b. Bivoltine
Ulat sutera yang mempunyai generasi dua kali dalam setahun, dalam
keadaan biasa
c. Tetravoltine
Ulat sutera yang mempunyai generasi empat kali
d. Polyvoltine
Ulat sutera yang mempunyai generasi enam kali dalam setahun
Kekuatan derat
Dalam keadaan kering kekuatannya 4 – 4,5 gram/ denier dengan mulur20 – 25
%, dan dalam keadaan basah kekuatannya 3,5 – 4 gram/ denier dengan mulur
25 – 30 %
Kehalusan serat
Serat sutera merupkan filamen yang kehalusannya antara 1,75 – 4,0 denier
Moisture regain
Moisture sutera mentah 11 % tetapi setelah dihilangkan serisinnya menjadi 10 %
Bentuk penampang
Penampang lintang serat sutera bombyx mori berbentuk segitiga dengan sudut-
sudut yang membulat, sedangkan penampang lintang dari serat sutera liar
berbentuk pasak seperti pada gambar dibawah ini.
2.2 Degumming.
Proses pemasakan sutera atau degumming sutera bertujuan untuk menghilangkan
kandungan serisin dan sedikit lemak pada serat, dimana kandungan serisin dapat
mencapai 25% dari berat bahan. Proses degumming biasanya dilakukan pada serat
filament atau kain sutera. Pada kain, serisin yang ada pada benang lusi dapat
melindungi filament sutera dari gesekan saat ditenun. Berdasarkan hasil penghilangan
serisin, maka filament sutera dibagi atas tiga yaitu :
1. Ecru Silk, mengalami penghilangan serisin 2-5% karena akan dipakai sebagai
benang lusi.
2. Souple Silk, mengalami penghilangan serisin sebagian, kira-kira 8-15%
digunakan untuk benang pakan.
3. Boil Off Silk, mengalami penghilangan serisin sempurna beratnya berkurang 20-
30%.
Pada proses degumming ini pH larutan merupakan factor yang paling penting, karena
sutera akan rusak pada pH tinggi maka proses degumming berlangsung pada pH 9-10.
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi bahan
tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zat-zat
yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk memperoleh
bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik berupa lemak,
minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran
dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik) sehingga meningkatkan daya
serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.
III. PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat:
1. Beaker gelas
2. Batang pengaduk
3. Timbangan digital
4. Pipet volume
5. Kertas saring
6. Spatula
7. Plastic
Bahan :
1. Contoh uji
2. Zat sesuai resep
3.2 Diagram alir proses
Timbang Bahan
Proses Pemasakan
Pencucian
Pengeringan
Evaluasi kain,%pengurangan
berat, daya serap
3.3 Resep
3.3.1 Proses Degumming
Deterjen : 3 gram/L
Na2CO3 : 2 ml/L
Suhu :100
Vlot : 1:30
3.3.2 Penetralan
(NH4)2SO4 : 1 g/L
Suhu : 50
Waktu : 15 menit
V. DISKUSI
5
5
1 1
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (Menit)
Dari hasil praktikum ini bisa dilihat dalam grafik, semakin lama waktu proses degumming
kain sutera makan serisin yang hilang semakin banyak juga sehingga mengakibatkan
daya serat semakin tinggi begitu juga sebalikya semakin sebentar waktu proses
degumming kain sutera maka serisin yang dihilangkan tidak begitu banyak sehingga
daya serap paling rendah diantara 2 sampel lainnya. Karena serisin sudah tidak
menutupi pori-pori kain sutera sehingga lebih mudah menyerap air.
10
8
6.07
6
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (Menit)
Dari grafik diatas dapat dilihat pengurangan berat paling besar terjadi pada waktu proses
degumming yang paling lama yaitu 50 menit dengan pengurangan serisin 11,31%
sedangkan pengurangan berat yang paling sedikit pada proses degumming dengan
waktu yang paling sebentar yaitu 30 menit dengan pengurangan serisin 6,07%.
Berdasarkan penggolongan penghilangan serisin pada filament sutera data dalam grafik
termasuk souple silk mengalami penghilangan serisin sebagian biasanya pada filament
benang pakan
VI. KESIMPULAN
- Daya serap paling tinggi pada waktu proses 50 menit
- Daya serap paling rendah pada waktu proses 30 menit
- %pengurangan berat paling tinggi pada waktu proses 50 menit
- %pengurangan berat paling rendah pada waktu proses 30 menit
- Berdasarkan penggolongan penghilangan serisin, termasuk souple silk
DAFTAR PUSTAKA
Okay Rukaesih, S.Teks, dkk. Petunjuk Praktis REELING KOKON SUTERA, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Industri Tekstil, 1990/1991
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan.
Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
LAPORAN TEKNOLOGI PERSIAPAN
PENYEMPURNAAN TEKSTIL
PENGARUH VARIASI WAKTU PADA PROSES DEGUMMING SUTERA DENGAN
METODE DETERJEN