Anda di halaman 1dari 45

Sujati Woro Indijah

Disajikan pada UKOM 27 Februari 2016


Materi
1. insulin & glukosa : Sekresi, distribusi & metabolisme, Mekanisme
kerja dan Peran
2. Diabetes melitus : Diagnosa, Efek akut & komplikasi lambat,
Klasifikasi dan Terapi
3. Preparat Insulin : Pembuatan, F-kinetik, karakteristik, Sistem
pemberian & Preparat, Dosis serta Efek samping
4. Obat Antidiabetik oral : Mekanisme kerja, sasaran/klien,
Farmakokinetik, ES, IO serta contoh obat golongan
1) Sulfonilurea
2) Biguanida
3) Glukosidase inhibitor
4) Thiazolidindion
5) Miglitimida
5. Obat hiperglikemik
1. Glukagon
2. diazoksid
Sel D  somatostatin (antagonis somatropin): 3-5%
Pankreas
Sel PP  pancreatic polypeptide < 2% (penghambat sekresi endokrin & empedu)
Sel beta (insulin): 75%, Sel alfa (glukagon): 20%
Faktor yang mengontrol sekresi insulin
Kons. gluk. darah
 Hormon  kons. asam
pencernaan Kontrol amino darah
+
utama
Asupan
makanan
+ + + +
Stimulasi + Sel-β - Stimulasi simpatis
p-simpatis P.Langerhans (& epinefrin)
hormon lain :
glukagon, GH, Sekresi
kortisol, insulin
progesterone &
estrogen ,
 gluk.darah
lama 
 as. Lemak darah
p.langerhans  as.am. Darah
lelah  resisten  sintesis protein
 penyimpanan
Sherwood, Fis Man bahan bakar
Pengangkut glukosa

pean
sekresi
insulin
 DM-2

pean
glukosa
darah

F&T ed 4 GLUT = glukose transporter


Mekanisme
sekresi insulin
di sel  oleh
glukosa oral

F&T ed5
Mekanisme sekresi insulin di sel  oleh glukosa oral
Mekanisme ekstrasel

kerja insulin
menurunkan
glukosa Membran sel

darah

intrasel
F&T ed 4
Penggunaan glukosa
oksid  CO2 + H2O + energi (ATP)

otak & saraf :


 difusi sederhana mel. sawar darah otak,
t’ tergantung pada insulin

Jar otot :
 glikogen (simpan) atau
 asam laktat (darah  hati)  glukoneogenesis

lemak :
 sumber energi
 substrat u sintesa trigliserida (simpan) lipolisis
 asam lemak + gliserol  glukoneogenesis
Resistensi insulin
organ kebal
terhadap
insulin reseptor insulin jumlah/fungsinya 

Pengikatan dipersulit

pemasukan insulin kedalam sel 

 glukosa intrasel  , glukosa & insulin


extrasel (darah) 

glukosa dibawah
hiperglikemia
hiperglikemia &&
normal perlu untuk
hiperinsulinemia
hiperinsulinemia
meniadakan efeknya
Peran insulin
1. Hati :
• Hambat : soal
• glikogenolisis,
• as. Lemak & as./ amino  as. Keto,
• as. Amino  glukosa
• Meningkatkan :
• Penyimpanan glukosa sbg glikogen
• Sintesis trigliserida & LDL
2. Otot :
• Meningkatkan :
• Sintesis protein (meningkatkan transport as.amino)
• Sintesis glikogen (meningkatkan transport glukosa)
3. Jar.lemak :
• Meningkatkan penyimpanan trigliserida (mengaktifkan lipoprotein
lipase & menghambat lipase intrasel)
4. Stimulasi factor pertumbuhan dari dinding arteri  arteri menebal 
hipertensi
• Diabetes mellitus = penyakit gula = kencing
manis  gangguan kronis yang berhubungan
dengan metabolisme hidrat arang (glukosa) di
dalam tubuh  akibat kekurangan hormon
insulin
• Diabetes insipidus = kencing banyak, hambar
 akibat defisiensi vasopressin
Diagnosa diabetes
Diagnosis:
Gejalanya : • Pengukuran kadar glukosa darah 
• Poliuria informasi homeostasis glukosa
• Polidipsia sesaat, tidak mengevaluasi
pengendalian glukosa jangka panjang
• Polifagia
(mis. beberapa minggu sebelumnya).
• Ketoacidosis :
pembakaran lemak •  pengukuran hemoglobin A1c
 aseton, hidroksi (HbA1c).
butirat, dioksi asetat • HbA1c yang tinggi mencerminkan
 darah asam, urin kurangnya pengendalian diabetes
asam  Na & air  selama 3-5 minggu sebelumnya.
dehidrasi Setelah kadar normoglikemik menjadi
 koma diabeticum stabil, kadar hemoglobin A1c kembali
• Nafas bau aseton ke normal dalam waktu sekitar 3
minggu.
HbA1c (mediscus com.)

• Hemoglobin A1c atau HbA1c = komponen minor hemoglobin yang


berikatan dengan glukosa. = glikosilasi atau hemoglobin glikosilasi atau
glycohemoglobin.
• 90% hemoglobin = hemoglobin A (“A” = dewasa/Adult).
• 8% hemoglobin A terdiri dari komponen kecil (minor) yang secara kimiawi
sedikit berbeda: hemoglobin A1c, A1b, A1a1, dan A1a2.
• kadar gula darah terus tinggi pada DM yang tidak terkontrol  komplikasi
yang berbahaya.  evaluasi pengobatan berhasil atau tidak, 
pemeriksaan HbA1c
hasil pemeriksaan
bisa abnormal
• HbA1c normal: 4% - 5,6%.
pada: anemia,
• HbA1c 5,7% - 6,4% peningkatan risiko diabetes
konsumsi suplemen
• HbA1c ≥ 6,5%  diabetes. seperti vit. C dan E,
• HbA1c > 8%  diabetes mellitus tidak terkendali, kadar kolesterol
• Target nilai HbA1c pasien diabetes adalah <7%. tinggi, penyakit
• >> HbA1c, >> risiko komplikasi akibat penyakit ginjal dan
diabetes melitus. penyakit hati.
Efek Akut Diabetes Melitus

Sherwood, Fis Man


Efek Akut Diabetes Melitus DEFISIENSI INSULIN
METABO-
LISME
KARBO-
HIDRAT
Efek Akut Diabetes Melitus

METABO-
LISME
LEMAK
Efek Akut Diabetes Melitus DEFISIENSI INSULIN

METABO-
LISME
PROTEIN

METABOLISME
KARBOHIDRAT 1-11

KEMATIAN
Sherwood, Fis Man
Komplikasi lambat DM :
a. retinopati : perdarahan retina, udema,
mengelupas  buta
b. polineuropati : hilang rasa di kaki-tangan atau
benjolan sangat nyeri di kaki
 borok  sukar sembuh  gangren
c. nefropati : kerusakan ginjal  hiperfiltrasi
 albumin dalam kemih  fatal
d. lain-lain : efek pada pembuluh darah
impotensi,
infeksi stafilokok pada kulit
keluhan claudicatio (penyakit etalase) nyeri betis ssd
jalan sejumlah meter
Jenis Diabetes
KARAKTERISTIK Tipe I (IDDM) Tipe II (NIDDM)
Tingkat sekresi insulin Tidak ada atau Mungkin normal atau melebihi
hampir tidak ada normal
Usia awal yang lazim Anak-anak Dewasa
Presentase pasien 10-20% 80-90%
Kerusakan dasar Destruksi sel beta Penurunan kepekaan sel sasaran
terhadap insulin
Keterkaitan dengan tidak Biasanya
kegemukan
Faktor genetik dan Ya Ya
lingkungan penting u
pencetus penyakit ?
Kecepatan cepat Lambat
perkembangan gejala
Pengobatan Penyuntikan insulin Kontrol makanan, Penurunan BB
DIET makanan & Kp obat antidiabetik oral
Terapi diabetes
Tindakan umum
a. Diet : pembatasan kalori ter lemak total & lemak jenuh
 normalisasi kadar glukosa & lipida darah
b. Gerak badan : perbaiki penggunaan insulin oleh tubuh
c. Berhenti merokok : nikotin perburuk penyerapan glukosa oleh sel

PENGOBATAN
Diet & frekwensi makan
• Susunan diet : hidrat arang, protein, lemak/minyak & serat gizi
• Frekwensi makan : bagi secara merata pemasukan kalori
 5-6 kali sehari porsi lebih kecil
Komplikasi terapi
a. Hipoglikemia : od obat, kurang/tidak makan ssd injeksi,
abs insulin lebih lancar krn lokasi
*gejala hipoglikemia 
I. gejala otonom  stimulasi saraf adrenergik 
keringat, gemetar, muka pucat, jantung berdebar,
kesemutan sekitar mulut & lidah,  saraf kolinergik: lapar
II. kurang glukosa otak  ggn konsentrasi, penglihatan,
pusing, termangu-mangu & mengantuk  stupor & koma
! : penderita diabetes selalu bawa gula untuk keadaan darurat
• *Glukagon : antagonis insulin dari sel alfa,
parenteral u hipoglikemia parah
b. Resistensi insulin  kegemukan
3. Insulin (1)
Pembuatan Kinetik
• terurai oleh pepsin lambung
• Cara semisintetis : insulin babi  inj. S.c. ½ h.a.c.
& sapi  imunogen  1990
tidak dipakai lagi
• Terurai cepat di hati, ginjal & otot
• Plasma t ½
• Cara biosintetis : memasukan pd or. sehat : bbrp menit,
gen2 sintetis ybs ke dalam pd diabetik ad 13 jam
plasmid E.coli  rantai peptida • LK : 40 menit
A & B yang disambung secara Lama kerja sed. Insulin :
kimiawi  non imunogen krn Tergantung dari
persis faali - tempat injeksi,
- dosis,
Contoh :
- aktifitas fisik &
Insulin mixtard human,
Monotard human, factor individual lain,
Insulatard human  100 UI/mL - bentuk insulin
3. Insulin (2)
• Karakteristik sediaan insulin
1. Insulin kerja singkat
– (Actrapid, Velosulin, Humulin Regular)
MK : ½ jam, P : 1-2,5 jam, LK : 7-8 jam
– Insulin lispro (Humalog)  penukaran as.amino posisi 28 & 29
MK : < 20’ mendekati faali, LK : 2-5 jam
Sasaran : tipe-1 yang sukar diregulasi
3. Insulin (3)
2. Insulin long-acting
Dasar : persulit daya larut & resorbsinya
Metode : campur dengan seng/protein atau ubah bentuk fisik
a. tambahan protein :
protamin (insulin isofan/NPH)  reaksi alergi  jarang
b. tambahan seng berlebihan :  zinc-insulin
Humulin-zinc = kristal Zn-insulin, LK 28 j.
Monotard human = Zn-insulin amorf 30% + kristal 70%, LK 24-28 j.
c. bentuk fisik insulin
 suspensi bentuk kristal atau amorf
 perlambat penyerapan ke dalam sirkulasi
d. Medium acting (semilente & ultralente)
Dasar : campuran long – short acting (premix)
*Mixtard 30 HM (human) = insulin 30% + ins. isofan 70%, LK 12-24 j.
*Humulin 20 = insulin 20% + insulin isofan 80%, LK 12-24 j.
3. Insulin (4)
Sistem pemberian insulin :
1. Alat suntik berukuran
pena + cartridge :
insulin leguler, lispro,
NPH, pra-campuran 
praktis (tanpa vial
insulin & spuit)

2. Alat infus insulin subkutan kontinyu (CSII, pompa insulin) tdd :


1. reservoir insulin + selang + set infus ( diganti sec. aseptis tiap 2-3
hari),
2. chip program, key-board & layar display ukuran HP
3. Insulin inhalasi : masih penelitian klinis (Exubera ®  Rugi  Afrezza ,
masih dalam pengembangan)
Afrezza , Mannkind corp.
Insulin pomp
monitoring
PATOFISIOLOGI DAN EFEK TERAPI
• Insulin mempunyai molekul yang besar dan
hidrofilik sehingga cara terbaik diserap oleh
tubuh adalah melalui suntikan.
• penyampaian cara terbaru obat ini melalui
paru-paru. Karena paru-paru adalah organ
mikrovaskular terbesar, molekul dapat
menjangkau alveoli.
• Distribusi yang efektif memerlukan partikel
yang berdiameter 1µm sampai dengan 5µm.

• insulin inhalasi yang diproduksi olh FDA adalah alat penyemprot yang berisikan
bubuk kering formulasi human insulin dari teknologi rekombinan DNS,
contohnya EXUBERA.
• Setelah satu dosis dari insulin dihirup dan asuk ke paru-paru, kira-kira 40% dari
dosis mencapai paru-paru dalam. Obat yang sampai ke orofaring tidak
mempunyai efek klinis.
• Interval waktu antara pemberian insulin dan puncak kerjanya menurunkan gula
darah lebih cepat 10 – 20 menit dibandingkan dengan pemberian human insulin
dan sama seperti insulin analog, seperti aspar, glusine dan lispro
3. Insulin (5)
Dosis
Individual, LK tergantung diet, cara hidup pasien dll

ES
• hipoglikemia,  od atau tidak/terlalu lambat makan
– Pengobatan : madu atau sirup
pingsan  glukosa 50% iv 2-3 menit
glukagon iv, sk atau im  sadar  gula
• reaksi alergi  adanya protamin, seng, zat pengawet, kotoran
• Lipoatrofi & lipohipertrofi  terganggunya pertumbuhan lemak pd
tempat suntikan  atrofia/hipertrofia
• resistensi insulin  pada kebutuhan insulin > 200 UI/hari 
pembentukan antibodies  mengikat sebagian insulin  pasien
overweight
• gangguan akomodasi mata : terlalu cepat penurunan gula darah 
keseimbangan osmotis lensa–cairan mata terganggu
4.Antidiabetika oral (1)

1. SULFONILUREA
• MEKANISME KERJA Hipoglikemik
– stimulasi sel-sel beta pulau langerhans &
– tingkatkan kepekaan sel beta pada kadar glukosa darah
• SASARAN
Penderita NIDDM ringan & sel beta masih baik

• FARMAKOKINETIKA
Resorpsi usus : baik, PP : 90-99%, Eks : 25% urin, sisa di empedu
T ½ : 4-5 jam (tolb, glip), 6-7 jam (glib), sp 10 jam (glik), lbh 30 jam
(klorp)

• EFEK SAMPING
Hipoglikemia
Jarang : ggn lambung usus, skt kep, pusing, rasa t enak di mulut, ggn
kulit alergis, nafsu makan diperbesar
4.Antidiabetika oral (2)

1. SULFONILUREA (LANJUTAN)

• INTERAKSI OBAT
Alkohol  efek disulfiram (jantung berdebar, nyeri kepala, berkeringat
& mual

• GENERASI KE-1
Tolbutamid (Rastinon) : dosis 1 dd 0,5 g d.c. , maks 2 dd 1 g
Klorpropamid (Diabinese): 4x tolb, berdaya antidiuresis,
dosis 1 dd 0,25 pagi, lansia 0,125

• GENERASI KE-2
Gliklazida (Diamicron) : 6x tolb, 1-3 dd 80 mg retard,
berdaya anti-agregasi trombosit & memperbaiki aktifitas fibrinolitis
Glibenklamida (Daonil) : : 100x tolb, 1 dd 2,5-5 mg maks 2 dd 10 mg
Glipizida (Minidiab) : = glib, 1 dd 2,5-5 mg ½ h a.c. maks 3 dd 15 mg
Glikidon (glurenorm) : 3x lebih lemah d glib,
1 dd 15 mg d.c. maks 2 dd 30 mg
4.Antidiabetika oral (3)
2. Biguanida (1959)
MEKANISME KERJA : antihiperglikemik
• Peningkatan kepekaan reseptor insulin,
• menekan nafsu makan,
• penghambatan glukoneogenesis di hati,
• peningkatan penyerapan glukosa di jar. perifer

• SASARAN
– Penderita dengan overweight, penderita resistensi insulin
– Untuk kombinasi dengan antidiabetik lain atau Insulin

• EFEK SAMPING
Ggn lambung-usus, asidosis asam laktat (insufisiensi kardiovasc. ginjal) 
1979 ditarik d peredaran (fenfluramin & buformin)

• Metformin (amaryl, diabex, glucophage, glucovance, forbetes) : 2 dd


500 mg atau 1 dd 850 mg
resorpsi usus tidak lengkap, BA 50-60%, PP rendah, eks utuh lewat kemih, t ½
3-6 jam, d.c.
KI : hamil & laktasi  ganti insulin
4.Antidiabetika oral (4)

3. GLUKOSIDASE INHIBITOR

• MEKANISME KERJA
inhibisi enzim glukosidase (maltase, amilase, glukoamilase) di
mukosa duodenum ad hambat penguraian di-/polisakarida 
monosakarida  abs glukosa diperlambat
 No hipoglikemia

• SASARAN
Penderita overweight yang tidak berhasil diet
 kombinasi dg obat lain untuk memperkuat efek
• Monoterapi DM usila bersama antidiabetik oral lain &/ insulin

• EFEK SAMPING
banyak gas di usus (bertahak, kentut) & kejang usus (penumpukan KH
tak dicerna & pean penguraian flora usus, dosis tinggi & bila
digunakan bersama gula  diare
4.Antidiabetika oral (5)

3. GLUKOSIDASE INHIBITOR (LANJUTAN)


• IO
makanan bergula (mean ES), obat lambung (antasida, enzim cerna,
adsorbensia), laksansia & kolestiramin
(mekan kerja akarbose)

• KINETIK
Resorpsi usus buruk,
eks. cepat lewat kemih

• CONTOH
– Akarbose (1990: Glucobay®, Eclid ®)
– Miglitol (Diastabol, 1995) = akarbose,
abs > baik ad ES usus <
– Dosis : mula2 3 dd 50 mg a.c. , maks 3 dd 100 mg
4.Antidiabetika oral (6)

4. Thiazolidindion (1996): (troglitazon, rosiglizaton)

• MK :
– penurunan kadar glukosa & insulin  meningkatkan
kepekaan bagi insulin dari otot, jar lemak & hati 
penyerapan glukosa ke otot & lemak meningkat
– menurunkan kadar trigliserida/asam lemak bebas &
mengurangi glukoneogenesis dalam hati
• Sasaran :
obat tambahan bagi NIDDM yang perlu diobati dengan
insulin
• ES : Rosiglizaton: kerusakan hati, serangan jantung dan
stroke (2007, New England Journal of Medicine)  Di
Indonesia tanggal 24 September 2010, izin edarnya ditarik
(Avandia, Avandamet, Avandaryl)
Rosiglitazon
• antidiabetes oral golongan tiazolindindion.
• bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan
adiposa dan menghambat glukoneogenesis hepatik.
• obat yang biasa digunakan untuk terapi diabetes melitus tipe 2.
• dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan obat diabetes tipe yang
lain, seperti metformin, insulin, sulfonilurea.
• Avandia® Glaxo Smith Kline (GSK). Nama dagang ini disetujui FDA pada
tahun1999 dan menjadi obat pencegah diabetes paling laris di dunia.
Namun, penggunaan obat itu berkurang drastis pada tahun 2007 setelah
dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke
• Kombinasi: Avandamet ® (+metformin), Avandaryl ® (+ glimepirida)

5. Miglitinida (1999) Repaglinide (Novonorm®, Dexanorm®) dan Nateglinide


(Starlix)
MK :pelepasan insulin dari pancreas segera setelah makan  a.c.
Resorpsi cepat  P 1 jam, eks 1 jam
obat ini bisa menurunkan trigliserida darah (www)
Pilihan Obat
Antidiabetika oral hanya diberikan setelah 3 bulan tidak
berhasil diet
1. Pasien tipe-1 & keadaan khusus (ketoasidosis, kehamilan, infeksi,
pembedahan atau ggn hati & ginjal)  INSULIN
Banyaknya :
meningkat pada stress, kehamilan, haid & infeksi
(ambang ginjal bagi glukosa menurun)
menurun pada kegiatan teratur & OR
(kepekaan tubuh terhadap insulin meningkat)
2. Pasien tipe-2
– kurus  sulfonilurea gen. I : tolbutamid & klorpropamida
– agak gemuk  kombinasi metformin
– tidak berefek  INSULIN
Pasien tipe-2 gemuk sekali  metformin
Interaksi Obat
a.Efek potensiasi
 pergeseran dari ikatan proteinnya  insulin darah  
hipoglikemia, ter. Wkt perut kosong
-analgetika : salisilat, fenilbutazon
-antibiotika : kloramfenikol, tetrasiklin, sulfonamida, INH
-lain-lain : alkohol, antikoagulansia, klofibrat, probenesid
b.Efek memperlemah
 hambat sekresi insulin  mekan kadar gula darah ad
memperlemah efek insulin & antidiabetika oral
-diuretik tiazida & furosemida, hormon-hormon kortikoida,
tiroksin, estrogen (pil AH) adrenalin & glukagon
 induksi enzim ad memperkuat perombakan sulfonilurea
-rifampisin & fenitoin
OBAT ANTIDIABETIK ORAL
No A-diabetik oral Mekanisme kerja Efek samping Contoh obat
1 Sulfonilurea Stimulasi sel  & Hipoglikemia, pean Gen 1 :
 NIDDM peningkatan kepekaan sel  nafsu makan, ggn lbg Tolbutamid, tolazamid,
ringan & sel  pada kadar glukosa usus, skt kepala, alergi klorpropamid (a-diuresis),
masih baik IO : dg alcohol  ES gen 2 : glikidon
disulfiram glibenklamid, glikazida,
glipizida, glimepirida
2 Biguanida  u pean kepekaan reseptor Ggn lbg usus, asidosis methformin
overweight, insulin, pean asam laktat, angiopati luas
resistensi insulin glukoneogenesis di hati &  1979, tarik d peredaran
pean penyerapan glukosa (buformin, fenformin)
di jar perifer, menekan
nafsu makan
3 Glukosidase pean penguraian di/poli- Banyak gas di usus, Akarbose, miglitol
inhibitor  u sakarida  monosakarida kejang usus (penumpukan IO : pean ES : mak.
overweight dimukosa duodenum  abs KH tak dicerna & pean Bergula
glukosa dihambat  = penguraian flora usus) pean kerja : o. lambung,
serat Dosis >> + gula  diare laksantia, kolestiramin
4 Thiazolidindion pean kepekaan insulin troglizaton
 +an bg dari otot, Jar lemak & hati
NIDDM yg juga antihipertensi
perlu insulin
5 miglitinida Mencetus pelepasan repaglinida
insulin dari pancreas
segera p.c.  minum a.c.
5. Obat hiperglikemik
1. Glukagon 2. Diazoksid
a. Glukogenolisis & glukoneogenesis a. Rangsang glukogenesis di
di hati hati
b. Efek kalorigenik bila ada tiroksin & b. Hambat langsung sekresi
adrenokortikoid insulin
c. Sekresi naik bila hipoglikemia c. Hambat Penggunaan
dan sebaliknya glukosa perifer
d. I : hipoglikemia oleh insulin d. I : hiperinsulinisme
e. Pemberian : iv, im, sk 1 mg  20 (insulinoma) atau
menit pasien tetap koma  hipoglikemia
glukosa iv cito (glikogen hati sdh e. Dosis : 3-8 mg/kgBB/hari,
habis atau kerusakan otak irev.) 2-3 dd
f. Sediaan : ampul, bubuk 1 & 10 mg

Anda mungkin juga menyukai