Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOCHEMISTRY

Identifikasi Karbohidrat

Disusun oleh:

Beathrix Finelya

472016030

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Pustaka

Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur: C, H dan O, terutama terdapat didalam
tumbuh-tumbuhan yaitu kira-kira 75%. Dinamakan karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat
dari karbon; dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air. Jadi
C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6, C12H22O11 sebagai C12(H2O)11 dan seterusnya, dan perumusan empiris ditulis
sebagai CnH2nOn atau Cn (H2O)n (Sastrohamidjojo, H., 2005).

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton yang terdiri dari Karbondan Hidrate. Dikenal
juga sebagai sakrida. Rumus molekul (CH2O) n, tersusun dalam kerangka C,H umumnya 2 x jumlah C,O
jumlah bervariasi, kadang-kadang juga S dan N. Disintesis dari CO2 dan H2O dalam proses fotosintesis ( pada
tanaman). Banyak terikat dengan lipid dan protein. Fungsi Karbohidrat sebagai cadangan energy kimiawi,
komponen struktur pendukung, komponen esensial asam amino, determinan antigenik.
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen, dan oksigen.Jumlah atom hidrogen dan
oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekulair. Dahulu orang berkesimpulan adanya air dalam
karbohidrat. Karena hal ini maka dipakai kata karbohidrat, yang berasal dari kata “karbon” dan “hidrat” atau
air. Walaupun pada kenyataannya senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air,kata karbohidrat tetap
digunakan. Senyawa karbohidrat tidak hanya ditinjau darirumus empirisnya saja, tetapi yang penting ialah
rumus strukturnya.(McGilvery & Goldstein, 1996)
Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi yaitu gugus – OH, gugus aldehida
atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain mempunyai hubungan dengan sifat kimia yang ditentukan
dengan sifat fisika, dalam hal ini jugaaktivitas optik (McGilvery & Goldstein, 1996). Jika kristal glukosa
murni dilarutkan dalam air, maka larutannya akan memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Namun bila
larutan itu dibiarkan beberapa waktu dan diamati putarannya, terlihat bahwa sudut putaran berubah menjadi
semakin kecil, hingga lama-kelamaan menjadi tetap. Peristiwa ini disebut mutarotasi, yang berarti perubahan
rotasi atau perputaran.(McGilvery & Goldstein, 1996)
Karbohidrat dapat dibagi menjadi beberapa golongan antara lain :

 
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa
atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat
lain. Monosakaridayang paling sederhana adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.(McGilvery &
Goldstein, 1996).
Gliseraldehida disebut aldotriosa karena terdiriatas tiga atom karbon dan mempunyai gugus aldehida.
Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus keton.
Monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon disebuttetrosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah
contoh aldotetrosa daneritrulosa adalah suatu ketotetrosa. Pentosa adalah monosakarida yangmempunyai lima
atom karbon. Contoh pentosa adalah ribosa dan ribulosa.Dari rumusnya kita dapat mengetahui bahwa suatu
ketopentosa. Pentosa danheksosa (C6H12O6) merupakan monosakarida yang penting dalam kehidupan.
(McGilvery & Goldstein, 1996)
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai dengan sifat-sifatnya terhadap zat-zat
penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi empat kelas pokok:

1. Gula yang sederhana atau monosakarida, kebanyakan adalah senyawasenyawa yang mengandung
lima dan enam atom karbon. Karbohidrat yang mengandung 6 karbon disebut heksosa. Gula yang
mengandung 5 karbon disebut pentosa. Kebanyakan gula sederhana adalah merupakan polihidroksi
aldehida yang disebut aldosa dan polihidroksi keton disebut ketosa.

2. Oligosakarida, senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang dihubungkan oleh pembentukan
asetal antara gugus aldehida dan gugus keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan
diperoleh disakarida, bila tiga diperoleh trisakarida dan seerusnya ikatan penggabungan bersama
sama gula ini disebut ikatan glikosida.

3. Polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang dihubungkan dalam
ikatan glikosida. Polisakarida meliputi pati, sellulosa dan dekstrin.

4. Glikosida, dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan bahwa mereka mengandung
molekul bukan gula yang dihubungkan dengan gula oleh ikatan glikosida (Sastrohamidjojo, H.,
2005).

`1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum uji kualitatif karbohidrat adalah untuk mengidentifikasi jenis sakarida / gula
yang terkandung dalam bahan.
BAB II

METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 13 Februari 2017, pukul 10.00 - 12.00 WIB di Laboratorium
Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.

2.2. Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet 1 mL,
pipet 2 mL, gelas ukur, erlenmeyer 100 mL, gelas kimia, pemanas listrik, dan stopwatch. Bahan yang
digunakan larutan iod, reagen molisch, reagen benedict, reagen barfoed, akuades, jus tomat, jus pisang, jus
apel, jus jeruk, bubur gandum / outmeal 1 %, susu segar 1 %, glukosa 1 %, sukrosa 1 %, pati 1 %, larutan
asam sulfat pekat, dan fosfomolibdat.

2.3. Metode
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan melakukan tes iod terlebih dahulu.
Sediakan 9 tabung reaksi telah dibersihkan dan dibilas dengan akuades. Masing – masing tabung diisi
sebanyak 2 mL dengan jus tomat, jus pisang, jus apel, jus jeruk, outmeal, susu, glukosa, sukrosa, dan pati.
Setelah itu, larutan iod ditambahkan sebanyak 2 – 3 tetes larutan iod ke dalam tabung – tabung reaksi
tersebut. Lalu diamati dan dicatat perubahan yang terjadi, hasil yang positif ditandai atau diberi label.
Selanjutnya, dilakukan tes benedict untuk sampel yang negatif. Diambil lagi masing – masing 2 mL jus buah
tersebut, kemudian dimasukkan di dalam tabung reaksi yang baru. Lalu regen benedict ditambahkan ke
dalam masing – masing tabung reaksi yang berisi sampel tadi sebanyak 2 mL, lalu dicampur merata. Semua
tabung dimasukkan ke dalam air mendidih secara bersamaan. Setelah itu, diamati dan dicatat waktu ketika
muncul endapan merah atau merah ke orange. Setelah 1 menit, semua tabung diangkat kemudian disusun di
rak. Setelah dingin, diamati dan dicatat kembali hasilnya. Untuk perubahan warna yang sedikit saja belum
berarti positif, tetapi harus ada warna hijau, kuning, atau endapan merah bata. Selanjutnya, dilakukan tes
seliwanof untuk sampel jus buah yang menunjukkan perubahan yang negatif dari tes iod. Diambil lagi
masing – masing 1 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi bersih dan telah dibilas dengan akuades.
Ditambahkan 2 mL regen seliwanof ke dalam masing – masing tabung, lalu dicampurkan dengan hati – hati.
Semua tabung dimasukkan ke dalam air mendidih secara bersamaan. Catat waktu munculnya warna merah
(merah buah cerry). Setelah 5 menit, semua tabung diturunkan dari pemanas dan dikembalikan ke rak tabung
reaksi. Lalu dicatat hasilnya. Selanjutnya, semua sampel sebanyak 5 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan 2 – 3 tetes pereaksi Molisch, lalu dicampur merata dan kemudia ditambahkan perlahan
sebanyak 3 mL asam sulfat pekat. Bila ada warna violet (ungu kemerah – merahan) pada batas kedua cairan
menunujkkan reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukkan reaksi negatif. Selanjutnya, dilakukan tes
barfoed untuk bahan yang akan diperiksa. Dimasukkan 1 mL perekasi dan bahan yang akan diperikasa ke
dalam tabung reaksi kemudian air dipanaskan mendidih selama 3 menitdan kemudian didinginkan. Setelah
itu, dimasukkan 1 mL fosfomolibdat, di kocok dan diamati warnanya.
BAB III

HASIL

3.1. Hasil Praktikum

3.1.1. Hasil Praktikum Tes Iod

No Warna Hasil
Sampel Ket
. Sebelum Sesudah (+/-)
1. Jus tomat

Terjadi
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

2. Jus pisang

Terjadi
+ perubahan dan
hasil positif (+)

3. Jus apel

Tidak ada
-
perubahan
4. Jus jeruk

Terjadi
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

5. Outmeal

Terjadi
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

6. Susu

Terjadi
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

7. Glukosa

Terjadi
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

8. Sukrosa

Terjadi
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)
9. Pati

Terjadi
+ perubahan dan
hasil positif (+)

3.1.2. Hasil Praktikum Tes Benedict

No Warna Hasil
Sampel Ket
. Sebelum Sesudah (+/-)
1. Jus tomat

Terjadi sedikit
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

2. Jus pisang
Tidak diuji
pada tes
benedict karena
- - -
menunjukkan
hasil positif (+)
pada tes iod

3. Jus apel

Tidak terjadi
-
perubahan
4. Jus jeruk

Terjadi sedikit
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

5. Outmeal

Terjadi
perubahan
-
warna, tetapi
hasil negatif (-)

6. Susu
Terjadi sedikit
perubahan
tetapi hasil
- negatif (-).
Pada detik ke
20 muncul
endapan

7. Glukosa

Terjadi
+ perubahan dan
hasil positif

8. Sukrosa

Terjadi sedikit
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)
9. Pati
Tidak diuji
pada tes
benedict karena
- - -
menunjukkan
hasil positif
pada tes iod

3.1.3. Hasil Praktikum Tes Selliwanof

No Warna Hasil
Sampel Ket
. Sebelum Sesudah (+/-)
1. Jus tomat

Terjadi sedikit
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

2. Jus pisang
Tidak diuji
pada tes
benedict karena
- - -
menunjukkan
hasil positif
pada tes iod

3. Jus apel
Terjadi
perubahan dan
hasil positif.
+
Pada detik ke
26 muncul
endapan.
4. Jus jeruk
Terjadi
perubahan dan
hasil positif.
+ Pada detik ke
2,5 detik
muncul
endapan

5. Outmeal

Terjadi
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

6. Susu

Terjadi sedikit
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

7. Glukosa

Terjadi sedikit
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)

8. Sukrosa

Terjadi sedikit
perubahan
-
tetapi hasil
negatif (-)
9. Pati
Tidak diuji
pada tes
benedict karena
- - -
menunjukkan
hasil positif (+)
pada tes iod

3.1.4. Hasil Praktikum Tes Molisch

No Warna Hasil
Sampel Ket
. Sebelum Sesudah (+/-)
1. Jus tomat

Terjadi
perubahan
+ warna menjadi
violet sehinggal
hasil positif (+)

2. Jus pisang

Terjadi
perubahan
+ warna menjadi
violet sehinggal
hasil positif (+)

3. Jus apel

Tidak terjadi
perubahan
-
sehingga hasil
negatif (-)
4. Jus jeruk
Terjadi
perubahan
tetapi hasil
-
negatif (-).
Terdapat
endapan hijau

5. Outmeal
Terdapat warna
ungu sehingga
hasil positif (+)
+ dan terdapat
endapan
berwarna
merah

6. Susu

Terjadi sedikit
- perubahan dan
hasil negatif (-)

7. Glukosa
Terdapat warna
ungu sehingga
hasil positif (+).
+ Terdapat
endapan
berwarna
merah

8. Sukrosa

Tidak terjadi
perubahan
-
sehingal hasil
negatif (-)
9. Pati

+ Hasil positif (+)

3.1.5. Hasil Praktikum Tes Barfoed

No Warna Hasil
Sampel Ket
. Sebelum Sesudah (+/-)
1. Jus tomat

2. Jus pisang

3. Jus apel

Detik ke 21
- muncul
endapan
4. Jus jeruk

Ada endapan
- berwarna
orange

5. Outmeal

Tidak ada
-
endapan

6. Susu

Detik ke 31
- muncul
endapan

7. Glukosa

8. Sukrosa

-
9. Pati

+
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan Hasil Praktikum

Pada praktikum uji karbohidrat yang dilakukan pertama adalah tes iod. Dari tes iod ini dapat diambil
hasil bahwa sampel jus jeruk awalnya memiliki warna orange lalu setelah diberikan larutan iod warnanya
berubah menjadi hijau, untuk sampel outmeal awalnya memiliki warna bening lalu setelah diberikan larutan
iod warnanya berubah menjadi orange., dan untuk sampel glukosa awalnya memiliki warna bening lalu
setelah diberikan larutan iod warnanya berubah menjadi orange tua. Ketiga sampel tersebut menunjukkan
hasil negatif. Uji Iod digunakan untuk menunjukan adanya polisakarida. Jika ke dalam bahan yang
mengandung polisakarida diberi larutan iodin dan memberikan warna biru, berarti bahan tersebut
mengandung amilum (amilosa). Amilopektin akan memberikan warna merah ungu, sedangkan glikogen dan
dekstrin akan memberikan warna merah cokelat.

Praktikum selanjutnya adalah tes benedict. Tes benedict ini dilakukan untuk sampel yang
mendapatkan hasil negatif pada tes iod. Dari tes benedict ini dapat diambil hasil bahwa sampel jus jeruk
awalnya memiliki warna kuning setelah diberikan larutan benedict warnanya berubah menjadi kuning agak
kehijauan lalu setelah dipanaskan jus jeruk warnanya berubah menjadi orange muda. Untuk sampel outmeal
awalnya memiliki warna bening setelah diberikan larutan larutan benedict warnanya berubah menjadi biru
dan setelah dipanaskan warnanya tetap biru. Untuk sampel glukosa awalnya memilki warna bening setelah
diberikan larutan benedict warnanya berubah menjadi coklat. Dari ketiga sampel ini yang mendapatkan hasil
positif adalah glukosa. Larutan Benedict merupakan campuran dari CuSO4, natrium sitrat, dan Na2CO3.
Glukosa memiliki hasil positif karena karbohidrat yang mempunyai sifat pereduksi (misalnya glukosa) akan
memberikan endapan warna merah bata dengan larutan Benedict.

Praktikum selanjutnya adalah tes selliwanof. Tes selliwanof ini juga dilakukan pada sampel yang
mendapatkan hasil negatif pada tes iod. Dari tes selliwanof ini dapat diambil hasil bahwa sampel jus jeruk
awalnya berwarna kuning setelah diberikan larutan selliwanof warnanya berubah menjadi kuning muda lalu
setelah dipanaskan warnanya menjadi merah (merah buah cerry). Untuk sampel outmeal awalnya memiliki
warna bening setelah diberikan larutan selliwanof warnanya menjadi kuning lalu setelah dipanaskan
warnanya tetap kuning. Untuk sampel glukosa awalnya memiliki warna bening setelah diberikan larutan
selliwanof warnanya menjadi kuning lalu setelah dipanaskan warnanya tetap kuning. Dari ketiga sampel ini
yang mendapatkan hasil positif adalah sampel jus jeruk. Sampel jus jeruk positif karena pada hasil tes warna
sampel jus jeruk berubah menjadi merah yang artinya menunjukan bahwa dalam sampel terkandung fruktosa.

Praktikum selanjutnya adalah tes molisch. Tes molisch ini dilakukan untuk semua sampel. Dari tes
molisch ini dapat diambil hasil bahwa sampel jus jeruk awalnya berwarna kuning setelah molisch dan
diberikan larutan asam sulfat pekat warnanya menjadi hitam pekat. Untuk sampel outmeal awalnya memiliki
warna bening setelah diberikan larutan molisch dan larutan asam sulfat pekat warnanya menjadi ungu. Untuk
sampel glukosa awalnya memiliki warna bening setelah diberikan larutan molisch dan larutan asam sulfat
pekat warnanya berubah menjadi ungu. Dari ketiga sampel ini yang menunjukkan hasil positif adalah sampel
outmeal dan sampel glukosa. Sampel outmeal dan sampel glukosa mendapatkan hasil positif karena pada
hasil tes larutan terdapat cincin warna merah pekat pada permukaan menunjunkan adanya karbohidrat dalam
sampel.

Praktikum selanjutnya adalah tes barfoed. Tes barfoed ini dilakukan untuk semua sampel yang akan
diuji. Dari tes barfoed ini dapat dambil hasil bahwa sampel jus jeruk awalnya berwarna kuning setelah
diberikan larutan barfoed warnanya berubah menjadi hijau lalu setelah dipanaskan warnanya berubah
menjadi biru muda agak kehijauan. Untuk sampel outmeal awalnya berwarna bening setelah diberikan
larutan barfoed warnanya berubah menjadi biru dan setelah dipanaskan warnanya tetap. Untuk sampel
glukosa awalnya berwarna bening setelah diberikan larutan barfoed warnanya berubah menjadi biru terang
lalu setelah dipanaskan warnanya tetap. Dari ketiga sampel ini tidak ada yang menunjukkan hasil positif,
hasilnya ketiga sampel ini negatif. Karena ketiga sampel ini tidak memiliki endapan merah orange yang
menunjukan adanya monosakarida di dalam sampel.

Pada praktikum ini tujuan dilakukan tes molish adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya
karbohidrat. Uji Molish dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molish, seorang alhi botani dari Australia.
Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna
ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan
sampel. Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol.
Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung
reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan. H2SO4 pekat (dapat
digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan
furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang
berwarna ungu (Adisendjaja, 2014).

Pada percobaan uji Barfoed, karbohidrat direduksi pada suasana asam. Dalam asam, polisakarida atau
disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar
untuk membedakan antara monosakarida, oligosakarida/disakarida, dan polisakarida. Monomer gula dalam
hal ini bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Dibanding dengan monosakarida,
polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar monosakarida yang lebih kecil, sehingga
intensitas warna biru yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida. Disakarida juga
akan memberikan hasil positif pada larutan memberikan warna biru dan bagian bawah terdapat endapan
kemerahan bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis. Tapi dalam percobaan, hasil yang diperoleh
sama sekali tidak ada yang memberikan hasil yang positif, melainkan tidak ada perubahan warna sama sekali.

Hal ini terjadi dikarenakan proses hidrolisis kurang cukup waktu dan suhu yang masih kurang panas.

Reaksi karbohidrat dengan Cu pada uji Barfoed :

OO
R – C – H + CuCH3COO R – C – OH + Cu2O (s) + CH3COOH
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa
penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung
yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan
disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi.
Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan akti!tas enzim, dimana semakin tinggi
akti!tas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang
dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat /dinitrosalycilic acid
(DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak
pula gula pereduksi yang terkandung.

Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. hal ini dikarenakan adanya
gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-
logam oksidator seperti +Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa,
laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa. Salah satu
contoh dari gula reduksi adalah galaktosa. Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi
merupakan hasil hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah menjadi glukosa
yang dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses menjadi energi.Galaktosa merupakan komponen dari
+erebrosida, yaitu turunan lemak yang ditemukan pada otak dan jaringan saraf. Sedangkan salah satu contoh
dari gula reduksi adalah Sukrosa. Sukrosa adalah senyawa yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai
gula dan dihasilkan dalam tanaman dengan jalan mengkondensasikan glukosa dan fruktosa. sukrosa
didapatkan dalam sayuran dan buah-buahan, beberapa diantaranya seperti tebu dan bit gula mengandung
sukrosa dalam jumlah yang relatif besar. Dari tebu dan bit gula itulah gula diekstraksi secara komersial.

Uji seliwanoff atau tes seliwanoff digunakan untuk membedakan gula (karbohidrat) yang diuji masuk
kategori ketosa atau aldosa. Gula aldosa memiliki gugus aldehida, sedangkan ketosa memiliki gugus keton.
Dasar dari uji ini adalah bahwa ketosa lebih cepat terdehidrasi dibandingkan aldosa saat dipanaskan. HCl
dalam reagen seliwanof akan mendehidrasi gula menjadi furfural yang akan bereaksi dengan resorsinol
membentuk senyawa berwarna merah ceri. Dengan uji ini, gula ketosa seperti fruktosa akan menghasilkan
warna merah ceri, sedangkan gula aldosa seperti glukosa akan memberikan hasil negatif dengan tidak muncul
warna merah pada larutan. Namun apabila pemanasan tidak sesuai dengan prosedur (lebih dari 5 menit), gula
aldosa kadang akan menghasilkan warna merah muda. Sedangkan sukrosa (gabungan antara fruktosa dan
glukosa) akan menghasilkan warna merah ceri karena adanya fruktosa di dalamnya.

Reaksi uji seliwanoff


Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat digunakan untuk
analisis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan larutan naftol dan alkohol. Kemudian ditambahkan
H2SO4 pekat secara hati – hati, pada batas cairan akan berbentuk furfural yang berwarna ungu. Reaksi ini
disebut reaksi molisch dan merupakan reaksi umum bagi karbohidrat.

 Uji Molisch
Prinsip : bahan yang mengandung monosakarida bila direaksikan dengan H2SO4 pekat akan
terhidrolisis membetuk furural. Furfural ini akan membentuk persenyawaan dengan naftol
ditandai dengan terbentuknya warna violet (cincin). Oleh H2SO4 dapat menghidrolisis
oligosakarida dan polisakarida.
 Uji Barfoed
Prinsip : monosakarida akan mereduksi reagen barfoed yang bersifat asam sehingga kekuatan
hidrolisis menurun dan mengakibatkan tidak dapat mereduksi disakarida.
 Uji Selliwanof
Prinsip : fruktosa dengan asam kuat akan mengalami dehidrasi membentuk 4 hidroksi
metyfurfural. Bila ditambahkan recorsinol akan berkondensasi membentuk persenyawaan
yang berwarna merah.
 Uji Benedict
Prinsip : larutan CuSO4 dalam suasana alkali direaksikan oleh gula yang mempunyai gugus
aldehida sehingga cupri oksida (CuO) tereduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah bata.
 Uji Iodin
Prinsip : polisakarida akan membentuk reaksi dengan iodin dan memberikan warna spesifik
tergantung jenis karbohidratnya. Amilosa dan iodin berwarna biru, amilopektin merah coklat,
glikogen, dan dextrin berwarna merah coklat.
BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum uji karbohidrat ini adalah praktikan bisa melakukan
identifikasi jenis sakarida / gula yang terkandung dalam bahan. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa sampel
jus jeruk, outmeal, dan glukosam menunjukkan hasil reaksi yang negatif pada tes iod. Pada tes benedict
sampel glukosa menunjukkan hasil positif. Pada tes selliwanof sampel jus jeruk menunjukkan hasil reaksi
positif. Pada tes molisch sampel outmeal dan glukosa menunjukkan hasil positif. Dan pada tes barfoed tidak
ada satu pun sampel dari jus jeruk, outmeal, dan glukosa yang menunjukkan reaksi positif.

Jadi dari praktikum ini dapat diketahui bahwa jus jeruk, outmeal, dan glukosa tidak mengandung
amilum, amilopektin, dan dekstrin karena tidak menunjukkan perubahan warna yang sesuai pada saat tes
iod. Untuk sampel glukosa dapat diketahui bahwa glukosa merupakan gula pereduksi melalui tes benedict.
Untuk sampel jus jeruk dapat diketahaui bahwa mengandung fruktosa melalui tes selliwanof. Untuk sampel
glukosa dan outmeal menunjukkan hasil reaksi positif pada tes molisch karena menunjukkan cincin warna
merah pekat. Dan pada tes barfoed semua sampel menunjukkan hasil negatif yang artinya ketiga sampel ini
tidak mengandung monosakarida.
DAFTAR PUSTAKA

Suzan. 2012. https://www.scribd.com/doc/81118310/p1-Uji-Identifikasi-Karbohidrat. Di akses pada tanggal


25 Februari 2017

Habibana. 2014. http://habibana.staff.ub.ac.id/files/2014/06/KARBOHIDRAT.pdf. Diakses pada tanggal 25


Februari 2017

Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press:
Surabaya

Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hassanudin. 2015. http://kimiadasar.com/uji-karbohidrat/. Diakses pada tanggal 25 Februari 2017

Adisendjaja, Y. H. (2014). Pelatihan Pengembangan Pengetahuan tentang Hakikat Sains dan Inkuiri
serta Implikasinya dalam Kurikulum 2013. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Ronny, 2015. https://www.scribd.com/doc/278107464/Kadar-Gula-Pereduksi-Dan-Non-Pereduksi. Diakses


pada tanggal 25 Februari 2017

Panji. 2016. http://www.edubio.info/2014/04/uji-seliwanoff.html. Diakses pada tanggal 25 Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai