Anda di halaman 1dari 20

PENGENALAN

TEKNOLOGI TEKSTIL
Dosen Pengampu
Verawati Nurazizah, S.Tr.T., M.Tr.T

Jumlah SKS : 3 SKS


Kontrak Kuliah
• Hadir kuliah tepat waktu, toleransi waktu 10 menit.
• Pada kuliah daring, tidak wajib on camera tetapi harus mengaktifkan
mikrofon.
• Pada kuliah tatap muka, pakaian harus rapi menggunakan kemeja
atau pakaian berkerah serta menggunakan sepatu tertutup.
• Absensi minimal 70%.
• Bobot Penilaian :
Tugas 40%
UTS 30%
UAS 30%
Teknologi Tekstil
Teknologi :
• metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan
terapan
• keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia
• suatu bidang yang berkaitan erat dengan ilmu sains serta ilmu
kerekayasaan atau ilmu engineering (Djojohadikusumo, 1994)
• penerapan ilmu-ilmu perilaku serta alam dan juga berbagai
pengetahuan lain dengan yang secara bersistem serta mensistem
bertujuan untuk memecahkan masalah manusia (Gary J. Anglin)
Tekstil
• Berasal dari kata texere (latin) yang berarti menenun.
• Berkembang dalam Bahasa Inggris (textile) dan Bahasa
Belanda (textiel)
• Textile menurut ASTM dan Textile Institute : awalnya berarti
kain tenun, namun kemudian istilah ini berlaku untuk setiap
produk dari serat, filamen atau benang baik alam maupun
buatan yang diperoleh melalui penyilangan benang, tambang
(tali), renda, jarring dan kain adalah tekstil.
Jadi teknologi tekstil adalah ilmu terapan tentang
kerekayasaan tekstil atau pembuatan tekstil.
Ruang Lingkup
Teknologi Tekstil
Ruang Lingkup
Teknologi Tekstil
Definisi dan Klasifikasi Serat
• Secara umum serat adalah istilah yang digunakan untuk
berbagai jenis bahan yang membentuk elemen dasar kain
tekstil dan struktur tekstil lainnya.
• Secara khusus serat adalah benda yang mempunyai
perbandingan antara panjang dan diameter sangat besar yang
dapat dipintal menjadi benang atau dibuat menjadi kain dengan
cara-cara tertentu.
• Serat dapat dikelompokan berdasarkan sumbernya dan
panjang seratnya.
• Berdasarkan panjangnya, serat dikelompokan menjadi serat
staple dan serat filamen.
Serat
berdasarkan
sumbernya
Serat Kapas
• Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman jenis Gossypium
(tanaman kapas).
• Bentuk serat kapas

Penampang Membujur Penampang Melintang


Komposisi Serat Kapas
Komposisi Presentase terhadap berat kering
(%)
Selulosa 94
Pektat 1.2
Protein 1.3
Lilin 0.6
Debu 1.2
Pigmen dan zat lain 1.7
Sifat Serat Kapas
Daya Serap Hidrofilik, Moisture Regain 8.5%
Elastisitas Kurang baik, mudah kusut
Kelarutan Kimia Tidak tahan terhadap asam yang kuat, tidak tahan
terhadap alkali, tidak tahan terhadap bahan kimia
yang berlebihan
Pembakaran terbakar habis, tidak meniggalkan abu
Stabilitas dimensi dapat terjadi penyusutan jika dilakukan pencucian
yang tidak sesuai
Kekuatan 2– 3 gram/denier, kekuatan akan meningkat 10 %
lebih kuat ketika basah
Mulur Mulur serat kapas berkisar antara 4-13 % bergantung
pada jenisnya dengan mulur rata-rata 7 %.
Panjang serat 3/8 – 1,5 inci
Serat Rami
• Rami adalah serat yang diperoleh dari batang tanaman Boehmeria nivea.
• Serat rami merupakan serat yang mempunyai morfologi paling putih
diantara serat-serat batang yang lain karena kandungan lignin dalam rami
paling sedikit diantara serat-serat batang lainnya.
• Serat rami diambil dari batang tanaman rami setelah lebih dahulu
mengalami proses pemisahan serat dari batang yang disebut proses
dekortisasi. Proses dekortisasi adalah memukul-mukul batang tanaman
dengan pemukul kayu sehingga serat mudah dipisahkan dari batang
tanaman. Selanjutnya serat dipisahkan dari batang tanaman dengan cara
dikerok memakai pisau tumpul.
• Serat rami panjangnya sangat bervariasi dari 2,5 -50 cm dengan rata-rata
12,5 – 15 cm, diameternya berkisar antara 25 – 75 μ dengan rata-rata 30
– 50 μ.
Komposisi Serat Rami

Komposisi Presentase terhadap berat


kering (%)
Selulosa 75
Hemi selulosa 16
Pektin 2
Lignin 0,7
Lilin dan lemak 0,3
Zat lain 6
Sifat Serat Rami
Daya Serap Sangat Higroskopis, Cepat kering
Daya Kilau Berkilau
Kelarutan Kimia Rusak dalam asam kuat dan menggembung dalam larutan
alkali
Efek panas Tahan panas
Stabilitas dimensi Tidak mudah mengkeret
Kekuatan 3-9 g/denier
Mulur 2-10% rata-rata 3-4%
Panjang serat 2,5-50 cm
Penampang Serat Rami
Serat Sutera
• Sutera adalah salah satu serat alami yang berasal dari hewan, yaitu
ulat sutera.
• Ulat sutera berasal dari telur kupu-kupu jenis Bombyx mori dan
Tussah.
• Serat sutera merupakan satu-satunya serat alam yang berbentuk
filamen.
• Ulat sutera mengeluarkan filamen sutera yang berasal dari kelenjar
ludah ulat sutera.
• Filamen disemprotkan dari lubang mulut ulat dan membentuk
lapisan demi lapisan sampai ulat terperangkap didalamnya dan
membentuk lapisan pelindung yang disebut kepompong.
Komposisi dan Morfologi Serat Sutera
Komposisi Prosentase dalam
kondisi mentah (%)
Fibroin (serat) 76

Serisin 22

Lilin 1.5

Garam-garam 0.5
mineral lain
Sifat Serat Sutera
Daya Serap Hidrofilik, Moisture Regain 11%
Kelarutan Kimia Tidak tahan terhadap zat yang mengandung klorin

Efek panas Sensitif terhadap panas pada suhu 100ºC


Pembakaran Meneruskan pembakaran, tidak meninggalkan abu
Kekuatan Baik pada saat kering (4-14 g/genier), kekuatan basah
menurun 15%
Warna Bervariasi dari putih, kuning, hijau dan coklat tergantung
jenis iklim dan makanan ulat.
Mulur dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi
jika mulur lebih dari 4% pemulihannya lambat dan tidak
akan kembali ke panjang semula.
Pengolahan Kokon Sutera
Proses persiapan.
Kokon yang tidak akan menjadi bibit, dikumpulkan untuk di matikan kepompongnya
agar tidak menjadi kupu-kupu yang akan merusak kokon, apabila kokon diterobos
maka filamen akan rusak. Proses mematikan kepompong dapat dilakukan dengan
cara:
• Penjemuran di bawah sinar matahari selama beberapa jam.
• Menggunakan aliran uap air pada ruangan yang berisi kokon. Suhu di dalam
ruangan kokon harus dijaga tetap, berada antara 65ºC - 75º C. Pengerjaan
dilakukan selama 15-25 menit, setelah dimatikan kepompongnya kemudian
kokon dikeringkan dalam ruangan pengering.
• Menggunakan aliran udara udara panas. Cara ini dilakukan dalam suatu alat atau
ruangan pengering yang diatur suhunya mulai dari 50º C yang berangsur-angsur
naik sampai suhu 95º C. Pengeringan dilakukan selama 20-30 menit.
Pemilihan Kokon
Pemilihan kokon
Kokon yang telah dimatikan kepompongnya sebelum mengalami
proses, sebelumnya perlu diplih yang dilakukan pada bagian
penyortiran yang meliputi pekerjaan :
• Pembersihan dan pengupasan serat-serat bagian luar kokon
• Pemisahan kokon yang besar dan kecil .
• Pemisahan kokon cacat dan kotor.

Anda mungkin juga menyukai