Gambar 1.11.
Struktur Benzena
Berapa macam ikatan antar atom C yang terdapat pada benzena? Pada struktur
benzena terdapat ikatan antar C yang berupa ikatan tunggal (𝜎) dan ikatan
rangkap (𝜋). Ikatan tunggal (C-C) mempunyai panjang ikatan sebesar 1,54Å
sedangkan ikatan rangkap (C=C) panjang ikatannya sebesar 1,34Å. Apakah
panjang ikatan antar atom C pada benzena menjadi dua macam? Ada yang
sebesar 1,54Å dan ada yang sebesar 1,34Å? Ternyata tidak demikian. Panjang
ikatan antar atom C pada benzena hanya ada satu macam, yaitu sebesar 1,39Å.
Artinya ikatan antar atom C pada benzena tidak ikatan tunggal (1,54Å) tetapi juga
tidak ikatan rangkap (1,34Å).
Dilihat kestabilannya, benzena tidaklah mempunyai struktur seperti pada
Gambar 1.11. Perhatikan harga perubahan entalpi ( H) pada reaksi hidrogenasi
sikloheksana dan benzena berikut.
Gambar 1.12.
Reaksi dan Perubahan Entalpi Hidrogenasi Sikloheksena dan Hidrogenasi
Benzena
Bila dilihat jumlah ikatan pi ( ) yang berubah pada saat hidrogenasi
benzena, maka seharusnya H nya adalah 3 (-120) kJ/mol atau -360 kJ/mol.
Kenyataannya H pada reaksi hidrogenasi benzena adalah -280 kJ/mol. Hal ini
menunjukkan terdapat energi penstabilan pada benzena.
Fenomena panjang ikatan dan energi penstabilan pada benzena terjadi
karena adanya pergeseran/delokalisasi elektron ikatan pi pada benzena.
Peristiwa ini disebut peristiwa resonansi. Dengan adanya resonansi maka
benzena mempunyai bentuk-bentuk resonansi.
Bentuk bentuk
resonansi I resonansi II
Gambar 1.13.
Resonansi pada Benzena
Elektron yang dapat terdelokalisasi tidak hanya elektron ikatan pi tetapi
juga pasangan elektron bebas pada atom yang terikat pada atom yang
mengandung ikatan rangkap. Molekul yang dapat mengalami delokalisasi
pasangan elektron.
1. Molekul dengan ikatan rangkap/rangkap tiga yang terkonjugasi (ikatan
rangkap yang terselang ikatan tunggal).
2. Molekul dengan ikatan rangkap/rangkap tiga terkonjugasi dengan orbital p
dari atom sebelahnya.
-
+
C O C O
bentuk paling stabil
b. Resonansi pada amino benzena (anilin).
+ + +
NH2 NH2 NH2 NH2
+
CH2 CH CH CH2 CH2 CH CH CH2
bentuk paling stabil
CH CH CH CH
2 + 2
H H
+
H C O H H C O H
H H
etanol bukan bentuk resonansi,
valensi C menjadi 5
valensi C adalah 4
Dari uraian di atas dapat disusun konsep/definisi tentang proses
resonansi. Resonansi adalah pergeseran/delokalisasi pasangan elektron pada
orbital pi (π) dan atau pasangan elektron bebas di antara atom-atom yang
berdampingan. Dimana ikatannya tidak dapat dituliskan dalam satu struktur
Lewis. Struktur molekul atau ion yang mempunyai delokaliasi elektron disebut
dengan struktur resonan. Masing-masing struktur resonan dapat melambangkan
struktur Lewis, dengan hanya satu ikatan kovalen antara masing-masing
pasangan atom. Beberapa struktur Lewis digunakan bersama-sama untuk
menjelaskan struktur molekul. Namun struktur tersebut tidak tetap, melainkan
ada sebuah osilasi antara ikatan rangkap dengan elektron, saling berbolak-balik.
Maka dari itu disebut dengan resonansi. Struktur yang sebenarnya mungkin saja
adalah peralihan dari dua struktur resonan. Bentuk peralihan (intermediet) dari
struktut resonan disebut dengan hibrida resonan. Dengan adanya resonansi ini,
struktur molekul dapat mempunyai bentuk-bentuk resonansi. Struktur molekul
yang sesungguhnya adalah struktur di antara bentuk-bentuk resonansi yang
terjadi (hibrida resonansi), makin banyak bentuk resonansinya makin stabil
senyawanya. Resonansi dalam kimia diberi simbol garis dengan dua arah panah
(↔).
Pengertian dari symbol (↔):
a. Tidak satupun dari struktur resonansi yang dihubungkan oleh tanda tersebut
yang menunjukkan sifat molekul yang sebenarnya.
b. Struktur yang lebih tepat adalah hibrida dari semua struktur yang ada
c. Struktur resonansi yang satu dengan yang lainnya hanya berbeda dalam
posisi elektronnya. Dalam hal ini tidak ada berlangsung perobahan mekanis
seperti reaksi kesetimbangan, reaksi searah, tautomeri atau perobahan
lainnya.
Sifat Umum Resonansi
Molekul atau ion yang dapat beresonansi mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Dapat dituliskan dalam beberapa struktur Lewis yang disebut dengan
struktur resonan. Tetapi tidak satupun struktur tersebut melambangkan
bentuk asli molekul yang bersangkutan.
b. Di antara struktur yang saling beresonansi bukanlah isomer. Perbedaan
antar struktur hanyalah pada posisi elektron, bukan posisi inti.
c. Masing-masing struktur Lewis harus mempunyai jumlah elektron valensi dan
elektron tak berpasangan. yang sama.
d. Ikatan yang mempunyai orde ikatan yang berbeda pada masing-masing
struktur tidak mempunyai panjang ikatan yang khas.
e. Struktur yang sebenarnya mempunyai energi yang lebih rendah
dibandingkan energi masing-masing struktur resonan.
Efek resonansi (R) disebut juga efek mesomeri (M). Seperti halnya efek
induksi, efek resonansi juga terdiri dari efek resonansi positif (+R/+M) dan efek
resonansi negatif (-R/-M).
Gugus/atom dikatakan mempunyai efek +R/+M jika arah pergeseran
elektron menjauhi gugus/atom tersebut (gugus/atom memberikan elektron). Bila
pergeseran elektronnya menuju gugus/atom (gugus/atom menarik elektron)
maka gugus/atom tersebut mempunyai efek resonansi negatif (-R/-M).
Berikut gugus-gugus yang memiliki +R dan –R
Pada Benzena terjadi resonansi elektron dikarenakan panjang ikatan antar atom
C pada benzena hanya ada satu macam yaitu sebesar 1,39. hal ini menunjukkan
bahwa pada benzena tidak terdapat ikatan rangkap maupun tunggal karena
panjang ikatannya sama maka pada benzena akan terjadi resonansi elektron.
Nitrometana memiliki dua atom oksigen yang berbeda apabila kita
menggambarkannya dengan struktur Lewis, padahal hasil eksperimen
membuktikan bahwa kedua oksigen tersebut adalah ekuivalen. Kedua ikatan
nitrogen-oksigen memiliki panjang ikatan yang sama, yaitu 122 pm, padahal
panjang ikatan tunggal antara nitrogen-oksigen adalah 130 pm dan nitrogen-
oksigen rangkap dua adalah 116 pm. Dengan kata lain, kedua struktur Lewis di
atas adalah benar secara individual, tetapi struktur yang lebih tepat
adalahintermediet dari keduanya. Bentuk intermediet tersebut dinamakan hibrida
resonan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmukimia.org/2013/05/resonansi.html
Fesenden,Ralph J&JoanS.Fessenden.(1983).KimiaOrganikI. Terjemahan A
Hadyana P. Jakarta: Erlangga.
Solomon & Fryhle. (2004). Organic Chemistry. Singapore: John Willey & Sons.
MAKALAH PRESENTASI
KIMIA ORGANIK
(EFEK RESONANSI)
Kelompok : 5
Anggota kelompok :
Dimas Ario P (17020025)
Diva Mustopa (17020026)
Dwitya Satyawira (17020027)
Elvina Suciyanti (17020029)
Erpa luthfia H (17020030)