11/19/2021
Dania
• Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab terhambatnya
tumbuh-kembang anak yang sering ditemui.
11/19/2021
• Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa
berkisar 5-10 persen pada anak sekolah.
• Anak dikatakan mengalami keterlambatan bicara dan harus berkonsultasi
dengan ahli,
• bila sampai usia 12 bulan sama sekali belum mengeluarkan ocehan atau babbling,
• sampai usia 18 bulan belum keluar kata pertama yang cukup jelas, padahal sudah
dirangsang dengan berbagai cara,
• terlihat kesulitan mengatakan beberapa kata konsonan, seperti tidak memahami kata-
kata yang kita ucapkan, serta terlihat berusaha sangat keras untuk mengatakan sesuatu,
misalnya sampai ngiler atau raut muka berubah.
11/19/2021
Penyebab keterlambatan bicara sangat luas dan
banyak.
Ada yang ringan sampai yang berat, mulai yang
bisa membaik hingga yang sulit dikoreksi.
11/19/2021
Ada beberapa gangguan yang perlu diperhatikan orangtua:
1. Disfasia
q Gangguan perkembangan bahasa yang tidak sesuai dengan
perkembangan kemampuan anak seharusnya.
q Ditengarai gangguan ini muncul karena adanya ketidaknormalan pada
pusat bicara yang ada di otak.
q Anak dengan gangguan ini pada usia setahun belum bisa mengucapkan
kata spontan yang bermakna, misalnya mama atau papa.
q Kemampuan bicara reseptif (menangkap pembicaraan orang lain) sudah
baik tapi kemampuan bicara ekspresif (menyampaikan suatu maksud)
mengalami keterlambatan.
q Karena organ bicara sama dengan organ makan, maka biasanya anak ini
mempunyai masalah dengan makan atau menyedot susu dari botol.
11/19/2021
Ada beberapa gangguan yang perlu diperhatikan orangtua:
1. Disfasia
2. Gangguan disintegratif
q pada kanak-kanak (Childhood Diintegrative Disorder/CDD)
q Pada usia 1-2 tahun, anak tumbuh dan berkembang dengan normal,
kemudian kehilangan kemampuan yang telah dikuasainya dengan baik.
q Anak berkembang normal pada usia 2 tahun pertama seperti kemampuan
komunikasi, sosial, bermain dan perilaku.
q Namun kemampuan itu terganggu sebelum usia 10 tahun, yang terganggu
di antaranya adalah kemampuan bahasa, sosial, dan motorik.
11/19/2021
Ada beberapa gangguan yang perlu diperhatikan orangtua:
1. Disfasia
2. Gangguan disintegratif
3. Sindrom Asperger
qGejala khas yang timbul adalah gangguan interaksi sosial ditambah gejala
keterbatasan dan pengulangan perilaku, ketertarikan, dan aktivitas.
qAnak dengan gangguan ini mempunyai gangguan kualitatif dalam interaksi
sosial.
qDitandai dengan gangguan penggunaan beberapa komunikasi nonverval
(mata, pandangan, ekspresi wajah, sikap badan), tidak bisa bermain dengan
anak sebaya, kurang menguasai hubungan sosial dan emosional.
11/19/2021
Ada beberapa gangguan yang perlu diperhatikan orangtua:
1. Disfasia
2. Gangguan disintegratif
3. Sindrom Asperger
11/19/2021
1. Gangguan berbicara yang disebabkan:
q Masalah artikulasi
q Gangguan bersuara
q Masalah kefasihan
q Afasia karena ketidaksempurnaan perkembangan otak
q Keterlambatan berbicara yang dapat dipicu faktor
lingkungan, gangguan pendengaran atau gangguan tumbuh
kembang
11/19/2021
2. Gangguan pendengaran baik parsial maupun total yang jenisnya antara lain:
11/19/2021
Kesulitan yang dihadapi anak pada saat belajar bicara dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
Keterbatasan pendengaran.
Keterlambatan perkembangan jaringan otot organ wicara sehingga anak kesulitan
menggerakan otot wicara dengan cepat untuk menghasilkan suara.
Keterlambatan pemahaman bahasa orang dewasa yang perkataannya panjang dan rumit.
Kurang berinteraksi dengan orang lain.
Terlalu pasif dalam pergaulan sosial.
Terlalu mengandalkan komunikasi nonverbal yang efektif diterapkan di rumah tetapi tidak
berterima di masyarakat, anak akan malas mencoba menggunakan kata-kata
11/19/2021
qKurang dipedulikan orang lain karena dianggap sama sekali tidak
mampu bicara atau memahami orang lain.
qKetika ditanya jawabannya sering diwakili orang lain.
qTidak cukup waktu karena orang lain tidak memberinya
kesempatan merespon sementara anak membutuhkan waktu
untuk mulai bicara.
qRangsangan terlalu banyak dalam arti bahasa yang diajarkan
terlalu banyak, sama halnya dengan melempar banyak bola pada
anak yang sedang belajar menangkap bola.
qTerlalu banyak bahasa formal bukan bahasa komunikatif yang
diberikan, misalnya tentang angka dan macam-macam warna
yang kurang bermanfaat untuk komunikasi harian.
qTerlalu sering bermain sendiri karena yang dihadapi hanya
mainan bukan orang lain 11/19/2021
Nyiokiktjien dalam Tiel (2010) klasifikasi gangguan komunikasi dan berbahasa
pada anak adalah sebagai berikut:
A. Developmental language disorders (gangguan perkembangan berbahasa)
1. Hanya mengalami gangguan ekspresif dengan reseptif normal, dengan
sedikit atau tanpa komorbiditas gangguan lain yang menyertainya
11/19/2021
(pure dysphasia Development atau expressive language disorder
menurut DSM IV)
11/19/2021
1. Kemampuan reseptif dan ekspresif sangat rendah (terlambat atau tertinggal);
seringkali diikuti dengan gangguan nonverbal (mengalami juga
keterbelakangan mental). Dalam bentuk yang parah didapatkan asymbolic
mental retardation atau “mute autistic”. Pemahaman bahasa dan bicara
sama sekali tak nampak.
2. Verbal-auditory agnosia atau congenital word deafness (bentuk ringan dari
phonologic perception problem)
3. Cortical deafness, total auditory agnosia (congenital auditory imperception).
4. Gangguan sensorik pendengaran yang parah.
C. Gangguan semantik-pragmatik Gangguan bahasa semantik
(pengertian) – pragmatik (penggunaan) yang ditunjukkan dengan
seringnya memulai bicara dengan membeo atau echolalia. Gangguan
11/19/2021
Berbahasa 110
E. Mutisme selektif (tidak mau bicara dalam situasi atau tempat tertentu)