Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ningsih Widari

NIM : 121000287
Kelas :C
Matakuliah : METODOLOGI PENELITIAN

“HUBUNGAN ANTARA KEGEMUKAN DENGAN KEBIASAAN


KURANG TIDUR PADA REMAJA”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Obesitas merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan massa jaringan lemak dalam
tubuh (Fauci et all, 2008). Obesitas dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara
energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Obesitas merupakan permasalahan yang
dapat terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa, termasuk remaja. Seseorang dikatakan
sehat apabila berada dalam keadaan yang seimbang antara dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Hal ini dapat dikatakan apabila seseorang yang memiliki berat badan seimbang dengan tinggi
badannya dapat dikatakan berada dalam kondisi sehat. Meskipun kadang-kadang orang yang
secara fisik terlihat sehat pun belum mampu sepenuhnya kita sebut sehat. Apalagi seseorang
yang dari segi fisik terlihat sudah tidak seimbang seperti bentuk tubuh yang tidak seimbang
antara berat badan dan tinggi badannya. Faktor yang paling penting dalam memengaruhi
kondisi kesehatan seseorang adalah faktor kebiasaan dan gaya hidup. Sebagai contoh,
seseorang yang rela dan terbiasa meluangkan tenaga dan waktunya untuk berolahraga rutin
tiga kali seminggu akan senantiasa memiliki bentuk tubuh ideal dibandingkan dengan orang
yang sudah terbiasa malas dan enggan untuk melakukan olahraga rutin tersebut.

Banyak sudah manusia yang mengalami masalah dengan berat badannya yang terjadi
di lingkungan sekitar kita akibat dari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik orang-orang di
sekitar kita terutama gaya hidup anak muda jaman sekarang. Pada umumnya usia-usia rawan
penyakit berada pada rentang usia 30 keatas, namun kita juga tidak bisa menutup mata
terhadap anak-anak remaja.
Prevalensi anak kegemukan pada usia 13-15 tahun di Indonesia menurut Riskesdas
tahun 2010 adalah 2.5%, sudah banyak fenomena terjadinya obesitas pada para remaja.
Obesitas ini akan mengakibatkan rentannya remaja terhadap penyakit terutama penyakit
degeneratif di masa mendatang. Karena melihat banyaknya fenomena ini terjadi. Sangat perlu
sekali untuk dilakukan suatu studi yang mendalami mengenai masalah ini. Studi kasus sangat
diperlukan. Sebenarnya karena kebiasaan yang salah dalam makan dan tidur yang terjadi di
kalangan para remaja ini sehingga banyak terjadi obesitas di kalangan remaja. Faktor
kebiasaan pergaulan di malam hari dan waktu tidur yang singkat sangat memiliki andil yang
besar dalam memperparah masalah obesitas di kalangan remaja. Ditambah lagi aktivitas
remaja yang dinamis mulai dari sekolah, ekstrakurikuler, les, hingga bermain bersama teman-
teman otomatis mengorbankan waktu tidur. Akibatnya banyak remaja yang tidur kurang dari
enam jam. Padahal menurut National Sleep Foundation, waktu tidur remaja yang
direkomendasikan sekitar sembilan jam per hari.

Sebenarnya bukan hanya remaja saja yang mudah mengalami obesitas apabila kurang
tidur. Namun bila dilihat dari kebiasaan dan faktor usia yang masih mudah belum lagi
kenyataan bahwa para remaja adalah generasi penerus bangsa yang menentukan akan seperti
apa negara ini di masa depan menjadi ketentuan tersendiri untuk masalaah ini. Dapat
dibayangkan betapa berbahayanya apabila banyak remaja yang mengalami obesitas, tentu
saja ini memengaruhi satus kesehatan negara ini. Remaja memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mengalami kurang tidur.

Para peneliti dari Universitas Columbia dan Universitas North Carolina menemukan,
remaja berusia 16 tahun yang waktu tidurnya kurang dari enam jam, berisiko 20 persen lebih
tinggi menderita obesitas di usia 21 tahun, dibandingkan mereka yang waktu tidurnya
delapan jam. Para peneliti memeriksa informasi kesehatan dari 10 ribu orang berusia 16-21
tahun. Mereka merupakan bagian dari National Longitudinal Study of Adolescent Health.
Mereka mengumpulkan informasi soal tinggi dan berat badan para remaja ini di tahun 1995,
dan dilanjutkan pada tahun 2001. Hasil studi memperlihatkan, ketika para partisipan ini
berusia 16 tahun, hampir seperlima dari mereka memiliki waktu tidur kurang dari enam jam
dalam semalam. Para peneliti menemukan, para partisipan ini - baik laki-laki dan perempuan
- meningkat risiko obesitasnya pada usia 21 tahun.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam konferensi SLEEP 2013 menunjukkan,


remaja yang kurang tidur cenderung tertarik terhadap makanan yang tak sehat dibandingkan
mereka yang memiliki waktu cukup untuk beristirahat. Selain itu dalam sebuah penelitian
yang dipublikasikan dalam Journal of Pediatrics menunjukkan bahwa bagi remaja yang
menderita obesitas, tidur tampaknya berhubungan dengan risiko kardiometabolik (yang
mencakup hal-hal seperti tekanan darah tinggi, gula darah dan indeks massa tubuh).

Remaja yang memiliki potensi untuk gemuk harus lebih berhati-hati lagi karena akan
lebih mudah mengalami obesitas dibandingkan remaja lainnya karena mereka telah memiliki
hormon berlebih dan juga gen yang mempermudah terjadiya obesitas. Maka dari itu harus
melakukan pencegahan sedini mungkin serta harus teliti dan cermat dalam mengatur aktivitas
harian dan waktu untuk tidur.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari tahu bagaimana hubungan antara kurang tidur dan obesitas di kalangan para
remaja.
2. Apa dampak dari kurang tidur dan obesitas bagi para remaja?
3. Bagaimana Cara meminimalisir kejadian obesitas di kalangan remaja?

1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi definisi obesitas di kalangan remaja


2. Mengetahui bagaimana hubungan antara kurang tidur dengan obesitas
3. Mengetahui dampak yang terjadi akibat dari kurang tidur dan obesitas pada remaja
4. Mengetahui cara meminimalisir kejadian obesitas pada remaja

Anda mungkin juga menyukai