Anda di halaman 1dari 40

Askep stroke

Gambar stroke
Gambar stroke
Iskemia stroke
DEFENISI :

 WHO 1982 : Stroke adalah sindrom klinis


dengan gejala berupa gangguan fungsi
otak secara fokal atau global, yg dapat
menimbulkan kematian atau kelainan yg
menetap lebih dari 24 jam, tampa
penyebab lain kecuali gangguan vasculer
 WHO 1989 : Stroke adalah disfungsai
neurologis yg disebabkan oleh gangguan
aliran darah yg timbul secara mendadak
dengan tanda dan gejala sesuai dengan
daerah fokal pada otak yg terganggu
Umum :
 Profil stroke di Indonesia :
- Angka kematian : 25-35%
- Rata-rata umur : 57 th, lebih banyak laki-laki
- Usia kurang dari 45 th = 11,8%
- Usia 45-64 th = 54,2%
- Usia diatas 65 th = 33,5 %
Stroke dapat menyerang siapa saja secara
mendadak sehingga timbul cacat , lumpuh ..
Dan kematian
Penyebab :
¾ stroke diakibatkan oleh obstruksi vasculer
( trombus atau emboli ) , sehingga timbul
ishemia dan infark
¼ kasus disebabkan oleh haemorargi diakibatkan
oleh penyakit vasculer hipertensi 
menyebabkan haemoragrgi intra cerebral ,
ruptur aneurisma atau malformasi
arteriovenosa.
Prinsipnya stroke dapat dicegah untuk itu ketahui
faktora resiko
Faktor resiko :
 1. akibat kerusakan arteri : usia, hipertensi,
DM, perokok
 2. Polycitemia ( sel darah merah >>>)
 3.Penyebab emboli : : MCI,kelaianan katup,
heart rate tdk terartur, ateosklerosis
 4. Penyebab hamorargi : TD meningkat,
aneurisma
 5. Kerusakan pembuluh darah sebelumnya :
penyakit angiana, TIA, suplay darah menurun
Pada penelitian di oxford di Inggris , pasien stroke
disebabkan oleh :
 1. Tekanan darah meningkat 50 -60 %
 2. Iskhemia Heart attack 30%
 3. TIA 24 %
4 Penyakit arteri lainnnya 23%
 5. Heart beat tak tertaur 14 %
 6.DM 9%
Penyebab stroke :
 A. karena sumbatan :
1. Karena faktor arteriosklerosis  infark lakuner
( penebalan dinding nadia otak trombosis otak , bisa jg
terjadi dipercabangan besar pembuluh darah
2. Sumbatan karena lepasnya plak arterosklerosis ke
pembuluh darh yang kecil
B. Perdarahan otak :
1. Pecahnya nadi didalam otak karena kerusakan lapisan
otak, akibat tekanan adarah yg sangat tnggi, perdarahan
intra cerebral
2. Pecahnya didasar otak karena kelainan
bawaan ( aneuerisma) , pada ct scan akan
terlihat bagian hitam ( infark: densitas
jaringan oatak menipis) , juga bisa putih
( perdarahan )
C. Penebalan dinding pembuluh darah nadi
otak ( arteriosklerosis cerebral )
D. Berjalan secara berangsur-angsur
E. Difisiensi karena kerusakan permukaan otak
Klasifikasi stroke :
 Terbagi 2 yaitu : non haemoragis dan
Haemorargis
Stroke non haemorargi dibagi : terjadi saat istrirahat, baru bangun
tidur atau dipagi hari, kesadaran baik
1. trombus, embolus , Ishkemia
2. TIA ( Transient Ishemic Attack)
3. RIND ( Reversible Ishemia Neurologis Deficit)
4. Infark otak
5. Progressing stroke atau stroke evolution
6. Completed stroke
Stroke hemorargis dibagi menjadi : Biasanya terjadi saat melakukan
aktifiatas atau saat aktif, kesadaran menurun
1. Perdarahan intra cerebral
2. Perdarahan sub arachnoid
3. Perdarahan karena arterio venous malformasi (AVM)
Mekanisme stroke :
oklusi
 Penurunn perfusi jaringan cerbral
 ishemia

 Metabolisme Aktifitas elektrolit Anaerob


terganggu

 Asam lactat Pompa Na dan K gagal

edema cerebral

Perfusi otak menurun

necrosis jaringan otak


 Jika aliaran darah ke otak terhambat karena trombus , emboli  otak
akan hipoxia selama 1-4 menit ( gejalanya dapat pulih )  kekurangan
O2 yg lama akan menimbulkan necrose
 Ada kemungkinan terjadi perluasan setelah serangan pertama dapat
terjadi edema yang cepat dan peningkatan TIK  kematian terjadi setelah
kerusakan otak yang luas
Tanda dan gejala :
Tergantung daerah dan luasnya daerah otak yang
terkena :
1. Pengaruh thd status mental :
- Tidak sadar / penurunan kesadaran : 30-40 %
- Konfuse 45 % dari pasien sadar
- Lupa akan tubuh sebelah
2. Pengaruh secara fisik
- Lumpuh separo badan ( hemiparise , paralise ) 30-
80%
- Mulut mencong ( lumpuh syaraf kranialis VII)
- Bicara pelo ( dysartria/ ggn syaraf XII)
Lanjutan …
- Gangguan menelan ( dysphagia, gangguan syaraf
IX,X)
- Kehilangan sentuhan atau sensasi ( hemihipestesi )
= 25%
- Gangguan BAK, BAB

3. Pengaruh thd komunikasi :


- gangguan komunikasi ( bicara tak jelas ) 35 -50%
- ganguan mengontrol emosi
- Gangguan daya ingat dll
 Tanda dan gejala yang maudah dikenali oleh perawat atau medis adalah:
mulutnya mencong ( ganggauan syaraf VII) baik dalam diam atau
menyeringai , bicara pelo ( gangguan otak XII)
 Pemeriksaan defisit motorik mudah dilakukan : pasien diminta untuk
mengangkat keedua tungkai atau tangan , maka dia atak akan mampu
mengangkatnya
 Untuk pemeriksaan kesadaran lakukanlah dengan GCS
Pemeriksaan motorik :
 1. Observasi : sikap pasien pd keadaan diam, berdiri,
berjalanadanya gerakan abnormal: tremor, spasme,
mioklonik dll
 2.Palpasi : adanya otot yg lebih keras pd ekstremitas yg
lumpuh dibanding yg normal
 3. Pemeriksaan gerakan pasif : ekstensi, fleksi bila ada
tahanan hilang timbul maka disebut rigiditas
 4. Pemeriksaan gerakan aktif : menilai kekuatan otot
pasien, ada 5 tingkatan kekuatan otot ( nilai 0-5 )
- Nilai 0 = tdk ada kontraksi otot ( plegi)
- Nilai 1 = terdapat sedikit kontraksi
- Nilai 2 = Gerakan tdk dapat melawan gravitasi, tp dapat melakukan gerakan
horizontal , dalam satu bidang sendi
- Nilai 3= Gerakan otot hanya dapat melawan gravitasi
- Nilai 4 = Gerakan otot dpt melawan gravitasi dan tahanan ringan
Nilai 5 = Tidak ada kleumpuhan otot (normal )
5 .Pemeriksaan refleks terbagi 2 : fisiologis dan
patologis.
- Reflek fisiologi superfisial : reflek kornea,
reflek kulit , dinding perut , refleks gluteal,
anal, refleks regang : refloks tendon
biceps, triceps, ulna,patela dan archiles.
- Refleks Patologis : babinski
 6 Pemeriksaan koordinasi melalui kemmapuan
motorik , sensorik, dan faktor yang bersinergi
untuk dapat melakukan gerakan yg halus dan
akurat
Komplikasi :
 1. berhubungan dengan immobilisasi : infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan, konstipasi, tromboflebitis
 2. berhubungan dengan paralise : nyeri daerah punggung, dislokasi sendi,
deformitas, terjatuh
 3. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsi, sakit kepala
 4. Hidrosepalus
Prinsip penanganan dini :
 1. Apapun keadaannya pasien dengan serangan otak
harus segera dirawat
 2. Diagnosis cepat dan tepat
 3. Waktu terbaik pengobatan adalah bila diabawa
ke RS kurang dari 3 jam ada yg mengatakan kurang
dari 6 jam
 4. penanganan terbaik adalah di unit stroke dengan
dr ahli dan perawat khusus stroke
 5. Mengurangi meluasnya lesi di otak
 6. Mencegah dan mengobati komplikasi stroke akut
 7. mencegah berulanganya serangan stroke
 8. Memaksimalkan kembali fungsi neurologis
Perawatan pada fase akut :
 1. Pertahankan jalan nafas ( 02) ,atur posisi pasien
 2. Suction ( tdk boleh lebih dari 15 dtk ) karena dapat
meningkatkan TIK
 3. Tanda vital ketat : sesering mungkin  AGD
 4. Fungsi neurologis : tgkt kesadaran, tanda pupil,
motorik, kranial, reflek
 5. Fungsi urinaria  kateter : intake dan output
 6. Cairan dan elektrolit : kimia darah : na, K, Cl
 7. Persiapan untuk pemeriksaan lain : ECG, urinalisa dll
 8. Kaji penyebab kejang
 9. Perawatan klien tdk sadar : berikan intervensi sesuai
standar
 Pengobatan pilihan dan berhasil : rt-PA ( recombinant
tissue Palsminogen Activator) jika pemberian kurang
dari 6 jam disebut Golden therapi window
Perawatan post akut :
 Tujuan mempertahankan fungsi tubuh dan menghindari
komplikasi
1. Kebersihan diri
2. Monitor kesadaran dan tanda vital dan gangguan neurologis
3. ROM 4 kali sehari
4. Perawatan kulit setiap 4 jam
5. Robah posisi / 2 jam  alat bantu
6. Tinggikan kepala 30
7. Kepatenan jalan nafas  suction , therapy fisical dada
8. Elastic stoking ; Untuk mencegah trombus , embolus pd
tungkai
9. Pencahar : u BAB cegah valsava manuver
10. Seimbangkan intake / output  fungsi ginjal
Lanjutan …
11. Perawatan kateter
12. Bladder training program
13. Evaluasi kemampauan menelan
14. Evaluasi komunikasi klien
15. Orientasikan
16. Perawatan mata
17. Tingkatkan kebutuhan nutrisi ( kurangi lemak)
18. Observasi adanya komplikasi
19. Review labor lain
20. Tingkatkan rasa percaya diri klien
21. Lakukan pencegahan kejang jika perlu
22. Observasi adanya komplikasi : pneumonia, emboli paru
dll
 MENGENDALIKAN HIPERTENSI DAN PENINGKATAN TIK
1. Jika TD menurun : maka tekanan perfusi otak akan turun  diastolik
meningkat –gunakan nitrofusid
2. Jika TIK meningkat : terjadi setelah hr I  metodenya hiperventilasi,
retensi caiaran , meniggikan kepala, hindari fleksi kepala berlebihan
dan rotasi berlebihan , gunakan diuretik osmotik ( manitol )
Kebutuhan psikologis pasien :

 1. emosi pasien labil : mudah menangis


dan tertawa tanpa sebab
 2. Toleransi terhadap stress menurun
 3. dapat mengeluarkan kata-akata kasar
–bantu klg memahmi perilaku tsb
Jadi perawat harus :
a. Dapat mengendalikan stimulasi
lingkungan
b. Berikan waktu istirahat  agar tdk lelah
c. Beri umpan balik +
d. Motivasi pasien
 Rehabilitasi pasien stroke di RS
Tanggung jawab perawat dalam praogram rehabilitasi
pasien pasca stroke :
1. Beri kesempatan pasien untuk melakukan perawatan
diri semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
pasien
2. Ajarkan aktifitas untuk perawatan diri dengan
berbagai cara sebagai kompensasi kemampuan pasien
3. Ajarkan tekhnik pindah( transfer)
4. Berikan perawatan khusus untuk kulit
5. Beri kesempatan klien untuk memasaang baju sendiri
6. Beri dukungan emosi dan psikologid
7. Beri kesempatan pasien utnuk mengekpresikan
perasaannya
8. Bersikap empati terhadap pasien
9. Libatkan keluarga dalam praogram rehabilitasi
Intervensi kep khusus
secara umum thdp defisit stroke
1.DEFISIT MOTORIK TINDAKAN kep
Hemiparise atau hemiplegia Baringkan posisi alignment  bantu
( sisi tubuh berlawanan dgn dengan gulungan handuk
cerebral ) Lakukan latihan ROM pasif Teratur

Ubah posisi tiap 2 jam

Distatria ( kerusakan otot-otot Berikan metode komunikatif alternatif


bicara )
Uji reflek palatal dan pharaingeal
Disphagia ( kerusakan otot sebelum makan
menelan) Tinggikan dan putar kepala pasien ke
sisi yg tdk sakit
Jika pasien dapat mengatasi masukan
oral , letakan makanan di sisi mulut
yg tdk sakit oleh pasien
2.DEFISIT SENSORI TINDAKAN KEPERAWTN
A. Defisit visual ( umum karena Waspadalah thd jenis defisitnya
jaras visual terpotong sebagian
besar pd hemisfer cerebri ) : Pasang alat bantu pada mata yang sakit
 Gangguan Penglihatan ganda ( kacamata)
Sda
( diplopia) , Penurunan
ketajaman
penglihatan
Tingkatkan sentuhan pada pasien :
- Lindungi bagian yg sakit thdp cedera
B. Tidak berespon thdp sensasi
supervisial ( sentuhan, nyeri, - Periksa bagian yg sakit thdp iritasi kulit
tekanan, panas, dingin) - Jika nyer kaji letak dan jenisnya
- Beri kesempatan pasien untuk
C. Tidak / hilang respon thd mencoba
pengetahuan posisi tubuh Ajarkan pasien untuk memeriksa posisi
( proprioresepsi) tubuh secara visual
D. Disorientasi ( waktu, T4,orang) Orientasikan pasien sesuai
kebutuhan, Bicarakan dengan
pasien kondisi saat ini , berikan
kalender , jam, foto dll

E. Apraxia ( kehilangan
kemampuan untuk menggunakan Peragakan cara yg tepat , perbaiki
misiinformasi
objek dengan tepat) , misalnya
memakai baju tdk berurutan

C. Agnosia ( kehilangan Kurangi setiap stimuli yg


kemampuan untuk mengacaukan pasien
mengidentifikasi lingkungan
melalui indra )

D. Kerusakan memori untuk Letkakan alat yang diperlukan


mengingat letak objek pasien
3. DEFISIT BAHASA TINDAKAN
-Afasia -Mintapasien untuk mengulangi
Ekspresif ( kesulitan dlm
mengubah suara menjadi pola sebagai awal lataihan
bicara )
-Aleksia ( ketidakmampuan untuk -Tunjukan nama yangn ditulis dari
mengerti kata yang ditulis) benda-benad dan minta pasien
untuk mengulang nama benda
tersebut.
-Minta pasien untuk menulis kata-
-Agrafia ( ketidakmampuan untuk
mengekspresikan ide-ide dalam kata dan kalimat sederhana
tulisan)
4. DEFISIT INTELEKTUAL TINDAKAN :
-Kehilangan memori -Beri informasi penting sesuai
kebutuhan
-Lindungi pasien dari cedera
-Penilaianburuk
- Ketidakmampuan menghitung , Jangan buat pengharapan yg tdk
memberi alasan atau berfikir realistik untuk pasien
abstrak
DEFISIT EMOSIONAL TINDAKAN KEPWT
-Labilitas emosi Jangan hargai emosi yg
meledak-ledak – hal ini penyakit
-Penurunan toleransi terhadap stress Kontrol beratnya stress
-Ketakutan , frustasi, marah Terima pasien apa adanya :
suportif
-Menarik diri, isolasi ,Depresi Berikan stimulasi dan
keamanan, kenyamanan dan
suportif

-DISFUNGSI KANDUNG KEMIH DAN


USUS
Amati pasien untuk
Sering berkemih ( defisit kontrol )
mengontrol berkemih
Catat intake dan out put
Kondisiinkontinesia biasanya Tawarkan untuk menggunakan
menyertai infeksi sal.kemih karena urianl atau bedpan
penggunaan kateter
Bawa pasien ke kamar mandi
 Jika pasien sudah mampu tawarkan untuk menggunakan urinal atau
bedpan., atau bawa pasien ke kamar mandi
 Jika perlu kateter , lakukan perawatan yang benar dan lepas secepat
mungkin
 Untuk gangguan defisit usus : akibat kurang kesadaran, dehidrasi,
immobilisasi berikan makanan yang bisa menstimulasi defekasi ( yg
berserat)
 Hindari pemberian enema saat TIK meningkat.
Fungsi luhur :
 Perlu memahami neuro anatomi otak , fungsi kortikal :
- Penglihatan pada kortek oksipital
- Pendengaran pada kortex temporal
- Penciuman pada kortek limbik frontal
- Perasa di korteks parietal
- Pergerakan di kortek motorik frontal
Perbedaan fungsi luhur otak kiri dan otak kanan
adalah sebagai berikut :
1. Belahan otak kiri :
- Merupakan pusat otak dominan untuk
berbahasa lisan dan tulisan
- Berperan dalam proses pikir yg logis, analitis,
linear dan bertindak rasional
- Diperlukan untuk kemampuan akademik di
sekolah formal
2. Belahan otak kanan :
- Berperan dalam pengamatan diri, ruang ,
lingkungan ( visuospastial)
- Berbahasa non verbal , gaya bahasa, menyanyikan
lagu yg dikenal dan megenal nada lagu
- Fungsi emosi yg berhub dengan visuospastial ,
mengenal dan memhami oranga lain dgn mimik
gembira atau marah, bidang seni pahat, seni lukis,
seni musik
- Berperan dalam proses pikir yg holistik, dimana
berkaitan dengan emosi dan intuisi
- Pusat berimajinasi , penting untuk kreatifiatas
berkarya
- Berkembang dengan pengalaman non formal ( di
luar sekolah )
Gejala-gejala yang timbul karena kerusakan otak

Hemisfer kiri : Hemisfer kanan


-Afasia( tdk bisa bicara ) -Apraxia konstruksi ( tdk bisa
-Afraxia orobucal ( tdk bisa menyusun balok asesuai
inisiatif) gambar )
-Aleksia ( sulit pembentukan -Apraxia berpakaian ( urutan

kata), disleksia ( gangguan memakai baju tdk betul)


membaca) -Prosopagnosia ( tdk kenal karena

-Agrafia ( tdk bisa baca) melihat orang tiga dimensi)


-Akalkuli ( tdk bisa -Amusia ( Tidak biasa kenal nada-

menghitung ) atau tdk bisa nyanyi lagi)


-Gangguan orientasi kiri dan -Anosognosia ( pengamatan pada

kanan diri sendiri rusak , menyangkal )


-Agnosia jari ( tdk kenal ) -Hemi negclec ( penilaian salah )

-Gangguan emosi: Depresi -Simultan agnosia

-Gangguan memori verbal -Gangguan emosi : mania

-Gangaguan memori visual :


sesuatu yg dilihat tdk bisa
Diagnosa keperawatan :
 Resiko / aktual : tidak efektifnya jalan nafas
berhub dgn penumpukan sleym sekunder thdp
penurunan tingkat kesadaran, gangguan
menelan atau disfagia
 Perubahan perfusi serebral berhub dengan
iskemik, edema, peningkatan TIK
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
b/d dgn penurunan intake cairan sekunder thdp
penurunan kesadaran, disfagia
 Perubahan eliminasi urin : inkotinesia urin : b/d
penurunan tingkat kesadaran , gangguan fungsi
kognisi, immobilisasi
 Perubahan eliminasi bowel : konstipasi b/d
immobilisasi
 Perubahan sensori persepsi : audio, visual,
sentuhan b/d adanya penurunan fungsi serebral
thdp kerusakan struktur serebri
 Gangguan mobilisasi fisik b/d penurunan
kesadaran , hemiparise
 Gangguan Komunikasi verbal b/d Penurunan
kesadaran,afasia
 Kurang mampu merawat diri/ ketergantungan
dalam perawatan diri sehari-hari b/d
 Resiko gangguan integritas kulit b/d
immobilisasi
UNTUK ASKEPNYA LIHAT DOENGOES

Anda mungkin juga menyukai