Perkembangan
Psikologis
Dearestha Brilliani Chintya Marcellin
Karlina Alferinda Fellicia Raphaela
F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik
F7 Retardasi Mental
F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya pada Masa Kanak dan Remaja
F8. Gangguan Perkembangan Psikologis
Umumnya memiliki gambaran:
● Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak
● Adanya kelambatan perkembangan fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
kematangan biologis dari susunan saraf pusat
● Berlangsung terus menerus tanpa remisi dan kekambuhan khas
Usia 18 bulan :
Ulang tahun pertama :
Ketidakmampuan dalam
Kegagalan dalam
identifikasi beberapa objek
memberi respon
yang sederhana
terhadap nama yang
familiar (tidak adanya Usia 2 tahun :
petunjuk non verbal) Kegagalan dalam mengikuti
instruksi sederhana
F80.2 Gangguan Berbahasa Reseptif
Gangguan bahasa reseptif mempunyai tingkat hubungan yang tinggi dengan gangguan
sosio-emosional-perilaku dibandingkan dengan variasi gangguan perkembangan khas
berbicara dan bahasa lainnya
Pemanfaatan orang tua untuk berlindung Pemanfaatan orang tua untuk berlindung normal
normal
F80.3 Afasia Didapat dengan Epilepsi (Sindrom
Landau-Kleffner)
Gangguan perkembangan khas → anak punya riwayat perkembangan bahasa yang normal,
kehilangan kedua kemampuan ekspresif dan reseptif, tetapi tetap normal dalam inteligensia
umum
Onset gangguan (pada usia 3-7 tahun), yang disertai dengan :
● Kelainan paroksismal pada EEG (hampir selalu dari lobus temporalis, bilateral)
● Kejang epileptik
Hubungan waktu antara onset kejang dengan kehilangan berbahasa bervariasi, biasanya salah
satu mendahului yang lain dalam beberapa bulan sampai 2 tahun
F80.3 Afasia Didapat dengan Epilepsi (Sindrom
Landau-Kleffner)
KHAS :
Kesulitan dalam
penangkapan melalui Gangguan Emosi
pendengaran
Gangguan Perilaku
Berbahasa reseptif
yang sangat berat
F80.3 Afasia Didapat dengan Epilepsi (Sindrom
Landau-Kleffner)
Eksklusi jika ditemukan :
Tumor Autisme
F80.8 Gangguan Perkembangan Berbicara dan
Berbahasa Lainnya
Suatu gangguan pada pola normal kemampuan penguasaan keterampilan, yang terganggu sejak stadium awal
dari perkembangan (specific developmental disorders of scholastic skills).
Tidak merupakan hasil langsung dari gangguan yang lain (seperti retardasi mental, defisit neurologis yang
besar, masalah visus dan daya dengar yang tidak terkoreksi, atau gangguan emosional), walaupun mungkin
terdapat bersamaan dengan kondisi tersebut.
Seringkali terdapat bersama dengan sindrom klinis lain (seperti gangguan pemusatan perhatian atau
gangguan tingkah laku) atau gangguan perkembangan lain (seperti gangguan perkembangan motorik khas
atau gangguan perkembangan khas berbicara atau berbahasa).
Etiologi tidak diketahui, diduga disebabkan oleh faktor biologis yang berinteraksi dengan faktor non-biologis
(seperti kesempatan belajar dan kualitas pengajaran).
F.81 Gangguan Perkembangan Belajar Khas
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Secara klinis terdapat derajat hendaya (gangguan) yang bermakna dalam keterampilan skolastik tertentu
(beratnya hendaya dinilai dari: ukuran skolastik, gangguan perkembangan yang mendahului, masalah yang terkait,
respons).
● Hendayanya harus khas dalam arti bahwa tidak semata-mata dapat dijelaskan dari retardasi mental atau hendaya
ringan dalam intelegensi umum, sebab IQ dan kinerja skolastik tidak persis berjalan bersamaan/paralel).
● Hendaya harus dalam masa perkembangan, dalam arti harus sudah ada pada awal usia sekolah dan tidak didapat
pada proses perjalanan pendidikan lebih lanjut.
● Harus tidak ada faktor luar yang dapat menjadi alasan untuk kesulitan skolastik (misalnya: kesempatan belajar,
sistem pengajaran, pindah sekolah dan lain sebagainya)
● Tidak langsung disebabkan oleh hendaya visus atau pendengaran yang tidak terkoreksi.
Dengan petunjuk diatas, diagnosis gangguan perkembangan belajar khas harus berlandaskan temuan positif dari gangguan
kinerja skolastik yang secara klinis bermakna, yang berkaitan dengan faktor-faktor dalam (intrinsic) dari perkembangan anak.
F.81.0 Gangguan Membaca Khas
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Kemampuan membaca anak harus secara bermakna lebih rendah tingkatannya daripada kemampuan yang
diharapkan berdasarkan pada usianya, inteligensia umum, dan tingkatan sekolahnya.
● Gangguan perkembangan khas membaca biasanya didahului oleh riwayat gangguan perkembangan berbicara
atau berbahasa.
● Hakikat yang tepat dari masalah membaca tergantung pada taraf yang diharapkan dari kemampuan
membaca,berbahasa dan tulisan.
● Namun dalam tahap awal dari belajar membaca tulisan abjad, dapat terjadi kesulitan mengucapkan huruf
abjad, menyebut nama yang benar dari tulisan, memberi irama sederhana dari kata kata yang diucapkan, dan
dalam menganalisis atau mengelompokan bunyi-bunyi (meskipun ketajaman pendengaran normal).
F.81.0 Gangguan Membaca Khas
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Gambaran utama dari gangguan ini adalah hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan
kemampuan mengeja tanpa riwayat gangguan membaca khas, yang bukan disebabkan oleh rendahnya usia
mental, pendidikan sekolah yang tidak adekuat, masalah ketajaman penglihatan, pendengaran atau fungsi
neurologis, dan juga bukan didapatkan sebagai akibat gangguan neurologis, gangguan jiwa, atau gangguan
lainnya.
● Kemampuan mengeja anak harus secara bermakna di bawah tingkat yang seharusnya berdasarkan usianya,
inteligensia umum, dan tingkat sekolahnya, dan terbaik dinilai dengan cara pemeriksaan untuk kemampuan
mengeja yang baku.
F.81.2 Gangguan Berhitung Khas
● Gangguan ini meliputi hendaya yang khas dalam kemampuan berhitung yang tidak dapat diterangkan
berdasarkan adanya retardasi mental umum atau tingkat pendidikan di sekolah yang tidak adekuat.
Kekurangannya ialah penguasaan pada kemampuan dasar berhitung yaitu tambah, kurang, kali, bagi (bukan
kemampuan matematik yang lebih abstrak dalam aljabar, trigonometri, geometri atau kalkulus).
● Kemampuan berhitung anak harus secara bermakna lebih rendah daripada tingkat yang seharusnya dicapai
berdasarkan usianya, inteligensia umum, tingkat sekolahnya. dan terbaik dinilai dengan cara pemeriksaan
untuk kemampuan berhitung yang baku.
● Keterampilan membaca dan mengeja dalam batas normal sesuai dengan umur mental anak.
● Kesulitan dalam berhitung bukan disebabkan pengajaran yang tidak adekuat, atau efek langsung dari
ketajaman penglihatan, pendengaran, atau fungsi neurologis, dan tidak didapatkan sebagai akibat dari
gangguan neurologis, gangguan jiwa, atau gangguan lainnya
F.81.3 Gangguan Belajar Campuran
Merupakan gambaran pervasif dari fungsi individu dalam segala situasi, meski dapat
berbeda dalam derajat keparahannya
F.84.0 Autisme Masa Kanak
● Ditandai oleh adanya abnormalitas dan/atau kelambatan perkembangan yang muncul
sebelum usia 3 tahun dan dengan ciri fungsional abnormal dalam 3 bidang : interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku yang terbatas dan berulang
PEDOMAN DIAGNOSTIK
1. Biasanya tidak jelas ada periode perkembangan yang normal sebelumnya, tetapi bila ada,
kelainan perkembangan sudah menjadi jelas sebelum usia 3 tahun, sehingga diagnosis
sudah dapat ditegakkan. Tetapi gejala-gejalanya (sindrom) dapat didiagnosis pada semua
kelompok umur.
F.84.0 Autisme Masa Kanak
2. Selalu ada hendaya/kelambatan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik
(reciprocal social interaction)
a. Apresiasi yang tidak adekuat terhadap isyarat sosio-emosional, dan/atau kurangnya
modulasi terhadap perilaku dalam konteks sosial
i. Buruk dalam menggunakan isyarat sosial dan integrasi yang lemah dalam
perilaku sosial, emosional dan komunikatif
ii. Khususnya, kurangnya respons timbal balik sosio-emosional
F.84.0 Autisme Masa Kanak
3. Hendaya kualitatif dalam komunikasi
a. Kurangnya penggunaan keterampilan bahasa dalam hubungan sosial
b. Hendaya dalam permainan imajinatif dan imitasi sosial
c. Keserasian yang buruk dan kurangnya interaksi timbal balik dalam percakapan
d. Buruknya keluwesan dalam bahasa ekspresif dan kreativitas dan fantasi dalam
proses pikir yang relatif kurang
e. Kurangnya respons emosional terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain
f. Hendaya dalam menggunakan variasi irama atau penekanan sebagai modulasi
komunikatif
g. Kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan atau memberi arti tambahan dalam
komunikasi lisan.
F.84.0 Autisme Masa Kanak
4. Kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang
dan stereotipik
a. Kecenderungan untuk bersikap kaku dan rutin dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari → kegiatan baru dan juga kebiasaan sehari-hari serta pola bermain.
b. Terutama sekali dalam masa kanak yang dini, dapat terjadi kelekatan yang khas
terhadap benda-benda yang aneh, khususnya benda yang tidak lunak.
F.84.0 Autisme Masa Kanak
c. Memaksakan kegiatan rutin dalam ritual yang tidak perlu
i. Preokupasi yang stereotipik → tanggal, rute atau jadwal
ii. Sering terdapat stereotipik motorik
iii. Sering menunjukkan minat khusus terhadap segi-segi non-fungsional dari
benda-benda (misalnya bau atau rasanya)
iv. Menolak perubahan dari rutinitas atau dalam detil dari lingkungan hidup
pribadi (seperti perpindahan mebel atau hiasan dalam rumah).
5. Semua tingkatan IQ dapat ditemukan dalam hubungannya dengan autisme, tetapi pada
3⁄4 kasus secara signifikan terdapat retardasi mental.
F.84.1 Autisme Tidak Khas
1. Gangguan perkembangan pervasif yang berbeda dari autisme dalam hal usia onset
maupun tidak memenuhi tiga kriteria diagnostik
a. Kelainan perkembangan tampak secara jelas pertama kali pada usia > 3 tahun
b. dan/atau tidak cukup menunjukkan kelainan dalam 1 atau 2 dari 3 bidang
psikopatologi yang dibutuhkan untuk diagnosis autisme
2. Sering muncul pada individu dengan retardasi mental yang berat, yang sangat rendah
kemampuannya → sehingga tidak mampu menunjukan gejala yang cukup untuk diagnosis
autisme.
Dapat juga tampak pada individu dengan gangguan perkembangan yang khas dari bahasa
reseptif yang berat.
F.84.2 Sindrom Rett
Onset gangguan yang terjadi pada usia 7-24 bulan. Pola perkembangan awal tampak normal
atau mendekati normal, diikuti dengan kehilangan sebagian atau seluruh keterampilan tangan
dan berbicara yang telah didapat, bersamaan dengan kemunduran/perlambatan pertumbuhan
kepala.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
1. Terjadi regresi yang berat atau kehilangan kemampuan berbahasa, bermain, keterampilan
sosial, perilaku adaptif, pengendalian BAB atau BAK dan terkadang disertai kemerosotan
pengendalian motorik
F.84.3 Gangguan Disintegratif Masa Kanak Lainnya
2. Hal yang khas → bersamaan dengan keadaan tersebut
a. Hilangnya secara menyeluruh perhatian/minat terhadap lingkungan
b. Adanya mannerisme motorik yang stereotipik dan berulang
c. Hendaya dalam interaksi sosial dan komunikasi yang mirip dengan autisme
3. Dalam hal tertentu sindrom ini mirip dengan dementia pada orang dewasa tetapi
dibedakan pada 3 hal:
a. Tidak ada bukti penyakit / kerusakan organik yang dapat ditemukan
b. Kehilangan keterampilan yang diikuti dengan beberapa derajat perbaikan
c. Hendaya dalam fungsi sosial dan komunikasi → memiliki kualitas yang lebih berciri
autistik daripada kemunduran intelektual
F.84.4 Gangguan Aktivitas Berlebih yang berhubungan
dengan Retardasi Mental dan Gerakan Stereotipik
Kombinasi antara:
- Perkembangan yang tidak serasi dari overaktivitas yang berat
- Stereotipi motorik
- Retardasi mental berat
Mungkin terdapat atau tidak terdapat masalah dalam komunikasi yang sama seperti yang berkaitan
dengan autisme. Jika ada keterlambatan berbahasa yang jelas maka diagnosis ini disingkirkan.
Ciri-ciri utama :
berkurangnya perhatian dan aktivitas berlebihan → syarat
mutlak dan haruslah nyata ada pada lebih dari satu situasi
(rumah, kelas, klinik)
F90 Gangguan Hiperkinetik
a. Berkurangnya Perhatian :
● Tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya tugas dan ditinggalkannya suatu
kegiatan sebelum tuntas selesai
● Seringkali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain
● Mudah kehilangan minat dari satu tugas karena perhatiannya tertarik
terhadap kegiatan lainnya
b. Aktivitas Berlebihan
● Terlihat gelisah berlebihan, khususnya di situasi yang menuntut keadaan
tenang
● Tergantung dari situasi, biasanya berlari-lari, berlompat-lompat mengelilingi
ruangan, atau bangun dari kursi di situasi yang menghendaki untuk tetap
duduk
● Terlalu banyak berbicara & ribut atau kegugupan/kegelisahan
F90.0 Gangguan Aktivitas dan Perhatian
● Kriteria Umum F90 Telah terpenuhi
● Kriteria gangguan tingkah laku (F91) tidak terpenuhi
Ciri Khas :
Pola tingkah laku dissosial, agresif/menentang, yang berulang dan menetap
Contoh-contoh perilaku :
● Perkelahian/menggerak pada tingkat berlebihan
● Kejam terhadap hewan/sesama manusia
● Perusakan hebat pada barang milik orang lain
● Membakar, mencuri, pendustaan yang berulang-ulang
● Bolos dari sekolah dan kabur dari rumah
● Sangat sering meluapkan temper tantrum yang hebat dan tidak biasa
● Perilaku provokatif yang menyimpang dan sikap menentang yang berat dan
menetap
F91.0 Gangguan Tingkah Laku Yang Terbatas pada
Lingkungan Keluarga
Tidak ada gangguan tingkah laku yang signifikan di luar lingkungan keluarga dan
juga hubungan sosial anak di luar lingkungan keluarga masih berada di dalam
batas-batas normal
Contoh perilaku :
Mencuri barang/uang dari anggota keluarga, merusak mainan, mencabik-cabik
pakaian, merusak barang yang berharga, tindak kekerasan dalam keluarga
Biasanya dicetuskan karena adanya konflik seperti datangnya sosok ayah
atau ibu tiri
F91.1 Gangguan Tingkah Laku Tak Berkelompok
Ciri Khas :
Adanya kombinasi dari perilaku disosial dan agresif berkelanjutan, dengan sifat
pervasif dan bermakna dalam hubungan anak yang bersangkutan dengan
anak-anak lainnya, yang ditandai dengan :
● Rusaknya hubungan dengan kelompok sebaya,keterkucilan dari dan/atau
penolakan oleh atau kurang disenanginya oleh anak-anak sebayanya dan ia
tidak empunyai sahabat karib atau hubungan empatik, hubungan timbal balik
yang langgeng dengan anak dalam kelompok usianya
● Hubungan dengan orang dewasa juga ditandai dengan perselisihan, rasa
bermusuhan dan dendam. Jika terjalin pun biasanya kurang akrab dan kurang
percaya.
F91.1 Gangguan Tingkah Laku Tak Berkelompok
Ciri Khas :
Ditandai oleh perilaku disosial dan agresif berkelanjutan terjadi pada anak yang
umumnya cukup terintegrasi di dalam kelompok sebayanya
Kunci Perbedaan :
Terdapat ikatan persahabatan langgeng dengan anak yang seusia. Seringkali kelompok
sebaya itu terdiri atas anak-anak yang juga terlibat dalam kegiatan kejahatan/dissosial
(tingkah laku anak yang tidak dibenarkan masyarakat justru dibenarkan oleh kelompok
sebayanya itu)
F91.3 Gangguan Sikap Menentang (Membangkang)
Ciri Khas :
Berawal dari anak dibawah usia 9 dan 10 tahun. Adanya perilaku menentang,
ketidak-patuhan, perilaku provokatif, dan tidak adanya tindakan disosial dan agresif
yang lebih berat yang melanggar hukum ataupun melanggar hak asasi orang lain
1. Tidak Realistik → kekhawatiran yang mendalam (bencana menimpa tokoh / tidak kembali)
2. Tidak Realistik → kekhawatiran yang mendalam (si anak kesasar, diculik, dimasukkan RS,
terbunuh)
3. Terus menerus menolak masuk sekolah → takut perpisahan (bukan takut peristiwa di
sekolah)
F.93.0 Gangguan Anxietas Perpisahan Masa Kanak
Anxietas dapat berbentuk:
Dengan kriteria:
● Ciri khas dari kondisi ini ialah selektivitas yang ditentukan secara emosional dalam berbicara, di
mana anak itu menunjukkan selektivitasnya dalam hal kemampuan bertutur kata dalam
situasi-situasi tertentu, namun tidak mampu melakukannya dalam beberapa situasi (khas tertentu)
lainnya.
● Cirinya yang terpenting ialah adanya pola abnormal dalam hubungan anak dengan para pengasuhnya
yang timbul sebelum anak mencapai usia 5 tahun, yang meliputi ciri- ciri maladaptif yang lazimnya
tidak dilihat pada anak- anak yang normal, dan yang tetap berlanjut namun reaktif terhadap
perubahan yang cukup jelas pada pola asuh.
● Gangguan ini hampir selalu timbul berkaitan dengan pengasuhan anak yang sangat kurang memadai.
Hal ini mungkin dalam bentuk penganiayaan psikologis atau penelantaran (yang tampak dari hukuman
yang kejam, dan sikap yang senantiasa lalai memberi tanggapan terhadap upaya anak untuk
berdamai,atau asuhan yang sangat kurang sempurna sebagai orang tua), atau penganiayaan fisik
atau penelantaran anak itu (hal itu terbukti oleh sikap kurang memperhatikan kebutuhan fisik anak,
berulang kali dengan sengaja mencederai anak, atau kurang memberi makanan bergizi).
F.94.2 Gangguan Kelekatan Tak Terkendali Masa Kanak
● Diagnosis haruslah didasarkan pada kenyataan bahwa anak menunjukkan kelekatan selektif yang
kabur (diffuse- ness) selama 5 tahun pertama kehidupan anak dan umumnya berhubungan dengan
perilaku melekat sewaktu masa bayi dan/atau perangai ramah terhadap semua orang, dan perilaku
menarik perhatian pada masa dini atau pertengahan usia anak. Biasanya akan mengalami kesulitan
dalam membina hubungan akrab, dan saling percaya dengan kelompok teman sebaya.
● Mungkin juga terdapat gangguan emosional atau perilaku yang menyertai (sebagian bergantung pada
keadaan anak saat itu). Kebanyakan terdapat riwayat pengasuh yang berganti-ganti, dari satu
keluarga asuh pindah ke keluarga asuh yang lain.
F.94.8 Gangguan Fungsi Sosial Masa Kanak Lainnya
Dibagi dalam golongan yang sederhana dan yang kompleks, sekalipun penggarisan batasannya kurang jelas.
Ciri-ciri:
● Gerakan yang mendadak, cepat, sekejab dan terbatasnya gerakan, tanpa bukti gangguan neurologi
yang mendasari;
● Berulang dan biasanya terhenti saat tidur
● Gejala mudah timbul kembali atau ditekan dengan kemauan
● Kurang berirama ( dapat membedakan Tic dengan gerakan stereotipik berulang yang tampak pada
kasus autisme dan retardasi mental )
F.95.0 Gangguan Tic Sementara
● Umumnya memenuhi kriteria untuk suatu gangguan tic motorik atau vokal (namun
bukan kedua-duanya) dan berlangsung selama lebih dari setahun.
● "Tic” dapat tunggal atau multipel (tetapi lebih sering bersifat multipel).
F.95.2 Gangguan Kombinasi Tic Vokal dan Motorik Multipel
(Sindrom Tourette)
● "Tic" motorik multipel dengan satu atau beberapa "tic" vokal, yang tidak harus timbul secara
serentak dan dalam riwayatnya hilang timbul.
● Onset hampir selalu pada masa kanak atau remaja. Lazimnya ada riwayat "tic" motorik sebelum
timbulnya "tic" vokal; sindrom ini sering memburuk pada usia remaja dan lazim pula menetap
sampai usia dewasa.
● "Tic" vokal sering bersifat multipel dengan letupan vokalisasi yang berulang-ulang, seperti suara
mendehem, bunyi ngorok, dan ada kalanya diucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat cabul. Ada
kalanya diiringi gerakan isyarat ekopraksia, yang dapat juga bersifat cabul (copropraxia). Seperti
juga pada "tic" motorik, "tic" vokal mungkin ditekan dengan kemauan untuk jangka waktu singkat,
bertambah parah karena stres dan berhenti saat tidur.
F.95.8 Gangguan Tic Lainnya
1. BAK berulang di atas kasur ataupun mengompol, baik secara sengaja maupun
tidak sengaja → Nokturnal/Diurnal/Kombinasi
2. Signifikan bila ≥2x/minggu selama ≥3 bulan berturut-turut ATAU menyebabkan
kesulitan yang mengganggu fungsi sehari-hari pasien
3. Usia ≥ 5 tahun atau ekuivalen usia mental
4. Tidak disebabkan oleh pengaruh obat (eg. diuretik, antipsikotik) atau kondisi
medis (eg. diabetes, epilepsi, kelainan struktural kandung kemih)
F.98.1 Enkopresis Non-organik
1. BAB baik dikehendaki maupun tidak, secara berulang → konsistensi normal/
hampir normal, ditempat yang kurang layak di lingkungan sosiokultural anak
2. Mungkin merupakan lanjutan dari inkontinensia masa bayi ATAU hilangnya
kemampuan mengendalikan BAB setelah anak mampu ATAU dengan sengaja
meletakan tinja di tempat yang tidak wajar meski memiliki kemampuan
mengendalikan BAB
F.98.1 Enkopresis Non-organik
PEDOMAN DIAGNOSIS:
1. BAB berulang di tempat yang tidak sesuai (eg. pakaian, lantai), baik
disengaja maupun tidak disengaja
2. ≥1 x/ bulan, setidaknya selama 3 bulan
3. Usia ≥4 tahun atau ekuivalen usia perkembangan
4. Tidak disebabkan oleh pengaruh obat (eg laksatif) atau kondisi medis lain
(kecuali yang menyebabkan konstipasi)
F.98.2 Gangguan Makan Masa Bayi dan Kanak
1. Penolakan makanan dan rewel menghadapi makanan dari pengasuh
2. Lazim terjadi pada anak-anak → Tidak lazim bila melampaui batas
normal seperti mutu makannya abnormal, penurunan/ tidak
bertambahnya berat badan anak
3. F98.21 → Gangguan Ruminasi
a. Regurgitasi makanan yang terjadi secara berulang setidaknya
beberapa kali dalam 1 minggu selama ≥ 1 bulan
b. Bukan karena kelainan gastrointestinal atau kelainan lain (eg.
GER, pyloric stenosis)
F.98.3 Pika pada Masa Bayi dan Kanak
1. Terus menerus memakan zat tidak bergizi yang bukan makanan ≥ 1 bulan → tanah,
serpihan cat, benang, arang, pasir, dsb.
2. Mungkin merupakan bagian dari gangguan psikiatrik seperti autisme (F7); atau perilaku
psikopatologis tunggal (F.98.3)
3. Dapat terjadi pada anak dengan inteligensia normal
F.98.4 Gangguan Gerakan Stereotipik
1. Gerakan volunter, berulang, stereotipik, nonfungsional, sering kali ritmik
→ yang bukan merupakan bagian dari gangguan psikiatrik atau neurologis
2. Terjadi sejak masa awal perkembangan anak
3. Gerakan tidak bahaya: mengguncang tubuh, menyentak kepala, mencabut
rambut, melilit rambut, menjentikkan jari, menggerakan tangan
○ Tidak termasuk: menggigit kuku, mengisap jempol, mengorek hidung
4. Gerakan bahaya: membenturkan kepala, mencolok mata, menggigit
tangan, bibir atau bagian tubuh lain
5. Tidak disebabkan oleh penggunaan obat, kondisi neurologis, atau oleh
gangguan perkembangan atau mental lainnya (eg OCD, Spektrum autis,
tic, dsb)
F.98.5 Gagap (stuttering/ stammering)
1. Pengulangan suara/ suku kata/ kata/ sering gugup atau terhenti sehingga mengganggu irama
alur bicara
2. Lazim ditemui disritmia ringan pada fase transisi usia dini anak
3. Gangguan: bila sangat mengganggu kelancaran bicara, dan menghambat komunikasi efektif
dalam situasi sosial
4. +/- gerakan pada wajah dan/atau bagian tubuh lain yang bersamaan waktu dengan
pengulangan, atau hambatan alur bicara