Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA(KARBOHIDRAT)

KELOMPOK 4 : TRI PIANTUS ANDAS(3201906062)(PJ)

PELIKA RAHMANDA(32019056)(PJ)

GIRI EDISON(3201906115)

DEWI PERMITA WATI(3201906029)

PELAGIA HENI(3201906027)

NURUL JENNAH(3201906016)

VICTORIAN ANDRE(3201906116)

POLITEKNIK NEGRI PONTIANAK

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

TEKNOLIGI PENGELOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

2019/2020
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

1.1 DASAR TEORI..................................................................................................


..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

1.2 TUJUAN..............................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

BAB 2 METODOLOGI...........................................................................................

2.1 BAHAN...............................................................................................................

2.2 ALAT...................................................................................................................

2.3 CARA KERJA....................................................................................................

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................

3.1 HASIL PENGAMATAN...................................................................................

3.2 PEMBAHASAN.................................................................................................

BAB 4 KESIMPULAN ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori

Karbohidrat itu sendiri merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen


yang terdapat di alam. Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”,
sehingga disebutlah karbohidrat. Pada tahun 1880 dinyatakan bahwa gagasan
“hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan sebenarnya karbohidrat
adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan keduanya (Fessenden 1986).
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus
molekul Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol
polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks
(Girinda, 1986). Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan
makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum).
Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino,
gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011)
Karbohidrat terdiri dari 3 kelompok yaitu monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana.
Oligosakarida merupakan senyawa yang dihidrolisis menghasilkan 2 sampai 6
gula monosakarida sedangkan polisakarida merupakan monomer-monomer yang
berasal dari monosakarida (Respati, 1990).
Monosakarida atau gula sederhana terdiri dari hanya satu unit polisakarida
aldehid atau keton. Oligosakarida (bahasa yunani oligos “sedikit”) terdiri dari
rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan
kovalen. Sedangkan polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai
ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa polisakarida seperti selulosa,
mempunyai rantai linear. Sedangkan yang lain seperti glikogen, mempunyai rantai
bercabang (Maggy, 1990).
Menurut Lehninger (1982), monosakarida yang paling sederhana yaitu
gliseraldehid dan dihidroksiaseton. Contoh monosakarida yang penting yaitu
glukosa, fruktosa, galaktosa, dan pentosa. Oligosakarida yang lain ialah
trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida
yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida yang paling
banyak terdapat dialam ialah disakarida. Golongan disakarida yaitu sukrosa,
maltosa, laktosa, dan trehalosa. Golongan yang termasuk oligosakarida adalah
rafinosa yang bila dihidrolisis menjadi galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
Polisakarida umunya berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal,
tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Beberapa
polisakarida yang penting di antaranya ialah amilum, glikogen, dekstrin, dan
selulosa.
Monosakarida:
O HO
CH 2 OH HOH 2C O OH
H O H HO O
H OH H OH OH
OH H atau HO H CH 2 OH atau HO
OH OH OH OH

H OH OH H
OH
OH

Glukosa Fruktosa
Disakarida:
CH 2 OH CH 2 OH

HOH 2 C O OH CH 2 OH O OH
H O H H
H
H 2+ -
+ + OH O
OH H H OH Cu 2OH H O
OH H
O OH H
H
OH CH 2 OH
H H OH
H
H OH OH H H OH

Sukrosa Laktosa

Polisakarida:
CH 2 OH CH 2 OH CH 2 OH

H O H H O H H O H
H H H
HO OH
OH H O OH H O OH H
O O

H OH H OH H OH

Amilosa

Menurut Poedjiadi (2007), sifat kimia karbohidrat berhubungan erat


dengan gugus fungsi yang terdapat pada molekulnya yaitu gugus –OH, gugus
aldehid dan gugus keton.
1. Sifat mereduksi, monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat
dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sift sebagai reduktor ini
dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat mupun analisis
kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid atau
keton bebas dalam molekul karbohidrat.
2. Pereaksi fehling, pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang
mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi selain oleh reduktor lain.
Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan
fehling.
3. Pereaksi Benedict, pereaksi ini berupa larutan yang mengandung
kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Adanya natriumkarbonat dan
natriumsitrat membut pereaksi benedict bersifat asam lemah. Endapan yang
terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata.
4. Pereaksi Barfoed, pereaksi ini terdiri dari larutan kupriasetat dan asam asetat
dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan
disakarida. Monosakarida dapat mereduksilebih cepat oleh disakarida.
Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan
teroksidasi. Gugus aldehid pada karbohidrat ini akan teroksidasi menjadi
gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. Sebagai contoh
galaktosa akn teroksidasi menjadi asam galaktonat, sedangkan glukosa akan
menjadi asam glukonat.
5. Pembentukan Furfural, dalam larutan asam yang encer, walaupun
dipanaskan, monosakarida umunya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan
asam kuat yang pekat, monosakarida akan menghasilkan fulfural atau
derivatnya. Reaksi pembentuka furfural adalah reaksi dehidrasi atau
pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
6. Pembentukan ozason, semua karbohidrat yamg mempunyai gugus aldehida
atau keton bebas akan membentuk ozason bila dipanaskan bersama
fenilhidrazin berlebih. Ozason yang terjadi mempunyai bentuk Kristal dan
titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat.

Karbohidrat (CH2O)n, adalah sumber energi utama untuk manusia.


Kebanyakan karbohidrat yang kita konsumsi adalah tepung,amilum atau pati,
yang ada dalam gandum, jagung, beras, kentang dan padi-padian lainnya.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh
menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin.
Karbohidrat juga merupakan bahan yang penting dan sumber tenaga yang terdapat
dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti
selulosa, pektin, serta lignin (Edahwati, 2010).
Glukosa adalah monomer dari karbohidrat. Glukosa dapat disintesis oleh
tumbuhan hijau semasa proses fotosintesis. Glukosa termasuk monosakarida yang
mmpunyai rumus umum C6H12O6 yang disebut sebagai dekstrosa atau gula
anggur. Tumbuh-tumbuhan menyimpan glukosa sebagai karbohidrat yang
dinamai kanji dalam biji bijian seperti beras, jagung, barli dan sebagainya.
Glukosa adalah suatu gula monosakarida yang merupakan salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan.
Glukosa merupakan salah satu utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk
alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan
(Edahwati, 2010).

1.2 Tujuan
• mempelajari dan memahami sifat/karakter berbagai golongan
senyawa karbohidrat melalui beberapa jenis uji kualitatif seperti
uji Molisch, Iodium, Benedict, Barfoed, Selliwanoff, Fehling,
Anthrone serta dengan mengamati tahapan terjadinya hidrolisis
sukrosa dan pati,
• memiliki keterampilan dalam melakukan pengujian kualitatif
bahan yang mengandung karbohidrat.
BAB 2
METODOLOGI
2.1 BAHAN
• Glukosa 1%, Galaktosa 1%, Fruktosa 1%, Sukrosa 1%, Maltosa 1%,
Laktosa 1%, Dextrin 1% dan Amylum 1%.
• Reagen Molisch
• Asam sulfat pekat.
• Reagen Iodium
• Reagen benedict
• Reagen Barfoed
• Reagen Selliwanoff
• Reagen Fehling A dan Fehling B
• Reagen Anthrone

2.2 ALAT
• Tabung reaksi
• Rak tabung reaksi
• Pipet tetes
• Gelas kimia 500 mL
• Gelas ukur 10 mL
• Bunsen
• Penjepit Tabung
• Batang pengaduk
2.3 CARA KERJA

1. UJI MOLISCH

• Masukkan 10 tetes larutan yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi


• Tambahkan 2 tetes reagen Molisch dan kocok.
• Setelah dikocok kemudian alirkan H2SO4 pekat perlahan-lahan melalui
dinding tabung yang dimiringkan. Reaksi positif bila terbentuk cincin
ungu.

2. UJI IODIUM

• Masukkan 3 tetes larutan yang diperiksa dan tambahkan setetes larutan


Iodium
• Amati warna spesifik yang terbentuk.

3. UJI BENEDICT

• Masukkan 5 tetes larutan yang diperiksa ke dalam tabung reaksi.


• Tambahkan 10 tetes larutan Benedict dan kocok.
• Masukkan dalam penangas air yang mendidih selama 5 menit
• Perhatikan warna endapan yang terbentuk

4. UJI BARFOED

• Masukkan 5 tetes reagen Barfoed ke dalam tabung reaksi.


• Tambahkan 2 tetes larutan yang diperiksa
• Panaskan di atas nyala api selama 1 menit.
• Bila tidak terlihat adanya reduksi, panaskan dalam penangas air mendidih
tetapi jangan melebihi 15 menit karena pemanasan yang terlalu lama akan
mengkibatkan disakarida yang berada dalam suasana asam akan
terhidrolisa dan menyebabkan reaksi positif,
• Reaksi positif ditandai adanya endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
5. UJI SELLIWANOFF

• Masukkan 5 tetes reagen Selliwanoff ke dalam tabung reaksi dan


tambahkan 1 tetes larutan yang diperiksa.
• Didihkan dalam penangas air mendidih selama 60 detik.
• Hasil positif bila memberikan warna oranye. Untuk pemanasan yang lama,
sukrosa juga akan menghasilkan uji yang positif karena dalam suasana
asam kuat sukrosa akan terhidrolisa menjadi fruktosa dan glukosa.

6. UJI FEHLING

• Masukkan1 mL larutan yang diperiksa ke dalam tabung reaksi.


• Tambahkan 1mL Fehling A dan 1 mL Fehling B, kocoklah.
• Masukkan dalam penangas air yang mendidih selama 5 menit.
• Perhatikan warna endapan yang terbentuk.

7. UJI ANTHRONE

• Masukkan 5 tetes larutan yang diperiksa ke dalam tabung reaksi.


• Tambahkan 2 mL reagen Anthrone dan kocok.
• Perhatikan perubahan warna yang terjadi.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL PENGAMATAN

1. UJI MOLISCH

2. UJI IODIUM
3. UJI BENEDICT

4. UJI BARFOED
5. UJI SELLIWANOFF

6. UJI FEHLING
7. UJI ANTHRONE

3.2 PEMBAHASAN

Uji Molisch

Pengamatan ini bertujuan untuk menetukan kandungan karbohidrat secara umum.


Uji Kelarutan dan Percobaan Molisch dilakukan pengujian Monosakarida. Pada
monosakarida, dilakukan banyak uji pada sampel diantaranya larutan sukrosa,
laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa. Pada pengamatan larutan tersebut, semua
reaksinya positif yaitu menghasilkan cincin berwarna ungu, hal ini sesusai dengan
teori.

Berdasarkan Poedjiadi (2007), pereaksi molisch terdiri atas larutan α naftol


dengan alkohol. Apabila pereaksi ini apabila ditambahkan pada larutan glukosa,
kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akan terbentuk dua
lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu
karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan α naftol.
Berdasarkan Hala dan Hartono (2012), larutan amilum apabila dibubuhi dengan
beberapa tets alkohol/α naftol dan asam sulfat pekat, sehingga terjadi pembatasan
cincin. Adanya karbohidrat memberikan cincin berwarna merah atau ungu. Pada
selulosa adanya karbohidrat memberikan cincin berwarna ungu dan pada
monosakarida adanya cincin ungu menunjukan adanya karbohidrat. Adapun reaksi
yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Uji Iodium
Pada percoban ini diperoleh hasil maltose, fruktosa, glukosa, arabinosa, galaktosa
dan laktosa mengalami reaksi negative ujiiod karena pada prinsipnya uji iod
dilakukan untuk mendeteksi adanya polisakarida pada sampel, sedangkan sampel
tersebut bukan termasuk polisakarida. Maltose dan laktosa adalah disakarida.
Sedngkan fruktosa, glukosa, arabinosa dan galaktosa adalah monosakarida.

Pada percobaan menggunakan glikogen dan amilum didapatkan hasil reaksi


positif uji iod yang menghasilkan perubahan warna biru kehitaman pada amilm
dan merah kecoklatan pada glikogen. Polisakarida dengan penambahan iodium
akan membentuk kompleks adsorbsi berwarna yang spesifik. Sehingga 
membuktikan adanya polisakarida pada amilum dan glikogen.

Pada amilum yang ditetesi reagen iod kemudian dipanaskan. Pemanasn pada
polisakarida menyebabkan kumparan kumparan pada polisakarida rusak sehingga
tidak dapat bereaksi dengan reagen iod. Warna kekuningan yang terbentuk pada
saat dipenaskan adalah warna dari reagen iod itu sendiri. Setelah dingin meka
kumparan kumparan polisakarida akan menyatu kembali sehingga dapat bereaksi
kembali dengan iod yang menghasilkan perubahan warna menjadi biru keunguan.
Setelah ditambahkan dengan NaOH berubah menjadi bening kembali karena Na+
bereaksi dengan iod, hal ini menyebabkan iod tidak dapat beraksi dengan amilum
yang hasilnya sampel amilum menjadi tidak berwarna.

Uji Benedict

Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan adanya kandungan aldosa dan


ketosa. Pada pengamatan ini terdapat lima sampel yang diujikan yaitu, selulosa,
laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa. Sampel fruktosa, laktosa dan maltosa
menunjukkan reaksi positif dengan perubahan warna dan memiliki endapan merah
bata yang menandakan adanya kandungan aldosa dan ketosa. Sedangkan untuk
sampel sukrosa dan galaktosa menunjukkan hasil yang negatif karena perubahan
warna menjadi biru dan tidak memilki endapan.
Prinsip dari uji Benedict ini adalah berdasarkan adanya gugus karbonil bebas yang
mereduksi Cu2+dalam kondisi basa membentuk Cu2O (endapan warna merah
bata ataukuning kehijauan).Pada gula pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH
laktol. OH laktol ini merupakan OH yang terikat pada atom C pertama yang
menentukan karohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan.

Menurut Hala dan Hartono (2012), prinsip percobaan Benedict yaitu larutan-
larutan tembaga yang basa bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau keton bebas akan membentuk cupro oksida (Cu2O) yang berwarna
kuning sampai merah.

Percobaan Benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat,


natriumkarbonat dan natriumsitrat. Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat
membuat pereaksi benedict bersifat asam lemah. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada
konsentrasi karbohidrat yang diperiksa (Poedjiadji, 2007).

Adapun persamaan reaksinya yaitu :

O                                          O
║                                          ║
R—C—H  + Cu2+ 2OH- →  R—C—OH + Cu2O(s) â + H2O
Gula Pereduksi                  Endapan Merah Bata
Uji Barfoed

Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan adanya kandungan monosakarida.


Larutan sukrosa, laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa menghasilkan warna
biru sehingga dianggap sebagai disakarida. Prinsip dari uji Barfoed ini adalah
berdasarkan adanya gugus karbonil bebas mereduksi Cu2+ dalam suasana asam
membentuk Cu2O (endapan warna merah bata). Artinya prinsipnya berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+.

Menurut Poedjiadji (2007), pereaksi Barfoed terdiri dari larutan kupriasetat dan
asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida
dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat oleh disakarida.
Oleh karena itu, larutan uji disakarida tidak membentuk warna merah orange pada
percobaan ini. Akan tetapi, membentuk warna biru. Apabila menghasilkan warna
merah bata, maka reaksinya dapat dilihat di bawah ini :
O                                      O
║            Cu2+ asetat         ║
R—C—H  + ─────→  R—C—OH + Cu2O(s) â + CH3COOH
n-glukosa          Kalor          E.merah
monosakarida                     bata

Uji Seliwanoff

Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan adanya kandungan ketosa.


Berdasarkan pengamatan larutan sukrosa, laktosa dan maltosa menunjukan hasil
yang positif, sedangkan sampel gula yang lain yaitu fruktosa dan galaktosa
menunjukkan hasil yang negatif hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan.

Menurut Hala dan Hartono (2012), pada percobaan scliwanoff, fruktosa akan
bereaksi cepat dengan membentuk warna merah. Zat-zat lain juga akan bereaksi
seperti fruktosa apabila pemanasan dilakukan lebih lama. Prinsip reaksinya
berdasarkan atas pembentukan 4- hidroksi metal fulfural yang membentuk
senyawa berwarna ungu dengan adanya resolsinol (1,3 –dihidroksi benzena).
Reaksi positif menunjukan adanya warna merah. Adapun reaksi dari percobaan
Seliwanoff yaitu :

Uji Fehling

Pada hasil uji fehling A dan B pada karbohidrat menurut litelatur terdapat endapan
berwarna kuning kemerahan. Pada larutan glukosa + fehling A dan B
menghasilkan dari warna biru menjadi merah bata. Pada uji coba fruktosa
+  fehling A dan B menghasilkan dari warna biru menjadi warna orange. Pada uji
coba sukrosa + fehling A dan B menghasilkan dari warna biru menjadi coklat dan
terdapat warna orange. Pada uji coba maizena + fehling A dan B menghasilkan
dari warna biru menjadi hijau pekat dan terdapat endapan. Pada uji coba terigu ++
fehling A dan B menghasilkan dari warna biru menjadi biru pekat dan terdapat
dua lapisan endapan berwarna putih dan unggu. Pada uji coba maltosa + fehling A
dan B menghasilkan dari warna coklat. Pada uji coba amilum + fehling A dan B
menghasilkan dari warna biru kehijauan. Pada uji coba tepung beras + fehling A
dan B menghasilkan dari warna biru muda dan terdapat endapan unggu. Pada
percobaan fehling A dan B ini sesuai dengan literatur.

BAB 4
KESIMPULAN
1. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau
senyawa hasil hidrolisis keduanya.
2. Pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif dapat dilakukan dengan uji
Molisch, uji Seliwanoff, uji Benedict, dan uji Iodin.
3. Uji Molisch adalah uji umum karbohidrat. Aquades, fruktosa, glukosa,
sukrosa, pati menunjukan reaksi negative pada pereaksi Molisch. Uji
kelarutan dan percobaan Molisch, dilakukan untuk mengetahui adanya
karbohidrat pada larutan, positif pada monosakarida membentuk cincin
ungu. Reaksi ini berdasarkan pembentukan furfural yang didehidrasi oleh
asam sulfat pekat. Pada praktikum ini, kelima sampel yang di uji
(sukrosa,laktosa,maltosa,fruktosa dan galaktosa) menghasilkan reaksi yang
positif. Hal ini ditandai dengan terbentuknya cincin ungu pada sampel. Uji
kelarutan dan percobaan Molisch, dilakukan untuk mengetahui adanya
karbohidrat pada larutan, positif pada monosakarida membentuk cincin
ungu. Reaksi ini berdasarkan pembentukan furfural yang didehidrasi oleh
asam sulfat pekat. Pada praktikum ini, kelima sampel yang di uji
(sukrosa,laktosa,maltosa,fruktosa dan galaktosa) menghasilkan reaksi yang
positif. Hal ini ditandai dengan terbentuknya cincin ungu pada sampel.

4. Uji Seliwanoff, dilakukan untuk membuktikan adanya ketosa(fruktosa),


reaksi terjadi berdasarkan atas pembentukan a-hidroksi metal furfural yang
akan membentuk senyawa berwarna ungu dengan adanya resorsinol.
Reaksi positif ditandai dengan hasil reaksi perubahan warna menjadi
merah. Pada praktikum ini, sampel sukrosa,laktosa dan maltosa
menghasilkan reaksi yang positif. Sedangkan sampel fruktosa dan
galaktosa menghasilkan reaksi yang negatif karena pada sampel tidak
terjadi perubahan warna menjadi merah.
5. Uji Benedict digunakan untuk mengidentifikasi jenis karbohidrat
berdasarkan gula pereduksi. Hasil glukosa dan sukrosa positif merah,
aquades, fruktosa, pati tidak mengalami perubahan. Uji Benedict,
dilakukan untuk mengetahui larutan-larutan tembaga yang basa bila
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton
bebas. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya endapan merah pada
sampel. Pada praktikum ini, sampel laktosa, fruktosa dan maltosa
menghasilkan reaksi yang positif. Sedangkan sampel sukrosa dan
galaktosa menghasilkan reaksi yang negatif karena pada sampel tidak
terbentuk endapan merah.
6. Uji Iodin untuk mengidentifikasi polisakarida. Hasil positif ditunjukan
oleh pati.
7. Uji Barfoed, dilakukan untuk menentukan adanya atau tidaknya yang
termasuk monosakarida pada larutan. Pada praktikum ini, kelima sampel
yang di uji (sukrosa,laktosa,maltosa,fruktosa dan galaktosa) menghasilkan
reaksi yang positif. Hal ini ditandai dengan perubahan warna sampel
menjadi biru.

DAFTAR PUSTAKA

Edahwati, Luluk. 2010. “Perpindahan Massa Karbohidrat menjadi Glukosa dari


Buah Kersen dengan Proses Hidrolisis”. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik
Volume 10 (1): 1-5.
Fessenden dan Fessende. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia 1. Jakarta: Gramedia.

Lehninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Maggy, Thenawidjaja. 1990. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Poedjiadji, A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Respati. 1990. Pengantar Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Aksara Baru.

Sirajuddin dan Najamuddin. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makasar:


Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai