3.1. Pendahuluan
3.2. Penggolongan Karbohidrat
3.3. Karbohidrat Sebagai Zat Gizi
3.4. Pencernaan Karbohidrat
3.5. Metabolisme Karbohidrat
3.6. Rangkuman Pembentukan ATP
3.7. Kelainan-Kelainan Metabolik
3.1 Pengantar
KARBOHIDRAT, atau yang dahulu dikenal sebagai hidrat arang, adalah molekul organik yang
paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat memiliki manfaat yang luas, meliputi sumber
energi utama pada kebanyakan makhluk hidup, cadangan energi tubuh, dan sebagai komponen
membran sel yang memperantarai berbagai komunikasi antar sel. Karbohidrat juga berperan
sebagai komponen struktur pada berbagai jenis makhluk hidup. Sebagai contoh, karbohidrat
merupakan komponen penting pada dinding sel bakteri, komponen eksoskleton beberapa
serangga, dan jaringan selulosa tanaman.
Nama karbohidrat didasarkan pada fakta bahwa senyawa ini adalah karbon hidrat yang
umumnya dibentuk oleh tiga unsur, yaitu karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan
perbandingan 1:2:1. Sebagai contoh, rumus empiris dari glukosa, suatu gula sederhana yang
paling banyak dikenal, adalah C6H12O6 atau dapat ditulis menjadi (CH 2O)6. Walaupun
kebanyakan karbohidrat sesuai dengan rumus empiris (CH 2O)n, beberapa karbohidrat tidak
mengikuti perbandingan ini. Beberapa karbohidrat lain tidak hanya mengandung karbon,
hidrogen, dan oksigen tetapi juga nitrogen, fosfor, atau sulfur.
1
Golongan polisakarida disebut juga sebagai karbohidrat kompleks.
Monosakarida adalah bentuk karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida hanya
memiliki satu molekul gula sederhana. Jenis monosakarida yang paling luas dikenal masyarakat
adalah glukosa.
Rantai terbuka
H
C
CH2OH CH2OH
H C OH
H O HO O OH
H
H H H HO C H H
OH H OH H
HO OH H C OH H H H
H
H H
H OH H C OH H OH
α-glukosa
H β-glukosa
H
CH2OH
Gambar 3.1. Struktur Rantai dan Siklik Glukosa
Glukosa adalah sumber energ utama bagi tubuh termasuk system saraf. Glukosa sering
disebut gula darah karena glukosalah bentuk utama karbohidrat yang diangkut oleh darah ke sel,
dan organ tubuh. Oleh karena itu, kebanyakan karbohidrat yang kita konsumsi diubah menjadi
glukosa sebelum diangkut ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkannya (Guthrie and Picciano,
1995).
Fruktosa, atau disebut juga gula buah atau levulosa, umumnya terdapat pada buah-buahan
dan madu (Hui, 1985). Fruktosa menyusun sepertiga gula dalam madu (Guthrie and Picciano,
1995). Seperti halnya glukosa, fruktosa memiliki 6 atom karbon, tetapi struktur kimianya
berbeda (Gambar 3.2). Di dalam tubuh fruktosa akan diubah menjadi glukosa di dalam hati atau
dipecah menjadi karbon dioksida dan air untuk menghasilkan energi.
Rantai terbuka
CH2OH
C
CH2OH O OH CH2OH O
H C OH H
H H H C OH H H
H H H H H OH
H C OH
OH OH OH OH
H H H H
β-ribosa α-ribosa
Disakarida terbentuk dari dua molekul gula sederhana. Kedua molekul gula sederhana
pembentuknya dihubungkan dengan ikatan kovalen. Sukrosa atau gula meja adalah jenis
disakarida yang sangat populer di masyarakat. Sukrosa digunakan sebagai bahan pemanis
minuman atau makanan. Sukrosa terbentuk dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa.
Laktosa, jenis karbohidrat yang merupakan komponen penting pada air susu mamalia,
adalah contoh lain disakarida. Laktosa terbentuk dari 1 molekul galaktosa dan 1 molekul
glukosa.
CH2OH CH2OH
O CH2OH O H O
H H OH CH2OH
H H CH2OH H H Glukosa
H
OH H H HO O OH H Glukosa
CH2OH HO O OH
HO H O H H Glukosa
H
Glukosa
H OH H OH H H OH
OH H H
H H H H H
Laktosa
Glukosa-1- H OH
H
Gambar 3.2. Disakarida Sukrosa (Glukosa-Fruktosa) dan Fruktosa (Glukosa-Galaktosa)
Disakarida lainnya adalah maltosa. Maltose terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa
hanya ditemukan pada kecambah biji serealia. Selama proses germinasi, pati serealia dipecah
menghasilkan maltosa.
Oligosakarida disusun oleh 3-10 gula sederhana. Contoh oligosakarida, antara lain adalah
raffinose (3 molekul), stachyose (4 molekul) (Hui, 1985), maltotriosa, dan isomaltosa. Sementara
itu, polisakarida adalah golongan karbohidrat yang paling banyak ditemukan pada tanaman dan
hewan. Selulosa, misalnya, adalah komponen struktur pada batang dan daun tanaman.
Sedangkan glikogen terdapat pada daging hewan.
Pati (tepung) adalah contoh karbohidrat yang banyak terdapat pada umbi-umbian, seperti
ubi kayu, ubi jalar, dan kentang dan biji-bijian, seperti padi, jagung, dan gandum. Pati adalah
polimer (rantai panjang) glukosa. Berdasarkan ada tidaknya cabang pada rantai polimer glukosa,
pati dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu amilosa (rantai lurus/tidak bercabang) dan amilopektin
(rantai bercabang) (Gambar 3.3).
Amilosa
Cabang
Amilopektin
Glikogen merupakan jenis polisakarida utama pada sel hewan. Seperti halnya
amilopektin, glikogen merupakan untaian rantai glukosa bercabang. Perbedaannya adalah bahwa
glikogen memiliki lebih banyak cabang. Akibat dari banyaknya percabangan ini adalah lebih
kompaknya struktur ikatan glikogen. Glikogen banyak ditemukan pada hati dan otot mamalia.
Selulosa adalah salah satu polisakarida struktural ektraselular pada dinding sel tumbuhan
dan pada permukaan sebelah dalam sel hewan. Selulosa adalah senyawa berupa serabut yang liat
(Lehninger, 1982). Selulosa dibentuk oleh untaian tak bercabang dari 10.000 atau lebih molekul
glukosa. Perbedaan struktur antara amilosa dan selulosa adalah pada konfigurasi ikatan antar
molekulnya. Perbedaan konfigurasi ini akan berdampak pada sifat kelarutannya di dalam air dan
kemampuannya menjalankan reaksi hidrolisa. Selulosa tidak larut di dalam air dan tidak dapat
dihidrolisa oleh enzim yang terdapat pada saluran pencernaan manusia. Karena hewan memiliki
enzim selulase, mereka dapat memecah selulosa menjadi gula sederhana yang dapat digunakan
sebagai sumber energi. Sedangkan pati dan glikogen dapat dengan mudah dicerna oleh enzim
amilase di dalam saluran pencernaan manusia.
Karena selulosa tidak dapat dihidrolisa di dalam saluran pencernaan manusia, selulosa
tidak dimasukkan sebagai zat gizi pada manusia. Selulosa dikonsumsi oleh manusia sebagai
bagian dari serat makanan (dietary fiber).
Serat makanan (dietary fiber) adalah komponen dalam tanaman (termasuk lignin) yang
tidak tercerna secara enzimatik menjadi bagian-bagian yang dapat diserap di saluran pencernaan.
Berdasarkan definisi ini, pati resistan (resistant starch) termasuk serat. Serat secara alami
terdapat dalam tanaman. Serat terdiri atas berbagai substansi yang kebanyakan di antaranya
adalah karbohidrat kompleks. Serat makanan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu serat larut
(soluble fiber)selulosa, hemiselulosa, dan pati resistandan serat tidak larut (insoluble
fiber)-glukan. Umumnya, tanaman mengandung kedua-duanya dengan serat tidak larut pada
porsi yang lebih banyak. Serat larut, antara lain terdiri atas pektin, getah tanaman, dan beberapa
hemiselulosa. Contoh serat tidak larut adalah lignin dan selulosa.
Tingkat kemanisan masing-masing karbohidrat berbeda satu dengan yang lain. Fruktosa
adalah karbohidrat yang termanis. Tingkat kemanisan sukrosa berada di urutan kedua, disusul
oleh glukosa dan galaktosa pada urutan ke tiga dan keempat (Tabel 1).
Dewasa ini banyak beredar di pasaran gula jagung yang diperoleh dari dari hidrolisis pati
jagung. Hasil hidrolisis awal adalah glukosa (dalam bentuk sirup jagung). Selanjutnya, glukosa
mengalami reaksi isomerisasi oleh enzim glukosa isomerase menjadi fruktosa yang lebih manis.
Tabel 1. Kemanisan Relatif Karbohidrat, Pangan yang Kaya Karbohidrat, dan Sakarin
Karbohidrat atau Pangan Kemanisan Relatif
Sukrosa 100
Glukosa 70
Fruktosa 170
Maltosa 30
Laktosa 16
Galaktosa 30
Molase 110
Sirup Jagung 60
Sorbitol 60
Mannitol 50
Madu 170
Sakarin 40.000
Sumber: Hui (1985) dan Lehninger (1982)
sukrase
+
Sukrosa Glukosa Fruktosa
1 molekul disakarida 2 molekul monosakarida
Maltosa (disakarida)
amilase
Maltotriosa (oligosakarida)
Glikogen
IsomaGliseGlukosa
Proses oksidasi karbohidrat berlangsung melalui tahapan yang panjang. Proses untuk
mendapatkan energinya pun dilakukan secara bertahap. Tahap awal yang dilalui pada proses
oksidasi karbohidrat adalah pembentukan 2 molekul gliseraldehid–3-fosfat (Gambar 3).
Gliseraldehid-3-fosfat (3 atom karbon) adalah hasil dari pemecahan glikogen atau karbohidrat
berkarbon 6 (heksosa). Untuk setiap proses pengubahan 1 molekul heksosa menjadi 2 molekul
gliseraldehid-3-fosfat, dibutuhkan 2 molekul adenosin trifosfat (ATP).
2
Pemahaman ini, kemudian, menjadi dasar konsep indeks glikemik, yaitu karbohidrat yang diserap dengan lambat akan
menaikkan kadar gula darah dengan lambat, dan sebaliknya.
Glikogen
Galaktos
a
Glukosa-1-
Glukosa fosfat
Glukosa-6-
Fruktos fosfat Manosa
a Fruktosa-6-fosfat
Fruktosa-1,6-
Gambar 3. Tahapan Pembentukan Gliseraldehid-3-fosfat dari Glikogen dan Heksosa
difosfat
Fruktos
Gliseraldehid Fruktosa-1-fosfat
Gambar 4. Lintas Metabolisme Fruktosa Sebelum Memasuki Jalur Glikolitik
Sumber: Champe dan Harvey, 1994
Glikogen Galaktosa
UDP-glukosa Galaktosa-1-fosfat
Glukosa-1-fosfat UDP-galaktosa
Piruvat
+
Piruvat + KoA + NAD Asetil-KoA + CO2 + NADH,
Dehidrogenase
dengan NAD+ adalah nikotinamid adenin dinukleotida (bentuk teroksidasi) dan NADH adalah
nikotinamid dinukleotida (bentuk tereduksi).
Oksidasi asetil-KoA
Daur Kreb adalah tahapan akhir dari oksidasi molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak,
dan protein).
Tahap 1 :
Hidrolisis Protein Polisakarida Lemak
molekul
kompleks
Asam Amino* Monosakarida Asam Lemak/
gliserol
Tahap 2 :
Konversi
building block
menjadi Asetil- Asetil-KoA
KoA
Tahap 3 :
Oksidasi
asetil-KoA
Daur Kreb ATP
CO2
Katabolisme 20 asam amino yang terdapat di dalam protein meliputi penarikan gugus -
amino yang diikuti oleh pemecahan kerangka karbon. Pemecahan kerangka karbon ini
menghasilkan tujuh produk, bergantung pada asam amino penyusus protein. Ketujuh produk
katabolisme tersebut adalah oksaloasetat, -ketoglutarat, piruvat, fumarat, asetil-KoA,
asetoasetil-KoA, dan suksinil-KoA.
Asam amino yang produk katabolismenya dapat dikonversi menjadi glukosa disebut
asam amino glukogenik. Contoh asam amino glukogenik adalah alanin, serin, sistein, asam
glutamat, glutamin, dan histidin. Sedangkan asam amino yang produk katabolismenya
membentuk benda-benda keton disebut asam amino ketogenik. Contoh asam amino ketogentik
adalah lisin dan leusin (Brody, 1999). Jalur masuk asam amino ke daur Kreb dapat dilihat pada
Gambar 7.
Segera setelah memasuki daur Kreb (Gambar 5), asetil berkondensasi dengan senyawa
empat atom (oksaloasetat) membentuk asam trikarboksilat yang terdiri atas 6 atom karbon
(sitrat). Isomer sitrat selanjutnya mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi senyawa 5 atom
karbon (-ketoglutarat). Senyawa ini kembali mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi
senyawa 4 karbon (suksinat). Selanjutnya, suksinat mengalami proses dehidrogenasi oleh enzim
suksinat dehidrogenase menjadi fumarat. Enzim fumarase, kemudian, mengatalisis perubahan
fumarat menjadi L-malat. Akhirnya, L-malat dehidrogenase mengubah L-malat menjadi
oksaloasetat kembali. Sampai dengan ini, satu rangkaian daur Kreb telah diselesaikan.
Alanin glisin
Sistein
Piruvat
Asparagin
Asetil-KoA KoA
Aspartat
NAD+
Isositrat, C6
L-malat, C4
Fenilalanin NAD+ Arginin
Histidin
Fumarat, C4 CO2; NADH
GTP GTP + Pi
Metilmalonil-KoA
Valin Treonin Metionin
Pada setiap putaran daur Kreb, yang dimulai dari kondensasi asetil dengan oksaloasetat
sampai dengan terbentuknya kembali oksaloasetat, dikeluarkan 2 atom karbon dalam bentuk
CO2. Selain itu, setiap satu putaran juga akan menghasilkan 3 molekul NADH dan 1 molekul
flavin adenin dinukleotida (FADH2).
1 Glukosa
8 ATP
2 Piruvat
6 ATP
2 Asetil-KoA
Daur Krebs
24 ATP
Fosforilasi Oksidatif
Total = 38 ATP
6CO2 + 6H2O
Gambar 8. Rangkuman Jumlah netto ATP yang Terbentuk pada Setiap Tahapan Oksidasi
Glukosa
3.7.5. Galaktosemia
Galaktosemia adalah gangguan metabolik akibat defisiensi enzim galaktokinase. Akibatnya
adalah timbul bintik putih pada selaput bola mata (katarak), muntah-muntah, atau diare.