Anda di halaman 1dari 16

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT – MINERAL

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal beberapa macam identifikasi senyawa karbohidrat
2. Mengenal beberapa cara identifikasi mineral dalam sampel

TEORI SINGKAT
KARBOHIDRAT
Karbohidrat menurut struktur kimiawinya dapat diidefinisikan sebagai polihidroksi aldehid
atau polihidroksi keton, yang pada umumnya mempunyai rumus molekul C n(H2O)m. Senyawa
karbohidrat secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Monosakarida
a. Aldosa : glyserosa, errythrosa, ribose, gulosa, laktosa, glukosa.
b. Ketosa : ribulosa, xylulosa, psikosa, fruktosa, sorbosa, tagatosa.
2. Oligosakarida
a. Disakarida : maltosa, laktosa, gentibiosa, sukrosa
b. Trisakarida : mannotriosa, raffinosa
3. Polisakarida
a. Polisakarida sederhana : amilum, glikogen, dekstrin, selulosa, inulin
b. Polisakarida majemuk : heparin, agar-agar, pektin.

Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana merupakan molekul paling sederhana dibandingkan dengan
molekul karbohidrat yang lain dan tidak dapat mengalami hidrolisa. Monosakarida bersifat
netral, mudah larut dalam air, sukar larut dalam alkohol, dan tidak larut dalam eter. Berdasarkan
gugus fungsinya, monosakarida dibedakan atas aldosa (mempunyai gugus fungsi aldehid) dan
ketosa (mempunyai gugus fungsi keton).
Dalam banyak hal, sifat-sifat aldosa banyak menyerupai sifat-sifat aldehid, misalnya dapat
mereduksi pereaksi Benedict, pereaksi Fehling, maupun pereaksi Tollens. Ketosa dalam
beberapa hal mempunyai persamaan sifat dengan keton. Fruktosa, salah satu contoh ketosa yang
ada di alam, dapat mereduksi pereaksi Benedict, Fehling, maupun Tollens.

CH2OH CHO

C O H C OH

HO C H HO C H
A. B.
H C OH H C OH

H C OH
H C OH

CH2OH
CH2OH

Gambar 1. Struktur Molekul Monosakarida; (A) D-Fruktosa; (B) D-Glukosa

1
Disakarida
Disakarida tersusun atas 2 satuan monosakarida, Umumnya terdiri atas 2 heksosa, sehingga
sering disebut heksodisakarida. Ada beberapa disakarida yang dikenal oleh banyak orang.
Diantara disakarida-disakarida tersebut, ada beberapa disakarida yang memiliki sifat sebagai
disakarida pereduksi, ada yang tidak memiliki sifat sebagai disakarida pereduksi.
CH2OH CH2OH
CH2OH CH2OH

O O OH
O H H H
O H H
H H
H
H H
OH H O OH H
OH H OH H

H H
OH OH
OH O

H OH H OH
H OH H OH

Gambar 2. Struktur Disakarida; (A) Maltosa; (B) Selobiosa

Polisakarida
Polisakarida mempunyai susunan yang kompleks dengan berat molekul yang besar.
Polisakarida tersusun atas satuan-satuan monosakarida yang banyak, bahkan terkadang termasuk
juga turunan-turunannya. Hidrolisa pada polisakarida yang terjadi secara sempurna akan
menghasilkan komponen-komponen penyusunnya, yaitu monosakarida ataupun turunannya.
Pada umumnya, polisakarida memiliki rasa yang tidak manis, relatif stabil terhadap alkali,
mempunyai sifat optik aktif, tetapi tidak menunjukkan peristiwa mutarotasi. Satuan-satuan
monosakarida dalam molekul polisakarida ada yang dalam bentuk piranosa dan bentuk furanosa.
Polisakarida praktis tidak mereduksi, walaupun ada beberapa polisakarida yang mempunyai
gugus fungsi aldehid bebas yang terdapat pada ujung rantai molekulnya, misal pada amilosa atau
selulosa.
CH2OH CH2OH
CH2OH CH2OH

O OH
O O H H H H
H H H H

H C
H OH H OH
OH H OH O

O O
O

H OH H OH
H OH H OH

Gambar 3. Struktur Amilosa

Identifikasi Karbohidrat
Berdasarkan sifat-sifat sakarida dan reaksi-reaksi kimia yang spesifik, karbohidrat dapat
dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif pada karbohidrat didasarkan dengan
pembentukan warna tertentu jika direaksikan dengan suatu reagen. Sedangkan uji kuantitatif
didasarkan pada sifat dari karbohidrat yang dapat memutar bidang cahaya.

1. Tes Molisch
Tes Molisch dilakukan dengan cara larutan karbohidrat dicampur dengan pereaksi Molisch,
yaitu larutan 5% α-naftol dalam alkohol, kemudian ditambah asam sulfat pekat dengan hati-hati.
Warna violet yang terbentuk menunjukkan adanya karbohidrat. Dasar uji ini adalah heksosa atau

2
pentosa mengalami dehidrasi karena asam sulfat pekat menjadi hidroksi metil furfural atau
furfural, lalu terjadi kondensasi antara aldehid dengan α-naftol membentuk senyawa berwarna
spesifik untuk sakarida. Reaksi ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu hidrolisis polisakarida dan
disakarida menjadi heksosa atau pentosa, diikuti proses dehidrasi, dan kondensasi.

2. Tes Anthron
Tes ini dilakukan dengan mereaksikan larutan 0,2% anthron dalam asam sulfat pekat
dengan karbohidrat. Setelah didiamkan akan terbentuk warna hijau atau hijau kebiruan.
Prinsipnya sama dengan tes Molisch. Tes ini sangat sensitif sehingga dapat memberikan hasil
positif jika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Pengembangan selanjutnya
untuk tes ini dilakukan secara kolorimetri untuk uji kuantitatif pada glikogen, inulin, dan gula
dalam darah.

3. Tes Barfoed
Pereaksi Barfoed bersifat asam, terdiri dari kupri asetat dan asam asetat. Pemanasan
karbohidrat pereduksi yang telah dicampur dengan pereaksi Barfoed akan menyebabkan oksidasi
karbohidrat pereduksi dan reduksi ion kupri menjadi endapan kupro oksida. Suasana asam dari
pereaksi Barfoed menyebabkan waktu terbentuknya endapan akan berbeda antara monosakarida
dengan disakarida. Endapan berwarna merah bata menunjukkan keberadaan karbohidrat
pereduksi dalam sampel.

4. Tes Benedict
Pereaksi Benedict terdiri atas kupri sulfat, natrium sitrat, dan natrium karbonat. Pemanasan
karbohidrat pereduksi dengan pereaksi Benedict akan memberikan rangkaian perubahan warna
dari biru → hijau → kuning → kemerahan → dan akhirnya endapan merah bata Cu2O.

5. Tes Orsinol Bial – HCl dan Tauber


Adanya pentosa dapat diketahui dengan melakukan tes Bial dan Tauber. Pereaksi Bial
dibuat dari orsinol dalam asam klorida pekat yang ditambah dengan feriklorida 10%. Timbulnya
endapan dan larutan berwarna hijau menandakan adanya pentosa dalam sampel.
Pereaksi Tauber diperoleh dari larutan benzidin 4% yang dicampur dengan asam asetat
glasial. Proses dari tes Tauber ini adalah dengan memanaskan lalu cepat-ceoat didinginkan
sehingga dihasilkan warna pink sampai merah.

6. Tes asam pikrat


Asam pikrat atau trinitrofenol dalam suasana basa dapat digunakan untuk menunjukkan
keberadaan karbohidrat pereduksi. Prinsip yang terjadi pada tes ini sama dengan tes Benedict,
yaitu terjadi reaksi reduksi dan oksidasi. Pada pemanasan, warna kuning dari asam pikrat akan
mengalami perubahan menjadi kemerahan

3
7. Tes Iodin
Tes Iodin dilakukan dengan mengasamkan sampel terelbih dahulu, kemudian dicampur
dengan beberapa tetes larutan iodin. Munculnya warna biru menunjukkan adanya polisakarida
dalam sampel, sedangkan warna merah menunjukkan adanya glikogen atau eritrodekstrin

8. Tes Seliwanoff
Pereaksi Seliwanoff dibuat sesaat sebelum tes dengan mencampurkan resorsinol 0,5%
dalam asam klorida. Tes ini menjalani 2 tahap reaksi, yaitu dehidrasi frukosa oleh HCl
membentuk hidroksi metil furfural, dan kondensasi hidroksi metil furfural dengan resorsinol
membentuk warna yang spesifik. Warna merah cherry menunjukkan keberadaan fruktosa di
dalam sampel.

MINERAL
Mineral adalah senyawa anorganik yang memiliki fungsi tertentu dalam tubuh dan harus
dipenuhi. Mineral diperoleh dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Pada
umumnya, mineral diperlukan dalam jumlah kecil, tetapi peranannya dalam tubuh sangat
penting. Jika jumlah mineral tidak tercukupi akan menimbulkan defisiensi dan gangguan pada
tubuh sedangkan dalam jumlah berlebih akan menimbulkan efek toksik.
Berdasarkan jumlahnya, mineral dibedakan menjadi mineral makro, mikro, dan renik
dengan masing-masing contohnya adalah sebagai berikut.
1. Mineral makro : Ca, P, K, Na, Mg, S, dan Cl.
2. Mineral mikro : Cu, Fe, Zn, Co, Se, dan I
3. Mineral renik : Mo, Cr, Si.
Mineral memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Mineral Ca, Mg, dan P berperan penting
dalam fungsi struktural. Mineral Na dan K berperan dalam aktivitas membran sel, yaitu pompa
ion ekstraseluler dan intraseluler.

Identifikasi Mineral
Identifikasi mineral dalam bidang kedokteran dapat dilakukan dengan menganalisis
komponen pada urine. Unsur S merupakan salah satu unsur yang normal dalam urine manusia
dan dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu sulfat anorganik, sulfat etereal, dan sulfat tak
teroksidasi.
1. Sulfat Anorganik
Keberadaan S jenis ini dapat diidentifikasi dengan menambahkan HCl 2% sebanyak 3 tetes
dan BaCl2 2% encer sebanyak 3 tetes pada 10 ml urine. Hasil positif akan membentuk endapan
putih.

2. Sulfat Etereal
Sulfat etereal merupakan senyawaan asam sulfat dengan zat organik seperti fenol dan
indol. Semua sulfat ini terurai pada pemanasan dengan asam. Sulfat etereal dapat diidentifikasi

4
dengan mendidihkan filtrat dari percobaan (1) selama beberapa menit. Kekeruhan menyatakan
adanya sulfat etereal

3. Sulfat tak teroksidasi


Sulfat ini merupakan sulfat netral yang mencakup sulfida, sistin, dan sebagainya. Unsur ini
dapat diidentifikasi dengan menambahkan urine dengan 1 butir Zn dan sedikit HCl encer lalu
ditutup dengan kertas saring yang telah dibasahi Pb-asetat. Senyawa tersebut akan mengubah
warna kertas saring menjadi hitam.

ALAT dan BAHAN


ALAT
1. Tabung reaksi
2. Penjepit
3. Pengaduk gelas
4. Pipet paseur
5. Gelas beker
6. Gelas arloji

BAHAN
1. Sampel karbohidrat 8. Pereaksi Benedict
2. Sampel tulang 9. Pereaksi Fehling
3. Resorsinol dalam asam klorida 10. Asam Sulfat
4. Pereaksi Tollens 11. Alfa naftol dalam alkohol
5. Asam nitrat 12. Asam pikrat
6. Iodin
7. Asam klorida

PERCOBAAN DAN CARA KERJA


Preparasi Sampel
Sampel untuk tes iodin disesuaikan dengan tempat yang digunakan. Tes iodin menggunakan
dropple plate, sehingga sampel yang disiapkan disesuaikan dengan besar dari dropple plate
tersebut.
Sampel nasi : tidak ada preparasi tertentu
Mie instan : mie direbus dahulu, baru dijadikan sampel
Sari jeruk : dapat berupa sari jeruk murni atau kemasan
Kentang dan wortel : Diperlukan sedikit potongan dalam bentuk potongan-potongan kecil.
Sampel tulang ayam : Siapkan sebanyak 4-5 buah tulang ayam goreng yang telah bersih dari
daging dan tulang muda. Usahakan bentuk dan ukuran mirip.

5
KARBOHIDRAT
Tes Molisch
Tes Molisch merupakan tes umum karbohidrat yang sangat sering dilakukan. Semua jenis
karbohidrat mulai dari monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida menunjukkan
reaksi positif dengan uji ini. Tes Molisch juga memberikan hasil positif ketika diuji pada
senyawa-senyawa seperti asam nukleat dan glikoprotein karena mengandung karbohidrat pada
struktur molekulnya
Cara Kerja :
 Siapkan tabung reaksi, isi dengan ± 1 mL sampel karbohidrat.
 Tambahkan 5-6 tetes alfa-naftol dalam alkohol ke dalam masing-masing tabung.
Kocok sampai homogen
 Tambahkan 2-3 tetes asam sulfat pekat lewat dinding tabung.
 Perhatikan lapisan yang terbentuk. Catat dalam data
 Sampel yang digunakan : glukosa, fruktosa, laktosa, amilum

Tes Fehling
Pereaksi Fehling merupakan campuran yang tersusun atas 2 macam larutan, yaitu.
1. Larutan Fehling A, berisi larutan kuprisulfat
2. Larutan Fehling B, berisi campuran larutan natrium hidroksida dan larutan kalium
natrium tartrat yang sering disebut sebagai garam Rochelle atau garam Seignette.
dengan volume yang sama, larutan Fehling A dan larutan Fehling B bila dicampur maka akan
diperoleh larutan berwarna biru.
Pada tes Fehling, gula pereduksi akan mengalami oksidasi menjadi asam aldonat yang
dengan adanya NaOH, maka akan terbentuk garam natrium. Hal sebaliknya terjadi pada pereaksi
Fehling yang mengalami reduksi sehingga tembaga yang awalnya memiliki bilangan oksidasi +2
akan menjadi tembaga dengan bilangan oksidasi +1.
Cara Kerja :
 Siapkan tabung reaksi, isi dengan Fehling A dan B dengan perbandingan volum
sama
 Tambahkan sampel karbohidrat pada masing-masing tabung dengan perbandingan
volum sama dengan Fehling A atau B (misal, perbandingan sampel : A : B = 1 : 1 : 1)
 Panaskan sesaat (tidak sampai mendidih)
 Perhatikan perubahan yang terbentuk. Catat dalam data
 Sampel yang digunakan : glukosa, fruktosa, laktosa, amilum

Tes Benedict
Pereaksi Benedict tersusun atas kuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Seperti
halnya pada tes Fehling, pada tes Benedict ini gula pereduksi akan dioksidasi menjadi asam
aldonat, sedangkan pereaksi Benedict akan tereduksi.

6
Cara Kerja :
 Siapkan tabung reaksi, isi dengan ± 1 mL sampel karbohidrat
 Tambahkan dengan 5 – 6 tetes Benedict, lalu panaskan (tidak sampai mendidih).
 Perhatikan perubahan yang terbentuk. Catat dalam data
 Sampel yang digunakan : glukosa, fruktosa, laktosa, amilum

Tes Asam Pikrat


Pada tes asam pikrat, digunakan reagen asam pikrat jenuh yang berwarna kuning. Dalam
reaksinya, gula pereduksi akan menjadi asam aldonat, sedangkan asam pikrat akan mengalami
reduksi menjadi asam pikramat
Cara Kerja :
 Siapkan tabung reaksi, isi dengan ± 1 mL sampel karbohidrat.
 Tambahkan 10 tetes asam pikrat pada masing-masing tabung. Kocok perlahan lalu
panaskan.
 Perhatikan perubahannya. Catat dalam data
 Pada kondisi tertentu, dapat ditambahkan 1-2 tetes NaOH.
 Sampel yang digunakan : glukosa, fruktosa, laktosa, amilum

Tes Seliwanoff
Pereaksi Seliwanoff adalah meta hidroksi benzena atau resorsinol dalam asam klorida.
Pereaksi ini digunakan khusus untuk menunjukkan adanya fruktosa.
Cara Kerja :
 Siapkan 2 tabung reaksi, tabung 1 diisi glukosa dan tabung 2 diisi fruktosa masing-
masing sebanyak ± 1 mL.
 Tambahkan 9-10 tetes reagen Seliwanoff pada masing-masing tabung. Kocok
perlahan lalupanaskan bersama-sama.
 Perhatikan perubahannya. Catat dalam data

Tes Iodin
Uji Iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Reaksi antara polisakarida dengan
iodin membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar),
sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida
dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin.
Cara Kerja :
 Siapkan dropple plate, isi dengan sampel karbohidrat (jumlah disesuaikan dengan besar
dropple plate).
 Tambahkan 3-4 tetes iodin pada masing-masing sampel.
 Perhatikan perubahannya. Catat dalam data
 Sampel yang digunakan : nasi, wortel, kentang, sari jeruk, mie instan rebus.

7
MINERAL
Chemistry of Bones
Secara keseluruhan, komposisi tulang ayam yaitu: air 1,8-44,3%, lemak 1,2-26,9%,
kolagen 15,8-32,8%, dan zat anorganik 28,0-56,3%. Lebih spesifik, tulang kaki ayam memiliki
kandungan kolagen 9,07%, protein 17,40%, air 60,05%, abu 5,98% dan lemak 12,00%.

Cara Kerja 1: (Lakukan percobaan ini di awal praktikum)


 Siapkan 3 buah tulang ayam, lakukan analisis secara fisik. Catat dalam data.
 Siapkan 3 wadah berisi HCl, asam asetat, dan akuades
 Masukkan tulang ayam ke dalam masing-masing wadah sampai sebagian besar tulang
terendam larutan. Tutup dengan gelas arloji (jika ada) dan diamkan selama 60 menit.
 Ambil tulang ayam dengan hati-hati (gunakan handscoon) lalu celup tulang ke dalam
akuades untuk membersihkan sisa pelarut yang menempel.
 Lakukan analisis secara fisik. Catat dalam data

Cara Kerja 2:
 Siapkan tulang ayam, lakukan analisis secara fisik. Catat dalam data.
 Bakar sebagian tulang ayam dalam api dari bunsen (gunakan penjepit) sampai berwarna
hitam (sebagian tulang ayam).
 Bandingkan karakter tulang ayam sebelum dan setelah dibakar. Catat dalam data.

8
BERKAS PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
DAN MINERAL

Disusun Oleh :

Nama : ..................................................................
NIM : ..................................................................
Kelas : ..................................................................
Tanggal Praktikum : ...............................................

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023

9
RENCANA KERJA PRAKTIKUM

Nama Praktikan : ..…………………………………………………………


NIM : …..………………………………………………………
Hari/ Tanggal Praktikum : …..………………………………………………………
Rencana Kerja :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

10
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

11
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Asisten Praktikum Praktikan

.................................................... ...........................................
NIM.

12
DATA PENGAMATAN
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DAN MINERAL

1. Tes Molisch
NO PERLAKUAN HASIL

2. Tes Fehling
NO PERLAKUAN HASIL

3. Tes Benedict
NO PERLAKUAN HASIL

4. Tes Asam Pikrat


NO PERLAKUAN HASIL

13
5. Tes Seliwanoff
NO PERLAKUAN HASIL

6. Tes Iodin
NO PERLAKUAN HASIL

7. Chemistry of Bones
NO PERLAKUAN HASIL
Cara Kerja 1 :

Cara kerja 2 :

Catatan Praktikum :

Paraf Akhir, Praktikan,

…………………… ……………………
NIM.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi 3, Departemen Kesehatan RI, Jakarta


Fessenden and Fessenden, 2005, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta
James, J., 2006, Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan, Erlangga, Jakarta
Jenkins, J. I., et all, 2000, Quantitative Pharmaceutical Chemistry, 6th edition, Mc Graw-Hill
Book Company, Toronto
Lehninger, A. L., 2007, Biochemistry, The Molecular Basic of Cell Structure and Function,
Worch Publisher Inc., New York
Martin, D. W., et.all, 2004, Biokimia Harper, EGC, Jakarta
Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia Kedokteran, EGC, Jakarta
Winarno, FG, 2012, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia, Jakarta

15
PANDUAN MENULIS ANALISA HASIL

1. Analisa Hasil pada prinsipnya merupakan analisa hasil praktikum. Segala sesuatu yang
ditulis pada Analisa Hasil disesuaikan dengan hasil praktikum.
2. Analisa hasil merupakan hasil pemikiran dari masing-masing praktikan, bukan copy paste
dari referensi yang bersifat text book. Jika dalam menulis Analisa Hasil diperlukan referensi
tertentu (buku atau jurnal) maka penulisan kalimat disesuaikan dengan hasil dari praktikum.
3. Analisa Hasil berisi mengenai :
a. Teori singkat atau pengenalan mengenai tes atau uji yang dilakukan pada saat praktikum.
b. Reaksi yang terjadi
c. Analisa hasil mengenai reaksi atau hasil yang diperoleh pada saat praktikum
d. Kesimpulan Percobaan
e. Daftar Pustaka
4. Di dalam Analisa Hasil tidak perlu dicantumkan mengenai teori singkat, kecuali sedikit teori
yang mendukung tes / uji yang dilakukan pada saat praktikum.
5. Di dalam Analisa Hasil tidak perlu dicantumkan alat dan bahan yang digunakan pada saat
praktikum.
6. Jika dalam penulisan Analisa Hasil terdapat bagian yang diperoleh dari referensi, maka
referensi tersebut dicantumkan pada akhir Analisa Hasil sebagai bagian dari daftar pustaka.

16

Anda mungkin juga menyukai