Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TEKNOLOGI PERSIAPAN

PENYEMPURNAAN TEKSTIL
PENGARUH VARIASI WAKTU PERAM PADA PROSES DESIZING DENGAN
CARA OKSIDATOR MENGGUNAKAN METODE EXHAUST

Disusun oleh kelompok 6 :

Nama : Erpa Luthfia Hanifah 17020030

Grady Yohan Johananto 17020036

Irfan Zain Mahfuzh 17020043

Grup : 2K2

Dosen : Ir. Elly K,Bk.Teks.,M.Pd

Asisten Dosen : Ikhwanul Muslim, S.ST.,MT

Eka O.,S.ST.,MT

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2018
I. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : untuk mengetahui pengaruh variasi waktu peram pada proses
desizing dengan cara oksdator dan metode perendaman
Tujuan : mendapatkan hasil yang optimum dari variasi waktu peram

II. TEORI DASAR


2.1 Serat Kapas

Serat kapas merupakan serat alam yang dihasilkan dari tanaman Gossypium.
Tanaman ini tumbuh dengan baik didaerah lembab dan banyak disinari matahari.
Sifat dan kualitas kapas tergantung pada tempat kapas itu tumbuh dan berkembang.

Komposisi % pada serat % pada dinding primer


Selulosa 88 – 96 52
Pektin 0,7 – 1,2 12
Lilin 0,4 – 1 7,0
Protein 1,1 – 1,9 12
Abu 0,7 – 1,6 3
Senyawa organic 0,5 – 1,0 14
Persen Komposisi Serat Kapas

Komposisi selulosa murni diketahui sebagai suatu zat yang terdiri dari unit-
unit anhidro-β-glukosa dengan rumus empiris (C6H10O5)n , dimana n merupakan
derajat polimerisasi yang tergantung dari besarnya molekul. Hubungan antara
selulosa dan glukosa telah lama dikenal yaitu pada peristiwa hidrolisa selulosa oleh
asam sulfat dan asam klorida encer, yang menghasilkan suatu hasil akhir yang
memiliki bentuk glukosa.

Hal ini membuktikan bahwa selulosa terbentuk dari susunan cincin glukosa.
Glukosa diketahui sebagai turunan (derivate) pyranosa yang berarti memilki enam
segi (sudut), dan struktur kimia dari glukosa sendiri memiliki dua bentuk tautomeri
yaitu α-glukosa dan β-glukosa seperti pada Gambar dibawah ini
CH 2 OH
CH 2 OH
O O
H H H OH
H H

H
OH H HO OH
HO OH H

H OH H OH

α- Glukosa β- Glukosa

Selulosa adalah disakarida yang terdiri dari dua unit β-glukosa yang
dihubungkan oleh jembatan oksigen (ikatan oksigen). Susunan dari selubiosa ini
berhasil ditemukan oleh W.N. Haworth dan K. Freudenberg dengan tata nama
sebagai 1-4 anhidro-β-glukosa seperti pada Gambar berikut ini :

CH 2 OH H OH

H O H
H O OH H

OH H H
HO H H OH
O
H OH CH 2 OH

Setelah melalui berbagai diskusi dan penyelidikan, maka ditetapkan


bahwa struktur kimia dari selulosa adalah seperti pada Gambar sebagai berikut.

H OH CH 2 OH H OH CH 2 OH
HO H H O H O
OH H O OH H OH
H H H

H H H O H
O OH H OH
H H H
O O
CH 2 OH H OH CH 2 OH H OH

Karakteristik Serat Kapas

 Morfologi serat

Penampang Melintan Penampang Membujur

 Penampang membujur, seperti pipa terpilin


 Penampang melintang, seperti ginjal

Sifat Fisika

a. Warna
Warna kapas tidak betul-betul putihi, biasanya sedikit cream.

b. Kekuatan serat
Kekuatan serat kapas terutama dipengaruh oleh kadar selulosa dalam serat,
panjang rantai dan orientasinya. Kekuatan serat kapas per bundel rata-rata
adalah 96.700 pound per inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum
116.000 pound per inci2.
c. Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantaranya serat-serat
selulosa alam, kira-kira dua kali mulur rami.
d. Kekuatan
Kekakuan dapat didefinisikan sebagai daya tahan terdapat perubahan bentuk,
dan untuk tekstil biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuataan
saat putus dengan mulur seat putus. Kekuatan dipengaruhi oleh berat molekul,
kekuatan rantai selulosa, derajat kristalinitas dan terutama derajat orientasi
rantai selulosa.
e. Keliatan
Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk
menerima kerja, dan merupakan sifat yang penitng untuk serat-serat selulosa
alam, keliatan serat kapas relatif tinggi tetapi dibanding dengan serat-serat
selulosa yang diregenerasi, sutera dan wol keliatannya rendah tinggi.
f. Moisture regain
Moisture regain serat kapas pada kondisi standar adalah 7 – 8,5 %.
g. Berat jenis
Berat jenis serat kapas berkisar 1,50 – 1,56.
h. Indeks bias
Indeks bias serat kapas yang sejajar sumbu serat adalah 1,58 sedangkan yang
tegak lurus adalah 1,53.

Sifat Kimia

a. Pengaruh asam
Selulosa tahan terhadap asam lemah, sedangkan terhadap asam kuat akan
menyebabkan kerusakan. Asam kuat akan menghidrolisa selulosa yang
mengambil tempat pada jembatan oksigen penghubung sehingga terjadi
pemutusan rantai molekul selulosa (hidroselulosa). Rantai molekul menjadi
lebih pendek dan menyebabkan penurunan kekuatan tarik selulosa. Reaksi
hidroselulosa dapat dilihat pada Gambar berikut ini :
CH2OH H OH
H O H
H O OH H
O OH H H H O
H
O
H OH CH2OH

Hidrolisa

CH2OH H OH
H O
H H OH H
C OH H
O OH H O H O
H
O
H OH CH2OH

CH2OH H OH
H O
OH OH H
H OH H
C
O OH H O H O
H
O
H OH CH2OH

Reaksi Hidroselulosa

b. Pengaruh alkali

Alkali mempunyai pengaruh pada kapas. Alkali kuat pada suhu rendah akan
menggelembungkan serat kapas seperti yang terjadi pada proses merserisasi,
sedangkan pada suhu didih air dan dengan adanya oksigen dalam udara akan
menyebabkan terjadinya oksiselulosa.

c. Pengaruh panas

Serat kapas tidak memperlihatkan perubahan kekuatan bila dipanaskan pada


suhu 120OC selama 5 jam, tapi pada suhu yang lebih tinggi dapat
menyebabkan penurunan kekuatan. Serat kapas kekuatannya hampir hilang
jika dipanaskan pada suhu 240OC.

2.2 Kanji

Sebelum ditenun benang lusi dikanji untuk menambah kekuatan dan daya
gesek yang tinggi. Benang lusi yang tidak dikanji kekuatannya rendah, mudah
putus sehingga mengurangi mutu kain dan efisiensi produksi.
Kanji bersifat menghalangi penyerapan (Hidrofob) larutan baik dalam
proses pemasakan, pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan
khusus sehingga jika kanji tidak dihilangkan mengakibatkan hasil proses tersebut
kurang sempurna. Pada proses pencelupan dan pencapan zat warna tidak bisa
masuk kedalam serat sehingga warna akan luntur dan tidak rata.
Penganjian benang lusi biasanya menggunakan kanji alam maupun kanji
sintetik tergantung dari jenis seratnya.

a. Kanji alam antara lain :


1. Pati (tapioka), jagung (meizena), kentang (farina), gandum (terigu),
2. Kanji protein seperti glue, gelatin, dan kasein
3. Macam – macam gom.
4. Modifikasi kanji , dekstrin.

b. Kanji sintetik antara lain :


1. PVA (Polivenil Alkohol), Akrilik, dan lain-lain
2. Derivat selulosa seperti tylose (CMC), Hidrksil etil selulosa, dan metil
selulosa.
3. Derivat kanji seperti starch ester, starch eter.

Di Indonesia untuk menganji benang kapas digunakan kanji tapioka sedang


di Amerika banyak dipakai jenis kanji jagung. Penganjian benang rayon viskosa
biasanya dengan modifikasi kanji (dekstrin). Benang–benang sintetik biasanya
dikanji dengan PVA, campuran PVA dan gom, dan sebagainya.
2.3 Penghilangan Kanji (desizing)
Proses penghilangan kanji (desizing) bertujuan untuk menghilangkan kanji yang
terdapat pada bahan yang berasal dari pertenunan.
a. Mekanisme penghilangan kanji
Proses ini memerlukan perhatian tersendiri karena masing-masing jenis
kanji mempunyai sifat khusus misalnya : tepung kanji Kristal akan sulit larut,
kanji PVA akan sensitif terhadap alkali, kanji poliakrilat dapat dihilangkan
dengan ammonia pada kondisi alkali, kanji CMC (Karboksimeril selulosa) akan
larut dalam air panas dan lain-lain.
Zat penganji dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
1) Kanji yang mudah terdegradasi.
2) Kanji yang larut dalam air.
3) Kanji yang tidak larut dalam air dan tahan air (water resistant).

Jenis Kanji Karakteristik Zat Penghilang Kanji


Starch
Enzim
Mudah didegredasi
Modifikasi starch
Oksidator
Penggelembungan dalam
Akrilat, pva, cmc, spec,
Larut dalam air air panas
modifikasi starch
Tahan air
Modifikasi akrilat/ PES Netralisasi dan disperse
Karakteristik kanji

Proses penghilangan kanji dilakukan dengan merendam bahan selulosa,


sintetik atau campuran dengan suatu larutan yang mengandung zat yang dapat
menghidrolisa kanji. Mekanisme penghilangan kanji dengan asam encer adalah
asam encer dapat mengubah kanji dengan cara hidrolisa melalui dekstrin menjadi
glukosa, sehingga mudah dihilangkan dengan pencucian. Sedangkan
penghilangan kanji pemakaian enzim dan oksidator akan mendegredasi kanji
yang tidak larut menjadi larut. Faktor yang berpengaruh dalam proses ini adalah
ketepatan pemilihan dan konsentrasi zat penghilang kanji, kondisi proses seperti
pH, suhu dan waktu, serta metode yang digunakan.

Cara penghilangan kanji

Proses penghilangan kanji dapat dilakukan dengan cara:

1. Penghilangan kanji dengan enzim


2. Penghilangan kanji dengan oksidator (hydrogen, peroksida/H2O2),
ammonium persulfat / (NH4)2S2O8, kalium persulfat K2S2O8)
3. Penghilangan kanji dengan asam (HCl, H2SO4)
4. Penghilangan kanji dengan alkali (NaOH)
5. Penghilangan kanji dengan perendaman dalam air
Metode penghilangan kanji
a. Metode perendaman/ Exhaust
Pada metode ini kain direndam dalam larutan penghilang kanji pada suhu
dan waktu tertentu, metode ini merupakan proses diskontinyu, cocok untuk
proses produksi dengan kapasitas kecil. Mesin yang biasa dipakai adalah mesin
jigger, winch, jet dyeing, dll.
b. Metode rendam-peras-bacam/ Pad-Batching
Metode ini termasuk metode semi-kontinyu. Pada metode ini kain setelah
direndam pada larutan dalam mesin padder kemudian diperas dan digulung pada
rol, kemudian dibungkus plastik dan dibacam/diperam sambil diputar selama
waktu tertentu.
c. Metode rendam-peras-kukus/ Pad-Steaming
Metode ini termasuk metode kontinyu, cocok untuk produksi kapasitas
besar. Biasanya digunakan untuk penghilangan kanji dengan persulfat atau
penghilangan kanji simultan dengan pemasakan dan pengelantangan memakai
H2O2. Pada metode ini kain setelah direndam pada larutan dalam mesin padder
kemudian diperas dan dikukus pada suhu 105°C selama kurang lebih 10 menit,
kemudian dicuci bersih.

Oksidator

Penghilangan kanji dengan menggunakan oksidator (aktivin S, H2O2,


garam persulfat.) Penghilangan kanji dengan menggunakan oksidator dapat
dilakukan untuk kanji yang mudah dioksidasi seperti pati, poliakrilat dan lain–
lain. Untuk mempercepat oksidasi sering ditambahkan alkali atau asam
tergantung sifat oksidator yang digunakan. reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
m(C6H10O5)n + H2O n(C6H10O5)m m<n

Kanji kanji rantai pendek larut


Zat Pembasah
Penambahan zat pembasah digunakan untuk menambah daya serap bahan
terhadap zat penghilang kanji. Makin banyak zat pembasah yang digunakan maka
makin tinggi daya serapnya, sehingga makin besar kanji yang terlepas.
H2O2
Hidrogen peroksida (H2O2) adalah cairan bening, agak lebih kental daripada air,
yang merupakan oksidator kuat. Sebagai bahan kimia anorganik dalam bidang
industri, teknologi yang digunakan untuk Hidrogen Peroksida adalah auto
oksidasi Anthraquinone. Dengan ciri khasnya yang berbau khas keasaman dan
mudah larut dalam air, dalam kondisi normal (ambient) kondisinya sangat stabil
dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun. Salah satu
keunggulan Hidrogen Peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah
sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang
berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan.Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen
peroksida biasanya di kombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa,
maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi

Hidrogen Peroksida adalah bahan pemutih yang paling tepat dan efisien untuk
tekstil. Hidrogen peroksida dijual bebas, dengan berbagai merek dagang dalam
konsentrasi rendah (3-5%) sebagai pembersih luka atau sebagai pemutih gigi
(pada konsentrasi terukur). Dalam konsentrasi agak tinggi dijual sebagai pemutih
pakaian dan disinfektan. Penggunaan hidrogen peroksida dalam kosmetika dan
makanan tidak dibenarkan karena zat ini mudah bereaksi (oksidan kuat) dan
korosif

Iodium

Iodin atau Iodium adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki
simbol I dan nomor atom 53. Penamaan ini bermula ketika kimia yodium pertama
kali berhasil di isolasi dari asap berwarna ungu yang merupakan bentuk
pembakaran/penguapan yodium yang berasal dari pembakaran rumput laut
kering. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua mahkluk hidup. Iodin
adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektro
positif. Iodium banyak terkandung dalam air laut dan terkonsentrasi pada
beragam biota laut. Rumput laut contohnya, memiliki konsentrat yodium yang
sangat tinggi hingga cukup 1 sendok makan rumput laut relatif memenuhi
kebutuhan harian manusia normal akan yodium.
Iodium dalam praktikum ini digunakan sebagai evaluasi pada bahan,
apakah bahan tersebut masih mengandung kanji atau tidak. Apabila bahan yang
ditetesi kanji berwarna coklat atau hitam maka bahan tersebut sudah tidak
mengandung kanji, namun apabila bahan yang ditetesi kanji berwarna biru atau
ungu maka masih terdapat kanji pada abahn tersebut.
III. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Beaker gelas 500ml
2. Batang pengaduk
3. Pemanas
4. Timbangan digital
5. Pipet
6. Panci

BAHAN :

1. Kain contoh uji


2. Larutan H2O2
3. Zat pembasah
4. NaOH
5. Air

IV. DIAGRAM ALIR

Timbang kain dan zat sesuai resep

Buat larutan penghilang kanji sesuai resep

rendam kain didalam larutan penghilang kanji dengan suhu dan


waktu sesuai resep

kain di cuci panas dan dingin kemudian dikeringkan

Evaluasi

Tes kanji, % pengurangan berat, daya serat bahan


V. RESEP

1. H2O2 1%

2. NaOH 1%

3. Zat pembasah 0,5%

4. Suhu larutan 80ºC

6. Waktu peram 30,45,60 menit

9. Vlot 1:30

VI. PERHITUNGAN
6.1 Perhitungan Resep

Zat Erpa Grady Irfan


H2O2 1𝑚𝑙 1 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙
x 191,5 ml = 1,9 ml x 195,4 ml = 1 ml x 201,1 ml = 2,011 ml
100𝑚𝑙 100 𝑚𝑙 100 𝑚𝑙

Pembasah 0,5 𝑚𝑙 0,5𝑚𝑙 0,5𝑚𝑙


x 191,5 ml = 0,9575 ml x 195,4 ml = 0,2 ml x 201,1ml = 1,0055 ml
100 𝑚𝑙 100 𝑚𝑙 100 𝑚𝑙

NaOH 1 𝑔𝑟𝑎𝑚 1 𝑔𝑟𝑎𝑚 1 𝑔𝑟𝑎𝑚


100 𝑚𝑙
x 191,5 ml = 1,9 g 100 𝑚𝑙
x 195,4 ml = 2 g/L 100 𝑚𝑙
x 201,1 ml = 2,011 g/L
Padat
Kebutuhan 186,8 ml 192,5 ml 198,0835 ml
Air
Berat Kain 6,3836 gram 6,5122 gram 6,7030 gram

6.2 Perhitungan hasil percobaan

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟


Data ∆% pengurangan berat (Erpa) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
6,3836−5,5669
= 6,3836
x 100%
= 12,79%

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟


Data ∆% pengurangan berat (Grady) = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
x 100%
6,5112−5,5176
= 6,5122
x 100%
= 15,27%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Data ∆% pengurangan berat (Irfan) = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
6,7030−5,76
= 6,7030
x 100%
= 14,06%

6.3 Data hasil percobaan

No. Data Pengamatan Erpa Grady Irfan


1. Berat Awal 6,3836 gram 6,5122 gram 6,7030 gram
2. Berat Akhir 5,5667 gram 5,5176 gram 5,76 gram
3. % pengurangan BB 12,79% 15,27 % 14,06%
4. Variasi Waktu (menit) 30 60 45

VII. DISKUSI

Proses penghilangan kanji (desizing) cara oksidator terdapat dua metode yaitu
metode perendaman dan pad-batching. Metode yang kita gunakan saat praktikum yaitu
metode perendaman. Proses penghilangan kanji cara perendaman, praktikan perlu
merendam kain dengan larutan penghilang kanji dalam beaker gelas, perendaman
dilakukan dengan suhu 80℃ dengan waktu yang bervariasi yaitu 30 menit, 45 menit, 60
menit. Setelah direndam sesuai waktu dan suhu yang telah ditentukan kain contoh uji di
cuci panas menggunakan air panas dan cuci dingin menggunakan air dingin masing-
masing selama 5 menit. Setelah itu dikeringkan dalam oven.
Pada proses penghilangan kanji cara oksidator terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi seperti konsentrasi zat, waktu peram, pH, dan suhu, serta metoda yang
digunakan.
Praktikum yang kami kerjakan yaitu dengan memvariasikan waktu
perendamannya . Waktu perendaman sangat berpengaruh pada proses penghilangan kanji
dengan oksidator, karena oksidator bekerja lama untuk menghancurkan kanji. Zat
oksidator akan mengoksidasi rantai molekul kanji yang panjang menjadi molekul yang
lebih pendek yang menyebabkan kanji akan larut. Jadi semakin lama waktu
perendamannya nya semakin baik karena oksidator bekerja lama untuk menghancurkan
kanji. Maka dari itu hasil dari praktikum yang kita kerjakan dengan waktu perendaman 60
menit menghasilkan % penurunan berat yang paling tinggi sesuai dengan teori yang ada.
Penggunaan H2O2 sebagai oksidator kuat, cara kerja nya H2O2 akan mengoksidasi rantai
molekul kanji yang panjang menjadi molekul yang lebih pendek yang menyebabkan kanji
akan larut. Pada praktikum yang kami kerjakan digunakan 1-2 ml H2O2 . Penambahan zat
pembasah bertujuan untuk menurunkan tegangan permukaan bahan, memudahkan bahan
terbasahi.
Saat dilakukan pengecekan terhadap kandungan kanji dalam bahan tersebut yaitu
dengan meneteskan beberapa tetes iodium pada beberapa bagian dari bahan. Apabila
bahan yang telah diproses ternyata masih terdapat banyak kanji, maka dapat dilihat pada
saat ditetesi iodium bahan menjadi berwarna biru.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan perobaan yang dilakukan dengan memvariasikan waktu
perendaman 30 menit, 45 menit, 60 menit. Hasil optimum terjadi pada waktu
perendaman 60 menit. Karena memiliki % paling besar yaitu 15,27%
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ichwan dkk.Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan.
.Politeknik STTT. Bandung.

http://kb.123sehat.com/mineral/yodium/

https://id.wikipedia.org/wiki/Iodin /

https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen_peroksida/

Anda mungkin juga menyukai