Anda di halaman 1dari 12

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya rumus molekul glukosa
ialah C6H12O6 (enam kali CH2O). Senyawa ini pernah disangka ‘hidrat dari karbon’, sehingga
disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880-an disadari bahwa gagasan tersebut salah dan
karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka.
Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk manusia. Kebanyakan karbohidrat yang
kita makan ialah tepung / amilum / pati, yang ada dalam gandum, jagung, beras, kentang, dan
padi-padian lainnya, buah-buahan dan sayuran.
Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan kapas,
keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah
ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah salah satu
karbohidrat yang paling sederhana; mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat
yang lebih kecil lagi. Monosakarida, dengan demikian, adalah monomer, dasar bangunan untuk
semua bentuk karbohidrat yang lain.
Suatu struktur yang terdiri dari dua monosakarida terikat satu sama lain disebut
disakarida. Struktur yang mengandung tiga monosakarida disebut trisakarida. Sukrosa
Karbohidrat yang tersusun dari 2 sampai 10 unit monosakarida digolongkan sebagai
oligosakarida (Yunani, oligo- = beberapa). Jika lebih dari 10 unit monosakarida diperoleh dari
hidrolisis, maka karbohidrat itu disebut polisakarida. Contoh polisakarida adalah pati, yang
dijumpai dalam gandum dan tepung jagung, dan selulosa, penyusun yang bersifat serat dari
tumbuhan dan komponen utama dari kapas.
H2O, H+
pati atau selulosa banyak satuan glukosa
kalor
polisakarida

Tidak ada garis batasan yang jelas yang membagi antara oligosakarida dan poliskarida karena
sifat-sifat dari oligosakarida yang lebih tinggi bergabung dengan polisakarida / hampir sama
dengan polisakarida yang lebih rendah.

1. MONOSAKARIDA

Monosakarida atau gula sederhana merupakan molekul pembangun di dalam


makromolekul karbohidrat. Mereka tidak dapat lagi dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana.
KLASIFIKASI MONOSAKARIDA

Akhiran –osa digunakan dalam tata nama karbohidrat sistematik untuk menyatakan
suatu gula pereduksi, suatu gula yang mengandung suatu gugus aldehida atau suatu gugus -
hidroksiketon. Banyak oligosakarida dan polisakarida yang bukan gula pereduksi, mempunyai
nama trivial yang berakhiran –osa (misalnya, sukrosa dan selulosa).
Monosakarida yang mengandung gugus aldehida dirujuk sebagai aldosa (aldehida plus
–osa). Glukosa, galaktosa, ribosa, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida,
seperti misalnya fruktosa, dengan gugus keton disebut ketosa (keton plus –osa).
Banyaknya atom karbon dalam suatu monosakarida (biasanya tiga sampai tujuh) dapat
dinyatakan dengan tri-, tetr-, dan seterusnya. Misalnya suatu triosa ialah suatu monosakarida
tiga-karbon, sedangkan suatu heksosa ialah monosakarida enam-karbon. Glukosa adalah suatu
heksosa. Istilah-istilah tersebut di atas dapat digabung. Glukosa adalah suatu aldoheksosa
(aldosa enam-karbon), sedangkan ribosa adalah suatu aldopentosa (aldosa lima karbon).
Ketosa-ketosa sering diberi akhiran –ulosa. Fruktosa merupakan suatu contoh heksulosa
(ketosa enam-karbon).

Beberapa monosakarida yang lazim

Glukosa. Glukosa merupakan monosakarida yang terpenting, kadang-kadang disebut


gula darah (karena dijumpai dalam darah), gula anggur (karena dijumpai dalam buah anggur),
atau dekstrosa (karena memutar bidang polarisasi ke kanan). Binatang menyusui (mamalia)
dapat mengubah sukrosa, laktosa (gula susu), maltosa, dan pati menjadi glukosa, yang
kemudian dapat digunakan sebagai energi oleh organisme itu, atau disimpan sebagai glikogen
(suatu polisakarida). Bila organisme itu memerlukan energi, glikogen diubah lagi menjadi
glukosa. Karbohidrat yang berlebih dapat diubah menjadi lemak; oleh karena itu orang bisa
gemuk meskipun tidak memakan lemak. Karbohidrat dapat juga diubah menjadi steroid (seperti
kolesterol) dan, secara terbatas, menjadi protein (untuk sintesis protein diperlukan juga sumber
nitrogen). Sebaliknya, suatu organisme dapat mengubah lemak dan protein menjadi karbohidrat.
Fruktosa. Fruktosa disebut juga levulosa karena memutar bidang polarisasi ke kiri,
adalah gula yang termanis. Terdapat dalam buah-buahan dan madu, maupun dalam sukrosa.
Galaktosa terdapat dalam disakarida laktosa, dalam keadaan terikat dengan glukosa. Ribosa
dan deoksiribosa membentuk sebagian kerangka polimer dari asam-asam nukleat.Awalan
deoksi- berarti ‘minus suatu oksigen’, struktur ribosa dan deoksiribosa adalah sama, kecuali
bahwa deoksiribosa tidak mempunyai oksigen pada karbon 2.

Tatanama monosakarida dan penomoran


O Heksosa
1 1
C H CH2OH
2 2
H C OH C O
3 3
HO C H HO C H
4 4
H C OH H C OH
5 5
H C OH H C OH
6 6
CH2OH CH2OH

aldosa ketosa
(aldoheksosa) (ketoheksosa)

STRUKTUR MONOSAKARIDA
Glukosa, galaktosa, manosa, dan semua aldoheksosa yang lain mempunyai rumus molekul dan
rumus struktur yang sama tetapi konfigurasi molekulnya berbeda. Senyawa-senyawa itu adalah
isomer optik satu dengan yang lainnya.
Struktur monosakarida dapat digambarkan dalam bentuk rantai terbuka dan dapat pula
digambarkan dalam bentuk rantai tertutup. Tetapi yang lebih tepat adalah dalam bentuk rantai
tertutup (cincin). Pembentukan rantai tertutup terjadi karena penggabungan gugus karbonil
dengan salah satu gugus hidroksil di dalam molekul monosakarida yang sama.
O
C H H C OH
H C OH HC OH
O
H C OH HC OH
H C OH HC OH
H C OH H C
CH2OH CH2OH

aldoheksosa 1,5-siklohemiasetal
(rantai terbuka) (rantai tertutup)

Sistem D dan L

Konfigurasi monosakarida dibedakan atas konfigurasi D (baca : de) dan L (baca : el).
Penetapan konfigurasi D dan L didasarkan pada arah gugus OH pada atom karbon khiral nomor
terbesar. Pada pentosa, atom karbon khiral nomor terbesar ialah atom karbon khiral nomor 4
sedangkan pada heksosa ialah atom karbon nomor 5. Bila gugus OH pada atom karbon tersebut
ke kanan (pada struktur vertikal) atau ke bawah (pada struktur horizontal), ditandai dengan D.
Sebaliknya, bila ke kiri atau ke atas, ditandai dengan L. Konfigurasi dari beberapa
monosakarida dapat dilihat pada gambar 1.
O O O O O
C H C H C H C H C H
H Cx OH HO Cx H H Cx OH HO Cx H HO Cx H
HO Cx H H Cx OH HO Cx H H Cx OH HO Cx H
H Cx OH HO Cx H HO Cx H H Cx OH H Cx OH
H Cx OH HO Cx H H Cx OH HO Cx H H Cx OH
H C OH H C OH H C OH H C OH H C OH
H H H H H
D-glukosa L-glukosa D-galaktosa L-galaktosa D-manosa

O H H
C H H C OH H C OH O O
H Cx OH C O C O C H C H
H Cx OH HO Cx H H Cx OH H Cx OH HO Cx H
HO Cx H H Cx OH HO Cx H H Cx OH HO Cx H
HO Cx H H Cx OH HO Cx H H Cx OH HO Cx H
H C OH H C OH H C OH H C OH H C OH
H H H H H
L-manosa D-fruktosa L-fruktosa D-ribosa L-ribosa

Ket : Cx = atom karbon khiral

Gambar 1. Konfigurasi dari beberapa monosakarida

Bentuk horizontal diperoleh dengan menidurkan struktur vertikal ke kanan, sehingga


gugus-gugus yang pada struktur vertikal ke kiri menjadi ke atas, dan sebaliknya. Bentuk
horizontal dari D-glukosa adalah sebagai berikut :
H H H OH H
H C C C C C C O
OH OH OH H OH H

Satu hal penting yang perlu diperhatikan bahwa konsep D dan L sama sekali tidak
berhubungan dengan bidang polarisasi. Jadi bentuk D dan L hanya menyatakan konfigurasi dan
bukan arah putaran. Arah putaran dinyatakan dengan d (baca : dekstro) atau (+) untuk pemutar
kanan dan l (baca : levo) atau () untuk pemutar kiri.

Proyeksi Fisher
Pada proyeksi Fischer dari suatu karbohidrat, rantai karbon digambarkan secara vertikal
(tegak) dengan gugusan aldehida atau keton berada pada puncak dari rumus. Ikatan horizontal
(mendatar) pada karbon khiral diproyeksikan ke arah pemirsa dan ikatan vertikal, termasuk
yang ada di rantai karbon, diproyeksikan menjauhi pemirsa. Dengan demikian, apabila
monosakarida-monosakarida digambarkan dalam bentuk proyeksi Fischer, maka akan nampak
seperti pada gambar 2 di bawah ini.

CHO CHO CHO CHO CHO


H OH HO H H OH HO H HO H
HO H H OH HO H H OH HO H
H OH HO H HO H H OH H OH
H OH HO H H OH HO H H OH
CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH
D-glukosa L-glukosa D-galaktosa L-galaktosa D-manosa

CHO CH2OH CH2OH


H OH C O C O CHO CHO
H OH HO H H OH H OH HO H
HO H H OH HO H H OH HO H
HO H H OH HO H H OH HO H
CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH

L-manosa D-fruktosa L-fruktosa D-ribosa L-ribosa

Gambar 2. Proyeksi Fischer dari beberapa monosakarida

Rumus Haworth dan Rumus Konformasi

Apabila monosakarida dilarutkan maka gugus aldehid (dari aldosa) atau gugus karbonil
(dari ketosa) bereaksi dengan salah satu gugus OH dari atom karbon yang lain membentuk
struktur melingkar yang disebut struktur hemiasetal siklik (siklohemiasetal). Lingkar yang
terbentuk dapat berupa lingkar 5 yang disebut furan dan lingkar 6 yang disebut piran. Oleh
sebab itu monosakarida yang membentuk lingkar 5 pada namanya diberi akhiran furanosa
sedangkan yang membentuk lingkar 6 mendapat akhiran piranosa.
O
O HC CH
HC CH
HC CH
HC CH C
H2
furan piran

Untuk memaparkan struktur siklik karbohidrat dengan lebih baik, dikembangkan


rumus pespektif Haworth. Menurut perjanjian, suatu rumus Haworth digambar dengan
oksigen cincin berada pada sisi terjauh dari cincin dan karbon 1 berada di sebelah kanan. Gugus
CH2OH ujung ditempatkan di atas bidang cincin untuk deret D- dan di bawah bidang cincin
untuk deret L-. Atom-atom hidrogen pada cincin karbon biasanya tidak ditampakkan dalam
proyeksi Haworth.
di atas = D di bawah = L

CH2OH
O O
CH2OH
atom hidrogen

Dengan menggunakan rumus Fischer maupun Haworth, maka siklisasi glukosa dapat
dituliskan sebagai berikut :
1
CHO 6
2 CH2OH CH2OH
H OH 5
3 O O
HO H 4 1 atau
4 OH OH
H OH OH OH OH OH
3 2
5
H OH OH OH
6
CH2OH
Fischer Haworth

Rumus Haworth yang datar itu tidak merupakan pemaparan yang seluruhnya benar dari
suatu cincin piranosa (meskipun itu cukup benar untuk cincin furanosa yang lebih datar). Suatu
piranosa, seperti sikloheksana, lebih baik berada dalam bentuk kursi, seperti ditunjukkan oleh
rumus konformasi di bawah ini.
CH2OH
O CH2OH
O
OH HO
OH OH HO
OH
OH OH
-D-glukopiranosa atau -D-glukosa

Jika suatu OH berada di sebelah bawah dalam suatu rumus Haworth, maka gugus ini
juga berada di sebelah bawah (di bawah bidang cincin) dalam rumus konformasi. Serupa pula
jika suatu OH berada di sebelah atas dalam rumus Haworth, maka OH tersebut juga akan berada
di sebelah atas dalam rumus konformasi.

Anomer
Untuk menghasilkan suatu piranosa, gugus hidroksil pada karbon 5 dari glukosa
menyerang karbon aldehid, yaitu karbon 1. Terbentuklah suatu gugus hemiasetal. Dua akibat
terpenting dari reaksi siklisasi ini adalah bahwa terbentuk sebuah karbon kiral baru (karbon 1)
dan bahwa dihasilkan sepsang diastereoisomer. Diastereoisomer ini, yaitu monosakarida yang
berbeda hanya dalam konfigurasi pada karbon 1, disebut anomer satu terhadap yang lain.
Karbon karbonil dalam monosakarida apa saja adalah karbon anomerik. Karbon ini ialah
karbon yang menjadi kiral dalam reaksi siklisasi.
Dalam rumus Haworth untuk suatu D-karbohidrat, struktur dalam mana OH anomerik
diproyeksikan ke bawah (trans terhadap CH2OH ujung) disebut -anomer, sedangkan struktur
dalam mana OH anomerik diproyeksikan ke atas (cis terhadap CH2OH ujung) disebut -
anomer.
posisi  posisi 

CH2OH CH2OH
O O OH

OH

Jadi, kedua D-glukosa anomerik dapat disebut -D-glukopiranosa (atau cukup -D-glukosa)
dan -D-glukopiranosa (atau -D-glukosa).
CH2OH CH2OH
O O OH
OH OH
OH OH OH
OH OH
-D-glukosa -D-glukosa

SIFAT-SIFAT MONOSAKARIDA
Beberapa sifat monosakarida adalah sebagai berikut :
1. Hanya sedikit monosakarida yang mempunyai arti biologis penting yaitu D-glukosa, D-
fruktosa, D-ribosa, dan 2-deoksi- D-ribosa. D-glukosa terdapat dalam darah, merupakan
sumber energi utama pada kegiatan sel. Larutan D-glukosa dalam air memutarkan bidang
polarisasi ke kanan sehingga D-glukosa disebut juga dektrosa. D-fruktosa terdapat dalam
buah-buahan. Larutan D-fruktosa dalam air adalah pemutar kiri sehingga D-fruktosa disebut
juga levulosa. D-ribosa dan 2-deoksi-D-ribosa terdapat dalam asam-asam nukleat.
2. Semua monosakarida merupakan zat padat yang mudah larut dalam air. Bila hablurnya
dipanaskan, zat itu akan mencair dan mudah terurai yang pada akhirnya membentuk arang
(karbon) dan uap air.
3. Oksidasi. Semua monosakarida, baik aldosa maupun ketosa, merupakan reduktor kuat.
Larutan monosakarida bereaksi positif dengan oksidator-oksidator lemah seperti pereaksi
Fehling, pereaksi Benedict, dan pereaksi Tollens. Daya reduksi monosakarida tidak sekuat
aldehid tetapi lebih kuat daripada keton (seperti diketahui, keton tidak mereduksi pereaksi-
pereaksi yang disebutkan di atas). Daya reduksi monosakrida dapat dijelaskan dengan
struktur siklohemiasetal, di mana dalam larutan baik aldosa maupun ketosa berada dalam
kesetimbangan antara bentuk terbuka dan bentuk melingkar. Misalnya, dalam larutan D-
glukosa terdapat keseimbangan antara bentuk - dan -D-glukosa.
4. Mutarotasi. Larutan monosakarida yang baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran
sampai akhirnya dicapai suatu keadaan setimbang dengan sudut putaran tertentu. Peristiwa
seperti ini disebut mutarotasi. Peristiwa ini pun dapat dijelaskan dengan struktur
siklohemiasetal. -D-glukosa mengalami perubahan sudut putaran dari +112,20 menjadi
+52,70. -D-glukosa mengalami perubahan sudut putaran dari +18,70 menjadi +52,70.
Perhatikan bahwa kedua jenis glukosa itu pada akhirnya mempunyai sudut putaran yang
sama, karena baik bentuk  maupun bentuk  dalam larutan akan membentuk
kesetimbangan antara bentuk  dan bentuk .

2. DISAKARIDA

Suatu disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari 2 unit monosakarida yang
dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 pada unit mosakarida yang pertama
ke suatu OH pada unit monosakarida yang lain. Suatu cara ikatan yang lazim ialah suatu
hubungan glikosida  atau  dari unit monosakarida pertama ke gugus 4-hidroksil dari unit
monosakarida kedua. Hubungan ini disebut suatu ikatan 1,4’- atau 1,4’-, bergantung pada
stereokimia pada karbon glikosida. Beberapa disakarida adalah hasil dari alam; contoh yang
paling umum dari disakarida ini adalah sukrosa (gula pasir). Di bawah ini akan dijelaskan
beberapa disakarida yang penting.

Maltosa

Maltosa, dimer dari glukosa, adalah disakarida yang dihasilkan dari hidrolisis sebagian
dari amilum atau glikogen. Maltosa juga terdapat di alam, tetapi tidak berlimpah. Sumber yang
paling baik dari maltosa adalah hidrolisis dengan menggunakan enzim dari amilum. Rumus
Haworth untuk maltosa :
Pada maltosa, satu molekul glukosa terikat oleh suatu ikatan glikosidik dari karbon 1
pada unit pertama glukosa ke gugusan hidroksil pada posisi 4 dari molekul glukosa yang kedua.
Menurut perjanjian, unit glukosa dengan ikatan glikosidik merupakan bagian dari rumus sebelah
kiri dan unit glukosa dengan karbon anomerik bebas digambarkan di sebelah kanan.
Pada maltosa, karbon anomerik dari ikatan glikosidik dari unit glukosa yang pertama
(sebelah kiri) diproyeksikan  (di bawah permukaan dari cincin). Penggunaan istilah  sama
seperti pada tatanama untuk anomer dari monosakarida. Gugusan hidroksil pada unit glukosa
kedua mungkin  atau .
Ikatan yang menggabungkan dua unit monosakarida dari maltosa disebut ikatan ,
suatu ikatan 1,4’- glikosidik atau ikatan , 1 → 4’ glikosidik. Dalam nama ini, 1
menunjukkan karbon anomerik dari unit glukosa yang pertama dan 4’ menunjukkan ke karbon 4
dari unit glukosa yang kedua. Tanda (‘) dipakai untuk menandai sistem pemberian angka yang
kedua untuk unit glukosa yang kedua.
Maltosa dapat digambarkan baik dengan rumus Haworth maupun rumus konformasi.
CH2OH CH2OH CH2OH 1,4'- CH2OH atau
O O O O
1 4 H2O
OH OH OH OH OH OH
O
OH OH OH OH
OH OH OH OH
 rumus Haworth untuk maltosa

CH2OH
O
HO
HO CH2OH
OH O
O
HO OH
OH
rumus konformasi untuk maltosa

Karbon anomerik unit glukosa kedua dari maltosa adalah bebas  artinya karbon ini
tidak terikat kepada gugusan glikosidik seperti karbon anomerik dari unit glukosa pertama.
Sebagai akibatnya, ada 2 anomer dari maltosa, yaitu -maltosa (apabila gugus OH pada karbon
anomerik unit kedua mangarah ke bawah pada rumus Haworth) dan -maltosa (apabila gugus
OH pada karbon anomerik unit kedua mangarah ke atas pada rumus Haworth).
Hidrolisis maltosa menghasilkan dua unit glukosa. Reaksi ini dikatalisis oleh asam
ataupun oleh enzim maltase, yang dilepaskan oleh mukosa usus halus.

Sukrosa

Sukrosa, gula pasir, adalah suatu disakarida yang ada di perdagangan, berasal dari gula
tebu. Sukrosa terjadi dari satu unit glukosa dan satu unit fruktosa. Tidak seperti ikatan pada
maltosa dan selobiosa, ikatan yang menghubungkan kedua monosakarida dalam sukrosa
terbentuk dari kedua karbon anomerik. Sebagai akibatnya, sukrosa tidak mempunyai anomer.
Sukrosa bukan gula mereduksi dan tidak mengalami mutarotasi apabila dilarutkan dalam air.
Dalam sukrosa, ikatan dari unit glukosa adalah  dan yang dari fruktosa adalah .
-glukopiranosa
CH2OH
CH2OH O
O HO
HO
OH
OH
OH
OH O O
CH2OH
HOCH2 O
HO O CH2OH
HO OH
CH2OH
OH
-fruktofuranosa

Sukrosa

Jika dihidrolisis, sukrosa menghasilkan suatu campuran glukosa dan fruktosa, campuran
yang disebut gula invert. Nama ini timbul dari perubahan, atau inversi, pada arah dari putaran
sinar terpolarisasi oleh campuran hasil hidrolisis dibandingkan dengan larutan asal sukrosa.
Putaran spesifik dari sukrosa +66,50. Putaran optik dari campuran hasil hidrolisis mempunyai
harga negatif yang didapat dari jumlah putaran optik glukosa (+52,70) dan fruktosa (92,40).

Laktosa

Laktosa (gula susu), gula utama yang ada dalam susu sapi dan susu ibu, terdiri dari satu
unit D-galaktosa digabungkan ikatan  ke posisi 4 dari - atau -D-glukosa, sehingga juga
merupakan tipe ikatan -1,4’ glikosidik atau ikatan , 1 → 4’ glikosidik. Laktosa diperoleh
dalam perdagangan sebagai hasil tambahan pada pembuatan keju.

D-glukopiranosa CH2OH atau


O
OH OH

O OH HO CH OH
CH2OH 2 CH2OH
O O
OH O O
HO HO OH
OH OH OH

OH D-galaktopiranosa

Laktosa

Dalam tubuh, laktosa dihidrolisis dengan enzim menjadi D-glukosa dan D-galaktosa.
Galaktosa kemudian diubah menjadi glukosa, yang digunakan oleh tubuh. Pada bayi yang
mempunyai penyakit herediter galaktosemia (berarti ‘galaktosa dalam darah’), satu dari enzim
yang dibutuhkan untuk mengubah galaktosa menjadi glukosa tidak disintesis dalam sistemnya.
Jadi galaktosa ada dalam darah, menyebabkan kerdil, terbelakang, dan kematian. Pengobatan
untuk galaktosemia adalah melarang penggunaan susu dan makanan lain yang mengandung
galaktosa.

3. POLISAKARIDA

Polisakarida adalah polimer yang terbentuk dari pengulangan unit monosakarida


yang terikat bersama oleh ikatan glikosidik. Amilum dan glikogen terbentuk dari ikatan
-glukosa, dan sellulosa terbentuk dari ikatan -glukosa.
Amilum
Amilum atau pati adalah sumber energi karbohidrat yang utama dalam tanaman.
Amilum adalah homopolimer (suatu polimer yang dibentuk oleh hanya satu macam unit
monomerik) dari glukosa yang digabung oleh ikatan , ikatan yang sama dengan maltosa.
Dua macam amilum adalah amilosa dan amilopektin. Kedua macam amilum ini
umumnya disimpan dalam benih, akar, dan umbi dari tanaman dan dapat membentuk sampai
30% dari berat keseluruhan tanaman. Amilosa dipisahkan dari amilopektin dengan jalan
menambahkan pentanol-1 ke dalam larutan amilum dalam air. Amilosa kurang larut
dibandingkan dengan amilopektin sehingga tidak dapat larut ketika alkohol ditambahkan,
sedangkan amilopektin larut. Bila dilarutkan dalam air panas, amilosa larut sedangkan
amilopektin tidak.
Amilosa terdiri dari rantai tidak bercabang yang panjang dari glukosa bersama oleh
ikatan -1,4’ glikosidik atau ikatan , 1 → 4’ glikosidik. Panjang rantainya bermacam-
macam, yaitu antara 100 sampai 100.000 unit glukosa.
Rumus untuk amilosa :
ikatan , 1 4 CH2OH
CH2OH O
CH2OH O
O O HO CH2OH
OH
O
OH OH O
O O HO
OH
OH OH
Rumus Haworth Rumus Konformasi

Bila dilarutkan dalam air, amilosa membentuk micelles. Amilosa dalam micelles ada
dalam konformasi helisal, yang dapat menangkap iodium dan memberikan warna biru yang
khas.
Amilopektin, seperti amilosa, adalah suatu polimer dari glukosa yang mempunyai
ikatan -1,4’. Tidak seperti amilosa, amilopektin adalah polimer bercabang, yang menjadi
cabang rantai utama dengan ikatan -1,6’, seperti diperlihatkan pada gambar 3.4. Panjang dari
tiap cabang adalah 20 sampai 25 unit glukosa. Panjang dari rantai utama sampai 400.000 unit.
Bila dilarutkan dalam air, amilopektin berinteraksi dengan iodium memberikan warna
merah ungu, bukan warna biru tua seperti pada amilosa.
Sellulosa
Sellulosa adalah struktur polisakarida utama dalam tanaman. Katun terdiri dari lebih
kurang 90% sellulosa. Kayu mengandung campuran sellulosa dan lignin.
Polimer sellulosa terdiri dari rantai glukosa tidak bercabang dari ikatan  1→ 4’, seperti
diperlihatkan pada gambar 3.5. Polimer adalah campuran dari molekul bermacam-macam rumus
berat. Penentuan panjang rantai dilakukan dengan hidrolisis dari rantainya.
Binatang yang lebih tinggi tidak mempunyai enzim yang dapat masuk ke ikatan -
glukosa; sebagai akibatnya, mereka tidak dapat mencernakan sellulosa. Binatang memamah
biak, seperti sapi atau rusa, dapat makan rumput dan menggunakan sellulosa sebagai makanan
karena mikroorganisme yang ada dalam saluran pencernaan membentuk secara biosintesis
enzim sellulase, yang dapat memecah ikatan  dalam sellulosa dan membebaskan glukosa yang
terikat.

Glikogen

Glikogen adalah karbohidrat yang menjadi sumber energi pada binatang. Glikogen
disimpan di hati (samapai 10% dari berat basah) dan di otot. Glikogen dipecah oleh binatang
untuk mendapatkan glukosa guna memelihara kadar gula darah dan untuk memberi energi guna
aktivitas otot.
Glikogen mempunyai struktur sama dengan amilopektin. Glikogen adalah polimer dari
glukosa ikatan , 1→ 4’ dengan cabang , 1→ 6’. Glikogen mempunyai lebih banyak cabang
daripada amilopektin, cabang terjadi pada setiap 8 sampai 12 unit glukosa pada rantai utama.
Panjang dari rantai cabang lebih kurang 8 sampai 10 unit glukosa, lebih pendek dar amilopektin.
Molekul glikogen mempunyai berat formula yang sangat berbeda, mulai dari 270.000 sampai
100.000.000.

Anda mungkin juga menyukai