Anda di halaman 1dari 53

F80 F89

GANGGUAN PERKEMBANGAN
PSIKOLOGIS

Gambaran umum
Onset

bayi-masa kanak
Kelambatan/hendaya berkaitan dengan kematangan
biologis Susunan Syaraf Pusat
Berlangsung terus-menerus, remisi (-), kambuh (-)
Fungsi yang dipengaruhi
Bahasa
Ketrampilan visuo spasial dan atau
Koordinasi motorik
Khas usia bertambah hendaya berkurang secara
progresif (walaupun seringkali defisit yang lebih ringan
sering menetap sampai usia dewasa)

F80
Gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasa
F80.0
Gangguan artikulasi berbicara khas (GAGAP)
Gangguan perkembangan khas dimana penggunaan suara untuk
berbicara dari anak, berada di bawah tingkat yang sesuai dengan
usia mentalnya, sedangkan tingkat bahasanya normal.
Usia penguasaan suara untuk berbicara, dan urutan dimana suara
ini berkembang, menunjukan variasi individual yang cukup besar.
Diagnosis ditegakan hanya jika beratnya gangguan artikulasi
diluar batas variasi normal bagi usia mental anak; intelegensiaa
nonverbal dalam batas normal; kemampuan dalam berbahasa
ekspresif dan reseptif dalam batas normal; kelainan artikulasi tidak
langsung diakibatkanoleh suatu kelainan sensorik, struktural atau
neurologis; dan salah ucap jelas tidak normal dalam konteks
pemakaian bahasa percakapan sehari-hari dalam kehidupan anak.

Terapi psikososial
Terapi bicara.
Monitoring hubungan anak dengan lingkungan.
Konseling orang tua.

F80.1
Gangguan berbahasa ekspresif
Gangguan perkembagan khas dimana kemampuan anak dalam

mengekspresikan bahasa dengan berbicara, jelas dibawah ratarata anak dalam usia mentalnya, tetapi pengertian bahasa
dalam batas-batas normal, dengan atau tanpa gangguan
artikulasi.
Meskipun

terdapat variasi individual yang luas dalam


perkembangan bahsa yang normal, tidak adanya kata atau
beberapa kata yang muncul pada usia 2 tahun, dan ketidakmampuan dalam mengerti kata-kata majemuk sederhana pada
usia 3 tahun, dapat diambil sebagai tanda yang bermakna dari
keterlambatan.

Kesulitan-kesulitan

yang tampak belakangan termasuk:


perkembangan kosakata yang terbatas, kesulitan dalam
memilih dan mengganti kata-kata yang tepat, penggunaan
berlebihan dari kelompok kecil kata-kata umum, memendekan
ucapan yang panjang, struktur kalimat yang mentah,
kesalahan kalimat (syntactical), kehilangan awalan atau
akhiran yang khas, dan salah atau gagal dalam menggunakan
aturan tata bahasa seperti kata penghubung, kata ganti, kata
kerja, dan kata benda yang terinfleksi (berubah). Dapat
dijumpai generalisasi berlebihan yang tidak tepat dari aturan
tata bahasa, seperti kekurangan dalam pengucapan kalimat
dan kesulitan mengurut kejadian-kejadian yang lewat.

Ketidak-mampuan dalam bahasa lisan sering disertai dengan

keterlambatan
dihasilkan.

atau

kelainan

dalam

bunyi

kata

yang

Pengguanaan bahasa non-verbal (seperti senyum,

dan gerakan tubuh) dan bahasa internal yang


tampak dalam imajinasi atau dalam permainan
khayalan harus secara relatif utuh, dan kemampian
dalam komunikasi sosial tanpa kata-kata tidak
terganggu.
Sebagai kompensasi dari kekurangannya, anak

akan
berusaha
berkomunikasi
dengan
menggunakan demonstrasi, lagak (gesture), mimik,
atau bunyi yang non-bahasa.

Ilustrasi kasus
Mrs. Barret menduga anaknya terkena gangguan berbahasa
ekspresif setelah melihat di internet, ia mengira anak
perempuannya, Susan, yang berusia 26 bulan mengidap masalah
ini, setidaknya begitu yang dikatakan dokter anaknya. Ia tampak
mengerti dengan apa yang dikatakan, bahkan mencoba untuk
membantu pekerjaan kecil di rumah seperti adiknya, tetapi ia
sangat susah untuk berbicara. Ia berusaha sangat keras saat
berkomunikasi. Saat dilakukan interview di telepon, Mrs. Barret
mengatakan kalimatnya hanya terbatas 1 atau 2 kata, seperti aku
punya, kamu, tidur. Ketika ditanya mengenai warna, ia hanya
menunjuk dengan benar sambal tertawa. Ia juga susah mengeja
namanya sendiri (Susan menjadi Thuthan), atau kata-kata lain
(bullah untuk butter, ikeem untuk ice cream). Ia suka
menggumam saat menonton acara tv kesukaannya, minta
dinyanyikan. Saat diperiksa, IQ verbal Susan dibawah rata-rata.

Terapi psikososial
Terapi latihan pendorong perilaku dan praktek

dengan fonem (unit suara), perbendaharaan kata


dan konstruksi kalimat.
Konseling parental suportif.

F80.2
Gangguan Berbahasa Reseptif
Gangguan perkembangan khas dimana pengertian anak dalam

bahasa, dibawah kemampuan rata-rata anak dalam usia


mentalnya.
Kegagalan dalam memberi respons terhadap nama yang
familiar pada ulang tahun yang pertama, ketidakmampuan
dalam identfikasi beberapa objek yang sederhana dalam usia 18
bulan, atau kegagalan dalam mengikuti instruksi sederhana
pada usia 2 tahun, dapat dicatat sebagai tanda-tanda dari
kelambatan. Dikemudian hari kesulitan-kesulitan mencakup
ketidakmampuan untuk mengerti struktur tata bahasa, dan
kekurangan dalam mengerti aspek penghalusan dari bahasa.
Kriteria dari gangguan pervasif tidak dijumpai.

Pada hampir semua kasus, perkembangan dari

bahasa ekspresif juga terlambat dan lazim ada suara


ucapan yang tidak normal.
Dari semua variasi gangguan perkembangan khas

berbicara dan berbahasa, gangguan berbahasa


reseptif mempunyai tingkat hubungan yang tinggi
dengan gangguan sosio-emosional-perilaku.

Terapi psikososial
Terapi lingkungan stimuli yang ringan.
Terapi kelompok dengan instruksi bicara dan

bahasa
diintegrasikan
lingkungan.

kedalam

berbagai

Konseling keluarga dimana orang tua diajarkan

pola interaksi yang sesuai.


TERAPI BIOLOGIS
Diberikan bila ada masalah emosional dan perilaku

F80.3
Afasia didapat dengan epilepsi (Sindrom
Landau-Kleffner)
Pedoman Diagnostik
Gangguan
perkembangan khas dimana anak
mempunyai riwayat perkembangan bahasa yang
normal, kehilangan kedua kemampuan ekspresif dan
reseptif, tetapi tetap normal dalam intelegensia
umum
Onset
gangguan
disertai
dengan
kelainan
paroksissmal pada EEG (hampir selalu dari lobus
temporalis, biasanya bilateral, namun sering dengan
kelainan yang luas), dan dalam banyak kasus disertai
kejang epileptik. Onset umumnya pada usia 3-7
tahun, tapi dapat juga muncul lebih awal atau lebih
lambat.

F80.8

Gangguan perkembangan berbicara dan


berbahasa lainnya
F80.9
Gangguan perkembangan berbicara dan
berbahasa YTT

F81
Gangguan perkembangan belajar khas
F81.0
Gangguan membaca khas
Pedoman Diagnostik
Kemampuan membaca anak harus secara bermakna lebih rendah
tingkatannya dari pada kemampuan yang diharapkan berdasarkan
pada usianya, intelegensia umum, dan tingkat sekolahnya
Dalam tahap awal dari belajar membaca tulisan abjad, dapat
terjadi kesulitan mengucapkan huruf abjad, menyebut nama
yang benar dari tulisan, memberi irama sederhana dari
kata yang diucapkan, dan dalam menganalisis atau
mengelompokkan
bunyi-bunyi
(meskipun
ketajaman
pendengaran normal)

Kemudian dapat terjadi kesalahan dalam kemampuan


membaca lisan, seperti ditunjukkan berikut ini:
Ada kata-kata atau bagian-bagiannya yang mengalami
penghilangan, penggantian, penyimpangan atau
penambahan
Kecepatan membaca yang lambat
Salah memulai, keraguan yang lama atau kehilangan
bagian dari teks dan tidak tepat menyusus kalimat
Susunan kata-kata yang terbalik dalam kalimat, atau
huruf-hurf yg terbalik dlm kata
Dapat juga terjadi defisit dlm memahami bacaan,
seperti diperlihatkan oleh contoh:
Ketidak-mampuan menyebut kembali isi bacaan
ketidak-mampuan untuk menarik kesimpulan dari materi

bacaan
Dlm menjawab pertanyaan perihal sesuatu bacaan, lebih
menggunakan pengetahuan umum sebagai latar belakang
informasi dari pada informasi yg berasal dr pd informasi
yg berasal dari materi bacaan tsb.

Ilustrasi kasus
Tad Lincoln, putra termuda dari Abraham Lincoln. Selain
memiliki gangguan perkembangan, ia kesulitan untuk
mengeja, sebagai contoh: pada saat megikuti ayahnya
perang, ia berkata papas tot yang artinya ayahnya
tertembak. Contoh lainnya yaitu saat ibunya menunjukkan
gambar primate dengan tulisan ape dan ia membacanya
dengan monkey

F 81.1
Gangguan mengeja khas
Hendaya khas & bermakna dalam perkembangan kemampuan

mengeja tanpa riwayat gangguan membaca khas, bukan


disebabkan oleh rendahnya usia mental, pendidikan sekolah
tidak adekuat, masalah ketajaman penglihatan, pendengaran
/fungsi neurologis, & bukan akibat gangguan neurologis,
jiwa/lainnya.
Kemampuan mengeja harus secara bermakna dibawah tingkat

yang seharusnya berdasarkan usianya, inteligensia umum,


tingkat sekolahnya,& terbaik dinilai dengan pemeriksaan
kemampuan mengeja baku.

Terapi psikososial
Pendidikan: terapi menulis kreatif & ekspresif

berhadap-hadapan secara intensif & kontinu


(dirancang per individual selama 2 jam/hari
Memperta-hankan motivasi pasien
Menjalin hubungan baik antara pasien & ahli

terapi
Terapi psikiatrik untuk masalah emosional &

perilaku penyerta/se-kunder
Konseling orang tua

F81.2
Gangguan berhitung khas
Hendaya khas dalam kemampuan berhitung yang tidak dapat

diterangkan
berdasarkan
adanya
retardasi
mental
umum/tingkat
pendidikan
sekolah
tidak
adekuat.
Kekurangannya pada penguasaan kemampuan dasar
berhitung: tambah, kurang, kali, bagi (bukan kemampuan
matematik
lebih
abstrak:
aljabar,
trigonometri,
geometri/kalkulus)
Kemampuan berhitung harus secara bermakna lebih rendah

dari tingkat seharusnya dicapai usianya, intelegensia umum,


tingkat sekolahnya, & terbaik dinilai dengan pemeriksaan
kemampuan berhitung baku

Keterampilan membaca & mengeja harus dalam batas

normal sesuai umur mental


Kesulitan

berhitung bukan disebabkan pengajaran


inadekuat, / efek langsung ketajaman penglihatan,
pendengaran, / fungsi neurologis, & tidak sebagai akibat
gangguan neurologis, jiwa/lainnya.

Terapi Psikososial
Pendidikan:

Project MATH (program latihan


multimedia
self-instructional
/
groupinstructional)

Program komputer
Terapi fisik & integrasi sensorik (untuk koordinasi

buruk)

F81.3
Gangguan belajar campuran
Kategori sisa gangguan yang batasannya tidak jelas
Hendaya kemampuan berhitung, membaca, / mengeja secara

bermakna,
tetapi
tidak
sebagai
akibat
retardasi
mental/pengajaran inadekuat, / efek langsung ketajaman
penglihatan, pendengaran, / fungsi neurologis
Gangguan memenuhi kriteria F81.2, F81.0, / F81.1

F81.8
Gangguan perkembangan belajar lainnya
F81.9
Gangguan perkembangan belajar YTT

F.82 GANGGUAN PERKEMBANGAN


MOTORIK KHAS
Kordinasi motorik anak, dalam gerak halus dan kasar, harus

secara bermakna di bawah rata-rata dari yang seharusnya


berdasarkan usianya dan inteligensia umum. Keadaan ini
terbaik dinilai dengan tes baku dari koordinasi motorik.
Kesulitan koordinasi harus sudah tampak sejak dalam fase
perkembangan awal, bukan yang didapat, dan juga bukan akibat
langsung dari gangguan penglihatan atau pendengaran atau dari
gangguan neurologis lainnya.
Jangkauan dari gangguan yang meliputi koordinasi motorik
halus dan kasar sangat luas, dan pola gangguan motorik
bervariasi sesuai usia. Tahap perkembangan motorik dapat
terlambat dan dapat berkaitan dengan kesulitan berbicara
(khususnya gangguan artikulasi).

Anak tampak aneh cara berjalannya, lambat belajar berlari,

meloncat, dan naik turun tangga. Terdapat kesulitan belajar


mengikat sepatu, memasang dan melepas kancing, serta
menangkap dan melempar bola. Anak tampak lamban dalam
gerak halus dan kasar, benda yang dipegang mudah jatuh,
terjatuh, tersandung, menabrak, dan tulisan tangan yang buruk.
Tak pandai menggambar, dan sulit melakukan permainan
jigsaw, menggunakan peralatan konstruksional, membangun
model, main bola serta menggambar dan mengerti peta. Sering
disebut The Clumsy Child Syndrome
Kesulitan

bersekolah dapat dijumpai dan kadang-kadang


tarafnya sangat berat, dalam beberapa kasus terdapat juga
masalah perilaku sosio-emosional, tetapi frekwensi dan cirinya
tidak banyak diketahui

Tidak diketahui kelainan neurologis yang nyata (seperti cerebral

palsy atau distrofi otot). Pada kebanyakan kasus dengan


pemeriksaan klinis yang teliti, menunjukan keterlambatan
perkembangan neurologis (didapatkan soft neurological sign
yang dapat terjadi pada anak normal tanpa menunjukkan lokasi
lesi). Pada beberapa kasus dapat dijumpai riwayat komplikasi
perinatal. Seperti berat badan lahir rendah (lahir prematur)

Ilustrasi kasus
Tripper, anak laki-laki 9 tahun, ayahnya mengatakan ia suka ceroboh, kondisi
tersebut sama dengan ayahnya yang terkenal ceroboh, tetapi pada umur 16
tahun kondisinya cukup baik dalam bergabung dengan tenis sekolah. Tripper
mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin ikut olahraga dalam waktu dekat
karena menurut teman-temannya ia adalah anak paling ceroboh dan dia selalu
dipilih terakhir dalam olahraga. Tetapi tidak ada kesulitan belajar, tulisannya
tidak terbaca disaat ia sudah seharusnya pintar menulis sehingga sangat lama
dalam membuat pr, guru Tripper pun tidak menganggap tugas tersebut karena
tulisannya sama sekali tidak terbaca. Ia lahir cukup bulan, normal, tidak punya
alergi, berdiri umur 7 bulan, dan berjalan 13 bulan. Perkembangan bicara
normal, tetapi ibunya mengatakan ia susah untuk memegang sendok
disbanding saudaranya. Pada pemeriksaan neurologis, Tripper mengerjakan tes
secara baik kecuali saat diminta melakukan tes motoric, seperti menggambar
berlian. Beery Developmental Test of Visual Motor Integration hanya 79,
dimana batasnya adalah 77.

F83
Gangguan perkembangan khas campuran
Keadaan ini merupakan sisa kategori gangguan yang
batasannya tak jelas, konsepnya tidak adekuat (tetapi
perlu) dengan gangguan perkembangan khas campuran
dari
berbicara
dan
berbahasa
(F80),
keterampilan skolastik (F81), dan/atau fungsi
motorik (F82) tetapi tidak ada satu gejala yang
cukup dominan untuk dibuat sebagai diagnosis
utama.

F84
Gangguan pervasif
F84.0
Autisme masa kanak
Biasanya tidak ada riwayat perkembangan abnormal yang

jelas. Jika dijumpai, abnormalitas tampak < 3 tahun


Selalu ada hendaya kualitatif dalam interaksi sosial
Tiada apresiasi adekuat terhadap isyarat sosioemosional,

yang tampak sebagai kurangnya respons terhadap emosi


terhadap orang lain dan/atau kurang modulasi terhadap
perilaku dalam konteks sosial

Buruk dalam penggunaan isyarat sosial dan lemah dalam

integrasi perilaku sosial, emosional dan komunikatif


Adanya hendaya kualitatif dalam komunikasi
Kurangnya

penggunaan sosial dari kemampuan


gangguan permainan imaginatif dan imitasi sosial

bahasa,

Buruknya fleksibilitas dalam bahasa ekspresif dan relatif,

kurang dalam sisi kreativitas dan fantasi dalam proses pikir

Gambaran klinis 1
Attachment
Ikatan afeksi dengan pengasuh utama sangat
kurang core feature autism
40-50% securely attached (populasi umum
65%), namun dgn kualitas berbeda
Ibu sebagai benda sumber rasa aman utk
pemenuhan kebutuhan konkret
Perilaku kelekatan tak disertai dgn kenikmatan
emosional maupun kebutuhan resiprokal

Gambaran klinis 2
Perkembangan Emosi
sulit mengekspresikan emosi
Ekspresi datar
Giggle, temper tantrum, gembira, frustrasi, panik, cemas
lebih banyak menunjukkan emosi negatif dan
campuran ekspresi emosi yang aneh/ tak sesuai
meniru senyum sosial (bukan resiprokal)
Intinya: tidak membagi emosi dengan orang lain
Tak tertarik pada ekspresi wajah orang lain, tidak menatap
mata orang lain
Dowson & Munson (2002):
Tidak menunjukkan perbedaan respons ketika
dihadapkan dengan ibunya versus orang asing
Individu umum saat dihadapkan dgn wajah girus
fusiform
Anak autistik girus temporal inferior: area otak yang
digunakan untuk persepsi suatu obyek

Gambaran klinis 3
Joint attention
Share a feeling of interest: tak ada

Referential looking

Referential gesture

6-9 bulan secara bergantian antara obyek dan pengasuh, Lihat


apa yang kupandangi
Menunjuk atau memamerkan obyek kepada pengasuh agar dilihat

Shared attention behavior

tak menggunakan gesture untuk mengekspresikan perasaan


Memeluk untuk menunjukkan rasa sayang, menutup wajah saat
malu

Gambaran klinis 4
Perkembangan Bahasa
Mutism/ nonverbal
Verbal:

Ekholalia, literal, prosodi (-)


Isi pembicaraan aneh
Tak digunakan untuk komunikasi resiprokal
Menggunakan ungkapan bizar, tanpa peduli informasi yang
diberikan relevan atau tidak

Perspective-Taking

Sulit membedakan kata ganti orang: saya, kamu, dia


Kamu mau kue? adalah kata ajaib untuk mendapatkan kue

Gambaran klinis 5
Perkembangan kognitif

Kecerdasan bervariasi luas: rata-rata s/d retardasi


Memori bagus, tp mungkin tidak fungsional
Social reasoning rendah
Tak dapat menggunakan informasi kontekstual untuk
memecahkan masalah (soal cerita)
Fungsi eksekutif rendah: planning, organizing,
selfmonitoring, cognitive flexibility

Gambaran klinis 6
Theory of Mind
Mind blindness

Kemampuan mengenali status mental diri dan orang lain


terganggu
The Sally-Anne Experiment

Gambaran klinis 7
Respons terhadap stimulus sensorik
Auditorik, taktil, vestibular

Underrespond
Seolah tuli
Tak menangis atau meminta penenangan saat terluka
Tak suka berayun atau takut ketinggian
Hipoaktif
Overrespond
Ketertarikan intens terhadap bunyi detik jam
Tak suka dibelai, digunting kuku/ rambut
Spinning, swinging, up & down movement
hiperaktif

Gambaran klinis 8
Gangguan Fisik yang terkait

Sering ISPA & sakit ringan lainnya


Gastrointestinal simptom

Konstipasi
Diare
Sendawa

Saat sakit tidak menunjukkan peningkatan suhu atau tidak


tampak lesu

TATALAKSANA
Psikoedukasi keluarga
Pertimbangkan pelatihan keterampilan untuk orang
tua

Latih orangtua tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang


menstimulus anak

Informasikan tentang ketersediaan layanan edukasi

dan sosial, kolaborasi dengan mereka.


Kontak pihak sekolah dengan persetujuan anak
tersebut dan pelaku rawatnya dan berikan saransaran.
Nilai tingkat fungsi adaptasi saat ini
Kelola kondisi-kondisi yang berhubungan seperti
gangguan penglihatan dan pendengaran

Berikan dukungan untuk mengantisipasi situasi sulit dalam

hidup.
Fasilitasi dan berkolaborasi dengan layanan rehabilitasi
berbasis komunitas.
Bantu untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi
anak dan keluarga
Berikan dukungan pada pelaku rawat
Rujuk ke spesialis, jika tersedia, untuk pemeriksaan etiologi
lebih lanjut.
Pantau secara teratur

Ilustrasi kasus
Jonathan dibawa ibunya ke dokter saat umurnya hampir 5 tahun dikarenakan
perilakunya yang mengkhawatirkan. Di tempat ramai ia suka mengamuk, ia
tidak mau mengikuti peraturan sekolah, siapapun yang coba menenangkan, ia
semakin marah. Saat ditinggal sendirian, ia dapat menonton tv selama
berjam-jam dan tampak tidak peduli dengan apa yang ditontonnya. Ia tidak
punya teman, dan tampaknya memang tidak mau berteman. Ia lebih suka
main sendiri di kamarnya, mencari objek yang bias dimainkan, memutar diri
sendiri seolah menikmati saat dirinya pusing. Ketika kebiasaannya
dihentikan, ia sangat marah dan mulai memukul, menendang, atau menggigit
orang yang mengganggunya. Jonathan langsung mengambil mainan mobil
dan mulai memainkan sambil bersenandung kecil, ia juga menolak bertatap
mata saat diperiksa. Saat pemeriksa di lantai dan memulai memainkan mobil
disebelahya, Jonathan menirunya, saat ditanya siapa namamu, Jonathan
mengulang dengan intonasi yang sama, saat dipeluk ia melawan (sejak usia 1
tahun sudah seperti itu kata ibunya). Saat ibunya disuruh untuk
meninggalkan ruangan dan ia sadar ibunya tidak ada, ia mengabaikan ibunya
saat kembali. Setelah selesai, tiba-tiba ia meninggalkan tempat pemeriksaan,
tanpa mengucapkan perpisahan, ibunya mengejarnya dengan terburu-buru

F84.1
Autisme tak khas
Pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas,

pengulangan dan streotipik (bersikap kaku dan rutin


dalam aspek kehidupan sehari-hari)
Terdapat kelekatan yang aneh terhadap benda yang

tak lembut pada fase dini anak


Sering menunjukkan perhatian khusus terhadap

unsur sampingan dari benda

Sering menunjukkan beberapa sikap tidak khas seperti:


1. Fobia
2. Gangguan tidur dan makan
3. Tempertantrum
4. Agresivitas
5. Cenderung mencedrai diri sendiri (terkait dengan retardasi

mental)
6. Kurang dalam spontanitas, inisiatif dan kreativitas dalam

mengatur waktu

F 84.2 Sindrom Rett


Kondisi belum diketahui sebabnya, terjadi pada anam
perempuan
Onset usia 7-24 bulan
Hilangnya kemampuan gerakan tangan yang bertujuan

dan ketrampilan motorik manipulatif yang telah


terlatih
Disertai kehilangan atau hambatan seluruh atau
sebagian kemampuan berbahasa, gerakan seperti
mencuci tangan yang streotipik dengan fleksi lengan di
depan dada dan dagu
Gambatan dalam fungsi mengunyah makanan

Sering terjadi episode hiperventilasi, selalu gagal dalam

pengaturan buang air besar (BAB) dan buang air kecil


(BAK)
Kehilangan hubungan sosial
Cara berdiri dan berjalan cenderung melebar, otot
hipotonik, koordinasi gerak tubuh memburuk, serta
skoliosis atau kifoskoliosis yang berkembang kemudian
Spastisitas dan rigiditas terutama ekstrimitas bawah

Ilustrasi kasus
Alicia, usia 12 tahun, ditempatkan di rumah untuk anak-anak keterbelakangan
mental sejak usia 2 tahun karena orangtua Alicia sudah tidak sanggup untuk
mengurusnya, ia didiagnosa sindrom Rett, berdasarkan catatan, perkembangan
Alicia berjalan normal selama 16 bulan awal, ia bias berbicara kata-kata dan
kalimat singkat, ia mulai berbicara saat usia 12 bulan, sesaat sebelum
ulangtahun ke-2 nya, ia mulai berhenti berbicara dan menarik diri. Kejangkejang yang muncul setelahnya hanya diberi obat seadanya. Di rekam medis
tertulis lingar kepala saat lahir 33 cm, 40,5 cm saat 6 bulan, dan 42 cm saat 18
bulan. Dokter anak mengatakan bahwa ukuran kepala yang hanya berkembang
sedikit, mendiagnosa microcephaly. Saat ini Alicia tidak berbicara, tetapi
kadang mengeluarkan suara seperti erangan. Saat marah, ia bias berteriak
secara keras dan berulang. Keseimbangan Alicia kurang baik, sehingga berjalan
dengan kaki terbuka lebar. Saat didatangi dokter ahli, ia selalu menggosok
punggung tangannya. Walaupun ia masih melakukan sedikit kontak mata
selama interview dan jelas mendengar, ia hanya mengerti sedikit apa yang
dikatakan, tetapi tidak ada satu pun pertanyaan direspon.

F84.3
Gangguan desintegratif masa kanak lainnya
(Gangguan pervasif)
Perkembangan normal sampai usia minimal 2 tahun, yang

diikuti kehilangan yang nyata dari ketrampilan


terlatihdisertai abnormalitas kualitatif dari fungsi sosial

yang

Regresi yang jelas atau kehilangan kemampuan berbicara,

bermain, ketrampilan sosial dan perilaku penyesuaian diri


Hilangnya kendali BAB dan BAK serta kemerosotan motorik
Hilang minat akan lingkungan
Motorik streotipik yang diulang-ulang
Kekurangan interaksi sosial dan komunikasi mirip autisme

Ilustrasi kasus
Andrew, lahir cukup bulan, persalinan normal, anak ke 3 lelaki
pertama dari keluarga bahagia. Pertama kali berbicara di usia 11
bulan, dan mengucapkan kalimat di usia 20 bulan. Ia bias duduk
di usia 6 bulan, belajar berjalan usia 11 bulan, dan berjalan normal
di usia 13 bulan. Tidak lama setelah ulangtaun ke-2, sang Ibu
menyadari ia kesulitan untuk menyendok makanan ke dalam
mulut. Beberapa bulan setelahnya, Andrew perlahan kehilangan
kemampuan untuk memainkan benda dengan tangannya. Ibunya
menyadari ia sering menggosok tangan seperti gerakan mencuci
tangan. Saat ia mulai berbicara kalimat pendek, ia perlahan mulai
berhenti bicara dan hanya mengucapkan sepatah kata (kah), dan
kah digunakan untuk semua ekspresi baik stress, nangis,
maupun meminta sesuatu. Di ulang tahun ke-4, ia tidak
menunjukkan ketertarikan pada hadiah dan kue ulangtaun, dan
tidak bias mengontrol BAB dan BAK.

F84.4
Gangguan aktivitas berlebih yang
berhubungan dengan retardasi mental dan
gerakan stereotipik (Gangguan pervasif)
Suatu

gangguan tak jelas batasannya dengan


validitas nosologis yang belum pasti
Kombinasi antara :
1.Perkembangan tak serasi dari overaktivitas yang

berat
2.Streotipik motorik
3.Retardasi mental berat

F84.5
Sindrom Asperger
Gangguan dengan validitas nosologis yang belum pasti,

ditandai oleh abnormalitas kualitatif seperti autisme


Kombinasi antara :
1.Hambatan

umum yang klinis jelas merupakan


keterlambatan berbahasa atau perkembangan kognitif
2.Disertai gejala seperti autisme yaitu defisiensi kualitatif

fungsi interaksi sosial yang timbal balik dengan pola


perilaku perhatian dan aktivitas terbatas, berulang dan
streotipik

Arthur lahir sebagai anak ke-2. anak pertama lahir premature


dan meninggal saat usia 2 minggu. Arthur lahir terlihat sehat.
Ia berbicara kata pada usia 14 bulan, sedangkan menyusun
kalimat saat usia 18 bulan. Belajar ke toilet usia 28 bulan.
Walaupun ia berdiri pada usia 10 bulan, dan berjalan usia 1
tahun, ia sering jatuh dan kembali berjalan dengan menyeret
salah satu kaki. Setelah beberapa minggu bersekolah, guru
Arthur ingin berbicara dengan orangtua Arthur. Gurunya
mengatakan bahwa Arthur suka berada di sekeliling anak lain,
tetapi pendekatannya dengan cara berteriak dan memukul
anak lain. Saat diajak berbicara dengan gurunya, ia tidak
peduli. Saat Arthur berbicara, ia terdengar seperti
bersenandung. Disisi lain, Arthur mempuyai kecerdasan diatas
rata-rata. Ia direferensikan sekolahnya untuk mengikuti
evaluasi saat berada di kelas 6, karena terlihat tidak
mempunyai teman selain keluarganya.

Ia hanya tetarik dengan 2 hal, system telepon dan koleksi CDnya. Ia mengingat informasi tentang sejarah, konstruksi,
perbaikan, bahkan keuangan dari system telepon. Bangkai
dari telepon tua tersebar dikamarnya dan di basement
dimana ia merangkai system telepon tua dan membuatnya
kembali berfungsi. Ia mempunyai koleksi CD yang sangat
banyak, jika koleksinya diganggu, ia akan mengamuk, dan
saat mengamuk suaranya bernada datar. Saat diwawancara,
Arthur berbicara jelas tapi monoton tentang perbaikan
jaringan telepon, mengabaikan usaha pewawancara untuk
mengubah pembicaraan.

F84.8
Gangguan perkembangan pervasif lainnya
F84.9
Gangguan perkembangan pervasif YTT
F88
Gangguan perkembangan psikologis lainnya
Kategori ini membicarakan gejala dari karakteristik
kelainan neurodevelopmental yang menyebabkan
hendaya social dan kerja. Mendiagnosis kriteria ini bila
tidak memenuhi criteria full dari diagnostic kelainan
neurodevelopmental.
Berkaitan
dengan
paparan
penggunaan alkohol saat fase prenatal (dalam uterus)

Anda mungkin juga menyukai