Anda di halaman 1dari 36

Laboratorium

Metabolisme Karbohidrat
dan Diabetes Melitus

Dr. IGM Antara Hambarsika, Sp.PK


FK UHT Surabaya
© 2018
Karbohidrat

• Merupakan konstituen utama sistem fisiologi tubuh


• Suatu organik tdd unsur karbon, hidrogen dan oksigen (Cx(H2O)y)
• Sumber energi utama bersama lipid dan protein
• Komplek KH dicerna menjadi gula sederhana (glukosa) Sebagai
sumber energi atau disimpan sebagai glikogen
• Hexoses (6 carbon) diet yang penting adalah D-glukosa, D-galactosa dan
D-fructose. Glukosa - yang disirkulasi darah.
DISAKARIDA penting adalah

1. Laktosa (Glukosa dan Galaktosa)


2. Sukrose (Glukosa dan Fruktosa)
• KH dibutuhkan untuk fungsi spesifik celluler
• - Pengukuran kadar KH dapat melalui whole blood, serum atau
plasma darah , urin, CSF, dan cairan tubuh lainnya
• Kadar glukosa darah dikontrol oleh beberapa hormon , _
terpenting adalah insulin
• - Hormon kontra regulasi glukosa glukagon, catecholamine,
kortisol dan growth hormone penting dalam mencegah
hipoglikemia
Kelenjar pankreas

• Organ endokrin dan eksokrin berfungsi mengontrol metabolisme KH


• Sebagai kelenjar eksokrin menghasilkan dan mensekresi amilase yang berfungsi
memecah komplek KH menjadi monosakarida
• Endokrin pankreas mensekresi 4 hormon dari sel-sel Langerhans yaitu
1. Insulin diproduksi oleh sel β
2. Glukagon diproduksi oleh sel α
3. Somatostatin diproduksi oleh Delta
4. Pancreatic polypeptida (PP) diproduksi oleh sel F atau PP
• Insulin - berfungsi menstimulasi glucosa uptake dan pembentukan glikogen serta
menghambat produksi glukosa
• Glukagon - bekerja terutama di liver untuk stimulasi produksi glukosa dan
ketogenesis
• Somatostatin - menghambat sekresi insulin dan glukagon
• Fungsi Pancreatic Peptida - belum jelas, tapi dapat menurunkan nafsu makan
dan intake makanan. Pada beberapa kasus misalnya Tumor Sel Islet
Watery Diarrhea Syndrome

• Rasio insulin – glukagon penting dalam regulasi metabolisme KH agar


kadar glukosa darah dalam range normal.

• Anabolisme - terjadi bila rasio insulin – glukagon relatif meningkat, seperti


saat post prandial. Sebaliknya, Katabolisme - terjadi bila rasio insulin glukagon
relatif menurun, misal, saat puasa
Insulin
• Insulin adalah hormon peptida (BM 5800 dalton)
• Proinsulin (BM 9000 dalton) adalah prekursor insulin
• C-peptida dan insulin disekresi dalam jumlah yang sama kedalam V
porta , ratio diserum kira-kira 5:1 sampai 15:1
• Pada kasus insulinoma Terjadi sekresi insulin dan proinsulin
berlebihan hipoglikemia (kadar glukosa < 50 mg/dl), kadar serum
insulin dan C-peptida ↑
• Pada hipoglikemia karena terapi insulin kadar insulin ↑, kadar C-
peptida ↓
• Kadar insulin false low pada sampel hemolisis
• Kadar normal insulin:
– Insulin puasa: 2,6 – 24,9 IU/ml
– Insulin 2JPP : 16 – 166 IU/ml
• C Peptida : 1,1 – 5,0 ng/ml
Fungsi Insulin

• Metabolisme KH  langsung: glukosa darah 


– Uptake glukosa  (otot, hati, jar. Lemak)
– Sintesa glikogen (glikogenesis)  disimpan dalam hepar
dan otot
– Pemecahan glikogen (glikogenolisis) 
– Glukoneogenesis  (pembentukan glukosa dari asam
amino, laktat, piruvat)
• Metabolisme protein :
– Rangsang transpor aktif asam amino ke dalam sel
– Rangsang sintesis protein
• Metabolisme lemak :
– Rangsang lipogenesis (pembentukan lemak) dalam sel
hepar, jar. Lemak
– Menghambat pemecahan lemak (lipolisis)
Glukagon

• Regulator penting glikogenolisis hepar, glukoneogenesis dan


ketogenesis
• Di klinik kadar glukagon jarang diukur
• Pada DM tipe I sering terjadi defisiensi glukagon yang progresif
• Pada kasus glukagenoma kadar glukagon ↑↑ (> 120 pg/ml)
• Normal: 25-50 pg/ml
Pemeriksaan Glukosa
• Penting untuk diagnosis dan manajemen penyakit karena gangguan
metabolisme KH
• Sampel pemeriksaan glukosa Whole blood, plasma, serum, CSF,
cairan pleura, urine dan cairan interstitial
• Standar klinik adalah dari sampel vena serum atau plasma
• Glukosa di metabolisme pada suhu kamar 7 mg/dl/jam (0,4
mmol/L/jam), pada suhu 4 o C berkurang 2 mg/dl/jam
• Metabolisme glukosa ↑ pada kontaminasi bakteri atau lekositosis
• Bila sampel diperiksa > 30 menit harus menggunakan pengawet NaF (2
mg/ml) untuk menghambat glikolisis dapat disimpan di pendingin
sampai 48 jam
Metode Pemeriksaan
• Enzimatik dengan glucosa dehydrogenase, glucose oxidase dan
hexokinase
• Hexokinase system assay dipakai sebagai metode rujukan

• Pada sampel Whole blood 10-15% < dp plasma

• Sampel darah kapiler, kadar glukosa > dp vena pada post prandial

• Penggunaan home blood glucosa monitoring → sangat membantu


penderita DM
• Syarat: puasa 8 – 10 jam
Pemeriksaan Keton

• Keton bodies tdd beta-hydroxy butiric acid, aceto acetic acid


dan acetone yang merupakan produk degradasi asam lemak.
• Sampel pemeriksaan menggunakan urine atau darah
• Penting pada penderita diabetic ketoacidosis.
• False negative pada strip yg lama dan kontak dgn udara, dan
vit. C dosis tinggi.
• False positive: starvation, diet tinggi lemak, fever, alcoholic-
ketoacidosis.
Gangguan Metabolisme KH Pada Bayi
• Kadar glukosa darah normal ditentukan oleh absorbsi glukosa diet,
sintesis glukosa melalui glukoneogenesis dan pelepasan glukosa melalui
glikolisis.
• Galaktosa banyak pada susu dan produk-produknya.
• Defek enzim galaktokinase menyebabkan gangguan metabolisme dan
akumulasi galaktosa galaktosemia.
• Galaktosemia klasik autosomal resesif dengan defisiensi enzim
Uridil Transferase (GALT)
• GALT defisiensi awalnya tampak saat bayi G/- hipoglikemia,
muntah, diare, irritabilitas, gangguan makan dan pertumbuhan,
jaundice, hepatomegali
Gangguan Metabolisme Fruktosa
yaitu essential fruktosuria, fruktosa intoleran herediter, defesiensi fructose 1,6 –
biphosphatase
• Autosomal resesif karena defisiensi enzim fruktokinase
• Gejala: hipoglikemia, mual – muntah, hepatomegali, irritabilitas, kejang, lakticacidosis,
hiperventilasi, coma

Laktic acidosis
• Asam laktat merupakan produk metabolisme asam piruvat
• Penyebab antara lain hipoksia jaringan, metabolik/medical condition, tumor,
obat-obatan/bahan-bahan toksik, gangguan metabolisme saat lahir
• Diagnosis:
1. Kadar laktat darah meningkat (>45 mg/dl atau >5.0 mmol/L)
2. Peningkatan anion gab
3. Penurunan PH darah (<7,35)
Laboratorium
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus
Sindroma klinik penyakit metabolik yang
ditandai dengan hiperglikemia kronik akibat
defisiensi insulin absolut atau relatif
Etiologi
1. Gangguan sekresi insulin oleh Sel Beta
pankreas  insulin  (kualitas / kuantitas)
2. Gangguan kerja insulin
• Reseptor insulin   kualitas /
kuantitas
• Pasca reseptor  gangguan sistem
enzim
3. Inhibitor insulin  antibodi anti insulin,
counter regulatory hormones (glukagon,
epinephrin, kortisol, growth hormone)
KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS
(ADA 2009)
I. DM tipe 1 : defisiensi insulin absolut akibat destruksi
sel Beta pankreas
Penyebab : * otoimun
* idiopatik
II. DM tipe 2 * resistensi disertai
defisiensi insulin
* gangguan sekresi
bersama resistensi
insulin
* sering pada obesitas
Klasifikasi DM (2)
III. DM tipe lain:
1. Defek genetik fungsi sel Beta:
– MODY (Maturity Onset Diabetes of the Young)
– Mutasi DNA mitokondria
2. Penyakit eksokrin pankreas:
– Pankreatitis
– Pankreatektomi
– Neoplasma, dll
3. Endokrinopati:
– Akromegali
– Cushing disease
– Hipertiroidisme, dll
Klasifikasi DM (3)
4. Infeksi:
• Cytomegalo virus
• Rubella
5. Akibat obat / zat kimia :
• Glukortikoid
• Hormon tiroid
• Asam nikotinat, dll
6. Imunologi (jarang):
• Antibody anti insulin, sindrom Stiffman
7. Sindroma genetik lain:
• Sindrom Down, Klinefelter, Turner, dll

IV. DM Gestasional
KARAKTERISTIK DM
DM Tipe 1 DM Tipe 2
1. Mudah ketoasidosis 1. Tidak mudah
2. Obat : insulin 2. Tidak harus insulin
3. Onset : akut 3. Onset lambat
4. Biasanya kurus 4. Gemuk / tidak gemuk
(obesitas sbg faktor
pencetus)

5. Biasanya umur muda 5. Biasanya usia > 45 thn


Karakteristik DM (2)
DM Tipe 1 DM Tipe 2
6. Berhubungan dengan 6. Tidak
HLA DR 3 dan DR 4
7. Islet cell Ab / ICA (+) 7. ( - )
(proses otoimun)
8. Riwayat keluarga DM (+) 8. 30%
9. Kembar identik 30 – 50% 9. ± 100%
10. Insulin serum rendah 10. Normal / tinggi
DIAGNOSIS
• Gejala khas DM  poliuria, polidipsia, polifagia, dan  BB
tanpa sebab yg jelas
• Tes glukosa darah puasa (GDP) dan 2jam sesudah makan (2
JSM) atau sesudah beban glukosa 75 gram (2 JSB) atau
glukosa darah acak (GDA)
• Gejala tidak khas  lemas, kesemutan, luka sulit sembuh,
gatal, mata kabur, disfungsi ereksi (pria) dan pruritus vulva
(wanita)
Test lain:
• HbA1C : 4,5 – 6,3 %
• Fruktosamin : 1,6 – 2,6 mmol/L
• Glycated Albumin
• Insulin puasa dan 2jpp
• C-Peptida
• Homa 1 - %B : 70 – 150 %
• Homa – IR :<4

Homa – IR : Homeostatic Model Assessment – Insulin Resistance


GLUKOSA DARAH
NORMAL - PATOLOGIS
Vena
Normal GDP < 100 mg/dL
2 JSM < 126 mg/dL
GDA < 140 mg/dL
GTG GDP 100 – 125 mg/dL
2 JSB 140 – 199 mg/dL
DM GDP > 126 mg/dL
= 7 mmol/L
2 JSM / GDA ³ 200 mg/dL
= 11 mmol/L
GTG : Gangguan Toleransi Glukosa
1 mmol/L glukosa = 18 mg/dL glukosa
Indikasi 2JSB (TTGO)
Tes Toleransi Glukosa Oral

• GDP : 100 -125 mg/dL


• 2JSM : < 200 mg/dL
• DM keluarga (+)
• Gejala khas DM (-)
• Hamil dengan bayi > 4 kg, toksemia,
hidramnion, abortus spontan
Syarat TTGO
• Ambulatoir, exercise minimal
• Bebas kopi, alkohol, rokok, kortikosteroid,
diuretika, obat hipoglikemik oral
• Tidak stress / sakit berat
• Tidak ada gangguan absorbsi
• Diet karbohidrat > 100 kal/hari selama 3 hari
ADA Diagnostic Criteria (2010)
Diabetes Mellitus criteria :
• Hb A1C > 6.5%
• Diabetes symptoms plus Casual Plasma Glucose > 200
mg/dL (11.1 mmol/L), or
• Fasting Plasma Glucose > 126 mg/dL (7.0 mmol/L), or
• A 2-hour PG > 200 mg/dL (11.1 mmol/L) during an OGTT
using 75g anhydrous glucose dissolved in water
• Normal FPG < 110 mg/dL (2004: < 100 mg/dL)
• FPG between 110 – 125 mg/dL categorized as “impaired
fasting glucose” (IFG)
• If the 2-hour PG > 140 mg/dL during OGTT categorized as
IGT (Impaired Glucose Tolerance)
Pemantauan
• Glukosa urine  banyak kelemahan
• Protein urine  diagnosis nefropati diabetik
(albumin > 300 mg/hr)
• Mikroalbuminuria (ekskresi albumin 30 – 300 mg/hr) 
diagnosis dini nefropati diabetik
• Tes ACR (Albumin Creatinin Ratio)

• 2JSM (+ OAD/Insulin)  monitor terapi


• GDP  sangat penting untuk regulasi insulin long acting

• Fruktosamin / Hemoglobin A1C / Glycated Albumin 


mengetahui status regulasi glukosa jangka panjang
• HbA1C adalah glikosilasi irreversibel dengan Hb A.
• Normal: 4-6,5%.
• Inakurat pada hemoglobinopati dan anemia hemolitik.
• Digunakan untuk kontrol glukosa darah rata-rata 2-4 bulan
sebelumnya.
• HbA1C menggambarkan kadar glukosa darah rata-rata
sesuai umur eritrosit (90 hari)
• FRUKTOSAMINE adalah glikosilasi dengan protein serum,
terutama albumin. Dapat menggambarkan kadar glukosa
darah rata-rata 3-6 minggu. Inakurat pada albumin serum ≤
3.0 mg/dl, peningkatan kadar asam urat, trigliserida,
bilirubin dan adanya heparin atau hemolisis.
• Fruktosamin terjadi karena proses glikosilasi irreversible dari
glukosa dengan protein albumin, sedangkan pada Hb A1C
glikosilasi terjadi dengan hemoglobin
• Fruktosamin akan berubah (meningkat / menurun) setelah
perubahan glukosa minimal selama 3 atau 6 minggu.
Pemeriksaan Glukosa Urine (Tes Penyaring)

1. Reduksi : Fehling / Benedict Test


• Kurang spesifik
• Positif palsu karena reduktor ( fruktosa, maltosa,
laktosa, salisilat, INH, PAS, penicillin, vit. C )
2. Enzimatik : clinistix, glukotest
• Lebih spesifik
• Negatif palsu:
– Usia lanjut → glomerulosklerosis → nilai ambang
ginjal untuk glukosa 
– Infeksi saluran kemih (glukosa  dikonsumsi
kuman / sel radang)
Komplikasi DM kronik
Mikro dan makroangiopati → retinopati, nefropati, neuropati,
atherosklerosis, jantung koroner, impotensi, ulkus / gangren
Rentan terhadap infeksi (virus, bakteri, jamur)
Gangguan fungsi trombosit dan koagulasi darah

Perawatan Gigi pada DM

Tindakan operatif : GDA / 2JSM < 200 mg/dL


Waspada : infeksi, perdarahan
Goal of Therapy
Normal Target bagi Waspada
Diabetesi

Puasa < 100 mg/dl 90 – 130 mg/dl > 126 mg/dl

2 Jam SM < 140 mg/dl < 180 mg/dl  180 mg/dl

HbA1C < 6,5 % <7% >8%

Anda mungkin juga menyukai