oleh
Dania Relina
PENDAHULUAN
• Juvenile diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang sampai saat ini
belum dapat disembuhkan.
• Juvenile Diabetes adalah penyakit yang telah menyerang banyak anak-anak di
seluruh dunia.
• Juvenile diabetes disebut juga sebagai Diabetes Mellitus (DM) tipe-1
DEFINISI
• Kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan
metabolisme glukosa yang ditandai oleh
hiperglikemia kronik
• Keadaan ini diakibatkan oleh kerusakan sel-β
pankreas baik oleh proses autoimun maupun
idioptaik sehingga produksi insulin berkurang
bahkan terhenti
DEFINISI
• Diabetes mellitus adalah penyakit yang muncul karena pankreas
tidak menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit sekali insulin
(Pratiwi, dkk, 2006: 171).
1.
Diabetes Mellitus tipe I (Insulin-dependent diabetes
mellitus (IDDM)
- Aktivitas/ Istirahat
Kaji adanya lemah, letih, sulit bergerak, gangguan tidur.
- Integritas Ego
Kaji adanya stress, tergantung pada orang lain, ansietas.
- Eliminasi
Kaji adanya poliuria, nocturia, rasa nyeri, nyeri tekan abdomen,
diare.
- Makanan/ Cairan
Kaji adanya mual, muntah, penurunan nafsu makan, penurunan
berat badan.
- Neurosensori
Kaji adanya pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, mengantuk.
1.Hal lain yang perlu dikaji antara lain:
- Nyeri/ Kenyamanan
Kaji adanya nyeri yang ditandai dengan wajah meringis, tampak
berhati-hati jika bergerak.
- Pernafasan
Kaji adanya batuk dengan atau tanpa sputum, merasa kekurangan
oksigen atau nafas cepat dan dalam.
- Keamanan
Kaji adanya kulit kering, gatal, ulkus kulit yang ditandai dengan
demam, lesi.
- Penyuluhan/ Pembelajaran
Kaji adanya faktor risiko keluarga, DM, jantung, stroke, hipertensi.
a. Diagnosa keperawatan
Intervensi:
1. Pantau TTV
Rasional: Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardi.
2. Pantau warna kulit, atau kelembabannya, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membrane mukosa.
Rasional: Merupakan indicator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat, Kulit yang kering
dan kemerahan mungkin menunjukkan adanya dehidrasi.
3. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
4. Kolaborasi pemberian cairan sesuai indikasi: Normal salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa
dektrosa, albumin, plasma, atau dekstran.
Rasional: Meningkatkan intake cairan yang adekuat. Plasma pengganti kadang diperlukan jika kekurangan
tersebut mengancam kehidupan atau tekanan darah sudah tidak dapat kembali normal dengan usaha-usaha
rehidrasi yang telah dilakukan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin dan penurunan
masukkan oral.
Tujuan: Nutrisi adekuat
Kriteria Hasil: Mencerna jumlah kaloti/nutrient yang tepat, menujukkan tingkat aktivitas
biasanya (sesuai kemampuan), BB ideal.
Intervensi:
1. Tentukan program diet dan pola makan anak dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh anak.
Rasional: Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.
2. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional: Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorpsi dan
utilisasinya).
3. Identifikasi makanan yang disukai.
Rasional: Jika makanan yang disukai klien dimasukkan dalam perencanaan makan, maka
klien akan lebih bersemangat untuk makan (bukan makanan yang tidak dianjurkan).
4.Libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk
memahami nutrisi pasien.
5.Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.
Rasional : Insulin memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu
memindahkan glukosa ke dalam sel.
3. Ke le lahan be r hubungan de ngan pe ningkatan asam le ma k be ba s a ki ba t
hipermetabolisme lemak dan protein.
Tujuan: Kelelahan berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil: TTV dalam batas normal, klien menunjukkan peningkatan energy, klien
menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
Intervensi:
1. Pantau TTV sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
Rasional: Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis.
2. Diskusikan kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanaan dengan klien serta keluarga dan
identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
Rasional: memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin
sangat lemah.
3. Bantu & Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu.
Rasional: Mencegah kelelahan yang berlebihan.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan dan perubahan fungsi
sel akibat tingginya kadar glukosa dalam darah.
Tujuan: Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil: Tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dulor, tumor, dan function laesa) tidak
ada, Suhu normal, Leukosit normal, Kadar glukosa normal, gula darah puasa dan dua
jam post prandial normal.
Intervensi:
1. Pantau TTV, pantau tanda-tanda infeksi
Rasional: Menilai secara dini terjadinya infeksi sehingga dapat menentukan intervensi
selanjutnya.
2. Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua
orang yang berhubungan dengan klien termasuk klien sendiri.
Rasional: Mencegah timbulnya infeksi silang (infeksi nosokomial).
3. Pertahankan teknik aseptik pada tindakan invasive.
Rasional: Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi
pertumbuhan kuman.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan dan perubahan fungsi sel
akibat tingginya kadar glukosa dalam darah.
4. Berikan perawatan kulit dengan teratur, massase daerah tulang yang tertekan, jaga kulit
tetap kering.
Rasional: Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan klien pada peningkatan
resiko terjadinya kerusakan pada kulit/iritasi kulit dan infeksi.
5. Anjurkan klien minum adekuat (kira-kira 3000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi.
Rasional: Menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi. Meningkatkan aliran urin untuk
mencegah urin yang statis dan membantu dalam mempertahankan pH/keasaman urin,
yang menurunkan pertumbuhan bakteri.
6. Kolaborasi pemeriksaan darah (leukosit).
Rasional: Mengidentifikasi tanda infeksi melalui jumlah leukosit dalam darah.
7. Kolaborasi pemberian antibiotic.
Rasional: Penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.
5. Kurangnnya pengetahuan berhubungan dengan kebutuhan perawatan di rumah.
Tujuan: Meningkatkan pemahaman DM pada anak dan keluarga
Kriteria hasil: Anak dan keluarga dapat memahami tentang penyakitnya, anak dan keluarga dapat
melakukan kontrol tentang rencana diet, terapi pengobatan, serta melakukan evaluasi atau kunjungan
ulang.
Intervensi:
1. Ciptakan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
Rasional: Hubungan saling percaya perlu diciptakan sebelum klien/keluarga bersedia mengambil
bagian dalam proses belajar.
2. Diskusikan dengan klien/keluarga tentang penyakitnya dan perawatannya.
Rasional: Memberikan pengetahuan dasar dimana klien/keluarga dapat membuat pertimbangan
dalam menghadapi keadaannya.
3. Diskusikan tentang rencana diet/makanan serta terapi pengobatannya.
Rasional: Kesadaran tentang pentingnya control akan membantu dalam merencanakan program.
4. Diskusikan pentingnya untuk melakukan evaluasi secara teratur.
Rasional: Membantu untuk mengontrol proses penyakit dan komplikasi dengan lebih ketat.
Perencanaan pemulangan:
1. Berikan penjelasan secara lisan dan tulisan tentang perawatan dan pengobatan yang
diberikan.
2. Ajarkan dan evaluasi untuk mengenal gejala syok dan asidosis diabetic dan penanganan
kedaruratan.
3. Simulasikan cara pemberian terapi insulinmuali dari persiapan alat sampai penyuntikan
dan lokasi.
4. Ajarkan memonitor atau memeriksa glukosab darah dan glukosa dalam urin.
5. Perencanaan diit; buat jadwal.
6. Perencanaan latihan, jelaskan dampak latihan dengan diabetic.
7. Ajarkan bagaimana untuk mencegah hiperglikemi dan hipoglikemi dan informasika
gejala-gejala yang muncul dari keduanya.
8. Jelaskan komplikasi yang mungkin muncul.
9. Ajarkan mencegah infeksi; kebersihan kaki, hindari adanya perlukaan pada kulit
gunakan pengalas kaki yang lembut, dan gunakan sikat gigi yang lunak.
10. Beri dukungan emosional kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan penyesuaian
psikososial terhadap diabetes.
Thank for Your
Attention