuknya begitu parah sehingga hampir dapat
dipastikan pasien/korban tersebut tidak mungkin bertahan
hidup.
• Pupil pada Mata Orang Mati diameternya melebar
• Refleks Pupil terhadap Cahaya sudah tidak ada
(negatif)

Jika anda menemukan korban dengan ciri-ciri diatas,


tidak perlu lakukan RJP…… (she is gone man)
Jika Saya Menemukan Pasien yang Henti
nafas dan Henti jantung dan tidak
menemukan tanda-tanda kematian,

APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN ???


SISTEM PERNAPASAN DAN SIRKULASI
Kompanen yang berhubungan dengan
Sirkulasi adalah ;

Jantung
Pembuluh darah
Darah dan bagiannya

Jantung dapat berhenti karena banyak sebab


diantaranya :

Penyakit jantung
Gangguan Pernafasan
Syok
Komplikasi penyakit lain
Pertolongan ditempat kejadian

Primary survey Priksa Airway


AVPU Priksa breathing
Priksa sirkulasi
EKSPOSURE

• Buka pakaian basah (hipotermi !)


• Lihat cedera lain yang mengancam
nyawa

CEGAH : Jangan sampai


hipothermia
Scene size up

DIRI

3A PASIEN
LINGK.
Lihat keadaan sekitar
Keselamatan penolong yg utama
Lingkungan yg aman untuk menolong
Mekanisme cedera
Rapid extercatioan
Primary
3A Survei

Lihat keadaan sekitar


1. Tentukan respon AVPU
2. Kaji Airway, Breathing, Circulation

3. Lakukan tindakan emergency


4. Tentukan / keputusan transportasi ke RS
INITIAL ASSESSMENT

A Airway dengan Proteksi servikal


B Breathing dengan Oksigenasi dan Ventilasi
C Circulation dengan Kontrol Perdarahan
D Disability , keadaan Neurologis
E Exposure dan
Kontrol Hipothermia
INITIAL ASSESMENT

3A
• Aman diri
• Aman pasien
• Aman Lingkungan
Kaji kesadaran
• Stabilisasi Cervical-spine

Alert
Responds to Verbal
Responds to Pain
Unresponsive
INITIAL ASSESMENT

AIRWAY MANAGEMENT
•Prioritas Pertama dlm penanganan gawat
darurat.
•Obstruksi Airway  pembunuh tercepat
•Selalu imobilisasi servical  CURIGA
FRAKTUR TULANG SERVIKAL , apabila :
• Multiple trauma
• Trauma Kapitis dengan
penurunan kesadaran
• Luka di atas klavikula
• Biomekanik mendukung
Bila tindakan ini dilakukan sebagai satu
kesatuan yang lengkapmaka tindakan ini
dikenal dengan istilah Resusitasi Jantung
Paru ( RJP ).
Untuk memudahkan pelaksanaannya maka
digunakan akronim A – B – C yang berlaku
universal.

Airway control ( Penguasaan jalan nafas )

HEAD TILL CHIN LIFT JAW THRUST MANEUVER


INITIAL ASSESMENT

Airway . . . . . look, listen, feel


 Langsung :
head tilt, chin lift, jaw thrust , suction
 Advanced : definitive airway

IMMOBILISASI SERVIKAL PASANG COLLAR BRACE


SUMBATAN PARSIAL (CAIRAN)

 Darah, secret, air liur, muntah


Suctioning

Bila banyak miringkan kepala


(trauma  Log Roll)

++ Dewasa Max. 10 Detik


++ Anak Max. 5 Detik
GANGGUAN BREATHING

Gejala gangguan breathing :

1. Frekuensi pernafasan
2. Dispnea
3. Sianosis
4. Saturasi O2 (oxymetri)
5. Pemeriksaan fisik ( Look - listen – feel )

BERIKAN BANTUAN  OKSIGEN &


VENTILASI
INITIAL ASSESMENT

MASALAH BREATHING

Open Pneumothorax

Sesak  udara masuk lewat lubang toraks


Tutup : Open  Closed , lalu “CHEST TUBE”
Breathing Support ( Bantuan Pernafasan )

Frekuensi pernafasan :
Dewasa : 10 –12 X / menit
Anak ( 1-8 th ) ; 20 X / menit
Bayi : lebih dari 20 X /menit
Bayi baru lahir ; 40 X/ menit
INITIAL ASSESMENT

Circulation : cek nadi perifer


–Radialis tidak ada, cek karotis
–Evaluasi : kecepatan, kuat angkat

Akral
–Dingin, basah, pucat
Perdarahan eksternal
–Langsung : control bleeding Bebat tekan
AKRAL :
DINGIN, BASAH, PUCAT
NADI :
CEPAT DAN LEMAH

P
Posisi shock
Pasang infus doble
SYOK Grojok cairan
MEMBERSIHKAN JALAN NAFAS

1. Posisi Pemulihan

Posisi ini dilakukan bila penderita dapat


bernafas dengan baik dan tidak ada
kecurigaan cedera yang dapat
bertambah parah akibat tindakan ini.
2. Sapuan jari

Teknik ini hanya dilakukan pada penderita tidak


sadar. Pada tindakan ini penolong menggunakan
jarinya untuk membuang benda padat yang
mengganggu jalan nafas. Jangan memasukan
jari terlalu dalam, khusus bayi dilakukan bila
benda yang menyumbat terlihat.
Perasat Heimlich

•Hentakan Perut ( pada penderita dewasa & anak, ada


respon )

•Hentakan Perut ( pada penderita dewasa & anak, tidak ada


respon )
Hentakan dada – pada penderita dewasa
yang kegemukan atau hamil, ada respon

Kalau penderita tidak sadar, dilakukan


seperti hentakan perut orang tidak sadar,
namun penolong berada disamping penderita
Hentakan dada – pada penderita dewasa
yang kegemukan atau hamil, ada respon
RESUSITASI JANTUNG PARU

RJP harus dimulai sesegera mungkin.


Tindakan ini merupakan gabungan dari ketiga
Komponen ABC.
Continue CPR

30 2 54
Head Tilt dan Chin lift

Telapak tangan menahan


dahi korban ke belakang.

Letakkan jari telunjuk dan


jari tengah menahan dagu
kedepan.

Evaluasi jalan napas.


Pijat jantung :
1. Beri tekanan yang kuat pada sternum 5-6 cm.
2. Tekanan harus cukup kuat.
3. Pijatan :
 Tegak lurus dan teratur.
 Tidak menyentak.
 Tidak bergeser berubah tempat
 Frek. 100-120x/mnt.
Ratio= kompressi :ventilasi
Dewasa = 30:2
Anak-anak= 15:2
Bayi = 3:1
• Check Response • Shout for help

Approach safely

Call 112
30 chest compressions

2 rescue breaths
Open airway - Check Breathing

Look,listen, and feel for normal breathing


Start CPR
 Place the heel of one hand in the
centre of the chest
 Place other hand on top
 Interlock fingers or avoid putting
pressure on the side of the chest
 Compress the chest
– Rate 100 – 120 min-1
– Depth 5 – 6 cm
– Equal compression :
relaxation
 When possible change CPR
operator every 2 min
2 rescue breaths

Workshop Resusitasi-perdici-2013 60
Continue CPR

30 2 61
Posisi 90 derajat, kaki rapat ke korban, tangan lurus,
gunakan berat badan untuk menekan.
Posisi tangan jari-jari
saling mengunci,
tangan dominan
diatas yang tidak
dominan

Posisi penekanan, 2
jari kearah atas dari
ujung bawah tulang
taji pedang.
• Lakukan secara berulang, setiap 1
siklus segera nilai ulang kondisi korban

Sampai kapan???
1. Sampai pasien HIDUP kembali
2. Sampai bantuan datang
3. Sampai korban dipastikan mati
4. Sampai Penolong Kelelahan
Call
112

ABCd stabil transportasi ke rumah sakit


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai