Anda di halaman 1dari 67

Penyakit Akibat Gangguan

Metabolisme

Prof. Albiner Siagian


Definisi
Penyakit Degeneratif adalah:
Suatu penyakit pada mana fungsi dan struktur
jaringan dan organ terpengaruh (terkena)
berubah makin buruk sepanjang waktu.
Contohnya:
• Diabetes melitus
• Penyakit jantung koroner,
• Hipertensi
• Osteoporosis
• Osteoartritis
• Alzheimer
Definition Diabetes Mellitus
 A group of diseases characterized by high
blood glucose concentrations resulting
from defects in insulin secretion, insulin
action, or both
Tipe Diabetes dan Prediabetes
 Tipe 1 (dahulu disebut IDDM, tipe I)
 Tipe 2 (dahulu disebut NIDDM, tipe II)
 Gestational diabetes mellitus (GDM)
 Prediabetes (impaired glucose
homeostasis)
Diabetes Type 1

Mewakili sekitar 5-10% semua kasus


diabetes
Dua bentuk:
– Immune mediated—kerusakan sel
beta akibat proses autoimmune
– Idiopathic—disebabakan kehilangan
fungsi sel beta
Diabetes Care, 30;S1, January 2007
Tipe 1 Diabetes
Diabetes Tipe 1 Symptoms
 Hyperglikemia
 Rasa haus yang berlebihan (polydipsia)
 Sering buang air (polyuria)
 Penurunan BB yang signifikan
 Gangguan keseimbangan elektrolit
 Ketoasidosis
Tipe 1 Diabetes Causes

 Immune-mediated
 Predisposisi genetik
 Reaksi autoimmun yg dapat dipicu oleh infeksi vius,
racun
 Kerusakan sel β pada pankreas yang memproduksi
insulin
 Idiopatik (cause unknown)
 Strongly inherited
 African or Asian ancestry
Diabetes Care, 30:S1, January 2007
Tipe 1 Diabetes Pathophysiology

 At onset, orang yang terkena biasanya


kurus, biasanya sebelum berumur 30 th
 Fase Honeymoon: setelah diagnosa dan
koreksi hiperglikemia, kebutuhan insulin
eksogen menurun dramatis hingga 1
tahun berikutnya
 8 -10 th setelah muncul,sel-β-cell benar-
banar kehilangan fungsinya
Diabetes Tipe 2

 Bentuk paling umum diabetes, yang meliputi


90-95% kaus terdiagnosa
 Kombinasi antara resitansi insulin dan
kerusakan sel-beta (insulin deficiency)
 Penyakit progressive
 Ketoacidosis jarang
Diabetes Tipe 2
Gejala Diabetes Tipe 2

 Sering belum terdiagnosa untuk beberapa


tahun
 Hiperglikemia
 Rasa haus yang berlebihan (polydipsia)
 Sering buang air (polyuria)
 Kehilangan BB
Faktor Risiko Diabetes Tipe 2

 Riwayat diabetes keluarga


 Umur lanjut
 Obesitas, terutama obestas intra-
abdominal
 Aktivitas fisik yang kurang
 Riwayat gestational diabetes terdahulu
 Gangguan homeostasis glukosa
 Ras or etnik
Diabetes Type 2 Pathophysiology

 Results from a combination of insulin


resistance and β-cell failure
 Insulin resistance: decreased tissue sensitivity or
responsiveness to insulin
 Endogenous insulin levels may be normal,
depressed, or elevated, but inadequate to
overcome insulin resistance
Diabetes Type 2

 Insulin resistance →
 Compensatory ↑ in insulin secretion →
glucose remains normal
 As insulin production fails, ↑ post-prandial
blood glucose
 Liver production of glucose increases,
resulting in ↑ fasting blood glucose
 Glucotoxicity and lipotoxicity further impair
insulin sensitivity and insulin secretion
Gestational Diabetes Mellitus
(GDM)
 Glucose intolerance with onset or first recognition
during pregnancy
 Occurs in 7% of all pregnancies (200,000 cases
annually)
 Does not include women who have diabetes
diagnosed before pregnancy
 Usually diagnosed during the 2nd or 3rd trimester of
pregnancy when hormonal changes cause insulin
resistance
 May or may not require insulin treatment
(Diabetes Care 30;Supplement 1, January 2007)
Prediabetes
(Impaired Glucose Homeostasis)
 Impaired fasting glucose (IFG)
 fasting plasma glucose (FPG) above
normal (>100 mg/dL and <126 mg/dL)
 Impaired glucose tolerance (IGT)
 plasma glucose elevated after 75 g
glucose load (>140 and <200 mg/dL
Diagnosis and classification of Diabetes Mellitus;
Diabetes Care 2007;30:S42-46
Metabolic Syndrome

Characteristics
 Insulin resistance
 Compensatory hyperinsulinemia
 Abdominal obesity
 Dyslipidemia (elevated TG, low HDL)
 Hypertension
Risk factor for cardiovascular disease and
glucose intolerance
Methods of Diagnosis

 Fasting plasma glucose (FPG)


 Casual plasma glucose (any time of day)
 Oral glucose tolerance test (OGTT)*

*not generally recommended for clinical use


Revised Diagnostic Criteria

FPG OGTT Casual PG


mg/dl 2 hr mg/dl
mg/dl
Normal <100 <140

Pre- >100 and >140 and


diabetes < 126 <200

Diabetes >126 >200 >200 +


symptoms

Standards of Medical Care in Diabetes--2007. Diabetes Care


30:S4-S41, 2007
Screening for DM
 All persons >45 years; repeat every 3 years
 High risk persons: screen at younger age and
more frequently
 Overweight (BMI >25)
 First-degree relative with diabetes
 High-risk ethnic population
 Delivered baby >9 lb or diagnosed GDM
 Hypertensive
 HDL <35 mg/dl or TG >200
 Prediabetes
 Polycystic ovary syndrome
Diabetes—Treatment Goals

 FPG 90—130 mg/dl


 A1c <7%
 Peak PPG <180 mg/dl
 Blood pressure <130/80 mmHg
 LDL-C <100 mg/dl
 Triglycerides <150 mg/dl
 HDL-C >40 mg/dl*
*for women HDL-C goal may be increased by 10 mg/dl

American Diabetes Association Standards of medical care in diabetes.


Diabetes Care 30:S4-S36, 2007
GANGGUAN METABOLISME
 Segolongan penyakit akibat gangguan
metabolisme dan bersifat sistemik
 Penyakit ini ada 3 golongan:
1. Gangguan metabolisme karbohidrat
2. Gangguan metabolisme protein
3. Gangguan metabolisme lemak
 Dapat menimbulkan kelebihan atau
kekurangan zat gizi bersangkutan
GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT
Diabetes melitus (Hiperglykemia)
 Dasar penyakit adalah defisiensi insulin

 Gejala klinis penyakit :


 Hiperglikemia

 Glikosuria

 Dapat diikuti gangguan sekunder metabolisme protein dan


lemak
 Dapat berakhir dengan kematian

 Insidensi terbanyak usia 50 – 60 thn

 Dapat juga dekade pertama atau pada yang sudah lanjut

 Penyakit ini diturunkan secara autosomal resesif


Etiologi:
 Sebab tepat belum diketahui
 berhubungan dgn kelainan hormonal
 Insulin

 Growth hormon

 Hormon steroid

 Keadaan diabetes timbul akibat ketidak seimbangan dalam


interaksi pankreas, hipofisis dan adreanal

Pankreas
 Pankreas mempunyai pulau Langerhans : sel beta dan sel alpha

 Sel beta : hormon insulin

 Sel alpha : menghasilkan hormon glukgon

 Efek anti insulin → berfungsi sebagai faktor hiperglikemik dan

glikogenolitik → meningkatkan kadar gula darah


Konsekuensi metabolik keseimbangan energi
Keseimbangan
energi kronik

Bobot badan Aktivitas simpatetik


meningkat meningkat

Massa lemak Massa bebas lemak


meningkat meningkat

Pelepasan dan oksidasi Pengeluaran energi


asam lemak bebas meningkat meningkat

Bobot badan stabil


(Keseimbangan energi baru)
Hipotesa mekanisme peningkatan ambilan enegi berkaitan
dengan peningkatan deposisi energi pada keadaan obes

ATP hepatik Ambilan energi

Bahan bakar
(energi)

Penyimpanan energi Pengeluaran energi


Pengaturan sekresi insulin dari sel-

Sel-
Preproinsulin
+
Insulin
-

Pembuluh
Darah
Glukosa Epineprin
Insulin ke hati
Asam amino
Aksi insulin

Hati
Pankreas
Glikogenolisis
Glukoneogenesis Insulin

Glukosa
Karbohidrat
ALB

Saluran pencernaan Jaringan adiposa Otot skeletal


Resistansi insulin

Hati
Pankreas
Glukoneogenesis

Insulin

Glukosa
Karbohidrat
ALB

Saluran pencernaan Jaringan adiposa Otot skeletal


Faktor-Faktor yang Berkontribusi, Kelainan Metabolik dan
Vaskular, serta Konsekuensi Klinis Resistansi Insulin

Faktor yang berkontribusi pada Kelainan metabolik


Konsekuensi klinis
resistansi insulin dan vaskular

Kelainan
homeostatik Hipertensi Stroke

Obesitas sentral Peradangan


vaskular Hyperuricemia

Faktor genetik Perilaku Aterosklerosis PVP


Resistansi vaskular
- riwayat keluarga Insulin
- kelompok populasi abnormal
Trigliserida Penyakit
Metabilisme tinggi; HDL Kardiovas-
ALB dan VLDL kular
rendah
Gaya hidup santai abnormal dan
- Aktifitas fisik menurun depsosi lemak
- Usia bertambah (tua) visceral
Ganguan
Kerusakan toleransi Diabetes
hemeostatik glukosa;
glukosa
Hubungan antara resistansi insulin dengan ciri sindrom
resistansi insulin

Hiperglikemia
GTG, diabetes tipe 2

Dislipidemia Hipertensi
LDL,TG, HDL Mikroalbuminuria
Resistansi
Insulin
Risiko trombotik Perilaku Vaskular
peradangan tidak normal disfungsi
PAI, fibrinogen endotelial
Peradangan Vaskular
CRP
Mekanisme potensial yang melaluinya diet yang memiliki beban
glikemik tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes tipe-2

Beban glikemik tinggi


Obesitas
Resistansi
Gen insulin
Counterregulatory hormones
Kurang aktif
Kebutuhan
insulin
Asam lemak bebas postprandial meningkat

Resistansi insulin
Kelelahan sel- meningkat

Intoleransi glukosa

Diabetes
Cara kerja insulin

Ada 2 teori cara kerja insulin:


 Teori 1 (Teori Levine)
 Insulin mentransfer glukosa melalui membran

sel otot serat lintang, tetapi tidak menggangu


perpindahan glukosa melalui sel membran hati
 Teori 2
 Insulin diperlukan untuk fosforilasi glukosa
dalam sel → glukosa 6 posfatase
 Untuk pengikatan ini dibutuhkan enzim
hexokinase yang dihasilkan oleh sel hati
 Kelenjar hipofisis menghasilkan zat inhibitor
hexokinase
 Insulin merupakan zat antagonis terhadap
hexokinase
Kelenjar Hipofisis
 Growth hormon
 Hormon ACTH
 Efek menghambat enzim hexoki nase.
 Bila kelenjar hipofisis hiperaktif →
menyebabkan terjadi diabetes
Kelenjar Adrenal
 Glukoneogenesis yaitu pembentukan karbohidrat
dari bahan yang bukan gol karbohidrat
(pembentukan karbohidrat dari protein)
 Karena pengaruh hormon steroid yang dihasilkan
oleh kortex adrenal
 Bila berlangsung terus menerus → menekan sel
beta pankreas → menimbulkan difesiensi insulin
permanen
 Aktivitas adrenal bergantung kepada kelenjar
hipofisis anterior
KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
 Merupakan gangguan biokimia.
 Cedera morfologik sebenarnya tidak dapat
untuk menegakkan diagnosis
 Tidak selalu sebagai dasar dari pada gangguan
metabolisme
 20 % penderita meninggal tidak menunjukkan
bukti-bukti kelainan anatomik
Pankreas

 Seperempat penderita : pankreasnya normal


 Pada umumnya kerusakan pada sel beta ringan
→ tidak mungkin menimbulkan gangguan
produksi insulin
 Bila ada :
 Fibrosis
 Sebenarnya merupakan penimbunan
glikogen
Pembuluh darah
 Bila
gangguan metabolisme karbohidrat terlalu
lama → hiperglikemik menahun, pada otot, hati
dan jantung terjadi difisiensi.
 Lemak
dimobilisasi sebagai sumber tenaga
→lemak dalam darah bertambah.
 Lipaemia dan cholestrolimia → gangguan
vaskular, dengan komplikasi aterioskelosis
merata → skeloris pembuluh darah arteri
coronaria, ginjal dan retina
Mata

 Skelosis arteri retina → retinitis diabetika.


 Berupa

 perdarahan kecil-kecil tidak teratur


 pelebaran pembuluh darah retina dan

berkeluk-keluk
 kapiler-kapiler membentuk mikroaneurisma
Jantung
 Sklerosis arteri coronaria → infrak otot
jantung

Ginjal
 Kelainan degeneratif pada alat vaskular
glomeruler – tubular
 pyleonepritis akut maupun kronis
Kulit
 Penimbunan lipid dlm makropag-makropag
pada dermis →xantoma diabetikum

Susunan syaraf
 Pada syaraf tepi dan kadang medula spinalis
 Perubahan degeneratif
 Demyelinisasi

 Fibrosis

 Mungkin berhubungan dengan skelosis

pembuluh darah
Hati
 Perlemakan → hepatomegali dan infiltasi
glikogen
 Disebabkan karena defisiensi karbohidrat →
sumber tenaga dari lemak → imobilisasi lemak
berlebihan → defisiensi lipotropik → lemak
tidak dapat diangkut dari sel → penimbunan
lemak berlebihan
Klinis

 Polyphagia: tubuh tidak dapat


memetabolisme karbohidrat yg dimakan
→penderita banyak makan
 Polidipsia: glycosuria (diuresis osmotik) →
kompensasi: penderita banyak minum
 Polyuria: glycosuria (diuresis osmotik) →
penderita banyak kencing
Hipoglikemia

Patologis: Sering ditemukan pada 3 keadaan:


1. Akibat pemakaian insulin berlebihan pada
diabetes
2. Pada pengobatan psykosis dengan shock
hipoglikemik
3. Akibat pembentukan insulin berlebihan pada
tumor pankreas yg dibentuk oleh sel beta
GANGGUAN METABOLISME PROTEIN
 Penyakit akibat kelebihan protein (-)
 Defisiensi protein
 Terjadi pada pemasukan protein kurang → kekurangan
kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik
 Akibatnya :
 Pertumbuhan tubuh
 Pemeliharaan jaringan tubuh
 Pembentukkan zat anti dan serum protein akan
terganggu.
 Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan
infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang
penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik
MACAM-MACAM PENYAKIT
DEFISIENSI PROTEIN
Hipoproteinemia

Penyebab :
 Exkresi protein darah berlebihan melalui air
kemih
 Pembentukan albumin terganggu spt pada
penyakit hati
 Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan
atau penyakit usus, juga pada penyakit ginjal
Hipo dan Agammaglubulinemia

Ada 3 jenis:
1. Hipoagammaglobulinemia kongenital
 Penyakit herediter, terutama anak laki-laki antara 9
– 12 thn
 Mudah terserang infeksi. Kematian sering terjadi
akibat infeksi
 Plasma darah tidak mengandung gamma protein
 Dapat terjadi penyakit hipersensitivas (ex: penyakit
artritis) krn tubuh tidak dapat membentuk Ig
2. Hipo/ (a) gammaglobulinemia didapat
 Pada pria dan wanita pada semua usia
 Penderita mudah terkena infeksi
 Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum →
mengakibatkan limfadenopathi dan splenomegali

3. Hipoagammaglobulinemia sementara
 Hanya ditemukan pada bayi
 Merupakan peralihan pada waktu gamma globulin
yang didapat dari ibu habis dan anak harus
membentuk gamma globulin sendiri
Pirai atau Gout
 Akibat gangguan metabolisme asam urat → asam urat serum
meninggi → pengendapan urat pada berbagai jaringan
 Asam urat merupakan hasil akhir dari pada metabolisme purin.
 Secara klinis :
 Arthritis akut yg sering kambuh secara menahun
 Pada jaringan ditemukan tonjolan-tonjolan disebut “tophus”
 Di sekitar sendi

 Bursa

 Tulang rawan

 Telinga

 Ginjal

 Katup jantung
GANGGUAN METABOLISME LEMAK
Kelebihan lemak (Obesitas)
 Terjadi kalori didapat > kalori yg dimetabolisme (hipometabolisme)
 Terjadi pada hipopituitarisme dan hipotiroidisme.
 Kalori yg dibutuhkan menurun → berat badan naik, meskipun
diberi makan tidak berlebihan
 Lemak ditimbun pada:
 Jaringan subkutis

 Jaringan retroperitoneum

 Peritoneum

 Omentum

 Pericardium

 Pankreas

 Obesitas → memperberat hipertensi, diabetes, penyakit jantung


Hiperlipidemia
 Jumlah lipid darah total dan kholesterol meningkat
 Terdapat pada :
 Diabetes melitus tidak diobati
 Hipotiroidisme
 Nefrosis lupoid
 Penyakit hati
 Sirhrosis biliaris
 Xantomatosa
 Hiperlipidemi
 Hiperkholesterolemi
 Penimbunan lemak terjadi di dinding pembuluh
darah → arteriosklerosis
Defisiensi lemak
 Terjadi pada:
 Kelaparan (starvation)
 Gangguan penyerapan (malabsorption) : penyakit
celiac, sprue, penyakit Whipple.
 Tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanannya krn
intake kurang
 Yang mula-mula dimobilisasi : karbohidrat dan lemak,
dan hanya pada keadaan gizi buruk akhirnya protein
diambil dari jaringan
 Pada penyakit Whipple selain difisiensi lemak, juga
difisensi protein, karbohidrat dan vitamin.
SUSUNAN ENDOKRIN
 Sistem endokrin: kelenjar yang tidak mempunyai saluran
keluar (duktus eksretorius)
 Produknya
 Disebut hormon
 langsung masuk aliran darah → mempengaruhi
pertum- buhan, metabolisme, reproduksi dll.
Sistem endokrin:
• Kelenjar Hipofisis 5. Kelenjar adrenal
• Kelenjar Thyroid 6. Kelenjar Langerhans pankreas
• Kelenjar Para thyroid 7. Gonad: Ovarium dan testis
• Kelenjar thymus 8. Placenta
HIPOFISIS
 Menghasilkan hormon yang tidak langsung mempengaruhi sel
tubuh, tapi mempengaruhi kelenjar endokrin lain
 Target organ
 Thyroid

 Adrenal → menghasilkan hormon → mempengaruhi sel tubuh


 Gonad

 Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus yaitu lobus anterior dan


posterior.
 Lobus anterior
 Growth hormon
 Thyrotropin (TSH)
 Folikel stimulating hormon (FSH) dan Luteinizing hormon
 Prolaktin hormon
 Lobus posterior
 Anti diuretik (ADH)
THYROID
 Embriologi:
 Dari invaginasi tuber (endoderm) dari dasar lidah
(foramen caecum) → tumbuh ke bawah, di muka
trachea dan tulang rawan thyroid
 Fisiologi:
 Mempertahankan derajat metabolisme lebih tinggi
 Merupakan alat tubuh yg sensitif dan dapat bereksi
terhadap berbagai rangsangan
 Pada masa pubertas, kehamilan, dan stres atau pada waktu
haid kelenjar membesar dan berfungsi lebih aktif
 Kelainan yg terjadi:
 Hiperplasi epitel

 Resorpsi koloid
 sel-sel folikel menjadi lebih tinggi kadang
membentuk tonjolan-tonjolan ke dalam
lumen.
 Apabila stres dan rangsangan lain hilang →
involusi, kelenjar mengecil
 Fungsi thyroid dipengaruhi oleh hipofisis melalui
TSH
 Apabila TSH negatif (ex: pada hipopituitarisme) →
thyroid atropi
 Apabila TSH meningkat → hormon thyroid juga
meningkat → menekan hungsi hipofisis, dan
sebaliknya
 Apabila thyroid menurun → merangsang hipofisis
mengeluarkan TSH lebih banyak.
 Menyebabkan hiperplasi dan pembesaran kelenjar
thyroid seperti pada penderita kekurangan jodium
pada penyakit gondok.
BIOSINTESIS PRODKSI H.THYROID.

Produksi hormon thyroid melalui 4 tingkat:


Tingkat 1. TRAPPING: plasma I gradient Thyroid I

Tingkat II. BINDING: I Oxidasi (I) monoiodothyrosin (MTI)


MTI + (I) Diioxdotrhyrosin (DIT)
Tingkat III. COUPLING: DIT + DIT Tetraiodothyrosin =
thyrosin (T4)
DIT + MIT Triodothyronine (T3)
Tingkat IV. Releasing: Thyroglobulin proteolisis MIT +
DIT + T3 + T4 plasma T3 + T4
MIT + DIT Deiodinisasi Thyrosin

Thyroid I
KETERANGAN
 Jodium dari makanan dan minuman diabsorpsi dari sal
percernaan sebagai jodida
 Thyroid mempunyai kemampuan utk menarik jodida
kemudian dikonsentrasi
 Trapingkan yaitu mempertahankan jodida gradient melalui
dinding sel antara plasma dan thyroid
 Gradient dapat meningkat secara langsung melalui TSH atau
tdk langsung melalui simpanan thyroid yg rendah
 Jodium dengan cepat terikat dengan tyrosin membentuk
MIT, DIT
 DIT + DIT→ Thyrosin (T4) atau MIT +DIT → T3 dan disimpan
dalam folikel kelenjar thyroid sebagai Thyroglobulin
Terima kasih……….

Anda mungkin juga menyukai