Anda di halaman 1dari 9

RIWAYAT KESEHATAN

KELUARGA DAN DUKUNGAN


KELUARGA/SOSIAL PADA IBU
HAMIL HIV/AIDS

Kelompok : Dina Aulina


Siska Wulandari
Yuliska Warni
Riwayat kesehatan keluarga
Sebelum menikah biasanya mengikuti pemeriksaan
catin ke faskes terdekat.
• Lalu apa jadinya setelah diperiksa salah satu
pasangan dinyatakan positif, haruskah batal
menikah? menurut Profesor Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
(FKUI) itu, dengan kenyataan ini bisa diketahui
maka pasangan bisa melakukan tindakan
pencegahan agar HIV/AIDS tidak menular ke
pasangan ataupun anak.
Lanjutan
Perlu tahu juga, jika ODHA (sebutan orang dengan HIV/AIDS)
yang minum obat dengan rutin, maka penyakitnya akan
terkontrol dan risiko menularkan ke orang lain jadi lebih rendah.
Bahkan kemungkinan besar memiliki anak yang bebas
HIV/AIDS juga sangat tinggi.
“Apabila jika terinfeksi HIV/AIDS, di obati dulu. Paling lama
enam bulan dengan minum obat antiretroviral (ARV). Dan virus
akan menjadi minim sekali di dalam tubuh,”
“Jika virus minim, minim juga untuk menularkannya kepada
orang lain. Dalam hal ini suami kepada istri dan juga sebaliknya.
Pun, jika penyakitnya terkontrol, sang ibu tidak menularkannya
kepada bayi,” lanjutnya.
 
HIV PADA IBU HAMIL
Pada wanita yang positif terinfeksi HIV, ditemukan
virus pada cairan yang keluar dari sekitar area
kewanitaannya. Dan sekitar 21 persen dari virus
tersebut juga ditemukan pada bayi yang dilahirkan.
Namun besarnya paparan pada proses lahir sangat
dipengaruhi dengan beberapa faktor. Seperti kadar HIV
pada cairan vagina ibu, cara persalinan, ulkus serviks,
dan permukaan dinding vagina. Selain itu faktor infeksi
cairan ketuban, ketuban pecah dini, persalinan prematur
juga bisa memengaruhi.
PEMERIKSAAN HIV PADA
ANAK
Pada ada anak dan balita dokter akan melakukan
pemeriksaan HIV menggunakan tes uji viral kualitatif.
Tes ini berbeda dari uji viral kuantitatif (viral load)
yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak HIV
dalam darah seseorang. Sebaliknya, tes kualitatif
fungsinya untuk mengetahui apakah virus HIV benar-
benar ditemukan atau tidak pada anak.
DUKUNGAN KELUARGA
Keluarga sebagai support system yang utama
dibutuhkan untuk membangun koping yang efektif
untuk beradaptasi menghadapi stressor terkait penyakit,
baik fisik, psikologis maupun social.
Keluarga sebagai komponen penting yang menjadi
sumber koping ibu hamil HIV yaitu sumber koping
yang internal yang berupa optimisme dan eksternal
yang berupa dukungan. Adanya dukungan social yang
baik akan meningkatkan rasa optimisme dalam diri ibu
hamil (kanneth, et al,2001)
DUKUNGAN KELUARGA
Dukungan social adalah kenyamanan, perhatian,
penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lain yang
diterimanya dari orang lain maupun kelompok.
(Nursalam, 2007) Dukungan social terutama dalam
konteks hubungan yang akrab atau kualitas hubungan
perkawinan dan keluarga merupakan sumber dukungan
social yang paling penting.
Aspek Sosial Meliputi
• Emotional support
perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan
diperhatiakan
• Cognitive support
informasi, pengetahuan dan nasehat
• Materials supports
Bantuan/pelayanan berupa sesuatu barang dalam
mengatasi masalah yang mencangkup bantuan
langsung misalnya memberi pinjaman uang kepada
penderita HIV/AIDS yang membutuhkan untuk
proses pengobatannya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai