Anda di halaman 1dari 94

F8: Gangguan

Perkembangan
Psikologis
Dearestha Brilliani Chintya Marcellin
Karlina Alferinda Fellicia Raphaela

Pembimbing: dr. Waskita Roan, Sp.KJ


KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN
F0 Gangguan Mental Organik (termasuk gangguan mental simtomatik)

F1 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif

F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham

F3 Gangguan Suasana Perasaan (mood) (gangguan afektif)

F4 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform, dan Gangguan Terkait Stress

F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik

F6 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa

F7 Retardasi Mental

F8 Gangguan Perkembangan Psikologis

F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya pada Masa Kanak dan Remaja
F8. Gangguan Perkembangan Psikologis
Umumnya memiliki gambaran:
● Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak
● Adanya kelambatan perkembangan fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
kematangan biologis dari susunan saraf pusat
● Berlangsung terus menerus tanpa remisi dan kekambuhan khas

Fungsi yang dipengaruhi termasuk


BAHASA, KEMAMPUAN VISO-SPASIAL, DAN/ATAU KOORDINASI MOTORIK
F.8 Gangguan Perkembangan Psikologis

F.80 F.81 F.82 F.83


Gangguan perkembangan Gangguan perkembangan Gangguan perkembangan Gangguan perkembangan
khas berbicara dan berbahasa belajar khas motorik khas khas campuran

F.84 F.88 F.89


Gangguan perkembangan Gangguan perkembangan Gangguan perkembangan
pervasif psikologis lainnya psikologis YTT
F80
Gangguan Perkembangan
Khas Berbicara dan
Berbahasa
F80.0 Gangguan Artikulasi Berbicara Khas
Gangguan perkembangan khas dimana penggunaan suara untuk berbicara dari anak
berada di bawah tingkat yg sesuai dengan usia mentalnya, namun tingkat kemampuan
bahasanya normal

Diagnosis ditegakkan hanya jika:


● Beratnya gangguan artikulasi di luar batas variasi normal bagi usia mental anak;
● Kecerdasan non-verbal dalam batas normal;
● Kelainan artikulasi tidak langsung diakibatkan oleh suatu kelainan sensorik,
struktural, atau neurologis; dan
● Salah ucapan jelas tidak normal dalam konteks pemakaian bahasa percakapan
sehari-hari dalam kehidupan anak.
F80.0 Gangguan Artikulasi Berbicara Khas

Tipe-tipe Gangguan Artikulasi :


● Substitusi (penggantian fonem)
● Omisi (penghilangan)
● Distorsi (kekacauan)
● Adisi
F80.1 Gangguan Berbahasa Ekspresif

Gangguan perkembangan khas pada


kemampuan anak dalam mengekspresikan
bahasa dengan berbicara di bawah rata-rata
anak dalam usia mentalnya. Pengertian bahasa
dalam batas normal dengan atau tanpa
gangguan artikulasi

Contoh : tidak ada kata-kata dalam umur 2th


F80.1 Gangguan Berbahasa Ekspresif
Kesulitan yang tampak belakangan :

Perkembangan kosa kata yg Struktur kalimat yang mentah


terbatas
Kesulitan dalam memilih dan Kesalahan kalimat
mengganti kata yang tepat
Kehilangan awalan atau akhiran
yang khas; dan
Penggunaan berlebihan dari
sekelompok kecil kata-kata umum Salah atau gagal dalam menggunakan
aturan tata bahasa seperti kata
Memendekkan Ucapan yang penghubung, ganti, sandang, dan kata
panjang kerja dan kata benda yang berubah
F80.2 Gangguan Berbahasa Reseptif
Gangguan perkembangan khas dengan pengertian anak dalam bahasa di
bawah kemampuan rata-rata anak dalam usia mentalnya

Usia 18 bulan :
Ulang tahun pertama :
Ketidakmampuan dalam
Kegagalan dalam
identifikasi beberapa objek
memberi respon
yang sederhana
terhadap nama yang
familiar (tidak adanya Usia 2 tahun :
petunjuk non verbal) Kegagalan dalam mengikuti
instruksi sederhana
F80.2 Gangguan Berbahasa Reseptif

Kriteria gangguan pervasif tidak dijumpai


Pada hampir semua kasus perkembangan dari bahasa ekspresif juga terlambat dan lazim
ada suara ucapan yang tidak normal

Gangguan bahasa reseptif mempunyai tingkat hubungan yang tinggi dengan gangguan
sosio-emosional-perilaku dibandingkan dengan variasi gangguan perkembangan khas
berbicara dan bahasa lainnya

Interaksi sosial normal Penggunaan gerak tubuh yang hampir normal

Permainan imajinasi normal Dan hanya sedikit kesulitan dalam komunikasi

Pemanfaatan orang tua untuk berlindung Pemanfaatan orang tua untuk berlindung normal
normal
F80.3 Afasia Didapat dengan Epilepsi (Sindrom
Landau-Kleffner)

Gangguan perkembangan khas → anak punya riwayat perkembangan bahasa yang normal,
kehilangan kedua kemampuan ekspresif dan reseptif, tetapi tetap normal dalam inteligensia
umum
Onset gangguan (pada usia 3-7 tahun), yang disertai dengan :
● Kelainan paroksismal pada EEG (hampir selalu dari lobus temporalis, bilateral)
● Kejang epileptik
Hubungan waktu antara onset kejang dengan kehilangan berbahasa bervariasi, biasanya salah
satu mendahului yang lain dalam beberapa bulan sampai 2 tahun
F80.3 Afasia Didapat dengan Epilepsi (Sindrom
Landau-Kleffner)
KHAS :

Kesulitan dalam
penangkapan melalui Gangguan Emosi
pendengaran

Gangguan Perilaku
Berbahasa reseptif
yang sangat berat
F80.3 Afasia Didapat dengan Epilepsi (Sindrom
Landau-Kleffner)
Eksklusi jika ditemukan :

Trauma Kepala Penyakit lain

Tumor Autisme
F80.8 Gangguan Perkembangan Berbicara dan
Berbahasa Lainnya

F80.9 Gangguan Perkembangan Berbicara dan


Berbahasa YTT
F.81
Gangguan
Perkembangan Belajar
Khas
F.81 Gangguan Perkembangan Belajar Khas

Suatu gangguan pada pola normal kemampuan penguasaan keterampilan, yang terganggu sejak stadium awal
dari perkembangan (specific developmental disorders of scholastic skills).

Tidak merupakan hasil langsung dari gangguan yang lain (seperti retardasi mental, defisit neurologis yang
besar, masalah visus dan daya dengar yang tidak terkoreksi, atau gangguan emosional), walaupun mungkin
terdapat bersamaan dengan kondisi tersebut.

Seringkali terdapat bersama dengan sindrom klinis lain (seperti gangguan pemusatan perhatian atau
gangguan tingkah laku) atau gangguan perkembangan lain (seperti gangguan perkembangan motorik khas
atau gangguan perkembangan khas berbicara atau berbahasa).

Etiologi tidak diketahui, diduga disebabkan oleh faktor biologis yang berinteraksi dengan faktor non-biologis
(seperti kesempatan belajar dan kualitas pengajaran).
F.81 Gangguan Perkembangan Belajar Khas
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Secara klinis terdapat derajat hendaya (gangguan) yang bermakna dalam keterampilan skolastik tertentu
(beratnya hendaya dinilai dari: ukuran skolastik, gangguan perkembangan yang mendahului, masalah yang terkait,
respons).
● Hendayanya harus khas dalam arti bahwa tidak semata-mata dapat dijelaskan dari retardasi mental atau hendaya
ringan dalam intelegensi umum, sebab IQ dan kinerja skolastik tidak persis berjalan bersamaan/paralel).
● Hendaya harus dalam masa perkembangan, dalam arti harus sudah ada pada awal usia sekolah dan tidak didapat
pada proses perjalanan pendidikan lebih lanjut.
● Harus tidak ada faktor luar yang dapat menjadi alasan untuk kesulitan skolastik (misalnya: kesempatan belajar,
sistem pengajaran, pindah sekolah dan lain sebagainya)
● Tidak langsung disebabkan oleh hendaya visus atau pendengaran yang tidak terkoreksi.

Dengan petunjuk diatas, diagnosis gangguan perkembangan belajar khas harus berlandaskan temuan positif dari gangguan
kinerja skolastik yang secara klinis bermakna, yang berkaitan dengan faktor-faktor dalam (intrinsic) dari perkembangan anak.
F.81.0 Gangguan Membaca Khas
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Kemampuan membaca anak harus secara bermakna lebih rendah tingkatannya daripada kemampuan yang
diharapkan berdasarkan pada usianya, inteligensia umum, dan tingkatan sekolahnya.
● Gangguan perkembangan khas membaca biasanya didahului oleh riwayat gangguan perkembangan berbicara
atau berbahasa.
● Hakikat yang tepat dari masalah membaca tergantung pada taraf yang diharapkan dari kemampuan
membaca,berbahasa dan tulisan.
● Namun dalam tahap awal dari belajar membaca tulisan abjad, dapat terjadi kesulitan mengucapkan huruf
abjad, menyebut nama yang benar dari tulisan, memberi irama sederhana dari kata kata yang diucapkan, dan
dalam menganalisis atau mengelompokan bunyi-bunyi (meskipun ketajaman pendengaran normal).
F.81.0 Gangguan Membaca Khas
PEDOMAN DIAGNOSTIK

● kesalahan dalam kemampuan membaca lisan, seperti ditunjukkan berikuti ini :


(a) ada kata-kata atau bagian-bagiannya yang mengalami penghilangan, penggantian, penyimpangan, atau
penambahan; (b) kecepatan membaca yang lambat; (c) salah memulai, keraguan yang lama atau kehilangan bagian
dari teks dan tidak tepat menyusun kalimat; dan (d) susunan kata-kata yang terbalik dalam kalimat, atau huruf
huruf yang terbalik dalam kata-kata.
● Dapat juga terjadi defisit dalam memahami bacaan, seperti diperlihatkan oleh contoh:
(e) ketidak-mampuan menyebut kembali isi bacaan; (f) ketidakmampuan untuk menarik kesimpulan dari materi
bacaan; dan (g) dalam menjawab pertanyaan perihal sesuatu bacaan, lebih menggunakan pengetahuan umum
sebagai latar belakang informasi daripada informasi yang berasal dari materi bacaan tersebut.
F.81.0 Gangguan Membaca Khas
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Gangguan emosional dan/atau perilaku yang menyertai biasanya timbul pada masa usia sekolah. Masalah
emosional biasanya lebih banyak pada masa tahun pertama sekolah, tetapi gangguan perilaku dan sindrom
hiperaktivitas hampir selalu ada pada akhir masa kanak dan remaja.
F.81.1 Gangguan Mengeja Khas

● Gambaran utama dari gangguan ini adalah hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan
kemampuan mengeja tanpa riwayat gangguan membaca khas, yang bukan disebabkan oleh rendahnya usia
mental, pendidikan sekolah yang tidak adekuat, masalah ketajaman penglihatan, pendengaran atau fungsi
neurologis, dan juga bukan didapatkan sebagai akibat gangguan neurologis, gangguan jiwa, atau gangguan
lainnya.
● Kemampuan mengeja anak harus secara bermakna di bawah tingkat yang seharusnya berdasarkan usianya,
inteligensia umum, dan tingkat sekolahnya, dan terbaik dinilai dengan cara pemeriksaan untuk kemampuan
mengeja yang baku.
F.81.2 Gangguan Berhitung Khas
● Gangguan ini meliputi hendaya yang khas dalam kemampuan berhitung yang tidak dapat diterangkan
berdasarkan adanya retardasi mental umum atau tingkat pendidikan di sekolah yang tidak adekuat.
Kekurangannya ialah penguasaan pada kemampuan dasar berhitung yaitu tambah, kurang, kali, bagi (bukan
kemampuan matematik yang lebih abstrak dalam aljabar, trigonometri, geometri atau kalkulus).
● Kemampuan berhitung anak harus secara bermakna lebih rendah daripada tingkat yang seharusnya dicapai
berdasarkan usianya, inteligensia umum, tingkat sekolahnya. dan terbaik dinilai dengan cara pemeriksaan
untuk kemampuan berhitung yang baku.
● Keterampilan membaca dan mengeja dalam batas normal sesuai dengan umur mental anak.
● Kesulitan dalam berhitung bukan disebabkan pengajaran yang tidak adekuat, atau efek langsung dari
ketajaman penglihatan, pendengaran, atau fungsi neurologis, dan tidak didapatkan sebagai akibat dari
gangguan neurologis, gangguan jiwa, atau gangguan lainnya
F.81.3 Gangguan Belajar Campuran

Merupakan kategori sisa gangguan yang batasannya tidak jelas.


• Hendaya pada kemampuan berhitung, membaca atau mengeja secara bermakna, tetapi tidak dapat
diterangkan sebagai akibat dari retardasi mental atau pengajaran yang tidak adekuat, atau efek langsung
dari ketajaman penglihatan, pendengaran, atau fungsi neurologis.
• Gangguan yang memenuhi kriteria pada F81.2, F81.0 atau F81.1.
F.81.8 Gangguan Perkembangan Belajar Lainnya

F.81.9 Gangguan Perkembangan Belajar YTT


F.82
Gangguan Perkembangan
Motorik Khas
Hendaya berat dalam perkembangan koordinasi motorik yang tidak
semata-mata disebabkan oleh retardasi intelektual umum, kelainan
kongenital atau gangguan neurologis yang didapat (kecuali satu yang
implisit dalam kelainan koordinasi)
PEDOMAN DIAGNOSTIK

1. Koordinasi motorik anak (gerak halus/kasar) harus secara bermakna di bawah


rata-rata kemampuan dari anak dalam usia mental dan inteligensia umum
2. Kesulitan dalam koordinasi harus tampak dalam fase perkembangan awal → bukan
merupakan hendaya yang didapat, akibat langsung dari gangguan penglihatan/
pendengaran/ neurologis lainnya
3. Jangkauan dari gangguan motorik anak sangat luas dan bervariasi sesuai usia.
Tahap perkembangan motorik dapat terlambat dan dapat berkaitan dengan kesulitan
berbicara (khususnya artikulasi).
PEDOMAN DIAGNOSTIK

4. Dapat dijumpai kesulitan dalam bersekolah.


5. Tidak dijumpai kelainan neurologis nyata (Cerebral Palsy, distrofi otot).
F.83
Gangguan Perkembangan Khas
Campuran
Sisa kategori gangguan yang batasannya tidak jelas, konsepnya inadekuat
(tetapi perlu) dengan gangguan perkembangan khas campuran dari berbicara dan
berbahasa, keterampilan akademik, dan/atau fungsi motorik → tidak ada satu
gejala dominan untuk dibuat sebagai diagnosis utama
F.84
Gangguan Perkembangan
Pervasif
Abnormalitas kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal-balik dan pola komunikasi
Kecenderungan minat dan gerakan yang terbatas, stereotipik, berulang

Merupakan gambaran pervasif dari fungsi individu dalam segala situasi, meski dapat
berbeda dalam derajat keparahannya
F.84.0 Autisme Masa Kanak
● Ditandai oleh adanya abnormalitas dan/atau kelambatan perkembangan yang muncul
sebelum usia 3 tahun dan dengan ciri fungsional abnormal dalam 3 bidang : interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku yang terbatas dan berulang

PEDOMAN DIAGNOSTIK

1. Biasanya tidak jelas ada periode perkembangan yang normal sebelumnya, tetapi bila ada,
kelainan perkembangan sudah menjadi jelas sebelum usia 3 tahun, sehingga diagnosis
sudah dapat ditegakkan. Tetapi gejala-gejalanya (sindrom) dapat didiagnosis pada semua
kelompok umur.
F.84.0 Autisme Masa Kanak
2. Selalu ada hendaya/kelambatan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik
(reciprocal social interaction)
a. Apresiasi yang tidak adekuat terhadap isyarat sosio-emosional, dan/atau kurangnya
modulasi terhadap perilaku dalam konteks sosial
i. Buruk dalam menggunakan isyarat sosial dan integrasi yang lemah dalam
perilaku sosial, emosional dan komunikatif
ii. Khususnya, kurangnya respons timbal balik sosio-emosional
F.84.0 Autisme Masa Kanak
3. Hendaya kualitatif dalam komunikasi
a. Kurangnya penggunaan keterampilan bahasa dalam hubungan sosial
b. Hendaya dalam permainan imajinatif dan imitasi sosial
c. Keserasian yang buruk dan kurangnya interaksi timbal balik dalam percakapan
d. Buruknya keluwesan dalam bahasa ekspresif dan kreativitas dan fantasi dalam
proses pikir yang relatif kurang
e. Kurangnya respons emosional terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain
f. Hendaya dalam menggunakan variasi irama atau penekanan sebagai modulasi
komunikatif
g. Kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan atau memberi arti tambahan dalam
komunikasi lisan.
F.84.0 Autisme Masa Kanak
4. Kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang
dan stereotipik
a. Kecenderungan untuk bersikap kaku dan rutin dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari → kegiatan baru dan juga kebiasaan sehari-hari serta pola bermain.
b. Terutama sekali dalam masa kanak yang dini, dapat terjadi kelekatan yang khas
terhadap benda-benda yang aneh, khususnya benda yang tidak lunak.
F.84.0 Autisme Masa Kanak
c. Memaksakan kegiatan rutin dalam ritual yang tidak perlu
i. Preokupasi yang stereotipik → tanggal, rute atau jadwal
ii. Sering terdapat stereotipik motorik
iii. Sering menunjukkan minat khusus terhadap segi-segi non-fungsional dari
benda-benda (misalnya bau atau rasanya)
iv. Menolak perubahan dari rutinitas atau dalam detil dari lingkungan hidup
pribadi (seperti perpindahan mebel atau hiasan dalam rumah).
5. Semua tingkatan IQ dapat ditemukan dalam hubungannya dengan autisme, tetapi pada
3⁄4 kasus secara signifikan terdapat retardasi mental.
F.84.1 Autisme Tidak Khas
1. Gangguan perkembangan pervasif yang berbeda dari autisme dalam hal usia onset
maupun tidak memenuhi tiga kriteria diagnostik
a. Kelainan perkembangan tampak secara jelas pertama kali pada usia > 3 tahun
b. dan/atau tidak cukup menunjukkan kelainan dalam 1 atau 2 dari 3 bidang
psikopatologi yang dibutuhkan untuk diagnosis autisme
2. Sering muncul pada individu dengan retardasi mental yang berat, yang sangat rendah
kemampuannya → sehingga tidak mampu menunjukan gejala yang cukup untuk diagnosis
autisme.

Dapat juga tampak pada individu dengan gangguan perkembangan yang khas dari bahasa
reseptif yang berat.
F.84.2 Sindrom Rett
Onset gangguan yang terjadi pada usia 7-24 bulan. Pola perkembangan awal tampak normal
atau mendekati normal, diikuti dengan kehilangan sebagian atau seluruh keterampilan tangan
dan berbicara yang telah didapat, bersamaan dengan kemunduran/perlambatan pertumbuhan
kepala.

Gangguan bersifat → Progressive motor deterioration


F.84.2 Sindrom Rett
PEDOMAN DIAGNOSTIK

1. Gejala khas paling menonjol →


a. Hilangnya kemampuan gerakan tangan yang bertujuan dan keterampilan manipulatif
dari motorik halus yang terlatih.
b. Kehilangan atau hambatan seluruh atau sebagian perkembangan berbahasa
c. Gerakan seperti mencuci tangan yang stereotipik dengan fleksi lengan didepan
dada atau dagu
d. Membasahi tangan secara stereotipik dengan ludah
e. Hambatan dalam mengunyah makanan
f. Sering terjadi episode hiperventilasi
F.84.2 Sindrom Rett
1. Gejala khas paling menonjol
g. Gagal dalam pengaturan BAB dan BAK
h. Sering menjulurkan lidah dan air liur menetas
i. Kehilangan dalam ikatan sosial
2. Anak dengan sindrom Rett → tampak dapat senyum sosial , menatap seseorang dengan
kosong , tetapi tidak terjadi interaksi sosial dengan mereka pada awal masa kanak
3. Cara berdiri dan berjalan cenderung melebar (broad based), otot hipotonik, koordinasi
gerak tubuh memburuk (Ataxia) serta skoliosis dan kifosis
4. Atrofi spinal dengan disabilitas motorik berat dapat muncul pada saat remaja atau
dewasa
F.84.2 Sindrom Rett
5. Dapat timbul spastisitas dan rigiditas → biasa banyak terjadi pada ekstremitas bawah
6. Serangan epileptik yang mendadak (epileptic fits) → umumnya onset serangan terjadi
usia <8 tahun
7. Jarang terjadi perilaku mencederai diri dengan sengaja dan preokupasi yang stereotipik
kompleks atau yang rutin → sehingga berbeda dengan autisme
F.84.3 Gangguan Disintegratif Masa Kanak Lainnya
Perkembangan normal yang jelas sampai usia minimal 2 tahun, yang diikuti dengan kehilangan
yang nyata dari keterampilan yang sudah diperoleh sebelumnya, disertai dengan kelainan
kualitatif dalam fungsi-fungsi sosial

PEDOMAN DIAGNOSTIK
1. Terjadi regresi yang berat atau kehilangan kemampuan berbahasa, bermain, keterampilan
sosial, perilaku adaptif, pengendalian BAB atau BAK dan terkadang disertai kemerosotan
pengendalian motorik
F.84.3 Gangguan Disintegratif Masa Kanak Lainnya
2. Hal yang khas → bersamaan dengan keadaan tersebut
a. Hilangnya secara menyeluruh perhatian/minat terhadap lingkungan
b. Adanya mannerisme motorik yang stereotipik dan berulang
c. Hendaya dalam interaksi sosial dan komunikasi yang mirip dengan autisme
3. Dalam hal tertentu sindrom ini mirip dengan dementia pada orang dewasa tetapi
dibedakan pada 3 hal:
a. Tidak ada bukti penyakit / kerusakan organik yang dapat ditemukan
b. Kehilangan keterampilan yang diikuti dengan beberapa derajat perbaikan
c. Hendaya dalam fungsi sosial dan komunikasi → memiliki kualitas yang lebih berciri
autistik daripada kemunduran intelektual
F.84.4 Gangguan Aktivitas Berlebih yang berhubungan
dengan Retardasi Mental dan Gerakan Stereotipik
Kombinasi antara:
- Perkembangan yang tidak serasi dari overaktivitas yang berat
- Stereotipi motorik
- Retardasi mental berat

Ketiga hal tersebut HARUS ADA untuk menegakkan diagnosis.


Bila kriteria diagnostik F84.0, F84.1 atau F84.2 tidak terpenuhi, keadaan tersebut harus
didiagnosis sesuai dengan kriterianya
F.84.5 Sindrom Asperger
Diagnosis ditentukan oleh kombinasi antara:
- Tidak adanya keterlambatan umum dalam perkembangan berbahasa atau kognitif yang secara
klinis jelas
- Adanya defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial yang timbal balik
- Adanya pola perilaku, perhatian, dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik

Mungkin terdapat atau tidak terdapat masalah dalam komunikasi yang sama seperti yang berkaitan
dengan autisme. Jika ada keterlambatan berbahasa yang jelas maka diagnosis ini disingkirkan.

F.84.8 Gangguan Perkembangan Pervasif Lainnya

F.84.9 Gangguan Perkembangan Pervasif YTT


F.88 Gangguan Perkembangan Psikologis Lainnya
Menunjukkan gejala gangguan perkembangan psikologis yang menyebabkan hendaya
dalam fungsi sehari-hari, namun tidak memenuhi kriteria diagnosis dari gangguan lainnya

F.89 Gangguan Perkembangan Psikologis YTT


Menunjukkan gejala gangguan perkembangan psikologis yang menyebabkan hendaya
dalam fungsi sehari-hari, namun tidak memenuhi kriteria diagnosis dari gangguan lainnya
yang mungkin disebabkan karena kurang lengkapnya informasi saat presentasi
F9:
Gangguan perilaku dan
Emosional dengan onset
masa kanak dan remaja
F.9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan
Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan Remaja

F.90 F.91 F.92


Gangguan Hiperkinetik Gangguan Tingkah Laku Gangguan Campuran Tingkah
Laku dan Emosi

F.93 F.94 F.95 F.98 - F.99


Gangguan Emosional Onset Gangguan Fungsi Sosial Gangguan TIC Gangguan Perilaku dan
Khas Pada Masa Kanak dengan Onset Khas Pada Emosional Lainnya dengan Onset
Masa Kanak dan Remaja Biasanya Pada Masa Kanak dan
Remaja, Gangguan Mental YTT
F90
Gangguan Hiperkinetik
F90 Gangguan Hiperkinetik

Ciri-ciri utama :
berkurangnya perhatian dan aktivitas berlebihan → syarat
mutlak dan haruslah nyata ada pada lebih dari satu situasi
(rumah, kelas, klinik)
F90 Gangguan Hiperkinetik
a. Berkurangnya Perhatian :
● Tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya tugas dan ditinggalkannya suatu
kegiatan sebelum tuntas selesai
● Seringkali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain
● Mudah kehilangan minat dari satu tugas karena perhatiannya tertarik
terhadap kegiatan lainnya
b. Aktivitas Berlebihan
● Terlihat gelisah berlebihan, khususnya di situasi yang menuntut keadaan
tenang
● Tergantung dari situasi, biasanya berlari-lari, berlompat-lompat mengelilingi
ruangan, atau bangun dari kursi di situasi yang menghendaki untuk tetap
duduk
● Terlalu banyak berbicara & ribut atau kegugupan/kegelisahan
F90.0 Gangguan Aktivitas dan Perhatian
● Kriteria Umum F90 Telah terpenuhi
● Kriteria gangguan tingkah laku (F91) tidak terpenuhi

F90.1 Gangguan Tingkah Laku Hiperkinetik


● Memenuhi kriteria menyeluruh mengenai gangguan hiperkinetik
(F90)
● Memenuhi kriteria menyeluruh gangguan tingkah laku (F91)
F90.8 Gangguan Hiperkinetik
Lainnya

F90.9 Gangguan Hiperkinetik YTT


● Kategori ini tidak dianjurkan dan hanya dapat digunakan bila
kurang dapat dibedakan antara F90.0 dan F90.1, tapi memenuhi
seluruh kriteria F90
F.91
Gangguan Tingkah Laku
F91 Gangguan Tingkah Laku

Ciri Khas :
Pola tingkah laku dissosial, agresif/menentang, yang berulang dan menetap

Contoh-contoh perilaku :
● Perkelahian/menggerak pada tingkat berlebihan
● Kejam terhadap hewan/sesama manusia
● Perusakan hebat pada barang milik orang lain
● Membakar, mencuri, pendustaan yang berulang-ulang
● Bolos dari sekolah dan kabur dari rumah
● Sangat sering meluapkan temper tantrum yang hebat dan tidak biasa
● Perilaku provokatif yang menyimpang dan sikap menentang yang berat dan
menetap
F91.0 Gangguan Tingkah Laku Yang Terbatas pada
Lingkungan Keluarga

Memenuhi kriteria F91 secara menyeluruh

Tidak ada gangguan tingkah laku yang signifikan di luar lingkungan keluarga dan
juga hubungan sosial anak di luar lingkungan keluarga masih berada di dalam
batas-batas normal
Contoh perilaku :
Mencuri barang/uang dari anggota keluarga, merusak mainan, mencabik-cabik
pakaian, merusak barang yang berharga, tindak kekerasan dalam keluarga
Biasanya dicetuskan karena adanya konflik seperti datangnya sosok ayah
atau ibu tiri
F91.1 Gangguan Tingkah Laku Tak Berkelompok
Ciri Khas :
Adanya kombinasi dari perilaku disosial dan agresif berkelanjutan, dengan sifat
pervasif dan bermakna dalam hubungan anak yang bersangkutan dengan
anak-anak lainnya, yang ditandai dengan :
● Rusaknya hubungan dengan kelompok sebaya,keterkucilan dari dan/atau
penolakan oleh atau kurang disenanginya oleh anak-anak sebayanya dan ia
tidak empunyai sahabat karib atau hubungan empatik, hubungan timbal balik
yang langgeng dengan anak dalam kelompok usianya
● Hubungan dengan orang dewasa juga ditandai dengan perselisihan, rasa
bermusuhan dan dendam. Jika terjalin pun biasanya kurang akrab dan kurang
percaya.
F91.1 Gangguan Tingkah Laku Tak Berkelompok

Perilaku yang khas :


1. Tingkah laku menggertak
2. Sangat sering berkelahi
3. Pemerasan atau tindak kekerasan
4. Sikap membangkang secara berlebihan
5. Perbuatan kasar
6. Sikap tidak mau bekerjasama
7. Melawan otoritas
8. Mengadu berlebihan dan amarah yang tak terkendali
9. Merusak barang orang lain, sengaja membakar
10. Perlakuan kejam terhadap hewan dan terhadap sesama anak
F91.2 Gangguan Tingkah Laku Berkelompok

Ciri Khas :
Ditandai oleh perilaku disosial dan agresif berkelanjutan terjadi pada anak yang
umumnya cukup terintegrasi di dalam kelompok sebayanya

Kunci Perbedaan :

Terdapat ikatan persahabatan langgeng dengan anak yang seusia. Seringkali kelompok
sebaya itu terdiri atas anak-anak yang juga terlibat dalam kegiatan kejahatan/dissosial
(tingkah laku anak yang tidak dibenarkan masyarakat justru dibenarkan oleh kelompok
sebayanya itu)
F91.3 Gangguan Sikap Menentang (Membangkang)

Ciri Khas :
Berawal dari anak dibawah usia 9 dan 10 tahun. Adanya perilaku menentang,
ketidak-patuhan, perilaku provokatif, dan tidak adanya tindakan disosial dan agresif
yang lebih berat yang melanggar hukum ataupun melanggar hak asasi orang lain

● Perilaku negatifnya telah melampaui perilaku anak normal seusianya


● Cenderung sering dan secara aktif membangkang pada permintaan/peraturan dari orang
dewasa dan sengaja mengusik orang lain
● Bersikap marah, benci, daya toleransi terhadap frustasi yang rendah dan cepat
kehilangan kesadaram
F91.8 Gangguan Tingkah Laku Lainnya

F91.9 Gangguan Tingkah Laku YTT


● Hanya digunakan untuk gangguan yang memenuhi kriteria umum
untuk F91, namun tidak memenuhi kriteria untuk salah satu
subtipe lainnya
F.92
Gangguan Campuran
Tingkah Laku dan Emosi
F.92 Gangguan Campuran Tingkah Laku dan Emosi

Ciri Khas → Gabungan perilaku agresif, dissosial, dan menentang


yang menetap dengan gejala yang nyata dari depresi, anxietas atau
gangguan emosional lainnya

Gangguan cukup berat untuk dapat memenuhi kriteria gangguan


tingkah laku pada masa kanak (F91) dan gangguan emosional pada
masa kanak (F93)
F.92.0 Gangguan Tingkah Laku Depresif
● Kombinasi dari gangguan tingkah laku masa kanak (F91) dengan keadaan
depresif yang berkelanjutan dan menetap → gejala seperti,
○ Duka nestapa yang berlebihan
○ Hilang minat dan kesenangan terhadap kegiatan sehari-hari
○ Sikap menyesali diri dan keputusasaan
○ Susah tidur dan kurang nafsu makan
F.92.8 Gangguan Campuran Tingkah Laku dan Emosi Lainnya
● Kombinasi dari gangguan tingkah laku masa kanak (F91) dengan gejala
emosional yang nyata dan menetap seperti
○ Anxietas
○ Takut
○ Obsesi atau kompulsi
○ Depersonalisasi atau derealisasi
○ Berbagai fobia F.92.9 Gangguan
○ Hipokondriasis Campuran Tingkah Laku
dan Emosi YTT
F.93
Gangguan Emosional dengan
Onset Khas pada Masa Kanak
F.93.0 Gangguan Anxietas Perpisahan Masa Kanak
Anxietas yang berlebihan → terfokus dan berkaitan dengan perpisahan dari tokoh yang akrab
hubungannya dengan si anak, yang bukan hanya bagian dari anxietas umum berkenaan dengan
aneka situasi

Anxietas dapat berbentuk:

1. Tidak Realistik → kekhawatiran yang mendalam (bencana menimpa tokoh / tidak kembali)
2. Tidak Realistik → kekhawatiran yang mendalam (si anak kesasar, diculik, dimasukkan RS,
terbunuh)
3. Terus menerus menolak masuk sekolah → takut perpisahan (bukan takut peristiwa di
sekolah)
F.93.0 Gangguan Anxietas Perpisahan Masa Kanak
Anxietas dapat berbentuk:

4. Menolak tidur tanpa didampingi oleh tokoh kesayangannya


5. Takut yang tidak wajar untuk ditinggal seorang diri / tanpa ditemani orang yang akrab di
rumah pada siang hari
6. Mimpi buruk tentang perpisahan
7. Timbul gejala fisik: mual, muntah, sakit perut, sakit kepala jika mengalami perpisahan dengan
tokoh (seperti saat keluar rumah untuk pergi ke sekolah)
8. Mengalami rasa susah berlebihan (anxietas, menangis, merana, apati) pada saat sebelum,
saat dan sesudah perpisahan dengan tokoh
Tidak ada gangguan umum pada
perkembangan fungsi kepribadian
F.93.1 Gangguan Anxietas Fobik Masa Kanak
Rasa takut yang khas timbul pada suatu fase perkembangan yang spesifik pada anak

Dengan kriteria:

1. Onset pada masa usia perkembangan yang sesuai


2. Taraf anxietas secara klinis tidak normal
3. Anxietas itu tidak merupakan bagian dari suatu gangguan yang menyeluruh
F.93.2 Gangguan Anxietas Sosial Masa Kanak
● Gangguan yang timbul sebelum usia 6 tahun, yang tidak lazim derajatnya dan
disertai aneka masalah berkenaan dengan fungsi secara sosial dan bukan bagian
dari gangguan emosional yang bersifat lebih menyeluruh.
● Berulang kali merasa was-was dan takut serta menghindari orang yang tidak
dikenal
● Rasa takut timbul hanya terhadap orang dewasa atau teman sebaya
F.93.3 Gangguan Persaingan Antar Saudara
(Sibling Rivalry)
● Ciri khas gangguan ini:
○ Bukti adanya rasa persaingan dan/atau iri hati terhadap saudara
○ Onset selama beberapa bulan setelah kelahiran adik
○ Gangguan emosional melampaui taraf normal dan/atau berkelanjutan → berhubungan
dengan masalah psikososial
● Upaya bersaing untuk merebut perhatian/cinta orang tuanya → ditandai dengan perasaan
negatif yang berlebihan
● Kasus berat → rasa permusuhan, trauma fisik, sikap jahat dan atau upaya menjegal
saudaranya
F.93.3 Gangguan Persaingan Antar Saudara
(Sibling Rivalry)
● Kasus ringan → enggan berbagi, kurangnya pandangan positif, dan langka nya interaksi yang
ramah
● Gangguan emosional berbentuk regresi → hilangnya keterampilan yang telah dimiliki
(pengendalian BAB BAK) → tendensi berperilaku seperti bayi
● Berkeinginan besar untuk memperoleh perhatian orang tua → saat hendak tidur

F93.8 Gangguan Emosional Masa Kanak Lainnya

F.93.9 Gangguan Emosional Masa Kanak YTT


F.94
Gangguan Fungsi Sosial
dengan Onset Khas pada
Masa Kanak dan Remaja
F.94.0 Mutisme Elektif

● Ciri khas dari kondisi ini ialah selektivitas yang ditentukan secara emosional dalam berbicara, di
mana anak itu menunjukkan selektivitasnya dalam hal kemampuan bertutur kata dalam
situasi-situasi tertentu, namun tidak mampu melakukannya dalam beberapa situasi (khas tertentu)
lainnya.

● Untuk diagnosis ini diperlukan:


(a) tingkat pengertian bahasa yang normal atau hampir normal;
(b) tingkat kemampuan bertutur kata yang cukup untuk komunikasi sosial;
(c) bukti yang nyata bahwa anak bersangkutan dapat dan bertutur kata secara normal atau hampir normal
dalam beberapa situasi tertentu.
F.94.1 Gangguan Kelekatan Reaktif Masa Kanak

● Cirinya yang terpenting ialah adanya pola abnormal dalam hubungan anak dengan para pengasuhnya
yang timbul sebelum anak mencapai usia 5 tahun, yang meliputi ciri- ciri maladaptif yang lazimnya
tidak dilihat pada anak- anak yang normal, dan yang tetap berlanjut namun reaktif terhadap
perubahan yang cukup jelas pada pola asuh.
● Gangguan ini hampir selalu timbul berkaitan dengan pengasuhan anak yang sangat kurang memadai.
Hal ini mungkin dalam bentuk penganiayaan psikologis atau penelantaran (yang tampak dari hukuman
yang kejam, dan sikap yang senantiasa lalai memberi tanggapan terhadap upaya anak untuk
berdamai,atau asuhan yang sangat kurang sempurna sebagai orang tua), atau penganiayaan fisik
atau penelantaran anak itu (hal itu terbukti oleh sikap kurang memperhatikan kebutuhan fisik anak,
berulang kali dengan sengaja mencederai anak, atau kurang memberi makanan bergizi).
F.94.2 Gangguan Kelekatan Tak Terkendali Masa Kanak

● Diagnosis haruslah didasarkan pada kenyataan bahwa anak menunjukkan kelekatan selektif yang
kabur (diffuse- ness) selama 5 tahun pertama kehidupan anak dan umumnya berhubungan dengan
perilaku melekat sewaktu masa bayi dan/atau perangai ramah terhadap semua orang, dan perilaku
menarik perhatian pada masa dini atau pertengahan usia anak. Biasanya akan mengalami kesulitan
dalam membina hubungan akrab, dan saling percaya dengan kelompok teman sebaya.
● Mungkin juga terdapat gangguan emosional atau perilaku yang menyertai (sebagian bergantung pada
keadaan anak saat itu). Kebanyakan terdapat riwayat pengasuh yang berganti-ganti, dari satu
keluarga asuh pindah ke keluarga asuh yang lain.
F.94.8 Gangguan Fungsi Sosial Masa Kanak Lainnya

F.94.9 Gangguan Fungsi Sosial Masa Kanak YTT


F.95
Gangguan “Tic”
F.95 Gangguan TIC
"Tic” adalah suatu gerakan motorik (yang lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas tertentu) yang tidak
dibawah pengendalian, berlangsung cepat, dan berulang- ulang, tidak berirama, ataupun suatu hasil vokal yang
timbul mendadak dan tidak ada tujuannya yang nyata.

Dibagi dalam golongan yang sederhana dan yang kompleks, sekalipun penggarisan batasannya kurang jelas.

Ciri-ciri:
● Gerakan yang mendadak, cepat, sekejab dan terbatasnya gerakan, tanpa bukti gangguan neurologi
yang mendasari;
● Berulang dan biasanya terhenti saat tidur
● Gejala mudah timbul kembali atau ditekan dengan kemauan
● Kurang berirama ( dapat membedakan Tic dengan gerakan stereotipik berulang yang tampak pada
kasus autisme dan retardasi mental )
F.95.0 Gangguan Tic Sementara

● Gangguan ini pada umumnya memenuhi kriteria untuk


diagnosis gangguan “tic” tetapi tidak melampaui 12
bulan.
● Bentuk ini paling sering dijumpai pada anak usia 4-5
tahun; biasanya berupa kedipan mata, muka menyeringai,
atau kedutan kepala. Pada sebagian kasus hanya berupa
episode tunggal, namun pada beberapa kasus lain hilang
timbul selama beberapa bulan.
F.95.1 Gangguan Tic Motorik atau Vokal Kronik

● Umumnya memenuhi kriteria untuk suatu gangguan tic motorik atau vokal (namun
bukan kedua-duanya) dan berlangsung selama lebih dari setahun.
● "Tic” dapat tunggal atau multipel (tetapi lebih sering bersifat multipel).
F.95.2 Gangguan Kombinasi Tic Vokal dan Motorik Multipel
(Sindrom Tourette)
● "Tic" motorik multipel dengan satu atau beberapa "tic" vokal, yang tidak harus timbul secara
serentak dan dalam riwayatnya hilang timbul.
● Onset hampir selalu pada masa kanak atau remaja. Lazimnya ada riwayat "tic" motorik sebelum
timbulnya "tic" vokal; sindrom ini sering memburuk pada usia remaja dan lazim pula menetap
sampai usia dewasa.
● "Tic" vokal sering bersifat multipel dengan letupan vokalisasi yang berulang-ulang, seperti suara
mendehem, bunyi ngorok, dan ada kalanya diucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat cabul. Ada
kalanya diiringi gerakan isyarat ekopraksia, yang dapat juga bersifat cabul (copropraxia). Seperti
juga pada "tic" motorik, "tic" vokal mungkin ditekan dengan kemauan untuk jangka waktu singkat,
bertambah parah karena stres dan berhenti saat tidur.
F.95.8 Gangguan Tic Lainnya

F.95.9 Gangguan Tic YTT


F.98
Gangguan Perilaku dan
Emosional Lainnya dengan Onset
Biasanya pada Masa Kanak dan
Remaja
F.98.0 Enuresis Non-organik
PEDOMAN DIAGNOSTIK:

1. BAK berulang di atas kasur ataupun mengompol, baik secara sengaja maupun
tidak sengaja → Nokturnal/Diurnal/Kombinasi
2. Signifikan bila ≥2x/minggu selama ≥3 bulan berturut-turut ATAU menyebabkan
kesulitan yang mengganggu fungsi sehari-hari pasien
3. Usia ≥ 5 tahun atau ekuivalen usia mental
4. Tidak disebabkan oleh pengaruh obat (eg. diuretik, antipsikotik) atau kondisi
medis (eg. diabetes, epilepsi, kelainan struktural kandung kemih)
F.98.1 Enkopresis Non-organik
1. BAB baik dikehendaki maupun tidak, secara berulang → konsistensi normal/
hampir normal, ditempat yang kurang layak di lingkungan sosiokultural anak
2. Mungkin merupakan lanjutan dari inkontinensia masa bayi ATAU hilangnya
kemampuan mengendalikan BAB setelah anak mampu ATAU dengan sengaja
meletakan tinja di tempat yang tidak wajar meski memiliki kemampuan
mengendalikan BAB
F.98.1 Enkopresis Non-organik
PEDOMAN DIAGNOSIS:

1. BAB berulang di tempat yang tidak sesuai (eg. pakaian, lantai), baik
disengaja maupun tidak disengaja
2. ≥1 x/ bulan, setidaknya selama 3 bulan
3. Usia ≥4 tahun atau ekuivalen usia perkembangan
4. Tidak disebabkan oleh pengaruh obat (eg laksatif) atau kondisi medis lain
(kecuali yang menyebabkan konstipasi)
F.98.2 Gangguan Makan Masa Bayi dan Kanak
1. Penolakan makanan dan rewel menghadapi makanan dari pengasuh
2. Lazim terjadi pada anak-anak → Tidak lazim bila melampaui batas
normal seperti mutu makannya abnormal, penurunan/ tidak
bertambahnya berat badan anak
3. F98.21 → Gangguan Ruminasi
a. Regurgitasi makanan yang terjadi secara berulang setidaknya
beberapa kali dalam 1 minggu selama ≥ 1 bulan
b. Bukan karena kelainan gastrointestinal atau kelainan lain (eg.
GER, pyloric stenosis)
F.98.3 Pika pada Masa Bayi dan Kanak
1. Terus menerus memakan zat tidak bergizi yang bukan makanan ≥ 1 bulan → tanah,
serpihan cat, benang, arang, pasir, dsb.
2. Mungkin merupakan bagian dari gangguan psikiatrik seperti autisme (F7); atau perilaku
psikopatologis tunggal (F.98.3)
3. Dapat terjadi pada anak dengan inteligensia normal
F.98.4 Gangguan Gerakan Stereotipik
1. Gerakan volunter, berulang, stereotipik, nonfungsional, sering kali ritmik
→ yang bukan merupakan bagian dari gangguan psikiatrik atau neurologis
2. Terjadi sejak masa awal perkembangan anak
3. Gerakan tidak bahaya: mengguncang tubuh, menyentak kepala, mencabut
rambut, melilit rambut, menjentikkan jari, menggerakan tangan
○ Tidak termasuk: menggigit kuku, mengisap jempol, mengorek hidung
4. Gerakan bahaya: membenturkan kepala, mencolok mata, menggigit
tangan, bibir atau bagian tubuh lain
5. Tidak disebabkan oleh penggunaan obat, kondisi neurologis, atau oleh
gangguan perkembangan atau mental lainnya (eg OCD, Spektrum autis,
tic, dsb)
F.98.5 Gagap (stuttering/ stammering)
1. Pengulangan suara/ suku kata/ kata/ sering gugup atau terhenti sehingga mengganggu irama
alur bicara
2. Lazim ditemui disritmia ringan pada fase transisi usia dini anak
3. Gangguan: bila sangat mengganggu kelancaran bicara, dan menghambat komunikasi efektif
dalam situasi sosial
4. +/- gerakan pada wajah dan/atau bagian tubuh lain yang bersamaan waktu dengan
pengulangan, atau hambatan alur bicara

NOTE: Bila terjadi pada anak-anak → F80.81


F.98.6 Berbicara Cepat dan Tersendat (cluttering)
1. Berbicara cepat dengan gangguan kelancaran
alurnya, namun tanpa pengulangan atau kegugupan
→ menjadi kurang jelas ucapan
2. Bicara kurang menentu, kurang beirama, dengan
letupan cepat, tersendat yang biasanya meliputi
pola pengungkapan yang keliru → tatanan bahasa
kurang sesuai
F.98.8 Gangguan Perilaku dan Emosional Lainnya YDT
dengan Onset Biasanya pada Masa Kanak dan
Remaja
1. Gangguan pemusatan perhatian tanpa hiperaktivitas
2. Masturbasi (berlebihan)
3. Menggigit kuku
4. Mengorek hidung
5. Menghisap jempol
F.98.9 Gangguan Perilaku dan Emosional Lainnya YTT
dengan Onset Biasanya pada Masa Kanak dan
Remaja

F.99 Gangguan Jiwa YTT


Tidak dianjurkan sebagai diagnosa → kecuali tidak ada kode
lain dari F00 - F98 yang dapat digunakan
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai